PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Oleh
YANI SURYANI 0904130
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENULIS SURAT PRIBADI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN. Gajahdepa
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)
Oleh
YANI SURYANI 0904130
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Yani Suryani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)
Oleh YANI SURYANI
0904130
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Penguji I, Penguji II, Penguji III,
Drs. H. Ali Sudin, M.Pd Drs.H. Dadang Kurnia, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd
NIP. 195703021980031006 NIP. 195606021981111001 NIP. 19721226200501002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1
UPI Kampus Sumedang,
i
ii
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 30
2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 31
3. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif ... 32
4. Unsur-unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif ... 32
5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 33
E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat. 34 1. Dasar Pemikiran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat ... 34
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat ... 35
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat dalam Pembelajaran Menulis Surat Pribadi ... 35
iii
2. Peningkatan Observasi Kinerja Guru ... 98
3. Peningkatan Observasi Aktivitas Siswa ... 102
iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 112
A. Kesimpulan ... 112
B. Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 117
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 119
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 119
Lampiran 1A Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 119
Lampiran 1B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 130
Lampiran 2 Format Observasi Aktivitas Siswa ... 140
Lampiran 3 Format Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat ... 142
Lampiran 4 Format Kinerja Guru ... 144
Lampiran 5 Lembar Tugas ... 151
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa ... 152
Lampiran 7 Lembar-lembar Kegiatan Pembelajaran BBB ... 154
Lampiran 7A Lembar Isi Penjelasanku ... 155
Lampiran 7B Lembar Isi Pikiranku ... 156
Lampiran 7C Lembar Isi Pikiran Kita ... 157
Lampiran 7D Lembar Isi Pikiran Kami ... 158
Lampiran 8 Data Hasil dan Proses Pembelajaran Siklus I ... 159
Lampiran 8A Data Kinerja Guru Siklus I ... 160
Lampiran 8B Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 161
Lampiran 8C Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Silkus I ... 162
Lampiran 8D Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 163
Lampiran 8E Hasil Wawancara Guru Siklus I ... 164
Lampiran 8F Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 165
Lampiran 9 Data Hasil dan Proses Pembelajaran Siklus II ... 166
Lampiran 9A Data Kinerja Guru Siklus II ... 168
Lampiran 9B Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 169
Lampiran 9C Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Silkus II ... 170
Lampiran 9D Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 171
Lampiran 9E Hasil Wawancara Guru Siklus II ... 172
Lampiran 9F Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 173
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat ... 6
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 39
Tabel 3.2 Data Siswa Kelas IV SDN. Gajahdepa ... 40
Tabel 4.1 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat ... 64
Tabel 4.2 Data Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 71
Tabel 4.3 Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas I ... 74
Tabel 4.4 Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Siklus I ... 77
Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 86
Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 89
Tabel 4.7 Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Siklus II ... 91
Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan ... 98
Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan .. 99
Tabel 4.10 Peningakatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Evaluasi ... 100
Tabel 4.11 Peningkatan Hasil Obsrvasi Kinerja Guru pada Aspek Keseluruhan101 Tabel 4.12 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Kerjasama ... 103
Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Keaktifan ... 104
Tabel 4.14 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Disiplin ... 105
Tabel 4.15 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Interpretasi Baik (B) ... 106
Tabel 4.16 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Bagian-bagian Surat ... 107
Tabel 4.17 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Huruf Kapital ... 108
Tabel 4.18 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Tanda Baca ... 109
vii
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Peningkatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan . 99
Bagan 4.1 Peningkatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan . 100
Bagan 4.3 Peningakatan Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Evaluasi ... 101
Bagan 4.4 Peningkatan Hasil Obsrvasi Kinerja Guru pada Aspek Keseluruhan 102 Bagan 4.5 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Kerjasama ... 103
Bagan 4.6 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Keaktifan ... 104
Bagan 4.7 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Aspek Disiplin ... 105
Bagan 4.8 Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Interpretasi Baik (B) ... 106
Bagan 4.9 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek . Bagian-bagian Surat ... 108
Bagan 4.10 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Huruf Kapital ... 109
Bagan 4.11 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat pada Aspek Tanda Baca ... 110
viii
DAFTAR GAMBAR
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar tentang bagaimana
caraberkomunikasi yang baik dan benar. Bahasa sebagai pembelajaran
mempunyai peran penting dalam perkembangan intelektual, emosional dan sosial
anak.Pembelajaran bahasadiharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam berkomunikasi baiksecara lisan maupun tertulis, membantu anak didik
mengenal dirinya,mengemukakan gagasan dan perasaan, serta mengemukakan
kemampuan analitis dan imajinasi yang ada dalam dirinya.
Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen dan
keterampilan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut perlu dikembangkan oleh guru
melalui pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.Tarigan (2008:1)
mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen,
sebagaimana dikemukakannya.
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu:
1. Keterampilan menyimak (listening skill) 2. Keterampilan berbicara ( speaking skill ) 3. Keterampilan membaca ( reading skill ) 4. Keterampilan menulis ( writing skil )
Menulis merupakan salah satu dari keempat komponen keterampilan
2
keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif.Keterampilan menulis
ini tidak datang secara otomatis dan alamiah, tetapi melalui proses belajar.
Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga
pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah
dasar.Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan
dasar yang harus dimiliki sebagai bekal belajar menulis di jenjang
berikutnya.Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar perlu
mendapat perhatian yang serius sehingga dapat memenuhi target kemampuan
menulis yang diharapkan.
Menulis dikelas IV menjadi salah satu bagian yang perlu mendapat
perhatian. Terlebih menulis surat pribadi karena dengan menulis surat pribadi
siswa bukan hanya belajar menungkapkan ide tetapi juga dapat melatih
kecermatan dalam menggunakan bagian-bagian surat dan menulis sesuai kaidah
EYD.
Ada beberapa definisi yang dikemukakan mengenai suratoleh para ahli.
Menurut Marjo (2000:21) bahwa “Surat adalah salah satu alat komunikasi tertulis,
berasal dari salah satu pihak yang ditujukan kepada pihak lain untuk
menyampaikan pesan dan warta.”
Selain itu Djanewar (1997:30) mengemukakan bahwa surat adalah “alat
untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis dari pihak yang satu ke pihak
3
Definisi tersebut diperkuat juga oleh Djuanda (2008: 202) bahwa surat
sebagai “...salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu
pesan dari satu pihak ke pihak lain baik perorangan maupun berorganisasi.”
Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa surat
adalah informasi yang ditulis dalam sehelai kertas atau lebih yang ditulis dengan
bahasa yang baik dari seseorang kepada orang lain dengan adanya bagian-bagian
tertentu dengan cara-cara tertentu.
Berdasarkan isinya surat mempunyai sifat-sifat. Sebagaimana menurut Ali,
A., dan Tanzili (2006:3) bahwa „surat berdasarkan isinya mempunyai sifat-sifat
diantaranya : surat pribadi, surat niaga, surat sosial, surat kawat, surat pengantar.‟
Menurut Trianto, A. (2006:58) „Surat pribadi adalah bentuk komunikasi
tulis (surat-menyurat) yang dilakukan oleh sesorang kepada orang lain sebagai
pribadi, bukan sebagai wakil utusan yang berkaitan dengan
kelembagaan/kedinasan/resmi.‟Sedangkan menurut Ali, A., dan Tanzili (2006:3)
bahwa „surat pribadi adalahadalah surat yang isinya bersifat kekeluargaan,
persahabatan, dan perkenalan. „
Berdasarkan dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa surat
pribadi adalah surat yang memiliki konten dan tujuan isi surat yang bersifat
pribadi.
Agar isi surat dapat dimengerti maka seorang penulis surat harus
memperhatikan bagian-bagian surat yang lazim digunakan pada surat pribadi,
yakni tanggal surat, penerima, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda
4
diri yang dituangkan dengan kalimat yang runtut dan memperhatikan penggunaan
kaidah EYD.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(Depdiknas,2006:26)bahwa salah satu kemampuan menulis yang harus dikuasai
oleh siswa kelas IV sekolah dasar adalah, “...mampu mengungkapkan
pikiran,perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk
percakapan,petunjuk,cerita,dan surat.” Berdasarkan hal tersebut, sangat jelaslah
bahwa menulis surat di kelas IV memiliki urgensi yang besar dalam
pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti mencoba mengangkat
permasalahan mengenai kesulitan siswa dalam menulis surat pribadi di kelas IV
SDN. Gajahdepa berumlah 23 siswa.
Dari hasil pengamatan, dan tes kemampuan menulis surat pembelajaran
menulis surat sepenuhnya masih belum tercapai serta masih banyak sekali kendala
yang ditemukan.
Pada kenyataannya, pembelajaran berlangsung didominasi oleh guru. Guru
terlalu memfokuskan dirinya pada penyampaian materi pembelajaran, namun
tidak memberi ruang kepada siswa untuk ikut berinteraksi pada pembelajaran.
Meski pada dasarnya pembelajaran berlangsung menggunakan pembelajaran
kooperatif, namun adanya kekurangan perihal pendayagunaan cara kerja
kooperatif secara maksimal. Pertama dari metode pembagian kelompok, yang
berdasarkan pada barisan bangku di kelas. Sehingga tidak adanya kemerataan dan
5
Seperti halnya tidak adanya kesamaan kesempatan untuk mencapai
keberhasilan.Diskusi yang seharusnya menjadi hal ini dalam pembelajaran
kooperatif pun tidak berjalan dengan baik.
Meski pada proses pembelajaran, adanya penerapan teknik menulis surat
bersama. Namun pada kenyataannya tidak berjalan dengan baik. Pengerjaanya
masih didominasi oleh satu siswa yang saja. Selain itu pula dari cara penyampaian
materi, pembelajaran yang tidak menarik dikarenakan tidak adanya media
pembelajaran. Penyampaian materi yanghanya menggunakan papan tulis,
sehingga membuat ketertarikan siswa tidak ada. Banyak aktivitas-aktivitas yang
bermasalah pada saat kegiatan tersebut, seperti halnya mengobrol di luar
pembelajaran berlangsung.
Dalam mengumpulkan data hasil, alat yang digunakan yakni tes
kemampuan menulis surat dengan tiga aspek yang dinilai. Ketiga aspek tersebut
diantaranya tata letak bagian surat, tanda baca, dan huruf kapital. Skor tertinggi
dari setiap aspek yakni tiga dan terendah satu.Adapun deskriptor dari setiap aspek
terlampir.Dalam tes ini Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai 65. Jadi
jika terdapat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 65 mendapatkan
interpretasi/keterangan Tidak Tuntas (TT), dan siswa yang mendapatkan nilai
lebih dari sama dengan 65 mendapatkan interpretasi/keterangan Tuntas (T).
Berdasarkan pada hasil evaluasi pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri Gajahdepa dengan materi pembalajaran menulis surat pribadi, didapat
6 Tabel 1.1
Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Surat Siswa Sekolah Dasar Negeri Gajahdepa
persentase 21,7%, dan 18 siswa tidak tuntas dengan persentase 78,3%.
Adapun dari segi aspek penilaian, pada aspek tata letak bagian-bagian
surat dari mendapatkan jumlah keseluruhan sebesar 34 dengan rata-rata 1,5 dan
7
dengan rata-rata 1,6 dan persentase 55,1%, dan pada aspek huruf kapital
mendapatkan jumlah keseluruhan sebesar 39, dengan rata-rata 1,7 dan persentase
56,5%.
Berdasarkan pada penjelasan deskripsi pembelajaran dan hasil tes
kemampuan menulis suratdari analisis pengumpulan data awal, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan menulis surat di kelas IV SDN Gajahdepa Kecamatan
Cimalaka Kabupaten Sumedang tergolong rendah.
Adapun permasalahannya dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Siswa belum bisa menulis surat dengan kaidah tata letak bagian surat yang
benar. Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa siswa tersebut, pada
nyatanya siswa memang tidak mengetahui tata letak bagian surat. Namun
dalam proses pembelajaran memang guru telah menjelaskan bagian-bagian
surat, hanya saja materi pembelajaran di papan tulis tanpa menggunakan
media pembelajaran. Sehingga banyak siswa yang tidak tertarik pada pembelajaran yang mengakibatkan banyaknya siswa yang tidak disiplin
selama pembelajaran seperti halnya mengobrol tentang di luar pembelajaran.
2. Siswa masih belum bisa menulis surat dengan tanda baca yang tepat. Hal ini
karena selama pembelajaran guru tidak menjelaskan bagaimana penulisan
tanda baca yang tepat. Sama halnya dengan penulisan huruf kapital. Padahal
berdasarkan hasil wawancara, ternyata siswa masih kurang begitu paham
tentang bagaimana cara menulis dengan tanda baca, dan huruf kapital yang
8
3. Saat kegiatan pengerjaan kelompok yang hanya dikerjakan oleh satu orang
siswa. Berdasarkan pada hasil wawancara kepada kelompok yang tidak
bekerja sama dengan baik, didapati bahwa kelompoknya hanya
beranggotakan siswa yang telah teribiasa berinteraksi sehari-hari. Sehingga
adanya ketidakmerataan anggota setiap kelompok. Akibatnya pada saat
pengerjaan tugas yang membutuhkan keikutsertaan seluruh anggota
kelompok, masih banyak siswa yang diam dan malah tidak membantu
anggota kelompoknya dan bahkan hanya dikerjakan oleh satu siswa saja.
Padahal kegiatan tersebut membutuhkan suatu kerjasama tim.
Selain hal itu pula, saat proses pembelajran berlangsung siswa dalam
kelompok yang aktif hanya satu atau dua orang dalam kelompoknya. Hal ini
terlihat saat guru menanyakan pada masing-masing kelompok, tidak terlihat
siswa yang banyak dalam menjawab setiap pertanyaannya. Selain itu pula
ketika guru meminta siswa untuk menanyakan yang tidak mengerti, tidak ada
sama sekali siswa yang mengajukan pertanyaan.
Dari hasil wawancara pada siswa, siswa merasa tidak ada penilaian yang
berbeda pada siswa yang bertanya dan pada siswa yang aktif
mengerjakannya.
4. Selain hal itu pula, saat proses pembelajran berlangsung siswa dalam
kelompok yang aktif hanya satu atau dua orang dalam kelompoknya. Hal ini
terlihat saat guru menanyakan pada masing-masing kelompok, tidak terlihat
siswa yang banyak dalam menjawab setiap pertanyaannya. Selain itu pula
9
sama sekali siswa yang mengajukan pertanyaan. Dari hasil wawancara pada
siswa, siswa merasa tidak ada penilaian yang berbeda pada siswa yang
bertanya dan pada siswa yang aktif mengerjakannya.
Berdasarkan pada hasil analisis kesimpulan permasalahan, maka untuk
mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat.
Adapun judul dalam penelitian ini, “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Pribadi (Penelitian Tindakan Kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.”
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk meningkatkan
kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan
Cimalaka Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana kinerja guru selama pembelajaran dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk
meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?
c. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran dalam penerapan model
10
meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?
d. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN.
Gajahdepa setelah menerapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berempat?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan pada hasil analisisi masalah yang telah dijelaskan pada latar
belakang empiris, untuk mengatasi masalah tersebutyakni dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat.
Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berempat didasarkan pada permasalahannya. Dimana meski pembelajaran (data
awal) telah menerapkan pembelajaran kooperatif, namun pelaksanannya siswa
tidak dapat mencapai kesempatan yang sama dalam mencapai keberhasilan.
Sehingga transfer pengetahuan berupa tata cara penulisan surat tidak berjalan
dengan baik. Selain itu pula tidak adanya pengoptimalan diskusi yang seharusnya
dilaksanakan, dan kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran yang
disebabkan pembelajaran yang tidak menarik. Alhasil, penyampaian materi
(transfer materi) tidak dapat diterima oleh siswa dengan baik, sehingga hasil tes
kemampuan menulis siswa menjadi rendah.
Oleh karena itulah model pembelajaran kooperatif dipilih berdasar atas
permasalahan tersebut. Karena sebagaimana yang diungkapkan Lie (2007:57),
menyatakan bahwa "Keunggulan dari berpikir berpasangan berempat adalah
11
meningkatkan pembelajaran yang dapat memeberi kesempatan pada siswa secara
penuh untuk berdiskusi secara baik dengan kelompoknya. Sehingga siswa akan
banyak mendapatkan pengetahuannya lebih baik. Dari segi pengetahun tentang
tata cara atau pun teori bagian-bagian surat, serta keterampilannya dalam menulis
surat pribadi.
Pada pelaksanaan pembelajarannya optimalisasi diskusi dari tipe
berpikir-berpasangan-berempat terimplementasi dari tahapan-tahapan pembelajarannya.
Dimana siswa harus berdikusi dengan teman sebayanya dengan dua tahapan,
yakni berdiskusi bersama pasangannya dan berdiskusi secara berempat dalam
kelompoknya.Sehingga akan semakin banyak pengetahuan-pengetahuan atau pun
keterampilan yang didapat siswa dari teman sebayanya.
Adapun materi yang menjadi bahan diskusinya adalah bagaimana siswa
dalam kelompoknya harus merangkai sebuah puzzlebagian-bagian surat hingga
tepat. Lalu memperbaiki isi dari setiap bagian-bagian surat tersebut ditinjau dari
segi huruf kapital, dan tanda bacanya.
Adanya penggunaan puzzle ini diharapkan perhatian siswa terhadap
pembelajaran akan meningkat. Sebagaimana Sadiman, A., dkk (2002) menyatakan
bahwa „fungsi media dapat membangkitkan motivasi belajar, dan menyediakan
stimulus belajar.‟
Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan
berempat berkedudukan menjadi proses pembelajaran untuk saling
12
dengan teman sebayanya yang terintergari penuh dengan media pembelajaran
yang berupa puzzle.
Adapun langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat ini sebagai berikut.
a. Siswa di bagi dalam empat kelompok secara heterogen dengan anggota 5-6
pada masing-masing kelompoknya.
b. Siswa dalam kelompoknya dibagi lembar isi petunjukku.
c. Siswa dalam kelompoknya mendengarkan penjelasan guru tentang
bagian-bagian surat, tanda baca, huruf kapital yang tepat dengan cara menunjukan
sebuah surat yang terbuat dari karton.
d. Siswa dalam kelompoknya menuliskan isi penjelasan di dalam kertas lembar
isi petunjukku
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara memperbaiki sebuah surat
yang belum tepat berdasarkan tata letak bagian surat, tanda baca, dan huruf
kapital.
f. Siswa bersama guru mempersiapkan sebuah karton besar di depan kelas\
g. Siswa dalam kelompoknya di bagi lembar bagian-bagian surat yang tersusun
secara acak.
h. Siswa berpikir sendiri-sendiri tentang lembar bagian-bagian surat, dengan
menyusun tata letak bagiannya, memperbaiki tanda baca dan huruf
kapitalnya.
i. Hasil pemikiran siswa secara individu, siswa tulis di lembar “Pikiranku.”
13
k. Siwa dengan pasangannya saling bertukar pikiran. Hasil pemikiran ini
berdasarkan isi yang ditulis dari lembar “pikiranku”.
l. Hasil dari tukar pikiran bersama pasangannya, siswa menuliskannya di
lembar “pikiran kita”.
m. Siswa membagikan pemikiran bersama pasangannya ke dalam kelompoknya.
n. Siswa dalam kelompoknya berdiskusi tentang masing-masing hasil dari
lembar “pikiran kita”.
o. Siswa dalam kelompoknya menuliskan hasil dikusi kelompok ke dalam
lembar “pikiran kami”.
p. Perwakilan siswa mengambil kartu bagian-bagian surat.
q. Siswa dalam kelompoknya merangkai kartu bagian-bagian surat berdasarkan
hasil diskusi.
r. Siswa dalam kelompoknya menempelkan kartu-kartu bagian surat ke karton
yang berada di papan tulis.
s. Perwakilan siswa maju ke depan untuk membagikan hasil pemikiran
kelompoknya ke kelompok lainnya.
t. Siswa bersama guru menghitung jumlah skor kelompok berdasarkan
ketepatan pada menyusun tata letak bagian surat, memperbaiki tanda baca,
dan huruf kapital. Adapun penskoran untuk menyusun tata letak bagian surat
yakni satu skor pada masing-masing urutan tata letak bagian surat yang tepat.
Penskoran untuk memperbaiki tanda baca dan huruf kapital yakni dua skor
14
u. Siswa bersama guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memiliki jumlah skor paling tinggi, dan memberikan tepuk tangan kepada
semua kelompok yang telah berpartisipasi dalam permainan ini dengan baik.
Adapun terget proses dan hasil yang diinginkan untuk dicapai setelah
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe berpikir-berpasangan-berempat sebagai berikut.
a. Target Proses 1) Kinerja Guru
Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berempat kinerja guru diharapkan mencapai target 85% tafsiran Baik
Sekali.
2) Aktivitas Siswa
Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berempat aktivitas siswa diharapkan mencapai target 80% tafsiran
Baik.
b. Target Hasil
Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berempat target hasil tes kemampuan menulis surat diharapkan
mencapai target 80% tafsiran Tuntas.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah dijabarkan, maka tujuan
15
a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk
meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
b. Untuk mengetahui kinerja guru selama pembelajaran dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk
meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
c. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempatuntuk
meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV SDN. Gajahdepa
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
d. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis surat pribadi di kelas IV
SDN. Gajahdepa setelah menerapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berempat.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi siswa
a. Memperbaiki kemampuan menulis surat.
b. Meningkatkan prestasi siswa khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia
2. Bagi guru
a. Memberikan motivasi terhadap perubahan proses pembelajaran.
16
c. Menentukan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan.
3. Bagi peneliti
a. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
b. Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana.
4. Bagi lembaga pendidikan
a. Memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran.
b. Meningkatkan kualitas siswa yang memiliki kompetensi.
c. Mencapai visi dan misi sekolah melalui pembelajaran yang inovatif.
E. Batasan Istilah
1. Slavin (Isjoni:2007:15) Mengemukakan “Pembelajaran Kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur
kelompok heterogen.”
2. Model pembelajaran Berpikir-Berpasangan-Berempat merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif sederhana. Teknik ini memberi kesempatan
pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
3. Suriamiharja (Djuanda, 2008: 180) mengemukakan bahwa “Menulis adalah
kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga
diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran,
17
4. Daryono (dalam Muchlisoh 1992:185) mengemukakan bahwa surat
merupakan “sehelai kertas atau lebih yang didalamnya dituliskan (baik tulisan
tangan atau diketik) suatu berita, pertanyaan, pernyataan atau bahkan laporan
dengan susunan kalimat dan bahasa yang baik untuk disampaikan kepada
38 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gajahdepa yang
beralamat di Dusun Gajahdepa Desa Galudra Kecamatan Cimalaka Kabupaten
Sumedang. Adapun dasar pemilihan lokasi penelitian sebagai berikut.
a. Pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi
pembelajaran kemampuan menulis surat masih tergolong rendah dan terdapat
permasalahan-permasalahan lainnya. Oleh karena itu memerlukan
pengembangan pembelajaran terutama dalam hal model pembalajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan menulis, prestasi kinerja guru, dan aktivitas
siswa agar mencapai target pembelajaran yang tergolong tinggi.
b. Merupakan tempat peneliti mengajar dalam kegiatan sehari-harinya. Sehingga peneliti mengetahui karakteristik siswa, dan keadaan lingkungan sekolah
yang dapat mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.
c. Ditinjau dari letak geografis, lokasi penelitian dengan tempat tinggal peneliti tidak terlalu jauh. Sehingga hal ini menjadi lebih efektif dan efisien dalam
pelaksanaan penelitiannya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama lima bulan, di mulai
pada bulan Desember 2012 sampai dengan Mei 2013. Untuk lebih
40 B. Subyek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SDN
Gajahdepa tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa dengan jumlah
laki-laki 12 dan perempuan 11. Adapun sampel data siswa kelas IV SDN. Gajahdepa
dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Data Siswa Kelas IV SDN. Gajahdepa
41 C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara yang dilakukan dalam proses penelitian.
Sedangkan penelitian merupakan upaya yang dilakukan dalam bidang ilmu
pengetahuan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dengan sistematis
untuk membuktikan kebenaran. Penelitian yang dilakukan yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Mengenai Penelitian Tindakan Kelas, Hermawanet al. (2007:79)
mengemukakan “PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih propesional.”
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru dalam
memperbaiki sebuah pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang lebih baik dan
optimal.
Untuk menjabarkan Penelitian Tindakan Kelas maka dibutuhukan sebuah
metode penelitian yakni metode penelitian kualitatif. Menurut Keirl dan Miller
(Moleong, 2002:4) yang dimaksud dengan penelitian kualitatf adalah „tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan, manusia, kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dan peristilahannya.‟Sedangkan menurut Lexxy, J. (Moleong 2002 131)
„Peneltian kualitatif dalam penelitian digunakan dengan mencocokan antara
42
Metode ini digunakan karena dapat membantu peneliti untuk
merencanakan, melaksanakan, menganalisis dan merefleksi kegiatan yang
dilakukan. Hal ini dilakukan karena mengacu pendapat Guba dan Lincoln
(Moleong, 2002: 5) sebagai berikut.
1. menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda
2. metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden
3. metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengetahuan bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
2. Desain Penelitian
Apabila seseorang melakukan penelitian tindakan, maka harus membuat
rancangan (desain) penelitian. Penyusunan rencana penelitian dapat dilakukan
dengan cara memilih salah satu strategi rancangan yang telah dikembangkan oleh
para pakar penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan model spiral
menurut Kemmis dan Taggart. Menurut hermawanet al. (2007:98) mengatakan
bahwa :
Desain Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang telah diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Desain ini hampir sama dengan desain Kurt Lewin hanya saja satu komponen acting dengan observing dijadikan sebagai satu kesatuan.Disatukannya kedua komponen tersebut karena ketika seorang penelit melakukan tindakan otomatis ia akan melakukan pengamatan pula. Selain itu pula dalam desain ini memiliki konsep perbaikan pada rencana awal, artinya akan ada siklus berikutnya hingga mendapatkan hasil yang optimal.
Upaya ini dilakukan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang
terjadi di dalam kelas.Pada dasarnya Penelitian Tindakan Kelas meliputi empat
43
Hal ini sejalan dengan alur Penelitian Tindakan Kelas strategi Spiral Kemmis dan
Taggart dalam (Wiriaatmadja, 2005: 66)sebagai berikut.
Gambar 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)
D. Prosedur Penelitian
Tahapan penelitian ini dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas
dalam bentuk rangkaian siklus yang berkesinambungan. Siklus pertama dirancang
dengan perencanaan yang disesuaikan dengan target yang ingin dicapai. Tindakan
yang dilakukan diobservasi untuk memperoleh data dan informasi serta
44
direfleksi untuk dijadikan acuan dalam merencanakan siklus selanjutnya. Siklus
pertama dilaksanakan untuk satu kali pertemuan. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan waktu dan target yang ingin dicapai.
Prosedur yang dipakai mengacu pada alur Penelitian Tindakan Kelas
Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriatmaja, 2005 : 66) yaitu dimulai dengan
“perencanaan, melakukan tindakan, mengobservasi subyek pada saat pelaksanaan
tindakan dan merefleksi rencana yang pertama. Hasilnya dijadikan dasar untuk
merencanakan siklus berikutnya.”
Siklus kedua merupakan kelanjutan dari siklus pertama. Perencanaan pada
siklus ke dua meliputi hal-hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil dari siklus
pertama. Jadi tindakan yang dilakukan tidak berarti mengulang proses yang sama
melainkan ada upaya pemecahan baru agar masalah yang diteliti dapat
diselesaikan dengan optimal.
Tahapan penelitian untuk setiap siklus dapat dirinci sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan
Untuk menyiapkan pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 1, diperlukan
sebuah perencanaan yang tepat agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Adapun
perencaan tersebut sebagai berikut.
a. Membuat perizinan ke bagian akadeimik kampus sebagai pengantar peneliti
untuk mengadakan tindak lanjut pembelajaran berikutnya di SDN.
45
b. Meminta izin kepada kepala sekolah SDN. Gajahdepa untuk diadakannya
pembelajaran berikutnya sebagai tindak lanjut permasalahan pada
pembelajaran sebelumnya.
c. Membuat dan merancang sebuah perencaan pembelajaran yang lebih baik dan
tepat, sehingga dapat memperbaiki permasalahan-permasalahan yang ada
selama pembelajaran di data awal.
d. Membuat media pembelajaran yang dibuthkan nanti saat pembelajaran
berlangsung.
2. Tahap Pelaksanaan a. Kegiatan Awal 1) Mengucapkan salam.
2) Mempersiapkan siswa kearah pembelajaran yang kondusif.
3) Mengadakan apersepsi tentang pengalaman siswa menulis surat.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa di bagi dalam empat kelompok secara heterogen dengan anggota 5-6
pada masing-masing kelompoknya.
2) Siswa dalam kelompoknya dibagi lembar isi petunjukku.
3) Siswa dalam kelompoknya mendengarkan penjelasan guru tentang
bagian-bagian surat, tanda baca, huruf kapital yang tepat dengan cara menunjukan
sebuah surat yang terbuat dari karton.
4) Siswa dalam kelompoknya menuliskan isi penjelasan di dalam kertas lembar
46
5) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara memperbaiki sebuah surat
yang belum tepat berdasarkan tata letak bagian surat, tanda baca, dan huruf
kapital.
6) Siswa bersama guru mempersiapkan sebuah karton besar di depan kelas\
7) Siswa dalam kelompoknya di bagi lembar bagian-bagian surat yang tersusun
secara acak.
8) Siswa berpikir sendiri-sendiri tentang lembar bagian-bagian surat, dengan
menyusun tata letak bagiannya, memperbaiki tanda baca dan huruf
kapitalnya.
9) Hasil pemikiran siswa secara individu, siswa tulis di lembar “Pikiranku.”
10) Siswa mencari teman pasangan bertukar pikiran dalam kelompoknya.
11) Siwa dengan pasangannya saling bertukar pikiran. Hasil pemikiran ini
berdasarkan isi yang ditulis dari lembar “pikiranku”.
12) Hasil dari tukar pikiran bersama pasangannya, siswa menuliskannya di
lembar “pikiran kita”.
13) Siswa membagikan pemikiran bersama pasangannya ke dalam kelompoknya.
14) Siswa dalam kelompoknya berdiskusi tentang masing-masing hasil dari
lembar “pikiran kita”.
15) Siswa dalam kelompoknya menuliskan hasil dikusi kelompok ke dalam
lembar “pikiran kami”.
16) Perwakilan siswa mengambil kartu bagian-bagian surat.
17) Siswa dalam kelompoknya merangkai kartu bagian-bagian surat berdasarkan
47
18) Siswa dalam kelompoknya menempelkan kartu-kartu bagian surat ke karton
yang berada di papan tulis.
19) Perwakilan siswa maju ke depan untuk membagikan hasil pemikiran
kelompoknya ke kelompok lainnya.
20) Siswa bersama guru menghitung jumlah skor kelompok berdasarkan
ketepatan pada menyusun tata letak bagian surat, memperbaiki tanda baca,
dan huruf kapital. Adapun penskoran untuk menyusun tata letak bagian surat
yakni satu skor pada masing-masing urutan tata letak bagian surat yang tepat.
Penskoran untuk memperbaiki tanda baca dan huruf kapital yakni dua skor
untuk masing-masing perbaikan yang tepat.
21) Siswa bersama guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memiliki jumlah skor paling tinggi, dan memberikan tepuk tangan kepada
semua kelompok yang telah berpartisipasi dengan baik.
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
2) Siswa menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman sebagai
evaluasi.
3) Siswa bersama guru mengadakan refleksi pembelajaran yang telah
berlangsung.
48 3. Tahap Observasi
Hermawan, R. (2007:151) menyatakan bahwa “Observasi merupakan
upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi dalam proses
pelaksanaan tindakan, dengan atau tanpa alat bantu”.
Oleh karena itu, observasi merupakan teknik yang penting dalam
mengumpulkan data tentang proses kegiatan pembelajaran. Dalam kaitannya
dengan penelitian yang dilakukan, yang menjadi subjek pengamatannya adalah
siswa kelas IV SDN Gajahdepa dan guru yang mengajarnya.
4. Tahap Refleksi
“Refleksi pada prinsipnya mencakup kegiatan analisis, interpretasi dan
evaluasi alat informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi” (Kasbolah,
1999:100). Data yang terkumpul diinterpretasi (diberi makna) sehingga dapat
segera diketahui keberhasilan pencapaian tujuan dari tindakan yang telah
dilakukan. Interpretasi hasil observasi ini menjadi dasar untuk melakukan evaluasi
sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan.
Bila hasil refleksi menunjukkan perlu adanya perubahan, maka akan
ditetapkan jenis perubahan yang harus dilakukan, atau dapat juga ditentukan
bagian mana yang perlu dimodifikasi untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan
tindakan.
Hasil refleksi ini gambaran tentang hasil pelaksanaan tindakan yang
dilakukan dan bermanfaat untuk mempertajam kemampuan peneliti dalam
49 E. Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpul Data a. Observasi
Menurut Hermawan et al. (2007: 151) bahwa “observasi secara sederhana
dapat diartikan pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan dan tidak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan”. Sedangkan menurut Kasbolah (1999: 91)
bahwa “Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,
merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang
dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana
maupun akibat sampingannya”.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa observasi dalam PTK dapat
diartikan sebagai tindakan untuk merekam segala peristiwa yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung.
b. Wawancara
Menurut Hopkins bahwa „Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui
situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang
yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah,
beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha, orang tua siswa, dll.‟ Sedangkan
Goetz dan LeCompte mengemukakan „Wawancara merupakan pertanyaan
-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat
memberikan informasi atau penjelasan yang dipandang perlu‟ (Hermawan et al.,
50
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wawancara
merupakan suatu cara atau upaya dalam mencari beragam informasi yang
dibutuhkan.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan memuat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung. Bogdan dan Biklen (Moleong, 2002: 153) mengemukakan
„Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif.‟
Catatan lapangan memegang peranan penting. Sebab dibuat berdasarkan
kejadian yang nampak. Catatan yang dibuat bisa berupa kata-kata inti yang sudah
dipersingkat atau pokok-pokok isi pembicaraan dan pengamatan. Data yang
dicatat dapat berupa suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran.
d. Penilaian Kemampuan Menulis Karangan
Penilaian kemampuan menulis karangan merupakan teknik pengumpul data
untuk mengukur ketuntasan siswa dalam menulis karangan berdasarkan
aspek-aspek penilaian yang telah dirumuskan.
2. Alat Pengumpul Data a. Format Observasi
Sebagaimana menurut Hermawan et al. (2007: 151) bahwa “observasi
secara sederhana dapat diartikan pengamatan dengan menggunakan indera
51
peneliti melakukan observasi di kelas IV SDN Gajahdepa Kecamatan Cimalaka
dengan menggunakan format observasi sebagai instrumen penelitian untuk
mengamati kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran menulis
surat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berempat.
b. Format Wawancara
Sebagaimana menurut Hopkins (Hermawan, et. all: 2007:161) bahwa
„Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas
dilihat dari sudut pandang yang lain.‟Dalam penelitian ini wawancara dilakukan
terhadap siswa dan guru untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh pada
saat observasi sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Wawancara juga
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh siswa
dalam pembelajaran.Sebab jawaban dari siswa merupakan bahan pertimbangan
bagi praktisi dalam memberikan bimbingan yang tepat pada saat pembelajaran
berlangsung serta sebagai bahan diskusi antara peneliti dengan rekan sejawat
dalam pelaksanaan tindakan berikutnya.
c. Format Catatan Lapangan
Sebagaimana Bogdan dan Biklen (Moleong, 2002: 153) mengemukakan
„Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif.‟ Dalam pelaksanaannya ini catatan lapangan memegang peranan
penting. Sebab dibuat berdasarkan kejadian yang nampak. Catatan yang dibuat
52
pembicaraan dan pengamatan. Data yang dicatat dapat berupa suasana kelas,
pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa pada
saat proses pembelajaran.
d. Format Tes Hasil Kemampuan Menulis Surat
Format tes hasil kemampuan menulis surat digunakan sebagai penilaian
terhadap kemampuan menulis surat. Penggunaan tes ini menjadi tolak ukur
sebagian keberhasil sebuah pembelajaran. Dimana dalam tes ini terdapat
interpretasi yang menjadi deskripsi hasil selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Proses
a. Aktivitas siswa
Teknik pengolahan data selama proses pembelajaran berlangsung yakni
melalui pengamatan/observasi aktivitas-aktivas siswa. Adapun Aspek yang
diamati selama proses pembelajaran yakni kerja sama, keaktifan dan disiplin.
Masing-masing aspek memiliki skor tinggi yakni dua dan skor ideal seluruh aspek
yakni sembilan. Adapun pedoman pengisiannya sebagai berikut.
Tafsiran
Keterangan B jika jumlah skor siswa 8-9
C jika jumlah skor siswa 5-7
K jika jumlah skor siswa 3-4
Rata-rata = jumlah yang diperoleh Jumlah siswa
Jumlah ideal aspek yang dinilai = 69
53
Persentase aspek yang dinilai = jumlah aspek yang diperoleh x 100% Jumlah ideal aspek yang dinilai
Persentase Tafsiran = jumlah tafsira yang diperoleh x 100% Jumlah. Ideal tafsiran
(Format observasi aktivitas siswa dan deskriptor dapat dilihat pada lampiran 2)
b. Kinerja Guru
Aspek yang dinilai pada kinerja guru terdiri dari 23 aspek yang dibagi lagi
dalam tiga tahapan yakni persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Skor tertinggi
yakni tiga dan skor terendah adalah satu. Adapun pengisian skor dan interpretasi
dari observasi kinerja guru sebagai berikut.
Pesentase = jumlah yang diperoleh x 100 % Jumlah ideal(N)
Kemudian persentase yang telah diperoleh ditafsirkan berdasarkan kriteria
penafsiran yang telah ditentukan sebagai berikut.
Penafsiran Kriteria:
Baik Sekali (BS) = jika persentase yang diperoleh 81%-100%
Baik (B) = jika persentase yang diperoleh 61%-80%
Cukup (C) = jika persentase yang diperoleh 41%-60%
Kurang (K) = jika persentase yang diperoleh 21%-40%
Kurang Sekali (KS) = jika persentase yang diperoleh 0%-20%
2. Pengolahan Data Hasil a. Tes Kemampuan Menulis
Aspek yang dinilai pada tes kemampuan menulis surat ini terdiri dari
bagian surat, tanda baca, dan huruf kapital. Skor tertinggi pada setiap aspek yakni
tiga dan skor idealnya seluruh aspek yakni sembilan. Adapun tata cara
54 Nilai = Jumlah skor perolehan x 100
Skor ideal
Skor ideal =9
Rata-rata = jumlah yang diperoleh Jumlah siswa
Persentase aspek = jumlah yang diperoleh x 100% Jumlah skor aspek ideal
Skor aspek ideal = 69
Persentase skor = jumlah skor perolehan x 100 %
207
Persentase ket. = jumlah perolehan x 100 %
Jumlah siswa
KKM = 65
Siswa dikatakan tuntas jika telah memperoleh nilai≥ 65.
Siswa dikatakan tidak tuntas jika memperoleh nilai<65.
(Format penilaian hasil dan deskriptor dapat dilihat pada lampiran 4)
3. Analisis Data
Cara analisis data yaitu dengan menganalisis data hasil dari
insrumen-instrumen penelitian. Analisis terhadap masalah yang akan diteliti perlu dilakukan
dengan hati-hati dan cermat, sebab ketepatan dalam melakukan analisis akan
menentukan keberhasilan seluruh proses pelaksanaan penelitian.
Moleong (2002: 103) mengemukakan bahwa “analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
55 G. Validasi Data
Menurut Moleong (2002: 173) bahwa “untuk menetapkan validasi data
diperlukan teknik pemeriksaan, yang didasarkan atas empat kriteria yang
digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keterampilan (transferability),
kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmbility).”
Sedangkan validasi data yang dapat digunakan merujuk pada pendapat
Hopkins (Wiriaatmaja, 2005: 168-171), menyatakan bahwa:
Terdapat beberapa validasi data, diantaranya.
a. Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan
atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.
b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh
peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.
c. Audi trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode
pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing.
d. Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan
temuan peneliti kepada pakar propesional. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing.
Berdasarkan hal di atas, dalam pelaksanaannya validasi yang akan
dilakukan sebagai berikut.
1. Member check, yaitu memeriksa keterangan-keterangan atau informasi yang
diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara mengkonfirmasikan
dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran data-data yang dikumpulkan
selama penelitian. Contoh penggunaan teknik member check adalah pada saat
56
mendiskusikan hasil temuan pada proses pembelajaran berupa kemajuan yang
dialami siswa dalam proses pembelajaran. Untuk meyakinkannya peneliti
membandingkan hasil observasi dengan hasil tes akhir.Seperti saat peneliti
mewawancarai siswa yang bernama Muhamad R, ternyata dia saat
pembelajaran tidak aktif mengikuti pembelajaran. Lalu peneliti mengecek
data aktivitas siswa tersebut di teman sejawat yang mengobservasi
pembelajaran. Dan hasilnya pun sama, siswa tersebut mendapatkan skor 1
dari keaktifan. Hal ini membuktikan bahwa data valid.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara
kolaboratif. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil observasi
yang dilakukan peneliti dengan mitra dalam penelitian. Contoh penggunaan
teknik triangulasi dengan cara membandingkan hasil observasi antara peneliti
dengan mitra peneliti pada saat kegiatan pembelajara. Apabila hasil observasi
menunjukkan antusias serta keaktifan siswa meningkat, serta respon hasil
wawancara dengan siswa menyatakan senang dengan situasi pembelajaran
tersebut, maka data yang diperoleh valid.Seperti halnya dengan melaksanakan
diskusi untuk mengecek aktivitas siswa yang kenyataannya siswa tersebut
bermasalah. Seperti siswa yang bernama Nining Y, pada data awal siswa
tersebut bisa dikategorikan memiliki aktivitas yang kurang. Pada siklus I pun
sama seperti itu, dengan hal peneliti dengan rekan sejawat yang
mengobservasi berdiskusi dengan hasil yang didapat aktivitas siswa yang
57
tersebut kurang. Lalu peneliti mencoba mengonfirmasi ulang kembali pada
teman sejawat yang mengobservasi lainnya. Hal ini jelas dalam catatan
lapangan bahwa siswa tersebut tercatat melakukan beberapa aktivitas seperti
mengobrol di luar pembelajaran dengan teman satu kelompoknya, selain itu
pula dia terlihat tidak aktif mengajukan dan menjawab pertanyaan. Oleh
karena itu data tersebut dapat disimpulkan valid.
3. Expert opinion, dilakukan untuk mendapatkan masukan yang berarti dalam
kegiatan pengumpulan data saat penelitian, bentuk ini dipilih untuk
meningkatkan derajat kepercayaan terhadap penelitian yang dilakukan.
Contoh penggunaan teknik ini adalah dengan cara konfirmasi dengan dosen
pembimbing selama penelitian tentang hasil temuan agar mendapat masukan
yang berarti bagi perbaikan proses penelitian sehingga hasil akhir penelitian
mendapat derajat kepercayaan yang tinggi. Seperti halnya dengan
mendiskusikan dengan dosen pembimbing perihal alokasi waktu dan
beberapa kegiatan yang kurang penting untuk hilangkan. Pada siklus I ada
beberapa perencanaan kegiatan yang dihilangkan seperti halnya saat
menempelkan karton di depan kelas, selain itu pula penyampaian materi yang
tidak fokus dengan pembelajarannya, dan alokasi waktu pun ditambah pada
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan data dari pembahasan pada pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berempat di kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten
Sumedang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian pada setiap siklus, maka
dilakukan terlebih dahulu sebuah perencanaan. Perencanaan pada penelitian
ini dilakukan agar pelaksanaan tindakan penelitian bisa berjalan dengan
optimal. Perencanaanya di mulai membuat dan meminta perizinan tindakan
penelitian, menganalis dan mentukan tujuan pembelajaran, alokasi waktu
yang dibutuhkan, materi yang akan diajarkan, menentukan pembagian
kelompok, menentukan langkah-langkah kegiatan, membuat Lembar Kerja
Siswa, dan membuat evaluasi.
Adapun perumusan tujuan pembelajaran yakni siswa dapat menulis surat
dengan bagian-bagian surat dengan tepat, siswa dapat menulis surat dengan
huruf kapital dengan tepat, dan siswa dapat menulis surat dengan tanda baca
dengan tepat. Pemilihan materi pembelajarna didasarkan pada rumusan
pembelajarn yang tercantum. Dalam perencanaan pembelajaran ini,
113
2. Dalam pelaksanaannya, langkah-langkah pembelajaran menulis surat dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berempat yakni Siswa di bagidalamempatkelompoksecaraheterogen dengan
anggota 5-6 pada masing-masing kelompoknya,
siswadalamkelompoknyadibagilembarisipetunjukku,
Siswadalamkelompoknyamendengarkanpenjelasan guru
tentangbagian-bagiansurat, tandabaca, hurufkapital yang
tepatdengancaramenunjukansebuahsurat yang terbuatdarikarton,
siswadalamkelompoknyamenuliskanisipenjelasan di
dalamkertaslembarisipetunjukku, siswamendengarkanpenjelasan guru
tentangcaramemperbaikisebuahsurat yang
belumtepatberdasarkantataletakbagiansurat, tandabaca, danhurufsapital,
siswabersama guru mempersiapkansebuahkartonbesar di depankelas,
siswadalamkelompoknya di bagilembarbagian-bagiansurat yang
tersusunsecaraacak,
siswaberpikirsendiri-sendiritentanglembarbagian-bagiansurat, denganmenyusuntataletakbagiannya,
memperbaikitandabacadanhurufkapitalnya,
hasilpemikiransiswasecaraindividu, siswatulis di lembar “Pikiranku.”,
siswamencaritemanpasanganbertukarpikirandalamkelompoknya,
siswadenganpasangannyasalingbertukarpikiran.
Hasilpemikiraniniberdasarkanisi yang ditulisdarilembar “pikiranku”,
hasildaritukarpikiranbersamapasangannya, siswamenuliskannya di lembar
114
siswamembagikanpemikiranbersamapasangannyakedalamkelompoknya,
siswadalamkelompoknyaberdiskusitentangmasing-masinghasildarilembar
“pikirankita”,
siswadalamkelompoknyamenuliskanhasildikusikelompokkedalamlembar
“pikiran kami”.
3. Pembelajaran menulis surat pribadi di kelas IV dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat dapat
meningkatkan hasil kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil tes kemampuan
menulis surat. Dalam kinerja guru, adanya peningkatan hasil tersebut dari
setiap siklusnya yang sangat signifikasn. Selain itu telah mencapai target
yang ditentukan yakni 85% dengan tafsiran baik sekali. Selain itu terjadi
peningkatan dengan persentase sebesar 23,1%, dan jumlah skor sebanyak 16.
Kinerja guru pada siklus I secara kerseluruhan berjumlah 50 dengan
persentase 72,5%. Adapun dari tahapan perencanaan berjumlah 7 dengan
persentase 77,8%. Pada tahap pelaksanaan berjumlah 41 dengan persentase
71,9%. Pada tahapan Evaluasi berjumlah dua dengan persentase 66,7%. Pada
siklus II kinerja guru telah mencapai target yang ditentukan yakni dengan
persentase secara keseluruhan 95,6%, dan jumlahnya yakni 66.
Pembelajaran menulis surat pribadi di kelas IV dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berempat dapat
meningkatkan hasil aktivitas siswa. terutama pada aspek keaktifan, kerjsama,
dan disiplin. Hasil observasi pun mencapai target yang ditentukan yakni 80%,
115
siswa sebanyak lima siswa dari tindakan sebelumnya, dan persentase
meningkat sebesar 21,8%.
Selain itu model kooperatif tipe berpikir berpasangan berempat telah
meningkatkan hasil kemampuan menulis surat pribadi, terutama pada aspek
huruf kapital, tanda baca, dan bagian-bagian surat. Pembelajaran pun telah
mencapai target yang ditentukan yakni 80%.
B. Saran
Ada beberapa saran yang perlu dikemukakan sebagai implikasi dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, diantaranya bahwa dalam rangkat meningkatkan
kualitas pembelajaran, inovasi pembelajaran harus dilakukan. Perlu lah dicarikan
alternatif pemecahan masalah dari setiap kesulitan yang ditemui.
1. Bagi guru
a. Seyogyanya memiliki kepekaan untuk mengetahui kesulitan yang terjadi pada
saat pembelajaran berlangsung.
b. Dituntut untuk mencari alternatif sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan
siswa pada saat pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang
inovatif dan penuh kreatifitas.
2. Bagi Siswa
a. Seyogyanya dapat merespon kreativitas guru dengan melewati setiap tahap
proses menulis pembelajaran dengan sungguh-sungguh untuk melewatkan
prestasi proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan
prestasi dikemudian hari.
116
3. Bagi Sekolah
a. Pihak sekolah terutama kepala sekolah perlu memberikan peluang dan
dukungan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang kreatif dan
inovatif.
b. Sekolah sebaiknya memiliki saran penunjang yang baik seperti adanya
perpustakaan sekolah.
4. Bagi Peneliti
a. Perencanaaan pembelajaran agar disusun dengan pertimbangan yang matang.
b. Bisa lebih meningkatkan bahasa pengantar yang komunikatif pada materi
112
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, (1997). Menulis.Jakarta: DirjenDikti.
Ali, A., dan Tanzili. (2006). Pedoman lengkap menulis surat. Jakarta : Kawan Pustaka
Cahyani,I. dan Rosmana I.A. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung : UPI PRESS
Chaer, A. (2003). Psikolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas.(2006). PanduanKurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
Djanewar.(1997). PelajaranSuratMenyurat.Bandung:Armico
Djuanda, D. (2008). PembelajaranKeterampilanBerbahasa Indonesia di
SekolahDasar. Bandung: PustakaLatifah.
Hasan, A. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hartina. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Reflika Aditama
Hermawan, R., Mujono,danSuherman, A. (2007).
MetodePenelitianPendidikanSekolahDasar. Bandung: UPI PRESS.
Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung:Alfabeta
Karli dan Yuliariatningsih, M.S.(2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetens, Model-model Pembelajaran. Jakarta:Bina Media Informasi
Kasbolah, Kasihani. 1999. PenelitianTindakanKelas.Malang: Depdikbud.
Lie, A. (2007). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo
Marjo. (2000). Surat-surat Lengkap. Jakarat : Setia Kawan.
Moleong.(2002). MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Muchlisoh, dkk. (1992). Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta. Depdikbud.
113
Ruswandi, Hermawan. dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press.
Sanjaya, W. (2007).StrategiPembelajaran, BerorientasiStandar Proses Pendidikan. Jakarta :KencanaPrenada Media Group.
Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Slameto.(2003). BelajardanFaktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta
;RinekaCipta.
Suparjati, et al. (2000). Surat Menyurat dalam Perkantoran. Yogyakarta : Kanisius.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Tarigan, H.G. (2008). MenulissebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto, A. (2008). Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Komepetensi Bahasa Indonesia. Jakarta : Esis.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka