• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN SEGMENTASI PERILAKU TERHADAP POSITIONING SEPEDA MOTOR SKUTIK SUZUKI DI DEALER UMC SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN SEGMENTASI PERILAKU TERHADAP POSITIONING SEPEDA MOTOR SKUTIK SUZUKI DI DEALER UMC SIDOARJO."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh :

ROMADHON ACHMAD FITRONY

0712010097 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

rahmatNya sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Atribut Produk Dan Segmentasi Perilaku Terhadap Positioning Sepeda Motor Skutik Suzuki Di Dealer UMC Sidoarjo”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. EC. Nuruni Ika, MM selaku Dosen Wali di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Dr. Eko Purwanto. M. Msi Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah

memberikan ilmunya.

(3)

apapun sampai terciptanya skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, November 2011

(4)

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

ABSTRAKSI...x

BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian...1

1.2 Perumusan Masalah...7

1.3 Tujuan Penetian...7

1.4 Manfaat Penelitian...7

BAB II : Tinjauan Pustaka 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu...9

2.2 Landasan Teori...11

2.2.1 Pengertian Pemasaran……...11

2.2.1.1 Konsep Pemasaran...13

2.2.2 Atribut Produk...14

2.2.2.1 Mutu Produk...15

2.2.2.2 Ciri Produk...16

2.2.2.3 Desain Produk...17

2.2.2.4 Merek Produk...18

2.2.3 Segmentasi Perilaku...19

2.2.3.1 Setatus Pemakaian...20

2.2.3.2 Tingkat Pemakaian...21

(5)

2.3 Teori Kausalitas Antar Variabel...25

2.3.1 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Positioning...25

2.3.2 Pengaruh Segmentasi Perilaku Produk Terhadap Positioning...26

2.4 Kerangka Konseptual...26

2.5 Hipotesis...27

BAB III : Metodologi Penelitian 3.1 Definisi operasional dan Pengukuran Variabel...28

3.1.1 Definisi operasional Variabel...28

3.1.2 Pengukuran Variabel...31

3.2 Teknik Penentuan Sampel...31

3.2.1 Populasi...31

3.2.2 Sampel...32

3.3 Teknik Pegumpulan Data...32

3.3.1 Jenis Data...32

3.3.2 Sumber Data...33

3.3.3 Pengumpulan Data...33

3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis...33

3.4.1 Uji Reabilitas dan Validitas...37

3.4.2 Uji Outlier Univariat dan Multivariat...39

3.4.2.1 Uji Outlier Univariat...39

3.4.2.2 Uji Outlier Multivariat...40

3.4.3 Uji Normalitas Data...40

3.4.4 Pengujian Model Dengan Two Step Approach...41

3.5 Evaluasi Model...42

(6)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian...48

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden...48

4.2.2 Deskripsi Atribut Produk...49

4.2.3 Deskripsi Segmentasi Perilaku...50

4.2.4 Deskripsi Positioning...51

4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...52

4.3.1 Uji Outlier Multivariate...52

4.3.2 Uji Reliabilitas...53

4.3.3 Uji Validitas...55

4.3.4 Uji Construct Reliability dan Variance Extracted...56

4.3.5 Uji Normalitas...57

4.3.6 Uji Multicolinearity dan Singularity...58

4.3.7 Analisis Model One-Step Approach to SEM...58

4.3.8 Analisis Unidimensi First Order...62

4.3.9 Uji Kausalitas...62

4.4 Pembahasan...63

4.4.1 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Positioning...63

4.4.2 Pengaruh Segmentasi Perilaku Terhadap Positioning...65

Bab V : Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan...67

(7)

Gambar 3.1 : Contoh model pengukuran Atribut Produk...34 Gambar 3.2 : Contoh model pengukuran Segmentasi Perilaku...35 Gambar 3.3 : Contoh model pengukuran Positioning...37 Gambar 4.1 : Model pengukuran dan struktural Product Attribute,

Segmentation Behavior dan Positioning Elimination...59 Gambar 4.2 : Model pengukuran dan struktural Product Attribute,

Segmentation Behavior dan Positioning Elimination...60 Gambar 4.3 : Model pengukuran dan struktural Product Attribute,

(8)

Yang diajukan

ROMADHON ACHMAD FITRONY 0712010097/ FE/ EM

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr. Eko Purwanto, MSi Tanggal : ……….

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen

(9)

Abstraksi

Dunia pemasaran yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan daya saing. Untuk tetap bertahan dalam dunia pemasaran yang semakin cepat berubah seiring perkembangan dalam era globalisasi maka perusahaan dituntut untuk semakin bekerja keras, pintar, dan kreatif. Disisi lain penguna dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh atribut produk dan segmentasi perilaku terhadap positioning sepeda motor skutik Suzuki di dealer UMC sidoarjo.

Penelitian ini menggunakan variabel Atribut produk (X1) dengan indikator mutu produk (X1.1), ciri produk (X1.2), desain produk (x1.3), merek produk (X1.4). dan Variabel Segmentasi perilaku (X2) dengan indikator status pemakai (X2.1), tingkat pemakaian (X2.2), tahap kesiapan konsumen (X2.3), sikap pandangan (X2.4). dan Variabel Positioning (Y) dengan indikator presepsi (Y1), kesadaran akan merek (Y2). Skala menggunakan skala interval dan teknik pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert 1-5 pada alat analisis multidimensional scalling, Tanggapan pernyataan tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada pada rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada masing-masing skala. Populasi pada penelitian ini adalah semua pengendara skutik suzuki di dealer UMC sidoarjo dengan jumlah 245. Teknik pengambilan sampel ini adalah Accidental Sampling Method (pengambilan sampel secara acak) dengan teknik maksimum likehood estimation dengan jumlah responden 110 pengendara skutik suzuki di dealer UMC sidoarjo. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari jawaban para responden dengan menggunakan media kuesioner. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan analisis permodelan SEM (Structural Equation Modelling).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

- atribut produk mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap positioning. - Segmentasi perilaku mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap

positioning.

Keywords : Atribut produk, segmentasi perilaku, positioning.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Stephen King menyatakan bahwa produk dihasilkan pabrik sementara merek adalah sesuatu yang dicari pembeli. Produk sangat mudah ditiru, sementara merek selalu memiliki keunikan dan nilai tambah. Produk sulit bertahan lama, sementara merek yang sukses akan bertahan sepanjang jaman (SWA 27 Juli – 9 Agustus 2006). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan, selain mengembangkan produk, perusahaan juga harus memperkuat merek agar produk tetap bertahan. Merek merupakan janji yang harus dipenuhi produsen terhadap konsumen atas produk yang dihasilkan produsen (Kodrat, 2006).

Perang pemasaran adalah perang untuk memperebutkan apa yang ada di dalam benak konsumen (Kasali, 2001). Atau segala cara yang dilakukan untuk membuat produk dan merek terlihat unik dalam benak konsumen (Kotler, 2007). Segala hal yang dilakukan untuk membuat konsumen menempatkan suatu merek di benak konsumen disebut positioning. Soehardi mengatakan bahwa merek yang sukses harus mampu mendominasi benak konsumen dan pasar (Kodrat, 2006). Loyalitas konsumen dapat dihasilkan bagi sebagian besar industri apabila ada 2 kondisi, yaitu : dominasi pikiran pelanggan dan dominasi pasar (Marketing, November 2005).

(11)

200 juta di seluruh dunia (Shuhei, 2006), atau perbandingannya adalah 33 sepeda motor per 1000 orang (en.wikipedia.org). Asia (Asia Selatan, Asia Timur, Asia Pasifik dan Jepang) merupakan wilayah di mana 65% sepeda motor dan mopped (sepeda motor berdaya rendah dan berpedal) paling banyak digunakan (www.sasi.group.shef.ac.uk). Pasar sepeda motor terbesar di dunia terdapat di Asia, yaitu China, India, Indonesia, dan Vietnam (search.japantimes.co.jp). Menurut Makoto Haga, sepeda motor merupakan produk yang lebih tahan terhadap resesi dibandingkan mobil karena sepeda motor digunakan oleh masyarakat di Asia sebagai transportasi yang utama (www.bloomberg.com).

(12)

Tabel 1.1

TOP BRAND INDEX TH 2010 SAPEDA MOTOR SKUTIK

MEREK TBI

Yamaha Mio 49,7%

Honda Vario 24,4%

Honda Beat 18,0%

Suzuki Spin 5,4%

Suzuki Skywave 2,5%

Dalam industri sepeda motor indonesia, dari produsen yg tergabung dalam AISI (asosiasi industri sepeda motor indonesia). Persaingan sepeda motor kategori skutik di Indonesia didominasi oleh ketiga sepeda motor asal Jepang, yaitu sepeda motor merek Yamaha, Honda, dan Suzuki.Menurut TBI pangsa pasar Yamaha Mio berada di peringkat teratas yg menduduki 49,7% sedangkan merek Suzuki hanya menduduki peringkat keempat yaitu Suzuki Spin yang hanya menguasai pangsa pasar 5,4%. Hal ini mencerminkan bahwa pangsa pasar skutik Suzuki belum bisa menguasai pangsa pasar.

Tabel 1.2

Produksi, Penjualan, dan Ekspor Sepeda Motor Nasional Tahun 2007 – 2010

Tahun  Produksi  (Unit) 

Penjualan 

(Unit)  Eksport (Unit) 

(13)

Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan produksi, penjualan, dan ekspor sepeda motor nasional dari tahun ke tahun. Produksi dan penjualan sepeda motor tertinggi di Indonesia pada tahun 2010 dengan angka produksi dan penjualan sebesar 7.395.390 unit dan 7.398.644 unit. Sedangkan ekspor sepeda motor dari Indonesia ke negara lain yang tertinggi adalah pada tahun 2008 sebesar 64.968 unit. Hal ini tampak dalam tabel 1.2 diatas.

Tabel 1.3

Penjualan dan Pangsa Pasar UMC Dealer Motor Suzuki Tahun 2007 – 2010 Tahun Penjualan

Sumber : www.suarakarya-online.com, Koran jawa pos tanggal 15 januari, data penjualan di dealer UMC sidoarjo.

(14)

Suzuki UMC khususnya skutik Suzuki mengalami penurunan tahun 2009 hingga 2010.

Persaingan sepeda motor kategori skutik di Indonesia didominasi oleh ketiga sepeda motor asal Jepang, yaitu sepeda motor merek Honda, Yamaha, Suzuki. Pangsa pasar sepeda motor Suzuki kategori skutik merupakan yang terendah dari ketiga sepeda motor asal Jepang. Angka penjualan maupun pangsa pasar sepeda motor skutik Suzuki sangat jauh dibandingkan dengan kedua pesaingnya, bahkan terjadi penurunan dari tahun 2008 ke 2010.

Permasalahan yang menyebabkan penurunan penjualan motor suzuki secara umum disebabkan oleh persainngan sepeda motor yang semakin ketat yang menawarkan berbagai macam merek dengan model dan kualitas yang bersaing. Namun alasan mendasar yang paling mempangaruhi penurunan penjualan sepeda motor suzuki adalah masalah 4P (product, price, place, dan promotion) yang selama ini masih kurang sehingga perlu dicangkan misalnya dalam segi produk (product) produsen berupaya untuk memproduksi produk yang bener-bener dibutuhkan dan disukai. Dalam hal harga (price) misalnya produsen merencanakan strategi harga yang kompetitif dengan produk yang berkwalitas dan bersaing. Dalam hal tempat (place) dengan menambah jaringan produk dan pelayanan baik kuantitas dan kualitasnya. Dalam hal promosi (promotion) strategi promosi dan kerja sama dengan kalangan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan motor suzuki (www.aisi.co.id).

(15)

dikendarai. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar suatu produk yang bersifat heterogen ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Stanton, 1978).

Dari kondisi diatas produsen sudah secara maksimal agar produk yang dibuat dapat mengambil hati konsumen. Bagi perusahaan strtegi pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan usahanya, dimana perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan karena dengan pelanggan yang puas dapat menciptakan loyalitas terhadap perusahaan dan mereka memberitahu orang lain tentang pengalaman yang baik, yang pada akirnya perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.

Menurut kartono (1987:113), atribut produk adalah sifat atau aspek yang dianggap dipunyai seseorang atau suatu stimulus (pemberi rangsangan). Atribut produk berarti sifat dari produk yang dapat memberikan rangsangan pada konsumen sehingga dapat membangkitkan selera atau minat untuk melakukan pembelian dan dapat mempengaruhi positioning produk.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini diberi judul :

(16)

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah atribut produk dapat mempengaruhi positioning sepeda motor suzuki ?

b. Apakah segmentasi perilaku dapat mempengaruhi positioning sepeda motor suzuki ?

I.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui atribut produk yang dapat mempengaruhi positioning sepeda motor suzuki.

b. Untuk mengetahui segmentasi perilaku yang dapat mempengaruhi positioning sepeda motor suzuki.

I.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu antara lain:

1. Bagi Peneliti Lain.

(17)

pertimbangan serta sumbangan pemikiran yang dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi atribut-atribut yang dapat mempengaruhi positioning.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan

analysis positioning sebuah produk, telah dilakukan oleh:

Ni Wayan Sri Ariyani (2009) dalam judul “Analysis positioning of

notebook produced by Hewwlett Packard(HP) in bali province”. Berdasarkan

variabel yang menjadi keungulan notebook Hewwlett Packard(HP) yaitu dengan

mempertahankan membuat varian produk baru, mengingatkan secara

berkesinambungan pelayanan purna jual pada setiap pelangan, menambah saluran

distribusi sampai ke kabupaten merupakan strategi yang dapat memperkuat

positioning notebook Hewwlett Packard(HP) dengan nootbook lainya. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis mutivariate yang

berhubungan dengan metde statistik yang secara bersama-sama melakukan

analisis terhadap lebih dua variabel pada setiap nootebook. Untuk meengetahui

kemiripan antara nootebook digunakan multi dimensional scaling(MDS) dan

correspondence analysis(CA) untuk mengetahui keungulan masing-masing

variabel untuk setiap nootebook. Variabel positioning nootbook diperoleh dari

presepsi sampel (responden) mengenai kemiripan notebook Hewwlett

Packard(HP) dibandingkan dengan produk lainya. Kemiripan diukur dengan

(19)

nootebook yang dibandingkan sangat mirip satu dengan yang lainya, skala 2

berarti dua notebook tertentu yang dibandingkan keduanya mirip satu sama

lainya, skala 3 berarti kuduanya bisa mirip bisa tidak, skala 4 berarti keduanya

tidak mirip atau berbeda, skala 5 berarti dua notebook yang dibandingkan sangat

tidak mirip. Sedangkan untuk mengetahui bagaimana posisi nootebook Hewwlett

Packard(HP) dibandingkan dengan noootebook yang lainya. Keungulan

masing-masing variabel untuk setiap nootebook diperoleh berdasarkan persepsi

sampel(responden) untuk masing-masing variabel. Pilihan persepsi responden

dikategorikan menjadi dua sebagai berikut: nilai 0, yang berarti nootebook

tersebut tidak memuaskan. Nila 1, yang berarti nootebook tersebut sudah

memuaskan.

Sony firdaus (2001) dalam judul “analisis persaingan produk sepeda

motor berdasarkan segmen pasar dan posisi produk” . menunjukan bahwa

segmen pasar dan posisi produk berpengaruh secara signifikan terhadap

persaingan produk. Berdasarkan hasil analisa variabel segmentasi pasar (letak

geografis, demografis, penampilan pisikografis, dan perilaku) dan product

positioning (perubahan nama, harga, dan kemasan produk) yang dapat

menghasilkan persepsi atau tanggapan konsumen terhadap suatu produk di pasar.

Dengan hasil yang dilakukan uji normalitas dengan program MINITAB

menghasilkan nilai koefisien R yang lebih besar dari 0,8 (R>0,8). Ini berarti

data-data tersebut terdistiribusi secara normal, karena nilai koefisien R mendekati 1,0.

Uji reliabilitas menyatakan bahwa koefisien reliabilitas = 0,9739 atau

(20)

konsistensi yang baik dari hasil pengukuran yang bersangkutan. Sedangkan uji

validitas dengan program SPSS (correlate bivariate) menghasilkan koefisien

korelasi kendall yang lebih besar dari 0,4. Ini berarti bahwa hubungan yang terjadi

antara variabel yang diuji cukup kuat. Penelitian tersebut dibuat bertujuan menjadi

masukan bagi produsen sepeda motor dalam menentukan strategi pemasaran.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Pemasaran

Bagi perusahaan pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Pemasaran

merupakan sebuah faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berfikir

dengan kebutuhan konsumen. Pemassaran harus dapat menafsirkan

kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikan dengan data pasar seperti: lokasi

konsumn, jumlahnya dan kesukaan mereka. Informasi tersebut dapat dipakai

sebagai dasar untuk mengadakan pengolahan bagi kegiatan produksi.

Definisi pemasaran menurut kotler (1997:9), kotler menyatakan definisi

pemasaran adalah sebagai peroses sosial dan menajerial yang mana kelompok

ataupun individu-individu memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan,

melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran atau penjualan yang bernilai bagi

pihak lain.

Dari pengertian diatas dapat ditentukan pengertian inti tentang pemasaran,

(21)

manusia yang sistematik dan komersial yang diarahkan pada tercapainya

perpindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi

keinginan dan kepuasan yang dinamis.

Adapun definisi pemasaran menurut Stanto D.H (1987:3) bahwa

pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang

yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen/pembeli kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensial.

Menurut konsep kotler, kebutuhan sebenernya tidak diciptakan oleh

masyarakat akan tetapi secara hakiki kebutuhan itu sudah ada dan melekat dalam

kehidupan manusia. Sedangkan keinginan itu adalah kehendak yang kuat akan

pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut. Jadi keinginan

akan kebutuhan yang spesifik dan didukung dengan kesediaan, kemampuan

membeli disebut dengan perminttaan. Untuk menanggapi permintaan masyarakat

itulah maka timbulaah produsen yang didifinisikan sebagai sesuatu yang

ditawarkan baik barang atau jasa kepada individu atau masyarakat untuk

memuaskan permintaan dan penawaran tersebut. Jika dengan permintaan dan

penawaran sudah dapat dipenuhi dengan kemampuan daya beli berarti konsumen

akan mendapatkan kepuasaan. Jadi setiap produk barang dan jasa yang dapat

menciptakan kepuasan konsumen berarti produk tersebut mempunyai nilai guna.

Dengan demikian jika permintaan dari kosumen dan penawaran(yang

dilakukan oleh pemasar) bertemu atas dasar kesepakatan dalam transaksi maka hal

(22)

produsen sebagai pelaku dan penawaran produk tertentu. Oleh karenanya agar

pemasar sukses dalam upayanya untuk menyampaikan produk ke konsumen perlu

untuk mengorganisasi secara intensif melalui manajemen pemasaran.

Manajemen pemasaran dalam hal ini diartikan sebagai peroses

perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi

gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran

baik individu atau organisasi kotler (1997:15)

2.2.1.1 Konsep Pemasaran

Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan

faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya oleh karena itu setiap

perusahaan mempunyai strategi pemasaran yang mantap untuk bertahan,

berkembang dan meningkatkan keuntungan dengan mencari, membina langanan

serta menguasai pasar yang ada. Sedangkan tugas seorang manajer pemasaran

yaitu mencapai kesempatan yang ada serta mengembangkan strategi pemasaran

yang paling baik dan tepat. Perlu disadari bahwa strategi itu harus bersifat

flaksibel dalam lingkungan yang kompleks dan berubah secara dinamis, jadi

dengan demikian semakin cepatnya perubahan lingkungan seorang manajer

pemasaran dituntut untuk jeli menganalisis keadaan.

Secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah

falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasaan kebuthaan konsumen

meupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

(23)

termasuk produksi, teknik, keungan dan pemasaran harus diarahkan pada usaha

mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memuaskan kebutuhan tersebut dengan

mendapatkan laba yang layak dalam jangka panjang. Dalam orientasi pemasaran

tersebut, semua kegiatan perusahaan untuk menghasilkan dan menjual barang

didasarkan pada masalah pemasaran, jadi pemasaran menjadi dasar motifasi

perusahaan dan akan mempegaaruhi politik perusahaan baik jangka pendek

maupun jangka panjang.

Faktor-faktor yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran antara lain:

1. Orientasi konsumen.

2. Kordinasi dan integrasi dalam perusahaan.

3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen.

Swastha D.H (1987:5), di dalam konsep pemasaran yang menjadi tujuan

adalah melayani keinginan konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba atau

dapat diartikan sebagai perbandiingan antara penghasilan dengan biaya yang

layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitik beratkan pada

keinginan perusahaan.

2.2.2 Atribut Produk

Dalam pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan

menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk tersebut.

Manfaat-manfaat itu dikombinasikan dan dipenuhi oleh atribut produk yang

berwujud seperti mutu, ciri dan desain. Keputusan mengenai atribut-atribut

(24)

Definisi dari atribut produk yang dikemukakan oleh Stanton(1982:244)

adalah daftar lengkap dari seluruh produk yang ditawarkan untuk dijual oleh

perusahaan.

Menurut fandy tjiptono defenisi dari atribut produk adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan pembelian.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa atribut yang

terdapat dalam sebuah produk merupakan pedoman yang di pakai konsumen

dalam membeli atau memilih produk. Mereka bisa melihat apakah produk tersebut

mempunyai mutu atau kualitas yang bagus atau tidak. Dari daftar yang terdapat

dalam produk tersebut konsumen bisa menilai produk tersebut terjangkau untuk

dikonsumsi dengan manfaat yang lebih besar atau mereka hanya melihat

manfaatnya saja.

Atribut produk yang terdapat dalam sebuah produk antara lain sebagai

berikut:

2.2.2.1 mutu produk

Menurut kotler (1991:354), mutu produk merupakan kemampuan sebuah

produk untuk menjalankan fungsinya. Dalam mengembangkan sebuah produk,

produsen harus menentukan tingkat mutu yang akan mendukung posisi produk

tersebut dalam pasaran. Mutu merupakan salah satu saran yang penting bagi

(25)

Tuntutan terhadap aspek ini adalah dari sebuah produk yang dihasilkan

sudah menjadi keharusan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan kalau tidak

menginginkan konsumen yang dimilikinya berlaih kepada produk-produk

pesaingnya yang diangap memiliki mutu yang lebih baik.

Harga yang tingi dalam sebuah produk biasanya membentuk kesan bahwa

produk yang bersangkutan mempunyai mutu yang tinggi. Dalam hal ini kita tidak

boleh langsung berkesimpulan bahwa perusahaan harus mendesain mutu

setingi-tinginya. Tidak semua konsumen menginginkan atau mampu membyar tingkat

mutu yang tinggi seperti yang ditawarkan produk-produk seperti mobil bmw dan

jam tangan rolex. Produsen harus memilih suatu tingkat mutu yang sesuai dengan

kebutuhan pasar sasaran dan tingkat mutu produk-produk pesaingnya.

Daftar yang terdapat dalam mutu produk adalah ketahanlamaan,

keterhadalaan, ketelitian, taraf kemudahan operasi dan perbaikan. Jadi dapat

disimpulkan mutu merupakan kemampuan produk yan digunakan oleh para

pengusaha untuk menarik pembeli.

2.2.2.2 Ciri Produk

Suatu produk dapat ditawarkan dengan ciri-ciri (keistimewaan) yang

berbeda-beda. perusahaan dapat menciptakan model-model tingkat tingi dengan

menambahkan ciri-ciri. Ciri atau keistimewaan merupakaan sarana yang

kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk-produk pesaing.

(26)

Sebuah perusahaan baru dapat mengidentifikasi dan memutuskan yang

manakah yang perlu ditambahkan pada produknya, dengan cara mensurvei

pembeli secara berkala dengan mengunakan produk yang bersangkutan dan

mengajukan pertanyaan-petanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:

a. Ciri apakah yang anda suka dalam produk ini ?

b. Menurut anda ciri apakah yang perlu ditambahkan dalam produk ini ?

c. Bagaimana anda menyukai produk ini ?

Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut yang akan memberikan suatu daftar

yang panjang mengenai gagasan-gagasan tentang ciri produk. Jadi dapat

disimpulkan bahwa ciri atau keistimewaan adalah pembeda antara produk tertentu

dengan produk pesaingnya. Dengan adanya ciri tersebut pembeli akan mudah

untuk memutuskan.

2.2.2.3 Desain produk

Menurut kotler (1991:367) cara lain untuk menambah kekhasan produk

adalah dengan desain produk. Desain merupakan salah satu faktor yang perlu

mendapat perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan

produk. Hal tersebut terjadi karena desain adalah totalitas dari keistimewaan yang

mempengaruhi cara penampilan dari funsi suatu produk dalam hal kebutuhan

pelanggan.

Produk yang dirancang dengan baik akan menarik perhatian konsumen

lebih besar dan meningkatkan jumlah penjualan. Desain yang baik adalah

(27)

corak yang bisa mempengaruhi konsumen, tidak mahal, aman serta sederhana.

Jadi dapat disimpulkan desin adalah daya tarik yang terdapat dalam sebuah

produk yang dapat dilihat dari tampilan produk itu.

2.2.2.4 Merek Produk

American Marketing Association yang dikutip dari Kotler (2007)

mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau

kombinasi semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

penjual atau sekelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang

atau jasa pesaing. Kartajaya (Simamora, 2001) mengatakan bahwa merek lebih

penting dari produk itu sendiri dan pada saat orang membeli produk, orang

cenderung membeli mereknya.

Menurut Durianto, dkk (2004) merek lebih dari sekedar jaminan kualitas

kerena di dalamnya tercakup enam pengertian sebagai berikut :

1. Atribut. Suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.

2. Manfaat. Meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen

sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.

3. Nilai. Suatu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsennya.

4. Budaya. Suatu merek melambangkan budaya tertentu.

5. Kepribadian. Suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.

6. Pemakai. Suatu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau

(28)

Halim dan Daromi (2006) mengatakan bahwa atribut yang melekat di

suatu merek produk berperan dalam menentukan pilihan bagi konsumen, di antara

berbagai macam merek yang ada di kategori yang sama, sedangkan atribut

merupakan harapan, image, atribut, serta karakteristik produk tersebut. Jadi dapat

disimpulkan merek adalah atribut utama yang dipertimbangkan oleh konsumen,

karena dengan merek konsumen akan mengatahui kualitas atau mutu dari suatu

produk.

2.2.3 Segmentasi Perilaku

Menurut Tjiptono (2008:69), segmenting pada dasarnya adalah proses

membagi pasar keseluruan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen

kedalam beberapa segmen, di mana masing-masng segmenya cenderung bersifat

homogen dalam segala aspek. Segmentasi dapat menghasilkan kesusuain yang

lebih baik antara apa yang ditawarkan perusahaan dan apa yang diharapkan pasar.

Segmen yang diteliti haruslah memiliki tingkat persaingan yang masih

belum tinggi, artinya pesaing yang dihadapi tidak begitu banyak atau daya

saingnya masih lemah. Menurut Kartajaya (2004:375), segmentasi memegang

peran penting bagi perusahaan karena beberapa alasan sebagai berikut :

1. segmentasi, secara umum memungkinkan untuk lebih fokus dalam

mengalokasikan sumber daya.

2. Segmentasi merupakan simpul dari penentuan keseluruhan strategi, taktik,

(29)

3. Segmentasi dapat menjadi faktor kunci untuk memenangkan persaingan

dengan pasar dari sudut yang unik dengan cara yang berbeda dari

pesaingnya.

. Dalam segmentasi perilaku ini konsumen dibagi ke dalam kelompok

berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau tanggapan mereka terhadap

suatu produk. Menurut M. Suyanto, dalam segmentasi perilaku membagi

kelompok berdasarkan status pemakai, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap

kesiapan pembeli dan sikap. Pasar dapat dikelompokkan menjadi bukan pemakai,

bekas pemakai, pemakai potensial, pemakai pertama kali dan pemakai tetap dari

suatu produk. Contohnya perusahaan soup yang memilih target Cina dengan

alasan bahwa Cina mempunyai konsumsi soup paling tinggi. Banyak pemasar

berpendapat bahwa variabel perilaku merupakan titik awal terbaik untuk membuat

segmen-segmen pasar.

Indikator-indikator segmentasi perilaku :

2.2.3.1. Status pemakai

Banyak pasar yang dapat dibagi menjadi segmen-segmen : non pemakai,

eks-pemakai, calon pemakai, pemakai pertama kali dan pemakai tetap sebuah

produk. Perusahaan besar yang mencari bagian pasar yang tinggi biasanya lebih

tertarik kepada calon pemakai sedangkan perusahaan kecil biasanya lebih suka

(30)

2.2.3.2. Tingkat pemakaian

Pasar juga dapat dibagi menjadi kelompok pemakai ringan, menengah dan

berat. Pemakai berat sering merupakan bagian pasar yang paling kecil akan tetapi

menyebabkan persentase yang tinggi dari konsumsi keseluruhan. Para pemakai

berat sebuah produk sering mempunyai demografi, psikografi dan kebiasaan

media yang umum. Misalkan para perokok berat pada umumnya adalah pekerja

dan mereka ada dalam kelompok umur 15 tahun sampai 40 tahun.

2.2.3.3. Tahap kesiapan konsumen

Suatu saat orang berada dalam tahap kesiapan yang berbeda dalam

membeli suatu produk. Sebagian konsumen tidak menyadari adanya produk

tersebut, beberapa orang mengetahuinya, beberapa orang diberi tahu, beberapa

orang tertarik, beberapa orang berkeinginan dan beberapa orang berminat

membeli. Jumlah relasi dari orang-orang tersebut membuat perbedaan besar dalam

menyusun program pemasaran bagi perusahaan.

2.2.3.4. Sikap pandangan

Orang-orang dalam suatu pasar dapat antusias, positif, acuh tak acuh,

negatif atau bermusuhan terhadap suatu produk. Para petugas dari rumah ke

rumah menggunakan sikap calon konsumen untuk menentukan berapa banyak

waktu yang dihabiskan bersama calon konsumen tersebut. Mereka berterima kasih

(31)

mereka tidak mencoba membuang waktu bagi calon konsumen negatif dan yang

bermusuhan dengan produk yang hendak ditawarkan

2.2.4 Positioning

Menurut Kotler, penentuan posisi (positioning) sebuah produk adalah

bagaimana sebuah produk dapat dirumuskan secara berbeda oleh konsumen atas

atribut-atribut yang dianggap penting, relatif dibandingkan dengan produk pesaing

(Amir, 2005). Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela

otak konsumen, agar produk atau merek tersebut mengandung arti tertentu yang

mencerminkan keunggulan produk atau merek dalam bentuk hubungan asosiatif

(Kasali, 2001).

Positioning is not what you do to a product. It is what you do to the mind

of the prospect” (Ries dan Trout, 2002). Yoram Wind (Kotler, dkk 2004)

mendefinisikan positioning sebagai ‘reason for being’, yaitu bagaimana

menjelaskan identitas dan kepribadian perusahaan di benak pelanggan sehingga

dapat merebut kepercayaan pelanggan. Kunci utama keberhasilan positioning

terletak pada persepsi yang diciptakan (Lamb, 2001).

Positioning yang terdapat dalam sebuah produk antara lain sebagai

berikut:

2.2.4.1 Persepsi

Menurut Mowen (Kasali, 2001), persepsi didefinisikan sebagai suatu

(32)

kapasitas prosesor yang lebih luas dan menginterpretasikan informasi tersebut.

Sedangkan menurut Myers (Kasali, 2001), persepsi merupakan suatu proses untuk

mengartikan sensasi dengan memberi gambar-gambar dan hubungan-hubungan

asosiasi di dalam memori untuk menafsirkan dunia di luar dirinya.

Menurut Hawkins (2007), proses informasi merupakan serangkaian

aktivitas di mana stimulus atau rangsangan diterima oleh konsumen, kemudian

diubah menjadi informasi dan setelah itu disimpan dalam memori konsumen.

Sebuah proses informasi yang bermanfaat memiliki 4 tahap utama, yaitu :

1. Persepsi dimulai dengan exposure. Exposure terjadi ketika stimulus sampai

dalam jarak syaraf penerima panca indera konsumen. Konsumen

ditunjukkan hanya pada sebuah bagian kecil dari stimulus yang tersedia,

dan ini biasanya hasil dari seleksi pribadi.

2. Attention terjadi ketika stimulus mengaktifkan satu syaraf penerima atau

lebih dan menghasilkan suatu sensasi yang kemudian bergerak ke otak

untuk diproses lebih lanjut. Konsumen secara selektif mengikuti stimulus

sebagai faktor stimulus, faktor individu, dan faktor situsional. Faktor

stimulus merupakan karakteristik fisik dari stimulus itu sendiri, seperti

ukuran, warna, bentuk, jumlah informasi, dll. Faktor individu adalah

karakteristik dari individu, seperti motivasi, dan kemampuan. Faktor

situasional termasuk stimulus dalam lingkungan yang lain dari stimulus

fokus dan karakteristik sementara dari individu yang dipaksa dari

(33)

3. Interpretation adalah penugasan makna ke stimulus yang telah diikuti.

Interpretation cenderung relatif daripada absolut. Interpretation sebagian

besar adalah sebuah fungsi dari sifat, pembelajaran, dan pengharapan

individu yang dipicu oleh stimulus dan dipengaruhi oleh situasi.

4. Memory merupakan penggunaan jangka pendek dari makna untuk

pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cepat atau daya ingat jangka

panjang dari makna. Dari memory akan mempengaruhi keputusan konsumsi

dan pembelian.

2.2.4.2 Kesadaran Akan Merek

Menurut Kotler (2000:357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan

atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk

atau jasa dari satu atau sekelompok penjual dan membedakannya dari produk

pesaing. Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagin dari

kategori produk tertentu.

Brand awareness (kesadaran akan merk) dari perusahaan tersebut, dimana

apabila suatu perusahaan yang sudah berdiri lama dan memiliki reputasi yang baik

dimata konsumen maka nama dari perusahaan tersebut akan menimbulkan

loyalitas tersendiri di dalam hati para konsumen , sehingga Konsumen akan

melakukan pembelian pada perusahaan tersebut secara berulang-ulang. Suatu

perusahaan terutama perusahaan pangan akan mendapatkan nilai yang baik oleh

(34)

digunakan dalam bauran pemasaran jasa, diantaranya yang sering di aplikasikan

oleh banyak perusahaan dewasa ini adalah seperti kualitas pelayanan yang baik,

kenyamanan serta lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen.

Pemberian atau pelayanan jasa oleh perusahaan pangan mungkin dapat

mengalami kegagalan dalam memberikan kepuasan kepada konsumen apabila

perusahaan tidak mengetahui bentuk layanan yang sebenarnya diinginkan

konsumen . Hal ini harus dapat dihindari oleh perusahaan-perusahaan rumah

makan karena dalam membangun brand awareness yang baik dimata konsumen

perusahaan harus menciptakan kesan yang baik pula tentu saja dengan mengetahui

bentuk layanan yang diinginkan oleh konsumen .

2.3 Teori Kausalitas Antar Variabel

2.3.1 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Positioning

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan (2009) menyatakan

bahwa adanya persaingan yang semakin ketat terutama antara tipe notebook yang

built up yaitu IBM, Sony, Acer, dan Toshiba membawa implikasi bahwa notebook

Hewlett Packard (hp) harus melakukan diferensiasi secara terus menerus. Ada

lima dimensi yang dapat digunakan untuk mendiferensiasi produknya yaitu

dimensi atribut produk, personil, saluran, layanan dan citra.

Hal ini menandakan bahwa atribut produk dapat mempengaruhi

positioning, yang dimana apabila atribut produk meningkat maka positioning juga

(35)

2.3.2 Pengaruh Segmentasi Perilaku Terhadap Positioning

Menurut Nickels (1979) Positioning adalah suatu strategi manajemen yang

menggunakan imformasi yang dikumpulkan melalui riset dan studi segmentasi

untuk menciptakan suatu kesan terhadap produk sesuai dengan keinginan pasar

yang dituju. Sehingga dalam segmentasi perilaku ini banyak pemasar yang

berpendapat bahwa variabel perilaku merupakan titik awal terbaik untuk membuat

segmen-segmen pasar. Jika segmen pasar tepenuhi maka produk akan memiliki

persepsi yang baik dimata konsumen, dengan demikian terciptalah sebuah

positioning yang berasal dari segmentasi perilaku.

2.4 Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, atribut produk

merupakan variabel yang diteliti untuk mengetahui strategi positioning pada

atribut produk mana yang akan digunakan, sehingga dapat disusun kerangka

pemikiran dalam penelitian ini, seperti tersaji dalam gambar berikut :

Gambar 2.2 Kerangka konseptual

Positioning 

(Y)  Atribut Produk 

(X1) 

Segmentasi 

(36)

2.5 Hipotesis

Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori

maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga atribut produk berpengaruh positif terhadap positioning.

2. Diduga segmentasi perilaku berpengaruh positif terhadap

positioning.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pernyataan tentang defenisi batasan dan

pengertian variabel-variabel dalam penelitian secara operasional baik berdasarkan

teori yang ada maupun pengalaman. Dalam penelitian ini digunakan dua variabel

bebas (X) yaitu atribut produk (X1) dan segmentasi perilaku (X2). Dan satu

variabel terikat (Y) yaitu positioning (Y).

Adapun definisi operasional dari masing-maasing variabel tersebut, yaitu

sebagai berikut:

1. Atribut produk (X1).

Atribut produk adalah keseluruhan bagian-bagian produk yang

memiliki kemampuan serta memberikan keuntungan dan dapat

memuaskan kebutuhan. Indikator atribut produk adalah :

a. Mutu produk (X.1.1)

Kemampuan suatu produk untuk menunjukan berbagai fungsi

termasuk ketahanan, kehandalan kecepatan dan kemudahan dalam

(38)

b. Ciri produk (X.1.2)

Sebuah alat bersaing yang membedakan produk satu dengan produk

pesaing.

c. Desain produk (X.1.3)

Fungsi dan corak produk yang merupakan peroses desain yang

dikembangkan menjadi sebuah produk yang menarik, murah, dan

nyaman untuk digunakan.

d. Merek produk (X.1.4)

Sebuah nama atau syimbolyang biasa dipertimbangkan oleh konsumen

untuk mengetahui kualitas dari suatu produk.

2. Segmentasi perilaku (X2).

Segmentasi perilaku adalah konsumen dibagi ke dalam kelompok

berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau tanggapan mereka

terhadap suatu produk.

Indikator segmentasi perilaku adalah :

a. Status pemakai (X.2.1)

(39)

b. Tingkat pemakaian (X.2.2)

Frekuensi penggunaan produk dalam satu periode tertentu.

c. Tahap kesiapan konsumen (X.2.3)

Kesadaran konsumen akan produk yang akan dibeli.

d. Sikap pandangan (X.2.4)

Pandangan konsumen terhadap produk.

3. Positioning (Y).

Positioning adalah persepsi konsumen terhadap citra produk

sebuah merek.

Indikator positioning adalah:

a. Presepsi (Y1)

sesuai tindakan presepsi terhadap ciri produk dengan kesan produk

sebagai motor yang sangat mudah perawatanya.

b. Kesadaran akan merek (Y2)

Sesuai tindakan kesadaran akan merek produk motor yang mempunyai

(40)

3.1.2. Pengukuran Variabel.

Agar konsep yang digunakan dapat diukur dan menghindari makna

yang berbeda maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan skala Likert 1-5 pada alat analisis

multidimensional scalling yaitu skala sikap yang menggunakan dua kutub

penilaian yang ekstirm. Digunakan jenjang 5 dalam penilaian ini

mengikuti pola sebagai berikut, misalnya :

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi

skor nilai 1 sampai dengan nilai 5 pada masing-masing pernyataan,

dimana nilai 1 merupakan nilai terrendah, nilai 3 merupakan nilai tengah

antara pernyataan buruk dengan pernyataan baik dan nilai 5 menunjukan

nilai yang tertinggi.

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

(41)

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi

dalam penelitian ini adalah semua pengendara skutik suzuki di dealer UMC

sidoarjo dengan jumlah 245.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Metode pengambilan sampel yang digunakan

adalah Sample Random Sampling (pengambilan sampel secara acak) yaitu sampel

di mana pengambilan elemen-elemen yang dijadikan sampel adalah semua

pengendara skutik suzuki di dealer UMC sidoarjo.

Maka pengambilan sampelnya harus tepat, pengmbilan sampel ini sesuai

dengan apa yang dikatakan oleh ferdinand (2002:48), ukuran sampel berjumlah

100-200 untuk teknik maksimum likehood estimation, atau ukuran sampel

minimal tergantung dari jumlah parameter yang diestimasi (10x10

parameter)=100 respoonden. Namun untuk menghindari adanya kerusakan maka

dalam penelitian ini mengunakan 110 responden.

3.3Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang diperoleh dengan menyebarkan kuisoner kepada semua pengendara

(42)

3.3.2. Sumber Data

Data bersumber dari jawaban pertanyaan yang diajukan kepada

responden, di lokasi pengumpulan data yaitu semua pengendara skutik suzuki

di dealer UMC sidoarjo.

3.3.3. Pengumpulan Data Kuisoner

Mengumpulkan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan

untuk di isi agar memperoleh jawaban langsung dari semua pengendara skutik

suzuki di dealer UMC sidoarjo.

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis.

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multivariate dengan Structural Equation Modelling (SEM).

Penaksiran pengaruh pada masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikatnya menggunakan koefisien jalur.

Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh

Atribut produk dilakukan sebagai berikut :

Atribut produk (X1) :

X1.1 = 1 Atribut Produk + er_1

X1.2 = 1 Atribut Produk + er_2

(43)

X1.4 = 1 Atribut Produk + er_4

Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji unidimesionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka

model pengukuran dengan contoh atribut produk akan tampak sebagai

berikut :

Gambar 3.1 : Contoh model pengukuran atribut produk.

Keterangan :

X1.1 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai mutu

produk skutik Suzuki.

X1.2 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai ciri

produk skutik Suzuki.

X1.3 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai desain

produk skutik Suzuki.

Atribut  produk 

X1 

X1.4  X1.1 

X1.3  X1.2 

er_1 

er_2 

er_3 

(44)

X1.4 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai merk

produk skutik Suzuki.

Segmentasi Perilaku (X2):

X1.1 = 1 Segmentasi Perilaku + er_1

X1.2 = 1 Segmentasi Perilaku + er_2

X1.3 = 1 Segmentasi Perilaku + er_3

X1.4 = 1 Segmentasi Perilaku + er_4

Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji unidimesionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka

model pengukuran dengan contoh segmentasi perilaku akan tampak

sebagai berikut :

Gambar 3.2 : Contoh model pengukuran segmentasi perilaku.

Segmentasi  Perilaku 

X2 

X2.4  X2.1 

X2.3  X2.2 

er_1 

er_2 

er_3 

(45)

Keterangan :

X2.1 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai status

pemakai skutik Suzuki.

X2.2 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai tingkat

pemakai skutik Suzuki.

X2.3 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai tahap

kesiapan konsumen terhadap skutik Suzuki.

X2.4 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai sikap

pandangan terhadap skutik Suzuki.

Persamaan Positioning (Y) :

Y1 =  Persamaan Positioning + er_1

Y2 =  Persamaan Positioning + er_2

Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk uji undimensionalnya melalui confirmatory faktor analysis, maka

(46)

Gambar 3.3 : Contoh model pengukuran positioning.

Keterangan :

Y1 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai persepsi

terhadap produk skutik Suzuki.

Y2 : Pertanyaan tentang pendapat responden mengenai kesadaran

akan merk produk skutik Suzuki.

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas.

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam

daftar pertanyaan perlu dilihat relibilitasnya dan validitasnya, dimana hal

ini dijelaskan sebagai berikut.

a. Uji Validitas.

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pegukuran atas apa yang

Positioning  (Y)

Y2 

Y1  er_1 

(47)

seharusnya diukur. Karena indikator multidimensi maka uji validitas yang

digunakan disini adalah validitas konstruk (construct validity) yang

merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita

ukur. Secara umum nilai variance extracted yang dapat diterima adalah ≥

0,5. variance extracted dihiung dengan rumus sebagai berikut :

Variance Extracted = standardize Loading

standardize Loading + j

b. Uji Reliabilitas.

Reabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator

sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana indikator

itu mengindikasikan sebuah konstruk/faktor laten yang umum.

Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling membantu

dengan menjelaskan sebuah fenomena yang umum. Composite

Realibility diperroleh melalui rumus berikut (Ferdinand, 2002 ; 62)

Construct reliability = (Standard Loading)2

(Standard Loading) 2 + j

Keterangan :

a. Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap-tiap

indikator yang didapat hari hasil perhitungan komputer.

(48)

Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah ≥0,7 , walau angka itu

bukanlah sebuah ukuran yang “mati”. Artinya bila penelitian yang

dilakukan bersifat eksplorasi maka nilai dibawah 0,7 pun masih dapat

diterima sepanjang disertai dengan alasan-alasan yang empirik yang

terliahat dalam proses eksplorasi.

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat.

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai nilai ekstrim

baik secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena

kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh

berbeda dari obsevasi-observasi lainnya (Ferdinand, 2002;52).

3.4.2.1.Uji Outlier Univariat.

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan

cara mengkonversi nilai data penelitian kedalam standar score atau yang

biasa disebut dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar

deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang

standar (z-score), maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah

dapat dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi), pedoman

evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3

(49)

obsevasi-observasi yang memiliki z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai

outlier.

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat.

Evaluasi terhadap outlier multivariat perluu dilakukan sebab walaupun

data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat,

tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan.

Jarak Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat

dihitung dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua

variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat

dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat ρ <

0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat di dievaluasi dengan menggunakan nilai

χ2

pada derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam

penelitian. Apabila nilai jarak Mahalanobisnya lebih besar dari nilai χ2 tabel

adalah outlier multivariat.

3.4.3. Uji Normalitas Data.

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah metode tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah uji critical ratio dari skewness dan kurtois

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang +/- 2,58 maka

(50)

b. Jika nilai critical yang dipeoleh berada pada rentang +/- 2,58 maka

distribusi adalah normal.

3.4.4. Pengujian Model dengan Two-Step Approach.

Two-Step Approch digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang

relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan

dan karena keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dalam dicapai dalam

two-step approach ini. Two-step approach bertujuan untuk menghindari interaksi

antar model pengukuran dan model struktural pada One step Approach.

Yang dilakukan dalam two-step approach to SEM adalah : estimasi

terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model. Cara yang

dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two-step approach adalah sebagai

berikut :

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator

summer-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda

setiap indikator tersebut distandarisasi (Z-score) dengan mean = 0,

deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi

pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut.

b. Menetapkan error () dan Lambda () terms, error terms dapat dihitung

dengan rumus 0,95 () . Perhitungan construct reliability () telah dapat

dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar () dapat

(51)

dan Lambda () terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai

parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.5. Evaluasi Model.

Di dalam SEM peneliti dapat melakukan 3 kegiatan secara serempak, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrument, pengujian model

hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis jalur), dan

mendapatkan model yang bermanfaat untuk perkiraan (setara dengan model

structural). Tahap yang ditempuh dalam pengolahan data dengan analisis ini

adalah :

a.Mengembangkan path diagram.

Pada path diagram ditunjukkan hubungan kausal antar variabel yaitu antara

variabel endogen dan eksogen. Hubungan antara variabel ini dinyatakan

dengan anak panah. Anah panah luruh dengan satu ujung menunjukkan

hubungan kausal yang langsung antara satu variabel lainnya. Sedangkan garis

lengkung dengan dua ujung menunjukkan korelasi antar variabel.

b.Evaluasi atas asumsi SEM.

Evaluasi asumsi ditujukan untuk mengetahui kecukupan dipenuhinya

asumsi-asumsi yang ada dalam pemodelan SEM. Evaluasi yang dilakukan adalah

evaluasi normalitas data, evaluasi atas univariate outliers dan evaluasi atas

(52)

c. Evaluasi kriteria Goodness of fit model penelitian.

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian (fit) dan model yang

dikembangkan terhadap data penelitian. Ini penting dilakukan karena SEM

tidak digunakan untuk menciptakan suatu model tapi lebih pada

mengkonfirmasi model. Artinya tanpa landasan teoritis yang kuat atas

hubungan variabel yang dimodelkan maka analisis SEM ini tidak dapat

digunakan. Ukuran Goodness of fit yang digukan serta nilai cut-off nya dapat

dilihat pada tabel.

d. Intepretasi hasil.

Pada tahap ini hasil atau output pengujian dievaluasi untuk menentukan

penerimaan atau penolakan terhadap kesesuaian model dan hipotesis yang

(53)

Tabel 3.1 Goodnes Of Fit Indices

Goodness of fit index Keterangan Cut-off value X2-Chi-square Menguji apakah

coavariance populasi yang destimasi sama dengan covariance

sample

Diharapkan kecil, 1 sampai dengan 5 aau paling baik diantara 1

dan 2

Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matrics covariance data dan matrics covariance yang

destimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau >-0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi-square

pada sample besar

<-0,08

GFI Menghitung proporsi

tertimbang varians dalam

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF

>-0,90

CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model

<-2,00

TLI Perbandingan antara

model yan diuji terhadap baseline model

>-0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitve terhadap

besarnya sampel dan kerumitan model

>0,94

Sumber: Hair et al (1998)

3.5.1 Evaluasi Goodness of fit.

Berikut ini disajian beberapa indeks kesuaian dan cut-off value yang

digunakan dalam menguji apakah sebuah sebuah model dapat diterima

(54)

a. 2 – Chi- Square statistic, dimana model dipandang baik atau

memuaskan bila nilai chi- squarenya rendah. Semakin kecil

nilai 2 semakin baik model itu dan dapat diterima berdasarkan

probabilitas dengan cut-off value sebesar p > 0,05.

a. RMSEA (The Root Mean Square Error of Appoximation), yang

menunjukkan goodness of fit yang diharapkan bila model

diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau

sama dengan 0,08 merupakan indeks yang dapat diterimanya

model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degree of freedom.

b. GFI (Goodness of fit index), adalah ukuran non statistical yang

mempunyai rentang nilai 0 (poor fit) sampai dengan 1,0

(perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan

sebuah “better fit”.

c. AGFI (Adjusted Goodness of fit Index), dimana tingkat

penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI

mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,08.

d. CMIN / DF, adalah the Minimum Sample Discrepancy

Function yang dibagi dengan Degree of Freedom. CMIN/DF

tidak lain adalah statistic Chi-Square, X2 dibagi DFnya disebut

X2 relatif. Bila nilai X2 relatif kurang dari 2,0 atau 3,0 adalah

(55)

e. TLI (Tucker Lewis Index), merupakan incremental index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah base

line model, dimana yang direkomendasikan sebagai acuan

untuk diterimanya sebuah model adalah ≥ 0,95 dan nilai yang

mendekati 1 menunjukkan a very good fit.

f. CFI (Comparative Fit Index), dimana bila mendekati 1,

menindikasi tingkat fit yang paling tinggi. Nilai yang

direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95.

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Analisis Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh atribut produk dan segmentasi perilaku terhadap positioning

sepeda motor skutik Suzuki di dealer UMC Sidoarjo, yang nantinya

diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi atribut produk dan segmentasi perilaku terhadap

positioning sepeda motor skutik Suzuki.

Penelitian ini telah ditentukan lokasinya dimana lokasi itu sendiri

adalah dealer UMC Sidoarjo yang berada di JL.jengolo.5.Sidoarjo. Lokasi

penelitian ini berada diwilayah di dealer UMC Sidoarjo yang dilakukan

dengan menyebarkan kuesioner kepada 110 responden, Serta bersedia

mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

4.1.2. Karakteristik Skutik Suzuki

Banyak sekali berbagai merek sepeda motor skutik yang beredar di

pasaran, salah satunya adalah Suzuki. Suzuki adalah salah satu merk sepeda

(57)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam kuesioner

yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui seperti

dibawah ini.

a. Jenis Kelamin

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan

dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakin pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

No  Jenis Kelamin  Jumlah 

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengguna skutik

Suzuki atau lebih banyak digunakan oleh pihak laki-laki dari pada

perempuan. Mengherankan, karena produk skutik Suzuki yang dijual di

pasaran sebenarnya lebih ditujukan untuk kaum perempuan. Hal ini tentu

menjadi fakta yang menarik bahwa wanita memiliki proporsi yang lebih

kecil dalam menggunakan skutik Suzuki.

b. Usia

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner dan didapat diketahui

(58)

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.

Tabel karakteristik responden berdasarkan tingkat usia menunjukkan bahwa

para pengguna utama dari skutik Suzuki untuk dealer UMC Sidoarjo adalah

kalangan yang berusia remaja.

4.2.2. Deskripsi Atribut Produk

Tabel 4.3. Tabulasi Atribut Produk.

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :

a. Pernyataan pertama yaitu memiliki mutu produk atau tingkat keawetan

dalam onderdil yang baik mendapat respon terbanyak pada skor 4

(59)

b. Pernyataan kedua yaitu memiliki ciri produk atau model dan warna

yang berbeda dari merk lain, mendapat respon terbanyak pada skor 4

dengan jumlah responden sebanyak 58 atau 52 %.

c. Pernyataan ketiga yaitu Memiliki desain produk yang menarik dan ideal 

untuk  digunakan, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan

jumlah responden sebanyak 56 atau 50 %.

4.2.3.Deskripsi Segmentasi Perilaku

Tabel 4.4. Tabel Tabulasi Segmentasi Perilaku.

Skor Jawaban 

Saya sangat menyadari bahwa 

produk  0  2  42  53  13  110 

X2.3 

yang dibeli adalah skutik Suzuki  0%  1%  38%  48%  11%  100%

Saya memiliki pandangan yang  0  1  29  74  6  110 

X2.4  sangat positif terhadap skutik 

Suzuki  0%  1%  26%  67%  5%  100%

Sumber :Data diolah

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :

a. Pernyataan pertama yaitu Saya sangat lama sekali menggunakan

skutik Suzuki, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah

(60)

b. Pernyataan kedua yaitu Saya sangat sering sekali menggunakan skutik

Suzuki, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah

responden sebanyak 69 atau 62%.

c. Pernyataan ketiga yaitu Saya sangat menyadari bahwa produk yang

dibeli adalah skutik Suzuki, mendapat respon terbanyak pada skor 4

dengan jumlah responden sebanyak 53 atau 48%.

d. Pernyataan keempat yaitu Saya memiliki pandangan yang sangat positif 

terhadap skutik Suzuki, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan

jumlah responden sebanyak 53 atau 48%.

4.2.4.Deskripsi Positioning

Tabel 4.5. Tabel Tabulasi jawaban positioning.

Skor Jawaban 

a. Pernyataan pertama yaitu Memiliki persepsi yang sangat baik dimata 

masyarakat, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah

responden sebanyak 55 responden atau 50%.

b. Pernyataan kedua yaitu Masyarakat sangat mengenal akan merk Suzuki,

mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden

(61)

4.3. Analisis Data dan Pengujian hipoteis 4.3.1. Uji Outliers Multivariate

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari obervasi-observasi lainnya dan

muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau

variabel kombinasi ( Hair, 1998 ). Evaluasi terhadap outlier multivariate

(antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis

menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu

dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara

Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan

menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996).

Uji outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan kriteria

jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi

dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada

(62)

Tabel 4.5. Outlier Data.

Standard Error of Predicted Value 3,424 11,801 7,700 1,575 110

Adjusted Predicted Value 0,851 111,557 55,316 21,861 110

Residual -71,658 51,748 0,000 23,681 110

Std. Residual -2,884 2,083 0,000 0,953 110

Stud. Residual -3,020 2,165 0,003 1,003 110

Deleted Residual -78,557 55,933 0,184 26,276 110

Stud. Deleted Residual -3,153 2,207 0,003 1,011 110

Mahalanobis Distance [MD] 1,079 23,593 9,909 4,415 110

Cook's Distance 0,000 0,080 0,010 0,013 110

Centered Leverage Value 0,010 0,216 0,091 0,041 110

(a) Dependent Variable : NO. RESP

Sumber :Lampiran

Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan

menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak

Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan 2 pada derajat bebas

sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang

mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat

signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers. Nilai 20.001 dengan

jumlah indikator 10 adalah sebesar 29.588.

Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 23.593 yang berarti lebih

kecil dari 2 tabel 29.588 tersebut. Dengan demikian, tidak terdapat

multivariate outliers.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s

Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel

atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan

(63)

kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang

dihasilkan. Proses eliminasi diperlukan pada item total correlation pada

indicator yang nilainya < 0,5 (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6. Uji Reliabilitas.

Pengujian Reliability Consistency Internal

Konstrak Indikator Item to Total

Correlation

Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi

reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu

item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan

mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien

Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada

indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena

nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator

yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha.

Gambar

Tabel 1.2
Tabel 1.3
Gambar 2.2 Kerangka konseptual
Gambar 3.1 : Contoh model pengukuran atribut produk.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat Website SMUN 02 TINGGIMONCONG yang dapat digunakan sebagai sarana informasi tentang aktifitas sekolah tersebut. Dalam penulisan ilmiah

Teori ini mengatakan bahwa sektor ekspor berperan penting dalam pertumbuhan wilayah, karena sektor ekspor dapat memberikan kontribusi yang penting,

malsin hatsin kedama dan pelmssam nalsim' maksin k€rja sma ydg lerdiii ddi empal jenis matsin seita lcon konreks oleh HlDes.. hsil dtlhis dilapoldu d€lse melode

Buku ini mengarahkan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa bersama guru dan teman-teman sekelasnya untuk mencapai kompetensi tertentu.. Sesuai dengan pendekatan

[r]

11&gt;ere zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA ar~ O s~and~ay on this

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah-Nya, Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Penyuluhan tentang

Abstrak: Penelitian tentang parasit gastrointestinal pada ternak sapi bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui tingkat prevalensi parasit gastrointestinal pada ternak