• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rancang Bangun Alat Pembuat Biogas Dari Eceng Gondok T1 612008020 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rancang Bangun Alat Pembuat Biogas Dari Eceng Gondok T1 612008020 BAB IV"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

30

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat dan analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukanya pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang telah dibahas pada bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan setiap spesifikasi yang telah diajukan.

4.1 Pengujian Sensor Gas TGS 2610

Pengujian modul sensor gas dilakukan dengan membuat program untuk menampilkan data ADC pada LCD. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai ADC terhadap rentang konsentrasi ppm gas biogas pada alat buatan pabrik merk Gas Leak Detector, Model: 7291 S/N: 9975980.

Pengujian dilakukan dengan cara menempelkan sensor gas TGS 2610 yang dirancang bersebelahan dengan alat uji pembanding (Gas Leak Detector model 7291) kemudian dimasukan sejumlah gas biogas ke dalam gelas pengujian lalu ditutup rapat. Biogas yang diuji adalah hasil fermentasi selama 2 minggu setelah pembuatan campuran eceng gondok pada tangki digester.

Sensor akan menampilkan nilai ADC pada LCD dan alat uji pembanding akan menampilkan kadar ppm gas biogas. Rentang konsentrasi gas yang terdapat pada alat uji adalah > 40 ppm, > 80 ppm, > 160 ppm,> 320 ppm, dan > 640 ppm.

Gambar 4.1. Pengujian sensor gas

(2)

Gambar 4.2. Pengukuran dengan Gas detector seri 7291

Tabel 4.1 Nilai ADC terhadap konsentrasi biogas

pengujian Nilai ADC yang setara dengan konsentrasi Biogas >40ppm > 80 ppm > 160 ppm > 320 ppm > 640 ppm

1 136 184 273 320 370

2 138 176 268 312 363

3 140 176 275 312 368

4 128 164 276 308 364

5 132 168 271 313 344

6 120 180 280 324 383

7 135 186 284 320 382

8 148 194 277 313 369

9 144 177 276 321 377

10 140 183 273 316 370

11 147 182 279 323 377

12 145 192 274 319 374

13 150 187 275 325 376

14 148 185 283 327 378

15 156 188 276 312 360

16 152 195 282 317 365

17 150 180 260 323 361

18 144 183 278 316 365

19 142 180 279 310 371

(3)

Grafik 4.1 Nilai perbandingan ADC dan ppm gas

Nilai ADC tersebut digunakan untuk batas menghidupkan display LED dan buzzer.

4.2 Pengujian Sensor Suhu Termokopel

Pengujian ini dilakukan dengan cara membuat program untuk menampilkan nilai tegangan yang terbaca pada keluaran IC AD595 kemudian mengkonversinya menjadi suhu dalam derajat celcius. Sensor termokopel ditempatkan pada tempat pengujian yang berisi air dingin kemudian air dipanaskan hingga suhu 70 0C.

Menggunakan alat uji FLUKE 287 True RMS Multimeter yang dihubungkan ke kaki – kaki termokopel untuk mengukur nilai suhu yang terbaca dalam derajat celcius, sedangkan LCD akan menampilkan nilai tegangan yang terbaca dari IC AD595 dan dikonversikan ke suhu dalam derajat celcius.

(4)

Hasil pengujian dari sensor suhu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Grafik 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Pengujian sensor suhu

(5)

Grafik 4.2 Perbandingan suhu dengan tegangan terbaca

Gambar 4.3 Pengujian dengan FLUKE 287 True RMS Multimeter

Dari hasil pengujian didapat bahwa suhu sensor yang dirancang hampir sama dengan suhu alat ukur. Selisih adalah nilai suhu pada alat yang dirancang dikurangi nilai suhu pada alat ukur. Didapat nilai selisih terbesar adalah 0,9 derajat dan selisih nilai terkecil adalah 0,1derajat.

25 30 35 40 45 50 55 60 65 70

269 318 367 416 464 513 562 611 660 709

S

u

h

u

OC

Grafik Suhu Terhadap Tegangan

suhu sensor

suhu Fluke

(6)

4.3 Pengujian Sensor Tekanan MPX 5500D

Pengujian dilakukan dengan membuat program untuk menampilkan nilai tegangan keluaran sensor (V) dan tekanan (kPa) pada layar LCD. Menggunakan kompresor sebagai pengatur tekanan udara yang dimasukan ke sensor MPX 5500D. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Pengujian sensor tekanan

NO Tegangan

Grafik. 4.3 Pengujian tekanan dan tegangan keluaran dari sensor MPX 5500D

0

0 3,81 14,69 24,58 36,25 48,8 61,91 72,3 82,72 94,33

Tegangan terhadap perbedaan tekanan

Vout (V)

(7)

Grafik.4.4 Tekanan dan tegangan keluaran dari sensor MPX 5500D pada datasheet

Gambar 4.4 Pengujian Sensor tekanan

Dari hasil pengujian terlihat bahwa tegangan keluaran dari sensor terhadap tekanan sesuai dengan Grafik 4.4 yang terdapat dalam datasheet.

4.4 Pengujian Level Indikator Air

Pengujian ini dilakukan dengan menempatkan titik - titik level air kemudian mengisi tempat pengujian dengan air. Jika titik - titik terkena air maka LED pada titik tersebut akan menyala. Penempatan level indikator air terdapat pada tabung digester. Titik maksimal ditempatkan pada ketinggian 40cm dari dasar tangki digester yang menunjukan batas maksimal pengisian bahan ke tabung digester. Tabung digester tidak diisi sepenuhnya karena harus menyisakan ruang untuk pembentukan gas metana.

4.5 Pengujian Mesin Cacah

(8)

Dari hasil pengujian didapat cacahan dengan potongan berukuran antara 1 cm sampai dengan 6 cm.

Gambar 4.5. Hasil cacahan

Pengukuran arus pada motor listrik AC single phase : a. Arus tanpa beban = 3.53 A.

Perhitungan daya ( P) = tegangan (V) x arus (I) = 220 x 3.53A = 776.6 W b. Arus dengan beban = 4.01 A.

Perhitungan daya (P) = tegangan (V) x arus (I) = 220 x 4.01A = 882.2 W Perhitungan pembayaran listrik

Harga 1 kwh = Rp 1090,- ( untuk tarif golongan 1300 VA) a. Lama pemakaian mesin = 1 jam ( pertama kali pengisian )

Tarif listrik yang harus dibayar = 0,8822 kwh x 1 jam x Rp 1090 = Rp 961,6 b. Lama pemakaian mesin 20 menit (pemakaian untuk pengisian kontinyu) Tarif listrik yang harus dibayar = 0,8822 kwh x 0.33 jam x Rp 1090 = Rp 317,3

Jika pemakaian mesin dengan pemasukan eceng gondok baru 2 hari sekali maka dalam sebulan pemakaian mesin pencacah sebanyak 15x.

Tarif listrik dalam 1 bulan yang harus dibayar = Rp 317.32 x 15 = Rp 4.759,91

Dengan volume 289 liter digester mampu digunakan untuk memasak selama 1 jam per hari.

(9)

4.6 Pengujian Hasil Biogas

Pengujian ini dilakukan dengan mencacah eceng gondok utuh yang sudah bersih dari kotoran dan lumpur kemudian dicampur air dengan perbandingan 1:1. Eceng gondok yang tercacah dan dicampur air tertampung pada tabung digester untuk selanjutnya melalui tahap fermentasi. Pada tahap fermentasi ini akan terjadi pembentukan gas biogas (metana). Lama fermentasi tergantung suhu pada tabung digester, semakin panas suhu maka akan semakin cepat proses fermentasi. Pada perancangan ini menggunakan passive solar heat yang terbuat dari akrilik yang menutupi tabung digester agar panas yang masuk dapat tersimpan. Proses fermentasi berlangsung selama 2 minggu dengan tabung digester terkena panas matahari pada siang hari.

Terdapat monitoring sensor gas yang menunjukan kadar gas metana yang dihasilkan. Kadar gas metana setelah 2 minggu akan menunjukan >640 ppm. Selanjutnya dilakukan uji pembakaran gas metana dengan membuka keran udara sedikit dan dinyalakan dengan korek api. Gas metana dapat terbakar dan menunjukan nyala api berwarna biru seperti pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Pengujian biogas

Tahapan yang dilakukan untuk pengujian adalah sebagai berikut :

(10)

sensor photodioda terhalang oleh eceng gondok. Sehingga mikrokontroler akan menyalahan mesin pencacah.

2. Pengujian level air dengan menghidupkan sistem pada alat yang dirancang kemudian memasukan eceng gondok kedalam mesin pencacah. Untuk digester kosong akan menunjukan ruang kosong pada nilai 54 cm. setelah melakukan pencacahan eceng gondok maka terlihat nilai ruang kosong semula 54 cm akan berkurang menjadi 50cm , 40cm, 30cm dan seterusnya hingga batas ruang kosong maksimal yang ditentukan pada digester adalah 18 cm.

3. Pengujian sensor gas dengan pembacaan nilai tegangan pada kaki keluaran sensor kemudian dikonversi menjadi nilai ADC didalam program mikrokontroler. Batas nilai ADC tertentu menunjukan kadar gas metana yang dideteksi. Perubahan kadar gas metana yang ditunjukan pada layar LCD adalah >40 ppm, >80ppm, >160ppm, >320ppm,>640ppm.

4. Pengujian snsor tekanan dengan pembacaan nilai tegangan pada kaki keluaran sensor tekanan. Kemudian menggukanan persamaan transferfunction yang terdapat pada datasheet sensor tekanan untuk mengkonversi nilai tegangan menjadi nilai tekanan dalam satuan kPa.

5. Pengujian sensor suhu dilakukan pada tabung digester. Pada awal pemasukan bahan campuran berupa eceng gondok , air, dan kotoran sapi terdeteksi nilai tegangan pada kaki keluaran IC penguat instrumentasi sensor termokopel. Selanjutnya nilai tegangan tersebut dikonversi menjadi nilai ADC pada mikrokontroler yang kemudian diolah menjadi nilai suhu yang tertampil pada layar LCD. Nilai tegangan dan suhu dapat dilihat pada tabel yang terdapat pada datasheet termokopel.

6. Pembentukan gas metana terjadi setelah 2 minggu dengan kondisi digester selalu terkena panas matahari. Jika cuaca mendung dan hujan , pembentukan gas metana menjadi lebih lama yaitu bisa mencapai 3-4 minggu.

(11)

Berdasarkan dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa skripsi ini telah memenuhi spesifikasi yang telah diajukan antara lain sebagai berikut:

1. Menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali utama.

2. Alat ini dapat mengukur ketinggian air, mengetahui gas metana dan mengetahui suhu pada tabung fermentasi, dan mengukur tekanan udara pada tabung penyimpanan gas.

3. Terdapat indikator dari LED untuk mengetahui keluaran sensor-sensor dan buzzer alarm.

4. Dimensi alat 160 cm x 100 cm x 120 cm (Panjang x Lebar x Tinggi ).

5. Mempunyai kapasitas penampungan tangki fermentasi kurang lebih sebesar 250 liter.

6. Menggunakan jala-jala listrik PLN untuk mencatu mesin pencacah dan sistem kontrol.

7. Masukan alat berupa eceng gondok yang sudah bersih dari lumpur, air dan kotoran ternak.

8. Keluaran alat berupa biogas (gas metana) dan limbah sisa hasil fermentasi (slurry atau kompos basah )

9. Menggunakan mesin pencacah dengan daya 200 Watt AC 220/50Hz dengan kecepatan putar 2800 rpm.

Spesifikasi nomor 4 dimensi alat tidak terpenuhi karena ada penggantian mesin listrik AC yang mengakibatkan dimensi menjadi lebih besar dari pengajuan spesifikasi awal.

Gambar

Gambar 4.1. Pengujian sensor gas
Gambar 4.2. Pengukuran dengan Gas detector seri 7291
Grafik 4.1 Nilai perbandingan ADC dan ppm gas
Grafik 4.2 Perbandingan suhu dengan tegangan terbaca
+5

Referensi

Dokumen terkait

Transformasi Sistem Putting-Out untuk Meningkatkan Kinerja Industri Kecil- Menengah dan Pekerja Rumahan Industri Batik dan Garmen Batik di Jawa Tengah: Kasus Batik

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel jumlah tanggungan keluarga, jam kerja, jarak tempuh melaut, dan musim mempunyai pengaruh yang

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga serta kualifikasi nomor : 05/44/91.04/PPBJ-I/DJB/2012 untuk pekerjaan Pengadaan Perangkat Keras Sistem GIS

1) Kelompok acuan, terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang

PERAN HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN StudipadaPT.AstraInternasional Daihatsu Malang..

[r]

[r]

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas