• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA DOSEN abstrak. Tesis Siti Rofiatun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA DOSEN abstrak. Tesis Siti Rofiatun"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA DOSEN (Studi Kasus Di Yayasan Pondok Dan Pendidikan Islam Sragen)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

oleh :

Siti Rofiatun Rosida NIM S541208078

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

(2)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA DOSEN (Studi Kasus Di Yayasan Pondok Dan Pendidikan Islam Sragen)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

oleh :

Siti Rofiatun Rosida NIM S541208078

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

(3)

i

(4)

ii

(5)

iii MOTO

Ya Allah... Terangilah jiwa kami dengan cahaya Mu, bimbinglah langkah kami dengan petunjuk Mu dan Jagalah kami dari siksa api neraka. Aamiin.

Jangan pernah meremehkan diri sendiri. Jika kita tak bahagia dengan hidup kita, perbaiki apa yang salah, dan teruslah melangkah.

Jadikan kepandaian sebagai kebahagiaan bersama, sehingga mampu meningkatkan rasa ikhlas tuk bersyukur atas kesuksesan.

Jangan membenci mereka yang mengatakan hal buruk tuk menjatuhkan kita, karena merekalah yang membuat kita semakin kuat.

Doa tanpa usaha dan perbuatan adalah sia-sia. Jadilah diri yang bijak.

Jika kehidupan ini membuat kita menangis, ingat ada ribuan kenangan indah yang membuat kita tersenyum.

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Tesis ini ku persembahkan untuk :

Hermawan Sukoco, ST., MT Suamiku Tercinta Nasehat, Motivasi dan do’a dari mu adalah Semangat menuju keberhasilanku

Dzaky Arya Danurwenda Dan Ikhsan Anggara Abimanyu, Maafkan Mama yang telah

membagi waktu kalian, tapi kasih sayang dan cinta Mama takkan pernah berkurang Ke empat Bapak dan Ibuku, Terimakasih karena Kasih Sayang kalian tulus dan tak akan

lekang oleh waktu I Love You All…..

(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sang pencipta dan pemilik alam semesta ini, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam senantiasa penulis panjatkan kepada Rosulullah Muhammad SAW.

Penelitian dengan judul “HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA DOSEN (Studi Kasus Di Yayasan Pondok Dan Pendidikan Islam Sragen)” ini ditulis dan diajukan sebagai syarat mendapatkan gelar Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang ada, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat diharapkan bagi perbaikan sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penyusunan penelitian ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala bantuan yang telah diberikan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, Drs., M.S, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister Kesehatan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir., M.S, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini.

3. Dr. Hari Wujoso, dr., SpF, MM, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(8)

vi

bersedia memberikan sumbang saran, bimbingan, arahan, ilmu serta motivasi yang sangat berharga demi terselesaikannya penyusunan tesis ini.

5. Dr. Sariyatun, M.Pd., M. Hum, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah banyak memberikan perhatian, semangat, bimbingan, arahan, motivasi dan nasihat kepada penulis.

6. Ketua Yayayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Bp. K.H. Fachrur Fathoni yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian.

7. Direktur Akademi Keperawatan YAPPI Sragen Ibu Suharti, SKM., M.Kes dan Direktur Akademi Kebidanan YAPPI Sragen dr. H. Untung Mardikanto, MMR yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

8. Pembantu Direktur I Bidang Kurikulum dan Pendidikan AKPER dan AKBID YAPPI Sragen, Muhammad Sowwam, S.Kep. Ns. M.Kes dan Triestiana Prahesti, SST, M. Kes yang telah banyak membantu dalam pengumpulkan data penelitian

9. Hermawan Sukoco, ST.,MT, suamiku tercinta yang selalu memberikan do’a, semangat, motivasi, cinta dan segalanya untuk penulis.

10.Bapak dan ibu dosen AKPER dan AKBID YAPPI Sragen yang telah bersedia mejadi responden dalam penelitian

11.Seluruh civitas Akademik AKPER dan AKBID YAPPI Sragen yang telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian ini

12.Teman-teman PDPK angkatan 2012 yang telah memberikan support, kekompakan dan kekeluargaan yang luar biasa

13.Semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi selama pengerjaan penelitian ini. jazakumullah khairan katsiran.

Semoga amal kebaikan semua pihak diatas mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.

Surakarta, Agustus 2014 Penulis,

(9)

vii DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 5

3. Tujuan Penelitian ... 6

4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep Diri ... 8

a. Pengertian Konsep Diri ... 8

b. Komponen Konsep Diri ... 9

c. Perkembangan Konsep Diri ... 14

(10)

viii

d. Stressor Konsep Diri ... 16

2. Beban Kerja ... 17

a. Pengertian Beban Kerja ... 17

b. Beban Kerja Dosen ... 18

3. Kinerja Dosen ... 21

a. Pengertian Kinerja Dosen ... 21

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 22

c. Penilaian Kinerja ... 24

d. Dosen dan Kinerjanya ... 25

B. Penelitian Terkait ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktudan Tempat Penelitian ... 35

B. Jenisdan Desain Penelitian ... 35

C. Populasi Penelitian ... 35

D. Sampel Penelitian ... 36

E. Variabel Penelitian ... 36

F. Definisi Opersional ... 37

G. Tehnik Pengumpulan Data ... 38

H. Instrumen Penelitian... 39

I. Validitas ... 41

J. Reliabilitas ... 43

(11)

ix

K. Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 49

B. Hasil Penelitian ... 50

1. Data Umum ... 51

2. Data Khusus ... 54

a. Variabel Konsep Diri ... 54

b. Variabel Beban Kerja ... 54

c. Variabel Kinerja Dosen ... 55

d. Uji Prasarat ... 57

e. Analisa Bivariat ... 60

f. Analisa Multivariat... 61

C. PEMBAHASAN ... 63

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Implikasi ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Konsep Diri

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Menurut Kategori Tingkat Pendidikan Tabel 4.3. Karakteristik Responden Menurut Kategori Masa Kerja

Tabel 4.5. Deskripsi Statistic

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Beban Kerja Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kinerja Dosen Tabel 4.8. Deskripsi Statistik Uji Normalitas

Tabel 4.9. Deskripsi Statistik Uji Normalitas Dengan Menggunakan Rumus Kolmogorov – Smirnov

Tabel 4.10. Uji Linearitas Konsep Diri Dengan Kinerja Dosen Dengan Menggunakan Rumus Uji Regresi

Tabel 4.11. Uji Linearitas Beban Kerja Dengan Kinerja Dosen Dengan Menggunakan Rumus Uji Regresi

Tabe l4.12. Uji Independensi Konsep Diri Dan Beban Kerja Tabel 4.13. Korelasi Konsep Diri Dengan Kinerja Dosen Tabel 4.14. Korelasi Beban Kerja Dengan Kinerja Dosen

Tabel 4.15. Persamaan Regresi Linier Ganda Konsep Diri Dan Beban Kerja Dengan Kinerja

Tabel 4.16. Hubungan Konsep Diri Dan Beban Kerja Dengan Kinerja Dosen Tabel 4.17. Korelasi Simultan Konsep Diri Dan Beban Kerja Dengan Kinerja

Dosen

(13)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur

Diagram 4.2. Karakteristik Responden Menurut Kategori Tingkat Pendidikan Diagram 4.3. Karakteristik Responden Menurut Kategori Masa Kerja

Diagram 4.4. Distribusi Frekuensi Beban Kerja

Diagram 4.5. Distribusi Frekuensi Penilaian Kinerja Dosen

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Penelitian 2. Kuesioner Konsep Diri 3. Kuesioner Beban Kerja

4. Kuesioner Kinerja Dosen oleh Atasan

5. Kuesioner Kinerja Dosen oleh Teman Sejawat 6. Kuesioner Kinerja Dosen oleh Mahasiswa 7. Daftar Tabulasi Data Konsep Diri

8. Daftar Tabulasi Data BebanKerja 9. Daftar Tabulasi Data Kinerja 10.Validitas

11.Tabel Nilai r Product Moment 12.Hasil Uji Validitas

13.Hasil Uji Reliabilitas 14.Hasil Uji Normalitas 15.Hasil Uji Linieritas 16.Hasil Uji independensi 17.Hasil Uji Bivariat 18.Hasil Uji Multivariat

(15)

xiii

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA DOSEN

(Studi Kasus Di Yayasan Pondok Dan Pendidikan Islam Sragen)

Siti Rofiatun Rosida, Nunuk Suryani, Sariyatun

Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS

Abstrak

Keberhasilan seorang dosen dalam kegitan pembelajaran tentu tidak luput dari daya tilik seorang dosen terhadap dirinya sendri yang mungkin bisa mempengarhi kinerjanya. Parameter kinerja dosen juga akan dilihat dari peran serta dan partisipasi aktif dari dosen dalam menjalakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Pengembangan profesionalisme dosen menjadi upaya yang penting dalam rangka peningkatan kualitas perguruan tinggi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan beban kerja terhadap kinerja dosen di Yayasan Pondok Dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen.

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dengan

menggunakan tehnik total sampling, dengan jumlah sampel 35 oang. Uji validitas

instrument dengan product moment, dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach.

Hasil penelitian dianalisis menggunakan Regresi Linier Ganda. Dari hasil analisis

diperoleh nilai regresi p 0,042 (< 0,05). Dengan demikian maka variabel konsep diri dan beban kerja mempunyai hubungan tetapi secara statistik kurang bermakna, dalam arti variabel konsep diri dan beban kerja tidak serta merta mempengaruhi kinerja dosen, variabel konsep diri dan beban kerja memiliki kontribusi yang kecil dalam mempengaruhi kinerja dosen.

Kata kunci : konsep diri, beban kerja, kinerja dosen

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dosen adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi. Peran, tugas, dan tanggungjawab dosen sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yang meliputi kualitas iman/takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab.

Untuk melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang profesional. Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Bab 1 Pasal 1 ayat 2). Sementara itu, profesional dinyatakan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

(17)

saranan pendukung proses belajar mengajar. Ketiga faktor tersebut saling tergantung dan mempengaruhi satu sama lain dalam menciptakan proses belajar mengajar yang berhasil. Faktor utama penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah kondisi pengajar yaitu kualifikasinya tidak layak atau mengajar tidak sesuai bidang keahliannya. Tantangan yang terkait dengan mutu pendidik mencakup tantangan pribadi, kompetensional pribadi maupun ketrampilan pendidik dalam melaksanakan tugasnya.

Kinerja dosen diukur berdasarkan beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses bembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan pengabdian pada masyarakat dan melakukan tugas tambahan.

Tugas utama dosen adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademik. Sedangkan profesor atau guru besar adalah dosen dengan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi dan mempunyai tugas khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarkan luaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat (Dirjen Dikti, 2010).

Tingkat penguasaan kompetensi dosen menentukan kualitas pelaksanaan Tridharma sebagaimana yang ditunjukkan dalam kegiatan profesional dosen. Dosen yang kompeten untuk melaksanakan tugasnya

(18)

secara profesional adalah dosen yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial yang diperlukan dalam praktek pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa, teman sejawat dan atasan dapat menilai secara persepsional terhadap tingkat penguasaan kompetensi dosen. Kualifikasi akademik dan unjuk kerja, tingkat penguasaan kompetensi sebagaimana yang dinilai orang lain dan diri sendiri, dan pernyataan kontribusi dari diri sendiri, secara berasama-sama, akan menentukan profesionalisme dosen.

Profesionalisme seorang dosen dan kewenangan mengajarnya dinyatakan melalui pemberian sertifikat pendidik. Sebagai penghargaan atas profesionalisme dosen, pemerintah menyediakan berbagai tunjangan serta maslahat yang terkait dengan profesionalisme seorang dosen.

Perubahan paradigma pendidikan yang cukup dramatis pada saat sekarang ini, mau tidak mau menuntut para dosen untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan yang ada. Salah satu cara yang efektif agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan yang ada. Salah satu cara yang efektif agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan yang ada yaitu melalui belajar secara terus menerus (Suharto, 2011).

Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen adalah sebuah yayasan yang memiliki dua institusi pendidikan yaitu Akademi Keperawatan (AKPER) dan Akademi Kebidanan (AKBID) yang mencetak tenaga perawat dan bidan. Dalam rangka meningkatkan kualitas selalu ada

(19)

upaya untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten dibidangnya dan berdaya saing tinggi. Sebagai contoh upaya tersebut, dalam kurikulum Akademi Keperawatan YAPPI Sragen menambahkan beberapa mata kuliah bermuatan institusional yang membekali peserta didik untuk berdaya saing tinggi antara lain ; mata kuliah Budi Pekerti yang mengutamakan sikap dan perilaku perawat dalam memberikan pelyanan prima kepada pasien, mata kuliah ahlaq dan hadist yang mendasari peserta didik untuk memperdalam ilmu agama, mata kuliah belajar membaca al-Qur’an yang mengajarkan dasar bahasa dalam beribadah, mata kuliah

English for nurse yang mengajarkan peserta didik menguasai bahasa nomor satu di dunia.

Keberhasilan dosen dalam kegitan pembelajaran tentu tidak luput dari daya tilik seorang dosen terhadap dirinya sendri yang mungkin bisa mempengarhi kinerjanya. Parameter kinerja dosen akan dilihat dari peran serta dan partisipasi aktif dari dosen dalam menjalakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tetapi hal inilah yang masih belum bisa dicapai oleh dosen di Akademi Kperawatan YAPPI Sragen.

Sampai dengan tahun 2012 kemarin, dilaporkan bahwa belum pernah ada penelitian dan program pengabdian masyarakat yang pendapat pendanaan dari Dikti, kalaupun ada penelitian dan pengabdian masyarakat tersebut dilaksanakan dengan pembiyaan yang minimal dari institusi selebihnya dengan biaya sendiri. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kegiatan belajar mengajar pada Akademi Keperawatan dan Akademi

(20)

Kebidanan YAPPI Sragen yang berkategori padat dan sibuk. Setiap peserta didik menempuh masa studi paket yaitu selama 3 tahun atau 6 semester dengan beban SKS yang harus diselesaikan sebanyak 120 SKS.

Berkaitan dengan kinerja dosen, tidaklah mudah bagi sebuah institusi penyelenggara pendidikan swasta seperti Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan YAPPI Sragen, membuat karyawan atau dosennya bisa dan mampu bekerja dalam jangka waktu yang lama. Selain adanya faktor keterbatasan dalam system penggajian juga dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasen yayasan masih belum bisa memberikan beasiswa pada dosennya. Disisi lain Akademi Keparawatan dan Akademi Kebidanan YAPPI Sragen seolah tidak dapat melakukan tindakan tegas terhadap dosen yang kurang aktif dalam kinerjanya termasuk dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian maupun pengabdian masyarakat.

Atas dasar itulah, pengembangan profesionalisme dosen menjadi upaya yang penting dalam rangka peningkatan kualitas perguruan tinggi. Dengan adanya sinergi yang baik antar berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja, maka akan mendorong seorang pendidik atau dosen mengupayakan dan menjadikan dirinya professional.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dalam penelitian ini masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

(21)

1. Apakah ada hubungan konsep diri dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen?

2. Apakah ada hubungan beban kerja dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen?

3. Apakah ada hubungan konsep diri dan beban kerja dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan konsep diri dan beban kerja dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok Dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen 2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan konsep diri dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen

b. Menganalisis hubungan beban kerja dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen

c. Menganalisis hubungan konsep diri dan beban kerja dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen

(22)

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk membuktikan bahwa ada hubungan konsep diri dan beban kerja dosen dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen

2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi atau masukan bagi pihak managemen atau yayasan YAPPI sragen untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan kinerja dosen sehingga akan membantu pengembangan SDM selanjutnya.

3. Memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan dibidang SDM pada Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen.

(23)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Konsep Diri

a. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri. Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan presepsi bawah sadar maupun tidak sadar (Woter P., 2005).

Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi managenen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Konsep diri dikembangkan melalui proses yang sangat kompleks yang melibatkan banyak variabel. Konsep diri adalah representasi fisik seorang individu, pusat inti dari “aku” dimana semua presepsi dan

pengalaman terorganisasi.

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, social dan fisis (Ahmad Chandra, 2010).

Konsep diri memberikan rasa kontinuitas, keutuhan, dan konsistensi pada seseorang. Konsep diri yang sehat mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi dan membangkitkan perasaan negatif atau posistif yang dtujukan pada diri.

(24)

b. Komponen konsep diri

Menurut Potter (2005), Konsep diri dapat digambarkan dalam istilah rentang dari kuat sampai lemah atau dari positif sampai negatif, bergantung pada kekuatan individu dari keempat kompanen konsep dirinya. Keempat komponen konsep diri adalah:

1) Identitas

Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Karenanya konsep tentang indentitas mencakup konstansi dan kontinuitas. Identitas menunjukkan menjadi lain dan terpisah dari orang lain, namun menjadi diri yang utuh dan unik.

Orang menyadari bila mereka benar-benar diri mereka atau berperilaku dengan cara tertentu karena hal ini diharapkan olehnya. Menjadi “diri sendiri” adalah hal yang terpenting dari identitas.

Identitas sering didapat dari observasi diri seseorang dan dari apa yang kita katakan tentang diri kita (Stuart & Sundeen, 1991).

Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan yang intim karena identitas seseorang diekspresikan dalam berhubungan dengan orang lain. Seksualitas adalah bagian dari identitas seseorang. Identitas seksual adalah gambaran seseorang tentang diri sebagai pria atau wanita dan makan dari gambaran ini. Gambaran ini dan maknanya bergantung pada nilai yang ditetapkan secara kultural yang dipelajari melalui sosialisasi.

(25)

2) Citra tubuh

Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditunjukkan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh prepsi dari pandangan orang lain.

Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri.

Sikap dan nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi citra tubuh. Muda, cantik dan utuh adalah hal-hal yang ditekankan dalam masyarakat. Dalam kultur timur, penuaan dipandang secara sangat positif, karena orang dengan usia tua dihormati. Kultur barat (terutama di Amerika Serikat) telah dibiasakan untuk takut dan ketakutan terhadap proses penuaan yang normal misalnya, menopause dalam kultur yang lain dipandang sebagai waktu dimana wanita mencapai kekuasaan dan kebijaksanaan. akhir-akhir ini dalam kultur barat, menopause adalah waktu ketika wanita kurang disenangi secara seksual. Namun demikian, hal ini bukan lagi menjadi keyakinan yang unmum dan wanita menopause dan

(26)

post menopause mempertahankan rasa tentang diri mereka dan ketertarikan mereka sendiri bahkan lebih tua.

Citra tubuh bergantung hanya sebagian pada realitas tubuh. Seseorang umumnya tidak mengadaptasi dengan cepat terhadap perubahan dalam fisik tubuh. Perubahan fisik mungkin tidak dimasukkan dalam citra tubuh ideal seseorang. sering, misalnya saja, seseorang yang telah mengalami penurunan berat badan tidak menganggap diri mereka kurus. Lansia sering mengatakan bahwa meraka merasa tidak berbeda tetapi ketika mereka melihat diri mereka dalam cermin, mereka terkejut dengan kulit yang keriput dan rambut memutih. Sering orang yang dulunya kurus dan mengalami peningkatan berat badan yang besar merasa bahwa meraka tetap dengan berat badan sebelumnya sampai diingatkan oleh pakaian yang semuanya menjadi kekecilan atau ketika meraka bercermin

3) Harga Diri

Harga diri atau rasa kita tentang nilai diri adalah suatu evaluasi dimana seseorang membuat atau mempertahankan diri. Harga diri berkaitan dengan evaluasi individual terhadap keefektifan di sekolah atau tempat bekerja, di dalam keluarga, dan dalam lingkungan sosial. Kefektifan diri berkaitan dengan ide harga diri (misalnya penilaian diri tentang kompetensi seseorang dalam melakukan berbagai tugas).

(27)

Harga diri berasal dari dua sumber, yaitu diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan penerimaan. Seseorang yang menghargai dirinya dan merasa dihargai oleh orang lain biasanya mempunyai harga diri yang tinggi. Seseorang yang merasa tidak berharga dan menerima sedikit respek dari orang lain biasanya mempunyai harga diri yang rendah. Harga diri dapat dipahami dengan memikirkan hubungan antara konsep diri seseorang terhadap ideal diri. secara umum seseorang yang konsep dirinya hampir memenuhi ideal diri mempunyai harga diri yang tinggi.

Evaluasi diri adalah proses mental yang berkelanjutan. Nilai diri atau harga diri adalah kebutuhan dasar manusia. Menurut hierarki Maslow, orang perlu merasa berharga dalam hidupnya. Harga diri penting dalam memelihara konsep diri. Harga diri juga dipengaruhi oleh sejumlah kontrol yang meraka miliki terhadap tujuan dan keberhasilan dalam hidup. Seseorang dengan harga diri yang tinggi cenderung menujukkan keberhasilan yang diraihnya sebagai kualitas dan upaya pribadi. Ketika berhasil, seorang individu dengan harga diri yang rendah cenderung mengatakan bahwa keberhasilannya adalah keberuntungan atau atas bantuan orang lain ketimbang kemampuan pribadi.

(28)

4) Peran

Peran mencaku harapan atau standart perilaku yang telah diterima oleh keluarga, komunitas dan kultur. Perilaku didasarkan pada pola yang ditetapkan melalui sosialisasi. Sosialisasi dimulai tepat setelah lahir, ketika bayi berespons terhadap orang dewasa dan orang dewasa berespons terhadap peilaku bayi. Polanya stabil dan hanya sedikit berubah selam masa dewasa. Anak belajar berperilaku yang diterima oleh masyarakat oleh proses berikut: a) Reinfoercement/extinction

Perilaku tertentu menjadi umum atau dihindari, bergantung pada apakah perilaku ini diterima dan diharuskan atau tidak diperbolehkan dan dihukum.

b) Inhibisi

Seorang anak belajar memperbaiki perilaku, bahkan ketika berupaya untuk melibatkan diri mereka.

c) Substitusi

Seorang anak menggantikan satu perilaku daengan perilaku lainnya yang memberikan kepuasan pribadi yang sama

d) Imitasi

Seorang anak mendapatkan pengetahuan, keterampilan atau perilaku dari anggota sosial atau kelompok kultural.

(29)

e) Identifikasi

Seorang anak internalisasikan keyakinan, perilaku dan nilai dari model peran ke dalam eksperesi diri yang unik dan personal. Seorang dewasa lebih memperhatikan perilaku aktual yang sesuai dengan peran ketimbang mempelajari nilai dasar yang terdapat dalam peran. Keberhasilah dari beragam peran dan hubungan menunjukkan pada rasa kesejahteraan atau harga diri. Agar dapat berfungsi efekrtif dalam peran, seseorang harus mengtahui perilaku dan nilai yang diharapakan yang harus mempunyai keinginan untuk memastikan perilaku dan nilai ini, dan haris mampu memenuhi tuntutan peran. Sebagian besar individu mempunyai lebih dari satu peran termasuk peran sebagai ibu atau ayah, istri atuau suami, anak perempuan atau anak laki-laki, pekerja atau majikan, saudara dan teman.

Setiap peran mencakup pemenuhan harapan tertentu dari orang lain. Pemenuhan harapan ini mengarah pada penghargaan, ketidak berhasilan untuk memenuhi harapan ini menyebabkan tidak diterima.

c. Perkembangan Konsep Diri

Perkembangan kosep diri adalah proses sepanjanghidup. Setiap tahap perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu klien dalam mengembangkan konsep diri yang positif. Berikut adalah tugas perkembangan konsep diri:

(30)

1) Usia 0 – 1 tahun

a) Mulai untuk mempercayai

b) Membedakan diri dari lingkungan 2) Usia 1- 3 tahun

a) Mempunyai kontrol terhadap beberapa bahasa b) Mulai menjadi otonom dari pikiran dan tindakan c) Menyukai tubuhnya

d) Mencintai dirinya 3) Usia 2- 3 tahun

a) Mengambil inisiatif b) Megidentifikasi gender

c) Meningkatkan kewaspadaan diri d) Keterampilan berbahasa meningkat 4) Usia 4 – 12 tahun

a) Dapat mengatur diri sendiri b) Berinteraksi dengan teman sebaya

c) Harga diri meningkat dengan penguasaan keterampilan baru d) Menyadari kekuatan dan keterbatasan

5) Usia 12- 20 tahun

a) Menerima perubahan tubuh

b) Menggali tujuan untuk masa depan c) Merasakan positif tentang diri

(31)

d) Beriteraksi dengan orang lain yang mereka anggap menarik secara seksual.

6) Usia pertengahan 20 tahunan sampai pertengahan 40 tahunan

a) Mempunyai hubungan intim dengan keluarga dan teman b) Mempunyai perasaan stabil dan positif tentang diri

7) Usia pertengahan 40 tahunan sampai pertengahan 60 tahunan

a) Dapat menerima perubahan dalam penampilan dan ketahanan b) Mengkaji tujuan hidup

c) Menunjukkan perasaan dengan penuaan 8) Akhir usia 60 tahunan

a) Merasa positif dengan kehidupan dan maknanya

b) Merasa tertarik dalam memberikan legalitas bagi generasi berikutnya

d. Stresor Konsep Diri

Stresor menantang kapasitas adaptif seseorang. Selie, 1956 dalam Potter and Perry, 2005 menyatakan bahwa stress adalah kehilangan dan kerusakn norma dari kehidupan, bukan hasil spesifik tindakan seseorang atau respons khas terhadap sesuatu. Proses normal dari kematangan dan perkembangan itu sendiri adalah stresor. Berikut ini adalah stressor dari keempat komponen konsep diri :

1) Stresor identitas

(32)

Mencakup harapan tentang orang lain untuk karier dan kemandirian, untuk mengatasi seksualitas seseorang, dan membuat pilihan tentang hubungan dan peran. Stesor ini dapat menimbulkan kebingungan identitas.

2) Stresor citra rubuh

Mencakup perubahan dalam penampilan fisik, struktur atau fungsi yang disebabkan oleh perubahan perkembangan normal atau penyakit.

3) Stresor harga diri

Meliputi perubahan perkembangan dan hubungan, penyakit, pembedahan, dan kecelakaan serta respon individu lain terhadap perubahan seseorang.

4) Stresor peran

Mencakup konflik peran, ambiguitas peran, ketegangan peran, dapat berasal dari harapan peran yang tidak jelas atau berkonflik.

2. Beban Kerja

a. Pengertian Beban Kerja

Grounewegen dalam Murdiyani (2010) mendefinisikan beban kerja sebagai sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu. Beban kerja dapat dipandang dari sudut obyektif dan subyektif. Beban kerja obyektif adalah

(33)

keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subyektif adalah ukuran yang dipakai sesorang terhadap ertanyaan tentang beban kerja yang diajukan, tentang persaan kelebihan beban kerja, ukuran dari tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja.

b. Beban Kerja Dosen

Menurut Dikti (2010), Tugas utama dosen tersebut adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan ketentuan sebagai berikut :

1) tugas melakukan pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan dengan 9 (Sembilan) sks yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang bersangkutan;

2) tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain sesuai dengan peraturan perundang undangan;

3) tugas penunjang tridarma perguruan tinggi dapat diperhitungkan sks nya sesuai dengan peraturan perundang undangan

(34)

4) tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tugas penunjang paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) SKS

5) tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor sekurang‐kurangnya sepadan dengan 3 sks setiap tahun

Tugas melakukan pendidikan merupakan tugas di bidang pendidikan dan pengajaran yang dapat berupa :

1) melaksanakan perkuliahan/tutorial dan menguji serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan di laboratorium, praktik keguruan, praktik bengkel/studio/kebun percobaan/teknologi pengajaran;

2) membimbing seminar Mahasiswa;

3) membimbing kuliah kerja nyata (KKN), praktik kerja nyata (PKN), praktik kerja lapangan (PKL);

4) membimbing tugas akhir penelitian mahasiswa termasuk membimbing, pembuatan laporan hasil penelitian tugas akhir; 5) penguji pada ujian akhir;

6) membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan;

7) mengembangkan program perkuliahan; 8) mengembangkan bahan pengajaran; 9) menyampaikan orasi ilmiah;

10)membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan;

(35)

11) membimbing Dosen yang lebih rendah jabatannya;

12) melaksanakan kegiatan detasering dan pencangkokan dosen. Sedangkan tugas melakukan penelitian merupakan tugas di bidang penelitian dan pengembangan karya ilmiah yang dapat berupa:

1) menghasilkan karya penelitian;

2) menerjemahkan/menyadur buku ilmiah; 3) mengedit/menyunting karya i1miah; 4) membuat rancangan dan karya teknologi; 5) membuat rancangan karya seni.

Untuk tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa : 1) menduduki jabatan pimpinan dalam lembaga pemerintahan/pejabat negara sehingga harus dibebaskan ddri jabatan organiknya;

2) melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat;

3) memberi latihan/penyuluhan/penataran pada masyarakat;

4) memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan;

5) membuat/menulis karya pengabdian kepada masyarakat;

Dalam melaksanakan tugas penunjang tridharma perguruan tinggi dapat berupa:

1) menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan tinggi;

(36)

2) menjadi anggota panitia/badan pada lembaga pemerintah; 3) menjadi anggota organisasi profesi;

4) mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk dalam panitia antar lembaga;

5) menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional; 6) berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah;

7) mendapat tanda jasa/penghargaan; 8) menulis buku pelajaran SLTA kebawah;

9) mempunyai prestasi di bidang olahraga/kesenian/sosial.

3. Kinerja Dosen

a. Pengertian Kinerja

Dalam lingkup organisasi, pengertian kinerja mengacu pada kinerja karyawan, yaitu merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu.

Menurut Wirawan dalam Margiati (2010), konsep kinerja merupakan singkatan dari kinerika energi kerja dalam bahasa Inggris adalah performance. Kinerja atau performance adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau individu-individu pada suatu pekerjaan atau suatu profesi tertentu. Kinerja yang sering juga disebut sebagai prestasi kerja adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas

(37)

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan pada waktu tertentu.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja. Menurut Mathis dan Jackson dalam Murdiyani (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kerja organisasi:

1) Jumlah kerja 2) Kualitas kerja

3) Kecocokan dengan rekan kerja 4) Kehadiran

5) Masa bakti 6) Fleksibilitas.

Sedangkan menurut Bernardin, ada enam kriteria dalam bekerja diantaranya:

1) Kualitas kerja, dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara yang ideal dari penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan di suatu aktivitas kualitas kerja diukur dari presepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yagn dihasilakn serta kesempurnaantugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan;

(38)

2) Kuantitas, merupakan jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktifitas yang diselesaikan karyawan, dan jumlah aktivitas yang dihasilkan; 3) Ketepatan waktu, tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal

waktu yang diinginkan dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil memaksimalakan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari presepri karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output; 4) Efektivitas, tingkat penggunaan sumber daya (tenaga, uang,

teknologi dan bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan keuntungan dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya, efektivitas kerja, persepsi karyawan dalam menjalankan tugas, efektivitas penyelesaian tugas yang ditentukan oleh perusahaan;

5) Kemandirian, adalah tingkat dimana seorang karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan, bimbingan dari pengawas, atau keterlibatan pengawas mencampuri karyawan untuk menghindari hasil yang merugikan. Kemandirian akan diukur dari persepsi karyawan terhadap tugas dalam melakukan fungsi kerjanya masing-masing sesuai dengan tanggung jawab karyawan itu sendiri;

6) Komitmen kerja, merupakan tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan perusahaan dan tanggung jawab karyawan

(39)

terhadap perusahaan. Pengukuran dengan menggunakan persepsi karyawan dalam membina hubungan dengan perusahaan dan loyalitas terhadap perusahaan.

c. Penilaian Kinerja

Tehnik pengukuran kinerja menurut Mundarti (2007) dapat dilaksanakan oleh siapa saja yang paham tentang penilaian karyawan secara individual,antara lain :

1) Penilaian bawahan oleh atasan

Penilaian atasan secara tradisionil didasarkan atas asumsi bahwa atasan langsung adalah orang yang berkualitias untuk mengevaluasi kinerja karyawan secara realitas, obyektif dan adil. 2) Penilaian atasan oleh bawahan

Lebih banyak perusahaan dewasa ini membiarkan bawahannya secara anonim menilai kinerja mereka yang disebut umpan balik dari bawah. Proses ini membantu manajer puncak mendiagosa gaya manajamen, mengidentifikasi masalah – masalah orang yang potensial dan mengambil tindakan perbaikan dengan para manajer individual sebagaimana dituntut.

3) Penilaian kelompok/rekan kerja

Penilaian rekan kerja berguna di saat atasan tidak memiliki kesempatan untuk mengobservasi setiap kinerja karyawan, tetapi rekan kerja anggota kelompok melakukannya. Penilaian ini digunakan untuk tujuan pengembangan.

(40)

4) Penilaian diri sendiri

Merupakan alat pengembangan diri yang memaksa karyawan untuk memikirkan kekuatan dan kelemahan mereka dan menetapkan tujuan untuk pengembangan. Jika karyawan bekerja secara terisolasi dengan suatu ketrampilan yang unik, maka karyawan bisa menjadi satu satunya yang memiliki kualifikasi untuk menilai perilaku mereka sendiri. Penilaian karyawan jenis ini dapat berguna dan mejadi sumber kredibel untuk informasi penilaian. 5) Penilaian dari luar

Para ahli dari luar dipanggil untuk meninjau hasil kerja seorang pimpinan. Pihak luar mungkin akan melengkapi para manajer ini dengan dukungan profesional dalam membuat penilaian, tetapi jelas ada beberapa kekurangan, karena tidak mengetahui keseluruhan kontingensi di dalam organisasi.

6) Penilaian multisumber (umpan balik 360 derajat)

Banyak perusahaan telah memperluas gagasan umpan balik ke atas ke dalam apa yag mereka sebut umpan balik 360 derajat. Informasi kinerja disini dikumpulkan di sekeliling seorang karyawan dari para penyelianya, bawahannya, rekan kerjanya dan pelanggan internal atau eksternal. Umpan balik umumnya digunakan untuk pelatihan dan pengembangan dari pada untuk peningkatan upah.

(41)

d. Dosen dan Kinerjanya

Kinerja dosen pada suatu perguruan tinggi merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap dosen sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh dosen tersebut sesuai dengan peranannya. Untuk dapat menentukan kualitas kinerja dosen perlu adanya criteria yang jelas.

Mitchell (1978) dalam FKIP UPI (2009) menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: aspek kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, prakarsa, kemampuan dan komunikasi. Kinerja dosen merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya lembaga perguruan tinggi untuk mencapai tujuanya. Di dalam dunia yang kompetitip dan mengglobal, setiap perguruan tinggi, memerlukan kinerja dosen yang tinggi. Pada saat yang bersamaan, dosen sebagai ujung tombak suatu perguruan tinggi memerlukan umpan balik dari lembaga atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa yang akan datang. Umpan balik terhadap kinerja dosen dapat dilakukan melalui evaluasi kinerja.

Peraturan Pemerintah No.60 tahun 1999 dalam FKIP UPI (2009) adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Tugas ini, merupakan utama seorang dosen yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh karena sebagai realisasi dari tugas utama suatu perguruan tinggi, yaitu melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar dalam upaya mendidik mahasiswa..

(42)

Sebagai pendidik, dosen mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mengebangkan potensi yang dimiliki mahasiswa, baik segi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan tugas utama dosen sebagai pendidikan dan pengajar, maka yang menjadi sasaran evaluasi kinerja dosen meliputi:

1) Persiapan atau perencanaan pembelajaran yang dilakukan dosen, seperti: penyusunan dan pengembangan SAP, Silabus, Handout Perkuliahan.

2) Pelaksanaan pembelajaran, antara lain kemampuan dalam penyampaian materi pelajaran, penguasaan materi, penggunaan alat bantu pendidikan, manajemen kelas, pemberian tugas-tugas perkuliahan, penggunaan metoda pembelajaran

3) Evaluasi hasil belajar meliputi: antara lain penetapan alat atau jenis evaluasi yang digunakan, kesesuaian penggunaan jenis evaluasi dengan tujuan pembelajaran, relevansi antara soal dengan materi perkuliahan yang disampaikan mahasiswa.

4) Kemampuan dosen dalam menjalin atau berinteraksi dengan siswa, memotivasi siswa, membantu siswa yang mengalami masalah dalam belajar.

Aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam mengevaluasi kinerja dosen tersebut, meliputi:

1) Kualitas hasil kerja (quality of work) ,

(43)

2) Kemampuan (capability), 3) Prakarsa (initiative)

4) Komunikasi (communication), dan 5) Ketepatan waktu (promtness).

B. Penelitian Terkait

1. Judul : Hubungan Konsep Diri Guru Dan Pemberian Motivasi Kepala Sekolah Dengan Kompentensi Pedagogik Guru (Studi Kasus Di Sma Mta Surakarta Tahun Ajaran 2010)

Peneliti : Ahmad Candra. 2010

Hasil : Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan (1) Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri guru terhadap kompetensi pedagogik guru di SMA MTA Surakarta tahun 2010. Hal ini berdasarkan pengujian hipotesis yang diperoleh harga rX1Y adalah positif yaitu 0,504 dengan tingkat signifikansi < 0,05 yaitu 0,002 . (2) Ada hubungan yang signifikan antara pemberian motivasi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru di SMA MTA Surakarta tahun 2010. Hal ini berdasarkan pengujian

hipotesis diperoleh harga rX2Y adalah positif yaitu 0,423 dengan tingkat

signifikansi < 0,05 yaitu 0,011 . (3) Ada hubungan yang signifikan antara

konsep diri guru dan pemberian motivasi kepala sekolah vi terhadap

kompetensi pedagogik guru di SMA MTA Surakarta tahun 2010. Hal ini

berdasarkan pengujian hipotesis yang diperoleh bahwa Fhitung sebesar 8,692

(positif) dan tingkat signifikansi 0,001 < 0,05. Sedangkan besarnya

(44)

Sumbangan Efektif konsep diri sebesar 21,5% (2) Sumbangan Relatif Konsep

Diri sebesar 61,2% dan (3) Sumbangan Efektif Motivasi Kepala Sekolah

sebesar 13,6% (4) Sumbangan Relatif Motivasi Kepala Sekolah sebesar

38,8%.

2. Judul : The relationship between performance-based esteem and self-reported work and health behaviors among Danish knowledge workers Peneliti : Roger Persson

Tahun : 2012

Hasil Penelitian : hubungan statistik yang signifikan antara PBS dan bekerja dan perilaku kesehatan lebih jelas terlihat pada wanita dibandingkan pria. Apakah perbedaan jenis kelamin ini tergantung pada desain studi, atau benar melekat perbedaan antara perempuan dan laki-laki, tidak bisa disimpulkan dengan pasti. Namun, orang-orang yang menggambarkan diri mereka sebagai kelompok yang relatif lebih tergantung pada tinggi nya prestasi kerja untuk diri, seperti yang diungkapkan oleh skor PBS.

3. Judul : Academic self-handicapping: Relationships with learning specific and general self-perceptions and academic performance over time

Peneliti : Shannon A. Gadbois∗ and Ryan D. Sturgeon Tahun : 2011

Metode : kejelasan konsep diri , pendekatan untuk belajar, dan strategi pembelajaran self-regulatory dinilai bersama dengan nilai yang diharapkan dan jam belajar di sekolah asal.

(45)

Hasil : kecenderungan konsep diri rendah, memiliki kecemasan yang lebih besar , lebih dangkal strategi pembelajaran , dan skor lebih rendah pada semua tes dalam kursus . Hubungan dari Skor ASH dan variabel pelajar dengan kinerja bervariasi di seluruh indeks kinerja .

4. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar Di Prodi Kebidanan Magelang Politeknik Kesehatan Semarang Tahun Akademik 2005 / 2006

Peneliti : Mundarti Tahun : 2007

Metode : Metode penelitian dengan pendekatan belah lintang (crossectional). Populasi dalam penelitian ini adalah total populasi dosen tetap Program Studi Kebidanan Magelang. Analisis bivariat dengan ujii Chi Square dan analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistik. Hasil : analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang siqnifikan antara usia (p=0,002), pendidikan (p=0,038), motivasi (0,002), kepuasan (p=0,023),persepsi imbalan (p=0,020). Persepsi supervisi (p=0,023) dengan kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh motivasi terhadap kinerja dosen (p=0,008) dengan nilai Exp(b) = 25,670 dan variabel kepuasan

terhadap kinerja dosen (p=0,057) dengan nilai Exp(b) = 11,209.

5. Judul : Training Modalities and Self-Confidence Building in Performance of Life-Saving Procedures

(46)

Peneliti : Cpt Ilia Sergeev, MC IDF Military Medicine, 2012

Hasil : Tingkat Provider ( dokter atau paramedis ) dan jenis kelamin dikaitkan dengan melaporkan tingkat kepercayaan diri. tingkat kepercayaan diri dalam kinerja prosedur yang positif terkait dengan pengalaman yang diperoleh

6. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 kerangka berpikir hubungan konsep diri beban kerja dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen.

(47)

1. Hubungan Konsep Diri Dengan Kinerja

Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri. Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan presepsi bawah sadar maupun tidak sadar (Woter P., 2005).

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, social dan fisis (Ahmad Chandra, 2010).

Padangan atau gambaran terhadap dirinya sendiri tersebut dimiliki secara sadar oleh individu dan terorganisir dengan baik sehingga dapat membedakan antara dirinya sendiri dengan orang lain dan dapat lebih menyadari setiap individu itu berbeda.

Konsep diri memberikan rasa kontinuitas, keutuhan, dan konsistensi pada seseorang. Konsep diri yang sehat mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi dan membangkitkan perasaan negatif atau posistif yang dtujukan pada diri. Sehingga konsep diri positif akan membawa seseorang untuk menjadi pribadi yang penuh dengan kebaikan, produktifitas maksimal, karena ia memandang kehidupannya dengan penuh optimisme dan percaya diri. Sehingga ia mampu mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam dirinya untuk menghasilkan karya yang terbaik dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan kepadanya.

Konsep diri kemungkinan berpengaruh pada Kinerja seorang dosen. Artinya apabila seorang dosen mempunyai konsep diri atau cara

(48)

pandang positif terhadap dirinya sendiri maka kemungkinan besar semangat dan kinerjanya akan lebih baik daripada seorang dosen yang memiliki konsep diri negatif.

2. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Dosen

Grounewegen dalam Murdiyani (2010) mendefinisikan beban kerja sebagai sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu. Beban kerja dapat dipandang dari sudut obyektif dan subyektif. Beban kerja obyektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subyektif adalah ukuran yang dipakai sesorang terhadap ertanyaan tentang beban kerja yang diajukan, tentang persaan kelebihan beban kerja, ukuran dari tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja.

Menurut Lisnayetti (2006) dalam Murdiyani (2010), beban kerja yang tinggi menyebabkan berkurangnya kesempatan dosen dalam mempersiapkan materi, metode dan media dalam proses pembelajaran atau pengajaran.

Selain itu, beban kerja yang tinggi juga menyebabkan berkurangnya waktu yang bisa dipakai oleh dosen dalam meningkatkan kemmpuan dan pengetahuan dosen. Artinya dosen akan kehilangan sedikit kesempatan untuk mendapatkan informasi terkini baik mengenai perkembangan teknologi, perkembangan teori baru dan metode terbaru dalam ilmunya. Serta berkurangnya waktu untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat.

(49)

3. Hubungan Konsep Diri dan Beban Kerja dengan Kinerja Dosen

Adanya konsep diri yang psotif dan beban kerja sesuai dengan standar yang telah diatur dalam perundangan Dikti (2010) akan memberikan dampak kinerja yang positif. Seorang dosen akan membawa dirinya untuk menjadi pribadi yang penuh dengan kebaikan, produktifitas maksimal, karena ia memandang kehidupannya dengan penuh optimisme dan percaya diri. Dan memiliki lebih banyak kesempatan dalam mempersiapkan materi, metode dan media dalam proses pembelajaran atau pengajaran.

Selain itu, memiliki lebih banyak waktu yang bisa dipakai oleh dalam meningkatkan kemmpuan dan pengetahuan. Sehingga ia mampu mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam dirinya untuk menghasilkan karya yang terbaik dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan kepadanya.

7. Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara konsep diri dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen.

2. Ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen.

3. Ada hubungan antara konsep diri dan beban kerja dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen.

(50)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 dengan mengambil lokasi di Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan YAPPI (Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam) Sragen.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah non eksperimen, menggunakan pedekatan observasi analitik, dengan rancangan penelitian Cross Sectional.

C. Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh dosen tetap dan tidak tetap di Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan YAPPI Sragen, baik dosen tetap yayasan maupun yang berstatus pegawai negeri sipil, baik dosen program sudi ataupun dosen non program studi dengan pertimbangan bahwa status dosen tidak mempengaruhi jumlah beban kerja yang ditanggung.

(51)

D. Sampel Penelitian

Dalam peneltian ini sampel akan mengambil dari keseluruhan populasi yaitu sejumlah 35 dosen, yang disebut dengan total sampling. Kriteria sampel yang akan diambil adalah :

1. Seluruh dosen tetap dan tidak tetap di Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan YAPPI Sragen, baik dosen tetap dan dosen tidak tetap yayasan maupun yang berstatus pegawai negeri sipil, baik dosen program studi ataupun dosen non program studi, dengan pertimbangan bahwa status dosen tidak mempengaruhi jumlah beban kerja yang ditanggung.

2. Telah bekerja minimal satu tahun, karena dalam masa kerja tersebut dosen telah cukup beradaptasi dengan lingkungan dan beban kerjanya.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: a) Pengaruh Konsep Diri (X1)

b) Beban Kerja (X2) 2. Variabel terikat ( Y )

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja dosen.

(52)

F. Definisi Operasional

1. Variabel konsep diri

Adalah Pengertian individu (dosen) tentang dirinya sendiri yang dinilai dari Identitas diri, Harga diri, Citra tubuh dan Peran diri. Alat ukur dalam variabel ini adalah kuesioner dengan benuk data interval.

2. Variabel beban kerja

Adalah jumlah tugas bidang pendidikan dan pengajaran dalam satu semester, yang dinilai dari total jumlah sks dan equivalen jam bekerja selama 1 minggu. Alat ukur yang digunakan adalah Kuesioner yang berisi jumlah jam mengajar baik T, P maupun L, tugas asistensi praktikum selama 1 semester dan tugas membimbing KTI selama 1 semester. Dengan data berbentuk interval.

3. Variabel kinerja dosen

Adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai dosen dalam melaksanakan tugas di Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan YAPPI. Alat ukurnya berupa Kuesioner penilaian yang diisi oleh mahasiswa, teman sejawat dan atasan langsung pada aspek kompetensi Pedagogik, Professional, Kepribadian, Sosial. Data berbentuk data interval.

(53)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpualan data dilakukan dengan cara mengajukan ijin, setelah mendapat izin dari Direktur Akper maupun Akbid YAPPI, mengajukan surat permohonan pada calon responden untuk bersedia menjadi responden penelitian, responden diminta untuk menandatangani surat pernyataan menjadi responden dengan ketentuan sebelumnya peneliti telah menjelaskan tehnis menjadi responden, kuisioner diberikan dan diisi langsung oleh dosen yang bersangkutan.

Bagi dosen yang tidak sempat mengisi dan menyerahkan langsung pada saat itu, diberi kesempatan untuk mengisinya pada waktu lain, baik di rumah ataupun di kampus. Proses pengambilan bagi kuesioner yang pengisiannya bukan pada saat penyebaran, diambil melalui kurir atau dititipkan.

Selain kuesioner yang dibagikan kepada responden yang dalam hal ini dosen tetap Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan YAPPI Sragen, ada kuesioner yang harus diisi oleh pimpinan atau atasan dosen yang bersangkutan, teman sejawat dosen dan juga mahasiswa yang dididik oleh responden.

(54)

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner yang berjumlah,sebagai berikut :

a. Variabel konsep diri akan diwakili oleh 4 indikator, yaitu : identitas diri, citra tubuh, harga diri, dan peran. Kuesioner terdiri atas 20 pertanyaan dengan kisi-kisi sebagai berikut :

Kisi-kisi Kuesioner Konsep Diri Dosen

(55)

b. Variabel beban kerja berupa angket checklist sesuai dengan pedoman format Beban Kerja Dosen (Dirjen Dikti, 2010) yang berisi pertanyaan dengan kisi-kisi sebagai berikut :

1) Tugas mengajar atau memberikan perkuliahan teori selama 1 semester (1 SKS setara dengan 3 jam pelaksanaan yang terdiri dari 1 jam tatap muka kelas dan 2 jam persiapan menyusun bahan kuliah per minggu).

2) Tugas asistensi praktikum selama 1 semester (1 SKS 2jam tatap muka per minggu)

3) Tugas membimbing KTI / tugas akhir mahasiswa selama 1 semester, 1 sks setara dengan 1 jam tatap muka per minggu.

c. Variabel kinerja diukur dengan format penilaian kinerja dosen sesuai dengan Pedoman Sertifikasi Dosen ( Dirjen Dikti 2010) yang ditunjukkan dengan pertanyaan sebagai berikut :

1) Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan merancang, melaksanakan, menilai hasil dari pembelajaran serta meningkatkan kualitas pembelajaran.

2) Kompetensi profesional, kemampuan tentang bidang ilmu tertentu, ketrampilan menerapkan pengetahuan yang dikuasai dan sikap positif untuk memajukan, memperbaiki dan mengembangkan ilmunya.

(56)

3) Kompetensi kepribadian, kemampuan melakukan hubungan social dengan mahasiswa, teman sekerja, karyawan dan masyarakat untuk menunjan pendidikan

4) Kompetensi sosial, nilai yang mempengaruhi semua bentuk perilaku dosen terhadap mahasiswa, teman sekerja, keluarga dan masyarakat.

5) Sesuai Pedoman Sertifikasi Dosen ( Dirjen Dikti 2010) setiap butir instrument diberikan empat pilihan jawaban dengan kriteria skor : a) 1 = sangat tidak baik/sangat rendah/tidak pernah

b) 2 = tidak baik/rendah c) 3 = biasa/cukup d) 4 = baik/tinggi

e)

5 = sangat baik/sangat tinggi

I. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan/kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi yaitu mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

(57)

validitas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS for window . Kriteria yang digunakan untuk validitas adalah apabila p ≤ 0,05, maka dinyatakan valid.

Rumus korelasi product moment sebagai berikut : N ( ΣXY ) –( ΣX ΣY )

rXY = ____________________________________ [ NΣX2 –(NΣX )2 ] [ N ΣY2 - (NΣY )2 ]

Keterangan :

X = skor item pertanyaan Y = skor total pertanyaan

XY = skor pertanyaan dikalikan dengan skor total N = Jumlah responden

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada sampel sejumlah 35 dosen Akper dan Akbid YAPPI Sragen. Uji validitas ini menggunakan uji validitas terpakai yaitu uji validitas yang menggunakan sampel atau responden yang sama dengan sampel yang akan dipakai pada saat pengambilan data penelitian.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas terpakai yang dilakukan berdasarkan angka korelasi Product Moment. Pengujian validitas dengan bantuan program SPSS For Windows 13

(58)

menghasilkan nilai korelasi dan nilai signifikansi pada responden sejumlah 35 orang. Suatu item pertanyaan dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi yang positif dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat ketelitian yang digunakan, dengan nilai signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0,05. Dari hasil uji validitas kuesioner tentang konsep diri dosen sebanyak 20 item soal, terdapat 2 item soal yang dinyatakan tidak valid yaitu item soal no.3 dan no. 4. Item soal no 3 dengan r-Hitung : 0.278 r-Tabel : 0.334 dan item soal no 4 dengan r-Hitung : 0.277 r-Tabel : 0.334 menggunakan taraf signifikansi 5%. Sehingga yang akan digunakan sebagai alat ukur pada variabel konsep diri dosen sebanyak 18 item soal yang telah dinyatakan valid.

J. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena istrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini teknik pengukuran yang digunakan adalah dengan rumus Alpha cronbach dengan menggunakan program SPSS, seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006) sebagai berikut :

α : Kooefisien reliabilitas yang dicari

k : Jumlah butir pertanyaan/pernyataan

(59)

ΣS i 2 : Jumlah varians butir pertanyaan

S t 2 : Varians total

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah item pertanyan tersebut reliabel atau dapat digunakan berkali-kali. Suatu alat ukur penelitian atau angket dikatakan reliabel apabila nilai Alpha > 0,60 (Suharsimi Arikunto, 2006). Hasil perhitungan reliabilitas keusioner tentang konsep diri dosen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach adalah sebesar 0,850. K. Analisa Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji parsial dan uji simultan

1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas, uji linearitas dan uji variable.

a. Uji Normalitas

Menurut Arikunto (2006), Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran suatu variable acak berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dengan menggunakan rumus : 1) Chi-kuadrat

Keterangan : X2 = Chi Square

(60)

E = frekuensi yang diharapkan Hipotesis yang diasumsikan :

H0 = sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha = sampel berasal dri populasi yang berdistribusi tidak normal.

Setelah nilai X2 hitung didapatkan, kemudian dikonsultasikan dengan X2 pada taraf signifikan 5 %.

2) One – Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hipotesis yang diasumsikan :

H0 = data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha = data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Keputusan uji diajukan :

Asymp. Sig > taraf signifikan ( ) menerima H0

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dimaksidkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis merupakan data regresi linear. Menguji signifikan hubungan antara konsep diri dan beban kerja dengan kinerja dosen.

Hipotesis :

H0 = tidak ada hubungan linear antara X dan Y Ha = ada hubungan linear antara X dan Y

(61)

Keputusan ujinya ; Ho ditolak, artinya X dabn Y ada hubungan linear bila f hitung > f table atau sig dengan taraf signifikan ( ) sig < .

1) Menguji signifikan konstanta pada model linear ( ) Hipotesis :

H0 = koefisien regresi a tidak signifikan Ha = koefisien regresi a signifikan

Keputusan ujinya : H0 ditolak sehingga koefisien regresi ( ) sinifikan bila t hitung > t table atau nilai sig dengan taraf signifikan ( ) sig. .

2) Menguji signifikan koefisien variable X (b) pada model linear Hipotesis :

H0 = koefisen regresi pada table variable X tidak signifikan Ha = koefisien regresi pada table variable X signifikan

Keputusan ujinya : H0 ditolak sehingga koefisien regresi pada variable X signifikan bila t hitung > t table atau nilai sig dengan taraf signifikan ( ) sig <

3) Uji linearitas

Untuk mendapatkan model BLUE (Best Linear Unblased Estimator) menggunakan pendekatan grafis scatterplot.

(62)

c. Uji Independensi

Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variable bebas yaitu X1 dan X2. Uji independensi ini menggunakan rumus Product Moment .

Hipotesis yang diasumsikan : H0 = kedua variable independen Ha = kedua variable dependen

Setelah harga r hitung ditemukan dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5 %.

2. Analisa Bivariat

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi maupun korelasi parsial atau hubungan masing-masing variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika angka probabilitas hasil analisis ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Apabila Ha diterima menunjukkan ada hubungan yang signifikan

3. Analisa Multivariat

Pengujian secara simultan digunakan untuk menguji signifkansi korelasi ganda adalah analisis tentang hubungan antara dua variabel

(63)

atau lebih variable bebas (independent variable) dengan satu variabel terikat (dependent variable).

Analisis regresi ganda bertujuan untuk meramalkan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut :

Keterangan :

Y = nilai yang diprediksi atau kriterium X = nilai variabel prediktor

a = bilangan konstan

b = bilangan koefisien prediktor

Analisis korelasi ganda sekaligus regresi ganda dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika angka probabilitas hasil analisis ≤ 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

kerja (Ha) diterima yang berarti ada hubungan secara simultan. Y = b1X1 + b2 X2 + a

(64)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini berjudul “Hubungan Konsep Diri Dan Beban Kerja Dengan Kinerja Dosen”, dengan lokasi di Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan YAPPI Sragen.

Kampus Akademi Keperawatan dan Kebidanan YAPPI Sragen berada di Jalan KH.Agus Salim No. 50 Sragen.

Kampus YAPPI Sragen memiliki fasilitas gedung 2 lantai perpustakaan dan mini hospital terpadu, laboratorium bahasa dan laboratorium konputer dengan 20 unit komputer, 2 gedung perkuliahan Akper dan Akbid 2 lantai, klinik YAPPI sebagai sarana pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi civitas akademika dan masyarakat umum.

Akademi keperawatan dan Akademi kebidanan YAPPI sragen memiliki 40 dosen, baik dosen tetap ataupun tidak tetap, dosen sesuai program studi ataupun non program studi yang diangkat oleh yayasan ataupun Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan karyawan yang dimiliki sejumlah 20 orang yang terdiri atas kepala tata usaha, bendahara, petugas IT ( Infomatica Technology), petugas administrasi akademik, pustakawan, laboran, petugas administrasi umum, satpam serta cleaning service.

Gambar

Gambar 2.1 kerangka berpikir hubungan konsep diri beban kerja dengan kinerja dosen di Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam (YAPPI) Sragen
Tabel 4.1. Karakteristik responden menurut kategori umur
Tabel 4.2. Karakteristik responden menurut kategori tingkat
Tabel 4.3. Karakteristik responden menurut kategori masa kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan frekuensi kumulatifnya, hitunglah proporsi empirik (observasi). Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada tabel z. Bandingkan Empirical

Rahasia sukses yang kedua dari 10 Cara Sukses dalam Islam Dijamin Dahsyat itu ialah: mendo’akan saudara kita kebaikan yang sama dengan yang kita inginkan tanpa sepengetahuan

Adapun karakteristik produk yang akan dihasilkan dari usaha ini adalah produk berupa keripik yang dikreasikan dari buah carica, antara lain rasa manis karena memang pada

bantuan penguburan pasien tdk dikenal,bantuan pasien tdk mampu, bantuan pembelian alkes habis pakai dlm rangka opersi katarak/bibir sumbing dll. 23 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

  Pada tahun  2013  kontribusi   subsektor   tanaman  bahan  makanan terhadap PDRB sektor pertanian sebesar

Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien.. Kalau kemampuan

Leudeking-piret model was used to study the product formation kinetics for the production of ethanol and the model parameters were evaluated using experimental data. Keywords:

Selección de candidatos y candidatas a la legislatura y sistemas electorales Los procesos de selección de candidatos para cargos de elección popular a lo inter- no de los