• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANFAAT HASIL BELAJAR PENCELUPAN KAIN KAPAS (COTTON) SEBAGAI KESIAPAN MENJADI TENAGA PELAKSANA DYEING-FINISHING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANFAAT HASIL BELAJAR PENCELUPAN KAIN KAPAS (COTTON) SEBAGAI KESIAPAN MENJADI TENAGA PELAKSANA DYEING-FINISHING."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

MANFAAT HASIL BELAJAR PENCELUPAN KAIN KAPAS (COTTON) SEBAGAI KESIAPAN MENJADI TENAGA PELAKSANA

DYEING-FINISHING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh:

Aura Santika Pratiwi

0700879

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

AURA SANTIKA PRATIWI 0700879

MANFAAT HASIL BELAJAR PENCELUPAN KAIN KAPAS (COTTON) SEBAGAI KESIAPAN MENJADI TENAGA PELAKSANA

DYEING-FINISHING

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dra. Marlina, M.Si NIP. 19590203198603 2 001

Pembimbing II,

Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP. 19720712 200112 2 001

Diketahui oleh

(3)

MANFAAT HASIL BELAJAR PENCELUPAN

KAIN KAPAS (COTTON) SEBAGAI

KESIAPAN MENJADI TENAGA

PELAKSANA DYEING-FINISHING

Oleh

Aura Santika Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Busana

© Aura Santika Pratiwi2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

ABSTRAK

MANFAAT HASIL BELAJAR PENCELUPAN KAIN KAPAS (COTTON) SEBAGAI KESIAPAN MENJADI TENAGA PELAKSANA

DYEING-FINISHING

Kajian masalah dalam penelitian ini mengenai bagaimana manfaat hasil

belajar pencelupan kain kapas (cotton) sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana

dyeing-finishing yang dilakukan di SMK Negeri 1 Katapang tingkat II program

keahlian teknologi tekstil. Metode yang digunakan yaitu metode deskriftif.

Sampel penelitian yang digunakan adalah sampel total berjumlah 30 orang.

Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: sebagian besar responden mengetahui manfaat hasil belajar pencelupan

kain kapas (cotton) sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing,

ditinjau dari penguasaan pengetahuan kain kapas (cotton), tujuan pencelupan,

pengetahuan alat pencelupan, zat warna direk, tehnik kerja pencelupan kain kapas

(cotton) dengan zat warna direk. Lebih dari setengahnya responden mengetahui

manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) sebagai kesiapan menjadi

tenaga pelaksana dyeing-finishing, ditinjau dari konsep dasar pencelupan.

Rekomendasi ini ditujukan untuk para peserta didik agar hasil penelitian dapat

dijadikan bahan informasi untuk mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan

dengan cara banyak berlatih pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna

direk, untuk staf pengajar diharapkan dapat dijadikan bahan materi dalam proses

pembelajaran mata diklat pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk.

(5)

ABSTRACT

FABRIC COTTON DYEING BENEFITS OF LEARNING OUTCOMES AS READINESS TO EXECUTIVE POWER DYEING-FINISHING

This research studies the problem of how the benefits of learning outcomes

dyeing cotton fabric as a personnel executive readiness dyeing-finishing is done in

SMK Negeri 1 Katapang level II programs textile technology expertise. The

method used is descriptive method. The samples used in this study is the total

sample were 30. Techniques of data collection using questionnaires. The results

showed that: the majority of respondents know the benefits of learning outcomes

dyeing cotton fabric as the readiness of a dyeing-finishing executive power, in

terms of knowledge acquisition cotton cloth, dyeing purposes, knowledge of tools

dyeing, dyestuff directors, working techniques dyeing cotton fabric with a dye

directors. More than half of the respondents know the benefits of learning

outcomes dyeing cotton fabric as a personnel executive readiness

dyeing-finishing, in terms of the basic concept of immersion. This recommendation is

addressed to the learners so that research results can be used as information to

develop and improve skills by practicing a lot of dyeing cotton fabric with a dye

direk, for the teaching staff are expected to be used as materials in the learning

process and training eye dyeing cotton fabrics (cotton) with a dye direk.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN .... A. Tinjauan Pembelajaran proses pencelupan ... 8

1. Tujuan Pembelajaran proses pencelupan ... 8

2. Materi Pembelajaran Proses Pencelupan ... 9

B. Hasil Belajar Pencelupan Kain Katun dengan Zat Warna Direk ... 25

1. Hasil Belajar ... 25

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 27

C. Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing... 28

1. Pengertian Kesiapan ... 28

2. Prinsip-Prinsip Kesiapan ... 29

3. Aspek-Aspek Kesiapan ... 29

D. Tenaga Pelaksana Dyeing-finishing ... 30

E. Pertanyaan Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 34

C. Definisi Operasional ... 34

(7)

B. Pembahasan Data………....89 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan..……….97 B. Rekomendasi………101

DAFTAR PUSTAKA……….102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi ………....………..104 Lampiran 2 InstrumenPenelitian……….108

Lampiran 3 Surat-surat ………..123

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Alat-alat Pencelupan ... 15 2.2 Skema Penceluppan Kain Kapas (Cotton) Dengan Zat Warna Direk

Pada Suasana Netral ... 20 2.3 Skema Pencelupan Kain Kapas (Cotton) Dengan Zat Warna Direk

Pada Suasana Alkali ... 21 2.4 Skema Pencelupan Kain Kapas (Cotton) Dengan Zat Warna Direk

(9)

DAFTAR TABEL

4.1

4.2

Motivasi Masuk dan Memilih Program Keahlian Teknologi Tekstil………. Tujuan Masuk Program Keahlian Teknologi Tekstil ……….…...

39 40

4.3

4.4

4.5

Manfaat Pengetahuan Kain Kapas (Cotton) Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing……… Manfaat Sifat Fisika Kapas Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana

Dyeing-Finishing ………..….

Manfaat Sifat Kimia Kapas Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana

Dyeing-Finishing……….

Manfaat Konsep Dasar Pencelupan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing ……….. Manfaat Mengidentifikasi Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Proses Pencelupan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana

Dyeing-Finishing... Manfaat Tujuan Pencelupan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana

Dyeing-Finishing……….

Manfaat Keunggulan Zat Warna Direk Sebagai Zat Pewarna Pada Pencelupan Kain Kapas Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana

Dyeing-Finishing ………...………..

Manfaat Berlatih Menggunakan Alat-Alat Pada Proses Pencelupan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing……...……….…….. Manfaat Jenis Alat Pencelupan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing………...……….. Manfaat Alat Gelas Piala Pada Proses Pencelupan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing……….………...……….. Manfaat Berlatih Menggunakan Alat Kasa Asbes Pada Proses Pencelupan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing.…….……..

45

(10)

4.18

Manfaat Berlatih Proses Pencelupan Kain Kapas Berdasarkan Penggunaan Golongan Zat Warna Direk Tipe C SebagaiKesiapan Menjadi Tenaga PelaksanaDyeing-Finishing ………...………..

Manfaat Berlatih Mempraktekkan Proses Pencelupan Kain Kapas Dengan Zat Warna Direk Golongan A Berdasarkan Kerataan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing....………...……….. Manfaat Berlatih Mempraktekkan Proses Pencelupan Kain Kapas Dengan Zat Warna Direk Golongan C Berdasarkan Kerataan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing………….……...……….. Manfaat Berlatih Mengidentifikasi Faktor Yang Mempengaruhi Zat Warna Direk Pada pencelupan Kain Kapas Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing………..………...……….. Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing ………….. Manfaat Sikap Mengembangkan Kualitas Kerja Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing………...……….. Manfaat Tehnik Kerja Pencelupan Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing ………..…………...……….. Manfaat Persiapan Pencelupan Kain Kapas Dengan Zat Warna Direk

Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing………….... Manfaat Berlatih Mengidentifikasi Resep Pencelupan Kain Kapas Dengan Zat Warna Direk Dalam Suasana Netral Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing ………..……...……….. Manfaat Pengetahuan Alat Pencelupan Kain Kapas Dengan Zat Warna Direk Dalam Suasana Netral Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana

Dyeing-Finishing ………...………..

(11)
(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam mendukung kelangsungan

pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan faktor utama dalam upaya

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menjadi modal dasar dalam

pembangunan nasional. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

dilakukan melalui upaya pendidikan, seperti yang tercantum dalam

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, bab II pasal 3 mengenai ketentuan umum adalah :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan taqwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Realisasi dari tujuan pendidikan nasional dapat dicapai melalui satuan

pendidikan yang sifatnya formal, nonformal, dan informal. Pendidikan dalam jalur

formal salah satunya adalah pendidikan menengah kejuruan. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi mencetak

tenaga-tenaga terampil yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dunia

industri/perusahaan dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk satuan pendidikan

menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan

dasar serta mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan

mengembangkan sikap professional. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

sekolah menengah kejuruan yang tercantum dalam kurikulum SMKN 1 Katapang

(2010:10), sebagai berikut :

(14)

b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memiliki sifat ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Pada program keahlian penyempurnaan tekstil terdiri atas program

normatif, adaptif, dan produktif. Standar kompetensi pencelupan kain kapas

(cotton) dengan zat warna direk merupakan salah satu mata diklat pada program

produktif yang mempelajari materi proses pelaksanaan dan pengendalian

parameter pencelupan kain kapas dengan zat warna direk.

Standar kompetensi pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna

direk diajarkan di tingkat II dan disajikan dalam bentuk teori dan praktek.

Pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan dua kali seminggu sebanyak 12 jam

pelajaran yaitu teori 1x4 jam pelajaran dan praktek 1x8 jam pelajaran. Indikator

pembelajaran proses pencelupan meliputi : pengetahuan kain kapas (cotton),

konsep dasar pencelupan, tujuan pencelupan, pengetahuan alat pencelupan, zat

warna direk, tehnik kerja pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk

sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing.

Tujuan yang diharapkan dari standar kompetensi pencelupan kain kapas

(cotton) yaitu peserta didik yang telah mengikuti pembelajaran pencelupan kain

kapas (cotton) dengan zat warna direk diharapkan dapat mengalami

perubahan-perubahan tingkah laku pada dirinya yang disebut dengan hasil belajar, seperti

yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2011:22), bahwa “hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar pencelupan merupakan kemampuan dalam menguasai pengetahuan kain kapas (cotton), konsep dasar pencelupan, tujuan pencelupan,

(15)

diharapkan dapat memberikan manfaat untuk siap mengaplikasikan dan

mengembangkan pengetahuan, sikap serta keterampilan sebagai cerminan hasil

belajar yang diperoleh dan dijadikan tolak ukur terhadap kesiapan peserta didik

untuk menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing yang diperlukan di lingkungan

industri tekstil.

manfaatnya oleh peserta didik untuk siap bekerja menjadi tenaga pelaksana

dyeing-finishing di industri tekstil. Kesiapan dapat diartikan keseluruhan kondisi

seseorang yang membuatnya siap memberi respon atau jawaban didalam cara

tertentu terhadap suatu situasi, sesuai yang diungkapkan Slameto (2003 : 113)

adalah :

Kesiapan adalah suatu kondisi peserta didik yang mampu memberikan hasil terhadap situasi lingkungan kerja. Kesiapan kerja tersebut ditunjang oleh pendidikandan latihan yang mengarah pada professionalism kerja yang terencana. Kesiapan seseorang sangat berpengaruh dalam membentuk kepercayaan diri seseorang untuk melakukan pekerjaan baik secara fisik maupun mental

Kesiapan merupakan salah satu indikator keberhasilan dari proses

pembelajaran pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk untuk

mempersiapkan peserta didik yang terampil dan terlatih saat memasuki industri

tekstil khususnya bidang dyeing-finishing. Industri tekstil adalah jenis usaha yang

bergerak di bidang pertekstilan dengan jumlah produksi, peralatan, dan tenaga

kerja dalam skala yang besar. Sistem produksi dan pemasarannya pun sudah lebih

berkembang dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Industri tekstil memiliki

beberapa divisi atau departemen, salah satu depertemen dalam industri tekstil

adalah divisi pencelupan, tenaga ahli yang melakukan proses tersebut dinamakan

tenaga pelaksana dyeing-finishing. Tenaga pelaksana dyeing-finishing memiliki

peranan yang cukup penting dalam sebuah industri tekstil diantaranya adalah

(16)

mempersiapkan bahan-bahan (resep) serta alat yang diperlukan dalam pencelupan.

Oleh karena itu diperlukan skills dan pemahaman mengenai karakteristik kain, zat

warna, dan proses pencelupan itu sendiri sehingga mendapatkan produk yang

berkualitas tinggi dan mencapai target yang memuaskan sesuai dengan standar

industri tekstil.

Uraian latar belakang ini penulis jadikan dasar pemikiran yang selanjutnya dijadikan penelitian untuk mengetahui “Manfaat Hasil Belajar Pencelupan Kain Kapas (Cotton) Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana

Dyeing-Finishing”, dengan membatasi penelitian pada peserta didik tingkat II

tahun ajaran 2012/2013 bidang keahlian Teknologi Tekstil SMKN 1 Katapang.

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Proses pencelupan merupakan salah satu standar kompetensi pada bidang

keahlian keahlian teknik penyempurnaan tekstil di SMKN 1 Katapang, Bandung

yang dapat membekali peserta didik agar mampu mengusai secara terampil dan

tepat proses pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk. Ruang

lingkup proses pencelupan mencakup materi teori dan praktek mulai dari konsep

pencelupan samapi pada prosedur pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat

warna direk.

Hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk

meliputi penguasaan pengetahuan, diharapkan dapat mempengaruhi perubahan

tingkah laku yang mencangkup ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap

sehingga memberikan bekal ilmu dan keterampilan yang cukup bagi peserta didik

dan dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap munculnya

kesiapan peserta didik menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing.

Identifikasi masalah ditentukan untuk memudahkan dan mengetahui

masalah yang akan dikaji, identifikasi masalah dalam penelitian adalah sebagai

(17)

pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk sebagai kesiapan menjadi

tenaga pelaksana dyeing-finishing.

1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang

berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

2. Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara

merata dan baik, sesuai dengan warna yang diinginkan.

3. Tenaga kerja dyeing-finishing yaitu bertugas melakukan pengecekan barang

yang akan diproses dalam pencelupan, mempersiapkan bahan-bahan (resep)

serta alat yang diperlukan dalam pencelupan.

4. Kesiapan yang dimiliki oleh seseorang memegang peranan penting dalam

memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan maka orang

tersebut dapat melakukan pekerjaan sebaik mungkin sesuai dengan

keterampilan yang dimilikinya, kesiapan seseorang sangat berpengaruh

dalam bentuk kepercayaan diri seseorang untuk melakukan pekerjaan baik

secara fisik maupun mental.

Setelah mengidentifikasi permasalahan seperti yang diuraikan di atas, maka

diperlukan perumusan masalah sebagai langkah awal untuk memperjelas ruang

lingkup penelitian dan bagian pokok dari kegiatan penelitian. Nana Sudjana

(2001:9) berpendapat bahwa : “Masalah perlu dirumuskan berupa pertanyaan

yang jelas dan spesifik. Jelas berarti memberi arah penyelesaian masalah melalui

prosedur ilmiah dan langkah penelitian. Spesifik berarti masalah dibatasi ruang

lingkupnya untuk menemukan jawaban yang bermakna bagi masalah itu”.

Pokok permasalahan yang menjadi titik tolak penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut: “Bagaimana Manfaat Hasil Belajar Pencelupan Kain Kapas

(Cotton) Sebagai Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pedoman atau dasar dalam melakukan

penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk memperoleh

data mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) di SMKN 1

(18)

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

memperoleh data mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton),

berdasarkan indikator:

1. pengetahuan kain kapas (cotton) membahas kain kapas (cotton), sifat fisika

kapas, sifat kimia kapas, sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana

dyeing-finishing

2. Kemampuan penguasaan konsep dasar membahas pengertian pencelupan,

gaya-gaya ikat pada pencelupan, aspek-aspek yang mempengaruhi proses

pencelupan sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing

3. Kemampuan penguasaan tujuan pencelupan tujuan dan prinsip dasar proses

pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk sebagai kesiapan

menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing

4. Kemampuan penguasaan pengetahuan alat yaitu membahas jenis-jenis alat,

bahan dan parameter proses pencelupan sebagai kesiapan menjadi tenaga

pelaksana dyeing-finishing

5. Kemampuan penguasaan konsep zat warna direk, sifat-sifat dan mekanisme

pencelupan zat warna direk, faktor-faktor yang mempengaruhi zat warna direk

pada kain kapas sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing

6. Kemampuan penguasaan tehnik pencelupan kain kapas (cotton) yaitu

membahas tentang prosedur resep pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat

warna direk sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama dalam rangka

pengembangan ilmu dan peningkatan mutu pendidikan serta peningkatan

sumber daya manusia. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari beberapa aspek

(19)

di bidang pertekstilan khususnya pencelupan kain kapas (cotton) dengan

zat warna direk bagi peserta didik SMKN 1 Katapang Bandung.

2. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bahwa

manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna

direk dapat dijadikan bekal dan dapat menumbuhkan kesiapan peserta

didik untuk menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing.

E. Struktur Organisasi

Skripsi dibuat dalam 5 bab. Pada bab I pendahuluan menjelaskan

mengenai latar belakang masalah penulisan skripsi, perumusan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian, manfaat peneitian, serta struktur organisasi

skripsi. Bab II kajian pustaka berisi telaah tentang hasil belajar pencelupan kain

kapas (cotton) dengan zat warna direk, dan pertanyaan penelitian. Bab III

metode penelitian berisi uraian mengenai metode penelitian yang terdiri atas

lokasi, populasi dan sample penelitian, desain penelitian, metode penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, alat pengumpul data, dan tehnik

pengolah data. Bab IV pengolahan data untuk hasil temuan yang berkaitan

dengan masalah penelitian, dan pembahasan hasil penemuan penelitian. Bab V

kesimpulan dari hasil penelitian dan saran ditujukan kepada pengguna hasil

(20)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna

memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian yang dipilih

adalah SMK Negeri 1 Katapang-Bandung, dengan alasan bahwa lokasi

penelitian tersebut merupakan sekolah menengah kejuruan dengan beberapa

program keahlian di dalamnya. Salah satu program keahliannya adalah teknologi

tekstil, khususnya pencelupan kain kapas (cotton) dan hal itu yang berhubungan

dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, sehingga diharapkan penulis

memperoleh efektivitas dalam mengumpulkan data penelitian.

2. Populasi

Populasi dapat diartikan sejumlah individu atau subyek yang terdapat pada

kelompok tertentu dan dijadikan sebagai sumber data yang berada pada daerah

yang jelas. Sugiyono (1997:57) mengemukakan bahwa:“populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulanya”. Populasi yang penulis tentukan dalam

penelitian ini adalah peserta didik tingkat II tahun ajaran 2012/2013 bidang

keahlian Teknologi Tekstil SMKN 1 katapang yang berjumlah 30 0rang dan

telah mengikuti pelajaran pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna

direk.

3. Sampel

Sampel adalah keseluruhan unit analisis yang akan diteliti dan dianggap

dapat menggambarkan karakteristik populasi. Sampel yang digunakan pada

(21)

34

B. Metode Penelitian

Pemilihan metode dalam suatu penelitian mengacu pada data yang diteliti.

Metode dapat diartikan sebagai cara kerja yang tepat dalam mencapai tujuan

penelitian dan berfungsi untuk mempermudah dalam proses penelitian. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripktif, karena

penelitian ini bermaksud untuk memecahkan masalah yang ada pada masa

sekarang sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nana Sudjana

(2001:52), yaitu “metode penelitian deskriptif digunakan apabila bertujuan

untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian pada masa

sekarang”

Metode deskriptif perlu didukung oleh kegiatan pengumpulan,

penyusunan, penjelasan dan penganalisaan data. Penelitian ini akan

mengungkapkan informasi yang aktual tentang gambaran Manfaat Hasil

Belajar Proses Pencelupan kain kapas (cotton) Sebagai Kesiapan Menjadi

Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing, dengan membatasi penelitian pada peserta

didik tingkat II tahun ajaran 2012/2013 bidang keahlian Teknologi Tekstil

SMKN 1 Katapang.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari perbedaan pengertian

dan penafsiran dari judul penelitian. Oleh karena itu penulis perlu memperjelas

iatilah penggunaan dalam penelitian ini.

1. Manfaat hasil belajar proses pencelupan kain kapas (cotton)

a. Manfaat

Manfaat menurut W.J.S Poerwadarminta (2008:912) adalah “guna atau

faedah suatu hal”

b. Hasil belajar

“Hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”.

(22)

35

c. Pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk

Pencelupan menurut Dede Karyana, dkk (2005:7) “Pencelupan adalah

suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dan permanen”.

Kain kapas (cotton) adalah kain yang berasal dari serat alam yang

diperoleh dari rambut biji tanaman kapas jenis Gossypium (Soeprijono,

dkk. 1974:46).

Zat warna Direk adalah Zat warna yang dapat mencelup kain kapas

secara langsung tanpa bantuan suatu mordan. Disebut juga sebagai zat

subtansif karena dapat terserap dengan baik oleh kain kapas dan dalam

proses pencelupannya hasrus selalu ditambahkan garam untuk

memperbesar penyerapan. (modul pencelupan I, STTT).

Hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk

yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendapat yang

dikemukakan di atas yaitu perubahan tingkah laku penguasaan

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kemampuan peserta didik dari

pengalaman hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna

direk.

2. Kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing

a. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap

untuk memberi respon/ jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu

situasi yang mencangkup tiga aspek : kondisi fisik, mental dan emosional

sebagai kesiapan internal, kebutuhan motif dan tujuan sebagai kesiapan

eksternal, keterampilan dan pengetahuan. (Slameto 2010:113).

b. Tenaga pelaksana dyeing-finishing memiliki peranan yang cukup penting

dalam sebuah industri tekstil diantaranya adalah melakukan pengecekan

(23)

36

tinggi dan mencapai target yang memuaskan sesuai dengan standar industri

tekstil.

c. Pengertian kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing pada

penelitian ini mengacu pada pengertian di atas, sehingga pengertiannya

adalah kondisi seseorang yang membuatnya siap terhadap suatu situasi

pada penyelenggaraan kegiatan untuk melakukan pekerjaan sebagai tenaga

pelaksana dyeing-finishing di industri tekstil dengan tujuan agar melakukan

proses pencelupan sesuai dengan standar yang ditentukan sehingga

menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi.

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah suatu kegitan pengukuran data, oleh

karena itu diperlukan alat ukur yang baik untuk membantu proses penelitian

sehingga proses penelitian menjadi lebih mudah dan terukur. Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Riduwan (2004:37) “ instrumen adalah alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya“.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket

mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) sebagai kesiapan

menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing yang dilaksanakan pada peserta didik

tingkat II tahun ajaran 2012/2013 bidang keahlian teknologi tekstil SMK Negeri 1

Katapang, Bandung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang penulis

pergunakan adalah angket atau kuesioner yaitu alat komunikasi yang tidak

langsung dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data atau

informasi dari responden yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kuesioner menurut S. Margono (2004:167): “…. suatu alat pengumpul

(24)

37

menjawab secara tertulis pula oleh responden”. Angket yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan untuk memperoleh data tentang manfaat

hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) sebagai kesiapan menjadi tenaga

pelaksana dyeing-finishing yang dilaksanakan pada peserta didik tingkat II tahun

ajaran 2012/2013 bidang keahlian teknologi tekstil SMK Negeri 1 Katapang,

Bandung yang berjumlah 30 orang.

F. Teknik Pengolahan Data

Pengelolahan data bertujuan untuk mengubah data mentah dari hasil

pengukuran menjadi data yang dapat diinterpretasikan, sehingga dapat

memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Teknik pengelolahan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Persentase, yaitu persentase dari jawaban

angket yang dijawab atau direspon oleh responden. Pengelolahan data penelitian

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyeleksi data yaitu pemeriksaan atau pengecekan terhadap kemungkinan

adanya kesalahan dalam daftar pertanyaan.

b. Mentabulasi data yaitu proses pengelompokkan data dengan cara

menjumlahkannya kemudian memasukkan data ke dalam tabel-tabel, sehingga

data diketahui frekuensinya.

c. Menganalisis data yaitu proses analisis data dengan menggunakan uji statistik

yang bertujuan untuk menginterprestasikan data supaya diperoleh kesimpulan.

Rumusan presentase sebagaimana yang dikemukakan oleh Anas Sudijono

(2003:43) bahwa rumus untuk menghitung persentase yaitu:

Keterangan :

(25)

38

d. Penafsiran Data

Rumusan tersebut di atas digunakan untuk mendapatkan angka persentase

jawaban responden pada angket, dengan alternatif jawaban lebih dari satu,

setelah data dipersentasekan kemudian ditafsirkan dengan menggunakan

kriteria sebagai berikut:

100% : Seluruhnya

76%-99% : Sebagian besar

51%-75% : Lebih dari setengahnya

50% : Setengahnya

26%-49% : Kurang dari setengahnya

1%-25% : Sebagian kecil

0% : Tidak seorang pun

(26)

97

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dan saran yang dipaparkan berikut ini, disusun berdasarkan

seluruh kegiatan penelitian mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas

(cotton) sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing pada peserta

didik Program Keahlian Teknologi Tekstil SMK Negeri 1 Katapang Bandung.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian yang dapat dikemukakan

sebagai berikut :

1. Manfaat Hasil Belajar Pencelupan Kain Kapas (Cotton) yang Berkaitan dengan Kemampuan Penguasaan Pengetahuan Kain Kapas (Cotton) sebagai Kesiapan menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing

Hasil penelitian mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas

(cotton) ditinjau dari kemampuan penguasaan pengetahuan kain kapas (cotton)

sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memahami pengetahuan kain kapas (cotton) bermanfaat

untuk memilih kain kapas dengan kualitas baik, responden memahami sifat fisika

kapas berdasarkan warna bermanfaat untuk mengetahui karakteristik warna kain

kapas, responden memahami sifat kimia kapas berdasarkan oksidasi bermanfaat

agar serat kapas dapat teroksidasi membentuk oksiselulosa sehingga kekuatan

serat akan menurun. Responden menunjukkan kesiapan peserta didik dalam

menerima materi mengenai pengetahuan kain kapas (cotton), sehingga dapat

melaksanakan praktek pencelupan kain kapas dengan baik sebagai kesiapan

menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing.

(27)

98

kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing menunjukkan bahwa lebih

dari setengahnya responden memahami pengetahuan pencelupan bermanfaat

untuk proses pemberian warna pada kain kapas secara merata, responden berlatih

mengidentifikasi aspek pengaruh elektrolit bermanfaat untuk proses pencelupan,

menunjukan bahwa sudah dapat menerima manfaat materi pencelupan kain kapas

dengan baik, sehingga peserta didik mampu memahami konsep dasar pencelupan

sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing.

3. Manfaat Hasil Belajar Pencelupan Kain Kapas (Cotton) yang Berkaitan dengan Kemampuan Penguasaan Tujuan Pencelupan sebagai Kesiapan menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing.

Hasil penelitian mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas

(cotton) ditinjau dari kemampuan penguasaan tujuan pencelupan sebagai

kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memahami keunggulan zat warna direk sebagai zat

warna pada pencelupan kain kapas bermanfaat sebagai zat warna yang mudah

larut dalam pencelupan kain, menunjukan bahwa peserta didik sudah dapat

menerima manfaat materi tujuan pencelupan dengan baik bermanfaat sebagai

kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing.

4. Manfaat Hasil Belajar Pencelupan Kain Kapas (Cotton) yang Berkaitan dengan Kemampuan Penguasaan Pengetahuan Alat Pencelupan sebagai Kesiapan menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing

Hasil penelitian mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas

(cotton) ditinjau dari kemampuan penguasaan pengetahuan alat pencelupan

sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memahami pengetahuan alat gelas piala pada proses

pencelupan bermanfaat sebagai wadah penampung yang digunakan untuk

memanaskan, responden terampil menggunakan alat kasa asbes pada proses

pencelupan bermanfaat sebagai penyangga wadah (beaker) diatas kaki tiga.

(28)

99

alat, sehingga peserta didik dapat menggunakan sesuai dengan fungsi dan

kegunaannya dengan baik bermanfaat sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana

dyeing-finishing.

5. Manfaat Hasil Belajar Pencelupan Kain Kapas (Cotton) yang Berkaitan dengan Kemampuan Penguasaan Pengetahuan Zat Warna Direk sebagai Kesiapan menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing

Hasil penelitian mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas

(cotton) ditinjau dari kemampuan penguasaan pengetahuan zat warna direk

sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing menunjukkan bahwa

sebagian besar dari responden memahami terampil melarutkan zat warna direk

bermanfaat untuk menghasilkan kerataan pewarnaan kain kapas, responden

terampil melakukan cara memperbesar volt bermanfaat untuk memperbesar

kelarutan zat warna direk, responden terampil mengidentifikasi faktor pengaruh

temperatur bermanfaat pada proses pencelupan kain kapas dengan zat warna

direk, responden memahami sifat utama dari zat warna direk bermanfaat untuk

mengetahui penyerapan yang baik pada kain kapas, responden memahami

pencelupan kain kapas dengan zat warna direk bermanfaat untuk mengetahui

elektrolit dapat digunakan untuk memperbesar penyerapan, menunjukan bahwa

peserta didik sudah memahami manfaat materi pengetahuan zat warna direk,

sehingga peserta didik mampu mempraktekkan pencelupan kain kapas dengan zat

warna direk sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing.

6. Manfaat Hasil Belajar Pencelupan Kain Kapas (Cotton) yang Berkaitan dengan Kemampuan Penguasaan Tehnik Kerja Pencelupan Kain Kapas (Cotton) dengan Zat Warna Direk sebagai Kesiapan menjadi Tenaga Pelaksana Dyeing-Finishing

(29)

100

untuk menumbuhkan sikap kerja yang disiplin, responden berlatih melakukan

pencelupan kain kapas dengan zat warna direk sesuai standar dan prosedur yang

ditetapkan oleh industri pencelupan kain kapas, responden terampil melakukan

persiapan pencelupan kain kapas dengan zat warna direk bermanfaat untuk

mengetahui ketepatan tehnik kerja dalam proses pencelupan, responden

memahami pengetahuan alat pencelupan kain kapas dengan zat warna direk dalam

suasana netral bermanfaat untuk mengetahui pH paper sebagai mengukur kadar

pH, menunjukkan bahwa peserta didik sudah terampil atau mampu melakukan

pencelupan yang sesuai dengan tehnik kerja pencelupan kain kapas dengan zat

warna direk sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing.

B. Rekomendasi

Rekomendasi hasil penelitian disusun berdasarkan pada kesimpulan dan

implikasi hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Rekomendasi

yang penulis ajukan sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

bersangkutan, yaitu:

1. Peserta Didik Tingkat II Tahun Ajaran 2012/2013 Program Program Keahlian

Teknologi Tekstil SMK Negeri 1 Katapang Bandung, temuan penelitian

menunjukan sebagian besar memahami dan menguasai materi pencelupan kain

kapas (cotton) dengan zat warna direk sehingga hasil penelitian ini diharapkan

menjadi bahan informasi bahwa hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton)

dengan zat warna direk untuk peserta didik sebagai kesiapan menjadi tenaga

pelaksana dyeing-finishing. Hasil yang telah dicapai hendaknya dapat

diimplementasikan dalam mengembangkan dan mempertahankan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam pembelajaran pencelupan kain

kapas (cotton) dengan zat warna direk dengan cara memanfaatkan potensi

yang ada dan senantiasa bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran

pencelupan pencelupan kain kapas (cotton) dengan zat warna direk, sehingga

hasil yang didapatkan lebih maksimal dan dapat dijadikan bekal dalam

memasuki dunia kerja khususnya menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing

(30)

101

2. Staf pengajar (guru)

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton)

sebagai kesiapan menjadi tenaga pelaksana dyeing-finishing pada umumnya

berada pada kategori sebagian besar. Guru pembelajaran pencelupan diharapkan

terus memotivasi peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang telah diperoleh untuk dapat dijadikan bekal terhadap kesiapan

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Moch (1985). Bimbingan Belajar Penulisan Sukses di Perguruan Tinggi dengan Sistem SKS. Bandung: Sinar Baru

Departemen Pendidikan Nasional UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdikbud.

Djufri, Rasjid, dkk. (1976). Teknologi Pengelantangan, Pencelupan dan Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil

Diknas. (2004). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta: Diknas

Ferti . (2010). Modul Pembelajaran Pencelupan. Bandung : SMKN 1 Katapang

Gitopatmojo, I. (1986). Kimia Zat Warna. Bandung: Institut Teknologi Tekstil

Sunarto. (2008). Teknologi pencelupan dan pencapan jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Hartanto, N. Sugiarto dan Watanabe . (1986). Teknologi Tekstil . Jakarta : Pradnya Pramita

Isminingsih. (1979). Pengantar Kimia Zat Warna.. Bandung : Institut Teknologi Tekstil

Jumaeri . (1997). Pengetahuan Barang Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil

Karyana, Dede, dkk. (2005). Bahan Ajar Praktikum Pencelupan 1 (Pencelupan Serat Kapas, Wol dan Sutera). Bandung : Institut Teknologi Tekstil

Kartini. (2010). Modul Proses Pencelupan. Bandung : SMKN 1 Katapang.

_____. (2011). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung : UPI

(32)

Moerdoko, Wibowo. (1975). Evaluasi Tekstil Bagian Kimia. Bandung: Institut TeknologiTekstil

Poerwadarminta. W.J.S (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sudjana, N. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: CV. Sinar Baru Algesindo

Sudjana, N. (2008). Penelitian Hasil Praktek Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya

_____. (1979). Teknologi Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil

Internet :

……. (2013).

http://smk3ae.wordpress.com/2009/01/05/teori-pencelupan-serat-%E2%80%93-serat-tekstil-dyeing-of-textile-fiber/. [ 3 Januari 2013]

……. (2013).

http://dinaampera01.blogspot.com/2010/07/teori-pencelupan-serat-serat-tekstil.html[ 3 Januari 2013]

……. (2013).

https://www.google.com/search?q=nama+kimia+soda+abu&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a. [ 3 Januari 2013]

……. (2013).http://eprints.uny.ac.id/9031/3/bab%202%20-08403244001.pdf. [ 3

Januari 2013]

……….. (2008). Teknologi pencelupan dan pencapan jilid 2. [Online].

Tersedia:http://202.90.195.156/bse/smk/smk/10%20TehnikPencelupan20 Sunarto.pdf.[3 Desember 2012]

Gambar

Gambar
Tabel    Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu faktor penyebab lama waktu studi yang lama yaitu waktu penulisan TAS yang lama. Oleh karena itu diperlukan strategi untuk memperpendek waktu yang dibutuhkan dalam

[r]

Komposit Limbah Serat Sawit – Polyester, Prosiding SNTTM IV,. Universitas Udayana,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG.. TERDAFTAR DI BURSA

Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi Active Knowledge Sharing dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga berdampak pada peningkatan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kinerja keuangan Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta dilihat

Untuk memetakan sebaran rajungan di daerah penangkapan yang sekaligus sebagai salah satu habitat rajungan dilakukan dengan dua metode, yaitu : (1) pendekatan

Penelitian ini meyimpulkan bahwa: (1) Perencanaan tradisi upacara Mane’e pada masyarakat pesisir Kepulauan Talaud Sulawesi Utara diawali dengan doa kepada Tuhan,