• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKANGERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN BABAKAN HURIP KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKANGERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN BABAKAN HURIP KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN BABAKAN HURIP KECAMATAN

SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD Penjas

Oleh

Januar Ikhsan 0903208

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARPENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“PENGGUNAAN ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK

MENINGKATKAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS PADA SISWA

KELAS V SDN BABAKAN HURIP KECAMATAN SUMEDANG UTARA

KABUPATEN SUMEDANG” ini dan isinya adalah benar-benar karya saya

sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Sumedang, Juni 2013

(3)

JANUAR IKHSAN

PENGGUNAAN ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN

UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN BABAKAN HURIP

KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. Entan Saptani, M.Pd. NIP. 196204131987031002

Pembimbing II,

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd. NIP. 196002061986031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD S-1 PENJAS

(4)

iv

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. PerumusandanPemecahanMasalah ... 11

1. PerumusanMasalah ... 11

2. PemecahanMasalah ... 11

C. TujuanPenelitian ... 14

D. ManfaatPenelitian ... 15

E. BatasanIstilah ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18

A. KajianTeoritis ... 18

1. Pengertian Pembelajaran ... 18

2. Konsep Pendidikan Jasmani ... 19

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di SD ... 20

4. Perkembangan dan Karakteristik Anak Kelas V SD... 21

5. Pengertian Renang Gaya Bebas ... 22

6. Pengertian Alat dan Media Pembelajaran ... 32

7. Pembelajaran Renang Gaya Bebas Melalui Alat/Media ... 34

a. Pengenalan Aktivitas Air ... 35

b. Gerakan Meluncur ... 35

c. Gerakan Tungkai ... 40

d. Gerakan Lengan ... 43

e. Gerakan Pernafasan ... 44

B. Hasil Temuan Penelitian yang Relevan ... 50

(5)

v

2. WaktuPenelitian ... 52

B. SubjekPenelitian ... 53

C. MetodedanDesainPenelitian ... 54

1. MetodePenelitian... 54

2. DesainPenelitian ... 55

D. ProsedurPenelitian... 57

1. TahapPerencanaan Pembelajaran (Planning) ... 57

2. Tahap Kinerja Guru DalamPelaksanaanTindakan (Action) ... 58

3. TahapanObservasi (Observer) ... 60

4. TahapanAnalisisdanRefleksi (Reflection) ... 60

5. Perencanaan Ulang (Re Planning) ... 60

E. InstrumenPenelitian... 61

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 62

1. Teknik Pengolahan Data ... 62

2. Pengolahan Data Hasil ... 63

3. Analisis Data ... 63

G. Validasi Data ... 64

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Paparan Data Awal ... 66

1. Paparan Data Awal Perencanaan ... 66

2. Paparan Data Awal Pelaksanaan ... 67

3. Paparan Data Awal Aktivitas Siswa ... 68

4. Paparan Data Awal Hasil Tes ... 69

5. Analisis dan Refleksi ... 70

B. Paparan Data Tindakan ... 77

1. Paparan Data Siklus I ... 77

a. Paparan Data Perencanaan ... 77

b. Paparan Data Pelaksanaan... 80

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 88

d. Paparan Data Hasil Belajar ... 90

e. Analisis dan Refleksi... 92

2. Paparan Data Siklus II ... 104

a. Paparan Data Perencanaan ... 105

b. Paparan Data Pelaksanaan... 108

(6)

vi

a. Paparan Data Perencanaan ... 133

b. Paparan Data Pelaksanaan... 136

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 145

d. Paparan Data Hasil Belajar ... 148

e. Analisis dan Refleksi... 150

4. Paparan Data Siklus IV ... 161

a. Paparan Data Perencanaan ... 161

b. Paparan Data Pelaksanaan ... 163

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 172

d. Paparan Data Hasil Belajar ... 175

e. Analisis dan Refleksi ... 177

C. Pembahasan ... 187

1. Pembahasan Perencanaan... 187

2. Pembahasan Pelaksanaan ... 189

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 191

4. Pembahasan Hasil Belajar ... 194

5. Temuan dan Refleksi Hasil Penelitian ... 199

6. Pembuktian Hipotesis ... 215

BAB V KESIMPULANDANSARAN ... 216

A. Kesimpulan ... 216

B. Saran ... 218

DAFTAR PUSTAKA ... 221

LAMPIRAN ... 223

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan suatu alat

pendidikan secara komperhensif. Tujuan pendidikan jasmani selaras dengan

tujuan umum pendidikan. Pengertian pendidikan jasmani menurut Lutan (Safari,

2011:8) yaitu,„Proses belajar untuk bergerak yang tujuannya begitu luhur akan dicapai, setelah mencapai masa yang cukup lama‟. Pengertian pendidikan jasmani

menurut Nixon (Safari, 2011:8) yaitu, „Fase dari proses pendidikan keseluruhan

yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup sistem, otot serta hasil

belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut‟.

Pendidikan jasmani juga merupakan bagian integral dari pendidikan yang

bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,

keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui

aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara

sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan

olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang terstruktur dan terencana yang

di dalamnya mempengaruhi kerja otot. Menurut Rukmana dalam perkuliahan

bahwa “olahraga itu berbentuk eksak yang merupakan aktivitas sosial dalam

kehidupan sehari-hari.”

Materi yang diberikan untuk mengembangkan aspek diatas ruang

lingkupnyameliputiaspek-aspek seperti yang tercantum dalam Depdiknas (2006:

175) sebagai berikut:

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non-lokomotor, manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis dan beladiri serta aktivitas lainnya. 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen

kebugaran jasmanidan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

(8)

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJdan senam aerobik serta aktivitas lainnya.

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di airdan renang serta aktivitas lainnya.

6. Pendidikanluar kelas (Outdor Education),

meliputi:piknik/karyawisata,pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajahdan mendaki gunung.

7. Kesehatanmeliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegahdan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiridan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani

merupakan suatu matrik pembelajaran yang sudah memiliki substansi materinya

masing-masing untuk dijadikan bahan pembelajaran.

Apa yang perlu disajikan guru penjas dalam memberikan pembelajaran?

Pembelajaran yang dikemas kedalam bentuk permainan dirancang dalam suatu

proses yang kondusif, diyakini dapat menghasilkan rasa senang bagi siswa. Selain

itu dapat pula membina kesehatan dan rasa percaya diri. Jadi mengajarkan

permainan harus tetap merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kurikulum pendidikan jasmani.

Permainan merupakan bagian bidang studi pendidikan jasmani yang

mempunyai banyak kegiatan. Seperti halnya pada kegiatan olahraga pada

umumnya, dengan bermain akan terpacu perkembangan manusia secara

menyeluruh misalnya perkembangan jasmani koordinasi gerak, kejiwaan dan

sosial.

Aktivitas permainan menurut Sukintaka (1992:37) yaitu:

(9)

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa permainan dapat menunjang

pertumbuhan dan perkembangan siswa ke arah yang sempurna, artinya dengan

diadakannya permainan dalam sebuah pembelajaran penjas akan mendorong

minat dan motivasi siswa dalam belajar.

Terdapat beberapa aspek permainan dan olahraga diantaranya meliputi

cabang olahraga Renang yang masuk kedalam permainan air.Berenang adalah

gerakan sewaktu bergerak diair.Berenang biasanya dilakukantanpa perlengkapan

buatan.Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga.Berenang

dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnyadi air, mencari ikan,

mandi, atau melakukan olahraga air.Berenang untuk keperluan rekreasi dan

kompetisi dilakukan di kolam renang.Olahraga renang membuat tubuh sehat

karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.

Renang memiliki kegiatan yang khas seperti terapung, meluncur, menyelam

hingga melakukan koordinasi gerakan lengan dan tungkai dalam satu gaya renang.

Hal ini merupakan pola gerak dasar dominan dalam renang sebagai pondasi bagi

keterampilan siswa ketika bermain di dalam air dan juga merupakan gerak dasar

bagi pembinaan olahraga.Sebagaimana dikemukakan oleh Suherman (2001:29)

tentang pola gerak dasar dominan dalam renang yaitu:

Kemampuan dasar renang yang harus dipahami oleh para guru, yaitu anak perlu belajar renang yang dimulai dari keterampilan gerak dasar yang paling sederhana.Kemampuan tubuh yang mendasari semua gaya renang yakni meringankan tubuh di permukaan air, mengapung atau mengambang di air dan meluncur.

Dari pernyataan diatas, bahwa sebelum siswa belajar satu gaya dalam

renang, siswa terlebih dahuluharus menguasai dan berani beradaptasi di

lingkungan sekitar kolam renang. Sebelum siswa mempraktikkan suatu gaya

dalam renang, menurut Suherman (2001:17) siswa harus belajar memperaktikkan

pengenalan di air sebagai wujud aktivitas belajar keberanian dan

kesenangan.Aktivitas tersebut meliputi:

1. Belajar berdiri dan membasahi muka di kolam renang, 2. Berjalan di kolam renang,

(10)

5. Menahan dan mengeluarkan udara di dalam air, 6. Melakukan aneka gerak tubuh di dalam air, dan 7. Melakukan berbagai aktivitas permainan di dalam air.

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pengenalan aktivitas di

air adalah aktivitas yang dilaksanakan pada pra pembelajaran sebelum siswa

melakukan renang dalam suatu gaya.

Selain itu, yang menentukan keberanian dan kesenangan siswa dalam

memperaktikkan renang adalah alat dan media pembelajaran yang lengkap.

Keberhasilan siswa dalam belajar renang sangat ditentukan oleh alat bantu.

Keberhasilan tersebut menurut Suherman (2001:10) yaitu :

Beberapa macam alat bantu belajar renang dapat digunakan untuk memperkaya bahan ajar, sehingga waktu aktif belajar dapat dimanfaatkan secara penuh. Artinya, dengan dukungan alat bantu, anak tidak banyak menunggu giliran atau harus satu-satu dilayani oleh guru. Alat bantu akan sangat besar manfaatnya pada situasi kelas yang jumlah siswanya banyak. Selain itu, alat ini bermanfaat untuk menjaga keselamatan siswa. Dengan demikian tercipta rasa aman.

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa alat bantu dalam belajar renang

merupakan alat untuk menunjang keselamatan dan keberhasilan siswa.

Dari keberanian, kesenangandan keberhasilan siswa di atas telah terjawab

berdasarkan landasan teori tentang penggunaan alat dan media dalam proses

pembelajaran renang gaya bebas. Teori mengenai alat diperkuat oleh Sukintoko

(1983:10) yaitu:

Fasilitas renang yang menentukan cara penyampaian pelajaran. Alat-alat yang langsung digunakan dalam pelajaran harus dapat ditentukan secara pasti bagaimana cara menggunakannya,dan hasilyangdiharapkan dengan menggunakan alat tersebut, misalkan batu-batu kecil untuk latihan menyelam, papan-papan untuk berlatih kaki danstang untuk belajar dan berlatih teknik tangan atau kaki dalam bermacam-macam gaya. Macam-macam alat tersebut harus dapat dikenal, baik sifat maupun kegunannya dalam pelajaran, sehingga guru dapat dengan tepat cara menggunakannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa teori tentang alat menjelaskan

(11)

Sedangkan teori mengenai media diperkuat oleh Sudin dan Saptani (2009:5)

adalah“sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran

secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan

mudah.”

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa teori tentang media menjelaskan

ketercapaian tujuan pembelajaran melalui sebuah media berupa perangkat yang

berkaitan dengan media sebagai alat bantu dalam belajar mengajar.

Mengapa alat dan media menjadi tolak ukur dalam mencapai keberhasilan

siswa dalam belajar renang? Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suherman

(2001: 10) yaitu:

Karena alat bantu belajar renang dapat digunakan untuk memperkaya bahan ajar, sehingga waktu aktif belajar dapat dimanfaatkan secara penuh dan sangat besar manfaatnya pada situasi kelas yang jumlah siswanya banyak. Selain itu, alat ini bermanfaat untuk menjaga keselamatan siswa. Dengan demikian, tercipta rasa aman.

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa tolak ukur dalam mencapai

keberhasilan siswa ditentukan oleh pembelajaran yang kegiatannya dikemas ke

dalam penggunaan alat bantu belajar renang sebagai bentuk latihan siswa sebelum

mempraktikkan suatu gaya dalam renang. Latihan dengan alat, siswa akan merasa

aman dan nyaman, serta dengan keamanan dan kenyamanan tersebut secara

bertahap akan menunjang keberhasilan siswa.

Sedangkan peranan media pada pra pembelajaran yaitu“untuk menarik

minat dan perhatian siswa pada materi yang akan disampaikan, pada tahap

penyajian pelajaran yaitu untuk mengikat perhatian siswa selama pelajaran

berlangsung, pada tahap tindak lanjut yaitu memberi kesempatan pada siswa

untuk mencoba menerapkan berbagai prosedur yang baru didapat” (Sudin dan

Saptani, 2009:16).

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa materi yang disampaikan melalui

media pembelajaran yang dikemas secara menarik,akan pula menarik minat dan

(12)

Perlu diketahui bahwa renang gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat

dengan teknik-teknik dasar tertentu.Gaya bebas dilakukan dengan beranekaragam

gerakan dalam berenang yang bisa membuat perenang dapat melaju didalam air.

Proses belajar mengajar renang gaya bebas melalui beberapa tahapan berdasarkan

unsur atau elemen gerak yang ada pada renang gaya bebas. Unsur gerak tersebut

adalah:

1. Pengenalan aktivitas/sifat-sifat air

2. Posisi tubuh dari setiap elemen

3. Meluncur

4. Gerakan kaki

5. Gerakan lengan dan tangan

6. Pernafasan

7. Koordinasi

Pengertian renang gaya bebas (The Free Style) menurut PRSI (Dumadi,

1992:2) ialah:

Gaya renang yang benar-benar bebas menggunakan atau memilih salah satu gaya renang dalam nomor gaya bebas. Hal ini ada kaitannya dengan nomor renang gaya berganti, dimana gaya bebas dibatasi memilih gaya renangnya, yaitu tidak boleh menggunakan tiga gaya renang yang mendahuluinya.

Dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar, peneliti akan mencoba

mengatasi permasalahan yang timbul dalam 1 kelas di SD ketika belajar gerak

dasar renang gaya bebas, dengan terlebih dahulu peneliti melakukan pra observasi

yangbertujuan untuk mendapatkan data awal melalui analisis proses serta

wawancara dengan siswa dan guru.Pada tugas penelitian ini, peneliti bukan hanya

sebagai ketua peneliti dan observer saja melainkan sebagai praktisi, karena

peneliti memiliki visi untuk memecahkan permasalahan dalam kegiatan belajar

mengajar yang dialami oleh guru dan siswa.

Pada saat pra observasi, semata-mata siswa hanya difokuskan untuk

bermainsaja ketika berada diair. Tetapi hal demikian tidaksalah, karena dengan

bermain akan terpacu perkembanganmanusia secara menyeluruh misalnya

(13)

dan sosial.“Bermain menurut prinsip psikologi sangat diperlukan sekali, karena

tanpa disadari sudah mendorong mereka untuk menyenangi cabang olahraga air

ini, dan meningkatkan rasa percaya diri, ketekunan, serta menghilangkan rasa

takut” (Murni, 2000: 21). Kutipan tersebut dapat disimpulkan, bahwa sebetulnya

bermain di air itu hanya untuk menciptakan suasana belajar yang menarik serta

untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Tetapi pada proses KBM,

siswa diharuskan untuk bisa melakukan gerak dasar renang gaya bebas agar

mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Bukti empirikyang penulis cantumkan dalam penelitian ini hanya

sebagai acuan bukan verifikasi dan hasilnya tidak harus seperti keterampilan

seorang atlet karena dasar kemampuan manusia berbeda-beda (individualisasi),

apalagi kemampuan anak SD yang masih perlu diasah.

Berdasarkan hasil pra observasi dilapangan pada tanggal 7 Desember 2012,

terbukti pada proses KBM gerak dasar renang gaya bebas, ternyata adabeberapa

masalah urgen yang dianalisis langsung oleh peneliti pada saat menjadi observer,

sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Pada saat peneliti melaksanakan observasiterhadap Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) guru penjas SDN Babakan Hurip dengan materi

pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas, ternyata masih perlu diperbaiki dan

ditingkatkan. Permasalahan pada perencanaan yaitu perumusan indikator dan

tujuan pembelajaran renang gaya bebas hanya terfokus pada teknik dasar tanpa

adanya pengenalan aktivitas air terlebih dahulu yang secara psikologis dapat

memupuk rasa senang, keberanian, percaya diri, ketekunan serta dalam

perencanaantidak mengembangkan dan mengorganisasikan alat dan media

pembelajaran sebagai alat bantu belajar gerak dasar renang gaya bebas.

2. Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pada saat peneliti melaksanakan observasiterhadap kinerja guru dalam

KBM gerak dasar renang gaya bebas, ternyata masih perlu diperbaiki dan

ditingkatkan. Permasalahan pada proses pembelajaran yaitu sebagian besar tidak

(14)

menyampaikan sebuah teori melalui metode ceramah dan komando saja,

kemudian banyak mendemonstrasikan teknik dasar dibanding gerak dasar gaya

bebas dan kegiatan pengenalan air yang dapat memupuk rasa senang. Pada proses

KBMtidak didukungoleh alat dan media pembelajaran serta alur pembelajaran

tidak sistematis sesuai alur KBM yaitu apresepsi (pra pembelajaran), eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi serta evaluasi di akhir pembelajaran.

3. Pelaksanaan Aktivitas Siswa

Pada saat peneliti melaksanakan observasi terhadap aktivitas siswa dalam

KBM gerak dasar renang gaya bebas, ternyata masih perlu diperbaiki dan

ditingkatkan. Permasalahan pada aktivitas siswa ini sebagai dampak dari prilaku

kinerja guru, sehingga sebagaian besar siswatidak menguasai gerakan renang gaya

bebas. Saat KBM berlangsung sebagian besar siswa kurang disiplin, semangat dan

kerjasama pada implementasi pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas dan

permainan maupun kegiatan pengenalan di air.

4. Hasil Belajar

Pada saat peneliti melaksanakan pra observasi terhadap pelaksanaan tes

renang gaya bebas,hasilnya dari jumlah 38 orang siswa kelas V SD mayoritas

tidak menguasainya.Karena ada beberapa penyebab yang muncul sehingga siswa

kesulitanmelakukangerak dasar renang gaya bebas yaitu:

a. Ditemukannya siswa yang kurang mengenal dengan gerakan-gerakan renang

gaya bebas,

b. Terdapat siswa-siswi yang takut berenang di air (takut tenggelam),

c. Terdapat siswa-siswi yang tidak bisa mengapung di air,

d. Pembelajaran kurang inovatif seperti pembelajaran berpusat pada guru, yang

terjadi siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu

diperkirakan karena guru hanya menyampaikan sebuah teori melalui metode

ceramah dan komando tanpa adanya suatu praktek langsung yang mampu

mengkonkretkan tentang gerak dasar renang gaya bebas,

e. Kurang kondusifnya kondisi lapangan (kolam renang), banyak siswa yang

(15)

f. Setelah pemanasan siswa langsung dihadapkan pada teknik dasar renang gaya

bebas tanpa terlebih dahulu melakukan pengenalan aktivitas di air, sehingga

siswa merasa ketakutan dan ketidaktahuan harus melakukan gerakan seperti

apa, sertapembelajaranterlihat monoton dan membosankan,

g. Alat dan media pembelajaran yang tidak mendukung siswa untuk

memaksimalkan kemampuannya dalam melakukan gerak dasar renang gaya

bebas.

Permasalahan padahasil tes, terbukti dari data awal yang dipaparkan pada

tabel 1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Tes Renang Gaya Bebas

No Nama Siswa

Aspek Yang di Nilai

Skor Nilai

Ketuntasan Posisi

Tubuh Meluncur Tungkai Lengan Pernafasan Koordinasi T T

T

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ade S. √ √ √ √ 6 25 √

2 Aditya H. √ √ √ √ 6 25 √

3 Aditya N. √ √ √ √ 6 25 √

4 Agun G. √ √ √ √ 9 37 √

5 Agim G. √ √ 6 25

6 Aji M. √ √ √ √ 6 25 √

7 Andi R. √ √ √ √ 6 25 √

8 Arif N. √ √ √ √ 6 25 √

9 Bayu S. √ √ 6 25

10 Bunga N. √ √ √ √ 6 25 √

11 Cindi S. √ √ √ √ 6 25 √

12 Dadan S. √ √ √ √ 6 25 √

13 Evi N. √ √ √ √ 6 25 √

14 Fitri W. √ √ √ √ 6 25 √

15 Gina A. S. √ √ √ √ 6 25 √

16 Gita P. √ √ √ √ 6 25 √

17 Heru A. L. √ √ √ √ 6 25 √

18 Imat A. √ √ √ √ 6 25 √

19 Iwa C. √ √ √ √ 6 25 √

20 Maulana Y. √ √ √ √ √ √ 22 91 √

21 Memey Y. √ √ √ √ 6 25 √

22 M. Ardiansyah √ √ √ √ 6 25 √

23 M. Habibul H. √ √ √ √ 6 25 √

24 M. Faturahman √ √ √ √ 6 25 √

25 M. Ihsan F. √ √ √ √ 6 25 √

26 M. Solah √ √ √ √ √ √ 22 91 √

27 Muna M. √ √ 6 25

28 Neng H. √ √ √ √ 6 25 √

29 Rafi Suci R. √ √ √ √ 6 25 √

30 Rafli √ √ √ √ 6 25 √

31 Rahman H.A. √ √ √ √ 22 91

32 Rijal T. √ √ √ √ 6 25 √

33 Risa Aryani √ √ √ √ 6 25 √

34 Rizal Cahya P. √ √ 6 25

(16)

36 Sisky Setia √ √ √ √ 6 25 √

37 Vionita Abada √ √ √ √ 6 25 √

38 Wiwin Nuryeni √ √ 6 25 √

Jumlah 1160 3 35

Persentase (%) 30

% 8 %

92 %

Rata-rata 30

Jumlah Skor Maksimal (Skor Ideal) = 24

Melihat dari tabel diatas tentang hasil tes awal renang gaya bebas

diperoleh8% yang artinyadari jumlah 38 siswa kelas V, ternyata hanya3 orang

siswa yang lulus melakukan gerak dasar renang gaya bebas. Sedangkan 92% atau

35 orang siswa yang tidak lulus melakukan gerak dasar renang gaya bebas.Nilai

rata-rata kelas hanya mencapai angka30. Dengan hal ini perlu adanya refleksi

serta tindakan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam melakukan gerak

dasar renang gaya bebas.

Salah satu tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar gerak

dasar renang gaya bebas yaitu melalui penggunaan alat dan media pembelajaran

yang dapat membantu siswa di kolam renangagar siswa mampu menghindari

dirinya dari rasa takut berenang di air dan ketidakbisaan melakukan renang gaya

bebas.Pelaksanaan penggunaan alat dan media yang diimplementasikan oleh guru

dan siswa pada proses KBM sebagai berikut:

1. Siswa melakukan gerakan meluncur, tungkai, lengan, pernafasan dan

koordinasi/rangkaian gerak dasar renang gaya bebas dibantu oleh pelampung,

sedangkan guru mendemonstrasikan cara-cara menggunakan alat bantu renang

tersebut yang dibantu oleh salah seorang siswa mulai dari penggunaan

pelampung ketika meluncur sampai dengan gerakan koordinasi renang gaya

bebas.

2. Siswa melakukan gerakan meluncur, tungkai, lengan, pernafasan dan

koordinasi/rangkaian gerak dasar renang gaya bebas dengan menggunakan

media tali (tambang), bambu dan jarak secara bertahap. Tugas guru adalah

menjelaskan penggunaan media tali dan bambu tersebut dengan cara

berpasangan, yaitu dipegang oleh teman yang membantunya, serta

menggunakan jarak secara bertahap dengan mematok batas kolam yang harus

(17)

Tindakandiatassecara bertahap akan memberikan dampak yang baik

terhadap kelancaran proses belajar gerak dasar renang gaya bebas.Mencermati

kutipan di atas, peneliti mempunyai perencanaan dan pelaksanaan tindakan

yang lebih kompleks lagi untuk mengatasi masalah guru dan siswa di kelas V

SD pada proses KBM gerak dasar renang gaya bebas.

Dari uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengembangkannya ke

dalam metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya perbaikan

perencanaan, pelaksanaan (kinerja guru), aktivitas siswa dan hasil belajar dalam

praktik renang gaya bebas dengan mengambil judul penelitian yaitu ”Penggunaan

Alat dan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Renang Gaya

Bebas Pada Siswa Kelas V SDN Babakan Hurip Kecamatan Sumedang Utara

Kabupaten Sumedang.”

B.Perumusan dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Melihat 4 substansi permasalahan yang terdapat pada latar belakang

masalah, maka deskripsi rumusan masalah akan peneliti tuangkan ke dalam

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas dengan

menggunakan alat dan media pembelajaran?

b. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas

dengan menggunakan alat dan media pembelajaran?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas

dengan menggunakan alat dan media pembelajaran?

d. Bagaimanapenggunaanalat dan media pembelajaranterhadappeningkatan hasil

belajargerak dasar renang gaya bebas?

2. Pemecahan Masalah

Munculnyapermasalahan dari latar belakang, maka langkah selanjutnya

yaitu mencari alternatif untuk pemecahan masalah tersebut melalui penelitian

(18)

inimempunyai kelebihan seperti yang dijelaskan Wiriaatmaja(Rukmana, 2012:1-2):

a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan.

b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi tenaga profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya. c. Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu

memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.

d. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. e. Dengan melaksanakan PTK, guru menjadi kreatif karena selalu dituntut

untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Dalam setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan mencari berbagai upaya sebagai pemecahan.

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa PTK ini digunakan untuk

mengadakan perbaikan dan peningkatan terhadap kinerja guru dan siswa dalam

proses KBM mulai dari substansi perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa dan

hasil belajar.

Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka peneliti mengajukan

pemecahan masalah dengan menerapkan pembelajaran gerak dasar renang gaya

bebas melalui penggunaan alat dan media. Langkah-langkahnya dapat dilakukan

sesuai dengan 4 pertanyaan rumusan masalah di atas sebagai berikut:

1) Tahap PerencanaanPembelajaran

a) Guru akan menjelaskan kepada siswa mengenai indikator kegiatan, tujuan

pembelajaran dengan mencantumkan kriteria keberhasilan, pokok-pokok

kegiatan yang tertuang pada Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya (RPP)

tentanggerak dasar renang gaya bebas melalui penerapan alat dan media

(19)

b) Guru akan mempersiapkan alat dan media pembelajaran sebagai tindakan

utama yakni alat bantu siswa dalam praktik renang gaya bebas diantaranya

pelampung, tali (tambang), bambu dan jarak bertahap.

2) Tahap Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah

dipersiapkan. Guru akan mendemonstrasikangerak dasar renang gaya bebas

melalui penggunaanalat dan media pembelajarandengan tidak langsung

mengajarkan teknik dasarrenang gaya bebas, artinya dilaksanakan secara

berurutan sesuai dengan pengelompokkan elemen gerak menuju pelaksanaan

praktik gerak dasar renang gaya bebas mulai dari pengenalan aktivitas air, posisi

tubuh, meluncur, gerakan tungkai, gerakan lengan, pernafasan,

koordinasi/rangkaian.Praktik renang akan diawali dengan simulasi gerakan renang

gaya bebas yang dilaksanakan di darat (sekitar kolam), bisa juga ketika

melakukan pemanasan di darat dengan melakukan gerakan yang berorientasi pada

gerakan renang gaya bebas. Kegiatan tersebut sebagai adaptasi siswa dengan

gerakan renang gaya bebas sebelum masuk ke air. Kemudian alur pembelajaran

akan dilaksanakan secara sistematis sesuai alur KBM yaitu apresepsi (pra

pembelajaran), eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi serta evaluasi di akhir

pembelajaran.

3) Tahap Pelaksanaan Aktivitas Siswa

Pada tahapan ini siswa melakukan gerak dasar renang gaya bebas sesuai

dengan perencanaan yang sudah dipersiapkan oleh guru. Siswa tidak langsung

melakukan renang gaya bebas, melainkan terlebih dahulu melakukan aktivitas

pengenalan di air. Pada saat melakukan gerakan renang gaya bebas, siswa akan

dibantu dengan alat (papan pelampung) serta dengan penggunaan media (tali,

bambu dan jarak tempuh secara bertahap) dengan berpasangan untuk kelancaran

proses pembelajaran. Pada sela-sela pembelajaran, siswa melakukan aktivitas

permainan di air agar menciptakan suasana yang menyenangkan. Semua kegiatan

(20)

guru akan menjelaskan pembelajaran,suaranya harus lantang serta menunjukkan

sikap tegas kepada siswa apabila ada siswa yang tidak sungguh-sungguh

mengikuti pembelajaran. Dengan kegiatan tersebut dapat mengembangkan minat

dan motivasi siswa agar selalu semangat dan bekerjasama mengikuti

pembelajaran serta dengan ketegasan guru siswa dapat membiasakan diri bersikap

disiplin. Aktivitas siswa ini terjadi sebagai dampak dari kinerja guru dalam

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Maka perencanaan dan

pelaksanaan harus menunjang kepada aktivitas siswa agar selalu menunjukkan

sikap disiplin serta semangat dan selalu bekerjasama.

4) Tahap Peningkatan Hasil Belajar

Setelah siswa melakukan latihan belajar gerak dasar renang gaya bebas

menggunakan alat bantu renang, selanjutnya guru akan menganalisis hasil belajar

siswamelalui postes. Dengan postes tersebut, mungkin akan dapat dilihatfluktuasi

hasil belajargerak dasar renang gaya bebas siswa kelas Vtanpa menggunakan alat

bantu belajar renang. Apabila siswa tersebut telah mampu melakukan gerak dasar

renang gaya bebas dengan baik dan sungguh-sungguh, maka hal tersebut

merupakan sebuah peningkatan kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran

renang.

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalahyang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk mengetahui

gambaran praktik pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas

melaluipenggunaan alat dan media untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

V SDN babakan Hurip.Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan pada proses pembelajaran gerak dasar renang

gaya bebas melalui penggunaanalat dan media pembelajaran pada siswa kelas

(21)

2. Untuk mengetahui kinerja gurupada proses pembelajaran gerak dasar renang

gaya bebas melalui penggunaanalat dan media pembelajaran pada siswa kelas

V SDN Babakan Hurip Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswapada proses pembelajaran gerak dasar renang

gaya bebas melalui penggunaanalat dan media pembelajaran pada siswa kelasV

SDN Babakan Hurip Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada proses

pembelajarangerak dasar renang gaya bebas melalui penggunaanalat dan media

pembelajaran pada siswa kelas V SDN Babakan Hurip Kecamatan Sumedang

Utara Kabupaten Sumedang.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat dirasakan oleh berbagai pihak

diantaranya adalah siswa, guru, lembaga dan masyarakat. Peneliti merasa yakin

bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama ditinjau dari segi

kegunaanya yang akan berpengaruh pada peningkatan pembelajaran renang gaya

bebas. Maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan berguna untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan gerak dasar renang gaya

bebas. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan dorongan untuk

terus meningkatkan latihan di luar sekolah. Pengetahuan dan keterampilan

yang optimal diperlukan oleh siswa sebagai bekal untuk dikembangkan di

masyarakat serta untuk mencapai prestasi.

2. Bagi masyarakat, pelatih dan pembina olahraga, hasil penelitian tindakan

kelas ini diharapkan dapat dijadikan :

a. Sumbangan pemikiran bagi kepentingan progresifcabang olahraga

renang, penelitian yang lebih luas, dan berguna pula untuk kegiatan

yang bertujuan untuk pemanduan minat dan bakat.

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada

relevansi atau korelasinya dengan masalah penelitian ini.

(22)

a. Penelitian ini sangat bermanfaat, karena dapat lebih memahami tugas

berat seorang guru serta mengetahui lebih jauh

permasalahan-permasalahan pembelajaran di sekolah.

b. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat

pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas.

c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas

dalam menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berkaitan

dengan materi pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas.

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber dan acuan dalam proses

pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas.

e. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan

masalah pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas.

4. Bagi lembaga, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik

dalam rangka inovasi pembelajaran yang secara komperhensifnya adalah

perbaikan pendidikanpada internal lembaga.

E.Batasan Istilah

Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan

sebagai berikut :

Pengertianalatmenurut Sukintoko (1983:10) yaitu :

Alat-alat yang langsung digunakan dalam pelajaran harus dapat ditentukan secara pasti bagaimana cara menggunakannya. Misalkan dalam pembelajaran renang alat yang digunakan adalah batu-batu kecil untuk menyelam,dapat bertujuan untuk pengenalan sifat air terhadap perenang maupun sebagai alat untuk belajar menyelam. Papan-papan untuk berlatih kaki. Tembok dan stang pada tembok untuk belajar dan berlatih teknik tangan atau kaki dalam bermacam-macam gaya.

Pengertianmedia menurut Sudin dan Saptani (2009:2) bahwa, “kata media

berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang

secara harfiah berarti perantara atau pengantar.” Media adalah perantara atau

(23)

Pengertian mediamenurut Ely dan Gerlach (Sudin dan Saptani, 2009:4) ada

dua bagian, yaitu :

1. Arti Sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat, mekanik dan

elektronikyangdigunakan untuk menangkap, memproses serta

menyampaikan informasi.

2. Arti luas, yaitu: kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.

Media Pembelajaran menurut Sudin dan Saptani (2009:5)yaitu“sarana

komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun

perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan

efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.”

Meningkatkan adalah proses kegiatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan,

dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005.

Jakarta: Balai Pustaka. Edisi 2).

Gerak dasar adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (Kamus

Besar, 2004:359).

Renang menurut Hendromartono (1992:48) adalah “olahraga yang

dilakukan di air, dan tempat olahraga tersebut tidak sama dengan kehidupan kita

sehari-hari.”

Renang Gaya Bebas menurut Hendromartono (1992:48) adalah :

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan PendidikandanGarir-garis Besar

Program Pengajaran Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Dirjen PDM.

Dumadi. (1992). Renang Materi Metode Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Hendromartono, Soejoko. (1992). Olahraga Pilihan Renang. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Murni, Muhammad. (2000). Renang. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Rukmana, Anin. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebuah Alternatif

Peningkatan Profesionalisme Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Safari, Indra. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Sudin, A. dan Saptani, E. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Suherman, Adang. (2001). Pembelajaran Renang di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Jendral Pendidikan bekerjasama dengan Direktorat Jendral Olahraga.

Sukintoko. (1983). Renang dan Metodik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Babakan Hurip

Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Penentuan lokasi ini

diharapkan memberi kemudahan dalam proses adaptasi dengan lingkungan

sekolah serta mengenal dengan berbagai komponen-komponen di dalam sekolah

mulai dari kepala sekolah, karyawan/staf dan guru, terutamapengenalan

lingkungan yang berhubungan dengan siswa sebagai subjek penelitian.Adapun

pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru penjas tersebut dalam

pelaksanaan program sekolah, khususnya dalam pembelajaran gerak dasar

renang gaya bebas.

b. Sekolah tersebut tempat peneliti bertugas, sehingga hal ini mempermudah

peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan serta jalur birokrasi yang

ditempuh tidak terlalu sulit.

c. Peneliti lebih hapal terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa sehingga

memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi siswanya yang selama ini

dianggap bermasalah, dan memudahkan peneliti untuk memantau, merevisi,

dan mencari data-data yang diperlukan selama penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember2012 sampai dengan bulanMei

2013, kegiatan penelitian dipusatkan di SDN Babakan HuripKecamatan

Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Berikut jadwal penelitian yang diuraikan

(26)
[image:26.595.100.526.146.470.2]

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

B.Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Babakan HuripKecamatan Sumedang

Utara Kabupaten Sumedang, pada siswa kelas V dengan jumlah siswa 38 orang,

yang terdiri dari 25 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

Pemilihan kelas V sebagai subyek penelitian dilandasi atas pertimbangan, bahwa

banyak siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar renang gaya bebas.Faktor

yang dianalisis dalam penelitian ini adalah :

a. Faktor siswa: melihat kemampuan siswa belum optimal dalam melaksanakan

pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas dari kegiatan pendahuluan, inti

dan akhir.

b. Faktor guru: melihat upaya guru dalam mengembangkan strategi rencana dan

melaksanakanpembelajaran yangmasih belum optimal.

No Penjelasan November Desember Januari Maret April Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan Proposal 2 Seminar

Proposal 3 Revisi

Proposal 4 Persiapan

dan

Pembekalan 5 Pelaksanaan

Siklus I 6 Pelaksanaan

Siklus II 7 Pelaksanaan

Siklus III 8 Pelaksanaan

Siklus IV 9 Pengolahan

Data 10 Sidang

(27)

C.Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Karena permasalahan dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengadakan suatu perbaikan pembelajaran gerak

dasar renang gaya bebas dalam 1 kelas saja. Penelitian ini berangkat dari

permasalahan yang faktual dalam praktek pembelajaran yang dihadapi guru

berdasarkan hasil identifikasi masalah peneliti melalui analisis proses KBM di

kelas V SD.

Penelitian tindakan kelas menurut Suherman (2012: 59) yaitu “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

agar dapat memperbaiki dan meningkatkanpraktekpembelajaran dikelas secara lebih profesional.”

Langkah-langkah umum PTK sebagaimana dikemukakan Soedarsono

(Suherman, 2012: 60) meliputi:

a. Mengidentifikasimasalah,

b. Menganalisis masalah dan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama,

c. Merumuskan gagasan pemecahan masalah bagi faktor penyebab utama yang gawat dengan mengumpulkan data dan menafsirkannya untuk mempertajam gagasan tersebut dan untuk merumuskan hipotesis tindakan pemecahan, dan

d. Kenaikan solusi atau pilihan tindakan pemecahan masalah.

Dalam kegiatan identifikasi masalah, peneliti perlu duduk bersama dengan

guru, kepala sekolah dan kalau memungkinkan dengan penilik atau pengawas.

Kemudian menanyakan kepada mereka berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan

berikut sebagaimana dikemukakan Suherman (2012: 60) yaitu:

a. Apa yang menjadi keprihatinan anda (guru, kepala sekolah dan penilik/pengawas)?

b. Mengapa anda memperhatikannya?

c. Menurut pikiran anda, apa yang anda dapat lakukan tentang itu?

d. Bukti-bukti apa yang anda dapat kumpulkan agar dapat membantu membuat penilaian tentang apa yang terjadi?

(28)

f. Bagaimana anda melakukan pengecekan terhadap kebenaran dan keakuratan tentang apa yang terjadi?

Melalui identifikasi masalah tersebut, diperoleh daftar masalah, selanjutnya

peneliti bersama guru dan kepala sekolah perlu melakukan analisis masalah.

Beberapa kriteria pemilihan masalah yang dapat dijadikan acuan sebagaimana

dikemukakan Suherman (2012: 60) yaitu:

a. Masalah harus benar-benar penting bagi guru kelas yang bersangkutan serta bermakna dan bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran guna meningkatkan kualitas hasil pendidikan dan pembelajaran,

b. Masalah harus dalam jangkauan kemampuan peneliti maupun guru yang melakukan peran serta dalam melaksanakan PTK,

c. Masalah harus dirumuskan secara jelas agar dapat mengungkap beberapa faktor penyebab utamanya sehingga memungkinkan dapat dicari pilihan-pilihan pemecahan. Ketidakberhasilan menemukan masalah utama, akan menyebabkan pemecahan masalah hanya dipermukaan yang sifatnya sementara.

2. Desain Penelitian

Sekurang-kurangnya ada 4 model penelitian tindakan kelas (PTK) yang

dikenal, yaitu model yang dikembangkan oleh Ebbut (1985), Kemmis dan Mc

Taggart (1988), Eliot (1991), dan Mc Kernan (1991). Dari keempat model

tersebut nampaknya model Kemmis dan Mc Taggart tidak terlalu sulit untuk

dilakukan. Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan konsep asli Lewin

yang kemudian disesuaikan dengan beberapa perkembangan. Dalam

perencanannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri.

Desain yang digunakan oleh peneliti adalah desain dengan model Kemmis

dan Mc Taggart menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan

rencana, tindakan, obsevasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan sebagaimana

(29)
[image:29.595.121.503.108.669.2]

Gambar 3.1

Penelitian Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart Dari Wiriaatmaja (Rukmana, 2012: 6)

Keempat tahapan tersebut harus dilalui oleh peneliti disetiap siklusnya

seperti pada bagan 3.1 di bawah ini:

Siklus I– III :

Bagan 3.1

Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, No. 2 September 2004 (Rukmana, 2012: 7)

Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

(30)

D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, mulai dari perubahan

perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar renang gaya bebas.

Meskipun desain dengan model Kemmis dan Mc Taggart yang sudah dijelaskan

pada gambar di atas hanya sampai siklus 3, tetapi dalam penelitian ini akan

dilaksanakan sebanyak 4 siklus. Pada siklus ke 4 sistemnya masih konsisten

seperti siklus 1 sampai 3 yaitu menggunakan sistem spiral refleksi diri yang

dimulai dengan rencana, tindakan, obsevasi, dan refleksi.Berdasarkanhasil

observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dilakukan

untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah menggunakan alat dan media

pembelajaran supaya siswa merasa senang, mudah dan terbantu dalam mengikuti

pembelajaran serta jauh dari perasaan takut untuk berenang.

Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur untuk mengadakan

upaya perbaikan pembelajaran, maka dilaksanakanlah PTK(Penelitian Tindakan

Kelas) dengan prosedur sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Pembelajaran (Planning)

Setelah melaksanakan observasi kinerja guru dan aktivitas siswa pada tahap

awal yang hasilnya belum mencapai target, maka peneliti bersama tim membuat

RPP perbaikan pada proses KBM renang gaya bebas. Hal-hal yang dikerjakan

dalam perencanaan ini adalah segala hal yang meliputi diskusi, koordinasi,

konsultasi dan persiapan-persiapan sebelum tindakan dilaksanakan.Tahapan yang

dilaksanakan dalam perencanaan menurut Wiriaatmaja (Rukmana, 2012: 10)

adalah :

a. Menyusun alternatif tindakan dalambentuk rencana tindakan yang dituangkan dalam bentuk rencana persiapan pembelajaran (RPP),

b. Melakukan analisis secara tim tentang persiapan (RPP) yang disiapkan, c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan,

(31)

e. Melakukan simulasipelaksanaan tindakan selayaknya sebagai guru (praktisi).

f. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

Berdasarkan prosedur/tahapan perencanaan di atas, maka peneliti akan

membuat perencanaan tindakan atau RPP perbaikan bersama-sama tim peneliti

pada proses KBM gerak dasar renang gaya bebas dengan tahapan yang ditempuh

sebagai berikut :

a. Menyusun rencana pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas berdasarkan

urutan elemen renang gaya bebas meliputi, gerakan posisi tubuh, meluncur,

kaki/tungkai, lengan/tangan, pernafasan dan koordinasi/rangkaian.

b. Menyusun rencana pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui

penggunaan alat/media pembelajaran sebagai alat bantu dalam kelancaran

proses KBM. Alat/media yang disiapkan meliputi, pelampung, tali (tambang),

bambu dengan ukuran Panjang 60 cm, diameter 5 cm serta penggunaan jarak

tempuh secara bertahap.

c. Menganalisis cara-cara penggunaan pelampung, tali (tambang), bambu dan

penggunaan jarak tempuh secara bertahap dengan elemen-elemen gerak dasar

renang gaya bebas yang dilakukan oleh siswa.

2. Tahap Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang

faktual. Pada kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan pengumpulan data yang

terdiri dari observasi kinerja guru dan aktivitas siswa serta evaluasi hasil belajar.

Pada tahap ini kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan

tindakan yang telah ditetapkan. Fokusnya adalah upaya meningkatkan

kemampuan siswa khususnya pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas.

Lokasi kolam renang di Gunung Sari Indah Jalan Bojong Inong No. 21

(32)

Gambar 3.2

Lokasi Pengambilan Data

Berikut langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dan observer dalam

pelaksanaan tindakan ini yaitu :

a. Peneliti menerapkan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui

penggunaan alat dan media yang telah dirancang dalam satuan pengajaran

(skenario pembelajaran). Alat dan media yang digunakan bervariasi, meliputi

papan pelampung, tali (tambang), bambu dan penggunaan jarak secara

bertahap. Salah satu dari alat dan media tersebut digunakan setiap siklusnya

atau setiap pertemuan sebagai alternatif pemecahan masalah pada siswa kelas

V SD dalam belajar gerak dasar renang gaya bebas.

b. Peneliti mengajar langsung di lapangan/kolam renang dan diamati oleh

observer (guru penjas). Selain tugasnya mengamati, observer juga melakukan

pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Artinya observer melakukan

pengamatan melalui analisis proses terhadap KBM yang dilaksanakan oleh

peneliti sekaligus praktisi dan siswa kelas V. Proses pengamatan tersebut

didasari dengan sadar, kritis, sistematik dan objektif.

c. Selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, peneliti mencatat

segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala, yang muncul selama

pembelajaran berlangsung (pendahuluan, inti, akhir) ke dalam lembar observasi

[image:32.595.139.508.106.360.2]
(33)

3. Tahap Observasi (Observer)

Pelaksanaan observasi bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Pengamatan ini dilakukan oleh observer yaitu mitra peneliti yang telah ditentukan.

Observasi terhadap kinerja guru saat penelitian awal dilaksanakan pada tanggal 7

Desember 2012 meliputi observasi rancangan pembelajaran yang tertuang dalam

RPP, dan observasi terhadap aktivitas siswa sebagai dampak dari prilaku kinerja

guru pada saat proses KBM gerak dasar renang gaya bebas. Hasilnya belum

mencapai target 100% untuk perencanaan dan kinerja guru dalam pelaksanaan,

90% (persentase rata-rata) untuk aktivitas siswa, serta 80% untuk hasil belajar.

Maka akan ada jadwal penelitian selanjutnya yang akan dilaksanakan pada awal

bulan April sampai dengan bulan Mei 2013.

4. Tahap Analisis dan Refleksi(Reflection)

Peneliti sebagai praktisi melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan

pembelajaran dalam artian merenungkan kembali mengenai kekuatan dan

kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan, serta memperkirakan akibat dan

pengaruh dari tindakan yang direncanakan. Analisis dan refleksi ini dilaksanakan

pada akhir pembelajaran melalui diskusi dengan mitra peneliti atau observer.

Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa lembaran-lembaran

observasi tentang gerak dasar renang gaya bebas yang meliputi perencanaan yang

menggunakan IPKG 1, pelaksanaan yang menggunakan IPKG 2, lembar penilaian

aktivitas siswa dan hasil belajar, serta formatcatatan lapangan selama KBM

berlangsung. Dari hasil analisis tersebut dijadikan bahan refleksiuntuk

mengadakan perbaikan pada siklus selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang

telah dilakukan hasilnya belum mencapai target.

5. Perencanaan Ulang (Re Planning)

Berdasarkan catatan hasil observasi mengenai proses KBM yang meliputi

penampilan/performancekinerja guru dan aktivitas siswa, maka dari data-data

(34)

keabsahan data sehingga dapat dijadikan bahan refleksi untuk kegiatan

selanjutnya. Re planning yang dibuat dalam penelitian ini adalah:

a. Membuat perbaikan skenerio pembelajaran dari kegiata awal, inti, akhir.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai

proses dan hasil tindakan pada gerak dasar renang gaya bebas.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data-data dalam upaya perbaikan proses KBM gerak dasar renang gaya bebas di

kelas V SD adalah sebagai berikut :

1. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran Menggunakan Instrumen

Penilaian Kinerja Guru (IPKG 1)

Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mengukur perencanaan

tindakan dalam hal ini kinerja guru dalam upaya merencanakan pembelajaran

gerak dasar renang gaya bebas melalui penggunaan alat dan media. Dalam hal ini

kemampuan kinerja gurudalam merencanakan pembelajaran dapat dilihat pada

saat sebelum melaksanakan pembelajaran.

2. FormatObservasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Instrumen

Penilaian Kinerja Guru (IPKG 2)

Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mengukur kemampuan

melaksanakan pembelajaran yang dalam hal ini kinerja guru dalam upaya

melaksanakan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui penggunaan

alat dan media bantu. Dalam hal ini kemampuan melaksanakan pembelajaran

seorang guru dapat dilihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

3. Format Observasi Aktivitas Siswa

Peneliti menggunakan format ini bertujuanuntuk mengetahui aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini berkaitan dengan aspek

(35)

kerjasama, dan kedisiplinan pada saat pembelajaran gerak dasar renang gaya

bebas melalui penggunaan alat dan media pembelajaran.

4. Format Tes

Peneliti menggunakan format ini bertujuanuntuk mengukur keberhasilan

belajar siswa dalam melaksanakan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas

melalui penggunaan alat dan media pembelajaran sebelum dan sesudah pemberian

tindakan dengan memverifikasi nilai yang diperoleh dari setiap siklusnya. Tes

dilakukan dalam bentuk praktek setelah proses pembelajaran kegiatan awal

sampai kegiatan inti selesai dilaksanakan, tingkat kesulitan tes ditambah pada

setiap siklusnya dengan tes renang gaya bebas tanpa dibantu oleh alat bantu

renang.

5. Format Wawancara

Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mendapatkan data dari

hasil wawancara serta mengetahui pendapat, pandangan, dan apa saja yang

diperoleh pada peristiwapembelajaran gerak dasar renang gaya bebas. Dalam

penelitian ini objek yang diwawancarai adalah siswa.

6. Format Catatan Lapangan

Peneliti menggunakan format ini bertujuanuntuk mencatat hal-hal yang

penting dilapangan ketika pembelajaran berlangsung (pendahuluan, inti, akhir)

dari setiap siklus/pertemuan sehingga akan tergambar peningkatan dari setiap

siklus.Catatan lapangan yaitu catatan kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran

berlangsung yang terjadi di kelas ataupun diluar kelas yang berisideskripsi proses

dan hasil atau bisa berupa foto, video dan sebagainya.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan

(36)

Suherman (2012: 84), “jenis data ini merupakan data yang berbentuk kata-kata

yang diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data.”Dapat

disimpulkan bahwa, data kualitatif yang digunakan sebagai bahan pengolahan

data dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Data hasil observasi terhadap RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP),

b. Data hasil observasi terhadap kinerja guru,

c. Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa,

d. Data hasil observasi terhadap hasil tes,

e. Catatan lapangan selama KBM berlangsung, dan

f. Wawancara.

2. Pengolahan Data Hasil

Data-data diatas peneliti peroleh berdasarkan penelitian terhadap subjek

yang menjadi sumber data diantaranya guru dan siswa. Selanjutnya pengolahan

data hasil pada penelitian ini sebagai berikut :

a. Data hasil belajar gerak dasar renang gaya bebas diambil melalui pretes, proses

dan post tes (pada saat KBM),

b. Data hasil tentang situasi pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan diambil

melalui lembar observasi/pengamatan,

c. Data hasil tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di

lapangan, diambil dari catatan lapangan dan hasil diskusi antara praktikan dan

observer,

d. Data hasil tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan

diperoleh dari rencana pembelajaran dan lembar observasi pada saat

pelaksanaan di lapangan.

3. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan menyeleksi, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan secara sistematis dan

(37)

dilakukan dalam analisis datamenurut Wiriaatmaja (Rukmana, 2012: 12) melalui

tiga tahap yaitu:

a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

b. Sajian data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan sebagainya.

c. Penyimpulanadalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa analisis data ini disusun

berdasarkan informasi temuan masalah selama proses KBM yang dikaji sesuai

penyebab-penyebab masalah tersebut yang kemudian disimpulkan.

G. Validasi Data

Validitas merupakan salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh

jenis penelitian termasuk dalam PTK. Dalam PTK dikenal dengan practical

validity, yaitu validitas praktis yang bersyaratkan seluruh anggota kelompok

penelitian tindakan mengakui dan meyakini bahwa alat yang digunakan dalam

PTK itu layak digunakan. Jika demikian, maka instrumen tersebut dapat dikatakan

sebagai instrumen yang valid dan reliable. Menurut Lather (Suherman, 2012: 64),

bahwa untuk menguji validasi penelitian dapat dilakukan dengan teknik:

1. Face validity (validitas muka). Validitas ini diperoleh apabila setiap

anggota kelompok action research saling mengecek, menilai, dan memutuskan validitas suatu instrumen dan data dalam proses kolaborasi dan action research.

2. Tringaluation (triangulasi). Pada langkah ini dapat memeriksa kebenaran

data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif setelah pelaksanaan tindakan. Kegiatan triangulasi ini dilakukan melalui triangulasi sumberyang ditunjukan kepada kepala sekolah, rekan sejawat, dan siswa.

3. Critical reflection (refleksi kritis). Langkah ini bisa dilakukan apabila

setiap siklus action dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman. Apabila setiap tahap siklus mutu refleksi dipertahankan, maka mutu pengambilan keputusan akan dapat dijamin.

4. Catalic validity. Validitas ini dapat dihasilkan oleh action research

(38)

Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa validasi di atas peneliti gunakan

untuk kebutuhan penelitian atau sebagai alat bantu peneliti dalam melaksanakan

perbaikan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas. Dalam hal ini konsultasi

hasil pembelajaran yang sudah berlangsung kepada mitra peneliti melalui analisis

dan refleksi, serta membandingkan data hasil observasi peneliti dengan mitra

peneliti sebagai bahan pengolahan data untuk mendapatkan data yang valid dan

reliable sesuai dengan perlakuan atau action research.

Rencana dan prosedur penelitian di atas akan peneliti gunakan sebagai

implementasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibantu oleh guru penjas

dalam hal ini mitra peneliti/observer untuk memperbaiki dan mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa ketika melaksanakan proses KBM

gerak dasar renang gaya bebas melalui penggunaan alat dan media pembelajaran.

Upaya perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam 4 siklus yang harus

diselesaikan selama 4pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan 2 × 35 menit

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Rukmana, Anin. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebuah Alternatif

Peningkatan Profesionalisme Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Penelitianini dilaksanakan pada saatanalisis proses pra observasi dan

perbaikan pembelajaran pada siklus I sampai dengan siklus IV. Peneliti yang

menjadi praktikan ini dibantu oleh rekan sejawat atau mitra peneliti yang

bertindak sebagai observer. Berdasarkanpembahasanhasilpenelitian yang telah

dipaparkanmengenaipenggunaan alat dan media pembelajaran untuk

meningkatkan gerak dasar renang gaya bebaspadasiswakelasV

SDNBabakanHuripKecamatanSumedang UtaraKabupatenSumedang, maka

penelitimenarikkesimpulansebagaijawaban pokok dari 4 rumusan masalah yang

telah diajukan, yaitu :

1. Perencanaan Pembelajaran

Mengacu kepada pedoman penilaian kinerja guru dalam perencanaan

pembelajaran (IPKG 1), peneliti mempersiapkan materi yang akan

disampaikan dalam pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas. Mulai dari

menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan menerapkan

penggunaan alat maupun media pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar renang gaya bebas. Kemudian

menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, menyiapkan lembar

observasi dan instrumen yang akan digunakan selama proses pembelajaran,

serta menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk

mengetahui hasil setelah pembelajaran dengan penggunaan alat dan media.

Berdasarkan penilaian observer, bahwa hasil yang dicapai pada perencanaan

siklus I yaitu baru mencapai 60 % dan belum mencapai persentaseideal,

sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II. Dalam siklus II persentase yang

diperoleh 91 %.Meskipun sudah meningkat, tetapi peneliti belum puas, karena

belum mencapai persentase ideal, dan dilakukan perbaikan lagi pada siklus III

dengan perolehan persentase sebesar 100 %. Dikarenakan pada bagian

(41)

maksimal, maka RPP untuk siklus IV dibuat, hasilnya tetap signifikan yaitu

100 %.

2. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pada bagian ini,gurumenyampaikantujuanpenggunaan alat dan

mediauntukmeningkatkankemampuansiswadalampembelajarangerakdasarrenan

g gaya bebas. Guru mendemonstrasikannya di air. Kemudian proses penilaian

dilaksanakan pada saat KBM berlangsung, jadi guru tidak hanya menilai siswa

dari prodak/postes saja.Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Gambar 3.1 Penelitian Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart
Gambar 3.2  Lokasi Pengambilan Data

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan sebagaimana diamanatkan

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA DI KUMON SETIABUDI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

tanda-tanda vital, gelisah. Kaji lokasi, karaktersitik, durasi, frekuensi dan tingkat keparahan. Dorong klien menyatakan persaan tentang nyeri. Perhatikan keluhan peningkatan nyeri

<p>Patokan dasar dilandaskan dengan Pancasila dan Tridharma Mahasiswa maka organisasi HIMTI ini telah bersinergi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan lain

Hal tersebut dikarenakan udara yang dialirkan tanpa menggunakan swirl cenderung lurus sehingga laju pendinginan pada bagian belakang sirip tidak mengalami proses pendinginan

Penulis memakai PHP dan MySQL karena merupakan bahasa pemrograman dan Database yang bersifat open source, menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 untuk merancang tampilan website,

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

terdapat pengaruh yang signifikan antara masa kerja dengan kinerja bidan desa. Menurut Muchlas (1999) kemampuan kerja adalah kapasitas