• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROFIL KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA BERDASARKAN HASIL TES URAIAN TERBATAS DAN TES URAIAN TERSTRUKTUR PADA MATERI BUNYI DI SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PROFIL KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA BERDASARKAN HASIL TES URAIAN TERBATAS DAN TES URAIAN TERSTRUKTUR PADA MATERI BUNYI DI SMP."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BERDASARKAN HASIL TES URAIAN TERBATAS DAN TES URAIAN

TERSTRUKTUR PADA MATERI BUNYI DI SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh: Sidik Nulhaq

0801305

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

BERDASARKAN HASIL TES URAIAN TERBATAS DAN TES URAIAN TERSTRUKTUR PADA MATERI BUNYI DI SMP

Oleh Sidik Nulhaq

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Sidik Nulhaq 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ANALISIS PROFIL KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA

BERDASARKAN HASIL TES URAIAN TERBATAS DAN TES URAIAN

TERSTRUKTUR PADA MATERI BUNYI DI SMP

Oleh : Sidik Nulhaq NIM. 0801305

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. Setiya Utari, M.Si. NIP. 196707251992032002

Pembimbing II,

Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd NIP. 195803011980021002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(4)

ANALISIS PROFIL KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI

SISWA BERDASARKAN HASIL TES URAIAN TERBATAS

DAN TES URAIAN TERSTRUKTUR PADA MATERI BUNYI

DI SMP

Sidik Nulhaq NIM : 0801305

Pembimbing I : Dr. Setiya Utari, M.Si.

Pembimbing II : Drs. Parsaoran Siahaan, M.Pd.

Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Pemahaman konsep siswa dapat dilihat dari profil kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah, karena siswa dituntut untuk mampu menginterpretasi suatu konsep pada berbagai representasi (multirepresentasi) dalam memecahkan masalah secara tepat. Profil kemampuan multirepresentasi siswa tersebut berdasarkan hasil tes pada dua bentuk soal uraian, yaitu soal uraian terbatas dan soal uraian terstruktur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis profil kemampuan multirepresentasi siswa dari hasil tes pada bentuk soal uraian terbatas dan soal uraian terstruktur. Selain itu, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis profil kemampuan multirepresentasi pada setiap label konsep. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang didasarkan pada tafsiran persentase dari hasil tes yang dilakukan siswa. Pada desain penelitian hanya dilakukan post-test dan kelompok yang diperbandingkan ditentukan tidak secara random. Post-test dilakukan dua kali pada dua kelompok homogen yang terdiri dari 30 siswa SMP secara cross sectional, yaitu dilakukannya pertukaran uji tes pada pertemuan selanjutnya untuk menghindari bias. Materi yang diujikan baik pada post-test pertemuan pertama maupun post-test pertemuan kedua adalah materi bunyi SMP. Dengan menggunakan penilaian berdasarkan kriteria multiple ways. Hasil penelitian menunjukan bahwa profil kemampuan multirepresentasi siswa dalam mengerjakan soal uraian terstruktur lebih baik dari pada dalam mengerjakan soal uraian terbatas. Hal tersebut ditunjukan dengan jawaban siswa yang lebih lengkap dan rinci pada saat mengerjakan tes berbentuk uraian terstruktur. Oleh sebab itu, tes berbentuk soal uraian terstruktur lebih baik digunakan pada jenjang SMP yang masih berfikir abstrak.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Variabel Penelititan ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

1.7 Definisi Operasional ... 8

BAB II KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP TES URAIAN PADA MATERI BUNYI ... 9

(6)

2.1.1 Pengertian Multirepresentasi ... 9

2.1.2 Peran dan Fungsi Multirepresentasi ... 9

2.1.3 Aspek Kemampuan Multirepresentasi... 13

2.1.4 Format Multirepresentasi ... 14

2.2 Pemecahan Masalah ... 15

2.3 Pemecahan Masalah Berbasis Multirepresentasi ... 17

2.3.1 Tes Uraian Terstruktur ... 21

2.3.2 Tes Uraian Terbatas ... 23

2.4 Kemampuan Multirepresentasi pada Materi Bunyi ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1 Metode Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3.1 Tes Kemampuan Multirepresentasi ... 32

3.3.2 Pedoman Wawancara ... 33

3.4 Prosedur Penelitian ... 34

3.4.1 Tahap Persiapan ... 34

3.4.2 Tahap Pelaksanaan ... 35

3.4.3 Tahap Analisis dan Pembahasan ... 35

3.5 Teknik Analisis Instrumen ... 37

3.6 Teknik Pengolahan Data ... 40

3.7 Hasil Uji Coba Instrumen ... 42

(7)

4.1 Hasil Penelitian ... 45 4.1.1 Perbandingan Kemampuan Multirepresentasi Siswa dalam

Memecahkan Masalah Pada Jenis Soal Uraian Terstruktur dan Uraian Terbatas ... 45 4.1.1.1 Pertemuan 1 ... 45 4.1.1.2 Pertemuan 2 ... 48 4.1.2 Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa dalam Memecahkan

Masalah antara Jenis Soal Uraian Terbatas dan Soal Uraian Terstruktur ... 50 4.1.2.1 Pertemuan 1 ... 50 4.1.2.1 Pertemuan 2 ... 54 4.1.3 Profil kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah uraian terbatas dan uraian terstruktur per label konsep...57

4.2 Pembahasan ... 76 4.2.1 Perbandingan Kemampuan Multirepresentasi Siswa dalam Memecahkan Masalah pada Jenis Soal Uraian Terstruktur dan Uraian Terbatas ... 76 4.2.2 Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa dalam Memecahkan

(8)

4.2.3 Profil Kemampuan Multirepresentasi Siswa dalam Memecahkan Masalah antara Jenis Soal Uraian Terbatas dan Uraian

Terstruktur Berdasarkan Label Konsep ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ainsworth (1999) menyatakan bahwa untuk mempelajari fisika secara efektif siswa harus memahami penggunaan representasi dalam menjelaskan suatu konsep fisika dan mampu menerjemaahkan representasi-representasi suatu konsep dari satu bentuk ke bentuk lain. Dengan pemahaman yang baik terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika, keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika akan semakin baik.

Representasi merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan atau menyimbolkan objek dan atau proses (Rosengrant, Etkina, & Heuvelen, 2006). Selanjutnya, Waldrip dan Prain (2007) menyimpulkan bahwa multirepresentasi adalah mempresentasi ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya secara verbal, gambar, grafik dan matematik. Sehingga, keterampilan multirepresentasi adalah kemampuan menginterpretasi dan menerapkan berbagai konsep untuk memecahkan masalah-masalah (dalam hal ini fisika) secara tepat.

(10)

serta penggunaan metode pembelajaran yang menonjolkan rumus-rumus tanpa mengajarkan konsep fisika secara utuh. Hal inilah yang menyebabkan siswa terjebak dalam pengerjaan soal-soal fisika tanpa mengetahui konsep fisika secara utuh. Terlihat ketika siswa menyelesaikan soal – soal, mereka cenderung berorientasi pada jawaban akhir dan mengabaikan proses atau langkah-langkah dalam menyelesaikan soal tersebut. Siswa hanya menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ditanyakan soal tanpa ada pengembangan jawaban, khususnya pengembangan representasi yang lain seperti yang diharapkan dan cenderung memiliki anggapan bahwa belajar fisika berarti belajar untuk menghapal rumus dan menyelesaikan masalah secara matematis.

Siswa akan melakukan pemecahan masalah dengan menggunakan representasi yang baik bila selama proses pembelajarannya pun siswa diberikan representasi-representasi terkait konsep-konsep yang diberikan, sehingga siswa akan terbiasa memecahkan masalah dengan multirepresentasi. Sesuai dengan pendapat Mettalidou, seharusnya pemecahan masalah mengarahkan siswa kepada kemampuan untuk merepresentasi konsep yang baik, (Aisnworth, 1999)

(11)

siswa yang terampil (expert) dengan siswa yang kurang terampil (novice) dalam memecahkan masalah fisika. Siswa yang terampil memandang pemecahan masalah sebagai suatu proses, sementara siswa yang kurang terampil berpikir bahwa pemecahan masalah merupakan tugas mengingat kembali (recall task ). Perbedaan perilaku dalam memecahkan masalah sebelumnya telah dinyatakan oleh beberapa peneliti (Glaser & Rees, 1982; Larkin, 1983 dalam Kohl, David, & Noah, 2007). Mereka menyimpulkan bahwa siswa yang terampil cenderung menggunakan representasi non-matematik, sementara siswa yang kurang terampil cenderung langsung menggunakan representasi matematik. Kohl dan Noah (2005) menyimpulkan bahwa keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika dipengaruhi oleh format representasi masalah-masalah itu.

(12)

Maka diperlukannya analisis kemampuan multirepresentasi siswa sehingga akan diketahui aspek multirepresentasi yang cenderung digunakan siswa dalam memecahkan masalah fisika. Semakin banyak aspek multirepresentasi yang dipakai siswa, hal itu menunjukan bahwa siswa memahami konsep secara utuh.

Dalam mengevaluasi kemampuan multirepresentasi untuk memecahkan masalah fisika, digunakan alat ukur berupa tes dengan dua bentuk soal uraian yaitu uraian terstruktur dan uraian terbatas. Uji tes diberikan kepada dua kelompok yang homogen dan dilakukan secara cross sectional yaitu dilakukannya pertukaran uji tes kepada kedua kelompok pada pembelajaran selanjutnya. Hal ini dilakukan karena ingin melihat apakah tes dengan bentuk soal uraian terbatas dan soal uraian terstruktur memiliki konsistensi pada kedua kelompok.

Luaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah analisis terhadap proses pembelajaran yang memunculkan berbagai kemampuan multirepresentasi dan bentuk tes yang digunakan. Penelitian ini penting dilakukan karena memberikan gambaran kemampuan multirepresentasi pada siswa dalam memecahkan masalah sehingga akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan strategi pembelajaran yang kaya akan multirepresentasi. Selain itu juga ingin mengetahui bentuk tes yang lebih baik digunakan antara tes uraian terbatas atau tes uraian terstruktur terhadap materi yang kaya akan representasi.

(13)

pembelajaran dan pemecahan masalahnya. Sesuai dengan Kohl dan Noah (2005) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika dipengaruhi oleh format representasi masalah-masalah itu.

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian yaitu menganalisis kemampuan multirepresentasi siswa pada jenjang SMP dengan menggunakan dua jenis bentuk tes yaitu tes uraian terbatas dan tes uraian terstruktur. Dengan harapan akan didapatkannya data kemampuan multirepresentasi siswa pada kedua jenis soal yaitu soal uraian terbatas dan uraian terstruktur. Sehingga penelitian ini diberi judul “Analisis profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas dan tes uraian terstruktur pada materi Bunyi di SMP”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas dan tes uraian terstruktur pada materi bunyi di SMP?”

Dari rumusan masalah di atas dapat dijabarkan melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimanakah profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas pada materi bunyi di SMP?

(14)

3) Bagaimana profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas dan uraian terstruktur pada setiap label konsep?

1.3 Variabel Penelitian

Kemampuan Multirepresentasi Siswa.

1.4 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas dan tes uraian terstruktur pada materi bunyi di SMP. Secara rinci, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terbatas pada materi bunyi di SMP

2. Menganalisis profil kemampuan multirepresentasi siswa berdasarkan hasil tes uraian terstruktur pada materi bunyi di SMP

(15)

1.5Batasan Masalah

1. Kemampuan multirepresentasi didasarkan pada capaian skor siswa dalam kemampuan Multiple Ways menurut Rosengrant, yaitu : kemampuan memperoleh informasi dari suatu representasi, kemampuan membuat representasi baru, kemampuan konsistensi dalam menjawab dan kemampuan menggunakan representasi untuk memecahkan masalah. Penggabungan keempat kemampuan itu disebut kemampuan multiple. Kemampuan multiple tersebut digabung dengan beberapa representasi yaitu gambar, verbal, matematik dan grafik.

2. Kedua kelompok penelitian mendapatkan pembelajaran yang sama yaitu pembelajaran tradisional dengan menggunakan berbagai kemampuan multirepresentasi.

3. Analisis kemampuan multirepresentasi dilakukan dengan menggunakan tafsiran persentase dari hasil tes yang dilakukan siswa.

4. Uji kemampuan multirepresetasi dilakukan dengan menggunakan dua jenis soal uraian yaitu soal uraian terbatas dan soal uraian terstruktur.

1.6 Manfaat Penelitian

(16)

1.7 Definisi Operasional

1. Kemampuan multirepresentasi dilihat dari cara siswa membuat berbagai representasi yang mencakup representasi verbal, gambar, grafik dan matematik dengan menekankan pada bagaimana menggunakan dan membangun beberapa representasi yang berbeda. Dengan rubrik penilaian mengacu pada rubrik jenis Multiple Ways untuk mengukur tingkat pemahaman terhadap representasi dalam penyelesaian masalah yang dikembangkan oleh David Rosengrant (2007).

2. Tes dengan bentuk soal uraian terstruktur adalah suatu bentuk soal yang pertanyaannya diarahkan pada hal-hal tertentu. Soal berstruktur berisikan unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data dan serangkaian subsoal. Keuntungan soal bentuk berstruktrur antara lain ialah: Satu soal bisa terdiri dari atas beberapa subsoal atau pertanyaan. Setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu sehingga lebih jelas dan terarah. Data yang diajukan dalam soal berstruktur bisa berupa angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, model dan lain-lainnya.

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam hal ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, teknik analisis instrumen, teknik pengolahan data serta hasil uji coba instrumen.

3.1 Metode Penelitian

Karena kebutuhan penelitian yaitu menganalisis kemampuan multirepresentasi siswa setelah melakukan uji tes tanpa adanya manipulasi terhadap variabel maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Sesuai dengan pendapat Arikunto, (2007) bahwa metode deskriptif analisis adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Jadi, penelitian desktiptif analisis adalah penelitian yang menggambarkan segala hal yang terjadi pada saat penelitian dan hasil yang diperoleh tanpa adanya manipulasi terhadap variabel.

(18)

submateri yang sama dengan kelompok A mendapatkan jenis soal uraian terstruktur dan kelompok B mendapatkan jenis soal uraian terbatas. Setelah itu kedua kelompok beristirahat selama 20 menit, kemudian siswa yang sama kembali melakukan tes kembali tetapi pada submateri yang berbeda dari tes pertemuan pertama. Pada tes pertemuan kedua penulis melakukan teknik silang pada jenis soal yang akan diberikan yaitu kelompok A mengerjakan jenis soal uraian terbatas dan kelompok B mengerjakan jenis soal uraian terstruktur. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi bias pada subjek kedua kelompok saat penganalisisan data. Alur kegiatan pengambilan data yang dilakukan dapat di ilustrasikan seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Ilustrasi Alur Kegiatan Pengambilan Data

(19)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau universe (Panggabean, 1996: 48). Berdasarkan pernyataan tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah satu SMP di Kabupaten Lebak tahun ajaran 2011/2012 sebanyak tujuh kelas.

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili populasi dengan menggunakan teknik sampling (Panggabean, 1996: 49). Adapun sampel yang diteliti adalah siswa kelas VIII-C dengan teknik

purposive yaitu "penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2008: 85). Pertimbangan dalam pengambilan sampel berdasarkan saran dari guru mata pelajaran IPA-fisika yang mengetahui keadaan siswa di setiap kelas. Siswa kelas VIII-C memiliki tingkat kedisiplinan dan ketertiban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas VIII yang lainnya pada saat mengikuti pembelajaran di kelas selain itu siswa kelas VIII-C tergolong siswa yang aktif.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

(20)

3.3.1 Tes Kemampuan Multirepresentasi

Menurut Arikunto (2009;127), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan adalah untuk mengetahui kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah berupa tes yang berbentuk uraian. Tes berbentuk uraian ini dibagi menjadi dua jenis soal. jenis soal pertama adalah jenis soal terstruktur dengan karakteristik adanya sub pertanyaan berupa pertanyaan arahan pada setiap soalnya sehingga dalam menjawab siswa mendapatkan panduan dari soal arahan yang telah disediakan. Jenis soal kedua adalah soal uraian terbatas dengan karakteristik tidak adanya sub pertanyaan arahan pada setiap soalnya sehingga diterbataskan pada siswa untuk berpikir dalam menjawab setiap soalnya.

Alasan penulis menggunakan soal uraian terbatas adalah untuk mengetahui kemampuan multirepresentasi siswa yang dapat terlihat dari keterbatasan siswa dalam menjawab soal dengan menggunakan berbagai representasi. sedangkan alasan penggunaan soal uraian terstruktur adalah untuk mengetahui kemampuan multirepresentasi siswa dalam menyelesaikan soal secar multiple, gambar, verbal, grafik maupun matematis serta dapat dilihat juga dari pemahaman soal dan penerapan konsep sehingga menghasilkan jawaban akhir dengan benar.

(21)

memiliki repreesentasi yang sama untuk konsep yang sama. Namun tidak semua indikator yang meliputi gambar, verbal, grafik dan matematik digunakan pada setiap indikator dalam soal. penggunaan representasi tersebut disesuaikan dengan indikator yang memungkinkan representasi trtentu dapat dinyatakan dalam soal.

Dengan rubrik penilaian mengacu pada rubrik jenis multiple ways untuk mengukur tingkat pemahaman terhadap representasi dalam penyelesaian masalah yang dikembangkan oleh David Rosengrant (2007). Instrumen tes yang digunakan sebanyak 10 soal untuk setiap pertemuan. Masing-masing 5 soal untuk jenis soal multirepresentasi uraian terstruktur dan 5 soal untuk jenis soal multirepresentasi uraian terbatas.

3.3.2 Pedoman Wawancara

(22)

3.4 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap agar penelitian lebih terarah, yaitu sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji.

b. Studi kurikulum, dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan dapat memperoleh hasil akhir sesaui dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum.

c. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi dilapangan terkait penelitian yang akan dilakukan.

d. Menentukan lokasi dan sampel penelitian yang mendukung ketercapaian tujuan penelitian dan meminta izin penelitian kepada sekolah yang bersangkutan.

e. Membuat surat izin penelitian pihak dekan FPMIPA UPI. f. Menyusun instrumen dan perangkat penelitian.

g. Men-judgement instrumen (tes) kepada 2 orang dosen dan satu guru mata pelajaran fisika.

(23)

i. Uji coba instrumen, untuk mengetahui validitas instrumen penelitian. Sebelum instrumen diujicobakan instrumen terlebih dahulu diuji validitasnya oleh dosen dan guru mata pelajaran fisika.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan meliputi: a. Menentukan sampel penelitian.

b. Melakukan pembagian kelompok menjadi dua kelompok pada kelas besar secara purposive.

c. Mengumpulkan data kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah dengan memberikan kedua jenis soal pada kedua kelompok.

3.4.3 Tahap Analisis dan Pembahasan

Kegiatan yang dilakukan dalam pada tahap akhir meliputi:

a. Menilai tes kemampuan multirepresentasi dengan menggunakan pedoman penilaian yang merujuk pada rubric multiple ways

b. Menghitung perbedaan signifikansi antara jenis soal tes uraian terbatas dengan jenis tes uraian terstruktur yang diolah menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0.

c. Menganalisis karakteristik multirepresentasi siswa dilihat dari tiap-tiap butir soal.

(24)

Sidik Nulhaq, 2013

e. Merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil analisis dari data kuantitatif yang telah diolah. Kesimpualan dibuat yang akan menjadi jawaban dari pertanyaan penelitian. Sementara hasil data kualitatif berupa wawancara tidak terstruktur digunakan sebagai pendukung data yang mempengaruhi kesimpulan.

Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut.

Studi Pendahuluan

Studi Litelatur

Merumuskan Masalah

Pembuatan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran

Judgement Instrumen Penelitian

Uji Coba dan Analisis Instrumen Penelitian

Kegiatan Belajar Mengajar

Tes Uraian Terbatas Tes Uraian Terstruktur

Kel. Materi Bunyi II

Kel. Materi Bunyi I Kel. Materi Bunyi I

Kel. Materi Bunyi II

Data

Analisis data dan pembahasan

Kesimpulan

(25)

3.5 Teknik Analisis Instrumen

Untuk mengetahui kualitas soal yang digunakan dalam penelitian, soal diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap siswa kelas VIII yang telah mendapatkan materi pembelajaran cermin cekung dan cermin cembung. Hasil uji coba soal dianalisis, yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitasnya. Item soal yang tidak memenuhi kriteria (kualitasnya rendah) maka soal tersebut direvisi atau tidak digunakan.

Untuk mengetahui validitas empiris tes keterampilan menarik kesimpulan digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(Sudijono, 2009: 181) dengan :

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X : skor tiap butir soal. Y : skor total tiap butir soal. N : jumlah siswa.

(26)

Untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus alpha, karena bentuk tesnya adalah uraian. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

(Sudijono, 2009: 208) Dengan,

r11 : reliabilitas yang dicari

∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item

: varians total

Besar validitas dan reliabilitas yang didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3.2

Interpretasi Validitas dan Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas Kriteria reliabilitas

0,800 - 1,00 sangat tinggi sangat tinggi

0,600 - 0,800 Tinggi Tinggi

0,400 - 0,600 Cukup Cukup

0,200 - 0,400 Rendah Rendah

0,00 - 0,200 sangat rendah sangat rendah (Miller, 2008: 83)

Setelah dihitung besar validitas dan reliabilitas tes kemampuan multi representasi, maka selanjutnya dihitung taraf kesukaran suatu butir soal. Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus:

(27)

Besar taraf kesukaran yang telah didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3

Interpretasi Indeks Taraf Kesukaran Butir Soal

Nilai f Kriteria 0.00 – 0.3 Sukar 0.31 – 0.70 Sedang 0.71 – 1.00 Mudah

(Miller, 2008: 131) Selanjutnya, tes kemampuan multi representasi dilihat daya pembedanya. Daya pembeda tes kemampuan multi representasi dihitung dengan menggunakan rumus:

̅ ̅

Dengan,

D : Daya Pembeda

̅ : Rata-rata kelompok atas

̅ : Rata-rata kelompok bawah

: Skor maksimum total

(28)

itu. Berikut ini adalah tabel 3.4 yang mencantumkan interpretasi daya pembeda:

Tabel 3.4

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai D Kategori

Setelah dilihat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda tes keterampilan menarik kesimpulan. Soal yang digunakan dianalisis sesuai dengan uji di atas dan hasil dari judgement yang telah dilakukan sebelumnya.

3.6 Teknik Pengolahan data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan data statistik. Tujuan dari pengolahan data ini yaitu untuk membandingkan antara kemampuan multirepresentasi dengan menggunakan tes berbentuk uraian terbatas dan tes uraian terstruktur di kedua kelompok. Selain itu, pengolahan data statistik ini ditujukan untuk mengetahui persentase dari karakteristik multirepresentasi yang digunakan untuk memecahkan masalah.

(29)

berdasarkan rubric penilaian yang berpedoman pada rubric dalam jurnal Rosengrant yang disebut rubrik multiple ways. Adapun pemberian skor pada rubric penilaian disesuaikan dengan pertimbangan jawabannya denga skor terendah 0 dan skor tertinggi 3. Dalam setiap aspek yang dinilai dari jawaban tersebut disesuaikan dengan rubric multiple way.

Untuk mengetahui signifikansi perbedaan kedua jenis soal tes uraian terstruktur dan tes uraian terbatas tersebut digunakan perhitungan menggunakan statistic uji Mann-Whitney U-Test dikarenakan sampel yang cenderung sedikit sehingga data diasumsikan terdistribusi tidak normal.

Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian. Kedua rumus digunakan dalam perhitungan, karena akan digunakan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel.

Keterangan :

= jumlah sampel 1 = jumlah sampel 2

= jumlah peringkat 1

(30)

= jumlah rangking pada sampel

= jumlah rangking pada sampel

(Sugiyono, 2007:148)

Dengan kriteria penetuan hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai tes menggunakan jenis tes soal uraian terbatas dengan rata-rata nilai tes menggunakan jenis tes soal uraian terstruktur.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai tes menggunakan jenis tes soal uraian terbatas dengan rata-rata nilai tes menggunakan jenis tes soal uraian terstruktur.

3.7 Hasil Uji Coba Instrumen

(31)

coba instrumen kemampuan memecahkan masalah berbasis multirepresentasi uraian terstruktur dapat diketahui bahwa 53.3% instrumen valid dengan 3.3% kategori sangat tinggi, 10% kategori tinggi dan 40% kategori cukup. Sedangkan 42.86% instrumen tidak valid dengan 36.66% kategorinya rendah dan 10% kategori sangat rendah. Berdasarkan daya pembeda, instrumen yang memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai instrumen penelitian sebanyak 36.66% dengan kategori baik dan sedang. Sedangkan 63.33% instrumen mempunyai daya pembeda jelek. Berdasarkan tingkat kesukaran sebanyak 93.33% instrumen kategori sedang dan sisanya sebesar 6.67 % kategori sukar. Berdasarkan reliabilitasnya, instrumen tes ini memiliki nilai 0.90 (sangat tinggi).

Sedangkan pada hasil uji coba instrumen kemampuan memecahkan masalah berbasis multirepresentasi uraian terbatas dapat diketahui bahwa 69.24% instrumen valid dengan 7.7% kategori sangat tinggi, 30.77% kategori tinggi dan 30.77% kategori sedang. Sedangkan 31.5% instrumen tidak valid dengan 23.08% kategorinya rendah dan 7.7% kategori sangat rendah. Berdasarkan daya pembeda, seluruh instrumen memiliki interpretasi sangat baik. Berdasarkan tingkat kesukaran sebanyak 7.7% instrumen kategori sukar, sebanyak 69.23% kategori sedang dan sisanya sebesar 23.08 % kategori mudah. Berdasarkan reliabilitasnya, instrumen tes ini memiliki nilai 0.89 (sangat tinggi).

(32)
(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengolahan data, analisis, dan pembahasan, dapat ditarik tiga kesimpulan yaitu,

1. Berdasarkan analisis terhadap profil kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah berbentuk uraian terbatas, siswa memperoleh skor lebih tinggi pada kriteria matematis. Hal ini dapat disebabkan oleh kecenderungan siswa yang sehari-hari memecahkan masalah matematis, sehingga ketika diberi keterbatasan mereka cenderung akan langsung menjawab secara matematis.

2. Analisis terhadap profil kemampuan multirepresentasi siswa dalam memecahkan masalah berbentuk uraian terstruktur menunjukan bahwa perolehan skor tertinggi siswa terdapat pada kriteria memecahkan masalah dengan bantuan representasi. Hal ini dapat disebabkan oleh karakter soal terstruktur yang akan menuntun siswa untuk memformulasikan informasi yang diperoleh ke dalam representasi yang diperlukan. Sehingga, siswa memperoleh bayangan terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi. 3. Profil kemampuan multirepresentasi siswa pada setiap lebel konsep

(34)

mudah, siswa cenderung tidak menggunakan multirepresentasi untuk menjawab soal, siswa langsung menjawab dengan representasi sesuai pertanyaan soal. Untuk soal yang memiliki kategori sedang dan sukar siswa cenderung menggunakan multirepresentasi untuk menjawab soal. Namun, secara keseluruhan, kemampuan multirepresentasi siswa lebih baik dalam memecahkan masalah berbentuk uraian terstruktur. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata siswa yang lebih tinggi saat memperoleh masalah berbentuk uraian terstruktur pada dua pertemuan. Selain itu, uji Mann-Whitney U menunjukan Sig. (2-tailed) .018 (<.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan multirepresentasi siswa dalam mengerjakan soal berbentuk uraian terstruktur lebih baik secara signifikan.

5.2 Saran

Beberapa saran dapat diajukan dari hasil penelitian ini. Saran-saran tersebut sebagai berikut,

(35)
(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. (1999). Designing Effective Multi-Representational Learning Enviroments.ESRC Center or Research in Development, Instruction and Training Departement of Pshycology. [On Line].Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/tech_58.pdf.[18

September 2011]

Ainsworth, S. (1999).“The Function of Multiple Reprsentation”. Computers and Education.33,131-152. [On Line] Tersedia: http: //www.cs.pitt.edu/ ~chopin/references/tig/ainsworth.pdf.pdf [18September 2011]

Akkus, OdanCakiroglu, E. (2009). The Effects of Multiple Representations-Based Instruction on Seventh Grade Students’ Algebra Performance. Proceedings of CERME. [On Line] Tersedia: http://ife.ens-lyon.fr/publications/edition-electronique/cerme6/wg4-01-akkus

cakiroglu.pdf [16 September 2011]

Angell, C, O. Guttersrud, dan E.K. Henriksen. (2007) “Multiple representations

as a framework for a modeling approach to physics education”. [on line] [23 Januari 2009]

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Creswell, John W. Research Design. Terjemahan.Yogyakarta :PustakaPelajar Djaali, Mulyono. (200). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta :Pps UNJ Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum. (2003). Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: Depdiknas

Gronlund and Linn.( 1995). Meassurement and Assesment in Teaching. New Jersey : Prentice Hall

Goldin, G. A (2002).“Representation in Mathematical Learning and Problem Solving.”Dalam L. D English (Ed). Handbook of International Research in

Mathematics Education (IRME). New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates

(37)

Izsak, A. and M.G. Sherin, (2003).“Exploring the Use of New Representation as a Resource for Theaching Learning.”Journal School Science and

Mathematics.The University of Georgia and North Western University. 103,(1).

Kohl Brian, P. (2007).Towards An Understanding Of How Students Use Representations In Physics Problem Solving. Tesis doctor pada University

of Colorado.[ On Line]. Tersedia: http://

www.colorado.edu/physics/EducationIssues/papers/Kohl_etal/PK_Thesis. pdf. [5 Desember 2011]

Kohl P, Rosengrant. D, andFinkelstein, N I. (2007). Comparing Explicit and Implicit Teaching of Multiple Representation Use in Physics Problem Solving. Physics Education Research

Lindenfeld, P., (2002). “Format and Content in Introductory Physics”.American Journal of Physics. 70,(1),12

Lopez, V dan Solaz-Portolez, J. (2007). Internal Representations Constructed During Problem Solving:Mental Models. Dalam Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching [On Line], Vol 8, 1 halaman. Tersedia: http://www.ied.edu.hk/apfslt/v8_issue2/joan/joan3.htm#three. [1 April 2012]

Manurung, N. (2011). Pengaruh Pemberian Tes Formatif Bentuk Uraian Dan Locus Of Control Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Smp Negeri

2 Kecamatan Hinai. [ On Line ]. Tersedia :

http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Master-1600/1546 [3 Oktober 2012] Miller, Patrick W. (2008). Measurement and Teaching. United States of America:

Library of Congress Contrl

Nitko, Anthony. (1996). Educational Assesment of Student. New Jersey : Prentice Hall

Purwadaminta. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : BalaiPustaka. Popham, W. James. (1995). What Teacher Need to Know. Los Angles : Allyn and

Bacon

Reif, F. (1995).“Understanding and Teaching Important Scientific Thought Processe”. American Journal of Physics. 63, (1),17-32

Rosengrant, D. Etkina and A. Heuvelent. (2006).“An Overview of Recent Research on Multiple Representations.” Rutgers, The State University of

(38)

Rosengrant, D.et al. ____.Scientific Abilities and Their Asessment. [On Line] Tersedia:paer.rutgers.edu/scientificabilities/downloads/FormAssessTasks/ MultiRep.pdf. [20 Desember 2011]

Rosengrant, D. (2007). Multiple Representations And Free-Body Diagrams: Do Students Benefit From Using Them?. Disertasi Doktor pada State

Univerisity of Jersey. [On Line]. Tersedia:

http://science.kennesaw.edu/~drosengr/Rosengrant_Dissertation.pdf. [12 November 2011]

S. E. Ainsworth. (2008). The educational value of multiple representations when learning complex scientific concepts. [Online] Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/Ainsworth_Gilbert.pdf[ 3 Oktober 2011] . (2006) .

S. E. Ainsworth. (2008). DeFT: A conceptual framework for considering learning

with multiple representations. [Online]. Tersedia:

http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/deft.pdf [9 Oktober 2011]

S. E. Ainsworth. (2008). The educational value of multiple representations when learning complex scientific concepts. [Online] Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/Ainsworth_Gilbert.pdf Silverius. (1991). Evaluasi Hasil Belajar Umpan Balik. Jakarta : PT. Grasindo Sudjono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grasindo

Persada

Sudjana, N. (1998). Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sudjono, (1998).Pengejaran Matematika untuk Sekolah Menengah.Jakarta : P3G Depdikbud

Sugiyono (2010).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Sugiyono.(2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

(39)

Waldrip, B dan Prain, V. (2006). “An Exploratory Study of Teachers’ and Students’ Use of Multi-modal Representations of Concepts in Primary Science” . International Journal of Science Education. 28, (15), 1843-1896

Waldrip, B, Prain, V dan Carolan, J. (2010). “Using Multi-Modal Representation to Improve Learning in Junior Secondary Science”. Research Science

Education. 40, 65-80.

http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/download/formAssesTask/Multi Rep.pdf. (22 Agustus 2012)

Gambar

Gambar 3.2   repository.upi.edu Alur Penelitian | perpustakaan.upi.edu
tabel nilai r product moment. Jika harga rhitung > rtabel maka butir soal tersebut
Tabel 3.2 Interpretasi Validitas dan Reliabilitas Soal
Tabel 3.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

change detection model, in which a multi-kernel function on multi-feature space was combined after applying an independent kernel function for different feature

Rayhan, Tina Sari. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera

Based on this study, we conclude that DLGM can be used in the network environment providing high quality DLG and cartographic data for

Program Konseling Kelompok Peer Support untuk Mengembangkan Konsep Diri Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana perilaku pencarian informasi oleh mahasiswa dalam

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume I-4, 2012 XXII ISPRS Congress, 25 August – 01 September 2012, Melbourne, Australia...

Standar antioksidan seperti asam galat, asam askorbat dan Trolox® sering digunakan pada penentuan kapasitas antioksidan, konsentrasi standar optimum sangat diperlukan

galur murni maupun hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis dengan galur ciri yang membedakan setiap jenis rambutan dilihat dari sifat air, bentuk,