• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pasien Rawat Inap Otitis Media Akut Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari - Desember 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Pasien Rawat Inap Otitis Media Akut Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari - Desember 2013."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP OTITIS MEDIA AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE JANUARI–DESEMBER 2013 Sammy Samuel, 2014.

Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes

Pembimbing 2 : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA (K)

Otitis media merupakan peradangan pada telinga tengah, terutama disebabkan oleh virus atau bakteri, berhubungan erat dengan infeksi hidung dan tenggorokan. Otitis media akut (OMA) merupakan penyakit kedua tersering pada masa kanak-kanak setelah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), lebih dari 90% anak–anak setidaknya pernah menderita OMA satu kali ketika berumur dua tahun.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien rawat inap OMA berdasarkan angka kejadian, usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, faktor risiko, gejala klinis, dan hasil laboratorium leukosit.

Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif observasional dengan rancangan penelitian retrospektif terhadap data rekam medis pasien rawat inap otitis media akut di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari–Desember 2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian pasien rawat inap OMA di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2013 adalah 52 kasus, disimpulkan bahwa kasus terbanyak ditemukan pada anak dengan jenis kelamin laki–laki (52%), kelompok toddlers (40,4%), dan pekerjaan orang tua ibu rumah tangga (48,1%). ISPA merupakan faktor risiko tersering OMA (82,7%) dan demam merupakan gejala klinis tersering OMA (81%). Dari pemeriksaan laboratorium leukosit, pasien dengan OMA memiliki hasil pemeriksaan yang normal (69%).

(2)

ABSTRACT

THE CHARACTERISTIC OF HOSPITALIZED ACUTE OTITIS MEDIA PATIENTS AT IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG DURING JANUARY TO DECEMBER 2013

Sammy Samuel, 2014.

First Advisor : Dani, dr., M.Kes

Second Advisor : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA (K)

Otitis media is an inflammation of the middle ear, mainly caused by virus or bacteria, closely related to nose and throat infections. Acute otitis media (AOM) is the second common disease in childhood follow Upper Respiratory Tract Infection (URTI). More than 90% of the children will have at least once AOM by the age of two years.

This study aims to determine the characteristic of hospitalized AOM patients at Immanuel Hospital Bandung in 2013 based on incidence rate, gender, age group,

parent’s profession, risk factor, clinical symptoms, and leukocytes.

This study was an observational descriptive survey with retrospective design conducted on medical records of patients with AOM at Immanuel Hospital Bandung, with its period began from January to December 2013.

The results showed the incidence rate of hospitalized AOM patients at Immanuel Hospital Bandung in 2013 were 52 cases, the highest case was male (52%), toddlers group (40.4%), and parent’s profession housewife (48,1%). URTI was the most common risk factor (82.7%) and fever was the most common clinical symptoms (81%). The examination of laboratory tests, patients with AOM had normal leukocytes (69%).

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Maksud ... 4

1.3.2 Tujuan ... 4

1.4 Manfaat ... 4

1.4.1 Manfaat Akademik ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

1.5 Landasan Teori ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telinga ... 6

2.1.1 Telinga Luar ... 6

2.1.2 Telinga Tengah ... 8

2.1.3 Tuba Eustachius... 10

2.1.4 Telinga Dalam ... 10

2.2 Histologi Telinga ... 11

2.2.1 Telinga Luar ... 12

(4)

2.2.3 Tuba Eustachius... 13

2.2.4 Telinga Dalam ... 13

2.3 Fisiologi Telinga ... 15

2.3.1 Pendengaran ... 15

2.3.2 Keseimbangan ... 16

2.4 Fisiologi Demam ... 17

2.5 Otitis Media Akut ... 19

2.5.1 Definisi ... 19

2.5.2 Etiologi ... 19

2.5.3 Klasifikasi ... 20

2.5.4 Insidensi dan Faktor Risiko ... 20

2.5.5 Stadium Otitis Media Akut ... 21

2.5.6 Patogenesis dan Patofisiologi ... 23

2.5.7 Gejala Klinis ... 25

2.5.8 Kriteria Diagnosis ... 26

2.5.9 Penatalaksanaan ... 27

2.5.10 Komplikasi ... 30

2.5.11 Pencegahan ... 31

2.5.12 Prognosis ... 31

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian ... 32

3.2 Metode Penelitian ... 32

3.2.1 Desain Penelitian ... 32

3.2.2 Besar Sampel ... 32

3.3 Definisi Operasional ... 32

3.4 Prosedur Kerja ... 35

3.5 Cara Kerja ... 35

(5)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan ... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 51

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Auricula ... 7

Gambar 2.2 Otoscopic View of Right Tympanic Membrane ... 8

Gambar 2.3 Anatomi Telinga Tengah ... 9

Gambar 2.4 Walls of Tympanic Cavity ... 10

Gambar 2.5 Labyrinthus... 11

Gambar 2.6 Telinga Dalam : Cochlea... 14

Gambar 2.7 Organ Corti ... 14

Gambar 2.8 Mekanisme Pendengaran ... 15

Gambar 2.9 Mekanisme Keseimbangan ... 17

Gambar 2.10 Mekanisme Terjadinya Demam... 18

Gambar 2.11 Inflamasi pada Otitis Media Akut... 19

Gambar 2.12 AOM with Bulging Drum ... 22

Gambar 2.13 AOM Suppurative Stage ... 22

Gambar 2.14 Tuba Eustachius pada Bayi dan Dewasa... 24

Gambar 2.15 Tuba Eustachius ... 24

Gambar 2.16 Recommended Antibiotics Treatment ... 29

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Berdasarkan Usia Menurut CDC 2014 ... 33

Tabel 3.2 Hasil Nilai Leukosit Normal ... 35

Tabel 4.1 Distribusi Pasien OMA Berdasarkan Usia ... 36

Tabel 4.2 Distribusi Pasien OMA Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

Tabel 4.3 Distribusi Pasien OMA Berdasarkan Status Ekonomi ... 39

Tabel 4.4 Distribusi Pasien OMA Berdasarkan Faktor Risiko ... 40

Tabel 4.5 Distribusi Pasien OMA Berdasarkan Gejala Klinis ... 41

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah telinga, hidung, dan tenggorokan merupakan masalah yang sering

terjadi pada anak–anak, misal otitis media akut (OMA) merupakan penyakit

kedua tersering pada masa kanak-kanak setelah infeksi saluran pernapasan atas

(ISPA). Hal ini menjadi alasan tersering orang tua membawa anak mereka ke

dokter anak untuk berobat. OMA dapat terjadi pada semua usia, tetapi tersering

ditemukan pada bayi dan anak–anak yang berusia tiga bulan sampai tiga tahun (Albert & Skolnik, 2008; Richard, 2008; Betz & Sowden, 2009). Insidensi puncak

terjadi pada anak–anak berusia 18-20 bulan (Donaldson, 2014). Prevalensi global tertinggi terjadi pada anak–anak berumur satu sampai empat tahun (60,99%) dan anak berusia kurang dari satu tahun (45,28%). Angka kejadian OMA menurun

pada orang dewasa tetapi meningkat sebesar 2,3% setelah usia 75 tahun (Monasta,

et al, 2012).

Otitis media adalah peradangan telinga tengah yang terutama disebabkan oleh

virus atau bakteri dan berhubungan erat dengan dengan infeksi hidung dan

tenggorokan (Tortora & Derrickson, 2012). Otitis media memiliki beberapa jenis,

tetapi yang tersering adalah otitis media akut (Kaneshiro, 2012). Setidaknya

setengah sampai tiga perempat populasi di dunia pernah mengalami satu kali

episode otitis media selama hidupnya (Blijham, 2012). Sebanyak 60–80% bayi

mempunyai satu kali episode otitis media akut ketika berumur satu tahun dan

lebih dari 90% anak–anak setidaknya pernah menderita otitis media satu kali ketika berumur dua tahun (Hughes & Pensak, 2007; Albert & Skolnik, 2008;

Waseem, 2014). Beberapa anak yang rentan terhadap infeksi telinga bisa

mengalami tiga sampai empat kali episode otitis media setiap tahunnya, bahkan

lebih dari sepertiga anak-anak mengalami enam atau lebih episode otitis media

akut pada usia tujuh tahun (Waseem, 2014). Otitis media berulang dapat terjadi

(9)

Otitis media sangat berhubungan dengan gangguan pendengaran (Monasta, et

al, 2012). WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2000 terdapat 250 juta (4,2%)

penduduk dunia yang pernah menderita otitis media akut disertai gangguan

pendengaran, 75 sampai 140 juta terdapat di Asia Tenggara (Supari, 2006). Pada

tahun 2005, terdapat 278 juta orang di dunia pernah menderita gangguan

pendengaran. Kurang lebih dua pertiganya terjadi pada negara berkembang

(World Health Organization, 2006). Pada tahun 2014, angka gangguan

pendengaran di dunia meningkat menjadi 360 juta orang yaitu sekitar lima persen

dari populasi dunia (World Health Organization, 2014).

Prevalensi tertinggi OMA di dunia terjadi di Afrika Barat dan

Tengah.(43,37%). Area–area lainnya yaitu Amerika Selatan (4,25%), Eropa Timur (3,96%), Asia Timur (3,93%), Asia Pasifik (3,75%), dan Eropa Tengah

(3,64%) (Monasta, et al, 2012). Di Inggris, sebanyak 30% anak–anak

mengunjungi dokter anak setiap tahunnya karena otitis media akut (Glasper,

McEwing, & Richardson, 2011). Di Amerika Serikat, sekitar 20 juta anak–anak menderita otitis media akut setiap tahunnya (Waseem, 2014). Penelitian yang

dilakukan Pittsburgh menunjukkan insidensi episode OMA sebesar 48% pada usia

enam bulan, 79% pada usia satu tahun, dan 91% pada usia dua tahun (Donaldson,

2014).

Di Asia Tenggara, Indonesia termasuk keempat negara dengan prevalensi

gangguan telinga tertinggi (4,6%). Tiga negara lainnya adalah Sri Lanka (8,8%),

Myanmar (8,4%) dan India (6,3%). Walaupun bukan yang tertinggi tetapi

prevalensi 4,6% merupakan angka yang cukup tinggi untuk menimbulkan masalah

sosial di tengah masyarakat, misal dalam hal berkomunikasi. Dari hasil survei

yang dilaksanakan di tujuh propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa otitis media

merupakan penyebab utama morbiditas pada telinga tengah (Supari, 2006). Angka

kejadian otitis media akut yang cukup tinggi pada anak-anak dan belum ada data

mengenai karakteristik otitis media akut di kota Bandung membuat peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Karakteristik Pasien Rawat Inap

Otitis Media Akut di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013–

(10)

1.2 Identifikasi Masalah

 Berapakah angka kejadian pasien rawat inap Otitis Media Akut di Rumah

Sakit Immanuel Bandung tahun 2013.

 Bagaimanakah distribusi pasien rawat inap Otitis Media Akut menurut

usia di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2013.

 Bagaimanakah distribusi pasien rawat inap Otitis Media Akut menurut jenis kelamin di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2013.

 Bagaimanakah distribusi pasien rawat inap Otitis Media Akut menurut

pekerjaan orang tua di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2013.

 Bagaimanakah distribusi pasien rawat inap Otitis Media Akut menurut

faktor risiko (infeksi saluran pernafasan atas, alergi, dan otitis media

berulang) di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2013.

 Bagaimanakah distribusi pasien rawat inap Otitis Media Akut menurut

gejala klinis (demam, kejang, mual, muntah, otore, batuk, pilek, sakit

kepala, dan diare) di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2013.

 Bagaimanakah distribusi pasien rawat inap Otitis Media Akut menurut

hasil pemeriksaan laboratorium leukosit di Rumah Sakit Immanuel

Bandung tahun 2013.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien

rawat inap Otitis Media Akut (OMA) di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode

Januari–Desember 2013.

Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah mengetahui karakteristik pasien rawat

inap Otitis Media Akut (OMA) berdasarkan angka kejadian, usia, jenis kelamin,

pekerjaan orang tua, faktor risiko, gejala klinis, dan hasil laboratorium leukosit di

(11)

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Memberikan informasi mengenai karakteristik Otitis Media Akut (OMA)

sebagai bahan studi untuk meningkatkan wawasan bagi mahasiswa Fakultas

Kedokteran Maranatha dan Rumah Sakit Immanuel Bandung.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan edukasi agar masyarakat umum dapat meningkatkan

kewaspadaan terhadap penyakit Otitis Media Akut (OMA).

1.5Landasan Teori

Otitis media terbagi atas dua golongan besar yaitu otitis media supuratif dan

otitis media non supuratif (otitis media serosa) (Djaafar, 2007). Berdasarkan

durasi penyakitnya, otitis media dibagi atas akut (kurang dari tiga minggu),

subakut (tiga sampai 12 minggu) dan kronis (lebih dari 12 minggu) (Healy, 2003;

Gelfand, 2009).

Gangguan fungsi tuba eustachius merupakan faktor utama penyebab terjadinya

otitis media akut (OMA). Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) akan

menyebabkan invasi kuman ke telinga tengah. Kuman penyebab utama otitis

media akut adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan bakteri piogenik seperti

Streptococcus pneumoniae (35%), Haemophilus influenza (25%), Moraxella

catarrhalis (15%), Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus,

Streptococcus viridans, dan Pseudomonas aeruginosa. Mycobacterium

tuberculosis sering dikaitkan dengan otitis media kronis (Albert & Skolnik, 2008;

Yoshikawa & Norman, 2009; Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010;

Donaldson, 2014; The Royal Children's Hospital Melbourne, 2014).

Semakin sering anak terserang infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), semakin

besar kemungkinan terjadinya otitis media. Telinga tengah biasanya steril

meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring, secara fisiologik terdapat

(12)

dan antibodi untuk mencegah masuknya mikroba serta terjadinya infeksi ke dalam

telinga tengah. Otitis media akut terjadi karena pertahanan tubuh ini terganggu

(Arcangelo & Peterson, 2006; Bluestone & Klein, 2007; Djaafar, 2007).

Keluhan utama pada anak–anak adalah rasa nyeri dalam telinga dengan riwayat batuk atau pilek yang disertai demam dengan suhu tubuh yang tinggi. Sedangkan

pada bayi, keluhannya adalah gelisah, sukar tidur, tiba–tiba menjerit dan memegang telinganya, suhu tubuh tinggi, diare, dan kejang. Pada orang dewasa

disamping rasa nyeri telinga didapatkan juga gangguan pendengaran dan rasa

penuh di telinga (Sosialisman, 2005; Djaafar, 2007).

Tabung eustachius adalah sepasang tabung sempit yang berjalan dari

masing-masing telinga tengah di bagian belakang hidung. Fungsinya antara lain adalah

mengatur tekanan udara, ventilasi, dan drainase sekret normal dari telinga tengah.

Pembengkakan, peradangan, dan lendir akibat infeksi saluran pernapasan atas

(ISPA) atau alergi dapat menyumbat tuba eustachius, menyebabkan akumulasi

cairan di telinga tengah. Infeksi telinga lebih sering terjadi pada anak-anak karena

tuba eustachiusnya lebih pendek (18-21mm), lebih horizontal (10o pada bidang

horizontal), lebih lebar dan otot–otot yang membuka tuba tidak sebaik dengan dewasa (Arcangelo & Peterson, 2006; Djaafar, 2007; Harms, 2013).

Sistem imun pada anak–anak yang belum terlalu berkembang juga menyebabkan anak–anak sulit melawan infeksi sehingga rawan terjadi otitis media akut. Kadang-kadang juga bakteri terperangkap di kelenjar adenoid

anak-anak yang dapat menyebabkan infeksi kronis yang lama kelamaan dapat masuk ke

(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Angka kejadian kasus rawat inap otitis media akut di Rumah Sakit

Immanuel Bandung periode Januari–Desember 2013 adalah sebanyak 52

kasus.

 Otitis media akut paling sering terjadi pada kelompok toddlers (usia 1-3 tahun) yaitu sebesar 40,4%.

 Otitis media akut paling sering terjadi pada anak dengan jenis kelamin

laki–laki yaitu sebesar 52%.

 Otitis media akut paling sering terjadi pada anak-anak dengan pekerjaan

orang tua ibu rumah tangga yaitu sebesar 48,1%.

 Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) merupakan faktor risiko tersering

otitis media akut yaitu sebesar 82,7%.

 Demam merupakan gejala klinis tersering otitis media akut yaitu sebesar

81%.

 Pasien dengan otitis media akut umumnya memiliki hasil pemeriksaan

laboratorium leukosit yang normal yaitu sebesar 69%.

5.2 Saran

 Perlunya penyempurnaan sistem pencatatan dan penyimpanan data pasien

di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

 Perlunya sosialisasi yang lebih sering tentang penyakit otitis media akut,

mengenai faktor risiko, pencegahan, dan komplikasi yang dapat terjadi

bagi ibu-ibu yang akan atau sudah mempunyai anak, sehingga bisa

mengurangi angka kejadian otitis media akut, terutama di Indonesia.

 Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dan langkah awal

bagi penelitian-penelitian berikutnya, yang berhubungan dengan penyakit

(14)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Sammy Samuel Bartimeus Kardinan

NRP : 1110237

Agama : Kristen

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 12 November 1993

Riwayat Pendidikan :

1997 – 1999 TK Mulia Bhakti Sejahtera Makassar

1999 – 2005 SD Mulia Bhakti Sejahrera Makassar

2005 – 2008 SMP Zion GKKA Makassar

2008 – 2011 SMA Dian Harapan Makassar

2011 – sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

(15)

Karakteristik Pasien Rawat Inap Otitis Media Akut

di Rumah Sakit Immanuel Bandung

Periode Januari-Desember 2013

Sammy Samuel Bartimeus Kardinan1, Dani2, Sylvia Soeng3

1Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha 2Bagian IKM, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, 3Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Jalan Prof.

Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

Abstrak

Otitis media merupakan peradangan pada telinga tengah, terutama disebabkan oleh virus atau bakteri, berhubungan erat dengan infeksi hidung dan tenggorokan. Otitis media akut (OMA) merupakan penyakit kedua tersering pada masa kanak-kanak setelah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), lebih dari 90% anak–anak setidaknya pernah menderita OMA satu kali ketika berumur dua tahun.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien rawat inap OMA berdasarkan angka kejadian, usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, faktor risiko, gejala klinis, dan hasil laboratorium leukosit.

Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif observasional dengan rancangan penelitian retrospektif terhadap data rekam medis pasien rawat inap otitis media akut di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari–Desember 2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian pasien rawat inap OMA di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2013 adalah 52 kasus, disimpulkan bahwa kasus terbanyak ditemukan pada anak dengan jenis kelamin laki–laki (52%), kelompok toddlers (40,4%), dan pekerjaan orang tua ibu rumah tangga (48,1%). ISPA merupakan faktor risiko tersering OMA (82,7%) dan demam merupakan gejala klinis tersering OMA (81%). Dari pemeriksaan laboratorium leukosit, pasien dengan OMA memiliki hasil pemeriksaan yang normal (69%).

(16)

The Characteristic Of Hospitalized

Acute Otitis Media Patients

At Immanuel Hospital Bandung

During January to December 2013

Abstract

Otitis media is an inflammation of the middle ear, mainly caused by virus or bacteria, closely related to nose and throat infections. Acute otitis media (AOM) is the second common disease in childhood follow Upper Respiratory Tract Infection (URTI). More than 90% of the children will have at least once AOM by the age of two years.

This study aims to determine the characteristic of hospitalized AOM patients at

Immanuel Hospital Bandung in 2013 based on incidence rate, gender, age group, parent’s

profession, risk factor, clinical symptoms, and leukocytes.

This study was an observational descriptive survey with retrospective design conducted on medical records of patients with AOM at Immanuel Hospital Bandung, with its period began from January to December 2013.

The results showed the incidence rate of hospitalized AOM patients at Immanuel Hospital Bandung in 2013 were 52 cases, the highest case was male (52%), toddlers

group (40.4%), and parent’s profession housewife (48,1%). URTI was the most common

risk factor (82.7%) and fever was the most common clinical symptoms (81%). The examination of laboratory tests, patients with AOM had normal leukocytes (69%).

Keywords: acute otitis media, upper respiratory tract infection, fever, childhood

Pendahuluan

Masalah telinga, hidung, dan tenggorokan merupakan masalah yang sering terjadi pada anak–anak, misal otitis media akut (OMA) merupakan penyakit kedua tersering pada masa kanak-kanak setelah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Hal ini menjadi alasan tersering orang tua membawa anak mereka ke dokter anak untuk berobat. OMA dapat terjadi

telinga tengah yang terutama

disebabkan oleh virus atau bakteri dan berhubungan erat dengan dengan

infeksi hidung dan tenggorokan.4

Setidaknya setengah sampai tiga perempat populasi di dunia pernah mengalami satu kali episode otitis

media selama hidupnya.5 Beberapa

anak yang rentan terhadap infeksi telinga bisa mengalami tiga sampai empat kali episode otitis media setiap tahunnya, bahkan lebih dari sepertiga anak-anak mengalami enam atau lebih episode otitis media akut pada usia tujuh tahun.6

Prevalensi tertinggi OMA di dunia

terjadi di Afrika Barat dan

Tengah.(43,37%). Area–area lainnya yaitu Amerika Selatan (4,25%), Eropa Timur (3,96%), Asia Timur (3,93%), Asia Pasifik (3,75%), dan Eropa Tengah (3,64%). Di Inggris, sebanyak 30% anak–anak mengunjungi dokter anak setiap tahunnya karena otitis media akut. Di Amerika Serikat, sekitar 20 juta anak–anak menderita otitis media akut setiap tahunnya.7-8

Di Asia Tenggara, Indonesia

(17)

Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%) dan India (6,3%).9

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif observasional dengan data retrospektif dari data rekam medis pasien rawat inap otitis media akut tahun 2013 di Rumah Sakit

Immanuel Bandung. Data yang

digunakan mencakup usia pasien, jenis kelamin, status ekonomi, faktor risiko (infeksi saluran pernafasan atas, alergi, dan otitis media berulang), gejala klinis (demam, muntah, batuk, pilek, sakit kepala, kejang, mual, diare, dan otore), dan hasil laboratorium leukosit.

Sampel diambil dari rekam medis rawat inap Rumah Sakit Immanuel Bandung, diambil whole sample dari kasus dengan diagnosis akhir otitis media akut (OMA) yang dirawat

Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2013 didapatkan angka kejadian pasien rawat inap Otitis Media Akut adalah sebesar 52 kasus. Dari tabel 1 didapatkan bahwa dari 52 kasus pasien rawat inap otitis media akut di RS Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2013 didapatkan 21 kasus terjadi pada kelompok toddlers (40,4%) dan 14 kasus terjadi pada kelompok preschoolers (26,8%). Otitis media akut lebih sering terjadi dalam

tahun–tahun pertama kehidupan

dikarenakan tuba eustachius anak– anak yang lebih pendek, horizontal, lebar, dan kurang kaku dibanding orang dewasa, yang memungkinkan

terjadinya penyumbatan dan

masuknya bakteri dan virus ke telinga tengah.10-11

Tabel 1. Distribusi pasien rawat inap OMA berdasarkan usia

Dari tabel 2 didapatkan bahwa dari 52 kasus pasien rawat inap otitis media akut di RS Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2013 didapatkan 27 kasus terjadi pada anak dengan jenis

kelamin laki–laki (52%) Tidak

diketahui pasti penyebab pasti

mengapa laki–laki lebih banyak

daripada perempuan.12

Tabel 2 Distribusi pasien OMA berdasarkan jenis kelamin dari 52 kasus pasien rawat inap otitis media akut di RS Immanuel Bandung

periode Januari-Desember 2013

didapatkan 25 kasus terjadi pada anak-anak dengan pekerjaan orang tua ibu rumah tangga (48,1%).

Pekerjaan orang tua sebagai ibu rumah tangga dan pegawai negeri berhubungan erat dengan kurangnya

tingkat pengetahuan masyarakat

(18)

belum adanya perbaikan kondisi sosial ekonomi. Hal ini dapat disebabkan oleh lingkungan yang sesak, paparan rokok atau polusi udara yang lebih tinggi, makanan yang kurang sehat, dan kurangnya akses kesehatan yang memungkinkan risiko infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang lebih besar sehingga berisiko terjadinya otitis media akut.13

Dari tabel 4 didapatkan bahwa dari 52 kasus otitis media akut di RS Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2013 didapatkan 43 kasus dengan faktor risiko infeksi saluran

pernafasan atas (ISPA) yaitu

sebanyak82,7%, Semakin sering anak

terserang ISPA, semakin besar

kemungkinan terjadinya otitis media akut. Kuman dari nasofaring dapat masuk ke tuba esutachius.

Pembengkakan, peradangan,

dan lendir akibat ISPA dapat

menyumbat tuba eustachius,

menyebabkan akumulasi cairan di telinga tengah. Struktur anatomi telinga yang tidak sebaik dewasa dan sistem imun yang belum terlalu berkembang menyebabkan anak– anak sulit melawan infeksi sehingga rawan terjadi otitis media akut.14

Dari tabel 5 didapatkan bahwa dari 52 kasus otitis media akut di RS Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2013 didapatkan 42 kasus dengan gejala klinis demam (81%),

Demam merupakan mekanisme

pertahanan tubuh terhadap infeksi. Toksin liposakarida yang dilepaskan dari membran sel bakteri dapat meningkatkan set point termostat

hipotalamus. Pirogen yang

dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika bakteri

atau hasil pemecahan bakteri

terdapat di dalam jaringan atau

dalam darah, keduanya akan

difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit

pembunuh granula besar.

Selanjutnya terjadi pelepasan

sitokin–sitokin yaitu IL-1, IL-6, TNF, dan interferon ke dalam cairan tubuh. Kemudian diikuti pelepasan prostaglandin E2 yang bekerja di

hipotalamus yang menyebabkan

terjadinya demam.15-17

Tabel 3 Distribusi pasien OMA berdasarkan pekerjaan orang tua

Pekerjaan Jumlah Persentase

Orang Tua Kasus (%)

Tabel 4 Distribusi pasien OMA berdasarkan faktor risiko

Faktor Jumlah Persentase

Risiko Kasus (%)

Tabel 5 Distribusi pasien OMA berdasarkan gejala klinis

Gejala Jumlah Persentase

(19)

Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2013 didapatkan 36 kasus dengan hasil laboratorium leukosit normal (69%). Leukosit melawan

infeksi dengan melakukan

fagositosis. Selama fagositosis,

leukosit mengepung dan

menghancurkan organisme asing.

Leukosit juga memproduksi,

transportasi, dan mendistribusikan antibodi sebagai bagian dari respon kekebalan tubuh. Hasil penelitian ini

berbeda dengan teori yang

menyatakan bahwa otitis media sering disertai dengan leukositosis. Hasil laboratorium leukosit saja

tidak dapat dijadikan patokan

seseorang mengalami infeksi atau tidak karena harus ada pemeriksaan penunjang yang mendukung yaitu pemeriksaan hitung jenis leukosit. Keterbatasan data membuat penulis tidak dapat membuktikan teori yang

menyatakan bahwa neutrofilia

sering dihubungkan dengan otitis media akut.18

Tabel 6 Distribusi kasus OMA berdasarkan hasil lab leukosit Immanuel Bandung periode Januari– Desember 2013 adalah sebanyak 52 kasus.

Otitis media akut paling sering

terjadi pada kelompok toddlers

(40,4%),.anak dengan jenis kelamin laki–laki (52%), anak-anak dengan pekerjaan orang tua ibu rumah tangga (48,1%).

Infeksi saluran pernafasan atas

(ISPA) merupakan faktor risiko

tersering otitis media akut (82,7%).

Demam merupakan gejala klinis

tersering otitis media akut (81%). Pasien dengan otitis media akut umumnya memiliki hasil pemeriksaan laboratorium leukosit yang normal (69%).

Daftar Pustaka

1. Albert, R. H. & Skolnik, N. S. (2008). Treatment and Management of Acute Otitis Media., Essential Infectious Disease Topics for Primary Care.

United States: Springer Science & Business Media.

2. Richard, T. M. (2008). Otitis Media Acute. In Merck Manual Home Health Handbook.

3. Betz, C. L. & Sowden, L. A. (2009). 63. Otitis Media. In, Buku Saku Keperawatan Pediatri (5th ed.). Jakarta: EGC.

4. Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). In Introduction to Human Body The Essentials of Anatomy and Physiology. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. 5. Blijham, J. (2012)., Nhg Clinical

Practice Guidelines M09 - Acute Otitis Media (AOM) En M29 - Feverish Illness in Children.

Springer Science & Business Media. 6. Monasta, L., Ronfani, L., Marchetti,

F., Brumatti, L. V., Bavcar, A., Grasso, D., et al (2012). Burden of Disease Caused by Otitis Media: Systematic Review and Global Estimates

7. Glasper, E. A., McEwing, G. & Richardson, J. (2011). Chapter 9 : Sensory Problems, Emergencies in Children's and Young People's Nursing. New York: Oxford University Press.

8. Waseem, M. (2014, April 25).

Retrieved June 17, 2014, from

(20)

http://emedicine.medscape.com/ar

ticle/994656-overview#aw2aab6b2b3aa

9. Supari, S. F. (2006, November 3).

Rencana Penanggulangan

Gangguan Pendengaran dan

Ketulian untuk Mencapai Sound Hearing 2030. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

10. Djaafar, Z. A. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok (Vol. 2). Jakarta, Balai Penerbit FK

Lippincott Williams & Wilkins. 13. Hughes, G. B. & Pensak, M. L.

(2007). 17. Otitis Media.

Clinical Otology. New York: Thieme Medical Publisher.

14. Harms, R. W. (2013, April 20). Ear Infection (MIddle Ear). Retrieved

September 7, 2014, from Mayo Prevention. (2013, September 30). Ear Infections.Retrieved September 7, 2014, from Centers for Disease

Control and Prevention:

http://www.cdc.gov/getsmartanti biotic-use/uri/ear-infection.html 17. Betsuyaku, S. (2010).

Microorganisms and Infection. Retrieved September 7, 2014, from

Introduction of Life Science:

http://csls-text2.c.u-tokyo.ac.jp/inactive/09_02.html 18.Williamson, M. A. & Snyder, L. M.

(2014). White Blood Cell Disorders.

(21)
(22)

DAFTAR PUSTAKA

Albert, R. H. & Skolnik, N. S. (2008). Treatment and Management of Acute Otitis Media., Essential Infectious Disease Topics for Primary Care. United States: Springer Science & Business Media.

American Academy of Family Physicians. (2013). American Academy of Family Physicians. Retrieved September 25, 2014, from Diagnosis and Treatment of Otitis Media: http://pediatrics.aappublications.org/content/131/3/e964.full

American Academy of Pediatrics. (2013). The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. Retrieved September 25, 2014, from AAOP:

http://pediatrics.aappublications.org/content/early/2013/02/20/peds.2012-3488

Arcangelo, V. P. & Peterson, A. M. (2006). Otitis Media., Pharmacotherapeutics for Advanced Practice: A Practical Approach. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins.

Betsuyaku, S. (2010). Microorganisms and Infection. Retrieved September 7, 2014, from Introduction of Life Science:

http://csls-text2.c.u-tokyo.ac.jp/inactive/09_02.html

Betz, C. L. & Sowden, L. A. (2009). 63. Otitis Media. In, Buku Saku Keperawatan Pediatri (5th ed.). Jakarta: EGC.

Blijham, J. (2012)., Nhg Clinical Practice Guidelines M09 - Acute Otitis Media (AOM) En M29 - Feverish Illness in Children. Springer Science & Business Media.

Bloom, & Fawcett, D. W. (2002). Telinga. In Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC. (2007). In C. D. Bluestone, & J. O. Klein, Otitis Media in Infants and Children (4th ed.). Ontario: Decker Inc.

Bluestone, C. D. & Klein, J. O. (2007), Otitis Media in Infants and Children (4th ed.). Ontario: Decker Inc.

Broides, A., Dagan, R., Greenberg, D., Givon-Lavi, N., & Leibovitz, E. (2009). Acute Otitis Media Caused by Moraxella catarrhalis: Epidemiologic and Clinical Characteristics. Infectious Diseases Society of America Journal.

Centers for Disease Control and Prevention. (2013, September 30). Ear Infections. Retrieved September 7, 2014, from Centers for Disease Control and

(23)

Chen, Y.-J., Hsieh, Y.-C., Huang, Y.-C., & Chiu, C.-H. (2013). Clinical manifestations and microbiology of acute otitis media with spontaneous otorrhea in children. Elsevier Journal.

Childrens Hospital and Clinics of Minnesota. (2014). Complete Blood Counts Reference Values. Retrieved September 8, 2014,

http://www.childrensmn.org/manuals/lab/hematology/018981.asp

Christopher, F. L. (2014, 10 6). Seizures in Children Overview.

from: http://www. emedicinehealth.com/seizures_in_children/article_em.htm# seizures_in_children_overview

Djaafar, Z. A. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok (Vol. 2). Jakarta, Balai Penerbit FK UI.

Donaldson, J. D. (2014, May 14). Retrieved June 17, 2014, from Emedicine Medscape:

http://emedicine.medscape.com/article/859316-overview#aw2aab6b2b5ab1

Eroschenko, V. P. (2012). diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations. Lippincott Williams & Wilkins.

Family Doctor Publications. (2014). The Structure of the Ear. Retrieved October 4, 2014, from Family Doctor Health Infomation:

http://www.familydoctor.co.uk/unassigned-articles/the-structure-of-the-ear/

Gartner, L. P., & Hiatt, J. L. (2007). In Color Textbook of Histology International Edition (3rd ed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.

Ghonaim, M. M., El-Edel, R. H., Basiony, L. A., & Al-Zahran, S. S. (2011). Risk Factors and Causative Organisms of Otitis Media in Children. Ibnosina Journal of Medicine and Biomedical Sciences.

Gelfand, S. A. (2009). Essentials of Audiology (3rd ed.). New York: Thieme Medical Publisher.

Gersten, T. (2014, February 24). Retrieved October 12, 2014, from Medline Plus: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003645.htm;

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003646.htm

(24)

Gribben, B., Salkeld, L. J., Hoare, S., & Jones, H. F. (2012). The incidence of acute otitis media in New Zealand children under five years of age in the primary care setting. Quantitative Research Journal.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Suhu Tubuh, Pengaturan Suhu, dan Demam. In Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed., pp. 946-948). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Harms, R. W. (2013, April 20). Ear Infection (MIddle Ear). Retrieved September 7, 2014, from Mayo Clinic:

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ear-infections/basics/tests- diagnosis/con-20014260

Health On the Net Foundation. (2002, June 28). Leukocyte. Retrieved October 11, 2014, from http://www.hon.ch/Library/Theme/Allergy/Glossary/wbc.html

Healy, G. B. (2003). Otitis Media and Middle Ear Effusions. In Ballenger’s Otorhinolarygology Head and Neck Surgery (Vol. XVI). Ontario: BC Decker Inc.

Hernandez, M. (2014, 11 7). Coughs Overview. Retrieved 11 17, 2014, from Emedicine Health: http://www.emedicinehealth.com/coughs/article_em.htm

Hughes, G. B. & Pensak, M. L. (2007). 17. Otitis Media. Clinical Otology. New York: Thieme Medical Publisher.

Hussain, S. S., & Cheong, K. H. (2012). Management of Recurrent Acute Otitis Media In Children: Systematic Review of The Effect of Different Interventions On Otitis Media Recurrence, Recurrence Frequency and Total Recurrence Time. The Journal of Laryngology & Otology.

Kacker, A. (2013, May 21). Medical findings based on ear anatomy. Retrieved September 7, 2014, from http://www.walgreens.com/marketing/library/ contents.jsp?doctype=2&docid=1126

Kahan, S. & Smith, E. G. (2004). Signs & symptoms. Lippincott Williams & Wilkins.

Kamus Besar Bahasa Indonesia . (2014). Retrieved November 29, 2014, from http://kbbi.web.id/umur

Kaneshiro, N. K. (2012, May 16). Ear infection - acute. Retrieved September 7, 2014, from http://www.walgreens.com/marketing/library/

(25)

Knott, L. (2012, 12 12). Retrieved July 26, 2014, from Patient.co.uk: http://www.patient.co.uk/doctor/acute-otitis-media-in-children

Mayo Clinic. (2013, 6 4). Headache. Retrieved 11 17, 2014, from

http://www.mayoclinic.org/symptoms/headache/basics/definition/sym- 20050800

Mandal, A. (2014, September 8). Leukopenia (Leukocytopenia, Leucopenia). Retrieved October 12, 2014, from News Medical:

http://www.news-medicalnet/health/Leukopenia-What-is-Leukopenia.aspx

Marieb, E. N., & Hoehn, K. (2011). In Human Anatomy and Physiology Seventh Edition. Benjamin Cummings.

Massa, E. M., & Cripps, A. W. (2009, August 26). Otitis media: viruses, bacteria, biofilms and vaccines. Retrieved September 8, 2009, from MJA:

https://www.mja.com.au/journal/2009/191/9/otitis-media-viruses-bacteria- biofilms-and-vaccines

McConaghy, J. R. (2001). The Evaluation and Treatment of Children with Acute Otitis Media. The Journal of Family Practice.

Meadow, R. & Newell, S. (2005). Lecture Notes Pediatrika (7th ed.). Penerbit Erlangga.

Meneghetti, A. (2014, April 7). Upper Respiratory Tract Infection . Retrieved 11 29, 2014, from Medscape:

http://emedicine.medscape.com/article/302460-overview#a0101

Mescher, A. L. (2010). In Junqueira's Basic Histology (12th ed.). United States of America: The McGraw-Hill Companies.

Monasta, L., Ronfani, L., Marchetti, F., Brumatti, L. V., Bavcar, A., Grasso, D., et al (2012). Burden of Disease Caused by Otitis Media: Systematic Review and Global Estimates .

Moore, K. L., Dalley, A. F., & Agur, A. M. (2014). Chapter 7 Head : Ear. In Moore Clinically Oriented Anatomy (7th ed.). United States of America: Wolters Kluwer Lippincots Williams and Wilkins.

National Institute of Allergy and Infectious Diseases. (2014, October 14). Allergy, Retrieved November 29, 2014, from Medline Plus:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/allergy.html

(26)

New Health Guide. (2014, October 12). Leukopenia. Retrieved October 12, 2014, from New Health Guide: http://www.newhealthguide.org/Leukopenia.html

NIDCD. (2013, February). National Institute on Deafness and Other

Communication Disorders. Retrieved September 7, 2014, from Ear Infections in Children: http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/pages/earinfections.aspx

NIH: National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2014, 7 23). Diarrhea: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/diarrhea.html

Olubanjo, O. (2007). Epidemiology of Acute Suppurative Otitis media in Nigerian Children. The Internet Journal of Pediatrics and Neonatology.

O'Reilly, R. C. (2011, October). Middle Ear Infections. Retrieved September 6, 2014, from Kids Health:

http://kidshealth.org/parent/infections/ear/otitis_media.html#

Palandeng, W., Pelealu, O., & Mengko, S. (2013). Otitis Media Supuratif Akut di Poliklinik THT-KL BLU RSU. Prof. DR. R. D. Kandou Manado Periode Januari 2010-Desember 2012. Journal E Biomedic.

Pearce, E. C. (2013). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. In Pancaindra : Telinga dan Pendengaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Quizlet LCC. (2014). Histology - The Ear. Retrieved September 7, 2014, from http://quizlet.com/15233527/histology-the-ear-flash-cards/

Richard, T. M. (2008). Otitis Media Acute. In Merck Manual Home Health Handbook.

Ross, M. H. (2003). In Histology A Text and Atlas With Cell and Molecular Biology (4th ed.). United States of America: Lippincott Williams and Wilkins.

Schwartz, M. W. (2005). Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC.

Rovers, Glasziou, Appelman, McCornick, Damoiseaux, Little, et al (2007). Predictors of Pain and/or Fever at 3 to 7 Days For Children With Acute Otitis Media Not Treated nitially With Antibiotics: A Meta-Analysis of Individual Patient Data. Pediatrics.

(27)

Schwartz, R. H., Hayden, G. F., Rodriguez, W. J., Sait, T., Chhabra, O., & Golub, J. (1986). Leukocyte counts in children with acute otitis media. Pediatric Emergency Care.

Siew, T. H. (2011). Karakteristik Penderita Otitis Media Akut pada Anak yang Berobat ke Instalasi Rawat Jalan SMF THT Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2009.

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Acute Otitis Media. Brunner & Suddarth's Textbook of Medical-surgical Nursing (1st ed., p. 1813). Lippincott Williams & Wilkins.

Snell, R. S. (2011). Clinical Anatomy by Systems. (L. Sugiharto, Ed.) Jakarta: EGC.

Sosialisman. (2005). Otitis Media Akut. In H. E. Soepardi, H. F. Hadjat, & H. N. Iskandar (Eds.), Penatalaksanaan Penyakit dan Kelainan Telinga, HIdung dan Tenggorok. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Stranding, S. (2008). In Grays Anatomy The Anatomical Basis of Clinical Practice (40th ed.). Churchill Livingstone Elsevier.

Supari, S. F. (2006, November 3). Rencana Penanggulangan Gangguan

Pendengaran dan Ketulian untuk Mencapai Sound Hearing 2030. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

The Royal Children's Hospital Melbourne. (2014, July 20). The Royal Children's Hospital Melbourne. Retrieved September 8, 2014, from

http://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Acute_Otitis_Media/

Tucci, D. L. (2013, 10). Otorrhea. Retrieved 11 17, 2014, from Merck Manuals: http://www.merckmanuals.com/professional/ear_nose_and_throat_disorders/ approach_to_the_patient_with_ear_problems/otorrhea.html

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Chapter 17: The Special Senses : Hearing and Equilibrium. In Principles Of Anatomy and Physiology (12th ed.). United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). In Introduction to Human Body The Essentials of Anatomy and Physiology. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

(28)

Wang, P.-C., Chang, Y.-H., Chuang, L.-J., Su, V. H.-F., & Chung-Yi. (2011). Incidence And Recurrence of Acute Otitis Media in Taiwan's Pediatric Population. Clinics Journal.

Waseem, M. (2014, April 25). Retrieved June 17, 2014, from Emedicine Medscape:

http://emedicine.medscape.com/article/994656-overview#aw2aab6b2b3aa

Wedro, B., & Shiel, W. C. (2014). Ear: Anatomy of Hearing and Balance. Retrieved October 4, 2014, from Medicine Net.com:

http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=21685&page=2

Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009). Telinga. In Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wonodirekso, S. (2013). Praktikum 20: Telinga. In Penuntun Praktikum Histologi/Tim Histologi FK UI (p. 191). Jakarta: Dian Rakyat.

Williamson, M. A. & Snyder, L. M. (2014). White Blood Cell Disorders. Wallach’s Interpretation of Diagnostic Tests: Pathways to Arriving at a Clinical Diagnosis (10th ed.). Lippincott Williams & Wilkins.

World Health Organization. (2006). Primary Ear and Hearing Care.

World Health Organization. (2014, February). Deaf and Hearing Loss. Retrieved October 6, 2014, from World Health Organization:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/en/

Gambar

Tabel 2 Distribusi pasien OMA berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5 Distribusi pasien OMA berdasarkan gejala klinis

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis hubungan bernilai positif dari variabel pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung terhadap efektivitas kerja maka sudah saatnya pimpinan

Media yang akan dirancang: buku cerita gambar (aplikasinya bisa berupa komik atau buku cerita, dengan format bentuk yang beragam)2. Pertanyaan: Apa yang akan anda lakukan dari

Tidak ada Interaksi antara strategi dengan kemampuan awal kategori tinggi, kategori sedang dan kategori rendah siswa terhadap hasil belajar siswa Dilihat dari mean, siswa

4082 dan lebih ditingkatkan lagi adalah bagaimana menjaga hubungan yang baik dan benar dengan para pelanggan hotel, atau dengan kata lain dapat diartikan,

Pada tahap finishing ini dilakukan tindakan penghalusan, perapian, pemotongan, serta pengontrolan produk (layak atau tidak). Pemotongan dilakukan dengan gerinda

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

Dalam hal tersebut dapat kita ketahui empat hal yakni pertama ada suatu sastra (karya seni), kedua ada pencipta (pengarang) karya itu sendiri, kemudian yang ketiga ada semesta

mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak dikemudian hari. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.. Penerapan Metode The Power Of Two And Four