• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Healthcare for Obese di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Healthcare for Obese di Bandung."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

Dewasa ini, istilah obesitas sudah bukan suatu istilah asing di kalangan masyarakat, dimana obesitas dapat memengaruhi masyarakat dari segala aspek baik usia, jenis kelamin, ras ataupun kelompok etnis. Riset Kesehatan Indonesia nmembuktikan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-10 dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia.

Kendati demikian, di Indonesia khususnya kota Bandung, belum dirancang sebuah fasilitas yang khusus disediakan bagi obesitas, kenyataannya user membutuhkan fasilitas tersebut. Oleh sebab itu, dirancang sebuah ruang interior Healthcare for Obese dengan fasilitas yang mendukung user untuk berkonsultasi, berlatih juga berkumpul/bersosialisasi.

Perancangan Healthcare for Obese memiliki tujuan atau gol yang dirangkum dalam kata tema yaitu Beginning of a New Life(style), be Better dimana diharapkan agar user menjalani sebuah pola hidup baru yang lebih sehat dan lebih baik daripada sebelumnya.

Demi kelancaran aktivitas dan program yang telah dirancang, maka perlu didukung oleh suasana, penggunanaan material yang tepat dan aman serta fasilitas yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik user (ditinjau dari segi fisik dan mental). Dengan mempelajari karakteristik user, maka fasilitas penting pada perancangan healthcare for obese ini adalah fitness area, ruang konsultasi dengan para ahli yang meliputi dokter umum, dokter gizi dan psikolog, ruang support group, serta kafetaria khusus makanan sehat. Sementara area treatment hidroterapi, ruang multifungsi, area baca, dan kolam renang merupakan sarana pendukung guna melengkapi keseluruhan fungsi dari bangunan.

Dalam dunia desain, dengan memahami dan menganalisa karakter dan kebutuhan user pada akhirnya akan mengarahkan desainer pada rancangan ruang dan suasana yang sesuai sehingga pada tujuan dari perancangan tercapai.

(2)

viii

ABSTRACT

Lately, obese is no longer a strange term in the society. It happens to people of all

ages, sexes, races or ethnics. Indonesia Health Research points out that Indonesia

is on the highest tenth level of obese in the world. Regardless of such fact, there

are no facilities yet specialized for the obese although they are actually in need of

the facility. Thus, an interior room called Healthcare for Obese needs to be

designed with facilities that meet the need of the users to consult, practise as well

as to socialize.

The design of the healthcare has a goal which can be accumulated in a theme,

that is, The Beginning of a New Life(style), be better in the hope of encouraging

users to have a healthier and better lifestyle than they used to have.

In order for the activities and programs to run as designed, befitting materials

safe to use with complete facilities in line with the need and characteristics of the

users physically and mentally need to be provided. Important facilities for the

healthcare are made up of fitness area, consultation room with experts in the

related field such as doctors, nutritionists, psychiatrist, support group rooms and

special cafeteria that provide healthy food. A hydrotherapy treatment area, a

multifunction room, a reading room and a swimming pool completes the function

of the healthcare.

Understanding and analyzing characters and need of the users, in the world of

design, eventually leads to the creation of room design and atmosphere that is in

line with the purpose of the design.

(3)

ix

1.2Ide atau Gagasan Perancangan 3

1.3Rumusan Masalah 4

2.1.3 Faktor Penyebab Terjadinya Obesitas 10

2.1.4 Dampak dari Obesitas 12

2.1.5 Penanganan Obesitas atau Berat Badan Berlebih 14 2.1.6 Penanganan Stress dari Segi Desain Interior 17

2.2 Sirkulasi 17

2.3 Lobby/ Resepsionis/ Lounge 18

2.4 Gymnastics 19

2.2.1 Definisi Gymnastics 19

(4)

x 2.2.3 Standar Perancangan Ruang Fitness atau Gym 26 2.5 Tenaga Medis Health Care for Obese dan Standar

Perancangan Ruang Praktik 27

2.5.1 Tenaga Medis 27

2.5.2 Standar Perancangan Ruang Praktik Dokter 29

2.6 Kafetaria (sehat) 30

2.7 Ruang Berkumpul dalam Perancangan

Health and Obesity Centre 31

2.7.1 Support Group Room 31

2.7.2 Multifunction Room 32

2.8 Treatment Hidroterapi, Hipnoterapi, dan Meditasi 32

2.9 Teori Warna 34

2.10 Studi Banding 36

2.7.1 WRP Diet Centre 36

2.7.2 Marie France Bodyline 37

BAB III HEALTHCARE FOR OBESE DI BANDUNG

3.1Deskripsi Proyek 38

3.2Analisa Site 38

3.2.1 Analisa Fungsi Proyek 38

3.2.2 Analisa Site dan Building 40

3.3User 45

3.3.1 Identifikasi User 45

3.3.2 Struktur Organisasi Pengelola 46

3.4Programming 47

3.4.1 Flow Activity 47

3.4.2 Tabel Kebutuhan Ruang 49

3.4.3 Bubble Diagram 53

3.4.4 Zoning dan Blocking 54

BAB IV PERANCANGAN HEALTHCARE FOR OBESE DI KOTA BANDUNG

4.1 Ide Implementasi Konsep dan Tema dalam Perancangan

Heatlhcare for Obese 57

4.1.1Deskripsi serta Penerapan Konsep dan Tema 57 4.1.2 A Beginning of a New Lifestyle, be Better 57 4.2 Implementasi Tema dan Konsep dalam Perancangan

Healthcare for Obese 61

4.2.1 Denah General 62

4.2.2 Denah Khusus dan Potongan serta Desain Detail

(5)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 85

5.2 Saran 86

DAFTAR PUSTAKA 87

(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Berat Badan Berlebih 8

Gambar 2.2 Berat Badan Berlebih 8

Gambar 2.3 Klasifikasi IMT 9

Gambar 2.4 Tingkatan Obesitas 10

Gambar 2.5 Tingkatan Obesitas 10

Gambar 2.6 Skin Fold Calipers 15

Gambar 2.7 Pengukuran Ketebalan Lemak 15

Gambar 2.8 Lobby Design 18

Gambar 2.9 Gym 19

Gambar 2.10 Sepeda Statis 20

Gambar 2.11 Climber 21

Gambar 2.12 Treadmill 21

Gambar 2.13 Crosstrainer 22

Gambar 2.14 Dumbbell 22

Gambar 2.15 Yoga Matt 22

Gambar 2.16 Standar Ergonomi Kolam Renang 23

Gambar 2.17 Kolam Renang 23

Gambar 2.18 Ruang Sauna 23

Gambar 2.19 Standar Ergonomi Ruang Sauna 24

Gambar 2.20 Studi Ergonomi Sauna 24

Gambar 2.21 Kardio 25

Gambar 2.22 RPM 25

Gambar 2.23 Standar Ruang Fitness 26

Gambar 2.24 Denah Peletakan Alat Fitness 26

Gambar 2.25 Standar Perancangan Ruang Praktek 30

(7)

xiii

Gambar 2.28 Support Group Room 31

Gambar 2.29 Multifunction Room 32

Gambar 2.30 Hydrotherapy 33

Gambar 2.31 Jacuzzi 33

Gambar 2.32 Hypnotherapy 33

Gambar 2.33 Hypnotherapy 2 33

Gambar 2.34 Yoga 34

Gambar 2.35 Skema Warna 36

Gambar 2.36 WRP Diet Centre 37

Gambar 2.37 WRP Diet Centre 2 37

Gambar 2.38 Desain Interior MFB 37

Gambar 3.1 Lokasi Site Eksisting 39

Gambar 3.2 Denah Rose 41

Gambar 3.3 Tampak Bangunan 41

Gambar 3.4 Tampak Bangunan 42

Gambar 3.5 Jalur Akses Lokasi 42

Gambar 3.6 Site dan Lingkungan 42

Gambar 3.7 Site dan Lingkungan 43

Gambar 3.8 Target User 45

Gambar 3.9 Flow Activity User 1 47

Gambar 3.10 Flow Activity User 2 47

Gambar 3.11 Flow Activity User 3 48

Gambar 3.12 Flow Activity User 4 48

Gambar 3.13 Flow Activity User 5 48

Gambar 3.14 Hubungan Kedekatan Ruang 53

Gambar 3.15 Zoning blocking 54

Gambar 4.1 Bagan Pola Pikir dalam Menentukan Tema Perancangan 56

(8)

xiv

Gambar 4.3 Studi Warna Pop sebagai Aksen 59

Gambar 4.4 Material 60

Gambar 4.5 Konsep Pencahayaan Alami yang Diinginkan 61

Gambar 4.6 Skema Material 61

Gambar 4.7 Skema Warna 61

Gambar 4.8 First Floor General Plan 62

Gambar 4.9 Lobby Furniture Plan 63

Gambar 4.10 Lobby Section AA’ dan Section BB’ 64

Gambar 4.11 Perspektif Lobby 1 65

Gambar 4.12 Perspektif Lobby 2 65

Gambar 4.13 Material Lantai Lobby 66

Gambar 4.14 Floor Plan Lobby 66

Gambar 4.9 Material Lantai Lobby 64

Gambar 4.10 Perspektif Ruang Psikolog 1 dan 2 64

Gambar 4.11 Perspektif Ruang Psikolog 3 65

Gambar 4.12 Perspektif Ruang Psikolog 4 65

Gambar 4.13 Denah Ruang Psikolog 66

Gambar 4.14 Potongan Ruang Psikolog 66

Gambar 4.15 Perspektif Ruang Psikolog 1 67

Gambar 4.16 Perspektif Ruang Psikolog 2 67

Gambar 4.17 Perspektif Ruang Psikolog 3 68

Gambar 4.18 Perspektif Ruang Psikolog 4 68

Gambar 4.19 Psychologist Room Furniture Plan 69

Gambar 4.20 Psychologist RoomSection AA’ 69

Gambar 4.21 Psychologist RoomSection BB’ 70

Gambar 4.22 Floor Plan dan Material Lantai R.Psikolog 70

Gambar 4.23 Fitness Area Furniture Plan 71

(9)

xv

Gambar 4.25 Fitness Floor Plan dan Material 73

Gambar 4.26 Fitness Mezanine Floor Plan dan Material 74

Gambar 4.27 First Floor Cafe Furniture Plan 75

Gambar 4.28 Mezanine Cafe Furniture Plan 76

Gambar 4.29 Floor Plan dan Material Kafetaria 1 77 Gambar 4.30 Floor Plan dan Material Kafetaria Mezanine 77

Gambar 4.31 Tampak Atas 78

Gambar 4.32 Perspektif 78

Gambar 4.33 Perspektif Sofa Bed 79

Gambar 4.34 Perspektif Double Seated Sofa 80

Gambar 4.35 Perspektif Banquette 81

Gambar 4.36 Tampak Depan Detail 1 82

Gambar 4.37 Perspektif 82

(10)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas dari IMT

Menurut Kriteria Asia Pasifik 9

Tabel 2. Macam – macam Alat Gym 20

Tabel 3. Studi Ergonomi Gym 26

Tabel 4. Analisa Site Perancangan Health and Obesity Centre 41 Tabel 5. Analisa Interior Bangunan Health and Obesity Centre 43

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, istilah obesitas sudah bukan merupakan suatu istilah asing di kalangan masyarakat pada umumnya. Obesitas menurut WHO didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan yang berpeluang menimbulkan beberapa risiko kesehatan pada seorang individu (Pencegahan dan Manajemen Obesitas, 2011, h. 1). Kegemukan dan obesitas dapat memengaruhi masyarakat dari segala aspek baik usia, jenis kelamin, ras ataupun kelompok etnis.

(12)

2 Indonesia berada di peringkat ke-10 dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia.

Seiring berkembangnya zaman, pola pikir dan perilaku manusia juga turut berkembang, di mana hampir dari segala aspek kehidupan manusia memilih jalan yang lebih praktis. Hal ini dapat terlihat dari munculnya makanan siap saji (junk food) yang memiliki kandungan kalori lebih tinggi daripada makanan pada umumnya yang menjadi kegemaran baik anak hingga orang tua sekalipun. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas pada individu, yaitu terlampau banyak kalori yang masuk ke tubuh (Pencegahan dan Manajemen Obesitas, 2011, h. 7)

Selain faktor makanan, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan obesitas bagi individu, seperti faktor genetik, faktor lingkungan, faktor psikis, faktor kesehatan, obat – obatan serta aktivitas fisik. Meskipun faktor penyebab obesitas pada individu berbeda- beda dampak obesitas bagi individu adalah sama, yaitu dampak fisik1 dan dampak psikis2.

Dengan adanya isu kesehatan seperti yang dipaparkan di atas, maka masyarakat melakukan diet (menurunkan berat badan). Banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk berdiet misalnya dengan mengatur pola makan, berolahraga hingga mengunjungi slimming centre. Bagi individu yang kelebihan berat bedan atau obesitas, diet bukan merupakan suatu hal yang mudah, oleh sebab itu, perlu ahlinya untuk membantu mereka. Namun demikian, walaupun sudah konsultasi dengan ahlinya sekalipun, tetap timbul kendala saat mereka memutuskan ingin berdiet antara lain seperti yang ditulis oleh artikel dari www.health.okezone.com yaitu kurangnya disiplin, malas, tidak ada waktu, dsb yang menyebabkan gagal diet. Hal tersebut dapat terjadi karena lokasi antara tempat konsultasi dengan fasilitas pendukung, misalnya gym berada di lokasi yang berbeda sehingga memunculkan alasan malas, jauh

1

Dampak terhadap kesehatan. Obesitas memicu sejumlah penyakit seperti Diabetes, stroke, jantung, kanker dan kematian menurut Dr. Johanes Chandrawinata, MND, APD (www.medicastore.com)

2 Dampak terhadappsikologis penderita, di mana penderita menjadi tidak percaya diri, cenderung

(13)

3 atau tidak ada waktu. Di kota Bandung sendiri, belum ada sebuah fasilitas yang khusus disediakan bagi user obesitas, kenyataannya, dari hasil wawancara dengan user, mereka membutuhkan fasilitas tersebut.

Oleh karena hal tersebut diatas maka dirancang sebuah ruang interior Health Care for Obese dengan ruangan/fasilitas yang mendukung user untuk berkonsultasi sekaligus berlatih dan juga berkumpul/bersosialisasi.

1.2 Ide atau Gagasan Perancangan

Dewasa ini, kesehatan sudah menjadi bagian dari gaya hidup seseorang, di mana banyak event yang diadakan guna mendukung gaya hidup sehat, seperti I Run, Colour Run, yang mengajak masyarakat untuk olahraga (lari) bersama – sama. Demikian pula dengan Health Care for Obese yang dirancang guna mengajak user untuk menjadikan pola hidup sehat menjadi bagian dari kehidupan sehari – hari.

Health Care for Obese yang mengangkat tema A Beginning of a New Life(style), Be Better adalah sebuah rancangan interior berfokus pada individu dengan berat badan berlebih untuk berkonsultasi, mendapatkan penyuluhan atau bahkan berlatih bersama dengan user. Ide penerapan konsep dari segi desain adalah dengan merancang ruang yang memberikan kenyamanan, menyenangkan namun memotivasi user untuk menjalankan program untuk mencapai goal setting masing-masing.

Fasilitas yang ada pada Health Care for Obese antara lain ruangan bagi user untuk berkonsultasi dengan dokter ahli yang meliputi dokter umum guna membantu user berkonsultasi dengan masalah masalah kesehatan umumnya, dokter gizi/diet dengan tujuan memberi pemahaman dan analisa kondisi tubuh user, selain itu dirancang ruangan konsultasi dengan nutritionist untuk membahas pengaturan makanan atau gizi, serta dirancang ruang konsultasi dengan psikolog untuk membahas hal-hal khusus yang user alami.

(14)

4 Perancangan Health Care for Obese, dilengkapi pula dengan kafetaria/ area makanan sehat, dan yang tidak kalah penting perancangan Health Care for Obese juga didukung dengan merancang pusat kebugaran dibawah pengawasan gym trainer dan motivator yang bekerjasama dengan dokter diet serta ahli nutrisi guna menciptakan sebuah program bagi user agar dapat berlatih fisik sesuai dengan kondisi tubuh masing – masing.

Selain dari hal yang telah disebutkan diatas, pada perancangan Health Care for Obese di kota Bandung ini dilengkapi dengan treatment hidroterapi (sauna dan jacuzzi).

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang ruang Healthcare for Obese yang sesuai dengan karakter fisik user?

2. Bagaimana merancang ruang dalam Healthcare for Obese dengan tema A Beginning of a New Life(style), be Better ?

1.4 Tujuan Perancangan

1. Merancang sebuah ruang dalam Health Care for Obese yang sesuai dengan karakter fisik user obesitas, yaitu dengan memperhatikan ergonomi, sirkulasi, penggunaan material serta fasilitas yang tepat bagi user.

2. Merancang ruang serta fasilitas dengan tema A Beginning of a New Life(style), Be Better sesuai dengan karakter user yang mampu memberikan perasaan nyaman, menyenangkan, welcome serta menyemangati secara psikologis bagi pasien.

1.5 Manfaat Perancangan

(15)

5

1.6 Batasan Perancangan

Batasan batasan yang ditetapkan dalam perancangan Healthcare for Obese antara lain, sebagai berikut.

Perancangan Healthcare for Obese menggunakan site eksisting yang terdiri dari dua lantai (pada bagian tempat menginap saja), namun dalam perancangan Healthcare for Obese, kamar tidak digunakan, sehingga yang digunakan hanya 1 lantai.

User/pengguna bangunan berfokus pada individu dengan berat badan berlebih/overweight hingga individu yang obesitas untuk berkonsultasi dengan ahli yang meliputi dokter gizi, nutrisionist, psikolog, gym trainer dan motivator, instruktur kelas yang memandu user dalam latihan baik secara individu atau kelompok. Selain itu, pengguna lainnya tidak lain adalah mereka yang mendukung fungsi ruang interior seperti para ahli di bidang masing – masing, pekerja serta karyawan.

Ruangan yang ada pada Healthcare for Obese yaitu ruang konsultasi dengan ahlinya, support group room, ruang multifungsi, lobby, area gym, sauna, kolam renang, kafetaria khusus menyediakan makanan sehat, serta kantor – kantor yang sifatnya private yang hanya bisa diakses oleh para pekerja Healthcare for Obese.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam bab 1, yaitu pendahuluan dikemukakan latar belakang beserta ide atau gagasan ruang dan konsep dalam merancang Healthcare for Obese. Dipaparkan pula rumusan masalah sebagai paduan merancang berikut tujuan dan manfaat dari perancangan interior Healthcare for Obese serta batasan tema, konsep, site, dan fasilitas yang akan dirancang yang kemudian diikuti dengan sistematika penulisan.

(16)

6 Dalam bab 3, yaitu deskripsi objek studi dijelaskan lebih rinci mengenai tema, konsep serta pengaplikasiannya pada fasilitas yang dirancang, selain itu dijelaskan tentang alasan serta analisa pemilihan lokasi site dan bangunan baik arsitekstur maupun interior, serta penjelasan mengenai deskripsi dan aktivitas dari user maupun ruangan yang ada dalam perancangan Healthcare for Obese.

Dalam bab 4, yaitu perancangan Healthcare for Obese di kota Bandung dijabarkan secara rinci dan sistematis mengenai skema tema, konsep, serta perancangannya mulai dari denah general, denah khusus (yang meliputi ruang tunggu/lobby, ruang praktek psikolog, ruang gym, dan kafetaria), detail furniture hingga detail interior.

(17)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kunci dari mendesain ruang dalam Healthcare for Obese adalah dengan mengerti dan memahami karakter fisik dan psikis user obesitas, sehingga perancang mampu menentukan fasilitas, standar ergonomi yang meliputi furniture dan sirkulasi, tema dan konsep perancangan serta gubahan ruang yang tepat dan sesuai.

Dengan mempertimbangkan user, maka fasilitas utama yang ada dalam perancangan yaitu ruang konsultasi para ahli (meliputi dokter umum, dokter gizi dan psikolog), ruang support group, kafetaria, area fitness (meliputi studio yoga, aerobik dan RPM). Dibantu oleh fasilitas pendukung yaitu ruang multifungsi, area membaca, zona hidroterapi (sauna dan jacuzzi), locker room, dan kolam renang.

(18)

86

Perancangan furniture dari proyek ini memiliki poin penting yaitu desain furniture dengan ergonomi normal tanpa armrest, ketinggian dudukan pada furniture yaitu 45 cm, serta penggunaan material dan rangka yang kokoh dan sesuai, sedangkan jarak sirkulasi minimal dalam perancangan ini adalah 100 cm.

Healthcare bagi obesitas memiliki tujuan agar user yang semula obesitas dapat berubah dengan menerapkan pola hidup baru yang lebih sehat yang dirangkum menjadi kalimat tema yaitu Beginning of a New Life, be Better; sebuah awal yang baru untuk menjadi lebih baik. Sesuai dengan tema yang telah ditentukan, maka konsep desain bentuk pada perancangan menggunakan bentuk dinamis, lengkung, tidak bersudut yang melambangkan pergerakan, sebuah proses. Penerapan warna pada gubahan ruang dalam yaitu warna dengan intensitas rendah sebagai warna dominan (hijau, putih, abu, biru, kuning) sedangkan warna dengan intensitas tinggi sebagai warna aksen pada ruangan gym (jingga, hijau), sedangkan material yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada data literatur yaitu yang aman bagi pengguna, antara lain seperti parquette, rubber tile flooring, keramik, dan karpet.

Secara keseluruhan, desain furniture serta gubahan ruang yang dirancang memiliki tujuan agar menarik secara visual namun tetap nyaman saat digunakan serta tidak menimbulkan kesan diskriminasi bagi user obesitas melainkan memberi motivasi untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Pada akhirnya, dengan memahami dan mempelajari karakter dari pengguna/user tentunya akan mengarahkan perancang pada rancangan ruang dan suasana yang sesuai dengan kebutuhan user, sehingga pada akhirnya tujuan dari perancangan tercapai.

5.2. Saran

(19)

87

Selain memperhatikan user, hal lain yang perlu diperhatikan adalah tujuan dari perancangan ini sendiri. Semula, proyek ini dapat diarahkan menjadi dua pilihan, yaitu desain dengan tujuan memberikan motivasi bagi penderita obesitas atau desain dengan tujuan agar penderita menerima diri yang dihimpun dalam semacam komunitas.

Penjabaran diatas memfokuskan untuk memberikan motivasi bagi obesitas untuk menjadi lebih baik, sehingga literatur dan eksekusi desain yang diciptakan adalah demikian, namun saran perancang, apabila kedepannya seseorang hendak menciptakan fasilitas bagi user khususnya obesitas dalam bentuk sebuah komunitas, maka berbeda dari yang telah diterapkan, desain, ergonomi, literatur, dll yang mendukung perancangan dapat mulai dipelajari dari karakteristik obesitas secara fisik dan psikis. Psikis menjadi hal utama yang perlu diperhatikan, karena perancangan komunitas berhubungan dengan penerimaan diri, maka secara keseluruhan tujuan perancangan adalah agar para obesitas memiliki rasa percaya diri, nyaman, terbuka, ceria, adaptif meskipun mereka memiliki kekurangan. Dari dasar pemikiran tersebut, maka eksekusi desain yang dapat diciptakan adalah dengan merancang bentuk yang mencerminkan obesitas itu sendiri (bentuk sofa yang lebih besar dari normal, puffy), sehingga pada saat menggunakannya, user nyaman dan merasa dihargai dengan menciptakan bentuk yang memfasilitasi mereka.

Pada akhirnya, desain bersifat relatif, baik, buruk, indah, salah, benar semua tergantung pada sudut pandang masing-masing. Namun demikian, yang menjadikan desainer itu sukses adalah user, pengguna, dalam dunia kerja biasa disebut klien. Ketika seorang desainer telah sesuai dengan keingingan pengguna, maka dapat dikatakan desain tersebut telah berhasil. Lebih lanjut lagi, diharapkan seorang desainer dapat menciptakan sebuah tren, bukan

(20)

87

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Nurmalina Rina, Valley Bandung (2011). Pencegahan dan Manajemen Obesitas. PT Elex Media Komputindo.

Santoso Denny (2008). Rahasia Diet : The Concept, The Diet, The

Hill Graw Mc. Space Planning. Kubba.

Olds Rui Anita (2000). Child Care Design Guide. McGraw-Hill. Interior Bandung Water Birth Maternity Hospital. Universitas Kristen Maranatha.

Siauwi, Sanchia (2013). Laporan Tugas Akhir : Perancangan Interior Lose Weight Center dengan Konsep Life Adaptation. Universitas Kristen Maranatha.

Sumber Non-buku

www.Unpad.ac.id. / Diunduh pada Kamis, 18 September 2014, 17.07 WIB

Jurnal medis Lancet pada www.bbc.co.uk. Diunduh pada Kamis, 18 September 2014, 17.15 WIB

mcscv.com/ Diunduh pada Senin, 13 Oktober 2014, pukul 12.55 WIB

BBC News (2014). Tingkat Obesitas Indonesia nomor 10 Dunia. Diunduh Kamis, 18 September 2014, 17.15 WIB, dari

Referensi

Dokumen terkait

Pokja ULP/Panitia Pengadaan Satuan Kerja Perangkat Daerah RSUD Kota Makassar mengundang kepada.. Bpk/Ibu/Sdr(i)

[r]

The presence of SPS, which has not been reported before in Jerusalem artichoke tubers (Battaglia and Pontis, unpublished) raised the question as to which of the two enzymes (or

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel biaya peralihan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah layanan internet banking BNI di Surabaya, yaitu

 Oxford:  Clarendon

Jadi berdasarkan pembahasan tersebut, tidak semua pengguna transportasi dan masyarakat mendapatkan manfaat dari investasi infrastruktur jalan serta kesalahan asumsi

Figure 27. Figure 28 shows an undervoltage lockout circuit applied to a buck regulator. A version of this circuit for buck − boost converter is shown in Figure 29. Resistor R3 pulls

Merupakan suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum