SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh :
ROMADHON ACHMAD FITRONY
0712010097 / FE / EMFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
rahmatNya sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Atribut Produk Dan Segmentasi Perilaku Terhadap Positioning Sepeda Motor Skutik Suzuki Di Dealer UMC Sidoarjo”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. EC. Nuruni Ika, MM selaku Dosen Wali di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Eko Purwanto. M. Msi Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah
memberikan ilmunya.
apapun sampai terciptanya skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, November 2011
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR LAMPIRAN...ix
ABSTRAKSI...x
BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian...1
1.2 Perumusan Masalah...7
1.3 Tujuan Penetian...7
1.4 Manfaat Penelitian...7
BAB II : Tinjauan Pustaka 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu...9
2.2 Landasan Teori...11
2.2.1 Pengertian Pemasaran……...11
2.2.1.1 Konsep Pemasaran...13
2.2.2 Atribut Produk...14
2.2.2.1 Mutu Produk...15
2.2.2.2 Ciri Produk...16
2.2.2.3 Desain Produk...17
2.2.2.4 Merek Produk...18
2.2.3 Segmentasi Perilaku...19
2.2.3.1 Setatus Pemakaian...20
2.2.3.2 Tingkat Pemakaian...21
2.3 Teori Kausalitas Antar Variabel...25
2.3.1 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Positioning...25
2.3.2 Pengaruh Segmentasi Perilaku Produk Terhadap Positioning...26
2.4 Kerangka Konseptual...26
2.5 Hipotesis...27
BAB III : Metodologi Penelitian 3.1 Definisi operasional dan Pengukuran Variabel...28
3.1.1 Definisi operasional Variabel...28
3.1.2 Pengukuran Variabel...31
3.2 Teknik Penentuan Sampel...31
3.2.1 Populasi...31
3.2.2 Sampel...32
3.3 Teknik Pegumpulan Data...32
3.3.1 Jenis Data...32
3.3.2 Sumber Data...33
3.3.3 Pengumpulan Data...33
3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis...33
3.4.1 Uji Reabilitas dan Validitas...37
3.4.2 Uji Outlier Univariat dan Multivariat...39
3.4.2.1 Uji Outlier Univariat...39
3.4.2.2 Uji Outlier Multivariat...40
3.4.3 Uji Normalitas Data...40
3.4.4 Pengujian Model Dengan Two Step Approach...41
3.5 Evaluasi Model...42
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian...48
4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden...48
4.2.2 Deskripsi Atribut Produk...49
4.2.3 Deskripsi Segmentasi Perilaku...50
4.2.4 Deskripsi Positioning...51
4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...52
4.3.1 Uji Outlier Multivariate...52
4.3.2 Uji Reliabilitas...53
4.3.3 Uji Validitas...55
4.3.4 Uji Construct Reliability dan Variance Extracted...56
4.3.5 Uji Normalitas...57
4.3.6 Uji Multicolinearity dan Singularity...58
4.3.7 Analisis Model One-Step Approach to SEM...58
4.3.8 Analisis Unidimensi First Order...62
4.3.9 Uji Kausalitas...62
4.4 Pembahasan...63
4.4.1 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Positioning...63
4.4.2 Pengaruh Segmentasi Perilaku Terhadap Positioning...65
Bab V : Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan...67
Gambar 3.1 : Contoh model pengukuran Atribut Produk...34 Gambar 3.2 : Contoh model pengukuran Segmentasi Perilaku...35 Gambar 3.3 : Contoh model pengukuran Positioning...37 Gambar 4.1 : Model pengukuran dan struktural Product Attribute,
Segmentation Behavior dan Positioning Elimination...59 Gambar 4.2 : Model pengukuran dan struktural Product Attribute,
Segmentation Behavior dan Positioning Elimination...60 Gambar 4.3 : Model pengukuran dan struktural Product Attribute,
Yang diajukan
ROMADHON ACHMAD FITRONY 0712010097/ FE/ EM
telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr. Eko Purwanto, MSi Tanggal : ……….
Mengetahui
Ketua Jurusan Manajemen
Abstraksi
Dunia pemasaran yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan daya saing. Untuk tetap bertahan dalam dunia pemasaran yang semakin cepat berubah seiring perkembangan dalam era globalisasi maka perusahaan dituntut untuk semakin bekerja keras, pintar, dan kreatif. Disisi lain penguna dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh atribut produk dan segmentasi perilaku terhadap positioning sepeda motor skutik Suzuki di dealer UMC sidoarjo.
Penelitian ini menggunakan variabel Atribut produk (X1) dengan indikator mutu produk (X1.1), ciri produk (X1.2), desain produk (x1.3), merek produk (X1.4). dan Variabel Segmentasi perilaku (X2) dengan indikator status pemakai (X2.1), tingkat pemakaian (X2.2), tahap kesiapan konsumen (X2.3), sikap pandangan (X2.4). dan Variabel Positioning (Y) dengan indikator presepsi (Y1), kesadaran akan merek (Y2). Skala menggunakan skala interval dan teknik pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert 1-5 pada alat analisis multidimensional scalling, Tanggapan pernyataan tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada pada rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada masing-masing skala. Populasi pada penelitian ini adalah semua pengendara skutik suzuki di dealer UMC sidoarjo dengan jumlah 245. Teknik pengambilan sampel ini adalah Accidental Sampling Method (pengambilan sampel secara acak) dengan teknik maksimum likehood estimation dengan jumlah responden 110 pengendara skutik suzuki di dealer UMC sidoarjo. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari jawaban para responden dengan menggunakan media kuesioner. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan analisis permodelan SEM (Structural Equation Modelling).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
- atribut produk mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap positioning. - Segmentasi perilaku mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap
positioning.
Keywords : Atribut produk, segmentasi perilaku, positioning.
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Stephen King menyatakan bahwa produk dihasilkan pabrik sementara merek adalah sesuatu yang dicari pembeli. Produk sangat mudah ditiru, sementara merek selalu memiliki keunikan dan nilai tambah. Produk sulit bertahan lama, sementara merek yang sukses akan bertahan sepanjang jaman (SWA 27 Juli – 9 Agustus 2006). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan, selain mengembangkan produk, perusahaan juga harus memperkuat merek agar produk tetap bertahan. Merek merupakan janji yang harus dipenuhi produsen terhadap konsumen atas produk yang dihasilkan produsen (Kodrat, 2006).
Perang pemasaran adalah perang untuk memperebutkan apa yang ada di dalam benak konsumen (Kasali, 2001). Atau segala cara yang dilakukan untuk membuat produk dan merek terlihat unik dalam benak konsumen (Kotler, 2007). Segala hal yang dilakukan untuk membuat konsumen menempatkan suatu merek di benak konsumen disebut positioning. Soehardi mengatakan bahwa merek yang sukses harus mampu mendominasi benak konsumen dan pasar (Kodrat, 2006). Loyalitas konsumen dapat dihasilkan bagi sebagian besar industri apabila ada 2 kondisi, yaitu : dominasi pikiran pelanggan dan dominasi pasar (Marketing, November 2005).
200 juta di seluruh dunia (Shuhei, 2006), atau perbandingannya adalah 33 sepeda motor per 1000 orang (en.wikipedia.org). Asia (Asia Selatan, Asia Timur, Asia Pasifik dan Jepang) merupakan wilayah di mana 65% sepeda motor dan mopped (sepeda motor berdaya rendah dan berpedal) paling banyak digunakan (www.sasi.group.shef.ac.uk). Pasar sepeda motor terbesar di dunia terdapat di Asia, yaitu China, India, Indonesia, dan Vietnam (search.japantimes.co.jp). Menurut Makoto Haga, sepeda motor merupakan produk yang lebih tahan terhadap resesi dibandingkan mobil karena sepeda motor digunakan oleh masyarakat di Asia sebagai transportasi yang utama (www.bloomberg.com).
Tabel 1.1
TOP BRAND INDEX TH 2010 SAPEDA MOTOR SKUTIK
MEREK TBI
Yamaha Mio 49,7%
Honda Vario 24,4%
Honda Beat 18,0%
Suzuki Spin 5,4%
Suzuki Skywave 2,5%
Dalam industri sepeda motor indonesia, dari produsen yg tergabung dalam AISI (asosiasi industri sepeda motor indonesia). Persaingan sepeda motor kategori skutik di Indonesia didominasi oleh ketiga sepeda motor asal Jepang, yaitu sepeda motor merek Yamaha, Honda, dan Suzuki.Menurut TBI pangsa pasar Yamaha Mio berada di peringkat teratas yg menduduki 49,7% sedangkan merek Suzuki hanya menduduki peringkat keempat yaitu Suzuki Spin yang hanya menguasai pangsa pasar 5,4%. Hal ini mencerminkan bahwa pangsa pasar skutik Suzuki belum bisa menguasai pangsa pasar.
Tabel 1.2
Produksi, Penjualan, dan Ekspor Sepeda Motor Nasional Tahun 2007 – 2010
Tahun Produksi (Unit)
Penjualan
(Unit) Eksport (Unit)
Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan produksi, penjualan, dan ekspor sepeda motor nasional dari tahun ke tahun. Produksi dan penjualan sepeda motor tertinggi di Indonesia pada tahun 2010 dengan angka produksi dan penjualan sebesar 7.395.390 unit dan 7.398.644 unit. Sedangkan ekspor sepeda motor dari Indonesia ke negara lain yang tertinggi adalah pada tahun 2008 sebesar 64.968 unit. Hal ini tampak dalam tabel 1.2 diatas.
Tabel 1.3
Penjualan dan Pangsa Pasar UMC Dealer Motor Suzuki Tahun 2007 – 2010 Tahun Penjualan
Sumber : www.suarakarya-online.com, Koran jawa pos tanggal 15 januari, data penjualan di dealer UMC sidoarjo.
Suzuki UMC khususnya skutik Suzuki mengalami penurunan tahun 2009 hingga 2010.
Persaingan sepeda motor kategori skutik di Indonesia didominasi oleh ketiga sepeda motor asal Jepang, yaitu sepeda motor merek Honda, Yamaha, Suzuki. Pangsa pasar sepeda motor Suzuki kategori skutik merupakan yang terendah dari ketiga sepeda motor asal Jepang. Angka penjualan maupun pangsa pasar sepeda motor skutik Suzuki sangat jauh dibandingkan dengan kedua pesaingnya, bahkan terjadi penurunan dari tahun 2008 ke 2010.
Permasalahan yang menyebabkan penurunan penjualan motor suzuki secara umum disebabkan oleh persainngan sepeda motor yang semakin ketat yang menawarkan berbagai macam merek dengan model dan kualitas yang bersaing. Namun alasan mendasar yang paling mempangaruhi penurunan penjualan sepeda motor suzuki adalah masalah 4P (product, price, place, dan promotion) yang selama ini masih kurang sehingga perlu dicangkan misalnya dalam segi produk (product) produsen berupaya untuk memproduksi produk yang bener-bener dibutuhkan dan disukai. Dalam hal harga (price) misalnya produsen merencanakan strategi harga yang kompetitif dengan produk yang berkwalitas dan bersaing. Dalam hal tempat (place) dengan menambah jaringan produk dan pelayanan baik kuantitas dan kualitasnya. Dalam hal promosi (promotion) strategi promosi dan kerja sama dengan kalangan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan motor suzuki (www.aisi.co.id).
dikendarai. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar suatu produk yang bersifat heterogen ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Stanton, 1978).
Dari kondisi diatas produsen sudah secara maksimal agar produk yang dibuat dapat mengambil hati konsumen. Bagi perusahaan strtegi pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan usahanya, dimana perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan karena dengan pelanggan yang puas dapat menciptakan loyalitas terhadap perusahaan dan mereka memberitahu orang lain tentang pengalaman yang baik, yang pada akirnya perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.
Menurut kartono (1987:113), atribut produk adalah sifat atau aspek yang dianggap dipunyai seseorang atau suatu stimulus (pemberi rangsangan). Atribut produk berarti sifat dari produk yang dapat memberikan rangsangan pada konsumen sehingga dapat membangkitkan selera atau minat untuk melakukan pembelian dan dapat mempengaruhi positioning produk.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini diberi judul :
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah atribut produk dapat mempengaruhi positioning sepeda motor suzuki ?
b. Apakah segmentasi perilaku dapat mempengaruhi positioning sepeda motor suzuki ?
I.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui atribut produk yang dapat mempengaruhi positioning sepeda motor suzuki.
b. Untuk mengetahui segmentasi perilaku yang dapat mempengaruhi positioning sepeda motor suzuki.
I.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu antara lain:
1. Bagi Peneliti Lain.
pertimbangan serta sumbangan pemikiran yang dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi atribut-atribut yang dapat mempengaruhi positioning.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
analysis positioning sebuah produk, telah dilakukan oleh:
Ni Wayan Sri Ariyani (2009) dalam judul “Analysis positioning of
notebook produced by Hewwlett Packard(HP) in bali province”. Berdasarkan
variabel yang menjadi keungulan notebook Hewwlett Packard(HP) yaitu dengan
mempertahankan membuat varian produk baru, mengingatkan secara
berkesinambungan pelayanan purna jual pada setiap pelangan, menambah saluran
distribusi sampai ke kabupaten merupakan strategi yang dapat memperkuat
positioning notebook Hewwlett Packard(HP) dengan nootbook lainya. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis mutivariate yang
berhubungan dengan metde statistik yang secara bersama-sama melakukan
analisis terhadap lebih dua variabel pada setiap nootebook. Untuk meengetahui
kemiripan antara nootebook digunakan multi dimensional scaling(MDS) dan
correspondence analysis(CA) untuk mengetahui keungulan masing-masing
variabel untuk setiap nootebook. Variabel positioning nootbook diperoleh dari
presepsi sampel (responden) mengenai kemiripan notebook Hewwlett
Packard(HP) dibandingkan dengan produk lainya. Kemiripan diukur dengan
nootebook yang dibandingkan sangat mirip satu dengan yang lainya, skala 2
berarti dua notebook tertentu yang dibandingkan keduanya mirip satu sama
lainya, skala 3 berarti kuduanya bisa mirip bisa tidak, skala 4 berarti keduanya
tidak mirip atau berbeda, skala 5 berarti dua notebook yang dibandingkan sangat
tidak mirip. Sedangkan untuk mengetahui bagaimana posisi nootebook Hewwlett
Packard(HP) dibandingkan dengan noootebook yang lainya. Keungulan
masing-masing variabel untuk setiap nootebook diperoleh berdasarkan persepsi
sampel(responden) untuk masing-masing variabel. Pilihan persepsi responden
dikategorikan menjadi dua sebagai berikut: nilai 0, yang berarti nootebook
tersebut tidak memuaskan. Nila 1, yang berarti nootebook tersebut sudah
memuaskan.
Sony firdaus (2001) dalam judul “analisis persaingan produk sepeda
motor berdasarkan segmen pasar dan posisi produk” . menunjukan bahwa
segmen pasar dan posisi produk berpengaruh secara signifikan terhadap
persaingan produk. Berdasarkan hasil analisa variabel segmentasi pasar (letak
geografis, demografis, penampilan pisikografis, dan perilaku) dan product
positioning (perubahan nama, harga, dan kemasan produk) yang dapat
menghasilkan persepsi atau tanggapan konsumen terhadap suatu produk di pasar.
Dengan hasil yang dilakukan uji normalitas dengan program MINITAB
menghasilkan nilai koefisien R yang lebih besar dari 0,8 (R>0,8). Ini berarti
data-data tersebut terdistiribusi secara normal, karena nilai koefisien R mendekati 1,0.
Uji reliabilitas menyatakan bahwa koefisien reliabilitas = 0,9739 atau
konsistensi yang baik dari hasil pengukuran yang bersangkutan. Sedangkan uji
validitas dengan program SPSS (correlate bivariate) menghasilkan koefisien
korelasi kendall yang lebih besar dari 0,4. Ini berarti bahwa hubungan yang terjadi
antara variabel yang diuji cukup kuat. Penelitian tersebut dibuat bertujuan menjadi
masukan bagi produsen sepeda motor dalam menentukan strategi pemasaran.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Pemasaran
Bagi perusahaan pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan
pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Pemasaran
merupakan sebuah faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berfikir
dengan kebutuhan konsumen. Pemassaran harus dapat menafsirkan
kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikan dengan data pasar seperti: lokasi
konsumn, jumlahnya dan kesukaan mereka. Informasi tersebut dapat dipakai
sebagai dasar untuk mengadakan pengolahan bagi kegiatan produksi.
Definisi pemasaran menurut kotler (1997:9), kotler menyatakan definisi
pemasaran adalah sebagai peroses sosial dan menajerial yang mana kelompok
ataupun individu-individu memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan,
melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran atau penjualan yang bernilai bagi
pihak lain.
Dari pengertian diatas dapat ditentukan pengertian inti tentang pemasaran,
manusia yang sistematik dan komersial yang diarahkan pada tercapainya
perpindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi
keinginan dan kepuasan yang dinamis.
Adapun definisi pemasaran menurut Stanto D.H (1987:3) bahwa
pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang
yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen/pembeli kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
Menurut konsep kotler, kebutuhan sebenernya tidak diciptakan oleh
masyarakat akan tetapi secara hakiki kebutuhan itu sudah ada dan melekat dalam
kehidupan manusia. Sedangkan keinginan itu adalah kehendak yang kuat akan
pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut. Jadi keinginan
akan kebutuhan yang spesifik dan didukung dengan kesediaan, kemampuan
membeli disebut dengan perminttaan. Untuk menanggapi permintaan masyarakat
itulah maka timbulaah produsen yang didifinisikan sebagai sesuatu yang
ditawarkan baik barang atau jasa kepada individu atau masyarakat untuk
memuaskan permintaan dan penawaran tersebut. Jika dengan permintaan dan
penawaran sudah dapat dipenuhi dengan kemampuan daya beli berarti konsumen
akan mendapatkan kepuasaan. Jadi setiap produk barang dan jasa yang dapat
menciptakan kepuasan konsumen berarti produk tersebut mempunyai nilai guna.
Dengan demikian jika permintaan dari kosumen dan penawaran(yang
dilakukan oleh pemasar) bertemu atas dasar kesepakatan dalam transaksi maka hal
produsen sebagai pelaku dan penawaran produk tertentu. Oleh karenanya agar
pemasar sukses dalam upayanya untuk menyampaikan produk ke konsumen perlu
untuk mengorganisasi secara intensif melalui manajemen pemasaran.
Manajemen pemasaran dalam hal ini diartikan sebagai peroses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi
gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran
baik individu atau organisasi kotler (1997:15)
2.2.1.1 Konsep Pemasaran
Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan
faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya oleh karena itu setiap
perusahaan mempunyai strategi pemasaran yang mantap untuk bertahan,
berkembang dan meningkatkan keuntungan dengan mencari, membina langanan
serta menguasai pasar yang ada. Sedangkan tugas seorang manajer pemasaran
yaitu mencapai kesempatan yang ada serta mengembangkan strategi pemasaran
yang paling baik dan tepat. Perlu disadari bahwa strategi itu harus bersifat
flaksibel dalam lingkungan yang kompleks dan berubah secara dinamis, jadi
dengan demikian semakin cepatnya perubahan lingkungan seorang manajer
pemasaran dituntut untuk jeli menganalisis keadaan.
Secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasaan kebuthaan konsumen
meupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
termasuk produksi, teknik, keungan dan pemasaran harus diarahkan pada usaha
mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memuaskan kebutuhan tersebut dengan
mendapatkan laba yang layak dalam jangka panjang. Dalam orientasi pemasaran
tersebut, semua kegiatan perusahaan untuk menghasilkan dan menjual barang
didasarkan pada masalah pemasaran, jadi pemasaran menjadi dasar motifasi
perusahaan dan akan mempegaaruhi politik perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Faktor-faktor yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran antara lain:
1. Orientasi konsumen.
2. Kordinasi dan integrasi dalam perusahaan.
3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen.
Swastha D.H (1987:5), di dalam konsep pemasaran yang menjadi tujuan
adalah melayani keinginan konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba atau
dapat diartikan sebagai perbandiingan antara penghasilan dengan biaya yang
layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitik beratkan pada
keinginan perusahaan.
2.2.2 Atribut Produk
Dalam pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan
menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk tersebut.
Manfaat-manfaat itu dikombinasikan dan dipenuhi oleh atribut produk yang
berwujud seperti mutu, ciri dan desain. Keputusan mengenai atribut-atribut
Definisi dari atribut produk yang dikemukakan oleh Stanton(1982:244)
adalah daftar lengkap dari seluruh produk yang ditawarkan untuk dijual oleh
perusahaan.
Menurut fandy tjiptono defenisi dari atribut produk adalah unsur-unsur
produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa atribut yang
terdapat dalam sebuah produk merupakan pedoman yang di pakai konsumen
dalam membeli atau memilih produk. Mereka bisa melihat apakah produk tersebut
mempunyai mutu atau kualitas yang bagus atau tidak. Dari daftar yang terdapat
dalam produk tersebut konsumen bisa menilai produk tersebut terjangkau untuk
dikonsumsi dengan manfaat yang lebih besar atau mereka hanya melihat
manfaatnya saja.
Atribut produk yang terdapat dalam sebuah produk antara lain sebagai
berikut:
2.2.2.1 mutu produk
Menurut kotler (1991:354), mutu produk merupakan kemampuan sebuah
produk untuk menjalankan fungsinya. Dalam mengembangkan sebuah produk,
produsen harus menentukan tingkat mutu yang akan mendukung posisi produk
tersebut dalam pasaran. Mutu merupakan salah satu saran yang penting bagi
Tuntutan terhadap aspek ini adalah dari sebuah produk yang dihasilkan
sudah menjadi keharusan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan kalau tidak
menginginkan konsumen yang dimilikinya berlaih kepada produk-produk
pesaingnya yang diangap memiliki mutu yang lebih baik.
Harga yang tingi dalam sebuah produk biasanya membentuk kesan bahwa
produk yang bersangkutan mempunyai mutu yang tinggi. Dalam hal ini kita tidak
boleh langsung berkesimpulan bahwa perusahaan harus mendesain mutu
setingi-tinginya. Tidak semua konsumen menginginkan atau mampu membyar tingkat
mutu yang tinggi seperti yang ditawarkan produk-produk seperti mobil bmw dan
jam tangan rolex. Produsen harus memilih suatu tingkat mutu yang sesuai dengan
kebutuhan pasar sasaran dan tingkat mutu produk-produk pesaingnya.
Daftar yang terdapat dalam mutu produk adalah ketahanlamaan,
keterhadalaan, ketelitian, taraf kemudahan operasi dan perbaikan. Jadi dapat
disimpulkan mutu merupakan kemampuan produk yan digunakan oleh para
pengusaha untuk menarik pembeli.
2.2.2.2 Ciri Produk
Suatu produk dapat ditawarkan dengan ciri-ciri (keistimewaan) yang
berbeda-beda. perusahaan dapat menciptakan model-model tingkat tingi dengan
menambahkan ciri-ciri. Ciri atau keistimewaan merupakaan sarana yang
kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk-produk pesaing.
Sebuah perusahaan baru dapat mengidentifikasi dan memutuskan yang
manakah yang perlu ditambahkan pada produknya, dengan cara mensurvei
pembeli secara berkala dengan mengunakan produk yang bersangkutan dan
mengajukan pertanyaan-petanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:
a. Ciri apakah yang anda suka dalam produk ini ?
b. Menurut anda ciri apakah yang perlu ditambahkan dalam produk ini ?
c. Bagaimana anda menyukai produk ini ?
Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut yang akan memberikan suatu daftar
yang panjang mengenai gagasan-gagasan tentang ciri produk. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ciri atau keistimewaan adalah pembeda antara produk tertentu
dengan produk pesaingnya. Dengan adanya ciri tersebut pembeli akan mudah
untuk memutuskan.
2.2.2.3 Desain produk
Menurut kotler (1991:367) cara lain untuk menambah kekhasan produk
adalah dengan desain produk. Desain merupakan salah satu faktor yang perlu
mendapat perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan
produk. Hal tersebut terjadi karena desain adalah totalitas dari keistimewaan yang
mempengaruhi cara penampilan dari funsi suatu produk dalam hal kebutuhan
pelanggan.
Produk yang dirancang dengan baik akan menarik perhatian konsumen
lebih besar dan meningkatkan jumlah penjualan. Desain yang baik adalah
corak yang bisa mempengaruhi konsumen, tidak mahal, aman serta sederhana.
Jadi dapat disimpulkan desin adalah daya tarik yang terdapat dalam sebuah
produk yang dapat dilihat dari tampilan produk itu.
2.2.2.4 Merek Produk
American Marketing Association yang dikutip dari Kotler (2007)
mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau
kombinasi semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
penjual atau sekelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang
atau jasa pesaing. Kartajaya (Simamora, 2001) mengatakan bahwa merek lebih
penting dari produk itu sendiri dan pada saat orang membeli produk, orang
cenderung membeli mereknya.
Menurut Durianto, dkk (2004) merek lebih dari sekedar jaminan kualitas
kerena di dalamnya tercakup enam pengertian sebagai berikut :
1. Atribut. Suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
2. Manfaat. Meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen
sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.
3. Nilai. Suatu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsennya.
4. Budaya. Suatu merek melambangkan budaya tertentu.
5. Kepribadian. Suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
6. Pemakai. Suatu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
Halim dan Daromi (2006) mengatakan bahwa atribut yang melekat di
suatu merek produk berperan dalam menentukan pilihan bagi konsumen, di antara
berbagai macam merek yang ada di kategori yang sama, sedangkan atribut
merupakan harapan, image, atribut, serta karakteristik produk tersebut. Jadi dapat
disimpulkan merek adalah atribut utama yang dipertimbangkan oleh konsumen,
karena dengan merek konsumen akan mengatahui kualitas atau mutu dari suatu
produk.
2.2.3 Segmentasi Perilaku
Menurut Tjiptono (2008:69), segmenting pada dasarnya adalah proses
membagi pasar keseluruan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen
kedalam beberapa segmen, di mana masing-masng segmenya cenderung bersifat
homogen dalam segala aspek. Segmentasi dapat menghasilkan kesusuain yang
lebih baik antara apa yang ditawarkan perusahaan dan apa yang diharapkan pasar.
Segmen yang diteliti haruslah memiliki tingkat persaingan yang masih
belum tinggi, artinya pesaing yang dihadapi tidak begitu banyak atau daya
saingnya masih lemah. Menurut Kartajaya (2004:375), segmentasi memegang
peran penting bagi perusahaan karena beberapa alasan sebagai berikut :
1. segmentasi, secara umum memungkinkan untuk lebih fokus dalam
mengalokasikan sumber daya.
2. Segmentasi merupakan simpul dari penentuan keseluruhan strategi, taktik,
3. Segmentasi dapat menjadi faktor kunci untuk memenangkan persaingan
dengan pasar dari sudut yang unik dengan cara yang berbeda dari
pesaingnya.
. Dalam segmentasi perilaku ini konsumen dibagi ke dalam kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau tanggapan mereka terhadap
suatu produk. Menurut M. Suyanto, dalam segmentasi perilaku membagi
kelompok berdasarkan status pemakai, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap
kesiapan pembeli dan sikap. Pasar dapat dikelompokkan menjadi bukan pemakai,
bekas pemakai, pemakai potensial, pemakai pertama kali dan pemakai tetap dari
suatu produk. Contohnya perusahaan soup yang memilih target Cina dengan
alasan bahwa Cina mempunyai konsumsi soup paling tinggi. Banyak pemasar
berpendapat bahwa variabel perilaku merupakan titik awal terbaik untuk membuat
segmen-segmen pasar.
Indikator-indikator segmentasi perilaku :
2.2.3.1. Status pemakai
Banyak pasar yang dapat dibagi menjadi segmen-segmen : non pemakai,
eks-pemakai, calon pemakai, pemakai pertama kali dan pemakai tetap sebuah
produk. Perusahaan besar yang mencari bagian pasar yang tinggi biasanya lebih
tertarik kepada calon pemakai sedangkan perusahaan kecil biasanya lebih suka
2.2.3.2. Tingkat pemakaian
Pasar juga dapat dibagi menjadi kelompok pemakai ringan, menengah dan
berat. Pemakai berat sering merupakan bagian pasar yang paling kecil akan tetapi
menyebabkan persentase yang tinggi dari konsumsi keseluruhan. Para pemakai
berat sebuah produk sering mempunyai demografi, psikografi dan kebiasaan
media yang umum. Misalkan para perokok berat pada umumnya adalah pekerja
dan mereka ada dalam kelompok umur 15 tahun sampai 40 tahun.
2.2.3.3. Tahap kesiapan konsumen
Suatu saat orang berada dalam tahap kesiapan yang berbeda dalam
membeli suatu produk. Sebagian konsumen tidak menyadari adanya produk
tersebut, beberapa orang mengetahuinya, beberapa orang diberi tahu, beberapa
orang tertarik, beberapa orang berkeinginan dan beberapa orang berminat
membeli. Jumlah relasi dari orang-orang tersebut membuat perbedaan besar dalam
menyusun program pemasaran bagi perusahaan.
2.2.3.4. Sikap pandangan
Orang-orang dalam suatu pasar dapat antusias, positif, acuh tak acuh,
negatif atau bermusuhan terhadap suatu produk. Para petugas dari rumah ke
rumah menggunakan sikap calon konsumen untuk menentukan berapa banyak
waktu yang dihabiskan bersama calon konsumen tersebut. Mereka berterima kasih
mereka tidak mencoba membuang waktu bagi calon konsumen negatif dan yang
bermusuhan dengan produk yang hendak ditawarkan
2.2.4 Positioning
Menurut Kotler, penentuan posisi (positioning) sebuah produk adalah
bagaimana sebuah produk dapat dirumuskan secara berbeda oleh konsumen atas
atribut-atribut yang dianggap penting, relatif dibandingkan dengan produk pesaing
(Amir, 2005). Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela
otak konsumen, agar produk atau merek tersebut mengandung arti tertentu yang
mencerminkan keunggulan produk atau merek dalam bentuk hubungan asosiatif
(Kasali, 2001).
“Positioning is not what you do to a product. It is what you do to the mind
of the prospect” (Ries dan Trout, 2002). Yoram Wind (Kotler, dkk 2004)
mendefinisikan positioning sebagai ‘reason for being’, yaitu bagaimana
menjelaskan identitas dan kepribadian perusahaan di benak pelanggan sehingga
dapat merebut kepercayaan pelanggan. Kunci utama keberhasilan positioning
terletak pada persepsi yang diciptakan (Lamb, 2001).
Positioning yang terdapat dalam sebuah produk antara lain sebagai
berikut:
2.2.4.1 Persepsi
Menurut Mowen (Kasali, 2001), persepsi didefinisikan sebagai suatu
kapasitas prosesor yang lebih luas dan menginterpretasikan informasi tersebut.
Sedangkan menurut Myers (Kasali, 2001), persepsi merupakan suatu proses untuk
mengartikan sensasi dengan memberi gambar-gambar dan hubungan-hubungan
asosiasi di dalam memori untuk menafsirkan dunia di luar dirinya.
Menurut Hawkins (2007), proses informasi merupakan serangkaian
aktivitas di mana stimulus atau rangsangan diterima oleh konsumen, kemudian
diubah menjadi informasi dan setelah itu disimpan dalam memori konsumen.
Sebuah proses informasi yang bermanfaat memiliki 4 tahap utama, yaitu :
1. Persepsi dimulai dengan exposure. Exposure terjadi ketika stimulus sampai
dalam jarak syaraf penerima panca indera konsumen. Konsumen
ditunjukkan hanya pada sebuah bagian kecil dari stimulus yang tersedia,
dan ini biasanya hasil dari seleksi pribadi.
2. Attention terjadi ketika stimulus mengaktifkan satu syaraf penerima atau
lebih dan menghasilkan suatu sensasi yang kemudian bergerak ke otak
untuk diproses lebih lanjut. Konsumen secara selektif mengikuti stimulus
sebagai faktor stimulus, faktor individu, dan faktor situsional. Faktor
stimulus merupakan karakteristik fisik dari stimulus itu sendiri, seperti
ukuran, warna, bentuk, jumlah informasi, dll. Faktor individu adalah
karakteristik dari individu, seperti motivasi, dan kemampuan. Faktor
situasional termasuk stimulus dalam lingkungan yang lain dari stimulus
fokus dan karakteristik sementara dari individu yang dipaksa dari
3. Interpretation adalah penugasan makna ke stimulus yang telah diikuti.
Interpretation cenderung relatif daripada absolut. Interpretation sebagian
besar adalah sebuah fungsi dari sifat, pembelajaran, dan pengharapan
individu yang dipicu oleh stimulus dan dipengaruhi oleh situasi.
4. Memory merupakan penggunaan jangka pendek dari makna untuk
pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cepat atau daya ingat jangka
panjang dari makna. Dari memory akan mempengaruhi keputusan konsumsi
dan pembelian.
2.2.4.2 Kesadaran Akan Merek
Menurut Kotler (2000:357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan
atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk
atau jasa dari satu atau sekelompok penjual dan membedakannya dari produk
pesaing. Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagin dari
kategori produk tertentu.
Brand awareness (kesadaran akan merk) dari perusahaan tersebut, dimana
apabila suatu perusahaan yang sudah berdiri lama dan memiliki reputasi yang baik
dimata konsumen maka nama dari perusahaan tersebut akan menimbulkan
loyalitas tersendiri di dalam hati para konsumen , sehingga Konsumen akan
melakukan pembelian pada perusahaan tersebut secara berulang-ulang. Suatu
perusahaan terutama perusahaan pangan akan mendapatkan nilai yang baik oleh
digunakan dalam bauran pemasaran jasa, diantaranya yang sering di aplikasikan
oleh banyak perusahaan dewasa ini adalah seperti kualitas pelayanan yang baik,
kenyamanan serta lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen.
Pemberian atau pelayanan jasa oleh perusahaan pangan mungkin dapat
mengalami kegagalan dalam memberikan kepuasan kepada konsumen apabila
perusahaan tidak mengetahui bentuk layanan yang sebenarnya diinginkan
konsumen . Hal ini harus dapat dihindari oleh perusahaan-perusahaan rumah
makan karena dalam membangun brand awareness yang baik dimata konsumen
perusahaan harus menciptakan kesan yang baik pula tentu saja dengan mengetahui
bentuk layanan yang diinginkan oleh konsumen .
2.3 Teori Kausalitas Antar Variabel
2.3.1 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Positioning
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan (2009) menyatakan
bahwa adanya persaingan yang semakin ketat terutama antara tipe notebook yang
built up yaitu IBM, Sony, Acer, dan Toshiba membawa implikasi bahwa notebook
Hewlett Packard (hp) harus melakukan diferensiasi secara terus menerus. Ada
lima dimensi yang dapat digunakan untuk mendiferensiasi produknya yaitu
dimensi atribut produk, personil, saluran, layanan dan citra.
Hal ini menandakan bahwa atribut produk dapat mempengaruhi
positioning, yang dimana apabila atribut produk meningkat maka positioning juga
2.3.2 Pengaruh Segmentasi Perilaku Terhadap Positioning
Menurut Nickels (1979) Positioning adalah suatu strategi manajemen yang
menggunakan imformasi yang dikumpulkan melalui riset dan studi segmentasi
untuk menciptakan suatu kesan terhadap produk sesuai dengan keinginan pasar
yang dituju. Sehingga dalam segmentasi perilaku ini banyak pemasar yang
berpendapat bahwa variabel perilaku merupakan titik awal terbaik untuk membuat
segmen-segmen pasar. Jika segmen pasar tepenuhi maka produk akan memiliki
persepsi yang baik dimata konsumen, dengan demikian terciptalah sebuah
positioning yang berasal dari segmentasi perilaku.
2.4 Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, atribut produk
merupakan variabel yang diteliti untuk mengetahui strategi positioning pada
atribut produk mana yang akan digunakan, sehingga dapat disusun kerangka
pemikiran dalam penelitian ini, seperti tersaji dalam gambar berikut :
Gambar 2.2 Kerangka konseptual
Positioning
(Y) Atribut Produk
(X1)
Segmentasi
2.5 Hipotesis
Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori
maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga atribut produk berpengaruh positif terhadap positioning.
2. Diduga segmentasi perilaku berpengaruh positif terhadap
positioning.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian 3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pernyataan tentang defenisi batasan dan
pengertian variabel-variabel dalam penelitian secara operasional baik berdasarkan
teori yang ada maupun pengalaman. Dalam penelitian ini digunakan dua variabel
bebas (X) yaitu atribut produk (X1) dan segmentasi perilaku (X2). Dan satu
variabel terikat (Y) yaitu positioning (Y).
Adapun definisi operasional dari masing-maasing variabel tersebut, yaitu
sebagai berikut:
1. Atribut produk (X1).
Atribut produk adalah keseluruhan bagian-bagian produk yang
memiliki kemampuan serta memberikan keuntungan dan dapat
memuaskan kebutuhan. Indikator atribut produk adalah :
a. Mutu produk (X.1.1)
Kemampuan suatu produk untuk menunjukan berbagai fungsi
termasuk ketahanan, kehandalan kecepatan dan kemudahan dalam
b. Ciri produk (X.1.2)
Sebuah alat bersaing yang membedakan produk satu dengan produk
pesaing.
c. Desain produk (X.1.3)
Fungsi dan corak produk yang merupakan peroses desain yang
dikembangkan menjadi sebuah produk yang menarik, murah, dan
nyaman untuk digunakan.
d. Merek produk (X.1.4)
Sebuah nama atau syimbolyang biasa dipertimbangkan oleh konsumen
untuk mengetahui kualitas dari suatu produk.
2. Segmentasi perilaku (X2).
Segmentasi perilaku adalah konsumen dibagi ke dalam kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau tanggapan mereka
terhadap suatu produk.
Indikator segmentasi perilaku adalah :
a. Status pemakai (X.2.1)
b. Tingkat pemakaian (X.2.2)
Frekuensi penggunaan produk dalam satu periode tertentu.
c. Tahap kesiapan konsumen (X.2.3)
Kesadaran konsumen akan produk yang akan dibeli.
d. Sikap pandangan (X.2.4)
Pandangan konsumen terhadap produk.
3. Positioning (Y).
Positioning adalah persepsi konsumen terhadap citra produk
sebuah merek.
Indikator positioning adalah:
a. Presepsi (Y1)
sesuai tindakan presepsi terhadap ciri produk dengan kesan produk
sebagai motor yang sangat mudah perawatanya.
b. Kesadaran akan merek (Y2)
Sesuai tindakan kesadaran akan merek produk motor yang mempunyai
3.1.2. Pengukuran Variabel.
Agar konsep yang digunakan dapat diukur dan menghindari makna
yang berbeda maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan skala Likert 1-5 pada alat analisis
multidimensional scalling yaitu skala sikap yang menggunakan dua kutub
penilaian yang ekstirm. Digunakan jenjang 5 dalam penilaian ini
mengikuti pola sebagai berikut, misalnya :
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi
skor nilai 1 sampai dengan nilai 5 pada masing-masing pernyataan,
dimana nilai 1 merupakan nilai terrendah, nilai 3 merupakan nilai tengah
antara pernyataan buruk dengan pernyataan baik dan nilai 5 menunjukan
nilai yang tertinggi.
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua pengendara skutik suzuki di dealer UMC
sidoarjo dengan jumlah 245.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah Sample Random Sampling (pengambilan sampel secara acak) yaitu sampel
di mana pengambilan elemen-elemen yang dijadikan sampel adalah semua
pengendara skutik suzuki di dealer UMC sidoarjo.
Maka pengambilan sampelnya harus tepat, pengmbilan sampel ini sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh ferdinand (2002:48), ukuran sampel berjumlah
100-200 untuk teknik maksimum likehood estimation, atau ukuran sampel
minimal tergantung dari jumlah parameter yang diestimasi (10x10
parameter)=100 respoonden. Namun untuk menghindari adanya kerusakan maka
dalam penelitian ini mengunakan 110 responden.
3.3Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh dengan menyebarkan kuisoner kepada semua pengendara
3.3.2. Sumber Data
Data bersumber dari jawaban pertanyaan yang diajukan kepada
responden, di lokasi pengumpulan data yaitu semua pengendara skutik suzuki
di dealer UMC sidoarjo.
3.3.3. Pengumpulan Data Kuisoner
Mengumpulkan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan
untuk di isi agar memperoleh jawaban langsung dari semua pengendara skutik
suzuki di dealer UMC sidoarjo.
3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis.
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multivariate dengan Structural Equation Modelling (SEM).
Penaksiran pengaruh pada masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikatnya menggunakan koefisien jalur.
Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh
Atribut produk dilakukan sebagai berikut :
Atribut produk (X1) :
X1.1 = 1 Atribut Produk + er_1
X1.2 = 1 Atribut Produk + er_2
X1.4 = 1 Atribut Produk + er_4
Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk
diuji unidimesionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka
model pengukuran dengan contoh atribut produk akan tampak sebagai
berikut :
Gambar 3.1 : Contoh model pengukuran atribut produk.
Keterangan :
X1.1 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai mutu
produk skutik Suzuki.
X1.2 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai ciri
produk skutik Suzuki.
X1.3 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai desain
produk skutik Suzuki.
Atribut produk
X1
X1.4 X1.1
X1.3 X1.2
er_1
er_2
er_3
X1.4 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai merk
produk skutik Suzuki.
Segmentasi Perilaku (X2):
X1.1 = 1 Segmentasi Perilaku + er_1
X1.2 = 1 Segmentasi Perilaku + er_2
X1.3 = 1 Segmentasi Perilaku + er_3
X1.4 = 1 Segmentasi Perilaku + er_4
Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk
diuji unidimesionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka
model pengukuran dengan contoh segmentasi perilaku akan tampak
sebagai berikut :
Gambar 3.2 : Contoh model pengukuran segmentasi perilaku.
Segmentasi Perilaku
X2
X2.4 X2.1
X2.3 X2.2
er_1
er_2
er_3
Keterangan :
X2.1 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai status
pemakai skutik Suzuki.
X2.2 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai tingkat
pemakai skutik Suzuki.
X2.3 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai tahap
kesiapan konsumen terhadap skutik Suzuki.
X2.4 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai sikap
pandangan terhadap skutik Suzuki.
Persamaan Positioning (Y) :
Y1 = Persamaan Positioning + er_1
Y2 = Persamaan Positioning + er_2
Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model
untuk uji undimensionalnya melalui confirmatory faktor analysis, maka
Gambar 3.3 : Contoh model pengukuran positioning.
Keterangan :
Y1 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai persepsi
terhadap produk skutik Suzuki.
Y2 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai kesadaran
akan merk produk skutik Suzuki.
3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas.
Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam
daftar pertanyaan perlu dilihat relibilitasnya dan validitasnya, dimana hal
ini dijelaskan sebagai berikut.
a. Uji Validitas.
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah
indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pegukuran atas apa yang
Positioning (Y)
Y2
Y1 er_1
seharusnya diukur. Karena indikator multidimensi maka uji validitas yang
digunakan disini adalah validitas konstruk (construct validity) yang
merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita
ukur. Secara umum nilai variance extracted yang dapat diterima adalah ≥
0,5. variance extracted dihiung dengan rumus sebagai berikut :
Variance Extracted = standardize Loading
standardize Loading + j
b. Uji Reliabilitas.
Reabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator
sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana indikator
itu mengindikasikan sebuah konstruk/faktor laten yang umum.
Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling membantu
dengan menjelaskan sebuah fenomena yang umum. Composite
Realibility diperroleh melalui rumus berikut (Ferdinand, 2002 ; 62)
Construct reliability = (Standard Loading)2
(Standard Loading) 2 + j
Keterangan :
a. Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap-tiap
indikator yang didapat hari hasil perhitungan komputer.
Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah ≥0,7 , walau angka itu
bukanlah sebuah ukuran yang “mati”. Artinya bila penelitian yang
dilakukan bersifat eksplorasi maka nilai dibawah 0,7 pun masih dapat
diterima sepanjang disertai dengan alasan-alasan yang empirik yang
terliahat dalam proses eksplorasi.
3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat.
Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai nilai ekstrim
baik secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena
kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh
berbeda dari obsevasi-observasi lainnya (Ferdinand, 2002;52).
3.4.2.1.Uji Outlier Univariat.
Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan
menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan
cara mengkonversi nilai data penelitian kedalam standar score atau yang
biasa disebut dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar
deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang
standar (z-score), maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah
dapat dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi), pedoman
evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3
obsevasi-observasi yang memiliki z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai
outlier.
3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat.
Evaluasi terhadap outlier multivariat perluu dilakukan sebab walaupun
data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat,
tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan.
Jarak Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat
dihitung dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua
variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat
dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat ρ <
0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat di dievaluasi dengan menggunakan nilai
χ2
pada derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam
penelitian. Apabila nilai jarak Mahalanobisnya lebih besar dari nilai χ2 tabel
adalah outlier multivariat.
3.4.3. Uji Normalitas Data.
Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah metode tersebut
berdistribusi normal atau tidak adalah uji critical ratio dari skewness dan kurtois
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang +/- 2,58 maka
b. Jika nilai critical yang dipeoleh berada pada rentang +/- 2,58 maka
distribusi adalah normal.
3.4.4. Pengujian Model dengan Two-Step Approach.
Two-Step Approch digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang
relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan
dan karena keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dalam dicapai dalam
two-step approach ini. Two-step approach bertujuan untuk menghindari interaksi
antar model pengukuran dan model struktural pada One step Approach.
Yang dilakukan dalam two-step approach to SEM adalah : estimasi
terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model. Cara yang
dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two-step approach adalah sebagai
berikut :
a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator
summer-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda
setiap indikator tersebut distandarisasi (Z-score) dengan mean = 0,
deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi
pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut.
b. Menetapkan error () dan Lambda () terms, error terms dapat dihitung
dengan rumus 0,95 () . Perhitungan construct reliability () telah dapat
dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar () dapat
dan Lambda () terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai
parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.
3.5. Evaluasi Model.
Di dalam SEM peneliti dapat melakukan 3 kegiatan secara serempak, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrument, pengujian model
hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis jalur), dan
mendapatkan model yang bermanfaat untuk perkiraan (setara dengan model
structural). Tahap yang ditempuh dalam pengolahan data dengan analisis ini
adalah :
a.Mengembangkan path diagram.
Pada path diagram ditunjukkan hubungan kausal antar variabel yaitu antara
variabel endogen dan eksogen. Hubungan antara variabel ini dinyatakan
dengan anak panah. Anah panah luruh dengan satu ujung menunjukkan
hubungan kausal yang langsung antara satu variabel lainnya. Sedangkan garis
lengkung dengan dua ujung menunjukkan korelasi antar variabel.
b.Evaluasi atas asumsi SEM.
Evaluasi asumsi ditujukan untuk mengetahui kecukupan dipenuhinya
asumsi-asumsi yang ada dalam pemodelan SEM. Evaluasi yang dilakukan adalah
evaluasi normalitas data, evaluasi atas univariate outliers dan evaluasi atas
c. Evaluasi kriteria Goodness of fit model penelitian.
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian (fit) dan model yang
dikembangkan terhadap data penelitian. Ini penting dilakukan karena SEM
tidak digunakan untuk menciptakan suatu model tapi lebih pada
mengkonfirmasi model. Artinya tanpa landasan teoritis yang kuat atas
hubungan variabel yang dimodelkan maka analisis SEM ini tidak dapat
digunakan. Ukuran Goodness of fit yang digukan serta nilai cut-off nya dapat
dilihat pada tabel.
d. Intepretasi hasil.
Pada tahap ini hasil atau output pengujian dievaluasi untuk menentukan
penerimaan atau penolakan terhadap kesesuaian model dan hipotesis yang
Tabel 3.1 Goodnes Of Fit Indices
Goodness of fit index Keterangan Cut-off value X2-Chi-square Menguji apakah
coavariance populasi yang destimasi sama dengan covariance
sample
Diharapkan kecil, 1 sampai dengan 5 aau paling baik diantara 1
dan 2
Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matrics covariance data dan matrics covariance yang
destimasi
Minimum 0,1 atau 0,2 atau >-0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi-square
pada sample besar
<-0,08
GFI Menghitung proporsi
tertimbang varians dalam
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
>-0,90
CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model
<-2,00
TLI Perbandingan antara
model yan diuji terhadap baseline model
>-0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitve terhadap
besarnya sampel dan kerumitan model
>0,94
Sumber: Hair et al (1998)
3.5.1 Evaluasi Goodness of fit.
Berikut ini disajian beberapa indeks kesuaian dan cut-off value yang
digunakan dalam menguji apakah sebuah sebuah model dapat diterima
a. 2 – Chi- Square statistic, dimana model dipandang baik atau
memuaskan bila nilai chi- squarenya rendah. Semakin kecil
nilai 2 semakin baik model itu dan dapat diterima berdasarkan
probabilitas dengan cut-off value sebesar p > 0,05.
a. RMSEA (The Root Mean Square Error of Appoximation), yang
menunjukkan goodness of fit yang diharapkan bila model
diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau
sama dengan 0,08 merupakan indeks yang dapat diterimanya
model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu
berdasarkan degree of freedom.
b. GFI (Goodness of fit index), adalah ukuran non statistical yang
mempunyai rentang nilai 0 (poor fit) sampai dengan 1,0
(perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan
sebuah “better fit”.
c. AGFI (Adjusted Goodness of fit Index), dimana tingkat
penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI
mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,08.
d. CMIN / DF, adalah the Minimum Sample Discrepancy
Function yang dibagi dengan Degree of Freedom. CMIN/DF
tidak lain adalah statistic Chi-Square, X2 dibagi DFnya disebut
X2 relatif. Bila nilai X2 relatif kurang dari 2,0 atau 3,0 adalah
e. TLI (Tucker Lewis Index), merupakan incremental index yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah base
line model, dimana yang direkomendasikan sebagai acuan
untuk diterimanya sebuah model adalah ≥ 0,95 dan nilai yang
mendekati 1 menunjukkan a very good fit.
f. CFI (Comparative Fit Index), dimana bila mendekati 1,
menindikasi tingkat fit yang paling tinggi. Nilai yang
direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Analisis Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh atribut produk dan segmentasi perilaku terhadap positioning
sepeda motor skutik Suzuki di dealer UMC Sidoarjo, yang nantinya
diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi atribut produk dan segmentasi perilaku terhadap
positioning sepeda motor skutik Suzuki.
Penelitian ini telah ditentukan lokasinya dimana lokasi itu sendiri
adalah dealer UMC Sidoarjo yang berada di JL.jengolo.5.Sidoarjo. Lokasi
penelitian ini berada diwilayah di dealer UMC Sidoarjo yang dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada 110 responden, Serta bersedia
mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
4.1.2. Karakteristik Skutik Suzuki
Banyak sekali berbagai merek sepeda motor skutik yang beredar di
pasaran, salah satunya adalah Suzuki. Suzuki adalah salah satu merk sepeda
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban
responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam kuesioner
yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui seperti
dibawah ini.
a. Jenis Kelamin
Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan
dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakin pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
No Jenis Kelamin Jumlah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengguna skutik
Suzuki atau lebih banyak digunakan oleh pihak laki-laki dari pada
perempuan. Mengherankan, karena produk skutik Suzuki yang dijual di
pasaran sebenarnya lebih ditujukan untuk kaum perempuan. Hal ini tentu
menjadi fakta yang menarik bahwa wanita memiliki proporsi yang lebih
kecil dalam menggunakan skutik Suzuki.
b. Usia
Dari 110 responden yang menjawab kuesioner dan didapat diketahui
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.
Tabel karakteristik responden berdasarkan tingkat usia menunjukkan bahwa
para pengguna utama dari skutik Suzuki untuk dealer UMC Sidoarjo adalah
kalangan yang berusia remaja.
4.2.2. Deskripsi Atribut Produk
Tabel 4.3. Tabulasi Atribut Produk.
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :
a. Pernyataan pertama yaitu memiliki mutu produk atau tingkat keawetan
dalam onderdil yang baik mendapat respon terbanyak pada skor 4
b. Pernyataan kedua yaitu memiliki ciri produk atau model dan warna
yang berbeda dari merk lain, mendapat respon terbanyak pada skor 4
dengan jumlah responden sebanyak 58 atau 52 %.
c. Pernyataan ketiga yaitu Memiliki desain produk yang menarik dan ideal
untuk digunakan, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan
jumlah responden sebanyak 56 atau 50 %.
4.2.3.Deskripsi Segmentasi Perilaku
Tabel 4.4. Tabel Tabulasi Segmentasi Perilaku.
Skor Jawaban
Saya sangat menyadari bahwa
produk 0 2 42 53 13 110
X2.3
yang dibeli adalah skutik Suzuki 0% 1% 38% 48% 11% 100%
Saya memiliki pandangan yang 0 1 29 74 6 110
X2.4 sangat positif terhadap skutik
Suzuki 0% 1% 26% 67% 5% 100%
Sumber :Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :
a. Pernyataan pertama yaitu Saya sangat lama sekali menggunakan
skutik Suzuki, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah
b. Pernyataan kedua yaitu Saya sangat sering sekali menggunakan skutik
Suzuki, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah
responden sebanyak 69 atau 62%.
c. Pernyataan ketiga yaitu Saya sangat menyadari bahwa produk yang
dibeli adalah skutik Suzuki, mendapat respon terbanyak pada skor 4
dengan jumlah responden sebanyak 53 atau 48%.
d. Pernyataan keempat yaitu Saya memiliki pandangan yang sangat positif
terhadap skutik Suzuki, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan
jumlah responden sebanyak 53 atau 48%.
4.2.4.Deskripsi Positioning
Tabel 4.5. Tabel Tabulasi jawaban positioning.
Skor Jawaban
a. Pernyataan pertama yaitu Memiliki persepsi yang sangat baik dimata
masyarakat, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah
responden sebanyak 55 responden atau 50%.
b. Pernyataan kedua yaitu Masyarakat sangat mengenal akan merk Suzuki,
mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden
4.3. Analisis Data dan Pengujian hipoteis 4.3.1. Uji Outliers Multivariate
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari obervasi-observasi lainnya dan
muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau
variabel kombinasi ( Hair, 1998 ). Evaluasi terhadap outlier multivariate
(antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis
menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu
dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara
Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan
menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah
ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996).
Uji outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan kriteria
jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi
dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada
Tabel 4.5. Outlier Data.
Standard Error of Predicted Value 3,424 11,801 7,700 1,575 110
Adjusted Predicted Value 0,851 111,557 55,316 21,861 110
Residual -71,658 51,748 0,000 23,681 110
Std. Residual -2,884 2,083 0,000 0,953 110
Stud. Residual -3,020 2,165 0,003 1,003 110
Deleted Residual -78,557 55,933 0,184 26,276 110
Stud. Deleted Residual -3,153 2,207 0,003 1,011 110
Mahalanobis Distance [MD] 1,079 23,593 9,909 4,415 110
Cook's Distance 0,000 0,080 0,010 0,013 110
Centered Leverage Value 0,010 0,216 0,091 0,041 110
(a) Dependent Variable : NO. RESP
Sumber :Lampiran
Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan
menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak
Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan 2 pada derajat bebas
sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang
mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat
signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers. Nilai 20.001 dengan
jumlah indikator 10 adalah sebesar 29.588.
Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 23.593 yang berarti lebih
kecil dari 2 tabel 29.588 tersebut. Dengan demikian, tidak terdapat
multivariate outliers.
4.3.2. Uji Reliabilitas
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s
Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel
atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan
kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang
dihasilkan. Proses eliminasi diperlukan pada item total correlation pada
indicator yang nilainya < 0,5 (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6. Uji Reliabilitas.
Pengujian Reliability Consistency Internal
Konstrak Indikator Item to Total
Correlation
Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi
reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu
item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan
mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien
Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada
indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena
nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator
yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha.