• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF WACANA EKSPOSITORIK MELALUI STRATEGI PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE): Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF WACANA EKSPOSITORIK MELALUI STRATEGI PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE): Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF WACANA

EKSPOSITORIK MELALUI STRATEGI PORPE (PREDICT, ORGANIZE,

REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE)

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung

Tahun Ajaran 2011/2012)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Irma Omalia

NIM 0807255

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2013

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF WACANA

EKSPOSITORIK MELALUI STRATEGI PORPE (PREDICT, ORGANIZE,

REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE)

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung

Tahun Ajaran 2011/2012)

Oleh Irma Omalia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Irma Omalia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF WACANA

EKSPOSITORIK MELALUI STRATEGI PORPE (PREDICT, ORGANIZE,

REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE)

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung

Tahun Ajaran 2011/2012)

oleh Irma Omalia NIM 0807255

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001

Pembimbing II,

Drs. Encep Kusumah, M.Pd. NIP 196502101991121001

(4)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF WACANA EKSPOSITORIK MELALUI STRATEGI PORPE (PREDICT,

ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE)

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Irma Omalia

NIM 0807255

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam keterampilan membaca, terutama membaca intensif wacana ekspositorik. Keterampilan membaca intensif dianggap sebuah keterampilan yang paling sulit bagi siswa. Hal ini terjadi karena rendahnya motivasi siswa untuk membaca, kesulitan guru dalam membimbing, dan berbagai kesulitan yang dialami siswa saat membaca intensif wacana ekspositorik.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) perencanaan, (2) pelaksanaan dan (3) hasil pembelajaran membaca intensif wacana ekspositorik melalui strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) di kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian: lembar praktik membaca intensif wacana ekspositorik (instrumen proses), lembar tes hasil belajar siswa (instrumen produk), format penilaian, lembar observasi aktivitas guru, lembar pengamatan terhadap proses pembelajaran membaca intensif (untuk siswa), log lapangan, catatan harian, jurnal siswa, dan bagan suasana hati. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus.

Hasil penelitian membuktikan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam membaca intensif wacana ekspositorik setiap siklus. Siklus pertama, skor tertinggi siswa pada instrumen proses adalah 85 (kategori baik) dan skor terendah 75 (kategori cukup), sedangkan pada instrumen produk adalah 90 (kategori sangat baik) dan skor terendah adalah 80 (kategori baik). Pada siklus kedua, skor tertinggi siswa pada tahap proses (pada instrumen proses) adalah 90 (kategori sangat baik) dan skor terendah 80 (kategori baik), sedangkan pada instrumen produk adalah 95 (kategori sangat baik) dan skor terendah adalah 85 (kategori baik). Dengan demikian, penelitian dengan strategi PORPE dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif wacana ekspositorik.

(6)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN...

ABSTRAK...

i ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI……... viii

DAFTAR TABEL….... xiii

DAFTAR GRAFIK…..... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………...... 1

1,2 Identifikasi Masalah... 7

1.3 Rumusan Masalah... 8

1.4 Tujuan Penelitian... 8

1.5 Manfaat Penelitian... 1.6 Anggapan Dasar... 1.7 Metode dan Teknik Penelitian………... 1.8 Definisi Operasional………... 9 10 11 16 BAB 2 KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF, WACANA EKSPOSITORIK, DAN STRATEGI PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE) 2.1 Membaca Intensif ………... 18

2.1.1 Pengertian Membaca Intensif ………. 18

(7)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1.3 Manfaat Membaca Intensif ………. 2.2.1 Pengertian Wacana Ekspositorik……….………...

(8)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.4.1.2 Nontes………...…………... 79

(9)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.5.2 Catatan Lapangan……….……... 82

3.5.2.1 Catatan Pendek………..………. 82

3.5.2.2 Catatan Harian……….…………... 83

3.5.2.3 Log Lapangan………..…... 84

3.5.2.4 Wawancara………... 84

3.5.2.5 Format/ Lembar Pengamatan (Observasi) ………... 84

3.5.2.6 Jurnal Siswa ………. 90 3.5.3 Instrumen Tes Membaca dan Kisi-kisi Soal ………... 91

3.6 Kriteria Penilaian Membaca Intensif Wacana Ekspositorik………... 105

BAB 4 ANALISIS TINDAKAN DENGAN STRATEGI PORPE 4.1 Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan………... 116

4.2 Perencanaan Tindakan…………..………. 120

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1……….. 120

4.3.1 Deskripsi Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 1 ……... 120

4.3.1.1 Merencanakan dan Melaksanakan Diskusi dengan Guru Kelas XI-H/IPA Beserta Mitra Peneliti sebagai Observer.………... 121

4.3.1.2 Menentukan Alokasi Waktu Pembelajaran……….... 122

4.3.1.3 Menentukan Materi Mengenai Membaca Intensif Wacana Ekspositorik, Menentukan Metode, Teknik, dan Mempersiapkan Model Pembelajaran yang Akan Digunakan……….. 123

4.3.1.4 Menyusun Angket/Instrumen Observasi/Evaluasi………...………….... 123

4.3.1.5 Membuat Skenario Pembelajaran (RPP)…………...……….. 123

(10)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.3.1.7 Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung yang Diperlukan di Kelas

………..………... 125

4.3.1.8 Memperhitungkan Segala Kendala yang Mungkin Akan Timbul pada Saat Tahap Implementasi Berlangsung………... 125

4.3.1.9 Menentukan Observer………. 126

4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 1……… 126

4.3.3 Analisis Data Observasi dan Jurnal Siswa Siklus 1……… 133

4.3.3.1 Analisis Wacana Siklus 1………... 134

4.3.3.2 Analisis Data Observasi Aktivitas Guru Siklus 1………... 173

4.3.4 Refleksi Hasil Tindakan Pembelajaran Siklus 1………... 175

4.4 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2.………... 177

4.4.1 Deskripsi Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 2.……… 178

4.4.1.1 Mengidentifikasi dan Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah……... 178

4.4.1.2 Menentukan Waktu Penelitian……..………. 179

4.4.1.3 Menentukan Pokok Bahasan atau Materi Pembelajaran..……... 179

4.4.1.4 Mengembangkan Skenario Pembelajara.n...………. 179

4.4.1.5 Menentukan Sumber Pembelajaran..……..………... 181

4.4.1.6 Menyiapkan Media Pembelajaran……… 181

4.4.1.7 Menyusun Alat Evaluasi……….. 182

4.4.1.8 Mengembangkan Format Observasi Aktivitas Guru.……….. 182

4.4.1.9 Menentukan Observer..………..…………. 182

4.4.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 2..………. 182

4.4.3 Analisis Data Observasi dan Jurnal Siswa Siklus 2………... 188

4.4.3.1Analisis Wacana Siklus 2………...……… 189

4.4.3.2 Analisis Data Observasi Guru Siklus 2………. 224

(11)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ……….... 228

5.2 Saran ……….. 231

DAFTAR PUSTAKA ………... ….... 232

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk mengasah keterampilan berbahasa, juga untuk mengasah kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat komunikasi dan alat untuk berpikir serta berkreativitas. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses negoisasi pesan dalam suatu konteks atau situasi (Sampson, dalam Depdiknas 2005:7).

Membaca dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk komunikasi yaitu antara pembaca dengan penulis melalui media tulis. Dalam hal ini, penulis mengodekan ide, gagasan, perasaan, atau informasi yang dimiliki ke dalam lambang-lambang tulis untuk disampaikan kepada pembaca, sedang pembaca pada satu sisi akan menguraikan kode-kode tersebut untuk dapat memahami informasi yang disampaikan (Tarigan, 1989: 6).

Membaca memiliki peran yang sangat besar dalam membangun pengetahuan. Membaca adalah penghubung antara manusia, pengetahuan, dan

ilmu baik klasik maupun modern. Aktivitas ini adalah media utama dalam mengatasi kekosongan, mengetahui kecenderungan, dan menambah pengetahuan

(13)

2

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

informasi modern. Untuk itulah membaca merupakan salah satu keterampilan dan aspek yang penting dalam berbahasa.

Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam standar isi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Standar kompetensi

Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, Standar Kompetensi yang ada dalam kurikulum saat ini adalah dasar bagi siswa untuk dapat memahami dan mengakses perkembangan lokal, regional, dan global yang dikaitkan pula dengan pendidikan berkarakter sesuai dengan pendidikan yang saat ini diterapkan.

Salah satu Standar Kompetensi (SK) yang harus dicapai siswa SMA pada kelas XI semester II yaitu memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif. Adapun Kompetensi Dasar (KD) yaitu mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit. Hal yang tercantum dalam kurikulum tersebut merupakan kompetensi yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa dengan harapan kualifikasi kemampuan tersebut dicapai secara maksimal.

Namun, dalam kenyataannya, tidak semua standar dan kompetensi tersebut dapat dicapai dan dimiliki siswa secara maksimal. Misalnya dalam Standar Kompetensi (SK) memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif. Kondisi tersebut peneliti temukan di kelas XI-H/IPA SMAN 5 Bandung.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI-H/IPA yaitu Tati Patimah, S.Pd., jumlah siswa kelas XI-H/IPA adalah tiga

(14)

3

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Adapun yang termasuk kelompok membaca intensif yaitu membaca telaah isi (content study reading).

Ada beberapa jenis wacana yang dipelajari dan dibaca oleh siswa kelas XI-H/IPA dengan membaca secara intensif. Salah satu jenis wacana yang dipelajari

dan merupakan salah satu jenis wacana yang masih dirasa rendah adalah membaca intensif wacana ekspositorik.

Banyak manfaat yang dapat dipetik seseorang dari kegiatan membaca. Manfaat khusus dari kegiatan membaca adalah bahwa orang yang rajin membaca buku dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak di masa tua. Ini menurut riset mutakhir tentang otak. Bahkan secara tegas, penelitian itu menyatakan bahwa membaca buku dapat membantu seseorang untuk menumbuhkan saraf-saraf baru di otak. (Hernowo, 2003: 33).

Menurut Jordan E. Ayan, membaca buku dapat memicu daya kreativitas. “Di sepanjang hampir seluruh jenjang pendidikan, kita diajari membaca terutama untuk mencari informasi, bukan untuk memahami bahwa membaca berpengaruh positif terhadap kreativitas. Kita banyak diajari cara ampuh untuk membaca, bukan keampuhan membaca. Pendapat saya, salah satu tujuan terpenting membaca adalah mengobarkan gagasan dan upaya kreatif. Peristiwa membaca yang terbaik pada hakikatnya adalah siklus hidup mengalirnya ide pengarang ke dalam diri kita dan pada gilirannya ide kita mengalir balik ke seluruh penjuru dunia dalam bentuk benda yang dihasilkan, pekerjaan yang kita lakukan, dan orang-orang yang terkait dengan kita.” (Hernowo, 2003:35).

(15)

4

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nilai, motivasi, dan perspektif mereka untuk selanjutnya mengobarkan karya kreatif. (Hernowo, 2003:35).

Buku masih menjadi sumber informasi utama bagi pembaca. Bahan tertulis menjadi landasan sebagian informasi tentang budaya dan masyarakat, pekerjaan dan perkembangan profesional.

Beberapa manfaat membaca yang berdampak bagi perkembangan sebagian

besar jenis kecerdasan, di antaranya yaitu menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan sintaksis. Yang penting lagi, membaca memperkenalkan pembaca pada banyak ragam ungkapan kreatif dan makna atau hikmah yang bisa dipetiknya. Dengan demikian, membaca mempertajam kepekaan linguistik, kemampuan menyatakan perasaan dan kemampuan menangkap makna. (Hernowo, 2003: 36)

Membaca jenis tulisan apapun sangat penting, termasuk membaca wacana ekspositorik. Harimurti Kridalaksana menyatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, seri ensiklopedia, dsb., paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap. (Syamsuddin, 1992:5).

Dilihat dari segi wujud dan jenis sebuah wacana dapat ditinjau dari beberapa sudut. Salah satunya dari segi pemakaian. Dilihat dari segi cara penyusunan, isi, sifatnya, wacana itu banyak jenisnya. Beberapa diantaranya adalah yang bersifat naratif, prosedural, ortatorik, ekspositorik, dan deskriptif (llamzon, 1984 dalam Syamsuddin, 1992:9).

Wacana ekspositorik merupakan rangkaian tutur yang bersifat

memaparkan suatu pokok pikiran. Pokok pikiran itu lebih dijelaskannya lagi dengan cara menyampaikan uraian bagian-bagian atau detailnya. Tujuan pokok

(16)

5

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan dengan penentuan ciri-ciri (identifikasi). Orientasi pokok wacana ini kepada materi, bukan kepada tokohnya. (Syamsuddin, 1992:11).

Wacana ekspositorik merupakan jenis wacana yang penting karena memiliki banyak manfaat dan tujuan serta jenis wacana yang cukup banyak dalam pendidikan. Manfaat dan tujuan tersebut di antaranya adalah untuk menambah pengetahuan pembaca, bukan untuk menimbulkan imajinasi. Diharapkan setelah

membaca wacana itu, wawasan pembaca dapat bertambah luas. Selain untuk menambah dan memperluas pengetahuan, wacana ekspositorik juga dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai sarana dalam penyampaian pendidikan berkarakter.

Seperti yang telah diketahui tema pendidikan nasional saat ini yakni mengenai pendidikan berkarakter. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Secara yuridis bunyi UU tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan negara ini harus memiliki karakter positif yang kuat, artinya praktik pendidikan tidak semata berorientasi pada aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyangkut tiga dimensi taksonomi pendidikan, yakni: kognitif (aspek intelektual: pengetahuan, pengertian, keterampilan berpikir), afektif (aspek perasaan dan emosi: minat, sikap, apresiasi, cara penyesuaian diri), dan

psikomotor (aspek keterampilan motorik), serta berbasis pada karakter positif dengan berbagai indikator.

(17)

6

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

didik, tentunya tanpa mengabaikan nilai-nilai religius dan nilai dasar etnopedagogis (cageur, bener, pinter, singer, motekar, rapekan).

Untuk itu perlu adanya strategi yang tepat guna menumbuhkan serta mengasah keterampilan siswa kelas XI-H/IPA dalam membaca intensif wacana ekspositorik sebagai salah satu bentuk sarana dalam penanaman nilai-nilai dan juga karakter positif. Adapun strategi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif wacana ekspositorik.

Strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) yaitu strategi yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengaktifkan dirinya dalam mempelajari sebuah konsep melalui kegiatan merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi tahapan belajar yang dilaksanakannya, mempelajari proses yang berkenaan dengan mempersiapkan diri menghadapi ujian uraian, dan menggunakan proses menulis sebagai alat untuk mempelajari teks bacaan. Simpson sebagai pencetus strategi baca ini menyatakan bahwa PORPE pada dasarnya adalah strategi yang bertujuan untuk membuktikan bahwa menulis dapat digunakan sebagai sarana terbaik dalam membentuk kemandirian membaca pada setiap jenis bahan bacaan dan mengatasi kelemahan siswa ketika menghadapi soal esai.

Selain itu, pada dasarnya PORPE merupakan strategi membaca yang digunakan untuk menumbuhkan keterampilan metakognitif pembaca melalui kegiatan menentukan tujuan baca, menganalisis aspek penting dalam bacaan, memfokuskan diri pada ide-ide kunci, membiasakan diri membuat pertanyaan bacaan, serta memonitor dan mengevaluasi aktivitas belajar yang dilakukan.

Peranan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah seharusnya menjadi salah satu aspek yang diminati dan dikuasai siswa. Kejenuhan dalam

(18)

7

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masih belum optimal. Hal itu bisa terjadi karena masih banyak siswa kelas XI-H/IPA yang belum terlalu memaknai manfaat membaca intensif wacana ekspositorik bagi diri mereka sendiri. Penyebab lainnya karena masih kurangnya pengalaman siswa dalam membaca dan menulis baik secara pribadi maupun melalui media umum yang berkaitan dengan wacana ekspositorik. Selain itu, karena masih sering dirasakan pembelajaran yang kurang kreatif dan

menyenangkan dalam membaca dan menulis wacana ekspositorik serta minat siswa yang belum optimal dalam membaca intensif wacana ekspositorik.

Sebagai suatu keterampilan berbahasa, untuk memunculkan keterampilan dan minat dalam berbahasa tersebut diperlukan pelatihan dan strategi khusus guna memperoleh hasil yang optimal dari apa yang diinginkan. Hasil yang diperoleh tersebut misalnya membentuk kemandirian membaca, kemampuan metakognitif, mengatasi kelemahan siswa ketika menghadapi berbagai soal esai, serta mengasah keterampilan menulis. Penelitian ini akan membahas “Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas

terhadap Siswa Kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Masih banyak siswa kelas XI-H/IPA di SMA Negeri 5 Bandung yang belum optimal dan kesulitan untuk membaca intensif wacana ekspositorik serta

menuangkan hasil yang dibacanya ke dalam tulisan sebagai salah satu bentuk hasil membaca intensif.

(19)

8

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

khususnya membaca intensif ekspositorik kepada siswa sebagai salah satu bentuk sarana menambah pengetahuan, penanaman nila-nilai dan juga karakter positif.

3) Pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kreatif yang dilakukan guru mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagaimana perencanaan pembelajaran membaca intensif wacana ekspositorik menggunakan strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evalute) di kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung?

2) Bagaimana proses pembelajaran membaca intensif wacana ekspositorik menggunakan strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evalute) di kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung?

3) Bagaimana hasil pembelajaran membaca intensif wacana ekspositorik menggunakan strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evalute) di kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan arah dari suatu kegiatan untuk memperoleh hasil yang jelas dan diharapkan dapat terlaksana dengan baik. Selaras dengan rumusan masalah di atas, peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1) Tujuan umum

(20)

9

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

wawasan, pengetahuan, kekreatifan dan pengalaman yang berharga bagi peneliti sebagai calon tenaga pendidik ataupun menjadi contoh atau acuan bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca intensif wacana ekspositorik di masa yang akan datang.

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

a) Perencanaan pembelajaran membaca intensif wacana ekspositorik dengan menggunakan strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evalute) di kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung,

b) Pelaksanaan keterampilan membaca intensif wacana ekspositorik dengan menggunakan strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evalute) di kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung,

c) Hasil pembelajaran membaca intensif wacana ekspositorik menggunakan strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evalute) di kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung.

1.5 Manfaat Penelitian

Setidaknya ada dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1) Manfaat Teoretis

Secara teoretis peneliti mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan. Secara keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan, memperkaya kajian bagi peningkatan kualitas pembelajaran

membaca intensif dalam dunia pengajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaaran membaca intensif wacana ekspositorik.

(21)

10

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Manfaat praktis penelitian ini meliputi: a) Manfaat bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengetahuan, kekreatifan dan pengalaman yang berharga bagi peneliti sebagai calon tenaga pendidik. Selain itu, peneliti sebagai calon guru bahasa Indonesia menjadi lebih paham akan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada pembelajaran

membaca intensif, khususnya membaca intensif wacana ekspositorik, sehingga peneliti lebih berusaha untuk memilih strategi yang variatif, kreatif, dan inovatif. b) Manfaat bagi guru bahasa Indonesia

Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan contoh atau acuan dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca intensif wacana ekspositorik di masa yang akan datang.

c) Manfaat bagi Siswa

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan meningkatkan kreativitas, bakat, serta ide terhadap pembelajaran membaca intensif wacana ekspositorik.

1.6 Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Membaca adalah salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa. Membaca memiliki peran yang sangat besar dalam membangun pengetahuan. Membaca adalah penghubung antara manusia, pengetahuan, dan ilmu baik klasik maupun modern.

2) Membaca jenis tulisan apapun sangat penting, termasuk membaca intensif

wacana ekspositorik.

(22)

11

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

adalah untuk menambah pengetahuan pembaca, bukan untuk menimbulkan imajinasi. Diharapkan setelah membaca wacana itu, wawasan pembaca dapat bertambah luas. Selain untuk menambah dan memperluas pengetahuan, wacana ekspositorik juga dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai sarana dalam penyampaian pendidikan berkarakter.

4) Untuk terciptanya pendidikan berkaraker positif selain perlunya

penyeimbangan ranah-ranah juga perlunya pendekatan pedagogis (seni, strategi, model/gaya pembelajaran) yang tepat oleh guru kepada anak didik. Untuk itu perlu adanya strategi yang tepat guna meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca intensif khususnya membaca intensif wacana ekspositorik.

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk

mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut.

Bentuk PTK yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas kolaboratif (collaborative action research). PTK kolaboratif yaitu penelitian yang melibatkan beberapa pihak, yaitu guru, dosen LPTK dan orang/tim lain yang terlibat baik untuk satu bidang studi yang sama ataupun tidak. Upaya yang dilakukan dalam perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan

sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi harus berkolaborasi dengan guru. Penelitian ini merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan

perbaikan yang diinginkan.

(23)

12

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1) Prosedur Penelitian

a) Identifikasi Masalah/ Studi Pendahuluan

Pada tahap ini peneliti menentukan subjek dan waktu penelitian. Adapun subjek penelitian yaitu siswa kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung. Pada tahap ini pula peneliti melakukan survei untuk mengetahui permasalahan secara langsung di sekolah berkenaan dengan kegiatan pembelajaran membaca intensif

siswa kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung.

Teknik lain yang digunakan dalam studi pendahuluan/identifikasi masalah adalah teknik angket. Angket yang diberikan yaitu angket yang berisi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kendala dan motivasi siswa dalam kegiatan membaca yang harus diisi oleh masing-masing siswa.

Setelah mengetahui adanya permasalahan melalui angket dan nilai hasil membaca pemahaman yang ada, peneliti melaksanakan tindakan selanjutnya yaitu pemecahan masalah.

b) Perencanaan Tindakan (Planning)

Setelah peneliti mengetahui adanya permasalahan, peneliti melakukan tindakan selanjutnya yaitu merencanakan alternatif pemecahan. Alternatif pemecahan masalah adalah latihan membaca pemahaman menggunakan strategi PORPE.

Pada tahap perencanaan, tindakan peneliti yaitu:

(1) merencanakan dan melaksanakan diskusi dengan guru kelas XI-H/IPA beserta mitra peneliti sebagai observer;

(2) menentukan materi mengenai membaca intensif wacana ekspositorik, menentukan metode, teknik, mempersiapkan model pembelajaran yang

(24)

13

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(5) bersama guru merencanakan kegiatan, cara penyajian, dan menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian seperti format observasi, format penilaian, dan jurnal siswa (diberikan setiap selesai pembelajaran); (6) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas; (7) memperhitungkan segala kendala yang mungkin akan timbul pada saat

tahap implementasi berlangsung.

c) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap yang berlangsung di dalam kelas ini adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada kurikulum yang berlaku. Tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan pembelajaran membaca intensif menggunakan strategi PORPE.

d) Observasi (Observating)

Tahapan ini dilakukan bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat serta dampaknya

terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan.

(25)

14

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahapan ini yaitu untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Pada bagian ini, yang dikemukakan adalah seberapa hasil perubahan yang telah diperoleh dari pelatihan. Selanjutnya, dilaksanakan diskusi dengan observer sebagai kolaborator. Keterlibatan kolaborator sekadar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam

melakukan refleksi dan evaluasi. Adapun observer/kolaborator yaitu guru Bahasa Indonesia di kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung dan mahasiswa PPL dari jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang sama-sama sedang melaksanakan PPL. Hasil diskusi tersebut digunakan untuk menindaklanjuti hasil penelitian pada putaran pertama.

2) Setting Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI-H/IPA semester Genap SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Berkaitan dengan waktu, waktu penelitian mengikuti jadwal pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih materi yang diterima oleh peserta didik.

3) Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua teknik penelitian yaitu teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

a) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk

(26)

15

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu (1) Tes

Tes digunakan untuk menjaring data atau informasi awal dan akhir berkenaan dengan pemahaman dan keterampilan siswa dalam membaca intensif wacana ekspositorik. Tes yang digunakan sebanyak dua kali. Tes pertama dilakukan peneliti untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan siswa dalam membaca intensif wacana intensif wacana ekspositorik serta menuangkan apa

yang didapatkan dari hasil membaca tersebut sebelum diterapkan strategi, sedangkan tes kedua dilakukan untuk mengukur seberapa jauh/meningkatnya kemampuan/keterampilan siswa dalam membaca intensif wacana ekspositorik serta menuangkan apa yang didapatkan dari hasil membaca tersebut setelah menggunakan strategi PORPE.

(2) Nontes/angket

Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan.

(3) Pengamatan/Observasi

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama pembelajaran.

b) Teknik Pengolahan/Analisis Data

(27)

16

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu (1) Analisis Pengamatan Aktivitas Siswa

Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamati digunakan teknik bahasa verbal.

(2) Analisis Tes Hasil Belajar

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa digunakan instrumen tes hasil

belajar siswa yang meliputi instrumen proses dan instrumen produk. Penentuan ketuntasan berdasarkan penilaian acuan patokan, yaitu sejauh mana kemampuan yang ditargetkan dapat dikuasi siswa dengan cara menghitung proporsi jumlah siswa yang menjawab benar dibagi dengan jumlah siswa seluruhnya. Rumusnya adalah:

KB = T X 100% T1

Dimana:

KB = ketuntasan belajar

T = jumlah skor yang diperoleh siswa

T1 = jumlah skor total

1.8 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kekeliruan dan salah penafsiran dalam memahami istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini perlu adanya penegasan istilah dan pembatasan ruang lingkup penelitian, bagian-bagian yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut.

(28)

17

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perhatian, tetapi hasil-hasilnya, dalam hal ini suatu pengertian, suatu pemahaman yang mendalam serta terperinci terhadap tanda-tanda hitam atau aksara di atas kertas. Tujuan utama adalah untuk memperoleh sukses dalam memahami isi bacaan, argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris, pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga

sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.

2) Wacana adalah wacana yang dikutip dari Harimurti Kridalaksana dalam Syamsudin (1992: 5) yang menyatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, seri ensiklopedia, dsb., paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap.

3) Wacana ekspositorik merupakan wacana yang bersifat menjelaskan sesuatu rangkaian tutur yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran. Pokok pikiran itu lebih dijelaskannya lagi dengan cara menyampaikan uraian bagian-bagian atau detailnya.

(29)

18

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

(30)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk memahami suatu fenomena yang diteliti sehingga peneliti mampu menggambarkan, mempelajari, dan menjelasakan fenomena tersebut. Pendekatan kualitatif memiliki keungguan tersendiri, misalnya data yang diperoleh merupakan informasi nyata dari peristiwa terkini yang terjadi di lapangan. Salah satu metode penelitian yang relevan dengan pendekatan penelitian kualitatif adalah penilitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk

mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Serikat Kurt Lewin pada tahun 1946 yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbut dan lainnya (Trianto, 2011:13). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang engaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2009:2).

PTK merupakan prosedur penelitian di kelas yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dialami pendidik berkaitan dengan siswa di

kelas tertentu. Ini berarti bahwa rancangan penelitian sepenuhnya di kelas itu, termasuk pengumpulan data, analisis,penafsiran, pemaknaan, perolehan temuan,

(31)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

51

Bentuk PTK yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas kolaboratif (collaborative action research). PTK kolaboratif yaitu penelitian yang melibatkan beberapa pihak, yaitu guru, dosen LPTK dan orang/tim lain yang terlibat baik untuk satu bidang studi yang sama ataupun tidak. Upaya yang dilakukan dalam perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi harus berkolaborasi dengan guru.

Penelitian ini merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan.

Model penelitian yang digunakan yaitu model PTK Lewin. Setiap siklus meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observating) dan refleksi (reflecting). Pada penelitian dilakukan sebanyak duasiklus.

(32)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

52

Bagan 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

PERTIMBANGAN

PENGAMATAN PERENCANAAN

TINDAKAN

PERTIMBANGAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

(33)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

53

(Gambar PTK Model Lewin dalam Trianto, 2011:30)

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1Identifikasi Masalah/Studi Pendahuluan

Pada tahap ini peneliti menentukan subjek dan waktu penelitian. Adapun subjek penelitian yaitu siswa kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung. Pada tahap ini pula peneliti melakukan survei untuk mengetahui permasalahan secara langsung di sekolah berkenaan dengan kegiatan pembelajaran membaca intensif siswa kelas XI-H/IPA SMA Negeri 5 Bandung. Proses studi pendahuluan membaca pemahaman dilakukan melalui wawancara semi terstruktur yaitu wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, akan tetapi memberikan keleluasaaan kepada yang diwawancarai untuk menerangkan agar tidak langsung ke fokus bahasan (Elliot dalam Nunik, 2009:35).

Teknik lain yang digunakan dalam studi pendahuluan/identifikasi masalah adalah teknik angket. Angket yang diberikan adalah angket yang berisi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kendala dan motivasi siswa dalam kegiatan membaca yang harus diisi oleh masing-masing siswa. Angket yang diberikan adalah campuran antara angket terbuka (angket tidak terstruktur) dengan angket tertutup. Angket terbuka adalah angket yang diberikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawabanyang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (x) atau tanda check list . Check list atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi

subjek dan aspek-aspek yang diamati.

(34)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

54

Adapun angket yang digunakan adalah sebagai berikut.

ANGKET MENGENAI KENDALA, GAYA BELAJAR, DAN

MOTIVASI SISWA DALAM MEMBACA INTENSIF WACANA

EKSPOSITORIK

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

2. Bagaimanakah pendapatmu tentang pelajaran bahasa Indonesia?

3. Apakah kamu suka membaca? a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

4. Berapa kali dalam seminggu kamu suka membaca?

a. Lebih dari tiga kali b. Tiga kali

c. Dua kali d. Tidak pernah

(35)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

55

d. Essai/artikel

6. Apakah kamu suka membaca artikel/teks yang berupa paparan tentang sesuatu?

a. Ya hasil bacaanmu khususnya hasil membaca intensif wacana ekspositorik?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

9. Apa yang membuatmu kesulitan dalam

menuliskan kembali hasil bacaan khususnya hasil membaca intensif wacana ekspositorik?

a. Kesulitan dalam

menuliskan kalimat utama tiap paragraf hasil membaca intensif

b. Kesulitan dalam menuliskan ide pokok paragraf atau kata kunci hasil membaca intensif c. Kesulitan dalam

pemilihan diksi dan struktur kalimat d. Kesulitan dalam

penggunaan EYD dan Tata Bahasa

10. Tindakan apa yang kamu lakukan ketika kamu kesulitan dalam membaca intensif

(36)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

56

wacana ekspositorik? dengan guru

b. Menuliskan intisari bacaan

c. Mengganti jenis bacaan

d. Berdiam diri

11. Menurutmu, pentingkah terampil membaca intensif wacana ekspositorik? mempengaruhi kamu dalam membaca?

a. Ya terampil membaca intensif wacana ekspositorik?

Setelah mengetahui adanya permasalahan melalui angket dan nilai hasil membaca pemahaman yang ada, peneliti melaksanakan tindakan selanjutnya yaitu pemecahan masalah.

(37)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

57

3.2.2.1 Perencanaan Penelitian (Planning)

Setelah peneliti mengetahui adanya permasalahan, peneliti melakukan tindakan selanjutnya, yaitu merencanakan alternatif pemecahan. Alternatif pemecahan masalah adalah latihan membaca pemahaman menggunakan strategi PORPE.

Pada tahap perencanaan, tindakan peneliti yaitu:

(1) merencanakan dan melaksanakan diskusi dengan guru kelas XI-H/IPA beserta mitra peneliti sebagai observer;

(2) menentukan materi mengenai membaca intensif wacana ekspositorik, menentukan metode, teknik, mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan dan alokasi waktu pembelajaran;

(3) menyusun angket/instrumen observasi/evaluasi; (4) membuat skenario pembelajaran (RPP);

(5) bersama guru merencanakan kegiatan, cara penyajian, dan menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian seperti format observasi, format penilaian, dan jurnal siswa (diberikan setiap selesai pembelajaran); (6) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas; (7) memperhitungkan segala kendala yang mungkin akan timbul pada saat

tahap implementasi berlangsung.

Adapun RPP yang digunakan adalah sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEM BELAJARAN SIKLUS 1

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 5 Bandung

(38)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

58

Kelas/Semester : XI/II

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Aspek Pembelajaran : Membaca

Standar Kompetensi : Memahamai ragam wacana tulis dengan membca cepat dan membaca intensif.

Kompetensi Dasar : 11.1 Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit.

Indikator : 1. Mampu menyusun dan mengorganisasikan pertanyaan prediksi atas wacana ekspositorik (kecakapan akademik 10)

2. Mampu mempraktikkan (menuliskan) karangan

berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun atas wacana ekspositorik. (kecakapan akademik 10)

3. Mampu membaca intensif wacana ekspositorik.(kecakapan akaademik 10)

4. Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan mengecek kembali pertanyaan, prediksi, dan kerangka pertanyaan yang disusun serta memeriksa hasil karangan atas wacana ekspositorik. (kecakapan akademik10)

5. Mampu memahami isi wacana ekspositorik.

(39)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

59

2. Siswa mampu mempraktikkan (menuliskan) karangan berdasarkan kerangkakarangan yang telah disusun atas wacana ekspositorik.

3. Siswa mampu membaca intensif wacana ekspositorik.

4. Siswa mampu mengevaluasi hasil pembelajran

dengan mengecek kembali pertanyaan, prediksi, dan kerangka pertanyaan yang disusun serta memeriksa hasil karangan atas wacana ekspositorik.

5. Siswa mampu memahami isi wacana ekspositorik.

Materi Pembelajaran : 1. Contoh Wacana Ekspositorik

2. Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik

3. Pengertian, Tujuan, dan Tahapan Strategi PORPE.

4. Pokok-pokok isi bacaan :ide pokok dan kalimat utama paragraf.

5. Daftar tugas.

2. Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Wacana Ekspositorik

(40)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

60

Membaca jenis tulisan apapun sangat penting, termasuk membaca wacana ekspositorik. Kridalaksana dalam Syamsuddin (1992:5) menyatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap: dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.,paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap.

Wacana ekspositorik merupakan jenis wacana yang penting karena memiliki banyak manfaat dan tujuan serta jenis wacana yang cukup banyak dalam pendidikan. Manfaat dan tujuan tersebut diantaranya adalah untuk menambah pengetahuan pembaca, bukan untuk menimbulkan imajinasi. Diharapkan setelah membaca wacana itu, wawasan pembaca dapat bertambah luas. Selain untuk menambah dan memperluas pengetahuan, wacana ekspoitorik juga dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai sarana dalam penyampaian pendidikan berkarakter.

Tujuan pokok yang ingin dicapai pada wacana ini adalah tercapainya tingkat pemahaman akan suatu upaya lebih jelas,mendalam, dan luas daripada sekedar sebuah pertanyaan yang berifat global atau umum. Kadang-kadang, wacana itu dapat berbentuk ilustrasi dengan contoh, berbentuk perbandingan, berbentuk uraian kronologis, dan dengan penentuan ciri-ciri (identifikasi). Orientasi pokok wacana ini kepada materi,bukan kepada tokohnya.(Syamsuddin, 1992:11).

3. Pengertian dan Tahapan Strategi PORPE

Strategi PORPE (Predict, Organize,Rehearse, Practice, Evaluate) yaitu

(41)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

61

berkenaan dengan mempersiapkan diri menghadapi ujian uraian, dan menggunakan proses menulis sebagai alat untuk mempelajari teks bacaan.

Tahapan Strategi PORPE

Strategi PORPE dilakasanakan dalam beberapa tahapan yakni, (1) memprediksi,

(2) mengorganisasikan, (3) melatih, (4) mempraktikkan, dan (5) mengevaluasi. Tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi PORPE adalah sebagai berikut.

1) Tahap Prabaca

a) Mempersiapkan bahan pembelajaran

b) Menjelaskan prosedur pembelajaran

Tahapan ini bertujuan untuk memperkenalkan strategi PORPE kepada para siswa sehingga para siswa memahami benar penerapannya dalam kegiatan baca yang akan dilaksanakannya.

c) Menyusun prediksi

Pada tahap ini siswa harus menyusun prediksi atas bacaaan yang akan dibacanya. Prediksi sebaiknya disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakanannya sebagai pemandu dan tujuan yang harus dicapainya ketika ia membaca. Pertanyaan yang disusun harus mengarah pada ide utama/ide kunci wacana sehingga siswa mensintesis isi bacaan. Pertanyaan yang disusun siswa merupakan pertanyaan pemahaman tingkat tinggi misalnya menggunakan kata

(42)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

62

d) Mengorganisasikan pertanyaan

Pada tahap ini siswa menyusun ulang pertnyaan prediksi yang dibuatnyaagar jelas sistematikanya. Diharapkan hasil pengorganisasian ini akan mampu menjadi pemandu bagi siswa dalam menyusun sintesis isi bacaan dan menjadi pemandu menyusun rangkuman isi bacaan. Peneliti harus memfasilitasi siswa dengan membantunya menyusun pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam

sebuah kerangka pertanyaan yang sistematis serta membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil. Tiap kelompok kecil ini nantinya akan menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Hasil akhir tahap ini adalah kerangka pertanyaan atau peta konsep yang akan dijawab dan dijabarkan siswa setelah proses membaca.

2) Tahap membaca

e) Latihan

Pada tahap ini siswa mulai membaca wacana dengan teknik skimming dan skanning. Kecepatan baca siswa meningkat pada saat tidak menemukan ide kunci

dan lambat atau bahkan sangat lambat ketika menemukan kata kunci yang sesuai dengan kerangka pertanyaan yang dibuatnya. Kecepatan baca pada saat ini berkurang sebab siswa harus mampu menulisknan isi bacaan ke dalam catatannya sebagai bahan menjawab pertanyaan yang telah diorganisasikannya.

f) Praktikum

Pada tahap ini siswa memvalidasi hasil belajarnya melalui kegiatan menulis

(43)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

63

3) Tahapan Pascabaca

g) Evaluasi

Pada tahap ini siswa harus mengecek kembali pertanyaan, prediksi, dan kerangka pertanyaan yang disusunnya serta memeriksa hasil karangannya.

Guna memastikan kebenaran tulisan yang disusunnya, siswa diperbolehkan membaca wacana kembali sehingga tulisannya tidak akan bertentangan dengan ide penulis.

4. Pokok-pokok Isi Bacaan dan Kalimat Utama Paragraf a. Ide Pokok

Ide pokok adalah pikiran utama dari suatu pemahaman/penjelasan yang bersifat konkret yang dinyatakan secara ringkas yang menjadi isi dari suatu topik yang dibahas.

Ada 3 ide pokok berdasarkan letak kalimat utama, yaitu: 1) Deduktif

2) Induktif

3) Campuran

Strategi/Teknik : PORPE - Predict - Organize - Rehearse - Practice - Evaluate

(44)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

64

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN Nilai Budaya

dan Karakter Bangsa

Waktu

PEMBUKA Kegiatan Awal

1. Apersepsi (Pembukaan)

a. Siswa diberi sebuah pantun jenaka, yaitu:

Ikan gabus di rawa-rawa Ikan belut nyangkut di jaring Perutku sakit menahan tawa Gigi palsu loncat ke piring

b. Siswa diberikan motivasi, yaitu: Beberapa cendekiawan besar muslim, misalnya Ali bin Abi Thalib, mengatakan bahwa untuk mengikat suatu ilmu salah satunya dengan menuangkannya dalam tulisan. Bahkan Aristoteles pun menyatakan bahwa menuliskan apa yang diperoleh merupakan kejeniusan

nomor pertama. “Kejeniusan

nomor satu adalah menuangkan ilmu lewat tulisan. Kecerdasan nomr dua adalah melalui lisan

c. Siswa diberi tahu tentang SK dan KD yang akan dipelajari. Kecakapan personal 7 (menghargai dan menilai diri)

d. Guru-siswa bertanya jawab tentang pengertian, manfaat,

 Bersahabat/ Komunikatif

(45)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

65

dan tujuan wacana ekspositorik.

INTI  Eksplorasi

2. Siswa diberi tahu tentang strategi yang akan digunakan yaitu strategi PORPE. Kecakapan akademik 6 (berkomunikasi secara ilmiah)

 Elaborasi

3. Siswa dikelompokkan menjadi delapan kelompok dengan teknik menghitung. Kecakapan sosial 1 (bekerjasama)

4. Gurumenampilkan judul wacana ekspositorik yang berjudul

“Pengaruh tayangan televisi terhadap Perkembangan Anak”

5. Guru memutar musik mozart. 6. Masing-masing kelompok

menyusundan

mengorganisasikan pertanyaan prediksi atas judul wacana ekspositorik tersebut. Kecakapan akademik 1 (menguasai pengetahuan) 7. Perwakilan kelompok

mempresentasikan kerangka pertanyaan atau peta konsep yang akan dijawab dan dijabarkan siswa setelah proses membaca. Kecakapan akademik 1 (menguasai pengetahuan) 8. Siswa membaca wacana

ekspositorik dengan teknik skimming dan skanning. Kecakapan akademik 10 (membudayakan berpikir dan berprilaku ilmiah secara mandiri)

9. Masing-masing siswa memvalidasi hasil belajarnya melalui kegiatan menulis

 Mandiri

Bersahabat/ komunikatif

 Mandiri

(46)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

66

karangan berdasarkan berdasarkan kerangka pertanyaan yang disusunnya sehingga menjadi sebuah karangan baru versi siswa. Kecakapan akademik 10 (membudayakan berpikir dan berprilaku ilmiah secara mandiri)

10.Masing-masing siswa mengecek kembali pertanyaan, prediksi, kerangka pertanyaan yang disusunnya serta memeriksa hasilkarangannya serta diperbolehkan membaca kembali wacananya. Kecakapan akademik 1 (menguasai pengetahuan)

11.Masing-masing siswa membuat rangkuman sesuai dengan butir soal yang diberikan. Wacana

yang dibaca berjudul “Gula

Aren Pemanis Alami tanpa Efek Samping”. Kecakapan akademik 1 (menguasai pengetahuan)

 Konfirmasi

12.Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. Kecakapan personal 4 (memahami diri sendiri)

13.Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Kecakapan personal 4 (memahami diri sendiri)

PENUTUP

(Internalisasi & Persepsi)

Kegiatan Penutup

14.Siswa dan guru melakukan refleksi

15.Siswa diberitahu tentang materi ajar berikutnya.

16.Siswa diberi penguatan terhadap simpulan dan refleksi terakhir.

 Bersahabat/komu nikatif

(47)

Irma Omalia, 2013

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Strategi Porpe (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

67

Sumber Belajar V Pustaka Rujukan Wacana Ekspositorik berjudul

“Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Perkembangan Anak” dan “Gula Aren Pemanis Alami

Tanpa Efek Samping”.

Buku rujukan pedoman Bahasa Indonesia kelas XI BSE Program IPA/IPS/UMUM penulis Adi Abdul Somad, dkk,,

Buku “Studi Wacana Teori

-Analisis-Pengajaran” karya Syamsuddin A.R.

Teori dari buku “Membaca

Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa” karya Henry Guntur

Tarigan.

Buku “Quantum Reading:Cara

Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi

Membaca.”

Artikel diinternet

Strategi/Teknik V PORPE

Alat/Media V LCD, Laptop, Speaker

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis sikap orang tua terhadap pelaksanaan program Pendampingan Belajar Masyarakat prodi PAK dan PE; (2) menganalisis sikap orang

Karena SFCL memiliki tofologi trafo, maka rancang bangun prototipe SFCL dilakukan dengan membuat sebuah trafo yang pada kondisi fault akan memberikan beban sebesar-besarnya

Kriteria yang digunakan yaitu mendiagnosa kelainan cerebral palsy pada anak.

Penelitian ini berjudul “Eefektivitas Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran Dokkai pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun

Pulo Ribung Raya Blok A1 No.16 Jaka Setia - Bekasi

Dengan meninjau permasalahan yang dibahas di skripsi ini yaitu Bagaimana hubungan transaksi antara konsumen dengan Ahli Tukang Gigi, Bagaimana tanggung jawab Ahli Tukang

The role of reading identities and reading abilities in students’ discussions about texts and comprehension strategies.. Main idea identification: instructional explanation

Rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimanakah Layanan Informasi dengan berbantuan media grafis dapat meningkatkan kesehatan dalam menghadapi Ujian pada