PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUNDBERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Program Studi Manajemen Resort dan Leisure
Disusun Oleh :
WIDYA AMY HERAYATI
0900973
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Oleh
Widya Amy Herayati
Sebuah sskripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Widya Amy Herayati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh dperbanyak seluruhnya atau sebagaian,
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL
DI ALAM WISATA CIMAHI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I:
Prof.Dr. H. Darsiharjo, Ms
196.20921.198603.1.005
Pembimbing II:
FitriRahmafitriah,SP. M.Si
197.41018.200812.2.001
Mengetahui
Ketua Program StudiManajemen Resort dan Leisure
SKRIPSI TELAH DIUJI PADA
Hari, Tanggal : Jum’at, 28 Februari 2014
Waktu : Pukul 09.00 wib s.d selesai
Tempat : Ruang Sidang Gedung FPIPS
PanitiaUjianSidangterdiridari:
Ketua : Prof. Dr. H. KarimSuryadi, M.Si.
Sekretaris : FitriRahmafitria, SP., M.Si.
NIP. 19741018 200812 2 001
Anggota : Dr. EllyMalihah, M.Si.
Penguji : Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd
19620512.198703.1.002
Erry Sukriah, S.E,. M.S.E. 19791215.200812.2.002
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN
ATRAKSI WISATA OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL DI ALAM
WISATA CIMAHI ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain atas keaslian karya saya
ini.
Bandung, Februari 2014
Pembuat pernyataan,
Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Design Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Arikunto,(2009: 234) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesisi tertentu tetapi hanya menggambarkan
kejadian yang sebenar-benarnya tentang suatu Variabel, gejala, atau keadaan.
Penelitian deskriptif bertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang.
Penelitian deskriptif memiliki karakteristik–karakteristik seperti yang
dikemukakan oleh Furchan (2004) dalam Anggriawan, (2010: 29), bahwa:
a. Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa
adanya dengan menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektifitas,
dan dilakukan secara cermat.
b. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan
c. Tidak adanya uji hipotesis.
Menurut Nazir, (2003) dalam Anggriawan, (2010: 29-30) langkah-langkah
penulis dalam melaksanakan penelitian deskriptif, yaitu :
a. Memilih dan merumuskan masalah.
b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan.
c. Memberikan batasan dari area penelitian.
d. Perumusan kerangka teori atau kerangka berpikir.
e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan.
f. Melakukan kerja lapangan.
g. Memberikan interpretasi analisa statistik.
h. Memberikan rekomendasi-rekomendasi yang di dapat dari penelitian
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul
data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989: 3). Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan metode survey, dimana penelitian dilakukan dalam ruang
alamiah atau bukan buatan dan peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan
data.
Sugiyono (2011: 6) mengemukakan bahwa : Metode survey digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi
peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
mengedarkan kuisioner, test. Wawancara terstruktur dan sebagainya.
B. Populasi dan Sample
a) Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang
ciri-cirinya akan diduga (Wardiyanta, 2006: 19). Populasi adalah seluruh
gejala atau fenomena yang akan diteliti. Menurut Arikunto (2002: 102)
populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Istilah populasi dinamakan
social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu:
tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi
secara sinergis. Contoh dalam situasi sosial tersebut dapat di rumah
berikut keluarga dan aktifitasnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian
ini peneliti dapat mengamati secara mendalam tempat (place),
Orang-orang (actors) yang ada pada tempat tertentu. Populasi berdasarkan
sifatnya menurut Riduwan (2011:55) yaitu
Populasi terbatas yaitu sumber data yang jelas batasnya secara
kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya, dalam penelitian ini
populasi terbatasnya yaitu seluruh wisatawan yang berwisata ke Alam
Wisata Cimahi.
b) Sample
Sample menurut Sugiyono (2011: 81) adalah, bagian dari jumlah
51
Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2002), Sample adalah bagian dari populasi yang diambil melalui
cara-cara tertentu, jelas dan lengkap yang akan dianggap bisa mewakili
populasi.
Adapun sample dari penelitian ini adalah pengguna fasilitas
Outbound. Berdasarkan data jumlah kunjungan yang di dapat dari
Manajemen pengelola alam wisata Cimahi dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 3.2
Data pengguna fasilitas Outbound Alam Wisata Cimahi Sumber: Manajemen AWC
No. Kunjungan Wisata
Jumlah Pengunjung
2011 2012 2013
1. Pengguna Fasilitas Outbound 74.576 121.806 77.660
Melalui jumlah kunjungan tersebut maka dapat ditentukan jumlah responden
tahun 2013 yang diambil sebagai wakil peneliti menggunakan pedoman :
Rumus Slovin (dalam Riduan, 2007:65), sebagai berikut:
� = � 1 +��2
� = Ukuran sample
N = Ukuran populasi
�2 = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat di tolerir.
Nilai kritis e atau batas ketelitian yang biasa dipergunakan dalam perhitungan
adalah 0,01 (10%) untuk populasi besar dan batas ketelitian 0,2 ( 20%) untuk
populasi kecil.
Berdasarkan perhitungan sampel dibawah ini didapat hasil perhitungan yaitu
sebanyak 77.660 orang dan batas ketelitian yang digunakan yaitu 0,01 (10%)
karena jumlah populasi yang digunakan besar.
�= 77.660 1 + 77.660(0,1)2
=
77.6601+ 776,6
=
77.660777,6
= 99,87
dibulatkan menjadi 100Berdasarkan perhitungan sampel diatas maka dihasilkan jumlah responden
yang digunakan dalam penelitian yaitu 100 orang wisatawan yang berwisata
ke Alam Wisata Cimahi.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam pemahaman laporan ini maka
dapat dituliskan beberapa hal yang bersangkutan dengan pengembangan atraksi
outbound sebagai berikut:
1. Pengembangan
Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses
memajukan sebuah kawasan wisata dengan cara memelihara yang sudah
ada dan meningkatkan kualitasnya atau menciptakan atraksi baru bila di
perlukan.
2. Atraksi Wisata
Atraksi adalah suatu tempat atau area yang memiliki karakteristik atau
daya tarik tertentu atau fasilitas yang dapat menarik para pengunjung dan
wisatawan untuk dapat berwisata atau berekreasi menikmatinya.
3. Wisata Outbound
Outbound merupakan perpaduan antara permainan-permainan sederhana,
permainan ketangkasan, dan olahraga, serta diisi dengan
petualangan-petualangan. Hal itulah yang akhirnya membentuk unsur-unsur
53
Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masalah. Permainan yang disajikan dalam outbound memang telah
disusun sedemikian rupa sehingga bukan hanya psikomotrik (fisik) peserta yang “tersentuh”, tetapi juga afeksi (emosi) dan kognisi (kemampuan berpikir). (As’Adi Muhammad, 2009:23 yang dikutip dari Pama, 2011: 29).
4. Persepsi
Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau
proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera
manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam
penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi
yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan
manusia yang tampak atau nyata.
5. Permainan Tradisional
Permainan tradisional mengandung nialai-nilai edukasi dan sosial yang
lebih tinggi daripada permainan modern seperti games online karena
banyaknya aspek yang dapat dicapai inilah, maka permainan tradisional
bisa digunakan sebagai materi pengayaan dalam pendidikan, training
maupun outbound.
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono, (2006: 23) dalam Mulyana (2009: 36-37), variabel adalah
konstruksi atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya tingkat
aspirasi, penghasilan pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji,
produktivitas kerja dan lain-lain. Dibagian lain Sugiyono menyatakan bahwa
variabel dapat dikatakan suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda.
Dengan demikian variabel itu merupakan sesuatu yang bervariasi. Untuk lebih
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Sub
Variabel Aspek Indikator
No.
Trainer menguasai P3K C. 7
Development/ kearah yang lebih baik
C. 11
Resiko permainan C. 15
Menghibur peserta C. 16
Menumbuhkan suasana untuk mengakrabkan diri antar sesama peserta
55
Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menghilangkan rasa jenuh
C. 18
Variabel Sub
Variabel Aspek Indikator
No. untuk menjadi lebih baik
C. 19 jika Alam wisata Cimahi menyediakan Permainan Sumber: Diolah Peneliti 2013
E. Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002: 150) menyatakan bahwa:
“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pengerjaannya lebih mudah dan
Instrumen atau alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner, karena untuk memperoleh informasi yang relevan dan mengetahui data
yang valid dan reliable. Dalam pembuatan kuesioner harus diperhatikan
prinsip-prinsip penelitian kuesioner.
Adapun penilaian atau skor setiap bulir item pernyataan dalam kuesioner
yang dipakai menggunakan skala likert. Seperti yang dikemukakan oleh Riduan
(2009: 87) bahwa, skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Berikut
tabel skor setiap item jawaban yang menggunakan skala likert.
Tabel 3.3
Skor setiap item jawaban
Rekapitulasi penghitungan skala likert untuk penilaian data kuisioner
pernyataan mengenai Trainer, Program pelatihan Outbound kualitas hiburan,
kondisi fasilitas, Kepuasan peserta, dan pengembangan.
Untuk mendapatkan kesimpulan dibutuhkan nilai terendah dan tertinggi dan
interval berikut perhitungannya;
Nilai indeks maksimum = 5x100 = 500
Nilai indeks minimum = 1x100 = 100
Jarak interval =500-100 = 400
=400/5 = 80
Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral/Cukup 3
Tidak Setuju 2
57
Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Skala Kontinum
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 100 responden maka Skor ideal
tertinggi untuk item pernyataan mengenai outbound adalah 500 (SS) dan 100
untuk STS.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai tahapan yang
ditempuh oleh penulis dalam memperoleh data dari awal data itu di peroleh,
diolah,hingga data tersebut dianalisis.
G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
A. Teknik pengumpulan data
Adapun yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah dengan
cara memanfaatkan data-data yang menunjang dalam penelitian. Hal ini
sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh Surahmad (1998: 40) metode
penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui perkembangan secara fisik tertentu atau frekuensi terjadinya
suatu aspek fenomenal tertentu,
2. Mendeskriptifkan secara terperinci tentang fenomena sosial tertentu.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan (Sugiyono, 2011: 226). Sedangkan menurut Wardiyanta
100 180 260 340 420 500
(2006: 32) observasi adalah cara mengumpulkan data berlandaskan pada
pengalaman langsung terhadap gejala fisik oyek penelitian.
b. Wawancara
Eisenberg dalam Sugiyono (2011: 231), mendefinisikan
wawancara sebagai, “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat direkostruksikan makna dalam suatu topik tertentu”
c. Kuisioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab oleh responden. Responden dalam
penelitian ini adalah wisatawan Alam Wisata Cimahi. Kuisioner yang
disebarkan menggunakan skala likert, merupakan skala yang paling
banyak digunakan dalam riset berupa survey, dimana setiap pilihan
terdiri dari lima kategori yang bernilai skala sebagai berikut:
Tabel 3.4
POLA SKORING KUISIONER SKALA LIKERT
No. Pilihan Jawaban Skor
1. Sangat Setuju/selalu/sangat positif 5
2. Setuju/sering/positif 4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/ negatif 2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif 1
Sumber: Sugiono, 2010
3. Data sekunder
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari
responden, tetapi pihak ketiga. Pengumpulan data sekunder dilakukan
59
Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Studi Literatur
Teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya
dengan masalah yang diteliti. Adapun data-data tersebut diperoleh dari
media internet, Skripsi, jurnal, majalah-majalah dan buku-buku literatur
yang memiliki keterikatan dengan masalah yang diteliti.
b. Studi dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan mengambil gambar peta dan
dokumen-dokumen foto dari tempat yang diteliti sebagai pelengkap wawancara dan
observasi. Objek foto dalam penelitian ini adalah foto kondisi aktual
Alam Wisata Cimahi, terutama foto-foto kegiatan Outbound.
Pengambilan gambar-gambar ini dimaksudkan agar hasil penelitian dapat
menggambarkan situasi kondisi yang ada.
B. Analisis Data
1. Menurut (Miles dan Huberman, 1984) dalam Sugiyono (2010: 337),
untuk menganalisis penelitian ini maka dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data (field Note)
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti secara objektif dari hasil
observasi dan interview dilapangan.. dengan melakukan wawancara,
kuisioner lalu diproses hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
b. Reduksi Data
Dari reduksi data ini data yang diperoleh kinerja pemandu Outbound,
manfaat setelah mengikuti Outbound, kondisi fasilitas diarea outbound,
kondisi fasilitas penunjang di AWC. Dalam hal ini data diperoleh dari
studi hasil dokumentasi dan wawancara kepada pengunjung dan
c. Sajian Data
Peneliti menyusun sekumpulan informasi yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam hal ini, sajian data diperoleh dari pengolahan data dan hasilnya
akan disajikan dalam bentuk skala likert. Variabel yang diukur
dijabarkan menjadi dimensi dan dimensi dijabarkan menjadi sub variabel
kemudian sub variabel di jabarkan lagi menjadi indikator. Indikator
indikator inilah yang terukur inilah yang yang menjadi tolak ukur sebagai
sebuah penilaian untuk mengambil kesimpulan dari pernyataan yang
diberikan di dalam kuisioner.
d. Kesimpulan/ verifikasi data
Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian
data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam
penelitian lalu didapatkan kesimpulan yang diinginkan oleh peneliti.
2. Analisis Persepsi Wisatawan
Adapun langkah-langkah penyusunan kuisioner yang digunakan dalam
penelitian ini didasarkan pada pedoman perancangan kuisioner yang
dikemukakan oleh Maholtra (2005: 325) sebagai berikut :
a. Menentukan informasi yang dibutuhkan.
b. Menentukan teknik pengelolaan kuisioner yang digunakan.
c. Menentukan nilai masing-masing jawaban.
d. Merancang pertanyaan untuk mengatasi ketidakmampuan dan
ketidaksediaan responden menjawab.
e. Membuat keputusan mengenai struktur pertanyaan.
f. Menentukan susunan kata dari pertanyaan.
g. Mengurutkan pertanyaan dalam urutan yang sesuai.
h. Mengidentifikasi bentuk dan layout kuisioner.
i. Memperbanyak kuisioner.
j. Survey Lapangan.
61
Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
l. Interpretasi data hasil analisis.
Menurut Sugiyono (2007: 50) dalam analisis persepsi wisatawan yaitu
melakukan penyebaran kuisioner yang di dalamnya terdapat seperangkat daftar
pertanyaan tertulis kepada responden (Sample Penelitian). Teknik analisis data
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran skala likerrt
dengan penentuan skoring menggunakan teknik pair comparison serta rating
scale. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya
digunakan sebagi variabel penelitian. Untuk menganalisis variabel kondisi
aktual dan kondisi sosial di Alam Wisata Cimahi dilihat dari kecenderungan
jawaban responden yang dimasukkan dalam skala jawaban sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju, sangat setuju. Karena data ini berskala ordinal maka
selanjutnya nilai-nilai alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap jawaban
responden. Menurut Sugiyono (2004: 89), mengatakan bahwa jawaban
responden kemudian diberi skor dengan menggunakan skala likert, seperti tabel
berikut ini:
Tabel 3.5 Skala Likert
Alternatif Jawaban Skala
Sangat Baik/Sangat Setuju/Menarik 5
Baik/setuju/unik 4
Cukup/Netral/biasa 3
Buruk/Tidak Setuju/tidak unik 2
Sangat Buruk/Sangat Tidak Setuju/tidak menarik 1
Sumber: Sugiyono, 2004
Setelah itu dilakukan analisis Likert yang diperuntukan untuk
mendapatkan kesimpulan dari analisis persepsi wisatawan. Cara pengukuran
berdasarkan sebuah pertanyaan alternatif seperti tabel 3.5, dan skor yang
menjawab “Sangat Setuju”, sedangkan untuk pertanyaan negatif responden menjawab “Sangat Tidak Setuju”.
Sebelum mengoperasikan skala likert sebaiknya mencari nilai tertinggi dan
terendah, dan nilai interval. Teknik analisis kuisioner sendiri dilakukan karena
adanya permintaan wisatawan, kebutuhan dan keinginan. Peneliti menggunakan
kuisioner untuk merencanakan fasilitas berdasarkan keinginan atau kebutuhan
Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 116
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pengembangan atraksi merupakan sebuah faktor yang sangat penting di
sebuah kawasan wisata. Karena dengan adanya atraksi wisata dapat meningkatkan
kunjungan wisata ke sebuah kawasan wisata. Setelah peneliti melakukan analisis
dan pembahasan mengenai Pengembangan Atraksi Outbound Berbasis Permainan
Tradisional Sunda Di Alam Wisata Cimahi, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
dalam bab sebelumnya.
1. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa persepsi wisatawan
terhadap kualitas kinerja trainer, program outbound, dan segi hiburan
program hiburan di AWC terbagi menjadi dua kategori yaitu baik dan
cukup. Dimana berada dalam kategori baik adalah sub variabel: sikap
trainer, keprofesionalitasan, penguasaan materi, pemberian penjelasan,
menghasapi keluhan. Kemudian dari aspek program pelatihan berada di
kategori baik seluruhnya, dari aspek hiburan berada di kategori baik
adalah sub variabel, menghibur, menciptakan suasana akrab,
menghilangkan kejenuhan, mendapatkan rewards. Untuk sub variabel
yang berada di kategori cukup sebaiknya dapat lebih ditingkatkan lagi
dengan memberikan pelatihan khusus kepada trainer. Persepsi wisatawan
terhadap fasilitas AWC terbagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup
dan buruk. Beberapa fasilitas yang memiliki resiko kecelakaan tinggi
sebaiknya diberi beberapa pengawas sebagai langkah pencegahan atau
diadakannya peralatan untuk melindungi diri dan jumlahnya diperbanyak
sebagai langkah pencegahan jika ada alat yang hilang sehingga peserta
lain masih terjaga pula keselamatannya. Dan tidak ada salahnya jika SOP
117
sehingga, baik fasilitator, ataupun pengunjung dapat saling mengingatkan
jika ada prosedur yang dilewatkan.
2. Dari hasil analisis kuisioner dapat disimpulkan bahwa wisatawan yang
berkunjung ke AWC merasa biasa saja dengan fasilitas dan kualitas
outbound yang telah mereka rasakan. Meskipun begitu, mereka bersedia
untuk kembali lagi ke AWC dengan harapan jika mereka dapat merasakan
peningkatan kualitas outbound baik itu dari segi permainan, atraksi,
ataupun pelayanan dari AWC.
3. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa wisatawan setuju dengan
pengembangan kegiatan outbound berbasis permainan tradisional sunda
diterapkan di AWC sebagai kegiatan fun games. Permainan tradisional
yang memiliki nilai ketangkasan dan yang dapat dimainkan oleh banyak
orang dan memiliki filosofis lah yang dapat dijadikan sebagai materi
dalam program outbound. Permainan tradisional sendiri kini sudah
semakin jarang dimainkan oleh anak-anak, hal ini dapat menjadi peluang
yang baik untuk Alam Wisata Cimahi agar dapat menjual paket
permainan tradisional tersebut. Terlebih lagi, nilai-nilai filosofis yang
terkandung dalm tiap permainan dapat membuat peserta menjadi lebih
baik lagi jika setelah bermain, peserta di briefing agar mendapatkan
makna dari apa yang telah dikerjakan oleh peserta.
B. Saran
Beberapa rekomendasi dibawah ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
pengelola Alam Wisata Cimahi guna mengembangkan program outbound agar
memiliki perbedaan yang dapat menjadi ciri khas di Alam Wisata Cimahi.
1. Strategi pemasaran sebaiknya lebih ditingkatkan kembali sehingga tingkat
kunjungan dapat meningkat pemasaran dapat dilakukan melalui media
elektronik dan cetak.
2. Tanah yang kosong hendaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin,
118
118 Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan dan mengadopsi bangunan-bangunan khas Sunda yang kini
sudah jarang sekali dapat ditemukan. Dengan begitu dapat menambah daya
tarik untuk AWC.
3. Lapak-lapak kosong sebaiknya disewakan keada penduduk sekitar yang
berada di AWC.
4. Jika memungkinkan untuk membuat perkebunan buah, maka pengelola
dapat menanam pohon-pohon yang menghasilkan buah-buahan atau
menanam pohon-pohon yang nantinya dapat dijadikan sebagai rumah
pohon.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, J. 2013. Outbound Management Training Apikasi Ilmu Perilaku Dalam
Pengembangan Sumberdaya Manusia, Edisi Revisi. Yogyakarta: UII
Press.
Anggriawan, Faisal. 2010. Pengembangan fasilitas dan Atraksi Wisata di Situ
Patengan Ciwidey Guna Meningkatkan lama Tinggal Wisatawan.Skripsi
tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodelogi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta
As’adi, Muhammad. 2009. Menghdupkan Otak Kanan Anak Anda. Penerbit
Power books. Yogyakarta
Fadhilah, Nur. 2012. Pengembangan Atraksi Pantai Tanjung Kelayang Belitung
Berdasarkan Persepsi Wisatawan. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung:
MRL FPIPS UPI.
Kotler, Philip. 1996. Marketing Jilid 1(Edisi Bahasa Indonesia Dari Marketing
Essentials)Diterjemahkan Oleh Herujati Purwoto. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
M Husna, A. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreativitas,
Ketangkasan, dan keakraban. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Muhammad, As’adi. 2009. The power of outbound training. Penerbit Powerbooks. Yogykarta.
N, Devi Nurjanatun. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Wisatawan Terhadap Pemanfaatan “Klinik Wisata” (Studi Kasus Wisata Parang Tritis Yogyakarta). KTI tidak diterbitkan. Semarang:
FKUNDIP.
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek jilid 2 (Edisi Bahasa Indonesia Dari
Bauentwurfreslehre) diterjemahkan oleh Tjahjadi dan Choidir. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
120
Widya Amy Herayati, 2014
PENGEMBANGAN ATRAKSI OUTBOUND BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA DI ALAM WISATA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pama, Erinda Mustika. 2011. Strategi Pengembangan Produk Outdoor Training
di Pancawati Outdoor Training Kabupaten Bogor. Skripsi tidak
diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI.
Pendit, Nyoman, S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Pitana, I Gde and Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Pratama, R.R. 2011. Perencanaan Bumi Perkemahan Rancaupas Sebagai
Kawasan Ekowisata. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS
UPI.
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Riduan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode penelitian survei. Penerbit LP3ES. Jakarta.
Sugihartono,dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Penerbit UNY Press. Yogyakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Penerbit EGC. Jakarta.
Supantini, Dedeh dkk. 2012. Emergency &traumatology Kapita Selekta Buku A. Penerbit Grafika. Bandung.
Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.45 Tahun 2008 tentang pedoman Rope Access.
Surakhmad, Winarno. 1998. Metode Penelitian. Penerbit Graha Indonesia. Jakarta.
Susanta, Agustinus. 2010. Outbound Profesional Pengertian Prinsip
Perancangan Dan Panduan Pelaksanaan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Tarigan, Yanti Br. 2013. Penilaian Wisatawan Terhadap Fasilitas Pariwisata
Wana Wisata Ciwangun Indah Camp Kabupaten Bandung Barat. Skripsi
tidak diterbitkan. Bandung: MRL FPIPS UPI.
Miftah Thoha. 2003, Kepemimpinan Dalam Manajemen. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Umar, Husein. 2005. Strategic Management in Action. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Wardiyanta, M.Hum. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Yoeti, Oka A. 1990. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung
Yoeti, Oka A. 2010. Dasar-Dasar Pengertian Hospitaliti dan Pariwisata. Penerbit PT. Alumni. Bandung.
Dari website
http://agrina-online.com/redesign2php?rid=23&aid=2657 [13 Februari 2014]
http://analisispengembanganpariwisata.blogspot.com/ [24 September 2013]
http://artikel1.coffemix.com/5648/perawatan-kolam-renang [13 Februari 2013]
http://ariffaisolhalim.wordpress.com/category/sport/ [22 September 2013]
http://inspiera.com/5-tips-menghindari-cidera-saat-outbound/ [18 Februari 2013]
http://Jalius12.wordpress.com/2009/10/06/tradisional/ [24 September 2013]
http://mulihkagarut.files.wordpress.com/2012/06/0-alamwisataCimahi-com.jpg [6 February 2013].
http://pendidikan-rumah.blogspot.com/2011/04/menghidupkan-kembali-permainan.html?m=1 [24 September 2013]