PENGARUH DOSIS UREA DAN LAMA PEMERAMAN PADA PROSES AMONIASI KULIT BUAH MARKISA TERHADAP KANDUNGAN DAN KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN KASAR,
SERAT KASAR, SECARA IN-VITRO
Devid Septian, di bawah bimbingan
Prof. Dr. Ir. Lili Warly, M.Agr dan Dr. Evitayani, S.pt, M.agr Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Andalas, Padang 2012
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis urea optimal dalam amoniasi kulit buah markisa terhadap kandungan dan kecernaan bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar secara in-vitro. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 2x3 dengan 3 kelompok sebagai ulangan. Faktor A merupakan level dosis urea yang berbeda pada amoniasi kulit buah markisa, yakni perlakuan A1 = 14 hari/ 2 minggu, perlakuan A2 = 21 hari/ 3 minggu dan ulangan B1 = dosis urea 4%, B2 = dosis urea 6%, B3 = dosis 8%. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan perbedaan antar perlakuan diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Terdapat interaksi antara lama pemeraman dengan dosis urea terhadap kandungan bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar akan tetapi tidak terdapat interaksi antara lama pemeraman dan dosis urea terhadap kecernaan bahan organik, bahan kering, protein kasar, serat kasar namun terdapat pengaruh masing-masing faktor dosis urea kulit buah markisa terhadap kecernaan protein kasar dan serat kasar. Hasil penelitian ini dapat menunjukan bahwa penggunaan dosis urea 4 % dengan lama pemeraman 2 minggu memberi pengaruh terbaik terhadap rataan kandungan dan kecernaan zat-zat makanan secara invitro.
DOSAGE EFFECT IN UREA AND LONG TIME PROCESS RIPENING AMMONIATION OF PASSION FRUIT SKIN OF CONTENT AND DIGESTIBILITY OF MATERIALS DRY, MATERIALS ORGANIC,
CRUDE PROTEIN, CRUDE FIBER, IN IN-VITRO
Devid Septian, under the guidance of
Prof. Dr. Ir. Lili Warly, and Dr. M. Agr. Evitayani, S.pt, M.Agr Programs Nutrition and Animal Feed Faculty of Animal Husbandry
Andalas University, Padang 2012
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of optimal doses of urea in the passion fruit peel ammoniation the content and digestibility of Material Dry, Material Organic, Crude Protein, Crude Fiber in in vitro. The method used in this study is experimental method with randomized block design (2 treatments and 3 replications). As the level of treatment used different doses of urea amoniation passion fruit skin, the treatment of A1 = 14 days / 2 weeks, the treatment of A2 = 21 days / 3 weeks and repeated doses of urea B1 = 4%, B2 = 6% urea dose, B3 = dose of 8%. The data obtained were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and the differences between treatments were tested further by Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The results of this study it can be concluded that the use of 4% urea dosing with curing time of 14 days is very different from a real influence on the content of Materials Dry, Materials Organic, Crude Protein but does not provide a real influence on the content of the interaction between Crude Fiber good old dose of curing and urea, as well as there not significantly different effect on digestibility of Materials Dry, Materials Organic, Crude Protein, Crude Fiber but the influence of dose showed significant effect on digestibility of Crude Protein and Crude Fiber.
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan bahan pakan
yang terjamin kualitas dan kuantitasnya secara kontinu dengan harga yang relatif murah. Agar
sukses dalam beternak sangat perlu diperhatikan efisiensi penggunaan makanan yaitu berkisar
antara 60-80 namun efisiensi tersebut tidak terpenuhi disebabkan terus meningkatnya harga bahan
baku makanan ternak, dan semakin menyusutnya lahan bagi pengembangan produksi hijauan
akibat terjadinya alih fungsi lahan untuk keperluan lainnya.
Kekurangan pakan ternak ruminansia di Indonesia meningkat sekitar 4% setiap tahun,
termasuk dalam hal ini kekurangan pakan konsentrat, (Soeharsono dan Tawaf,1994). Seiring
dengan berkembangnya industri dalam bidang pertanian di Indonesia yang meningkatnya secara
kuantitatif dan sangat potensial dijadikan pakan ternak. Pemanfaatan hasil ikutan pertanian dan
perkebunan ini sebagai pakan ternak masih mempunyai kendala yaitu rendahnya nilai nutrisi yang
di kandungnya, karena sebagian besar dalam betuk ikatan lignoselulosa. Secara kimia selulosa
dalam ikatan lignoselulosa diolah menjadi produk-produk yang lebih bernilai ekonomis (Dewi,
2002).
Sementara itu seiring dengan perkembangan dalam bidang pertanian dan industri pertanian
di Indonesia terjadi peningkatan hasil ikutan pertanian yang secara kuantitatif sangat potensial
untuk dijadikan pakan ternak. Ternak ruminansia memanfaatkan selulosa sebagai sumber energi
utama dalam menyokong pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Selulosa merupakan komponen
utama penyusun dinding sel tanaman dan hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni di
Ada beberapa pengolahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecernaan potensial
serat kasar. Perlakuan fisik berupa pemotongan, penggilingan, peleting, penghancuran dan
lain-lain. Perlakuan biologis dengan menggunakan jamur (fungi) dan secara kimia melalui proses
amoniasi (Sutardi dkk, 1980). Dari hasil penelitian Astuti (2008) tentang Kulit Buah Markisa
(KBM) yang difermentasi dengan Fungi (Pengolahan secara biologi) di dapat hasil kandungan
Tanin yang tinggi dan lignin yang tinggi juga, sehingga di rasa perlu untuk melakukan penelitian
dengan pengolahan KBM secara kimia yaitu dengan cara amoniasi.
Urea sebagai sumber ammonia, banyak diteliti efeknya karena perlakuannya mudah,
murah, serta aman dilaksanakan (Ibrahim, 1988). Selain itu amoniasi berperan untuk : a).
Menghidrolisa ikatan lignin-cellulosa b). Menghancurkan ikatan lignin –hemicellulosa c).
Memuaikan/mengembangkan serat cellulose sehingga memudahkan penetrasi enzim cellulosa
pada saat bahan yang diamoniasi ada dalam rumen, d). Berkat adanya pengikatan nitrogen pada
saat proses amonia maka kandungan protein kasar akan meningkat. e). NH3 (Amoniak) berperan
untuk membebaskan cellulosa dari ikatan lignin yang tak dapat dicerna sehingga mikroorganisme
dalam rumen dapat mencerna serat kasar dengan baik.
Kulit buah markisa (KBM) merupakan salah satu limbah/hasil ikutan tanaman
hortikultura yang belum banyak diminati orang untuk dijadikan sumber pakan ternak alternatif.
Buah markisa merupakan komoditi unggulan untuk Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Dari luas
lahan 3.897 Ha dapat menghasilkan produksi buah markisa sekitar 115.498,5 ton/ha/th (Dinas
Pertanian Kabupaten Solok, 2006). Sedangkan rasio kulit dengan buahnya adalah 54% (Direktorat
Jendral Bina Produksi Tanaman Hortikultura, 2003). Berdasarkan rasio ini kita bisa
memprediksikan produksi kulit buah markisa sekitar 62369,2 ton/ha/th. Selain itu ketersediaannya
3 PK 7,32% yang hampir sebanding dengan rumput lapangan sehingga sangat potensial untuk
dijadikan sebagai pakan ternak, namun terkendala dengan adanya kandungan anti nutrisi tannin
(1,85%) dan tingginya kandungan lignin ( 31,79%) (Astuti, 2008) jika dimanfaatkan sebagai
pakan ternak.
Keuntungan teknik in-vitro di bandingkan dengan teknik in-vivo adalah :a). dapat
mempelajari proses fermentasi yang terjadi dalam rumen,b). dapat mempelajari aktivitas
mikroorganisme tanpa dipengaruhi oleh induk semang dan makanan (Jhonson,1996),c). dapat
dilakukan secara tepat dalam waktu yang singkat, biaya ringan, jumlah sampel sedikit, kondisi
mudah dikontrol, dan dapat mengevaluasi kecernaan bahan pakan dalam jumlah relative banyak
dan waktu yang singkat (Church,1979).
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dirumuskan bahwa :
1. Apakah KBM bisa ditingkatkan nilai gizinya melalui teknologi pengolahan pakan
secara kimia dengan amoniasi urea dan Perlakuan manakah yang terbaik dan bisa
digunakan untuk meningkatkan nilai gizi KBM.
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Kandungan gizi Kulit Buah Markisa setelah di amoniasi
2. Mengetahui dosis urea dan lama pemeraman berapa yang memberikan kecernaan terbaik
secara invitro.
Dengan memanfaatkan KBM sebagai pakan ternak diharapkan dapat menambah
keanekaragaman bahan pakan, dan bisa menjadi solusi yang efektif dalam menangani masalah
kesulitan hijauan dengan memanfaatkan limbah pertanian. Diharapkan penelitian ini juga berguna
bagi pengembangan ilmu pengetahuan umumnya dan ilmu peternakan khususnya.
1.4.Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah pemanfaatan KBM amoniasi dengan dosiss urea 6% dengan
PENGARUH DOSIS UREA DAN LAMA PEMERAMAN PADA PROSES AMONIASI KULIT BUAH MARKISA TERHADAP KANDUNGAN DAN KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN KASAR,
SERAT KASAR, SECARA INVITRO
SKRIPSI Oleh: DEVID SEPTIAN
06162019
Usulan Penelitian Ini Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penelitian Pada Fakultas Peternakan
JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi viii DAFTAR LAMPIRAN... ix
DAFTAR GAMBAR... x
I. PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian...…………... 4
1.4 Hipotesis Penelitian... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1Kulit Buah Markisa... 5
2.2Nilai Nutrisi Kulit Buah Markisa... 8
2.3 Pengolahan Limbah Dengan Teknik Amoniasi Untuk Pakan Ternak... 10
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Daya Cerna... 2.5 Lignin... 2.6 Tanin... 2.7 Pengukuran Zat-zat Makanan secara In-Vitro... 12 13 14 15 III.MATERI DAN METODE PENELITIAN... 14
3.1Materi Penelitian... 17
3.2Metode Penelitian... 17
3.2.1Rancangan Percobaan... 17
3.2.2Parameter yang Diamati... 3.2.3Prosedur Penelitian... 19 19 3.2.4Pengumpulan Data... 21
3.2.5Tempat dan Waktu Penelitian... 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……... 27
4.1Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Zat-zat Makanan KBM... 27
4.2Kandungan Lignin dan Tanin KBM Amoniasi... 32
4.3Pengaruh Lama Pemeraman dan dosis Urea Terhadap Kecernaan Zat-zat Makanan Seperti BK, BO, PK, SK Pada Amoniasi KBM Secara In-vitro ... 34
V. KESIMPULAN... 40
vii LAMPIRAN... 57