• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO MEDAN T.A. 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO MEDAN T.A. 20"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE

THINK PAIR SHARE(TPS) DAN TIPESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) PADA MATERI

RELASI DAN FUNGSIDI KELAS VIIISMPSWASTA BRIGJEND KATAMSOMEDANT.A.2013/2014

Oleh :

Andrayana Saputri NIM. 409411003

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share (TPS) dan tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

(4)

v

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Sugianto dan Ibunda Salbiah, orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu mendo’akan penulis. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayahanda dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat satu-satunya kakak terhebat Febyana Anggasari, SE yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis, serta keluarga yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil.

Penulis juga ucapkan terima kasih untuk teman terdekat Saddam Husein Siregar yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk adik sepupu Rizky yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk sahabat Amelisa Arianthy dan Ayu Kurniati serta Zuhra, Kak Sastri dan Kak Nining yang telah membantu serta memberi dorongan untuk penulis dalam menyusun skripsi ini. Tak lupa penulis ucapan terima kasih juga untuk teman-teman seperjuangan di DIK A’ 09 Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, September 2013 Penulis,

(5)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE

THINK PAIR SHARE(TPS) DAN TIPESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) PADA MATERI

RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIIISMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO MEDANT.A.2013/2014 ANDRAYANA SAPUTRI (NIM. 409411003)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Swata Brigjend Katamso Medan dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-8 yang berjumlah 40 siswa diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang disebut sebagai kelas eksperimen A dan kelas VIII-9 yang berjumlah 40 siswa diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang disebut sebagai kelas eksperimen B. Instrumen penelitian ini menggunakan tes berupa pilihan berganda yang telah valid dari perhitungan validitas tes dan perhitungan reliabilitas tes sebanyak 15 soal dimana

= 0,859 > = 0,312yang berarti tes yang diujikan reliabel.

Nilai rata-rata hasil pretest siswa pada kelas eksperimen A adalah 32,33 dengan standar deviasi adalah 13,21. Nilai rata-rata hasil pretest siswa pada kelas eksperimen B adalah 32,00 dengan standar deviasi adalah 11,42. Nilai rata-rata hasil postest siswa pada kelas eksperimen A adalah 80,50 dengan standar deviasi adalah 11,44. Nilai rata-rata hasil postest siswa pada kelas eksperimen B adalah 73,33 dengan standar deviasi adalah 13,84. Dari hasil analisis data berupa uji normalitas data pretest hasil belajar kelas eksperimen A diperoleh L0 (0,1238) < Ltabel (0,1401) dan data pretest hasil belajar kelas eksperimen B diperoleh L0 (0,1308) < Ltabel(0,1401). Data postest hasil belajar kelas eksperimen A diperoleh L0 (0,1160) < Ltabel (0,1498) dan data postest hasil belajar kelas eksperimen B diperoleh L0(0,1094) < Ltabel(0,1498). Dengan demikian dapat disimpulkan kedua kelas berdistribusi normal. Dari hasil analisis data berupa uji homogenitas data pretest diperoleh nilai Fhitung = 1,338 dan data postest diperoleh nilai Fhitung = 1,464. Pada taraf signifikan = 0,05 diperoleh harga Ftabel = 1,704. Karena Fhitung< Ftabelmaka data pretest dan data postest kedua sampel homogen.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Hasil Belajar 10

2.1.3. Pembelajaran Matematika 12

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif 14

2.1.4.1. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 18

2.1.4.1.1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 21

2.1.4.2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 22

(7)

vii

2.1.5. Materi Relasi dan Fungsi 29

2.1.5.1. Pengertian Relasi 29

2.1.5.1.1. Menyatakan Relasi 29

2.1.5.2. Pengertian Fungsi 29

2.1.5.2.1. Notasi dan Nilai Fungsi 30

2.1.5.3. Menentukan Rumus Fungsi Jika Nilainya Diketahui 30

2.1.6. Penelitian yang Relevan 31

2.2. Kerangka Konseptual 32

2.3. Hipotesis Penelitian 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.1.1. Lokasi Penelitian 35

3.1.2. Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35

3.2.1. Populasi Penelitian 35

3.2.2. Sampel Penelitian 35

3.3. Variabel Penelitian 36

3.4. Definisi Operasional Variabel 36

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 37

3.5.1. Jenis Penelitian 37

3.5.2. Desain Penelitian 38

3.6. Prosedur Penelitian 39

3.7. Validitas Internal Penelitian 42

3.8. Instrumen Penelitian 44

3.9. Instrumen Pengumpul Data 44

(8)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 52

4.1.1. Statistika Deskripsi Data Hasil Penelitian 53 4.1.1.1. Hasil Pretest Siswa Pada Kelas Eksperimen A 53 4.1.1.2. Hasil Pretest Siswa Pada Kelas Eksperimen B 54 4.1.1.3. Hasil Postest Siswa Pada Kelas Eksperimen A 55 4.1.1.4. Hasil Postest Siswa Pada Kelas Eksperimen B 56

4.1.1.5. Deskripsi Hasil Penelitian 58

4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 58

4.2.1. Uji Normalitas 58

4.2.2. Uji Homogenitas 59

4.2.3. Pengujian Hipotesis (Statistik Inferensial) 60

4.3. Pembahasan 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 68

5.2. Saran 68

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17 Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24 Tabel 2.3. Perhitungan Skor Perkembangan 25 Tabel 2.4. Tingkat Penghargaan Kelompok 26 Tabel 2.5. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TPS dan STAD 28

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 38

Tabel 4.1. Data Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen A 53 Tabel 4.2. Data Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen B 54 Tabel 4.3. Data Nilai Postest Siswa Kelas Eksperimen A 55 Tabel 4.4. Data Nilai Postest Siswa Kelas Eksperimen B 57 Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Pretest Dan Postest Hasil Belajar Siswa 58 Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 59 Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen

A dan Kelas Eksperimen B 60

Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t 61

(10)
(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan IPTEK dewasa ini menuntut semua pihak untuk meningkatkan pendidikan sehingga memacu dunia pendidikan untuk berpola pikir cepat, cermat, tepat dan akurat sehingga diperlukan generasi penerus bangsa yang bermutu tinggi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Ihsan (2005:5) bahwa :

“Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan ketrampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan, pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaannya.”

Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dirasa belum memenuhi harapan. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan. Menurut Sukro Muhab, ketua umum JSIT Indonesia (http://www.suaramerdeka.com/) adalah sebagai berikut :

“Mutu pendidikan di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal ini

terlihat dari menurunnya peringkat Indonesia dalam HDI (Human

Development Index) pada tahun 2011 dari peringkat ke 111 dari 182 negara ke peringkat 124 dari 187 negara. HDI mengukur peringkat suatu negara dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi. Menurunnya peringkat Indonesia tersebut khususnya dalam bidang pendidikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sekolah-sekolah Indonesia belum dapat bersaing dalam tataran global. Oleh karena itu, kita selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui berbagai macam kegiatan yang bertujuan memformat model pendidikan yang berorientasi pada jaminan mutu.”

(12)

2

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sudah banyak dilakukan oleh pemerintah diantaranya adalah pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, penggunaan metode mengajar, melaksanakan penelitian serta meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan ajar. Namun upaya ini masih belum memuaskan dengan melihat masih rendahnya hasil belajar matematika siswa. Kenyataan ini dikarenakan kurangnya pencapaian pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum tersebut.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang merupakan mata pelajaran yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan dalam berbagai aspek kehidupan. Matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan pola pikir yang logis, sistematis, objektif, kritis dan rasional yang harus dibina sejak dini.

Kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif dan bekerja sama sangat diperlukan dalam kehidupan modern yang kompetitif ini. Kemampuan itu dapat dikembangkan melalui belajar matematika. Nurhadi (2004:203) menyatakan bahwa :

“Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.”

Perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia sangat memprihatinkan, karena rendahnya penguasaan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia Indonesia untuk berkompetensi secara global. Keberhasilan pengajaran matematika ditentukan oleh seberapa hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sehubungan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman 2009:253) menyatakan bahwa :

(13)

3

logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Rendahnya pengetahuan matematika siswa senantiasa menjadi topik pembicaraan yang hangat dalam masyarakat. Banyak siswa yang kurang memahami tentang matematika yang mereka kerjakan. Siswa sering tidak dapat menggunakan pengetahuan matematika yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari, bahkan siswa tidak dapat menggunakan keterampilan menyelesaikan soal apabila diberikan soal yang sedikit berbeda dari apa yang dipelajarinya. Oleh sebab itu, guru harus membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Menurut Hasmiah Mustamin (http://www.uin-alauddin.ac.id/) adalah sebagai berikut :

“Dalam pembelajaran matematika, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar. Kreativitas guru juga amat penting untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang secara khusus cocok dengan kelas yang dibinanya termasuk sarana dan prasaranannya.”

Rendahnya hasil belajar siswa dalam matematika tentu dipengaruhi banyak faktor. Namun secara garis besar faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi persiapan siswa dalam proses belajar mengajar. Faktor eksternal meliputi bahan ajar, strategi, model pembelajaran, media pendidikan serta situasi lingkungan. Berdasarkan hal tersebut penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga siswa dalam memahami dan menguasai materi masih kurang dan nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah.

(14)

4

yang diberikan guru. (5) Ketika diberikan tes mayoritas siswa memperoleh nilai yang rendah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 11 Mei 2013 terhadap salah seorang guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan, Bapak Drs. Yuzad mengatakan bahwa siswa tidak menyukai pelajaran matematika disebabkan karena pengetahuan dasar siswa masih kurang, sehingga siswa merasa matematika adalah pelajaran yang sulit. Selain itu, Bapak Drs. Yuzad menyatakan bahwa ketidaksukaan siswa pada pelajaran matematika biasanya disebabkan karena siswa tidak paham tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa merasa materi tersebut adalah materi yang sulit.

Dari hasil wawancara tersebut juga diperoleh bahwa untuk pelajaran matematika siswa pada kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan, nilai maksimal yang diperoleh siswa dalam pembelajaran matematika mencapai nilai 95. Namun disayangkan hanya 5% atau 4 siswa yang mencapai nilai 95. Nilai minimal dibawah 65 yaitu 30 (dibawah KKM). Ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa masih rendah.

Salah satu materi pelajaran dalam matematika yaitu materi Relasi dan Fungsi. Dalam pelajaran matematika siswa kelas VIII mengalami beberapa kesulitan pada materi Relasi dan Fungsi. Dari wawancara terhadap guru matematika kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan, Bapak Drs. Yuzad terungkap bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi Relasi dan Fungsi dikarenakan pengetahuan dasar siswa masih kurang, misalnya pada soal diketahui fungsi f(x) = 3x2 – 5x + 3, tentukan f(-3). Dari soal tersebut siswa tidak tahu

(15)

5

mendapatkan nilai 65 dan 95% atau 38 siswa lainnya mendapatkan nilai di bawah 65. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa tidak mencapai nilai KKM matematika yaitu 65 dan kemampuan siswa terhadap materi Relasi dan Fungsi masih rendah.

Rendahnya hasil belajar juga dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang ada dalam matematika yang dipandang merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus di hafal. Oleh karena itu guru harus mencari cara yang dapat membuat siswa tertarik dalam mempelajari matematika. Sedangkan faktor lain yang mempunyai andil yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar matematika adalah pemilihan model pembelajaran, Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran matematika.

Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Seperti yang diungkapkan oleh Nurhadi (2004:112) bahwa :

“Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.”

Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran

kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD).

Think Pair Share(TPS) merupakan suatu cara yang baik untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dengan memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling membantu.. Think Pair Share (TPS) juga merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tiga tahapan, yaituthinking(berpikir),pairing(berpasangan) dansharing(bebagi).

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang

(16)

6

Achievement Division (STAD) juga merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok.

Selain dari alasan-alasan di atas, peneliti tertarik meneliti kedua model pembelajaran kooperatif tersebut karena peneliti ingin melihat tipe model pembelajaran kooperatif mana yang lebih baik diajarkan pada materi Relasi dan Fungsi. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Nurbaidhi’ah (2010) yang berjudul : “Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe STAD pada pokok bahasan Persamaan Kuadrat di kelas X SMA Al-Washliyah 1 Medan Tahun Ajaran 2010/2011”, menyatakan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan rata-rata kelas yang menggunakan tipe TPS 68,61 dan rata-rata kelas yang menggunakan tipe STAD 63,12. Begitu juga dari penelitian oleh Sakiben Sinaga (2009) yang berjudul : “Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe STAD di kelas X SMK-BM Raksana Medan T.A. 2009/2010”, menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan rata-rata kelas yang menggunakan tipe TPS 6,878 dan rata-rata kelas yang menggunakan tipe STAD 6,144.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul :“Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang diajar dengan

(17)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit.

2. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. 3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika masih rendah. 4. Kemampuan siswa terhadap materi Relasi dan Fungsi masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe Student Teams Achievement Division(STAD).

2. Materi yang dibatasi adalah materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

“Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014 ?”

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

(18)

8

tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014.”

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk dapat mempertimbangkan dan memilih model pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Sebagai alternatif usaha meningkatkan kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa serta dapat menjalin hubungan yang lebih baik diantara siswa lainnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Pihak Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam lembaga pendidikan untuk usaha peningkatan mutu pendidikan.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah pada masa yang akan datang.

5. Bagi Peneliti Lain

(19)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014.

2. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah 80,50 dan Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah 73,33.

3. Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) memiliki beberapa kelemahan dalam penelitian yang dilakukan antara lain : (a) Tidak semua siswa berani untuk mengungkapkan pendapat mereka pada saat kerja kelompok sehingga terjadi kesenjangan antara siswa yang aktif dan siswa yang pasif, dan (b) Kurangnya pengaturan waktu antara langkah-langkah pembelajaran sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika khususnya di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan agar lebih menekankan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) daripada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

(20)

69

Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Relasi dan Fungsi.

2. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran sehingga

(21)

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Manajemen Penelitian, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan,FMIPA Unimed, Unimed.

Ihsan, F., (2005),Dasar-Dasar Kependidikan,Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta. Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persana,

Medan.

Muhab, S., (2012), Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan, http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/23/1307 32/Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan

(accessed 16 Januari 2013)

Mustamin, H., (2010), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika,

http://www.uinalauddin.ac.id/download03%20Meningkatkan%20Hasil% 20Belajar%20-%20St%20Hasmiah%20Mustamin.pdf

(accessed 16 Januari 2013)

Nuharini, Dewi., dan Wahyuni, Tri., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTS Kelas VIII,Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta. Nurhadi, (2004),Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban),Grasindo, Jakarta. Sanjaya, W., (2008), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sitorus, Ronald., (2006), Bimbingan Pemantapan Matematika, Penerbit CV. Yrama Widya, Bandung.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

(22)

71

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Zuriah, N., (2007), Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,

Referensi

Dokumen terkait

[r]

METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM 2013-2014: KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kombinasi pembebanan (beban mati, beban hidup dan beban gempa ) serta perhitungan struktur dihitung berdasarkan Peraturan Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui metode berpikir reflektif yang dilakukan guru dan untuk mengetahui

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

NGKAP KANAN.. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Coba Tutupan Ijuk dan Karung Goni pada Pengoperasian Bubu Tambun di Perairan Kepulauan Seribu” adalah

(2) Efektivitas pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran ekonomi antara lain: (a) pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran yang sudah

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di