DAFTAR ISI
ABSTRAK……….i
KATA PENGANTAR……….ii
UCAPAN TERIMA KASIH………..iii
DAFTAR ISI………...vi
DAFTAR TABEL………x
DAFTAR LAMPIRAN………...xi
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….1
1.2Identifikasi Masalah……….5
1.3Batasan Masalah………..6
1.4Rumusan Masalah………6
1.5Tujuan Penelitian……….6
1.5.1 Tujuan Umum………...7
1.5.2 Tujuan Khusus………..7
1.6Manfaat Penelitian………..7
1.6.1 Manfaat Teoretis………...8
1.6.2 Manfaat Praktis……….8
1.7Anggapan Dasar Penelitian……….9
1.8Hipotesis Penelitian……….9
BAB 2 LANDASAN TEORETIS
2.1 Metode Enam Tahapan Berpikir………..11
2.1.1Pengertian Metode Enam Tahapan Berpikir………11
2.1.2 Langkah-Langkah Menggunakan Metode Enam Tahapan Berpikir.…….13
2.1.3 Aplikasi Metode Enam Tahapan Berpikir dalam Kegiatan Menulis……..13
2.2 Ihwal Menulis………15
2.2.1 Pengertian Menulis……….15
2.2.2 Fungsi dan Tujuan Menulis……….16
2.2.3 Manfaat Menulis………..18
2.2.4 Teknik Mengembangkan Kalimat Topik……….20
2.2.5 Pengertian Karangan Narasi………21
2.2.6 Bentuk-Bentuk Khusus Narasi………22
2.2.7 Langkah-Langkah Menyusun Karangan Narasi………..25
2.2.8 Biografi………26
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian………..29
3.2 Sumber Data………..31
3.2.1 Populasi………...31
3.2.2 Sampel……….32
3.3 Teknik Penelitian………...32
3.3.2 Teknik Pengolahan Data……….33
3.3.2.1 Pengolahan Data Kuantitatif………..33
3.4 Instrumen Penelitian……….37
3.4.1 Instrumen Pembelajaran……….38
3.4.2 Instrumen Evaluasi……….55
3.5 Prosedur Penelitian………...59
3.5.1 Persiapan Penelitian………59
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian………60
3.5.2.1 Pelaksanaan Pretes………..60
3.5.2.2 Penyajian Bahan Pembelajaran………...60
3.5.2.3 Pelaksanaan Postes…..………62
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian……….63
4.1.1 Analisis Data Kelas Kontrol………63
4.1.2 Analisis Data Kelas Eksperimen……….74
4.2 Analisis Nilai Pretes dan Postes Menulis Biografi………85
4.2.1 Uji Reliabilitas Antar Penimbang Kelas Kontrol………85
4.2.2 Uji Reliabilitas Antar Penimbang Kelas Eksperimen……….92
4.2.3 Uji Normalitas Kelas Kontrol………..99
4.2.4 Uji Normalitas Kelas Eksperimen……….105
4.2.6 Uji Hipotesis………..113
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian………...116
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan………..118
5.2 Rekomendasi………119
DAFTAR PUSTAKA………...120
RIWAYAT PENELITI………...122
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian………30
Tabel 3.2 Format Penilaian Hasil Karangan………56
Tabel 4.1 Nilai Uji Realibilitas Antarpenimbang Hasil Pretes Kelas Kontrol………85 Tabel 4.2 ANAVA Pretes kelas Kontrol……….88
Tabel 4.3 Nilai Uji Realibilitas Antarpenimbang Hasil Postes Kelas Kontrol………89
Tabel 4.4 ANAVA Postes kelas Kontrol……….91
Tabel 4.5 Nilai Uji Realibilitas Antarpenimbang Hasil Pretes Kelas Eksperimen….92 Tabel 4.6 ANAVA Pretes Kelas Eksperimen……….95
Tabel 4.7 Nilai Uji Realibilitas Antarpenimbang Hasil Postes Kelas Eksperimen…96
Tabel 4.8 ANAVA Postes Kelas Eksperimen……….98
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes………..100
Tabel 4.10 Tabel Distribusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pretes …………..101
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Hasil Postes………103
Tabel 4.12 Tabel Distribusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Postes………104 Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes………106
Tabel 4. 14 Tabel Distribusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pretes…………...107
Tabel 4. 15 Distribusi Frekuensi Hasil Postes………...109
Tabel 4.16 Tabel Distribusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Postes………110
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Keputusan Judul Penelitian
Surat Izin Penelitian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian
Format Penilaian Karangan Biografi
Hasil Pretes Siswa
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menulis dipergunakan untuk melaporkan/ memberitahukan, dan
memengaruhi. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh
orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,
kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur
kalimat. Menurut Morsey dalam Tarigan (2008 : 4).
Begitulah yang diungkap penulis Morsey yang menyatakan bahwa
keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar. Sebab dengan
menulis seseorang dilatih untuk berpikir kemudian menuangkannya dalam sebuah
tulisan.
Selain sebagai suatu keterampilan berbahasa menulis juga digunakan sebagai
alat komunikasi tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Berdasarkan lamanya proses penguasaan keterampilan menulis selalu ditempatkan
terakhir setelah menyimak, berbicara dan membaca. Namun hal ini tidak menjadikan
menulis sebagai sebuah keterampilan yang tidak penting. Sebab keterampilan menulis
dapat dilakukan setelah seseorang mampu atau menguasai tiga keterampilan bahasa
yang lain.
Seorang penulis selain harus memahami prinsip-prinsip menulis, berwawasan,
memahami prinsip dalam berpikir. Pemahaman dalam prinsip berpikir akan
membantu penulis untuk dapat menghasilkan tulisan-tulisan yang informatif. Segala
bentuk informasi yang dapat menunjang prinsip berpikir menulis, bisa didapatkan
dari hasil membaca atau mendengar dari berbagai sumber dan media.
Dalam dunia pendidikan, menulis menjadi salah satu kegiatan yang penting.
Sebab dengan menulis, siswa dilatih untuk berpikir dan menuangkan hasil pikirannya
kedalam sebuah tulisan. Selain itu kemajuan suatu bangsa dan negara dapat diukur
dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Maju atau tidaknya
komunikasi tulis dapat dilihat dan diukur dari kualitas dan kuantitas hasil
percetakannya. (Tarigan, 2008: 20)
Mengutip pernyataan Dawwon dalam Tarigan (2008 : 1) perlu diingat
pengetahuan mengenai teori-teori menulis tidak menjamin seseorang untuk terampil
dalam menulis. Sebab keterampilan ini tidak datang secara otomatis, tetapi melalui
latihan dan praktik. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan
praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih
keterampilan berpikir.
Sayangnya keterampilan menulis masih dianggap rendah oleh sebagian
kalangan. Salah satu penelitian konkret dari rendahnya kemampuan menulis, terutama
di Indonesia diungkap pula oleh Alwasilah (2000)
Daya saing bangsa kita berada pada posisi ke-46 (2000), jauh di bawah
Indonesia termasuk melek huruf, namun di Indonesia hanya terbit 12 buku untuk satu
juta penduduk pertahun. Ini di bawah rata-rata negara berkembang lainnya yang
mampu menerbitkan 55 buku untuk satu juta penduduknya pertahun atau di negara
maju yang mencapai 513 buku untuk setiap satu juta penduduknya pertahun
(Alwasilah, 2000).
Menghadapi kesulitan dalam menulis memang wajar. Sebab dalam menguasai
kemampuan menulis diperlukan latihan yang baik. Selain itu menulis pun
memerlukan sebuah keterampilan dalam mengorganisasikan pikiran dengan baik
untuk kemudian mengutarakannya secara jelas dalam wujud penggunaan kata-kata
dan struktur kalimat. Namun musuh besar dalam berpikir baik adalah kebingungan.
Makin aktif suatu pikiran, resikonya semakin besar pula kebingungan yang dihadapi.
Sebab utama kebingungan adalah berusaha melakukan segalanya sekaligus. Ketika
pikiran berusaha melakukan segalanya sekaligus, yang terjadi justru pikiran
melakukan satu hal secara menyeluruh dan nyaris melalaikan hal yang lainnya. (De
Bono, 2009)
Itulah mengapa digunakan metode six thingking hats karya Edward de Bono
sebagai alternatif berlatih berpikir agar dapat menulis dengan baik. Sebab metode ini
mengajari cara berpikir secara pararel (sejajar). Dengan menerapkan enam tahapan
berpikir, metode ini akan membantu seseorang untuk memetakan pikiran sehingga
Penelitian dengan menggunakan metode six thingking hats sebelumnya
pernah dilaksanakan oleh Kholifah (2009). Hasil penelitiannya dalam pembelajaran
menulis karangan argumentasi dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK)
mengalamai peningkatan dalam setiap siklusnya. Kategori sangat baik (SB) tidak
terdapat pada siklus pertama, tetapi pada siklus kedua terdapat presentase sebesar
72,22%. Untuk kategori baik (B) terjadi kenaikan sebesar 25%. Adapun mengenai
kategori sedang (S) terjadi kenaikan sebesar 13,88%. Sementara untuk kategori
kurang (K) tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori ini.
Lain halnya dengan penelitian Wulandari (2010) yang menggunakan
penelitian kuasi eksperimen. Hasil penelitiannya dalam pembelajaran berdiskusi
menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang diberi
metode enam topi berpikir dengan kelas yang diberi metode diskusi kelompok. Pada
uji statistik (uji t) diperoleh nilai signifikasi (2-tailed) sebesar 0,000, disebabkan
0,000 0,05 maka H0 ditolak. Hasil dari kedua penelitian tersebut menunjukan
bahwa metode enam langkah berpikir mampu meningkatkan keterampilan berdiskusi
dan menulis karangan argumentasi.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggunakan metode enam tahapan
berpikir dalam melatih keterampilan menulis. Keterampilan menulis yang akan
menjadi fokus pembelajaran yaitu menulis biografi. Biografi memiliki beberapa
manfaat yang akan berguna bagi para siswa. Sebagaimana dikemukakan Subandy
1) Sumber sejarah
2) Sumber informasi
3) Sumber inspirasi
4) Sumber kontemplasi/ renungan
5) Sebagai kritik sejarah atau protes sosial
Dalam menulis biografi siswa diminta untuk menyampaikan informasi yang
menarik mengenai kehidupan dan pengalaman-pengalaman pribadi. Informasi yang
akan dituliskan diperoleh melalui berpikir. Agar cara berpikir lebih efektif maka
siswa akan dilatih untuk berpikir dengan menggunakan metode enam tahapan
berpikir. Dengan latar belakang tersebut maka penulis mengajukan skripsi dengan
judul “Efektivitas Penggunaan Metode Enam Tahapan Berpikir (Six Thingking
Hats) Dalam Pembelajaran Menulis Biografi (Eksperimen Kuasi Terhadap
Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut.
1. Kesulitan utama menulis disebabkan oleh kebingungan pada saat berpikir.
2. Kemampuan menulis memerlukan keterampilan dalam mengorganisasikan
pikiran dengan baik untuk kemudian mengutarakannya secara jelas dalam wujud
3. Pembelajaran dengan menggunakan enam tahapan berpikir (Six Thingking Hats)
belum pernah dilakukan dalam pembelajaran menulis biografi.
1.3Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada keefektifan penerapan
metode enam tahapan berpikir (six thingking hats) dalam pembelajaran menulis
biografi (eksperimen kuasi terhadap siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1
Bandung tahun ajaran 2012/2013)
1.4Rumusan Masalah
Untuk memperjelas arah penelitian, penulis perlu merumuskan masalah.
Adapun pertanyaan yang akan menjadi perumusan masalah ini adalah sebagai
berikut:
1) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes menulis
biografi siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dengan menggunakan
metode ceramah di kelas kontrol?
2) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes menulis
biografi siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dengan menggunakan
3) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis biografi
sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol dan
metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dibagi menjadi dua, yaitua; tujuan umum dan tujuan khusus.
1.5.1 Tujuan Umum
Memperoleh gambaran secara jelas mengenai penerapan metode Enam
Tahapan Berpikir dalam pembelajaran menulis biografi.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes menulis biografi
siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dengan menggunakan
metode ceramah di kelas kontrol.
2) Perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes menulis biografi
siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dengan menggunakan
3) Ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis
biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol
dan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dibagi berdasarkan manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Rincian manfaat penelitian dipaparkan sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
bagi pengembangan pembelajaran menulis. Khususnya dalam menulis biografi
dengan menggunakan metode Enam Tahapan Berpikir.
1.6.2 Manfaat Praktis
Secara khusus penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1) Guru
Dengan penelitian ini, diharapkan guru mampu mendapatkan
tambahan referensi metode mengajar yang dapat digunakan dalam
serta menggunakan metode pembelajaran pada akhirnya dapat meningkatkan
minat, aktivitas, efektivitas, dan hasil pembelajaran menulis yang maksimal.
2) Siswa
Dengan penelitian ini siswa diharapkan mampu mendayagunakan
kreativitas berpikir terutama dalam keterampilan menulis biografi.
3) Penulis
Dengan penelitian ini, penulis berharap untuk dapat mengetahui
keefektifan penerapan metode Enam Tahapan Berpikir dalam pembelajaran
menulis khususnnya menulis biografi.
1.7Anggapan Dasar Penelitian
Anggapan dasar merupakan panduan berpijak bagi penyelesaian masalah
yang ditelilti. Dalam penelitian ini, peneliti bertolak dari asumsi sebagai berikut:
1. Menulis merupakan salah satu kompetensi dasar yang tercantum dalam silabus
mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X.
2. Penggunaan metode yang tepat dapat mendukung keberhasilan pembelajaran.
3. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis biografi
adalah metode enam tahapan berpikir.
Adapun hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
H0: jika thitung lebih kecil atau sama dengan () dari harga ttabel maka Ho
diterima. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
pembelajaran menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah
di kelas kontrol dan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen
H1: jika thitung lebih besar () dari harga ttabel maka Ho ditolak. dengan
demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis
biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol dan
metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen.
1.9Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah tafsir dari pihak pembaca, sekaligus memperjelas
pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini. Maka peneliti merumuskan definisi
operasional variable-variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Metode six thingking hats merupakan pembelajaran menulis karangan dengan
cara mengembangkan gagasan melalui enam tahapan berpikir. Pendidik
berupaya untuk mendorong kemampuan peserta didik dalam membuat kerangka
karangan dengan menggunakan enam tahapan berpikir. Dalam hal ini setiap
tahap dalam berpikir akan membantu siswa dalam menyusun karangan dengan
2. Menulis biografi adalah suatu proses belajar menuliskan jenis karangan narasi
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2011 : 2)
Metode penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya
berdasarkan timbulnya variabel. Variabel merupakan hal yang menjadi objek
penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian, dan menunjukan variasi baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. (Arikunto, 2006: 10).
Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas adalah, variabel yang diasumsikan memunculkan
variabel yang lain. Sementara veriabel terikat yaitu variabel yang kemunculannya
disebabkan oleh variabel lain.
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas (X) merupakan metode Enam Tahapan Berpikir dalam
pembelajaran menulis biografi.
2. Variabel terikat (Y) merupakan kemampuan siswa dalam menulis
biografi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
peneliti sengaja membangkitkan timbulnya kejadian atau keadaan, kemudian diteliti
akibatnya. Hubungan sebab akibat yang ditimbulkan dalam penelitian ini adalah
metode Enam Tahapan Berpikir sebagai faktor penyebab. Sedangkan kemampuan
siswa dalam menulis biografi sebagai faktor akibat.
Berdasarkan desain eksperimen metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Quasi Eksperimental Design atau Metode Eksperimen Semu. Metode ini
memiliki desain kelompok kontrol, namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Sugiyono (2011:77). Metode eksperimen semu terbagi menjadi dua bentuk desain
yaitu, Time-Series Design dan Control Group Design.
Peneliti menggunakan nonquivalent control grop design dalam penelitin ini.
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random. Sugiyono (2011:79).
Desaian penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
O1 X O2
Keterangan:
O1 : uji awal kelompok eksperimen
O3 : uji awal kelompok kontrol
X : Perlakuan pada kelompok eksperimen
Y : Perlakuan pada kelompok kontrol
O2 : uji akhir kelompok eksperimen
O4 : uji akhir kelompok kontrol
Desain penelitian menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok eksperimen merupakan
kelompok yang mendapatkan perlakuan (mendapatkan pembelajaran menulis
biografi dengan menggunakan metode enam tahapan berpikir).
Sebaliknya kelompok kontrol adalah kelompok pembanding yang tidak
mendapatkan pembelajaran menulis biografi dengan menggunakan metode enam
tahapan berpikir.
3.2 Sumber Data
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atasa: obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung
tahun pelajaran 2012/2013.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili). Sugiyono (2011:81).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini akan menggunakan
sampling sederhana. Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak. Karena anggota populasi dianggap homogen. Maka secara random, peneliti
memilih dua kelas dari populasi seluruh siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1
Bandung tahun pelajaran 2012/2013 sebagai kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3.3 Teknik Penelitian
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang peneliti kumpulkan diperoleh dengan menggunakan teknik
tes.Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan objek yang diteliti. Tes
yang dilakukan dibagi kedalam dua tahap yaitu pretes dan postes. Dalam
penelitian ini pretes dan postes masing-masing diberikan baik terhadap kelompok
Pretes yang digunakan peneliti dilakukan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menulis biografi sebelum menggunakan metode enam tahapan
berpikir. Sementara postes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah menggunakan metode enam tahapan berpikir.
3.3.2 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
3.3.2.1 Pengolahan Data Kuantitatif
Dalam pengolahan data kuantitatif peneliti melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan nilai pretes dan postes dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
b) Melakukan uji realibilitas antar penimbang berdasarkan skor pretes
dan postes. Langkah-langkah dalam pengujian realibilitas adalah
sebagai berikut:
1. Membuat tabel data hasil uji dari penimbang berdasarkan nilai
pretes dan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
dan
Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam
format ANAVA .
Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan
menggunakan rumus
Setelah itu, nilai tersebut dilihat dalam tabel Guildfort
sebagai berikut
< dari 0, 20 = tidak ada korelasi
0,20 – 0,40 = korelasi rendah
0,40 – 0,60 = korelasi sedang
0,60 – 0,80 = korelasi tinggi
0,80 – 0,99 = korelasi tinggi sekali
3. Untuk menggunakan teknik statistik penulis terlebih dahulu
menghitung normalitas dan homogenitas pada pretes dan postes
dalam kelompok eksperimen dan kontrol. Adapun rumus yang
digunakan adalah rumus chi-kuadrat.
(Subana dan Sudrajat, 2005: 161)
Keterangan :
Oi : Frekuensi pengamatan
Ei : Frekuensi ekspektasi
Jika x2 hitung < x2 tabel maka data dinyatakan terdistribusi
normal. Untuk itu harga x2 (t hitung) dikonsulatsikan pada tabel
chi kuadrat dengan derajat kebebasan sebesar banyaknya kelas
interval dibagi tiga (dk = k-3)
Jika diperoleh harga x2 (thitung) > x2 (tabel) maka data
dapat dikatakan berdistribusi tidak normal. Jika sampel berdistribusi
tidak normal, maka langsung dilanjutkan dengan uji Wicholson
untuk uji hipotesis dengan rumus:
Keterangan:
W : nilai Wicholson
n : jumlah rentang terkecil dari rentang positif atau negatif
x : rerata selisih gain
4. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata pretes dan postes
dengan menggunakan rumus:
(Subana dan Sudrajat, 2005: 161)
Keterangan:
F hitung : nilai yang dicari
Vb : varians terbesar
Vk : varians terkecil
Data dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel pada derajat
kebebasan db = N-1
c) Melakukan uji siginifikasi rata-rata pretes dan postes. Serta uji
signifikasi pertambahan rata-rata pretes dan postes.
2. Mencari rata-rata dengan rumus:
3. Mencari simpangan baku dengan rumus:
4. Mencari t hitung dengan rumus:
5. Menentukan taraf signifikasi
Dalam menghitung taraf signifikasi gunakan perhitungan
dk = n1 + n2 – 2
Kriteria pengujian dua pihak jika:
- t tabel t hitung + t tabel , maka Ho diterima dan H1
ditolak.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.4.1 Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan diajukan peneliti dalam proses belajar mengajar. RPP yang digunakan
untuk kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Semester : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45
A. Standar Kompetensi
Menulis
4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositif)
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat
C. Materi Pembelajaran
Paragraf naratif:
• Contoh paragraf naratif
• Struktur paragraf naratif
• Ciri/ karakteristik paragraf naratif
• Kerangka paragraf naratif
D. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf
naratif.
Menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu
dan peristiwa.
Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf
naratif.
Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan
kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD.
b. Proses:
Menentukan topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf
Menentukan kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan
peristiwa.
Menyusun kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif.
Mengedit paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan kronologi,
waktu, peristiwa, dan EYD.
2. Psikomotor
Mengemukakan gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu
dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.
3. Afektif
a. Karekter
Kerja keras Kreatif
Mandiri
b. Keterampilan sosial
Menyumbang ide
Bekerja sama
Menghargai pendapat
E. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
Siswa secara individu dapat mendaftar topik-topik yang dapat
dikembangkan menjadi paragraf naratif dengan mengerjakan LP 1:
Produk.
Siswa secara individu dapat menyusun kerangka paragraf naratif
berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa dengan mengerjakan LP
1: Produk.
Siswa secara individu dapat mengembangkan kerangka yang telah
dibuat menjadi paragraf naratif dengan mengerjakan LP 1: Produk
Siswa secara individu dapat menyunting paragraf naratif yang
ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD
dengan mengerjakan LP 1: Produk
b. Proses:
Siswa diberikan latihan membuat karangan naratif yang terdapat
dalam LP 2: Proses. Selanjutnya siswa diharapkan dapat menemukan:
Topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif
yang tersedia pada LP2: Proses.
Menyusun kerangka paragraf naratif yang tersedia pada LP2:
Proses.
Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf
Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan
kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD yang tersedia pada LP2:
Proses.
2. Psikomotor
Siswa dapat mengemukakan gagasan dengan menggunakan pola
urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif yang terdapat
pada LP3: Psikomotor.
3. Afektif
a. Karakter
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan
kemajuan dalam berperilaku seperti kerja keras, kreatif, mandiri.
b. Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan
kemajuan dalam keterampilan menyumbang ide, bekerja sama, dan
menghargai pendapat.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Penugasan, Unjuk Kerja
Metode pembelajaran: Metode Enam Tahapan Berpikir
No Kegiatan
Penilaian oleh
Pengamat
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal (10)
1. Mengecek kesiapan siswa
2. Melakukan apersepsi tentang contoh dan ciri-ciri
paragraf naratif.
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
metode enam tahapan berpikir.
1 2 3 4
B. Kegiatan Inti (70)
Penggalan 1 (pretest)
• Siswa membaca contoh paragraf naratif non fiksi.
• Siswa mengidentifikasi struktur paragraf naratif.
• Siswa menggunakan metode enam tahapan berpikir
untuk mendaftarkan topik-topik yang akan
dikembangkan menjadi paragraf naratif.
• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil
penggunaan metode enam tahapan berpikir
• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah
Penggalan 2 (perlakuan 1)
• Siswa diingatkan kembali mengenai metode enam
tahapan berpikir.
• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun
kerangka paragraf naratif.
• Siswa menggunakan metode enam tahapan berpikir
untuk mendaftarkan topik-topik yang akan
dikembangkan menjadi paragraf naratif.
• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil
penggunaan metode enam tahapan berpikir.
• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun
oleh teman.
Penggalan 3 (perlakuan 2)
• Siswa diingatkan kembali mengenai metode enam
tahapan berpikir.
• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun
kerangka paragraf naratif.
• Siswa menggunakan metode enam tahapan berpikir
untuk mendaftarkan topik-topik yang akan
• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil
penggunaan metode enam tahapan berpikir.
• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah
disusun oleh teman.
Penggalan 4 (postest)
• Siswa diingatkan kembali mengenai metode enam
tahapan berpikir.
• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun
kerangka paragraf naratif.
• Siswa menggunakan metode enam tahapan berpikir
untuk mendaftarkan topik-topik yang akan
dikembangkan menjadi paragraf naratif.
• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil
penggunaan metode enam tahapan berpikir.
• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah
disusun oleh teman.
1 2 3 4
C. Kegiatan Akhir (20)
1. Siswa membuat simpulan terhadap butir-butir
2. Guru memberikan penguatan simpulan dan
refleksi.
H. Bahan
Lembar kerja
I. Sumber Pembelajaran
1. Lembar Kerja
2. LP 1 = kognitif: produk
3. LP 2 = kognitif: proses
4. LP 3 = psikomotor
5. LP 4 = afektif: perilaku berkarakter
6. LP 5 = afektif: keterampilan sosial
7. Silabus
J. Penilaian
Jenis tagihan:
- Tugas individu
Bentuk Instrumen:
- Uraian bebas
Sementara itu RPP yang digunakan untuk kelas kontrol adalah sebagai
berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Semester : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45
A. Standar Kompetensi
Menulis
4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositif)
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat
dalam bentuk paragraf naratif
C. Materi Pembelajaran
Paragraf naratif:
• Contoh paragraf naratif
• Struktur paragraf naratif
• Ciri/ karakteristik paragraf naratif
• Kerangka paragraf naratif
1. Kognitif
a. Produk
Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf
naratif.
Menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan
peristiwa.
Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif. Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan
kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD.
b. Proses:
Menentukan topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf
naratif.
Menentukan kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu
dan peristiwa.
Menyusun kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif.
Mengedit paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan kronologi,
waktu, peristiwa, dan EYD.
2. Psikomotor
Mengemukakan gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu
dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.
a. Karekter
Kerja keras
Kreatif
Mandiri
b. Keterampilan sosial
Menyumbang ide
Bekerja sama
Menghargai pendapat
E. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk
Siswa secara individu dapat mendaftar topik-topik yang dapat
dikembangkan menjadi paragraf naratif dengan mengerjakan LP 1:
Produk.
Siswa secara individu dapat menyusun kerangka paragraf naratif
berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa dengan mengerjakan LP
1: Produk.
Siswa secara individu dapat mengembangkan kerangka yang telah
Siswa secara individu dapat menyunting paragraf naratif yang
ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD
dengan mengerjakan LP 1: Produk
b. Proses:
Siswa diberikan latihan membuat karangan naratif yang terdapat
dalam LP 2: Proses. Selanjutnya siswa diharapkan dapat menemukan:
Topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif
yang tersedia pada LP2: Proses.
Menyusun kerangka paragraf naratif yang tersedia pada LP2:
Proses.
Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf
naratif yang tersedia pada LP2: Proses.
Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan
kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD yang tersedia pada LP2:
Proses.
2. Psikomotor
Siswa dapat mengemukakan gagasan dengan menggunakan pola
urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif yang terdapat pada
LP3: Psikomotor.
3. Afektif
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan
kemajuan dalam berperilaku seperti kerja keras, kreatif, mandiri.
b. Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan
kemajuan dalam keterampilan menyumbang ide, bekerja sama, dan
menghargai pendapat.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Penugasan, Unjuk Kerja
Metode pembelajaran: Ceramah
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan
Penilaian oleh
Pengamat
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal (10)
1. Mengecek kesiapan siswa
2. Melakukan apersepsi tentang contoh dan ciri-ciri
paragraf naratif.
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
metode mengembangkan kalimat topik.
B. Kegiatan Inti (70)
Penggalan 1 (pretest)
• Siswa membaca contoh paragraf naratif non fiksi.
• Siswa mengidentifikasi struktur paragraf naratif.
• Siswa menggunakan metode mengembangkan kalimat
topik untuk mendaftarkan topik-topik yang akan
dikembangkan menjadi paragraf naratif.
• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil
penggunaan metode mengembangkan kalimat topik
Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun
oleh teman.
Penggalan 2 (perlakuan 1)
• Siswa diingatkan kembali mengenai metode
mengembangkan kalimat topik
• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun
kerangka paragraf naratif.
• Siswa menggunakan metode mengembangkan kalimat
topik untuk mendaftarkan topik-topik yang akan
dikembangkan menjadi paragraf naratif.
• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil
• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun
oleh teman.
Penggalan 3 (perlakuan 2)
• Siswa diingatkan kembali mengenai metode
mengembangkan kalimat topik
• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun
kerangka paragraf naratif.
• Siswa menggunakan metode mengembangkan kalimat
topik untuk mendaftarkan topik-topik yang akan
dikembangkan menjadi paragraf naratif.
• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil
penggunaan metode mengembangkan kalimat topik.
• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun
oleh teman.
Penggalan 4 (postest)
• Siswa diingatkan kembali mengenai metode
mengembangkan kalimat topik
• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun
kerangka paragraf naratif.
topik untuk mendaftarkan topik-topik yang akan
dikembangkan menjadi paragraf naratif.
• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil
penggunaan metode mengembangkan kalimat topik.
• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun
oleh teman.
1 2 3 4
C. Kegiatan Akhir (20)
1. Siswa membuat simpulan terhadap butir-butir
pembelajaran yang telah mereka ikuti.
2. Guru memberikan penguatan simpulan dan
refleksi.
H. Bahan
Lembar kerja
I. Sumber Pembelajaran
1. Lembar Kerja
2. LP 1 = kognitif: produk
3. LP 2 = kognitif: proses
4. LP 3 = psikomotor
5. LP 4 = afektif: perilaku berkarakter
7. Silabus
J. Penilaian
Jenis tagihan:
- Tugas individu
Bentuk Instrumen:
- Uraian bebas
3.4.2 Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Lembar Tes
Intrumen penelitian berupa tes menulis biografi. Tes dilakukan sebanyak dua
kali pada awal pertemuan dan akhir pertemuan. Pretes dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa sebelum diberi perlakuan. Sementara postes
dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan.
Berikut format tes yang diberikan pada siswa:
Buatlah sebuah karangan biografi sederhana dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Tentukanlah sebuah tema untuk menuliskan karangan
biografi!
2. Daftarkan topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi
3. Susunlah kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologis
waktu dan peristiwa.
4. Perhatikan diksi dan ejaan serta hubungan setiap paragrafnya!
b. Lembar Penilaian
[image:45.612.133.593.101.689.2]Lembarpenilaian merupakan format penilaian hasil karangan siswa.
Tabel 3.2
Format Penilaian Hasil Karangan
NO HAL YANG DINILAI
Skor
1 2 3 4 5
01. Penggunaan diksi
02. Penggunaan ejaan
03. Kesesuaian isi dengan tema
04. Pengembangan isi
05. Objektivitas karangan
06. Sikap Kritis dan Seimbang
07. Jujur dan Adil
JUMLAH NILAI (Maksimal 40)
Arti skala nilai:
1 = Sangat Kurang 4 = Baik
2 = Kurang 5 = Sangat Baik
3 = Cukup
Deskripsi skala penilaian karangan biografi adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan diksi
5 = penggunaan kata sesuai dengan konteks dan bervariasi
4 = penggunaan kata sesuai dengan konteks namun tidak bervariasi
3= penggunaan kata kurang tepat tetapi tidak mengganggu pemahaman
2 = penggunaan kata tidak tepat dan mengganggu pemahaman
1 = banyak penggunaan kata yang tidak sesuai dengan konteks
b. Penggunaan ejaan
5 = tidak terdapat kesalahan ejaan (sempurna)
4 = terdapat sedikit kesalahan ejaan
3 = terdapata kesalahan ejaan yang tidak bersifat konstan
2 = banyak terdapat kesalahan ejaan dan bersifat konstan
1 = terdapat banyak sekali kesalahan ejaan
c. Kesesuaian isi dengan tema
4 = isi karangan sesuai dengan tema walapun terdapat hal-hal yang
tidak perlu ditambahkan dalam karangan
3 = sebagian karangan tidak berhubungan dengan tema
2 = banyak karangan yang tidak berhubungan dengan tema
1 = hampir semua isi karangan menyimpang dari tema
d. Pengembangan isi
5 = isi karangan lengkap dan dikembangkan secara maksimal
4 = pengembangan karangan kurang maksimal
3 = isi karangan kurang namun masih dapat diterima
2 = banyak hal yang perlu ditambahkan dalam karangan
1 = tidak terdapat pengembangan isi
e. Objektivitas Karangan
5 = karangan sesuai dengan keadaan sebenarnya
4 = terdapat beberapa hal yang kurang masuk akal namun masih dapat
diterima
3 = banyak terdapat hal-hal fiktif dalam karangan
2 = karangan tidak objektif
1 = karangan fiktif dan tidak termasuk karangan biografi
f. Sikap Kritis dan Seimbang
4 = isi karangan kurang kritis namun masih bisa diterima
3 = isi karangan cukup bagus meskipun tidak terdapat pandangan yang
kritis
2 = isi karangan dangkal dan tidak berbobot
1 = isi karangan sangat dangkal
g. Jujur dan Adil
5 = isi karangaan jujur dan sesuai dengan keadaan sebenarnya
4 = isi karangan sendikit mengada-ada namun masih bisa diterima
3 = isi karangan bersikap menghakimi
2 = isi karanganan terlalu melebih-lebihkan keadaan
1 = isi karangan tidak sesuai dengan kenyataan
h. Pengembangan paragraf
5 = semua paragraf memenuhi kriteria dan lengkap
4 = terdapat paragraf yang kurang dikembangkan
3 = jumlah paragraf yang dikembangkan sama dengan jumlah paragraf
yang tidak dikembangkan
2 = hampir seluruh paragraf tidak dikembangkan
1 = seluruh paragraf tidak dikembangkan
3.5 Prosedur Penelitian
Kegiatan yang dilalui pada tahap persiapan diantaranya melakukan
studi pendahuluan untuk teori menulis biografi dan metode enam tahapan
berpikir. Setelah itu peneliti mengumpulkan instrumen atau alat pengukur
penelitian untuk variabel kemampuan menulis biografi oleh siswa, dan instrumen
untuk mengetahui kualitas metode enam tahapan berpikir dalam keterampilan
menulis biografi. Terakhir peneliti mengajukan permohonan izin melakukan
penelitian untuk mengumpulkan data. Penelitian dilaksanakan di SMA Kartika
Siliwangi 1 Bandung.
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan kedalam beberapa tahap sebagai
berikut.
4.5.2.1Pelaksanaan Pretes
Pelaksanaan pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
sebelum diberikan treatment. Tes dilaksanakan dikelas eksperimen dengan
menggunakan metode enam tahapan berpikir. Dan di kelas kontrol tanpa
menggunakan metode enam tahapan berpikir namun menggunakan
metode ceramah.
Sebelum memulai tes peneliti terlebih dahulu menerangkan jenis
karangan biografi. Selanjutnya siswa dikelas kontrol dan dikelas
eksperimen diminta membuat karangan biografi sederhana dengan tema
4.5.2.2Penyajian Bahan Pembelajaran
Pada pelaksanaannya pembelajaran setelah tes dilakukan dua kali
dengan rincian sebagai berikut:
Kelas Eksperimen:
1. Pertemuan pertama siswa diberikan contoh karangan non fiksi
yang berupa biografi.
2. Siswa mengidentifikasi struktur paragraf yang terdapat dalam
karangan non fiksi yang berupa biografi.
3. Siswa medengarkan penjelasan tentang metode enam tahapan
berpikir.
4. Setelah memahami metode enam tahapan berpikir setiap siswa
membuat karangan biografi sederhana dengan tema
“Temanku”.
5. Pada pertemuan yang kedua peneliti menjelaskan kembali
metode enam tahapan berpikir sebagai penguatan pemahaman
siswa.
6. Setelah mendengarkan materi siswa kembali diberi tugas untuk
menuliskan biografi dengan tema bebas.
Kelas kontrol:
1. Pertemuan pertama siswa diberikan contoh karangan non fiksi
2. Siswa mengidentifikasi struktur paragraf yang terdapat dalam
karangan non fiksi yang berupa biografi.
3. Siswa diberi penjelasan mengenai menulis dengan cara
mengembangkan kalimat topik.
4. Siswa membuat karangan biografi dengan tema “temanku”.
5. Dalam pertemuan kedua siswa membuat kembali karangan
biografi dengan tema bebas.
4.5.2.3Pelaksanaan Postes
Pelaksanaan postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah diberikan perlakuan atau treatment baik dikelas eksperimen
maupun dikelas kontrol. Pada tahapan postes ini siswa diminta kembali
BAB 5
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan yang peneliti kemukakan pada bab ini berdasarkan analisis dan
pembahasan pada bab 4. Begitu pun rekomendasi yang disampaikan berdasarkan
pada pengalaman selama melaksanakan penelitian.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian peneliti
merumuskan kesimpulan sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dalam
menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di
kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 55,75 dan 55,75
2. Kemampuan siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dalam
menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode enam tahapan
berpikir di kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 58,7 dan 72,65
3. Signifikansi kemampuan menulis biografi sebelum dan sesudah
menggunakan metode ceramah di kelas kontrol dan metode enam tahapan
berpikir di kelas eksperimen diperoleh data thitung sebesar (5,23) dan ttabel
sebesar (1,671) dengan db = 38 dan taraf kepercayaan 95%. Hal tersebut
berarti (5,23) t(0,05) (1,38) (1,671) dengan demikian H1 diterima dan terbukti
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi
sebagai berikut:
1. Pembelajaran menulis biografi dengan menggunakan metode enam tahapan
berpikir terbukti efektif digunakan daripada pembelajaran yang
menggunakan metode atau teknik konvensional. Dengan demikian metode
enam tahapan berpikir dapat menjadi alternatif bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran menulis biografi di sekolah.
2. Guru hendaknya menerapkan metode enam tahapan berpikir dalam
pembelajaran menulis biografi atau pun juga pada pembelajaran
keterampilan menulis lainnya. Karena metode enam tahapan berpikir ini
mampu memudahkan kesulitan siswa dalam berpikir yang sering kali
menghambat proses menulis.
3. Bagi penelitian selanjutnya, peneliti berharap peneliti lain yang ingin
menggunakan metode enam tahapan berpikir mampu mengaplikasikan
metode ini dengan lebih kreatif, sederhana, dan dapat diterapkan dalam
Daftar Pustaka
Alwasilah, A. Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Anshori. Dadang. S. (2011). Mahasiswa sebagaimana dosennya: tidak suka menulis.
[Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_IN
DONESIA/197204031999031-DADANG/maka_menulis.pdf. [18 November
2011]
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
Yogyakarta: PT Rineka Cipta.
Chrysant. 2010. Six Thinking Hats: Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah. [Online]. Tersedia: http://dedehsh.wordpress.com/2010/03/08/six-thinking-hats-menyelesaikan-masalah-tanpa-masalah/ [15 November 2011S]
De Bono, Edward. 2009. Pintar Memilah Informasi (6 Cara Berpikir Praktis). Tangerang: Literati
Ibrahim, Idi Subandy. 2007. Kecerdasan Komunikasi (Seni Berkomunikasi Kepada Publik). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Media Pustaka Utama.
Kholifah. 2009. Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Dengan
Metode Topi Pemikiran (Six Thingking Hats) De Bono. Skripsi Sarjana pada
FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Kurniawan, Khaerudin. (2011). Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut. 1-9.
Sugiyono. 2011. Metote Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wulandari. 2010. Penerapan Metode Six Thingking Hats Edward De Bono Dalam
Pembelajaran Berdiskusi. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak