• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODUK MODEM SMARTFREN DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODUK MODEM SMARTFREN DI SURABAYA."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PNELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan oleh :

Andam Sibiranti K

0812010055/ FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

Yang Diajukan Oleh

Andam Sibiranti K

0812010055/ FE / EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh:

Pembimbing Utama

Rizky Dermawan.SE,MM Tanggal :...

NIP. 132297238

Mengetahui

Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen

Dr.Muhadjir Anwar.MM

(3)

Disusun Oleh : Andam Sibiranti K.

0812010055 / FE / EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universias Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur Pada Tanggal 20 Juni 2013

Pembimbing Utama : Tim Penguji :

Ketua

Rizky Dermawan.SE.MM Dr. Prasetyo Hadi.MM Sekretaris

Dra. Ec. Hj. Lucky Susilowaty, MP Anggota

Rizky Dermawan.SE.MM

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(4)
(5)

i

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan

berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul

“Minat Beli Konsumen Pada Produk Modem Smartfrenn Di Surabaya Selatan”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian

Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spiritual

maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhajir Anwar, MM, MS. Selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

4. Rizky Dermawan, SE.MM selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas

(6)

ii

6. Kepada kedua orang tua dan adikku tercinta yang telah memberikan

dukungan baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam

skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran

dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skrisi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Salam hormat,

Surabaya, MEI 2013

(7)

iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 13

2.2.2. Bauran Pemasaran ... 15

2.2.2.1. Pengertian Bauran Pemasaran [Marketing Mix] 15 2.2.3. Perilaku Konsumen ... 21

2.2.3.1. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen 22 2.2.4. Minat Beli ... 28

2.2.4.1. Pengertian Minat Beli ... 28

(8)

iv

2.3.3. Pengaruh Lokasi Atau Tempat Terhadap Minat Beli 34

2.3.4. Pengaruh Proses terhadap Minat Beli ... 34

2.4. Kerangka Konseptual ... 36

2.5. Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38

3.1.1. Definisi Operasional ... 38

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 40

3.2. Teknik Pengambilan Sampel... 41

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.3.1. Jenis Data ... 42

3.3.2. Sumber Data ... 42

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.3.4. Uji Validitas ... 43

3.3.5. Uji Reliabilitas ... 43

3.4. Teknik Analisis ... 44

3.4.1. Cara Kerja PLS ... 45

3.4.1.1. Model Spesifikasi PLS ... 46

(9)

v

4.2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 63

4.2.1. Deskripsi Variabel Produk (X1) ... 63

4.2.2. Deskripsi Variabel Harga (X2) ... 64

4.2.3. Deskripsi Variabel Promosi (X3) ... 65

4.2.4. Deskripsi Variabel Tempat (place) (X4) ... 66

4.2.5. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y) ... 67

4.3. Analisis Data ... 68

4.3.1. Evaluasi Outlier ... 68

4.3.2. Intrepretasi Hasil PLS ... 70

4.3.2.1. Pengujian Model Pengukuran (Outter Model) ... 70

4.3.2.2. Analisis Model PLS ... 75

4.3.2.3. Evaluasi Pengujian Strutural Model (Inner Model) ... 75

4.4. Pembahasan ... 79

4.4.1. Pengaruh Produk Terhadap Minat Beli ... 79

4.4.2. Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli ... 80

4.4.3. Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli ... 81

(10)

vi

(11)

vii

Tabel 2.1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen ... 23

Tabel 3.1. Skala Pengukuran Data ... 40

Tabel 3.2. Langkah-langkah Analisis PLS ... 47

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 60

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Produk ... 60

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Harga ... 61

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Promosi ... 62

Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Tempat (Place) ... 63

Tabel 4.8. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Minat Beli (Place) ... 64

Tabel 4.9. Outlier Data ... 66

Tabel 4.10. Outer loading... 68

Tabel 4.11. Average Variance Extract (AVE) ... 69

Tabel 4.12. Reliabilitas Data ... 70

Tabel 4.12. R-Square ... 73

Tabel 4.12. Outter Weights ... 74

(12)

viii

Gambar 3.1. Langkah-langkah Analisis PLS ... 47

Gambar 3.2. Contoh Model Konseptual Penelitian ... 49

(13)

ix

Lampiran 2. Tanggapan Responden Terhadap Product (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Tempat (X4) Dan Kinerja Karyawan (Y)

(14)

x

Andam Sibiranti K

0812010055/ FE / EM

Abstraksi

Melihat banyaknya peluang bisnis dibidang penjualan internet yang menjanjikan maka memicu semakin banyak perusahaan yang menawarkan produk internet dengan berbagai penawaran jenis dan variasi produk menyebabkan semakin ketatnya pesaingan didunia pemasaran layanan internet. Hal ini menjadi fenomena yang menarik dimana fenomena perkembangan internet yang pesat dimanfaatkan oleh sebuah perusahaan yang sudah cukup dikenal masyarakat yaitu PT.Smart Frenn yang akhirnya membuka anak perusahaan yang bergerak dibidang layanan internet dengan merek dagang Smartfrenn Broadband Access. hal ini tidak sesuai dengan promosi yang lagi gencar dilakukan oleh pihak Smartfrenn sendiri, sebab saat ini banyak sekali keluhan dari pengguna freen sendiri sehingga penggunanya banyak yang beralih ke provider lainnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berkunjung ke gerai atau branch store SmartFrenn di Surabaya selatan. Pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive Sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sampel dengan jumlah sampel sebesar 105 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuisioner hasil jawaban responden. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah Partial Least Square..

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa a)Variabel produk mampu meningkatkan minat beli konsumen dalam membeli produk modem Smartfreen di Surabaya Selatan.b)Variabel harga mampu meningkatkan minat beli konsumen dalam membeli produk produk modem Smartfreen di Surabaya Selatan c).Variabel promosi mampu meningkatkan minat beli konsumen dalam membeli produk produk modem Smartfreen di Surabaya Selatan.d). Variabel tempat atau lokasi mampu meningkatkan minat beli konsumen dalam membeli produk produk modem Smartfreen di Surabaya Selatan.

(15)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi di bidang komunikasi dewasa ini mengalami

kemajuan yang cukup pesat. Hal ini sejalan dengan perubahan kebutuhan

masyarakat akan jasa telekomunikasi yang semakin kompleks. Hal tersebut

dipengaruhi oleh perubahan tingkat pendapatan, pola hidup, perilaku, dan cara

berpikir serta budaya masyarakat yang semakin maju. Tuntutan akan kualitas

pelayanan jasa telekomunikasipun semakin tinggi. Oleh karena itu banyak

perusahaan berlomba-lomba mempromosikan produknya untuk membangun

posisi yang menguntungkan di pasar.

Dalam konsep pemasaran, perusahaan harus berorientasi pada konsumen

dengan menentukan produk dan program pemasaran, mengadakan penelitian pada

konsumen dan menentukan serta melaksanakan strategi yang paling baik, dan

menyusun kegiatan pemasaran secara integral. (Tjiptono, 2005). Aktivitas bauran

pemasaran merupakan bagian dari strategi pemasaran yang sering digunakan

sebagai strategi bersaing. Pemasaran diperlukan bagi semua bidang kehidupan

termasuk perdagangan, manufaktur, jasa maupun pertanian. Pemasaran

berhubungan dengan kegiatan memperkirakan kebutuhan konsumen dan kegiatan

mengalirnya produk barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Aktivitas pemasaran merupakan sekumpulan atribut yang nyata (tangible)

(16)

promosi dan lokasi dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima pembeli

sebagai sesuatu yang bisa memenuhi keinginan konsumen. Konsep pemasaran

disusun melalui 4P (product, price, promotion dan place). Strategi pemasaran

dapat dilakukan melalui bauran pemasaran agar konsumen tetap menggunakan

jasa atau produk perusahaan (Kotler, 2003).

Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat

variabel yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi

(Dharmmesta, 2007). Pengertian marketing mix secara definisi Kotler (2000)

mengemukakan sebagai berikut : Bauran pemasaran adalah sekumpulan perangkat

atau alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh

perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Dengan demikian memasarkan suatu produk diperlukan bauran pemasaran yaitu

strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agat terdapat kombinasi

maksimal dalam upaya mencapai hasil yang paling memuaskan.

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. (Dharmmesta,

2007), Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam pemasaran (Dharmmesta, 2007). Sedangkan Harga menurut

Kotler dan Amstrong (2004) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah

(17)

Perusahaan dapat menggunakan bauran pemasaran perusahaan dengan

menciptakan produk atau jasa yang berkualitas sehingga memberikan jaminan

bagi konsumen, penetapan harga yang sesuai dengan kualitas produk atau jasa

serta sesuai daya beli konsumen, promosi sebagai bujukan yang menarik perhatian

konsumen melalui media tertentu seperti iklan surat kabar, radio, spanduk dan

sebagainya. Selain itu perusahaan juga perlu menentukan lokasi yang strategis

agar mudah dijangkau oleh konsumen, apabila tidak memungkinkan perusahaan

dapat mengembangkan distributor-distributor yang mudah dijangkau.

Pertumbuhan pasar internet modem dewasa ini memicu masyarakat dalam

memilih sebuah produk internet broadband lebih teliti. Hal ini dilihat dari

beberapa merk produk yang bermunculan di pasar Indonesia seperti hal nya

beberapa provider telekomunikasi memberikan penawaran kepada konsumen

bukan hanya di layanan jaringan telepon saja tetapi mereka sudah menawarkan

jaringan yang berbasis data atau internet baik itu provider GSM maupun CDMA.

Hal ini terlihat dari perkembangan pengguna internet itu sendiri yang setiap

tahunnya selalu bertambah dikisaran 32% pada tahun 2010. Banyaknya penyedia

jasa layanan internet juga mempengaruhi konsumen dalam pemilihan produk

pelayanan internet.www.teknojurnal.com (2011).

Pengenalan perilaku dan persepsi konsumen perlu diperhatikan oleh

perusahaan operator seluler di Indonesia karena tingkat persaingan dalam bisnis

ini cukup tinggi, ditandai dengan bermunculannya operator seluler dengan

mengeluarkan berbagai jenis produk dengan memberikan berbagai kemudahan

(18)

Melihat banyaknya peluang bisnis dibidang penjualan internet yang

menjanjikan maka memicu semakin banyak perusahaan yang menawarkan produk

internet dengan berbagai penawaran jenis dan variasi produk menyebabkan

semakin ketatnya pesaingan didunia pemasaran layanan internet. Hal ini menjadi

fenomena yang menarik dimana fenomena perkembangan internet yang pesat

dimanfaatkan oleh sebuah perusahaan yang sudah cukup dikenal masyarakat yaitu

PT.Smart Frenn yang akhirnya membuka anak perusahaan yang bergerak

dibidang layanan internet dengan merek dagang Smartfrenn Broadband Access.

PT.Smart Frenn merupakan salah satu perusahaan yang menawarkan layanan

Smartfrenn broadband internet sebagai produknya kepada masyarakat. Smartfrenn

adalah salah satu layanan akses Internet berkecepatan tinggi yang berbasis

jaringan CDMA (Code Division Multiple Access) 1X-EVDO (Evolution Data

Optimize) Rev A, yang dalam langkah perdananya mengeluarkan perangkat USB,

dengan menggunakan teknologi EVDO koneksi jalur data yang terdedikasi

terpisah antara jalur suara dan data, membuat kemampuan akses data internet

jelas, dapat diandalkan dan mampu memberikan layanan data berkualitas bagi

para pengguna internet yang ingin akses internetnya cepat dan tanpa gangguan.

www.teknojurnal.com (2011).

Dengan adanya diferensiasi yang dilakukan PT.Smart Frenn sangat

mempengaruhi terhadap penjualan namun sendiri tidak boleh lengah karna ada

banyak Perusahaan lain yang bergerak dibidang yang sama yang juga memiliki

produk – produk yang tidak kalah menarik, misalnya Produk yang dikeluarkan

(19)

mirip yang dapat membuat konsumen salah melakukan pembelian produk. Hal ini

harus sangat diperhatikan karna dapat mempengaruhi terhadap minat beli

konsumennya. Sebab dari fenomena yang ada bahwa Smartfrenn ini banyak

dikeluhkan oleh penggunanya. Smartfren, Sampai Kapan Komplain Saya Selesai?

Rabu, 4 Juli 2012 | 16:17 WIB Kronoligis : Rabu 20/06/12 Saya tidak bisa buka

web 1 pun, YM dll juga tak bisa. Dari pagi hari sampai lewat pukul 24.00 Kamis

21/06/12 hanya bisa untuk ber YM ria, bisa buka web tapi super duper lelet bin

lemot jumat 22/06/12. Pagi saya coba buka web lelet bin lemot, cuman bisa ber

YM ria. Saya utarakan semuanya ke CS, namun hingga sekarang masih belun ada

tanggapan. Kompas.com.2012.

Berikut salah satu fenomena bauran pemasaran : ”Kampanye I Hate Slow:

Anti Lemot yang Lemot”.Kampanye pemasaran Smartfren bertajuk I Hate Slow

yang dimulai sejak pertengahan Agustus lalu tampaknya masih dianggap janji

palsu. Setidaknya menurut pelanggan yang merasa kecewa karena tidak mendapat

kualitas layanan internet seperti yang dijanjikan.Tabloidsinyal.Com/2012. Secara

teknis, Smartfren terus memperluas area cakupan Base Transceiver Station (BTS)

berbasis EVDO Rev.A. Malah saat ini Smartfren tengah “menaikkan”

kemampuan jaringan dari EVDO Rev.A menjadi EVDO Rev.B secara bergiliran.

“Bisa jadi ini berdampak pada kualitas layanan datanya,” jelas Hermansyah lagi.

Tabloidsinyal.Com/2012.

Sebagaimana progam promosi modem Smart I hate Slow, ternyata masih

banyak juga ditemui konsumen yang masih komplain, bahwa yang telah

(20)

WIB Sebagai pemakai modem Smartfren saya merasa dirugikan karena sudah 1

minggu modem tidak bisa dipakai. Hal ini sudah saya konfirmasi ke 888 dan

galeri di Semarang. Sebagai info no modem saya 088215546***. Lokasi

pemakaian di toko saya jl. M. Yamin ungaran. Dan sudah seminggu tak bisa

dipakai. Saat di Galeri Smart dicoba, lancar. Terus saya coba di Banyumanik.

lancar. Tapi di ungaran macet lagi dengan tanda ZZ pada dekat sinyal. Saya coba

pakai nomor baru dan koneksi lewat HP ternyata tak bisa. Jadi kesimpulan BTS

Smartfren wilayah tersebut bermasalah. Hal ini membuat jengkel karena 1 minggu

tak ada kejelasan dari pihak Smart. Dan bagaimana dengan waktu 1 minggu saya

yang terbuang karena tak bisa koneksi internet sampai hari ini. Iklan anda anti

lelet tapi layanan anda tetap lelet, jika ada laporan tolong donk kirim teknisi untuk

cek dilokasi. Dengan adanya kondisi seperti diatas dapat mebuat citra Smartfreen

sendiri dapat menjadi jelek yang imbasnya dapat mempengaruhi konsumen dalam

membei produk tersebut”. (www.komplain.info.com, 2011).

Untuk melihat kemajuan modem Smartfrenn Broadband ini dapat kita lihat

melalui data aktivasi pengguna layanan internet Smartfrenn dikhususkan pada

Kota Surabaya. Berikut Tabel data pengguna Smartfrenn Broadband Tahun 2009-

2011.

Tabel 1.1. Jumlah Pengguna Smartfrenn Tahun 2009-2011

No Simcard CDMA Prabayar

(21)

Berdasarkan tabel data di atas menunjukkan perkembangan pengguna

Smartfreen di kota Surabaya kurang signifikan sebab dilihat pada tabel di atas

pada tahun 2009 jumlah pengguna Smartfrenn sebesar 7712 pengguna kemudian

di tahun 2010 turun menjadi 6852 pengguna dan di tahun 2011 jumlah pengguna

hanya sebesar 6514, hal ini tidak sesuai dengan promosi yang lagi gencar

dilakukan oleh pihak Smartfrenn sendiri, sebab saat ini banyak sekali keluhan dari

pengguna freen sendiri sehingga penggunanya banyak yang beralih ke provider

lainnya.

Berikut cuplikan fenomena tentang smartfreen: ”Pada hari Rabu, 5

Oktober 2011, seperti biasanya ketika paket data bulanan saya sudah hampir

melewati batas masa berlakunya, saya mengisi pulsa sebesar Rp. 50.000 via

klikbca. Dan seperti biasanya juga, bonus quota internetan sebesar 500mb, Namun

yang tak biasa, ketika hanya mendownload sebuah file berukuran 266 mb di

tengah jalan (pada saat quota download file tersebut sudah mencapai 199mb)

koneksi terputus. Alangkah terkejutnya saya ketika saya cek melalui *999 pulsa

saya langsung Rp.0,- (termasuk bonus Rp.10.000 ikut habis)”. (tribunnews.com)

Mobile internet yang lagi menjadi trend fenomena dengan pertumbuhan

permintaan layanan akses data yang kian pesat dan peluang bisnis yang besar

menjadi komiditi produk andalan dari beberapa operator telekomunikasi untuk

mendapatkan pelanggan mobile internet atau selular sebanyak mungkin adalah

dengan menawarkan dan menambah program produk antara lain paket layanan

data “Unlimited Internet”/Internet Unlimited. Paket layanan ini ditawarkan oleh

(22)

bulanan yang murah, konsumen dapat akses data internet tanpa dibatasi oleh

kuota.

Harga menurut Kotler dan Amstrong (2004) adalah sejumlah uang yang

ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah

nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau

menggunakan suatu barang atau jasa.

Berdasarkan uraian diatas peneliti mengangkat judul penelitian “Minat

Beli Konsumen Pada Produk Modem SmartFrenn Di Surabaya Selatan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah produk berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada produk

modem Smartfreen di Surabaya Selatan?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada produk

modem Smartfreen di Surabaya Selatan?

3. Apakah promosi berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada produk

modem Smartfreen di Surabaya Selatan?

4. Apakah tempat berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada produk

(23)

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh produk terhadap minat beli konsumen pada

produk modem Smartfreen di Surabaya Selatan.

2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap minat beli konsumen pada

produk modem Smartfreen di Surabaya Selatan.

3. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap minat beli konsumen pada

produk modem Smartfreen di Surabaya Selatan.

4. Untuk menganalisis pengaruh tempat terhadap minat beli konsumen pada

produk modem Smartfreen di Surabaya Selatan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian yang penulis lakukan nantinya

diharapkan dapat bermanfaat dan berguna antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi

serta bahan pertimbangan untuk evaluasi dalam melakukan strategi

pemasaran yang tepat dan efektif di masa yang akan datang.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah

dilakukan oleh :

1. Bambang Sarjono, (2009) dengan judul pnelitian “PENGARUH BAURAN

PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI PRODUK DRAWING PACK”.

• Rumusan masalah yang diajukan adalah: apakah aktivitas Bauran

Pemasaran secara efektif untuk mendorong minat beli konsumen.

Teknik analisis yang di gunakan didasarkan pada Reasoned Action Model

dari Fishbein dan Ajzen. Namun untuk menjawab pertnyaan penelitian

dengan baik Analisis Regresi Linier Berganda dan hipotesis penelitian diuji

dengan uji (t) pada signifikasi 5% dan uji ( F ) pada signifikasi 5%

Analisis Regresi akan dilengkapi dengan Koefesien Determinan dari

model regresi sederhana / parsial (r2) maupun model regresi

berganda/serentak (R2), sehingga dapat diketahui proporsi variabel terikat

yang dapat dijelaskan oleh nilai-nilai variabel bebas. Pengertian

variabel-variabel tersebut mengacu pada Reasoned Action Model , selain setiap

analisis yang dilakukan mendasarkan pada masing-masing atribut atau

refren konsumen serta untuk masing-masing merek produk yang

diteliti.disamping itu agar hasil analisis menjadi bermakna perlu dilakukan

(25)

• Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel strategi produk, harga,

promosi, dan distribusi secara stimultan berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap minat beli.

2. Erliana,Surliantoro dan Puspitasari,(2011) dengan jdul penelitian “Analisis

Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemakaian Produk Layanan

Seluler Dengan Mempertimbangkan Aspek 7p’s Of Marketing(Studi Kasus :

(Pt. Telkom area blora)”.

• Permasalahan yang di ajukan adalah:1) Faktor apa saja yang

mempengaruhi konsumen wilayah Blora dalam memilih suatu produk

mobile communication, 2) Apakah faktor-faktor tersebut sudah dipenuhi

oleh produk Flexi, 3) Strategi perbaikan apa yang dilakukan PT.Telkom

berdasarkan faktor-faktor tersebut.

• Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor yang

digunakan untuk mengetahui faktor-faktoryang mempengaruhi preferensi

konsumen dalam menggunakan suatu produk mobile communication.

Analisis faktor yaitu suatu metode reduksi data untuk menemukan variabel

baru yang disebut faktor yang jumlahnya lebih sedikit.

• Hasil penelitian Berdasarkan faktor-faktor yang telah diteliti, performa

flexi yang masih kurang menurut konsumen yaitu :- Faktor 1 (bukti fisik) :

kurang adanya penggunaan teknologi yang mempermudah dalam

pelayanan konsumen. Seperti teknologi “back-up data” sehingga jika

terjadi kehilangan kartu telepon maka data-data yang ada dalam kartu

(26)

Faktor 2 (fitur tambahan produk) : kurang adanya jaminan kemudahan

kepada pengguna jika nomor hilang. - Faktor 3 (proses) : adanya program

combo yang mengharuskan aktivasi nomor jika keluar daerah.- Faktor 4

(harga) : kurang sesuainya harga produk dengan fasilitas produk yang

diberikan, tarif percakapan telepon terjangkau hanya sesame Faktor 5

(karyawan) : karyawan customer service kurang mempunyai ketrampilan

komunikasi dengan konsumen, Faktor 6 (kinerja inti produk) : sinyal

kurang kuat, coverage area kurang luas ke daerah-daerah terpencil, kualitas

suara kurang jernih, pelayanan SMS&GPRS kurang cepat. Faktor 8

(tampilan luar produk) : kemasan straterpack kurang menarik.

3. Domonanto, Nugrah,(2008) dengan judul penelitian “Perbedaan sikap terhadap

iklan, merek, dan niat Beli konsumen pada iklan dengan fear appeal Tinggi

dan rendah pada partisipan wanita”.

• Permasalahan yang diajukan adalah:1). apakah Sikap konsumen wanita

berpengaruh terhadap iklan dalam merespon iklan. 2). apakah sikap

konsumen wanita terhadap merek dalam merespon iklan dengan fear

appeal tinggi lebih tinggi daripada iklan dengan fear appeal rendah. 3).

apakah niat membeli konsumen wanita dalam merespon iklan dengan fear

appeal tinggi lebih tinggi daripada iklan dengan fear appeal rendah.

• Teknik analisis dalam penelitian ini menggunaka analisis regresi linear

berganda.

• Hasil penelitian bahwa ada perbedaan yang signifikan untuk sikap

(27)

takut tinggi dibanding dengan iklan yang menggunakan daya tarik rasa

takut rendah. Kemudian untuk perbedaan niat membeli tetap ada

perbedaan antara iklan yang menggunakan daya tarik rasa takut tinggi

dibanding dengan iklan yang menggunakan daya tarik rasa takut rendah.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Selama ini pemasaran jasa masih belum begitu diperhatikan, tapi melihat

banyak jumlah uang, yang dibelanjakan untuk membeli jasa tersebut, maka para

produsen jasa mulai memberi perhatian khusus. Hal ini ditambah pula dengan

tingkat persaingan yang mulai ketat diantara para penghasil jasa.

Pemasaran merupakan suatu proses/kegiatan untuk mempersepsikan,

memahami, menstimulasi dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut atau dengan kata lain, pemasaran

merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap

kebutuhan pasar, adapun definisi-definisi lain tentang pemasaran dikemukakan

oleh para ahli sebagai berikut :

Menurut Kotler (2002 : 8) dalam Manajemen Pemasaran I; pemasaran

adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menciptakan,

menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut beberapa ahli mengenai definisi jasa dalam buku Buchari Alma

(28)

1. Valerie A. Zeitthaml dan Mary Jo Bitner (2000: 3) jasa adalah suatu

kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan

dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan,

hiburan, sant4i, sehat) bersifat tidak berwujud.

2. Pemasaran adalah”satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada

pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan pemilik sahamnya” (Kotler, 2007:6)

Intinya disini ialah bahwa jasa itu tidak berwujud dan tidak memberikan

kepemilikan suatu apapun kepada pembelinya. Sedangkan proses

produksinya bisa tergantung atau tidak tergantung sama sekali kepada fisik

produk.

Manajemen pemasaran merupakan usaha yang dilakukan secara sadar

untuk menghasilkan pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran (target

market). Kegiatan pemasaran harus dijalankan berdasarkan falsafah pemasaran

yang efisien, efektif dan bertanggung jawab sosial yang telah dipikirkan secara

mendalam.

Definisi jasa menurut Rismiyati (2001: 270) adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa

mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.

Menurut Lupiyoadi (2001: 5) jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang

(29)

biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan

memberikan nilai tambah atau pemecahan masalah yang dihadapi konsumen.

Beberapa pengertian diatas dikatakan bahwa jasa merupakan suatu

tindakan atau kegiatan yang tidak bisa dilihat atau tidak berwujud tetapi bisa

dirasakan dan dapat diambil manfaatnya baik bagi individu maupun organisasi.

Selain itu jasa juga dapat diberikan secara keseluruhan atau murni ataupun

dikaitkan dengan produk barang. Jasa atau pelayanan juga merupakan suatu

kinerja penampilan dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta

konsumen lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa

tersebut.

2.2.2. Bauran Pemasaran

2.2.2.1. Pengertian Bauran Pemasaran [Marketing Mix]

Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai

keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap

perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan

mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran. Dalam bauran

pemasaran (marketing mix) terdapat variable-variabel yang saling mendukung

satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk

memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran.

Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan

akan produknya. Strategi pemasaran memerlukan keputusan-keputusan dari

manajemen tentang elemen-elemen marketing mix perusahaan yaitu

(30)

promosi. Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat

variabel yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi

(Dharmmesta, 2007).

Keempat unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan

berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu

kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan

konsumen. Jadi didalam bauran pemasaran terdapat variable-variabel yang saling

mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan

digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan didalam

pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi

permintaan akan produknya.

1. Produk, Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen

untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar

sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik (seperti sepeda motor,

tv, komputer, baju, buku teks), jasa (restoran, penginapan, transportasi) jadi,

produk bisa berupa manfaat tangible maupun intengible yang dapat

memuaskan pelanggan.

Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas

suatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi

melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan

kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Produk dapat pula

(31)

melalui hasil produksinya. Erliana, Suliantoro dan Puspitasari,(2011). Adapun

indikatornya adalah

a. kemasan

b. jaminan produk

c. merek yang terkenal

2. Harga, suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba

ataupun tidak akan selalu dihadapkan pada penentuan harga produk yang

dihasilkan.Dimana sebelumnya perusahaan terlebih dahulu merumuskan

mengenai penetapan harga yang ingin dicapai. Harga menurut Kotler dan

Amstrong (2004) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk

atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen

tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu

barang atau jasa. Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan

keputusan para pembeli (Tjiptono, 2000), yaitu :

1. Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membidik

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama

bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk

menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang

sering muncul adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas

(32)

dengan kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan. Erliana, Suliantoro

dan Puspitasari,(2011). adapun indikatornya adalah:

a. Kesesuaian harga produk dengan kualitas

b. Diskon

3. Promosi, Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat

untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Dharmmesta,2007). Sedangkan

menurut Tjiptono (1997) Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan. Promosi mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari

variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang

semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan Stanton

dalam Dharmmesta (2007).Erliana, Suliantoro dan Puspitasari,(2011). adapun

indikatornya adalah:

a. Media iklan

b. Pameran

4. Saluran Distribusi, saluran distibusi untuk suatu barang adalah saluran yang

digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen

sampai ke konsumen atau pemakai industri (Dharmmesta,2007). Saluran

(33)

yang dipilih, dan menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh

berbagai macam perusahaan atau lembaga usaha (produsen, pedagang besar,

dan pengecer). Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang harus

dilakukan untuk memasarkan produk secara efektif. Menurut Tjiptono (1997)

Saluran distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar

dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada

konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis,

jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses

distribusi merupakan aktifitas yang mampu menciptakan nilai tambah produk

melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan, tempat,

waktu, kepemilikan dan memperlancar arus saluran pemasaran, yaitu aliran

kegiatan yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat

didalam proses pemasaran.

Berdasarkan bauran pemasaran jasa (service marketing mix), maka

didapatkan identifikasi indikator dari bauran pemasaran berikut : Erliana,

Suliantoro dan Puspitasari,(2011):

1. Variabel-variabel aspek produk :

- Value product (meliputi : kelengkapan layanan, fasilitas tambahan, packaging)

- Keragaman produk

- Brand product

- Jaminan produk (meliputi : jaminan nomor hilang dan jaminan sistem dari

(34)

- Kualitas produk (meliputi : kekuatan sinyal, coverage area, kualitas suara,

kecepatan SMS &GPRS)

2. Variabel-variabel aspek harga :

- Kesesuaian harga produk dengan fasilitas

- Harga produk (meliputi : harga starterpack, harga pulsa)

- Tarif (meliputi : tarif telepon, tarif sms)

3. Variabel-variabel aspek tempat atau lokasi :

- Ketepatan lokasi (meliputi : lokasi dipusat kota, lokasi mudah dilalui jalur

transportasi)

4. Variabel-variabel aspek promosi :

- Strategi promosi

- Kegiatan Branding (meliputi : promosi melalui sarana komunikasi umum atau

pribadi, diadakanya kegiatan-kegiatan dalam rangka promosi)

5. Variabel-variabel aspek people :

- Interaksi karyawan dengan konsumen (meliputi : penampila customer service,

keramahan customer service, kesopanan customer service).

- Ketrampilan karyawan

- Kredibilitas karyawan

6. Variabel-variabel aspek proses :

- Prosedur pelayanan yang terstandarisasi (meliputi : prosedur pelayanan yang

sederhana, customer service cepat tanggap dalam melayani keluhan, layanan

konsumen on-line, program combo)

(35)

7. Variabel-variabel aspek bukti fisik :

- Kantor cabang

- Ruangan (meliputi : kenyamanan ruangan, keindahan ruangan, keindahan

interior ruang)

- Fasilitas penunjang (lahan perkir)

- Teknologi

- Fleksibilitas memilih nomor

2.2.3. Perilaku Konsumen

Pengertian mengenai perilaku oleh perusahaan ataupun organisasi dalam

mencapai tujuan pasar sangat penting dan berguna dalam usaha menentukan dan

melaksanakan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mencapai tujuan dengan

efektif. Perilaku Konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai studi

tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan

perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, ide-ide (John C.

Mowen dan Michael minor, 2002).

Kotler dan Amstrong (2004:199), memberikan definisi yang lain,

“Perilaku Konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu

maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal”.

Konsumen mempunyai arti yang penting bagi perusahaan karena akan membeli

output perusahaan tersebut. Dalam memahami perilaku konsumen terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipelajari, yaitu apa yang mereka beli,

mengapa mereka membeli, bagaimana mereka membeli, kapan mereka membeli,

(36)

2.2.3.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor yang mempengaruhi konsumen adalah sebagai berikut: (Kotler dan

Amstrong, 2007: 197)

1. Pengaruh lingkungan

2. Perbedaan dan pengaruh individu

3. Proses psikologis

Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi

dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan

keinginan dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga

perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk

mempengaruhi konsumen agar mau mengambil keputusan untuk melakukan

pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan.

Rangkaian dan unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.1. : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen

Budaya

Sumber: Kotler and Amstrong, (2007), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit: Intermedia Jakarta.

(37)

1. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting

dalam perilaku pembelian

a. Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku

dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang

dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan

keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan.

b. Sub-Budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang

memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi

anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama,

kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk

segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam

pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi

tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan

dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta

(38)

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh

faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau

perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap

seseoarang dinamakan kelompok keanggotaan.

Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti

keluarga, teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan

seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang yang menjadi

kelompok anggota sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional,

dan asosiasi perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan

interaksi yang tidak rutin.

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang

oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku

dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan

konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan

untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan

produk dan merek aktual seseorang.

Orang juga dipengaruhi oleh kelompok diluar kelompok mereka.

(39)

aprirasional. Kelompok dissosiatif adalah kelompok yang nilai atau

perilakunya ditolak oleh seseorang.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.

Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh .Kita dapat membedakan antar dua keluarga dalam kehidupan

pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung

seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama,

politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika

pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya,

pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di

negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang

sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh

yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah

keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya

keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok

dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan

yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran

(40)

mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar

menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik

tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,

gaya hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli.

a. Usia Dan Tahap siklus Hidup

Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.

Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya,banyak

ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta

diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot,

pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya

terbaru telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang

dewasa mengalami perjalanan dan perubahan situasi hidup bercerai,

menduda atau menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap

perilaku konsumsi.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk

sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang

dapat di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva

(termasuk presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk

(41)

penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator

ekonomi menandakan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah

untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menempatkan

kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan

nilai ke pelanggan sasaran.

c. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang

sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola

hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan

opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang

berinteraksi dengan lingkungannya.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang

mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah

karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang

menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkunganya.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama

motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

a. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa

(42)

biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat

Psikogenis.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang

yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap

situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang

individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan informasi

guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya

bergantung pada rangsangan fisik tetapi pada rangsangan yang behubungan

dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

c. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan.

Yang paling penting bagi para pemasar global adalah sering

mempertahankan keyakinan yang mudah dilihat tentang merek atau produk

berdasarkan negara mereka.

2.2.4. Minat Beli

2.2.4.1. Pengertian Minat Beli

Minat beli adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar

pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang

(43)

Menurut Kotler dan Keller (2003:181), minat beli konsumen adalah

sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam

membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih,

menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.

Rossiter dan Percy (1998:126) mengemukakan bahwa minat beli

merupakan intruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,

melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti

mengusulkan, merekomendasikan,memilih, ahirnya melakukan pembelian.

Adapun indikator dari minat beli adalah sebagai berikut: Priyati (2002:65-84)

a. Itensitas Pencarian informasi

b. Keinginan segera membeli

c. Keinginan preferensial

2.2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan, (2001) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila

seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu

akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.

Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi minat, yaitu :

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan

seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin

dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan

(44)

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial

ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya

daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang

menggunakan waktu senggangnya.

d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat

pria, misalnya dalam pola belanja.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan

berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.

Untuk memahami proses motivasi yang mendasari dan mengarahkan

perilaku konsumen dalam melakukan pembelian perlu dipahami beberapa

konsep antara lain;

1. Teori ekonomi mikro

a. Menurut teori ini keputusan membeli merupakan hasil perhitungan

ekonomis rasional yang sadar. Teori ini didasarkan pada asumsi yaitu:

b. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan

kepuasaanya dalam batas-batas kemampuan finansialnya

c. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber

untuk memuaskan kebutuhannya.

d. Bahawa ia selalu bertindak rasional.

2. Teori Psikologis

Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologis yang secara garis

(45)

psikoanalitis. Teori psikologis ini mendasarkan pada penerapan teori

psikologis yang berpendapat bahwa pada umumnya manusia selalu

didorong untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Teori Psikoanalitis

Teori Psikoanalitis didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia

dipengaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang

tersembunyi. Perilaku manusia ini adalah merupakan hasil kerja sama dari

ketiga aspek dalam struktur kepribadian manusia.

4. Teori Antropologis

Menurut teori ini bahwa perilaku manusia dipenhgaruhi oleh kultur yang

terdiri dari masyarakat sekitar, kelas sosial yang berlaku serta keluarga

2.3. Pengaruh Produk Terhadap Minat Beli

Persaingan yang semakin ketat di mana semakin banyak produsen yang

terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan

setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan konsumen sebagai

tujuan utama (Fandy Tjiptono, 2000:24). Dengan semakin banyaknya produsen

yang menawarkan produk dan jasa, maka konsumen memiliki pilihan yang

semakin banyak untuk menentukan jadi tidaknya minat beli konsumen.

Menurut Widya Utami, Cristina (2006:104), bahwa produk adalah

keseluruhan dari penawaran yang dilakukan secara normal oleh perusahaan

kepada konsumen dalam memberikan pelayanan, letak toko dan nama barang

dagangannya. Konsumen akan memberikan kesan yang baik terhadap suatu toko

(46)

oleh konsumen. Oleh karena itu pengecer harus tanggap terhadap kebutuhan dan

minat beli konsumennya.

2.3.1. Pengaruh HargaTerhadap Minat Beli

Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merk yang

berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Zeithmal (1988) menyatakan

bahwa harga merupakan sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk

mendapatkan suatu produk. Dodds (1991) menyatakan bahwa konsumen akan

membeli suatu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka.

Pendapat dari Sweeney, et al (1998) juga menyatakan hal yang serupa bahwa

dalam membeli suatu produk, konsumen tidak hanya mempertimbangkan

kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya.

Penelitian dari Raharso, Sri (2005) membuktikan bahwa harga yang

dirasakan oleh konsumen berpengaruh untuk menimbulkan minat beli, untuk

dapat mempertahankan atau meningkatkan harga suatu produk dapat dilakukan

dengan inovasi pada kemasan yang bermanfaat dengan bentuk dan desain yang

indah. Pemberian harga pada suatu produk juga harus mempertimbangkan kualitas

yang terkandung dalam produk. Sehingga dapat menciptakan emosi dan kepuasan

tersendiri bagi konsumen.

Perusahaan harus menyadari bahwa para konsumen menghendaki adanya

harga yang kompetitif. Harga yang kompetitif dan dipandang layak dalam hal ini

adalah dimana konsumen merasa bahwa pengorbanan yang mereka keluarkan

(47)

dapat disimpulkan bahwa harga yang kompetitif mempengaruhi minat beli

konsumen.

2.3.2. Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli

Kotler (2006) bahwa aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang

memberikan berbagai upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan

konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa Penelitian dari

Kopalle, K Praven dan Dobald Lehman (1995) juga menunjukkan bahwa promosi

yang dilakukan terhadap suatu produk berpengaruh dalam menimbulkan minat

beli konsumen.

Promosi adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai

insentif yang dapat diukur untuk merangsang pembelian produk dengan daya

tarik, jangkauan serta frekuensi promosi (Sethi, 2001: 75). Bauran promosi yang

dilakukan perusahaan akan menciptakan suatu penilaian tersendiri pada pikiran

konsumen, sehingga penilaian konsumen terhadap promosi produk secara

langsung maupun tidak langsung akan menciptakan image terhadap suatu produk

Navarone,(2003:111-122). menyatakan bahwa promosi terhadap kesuksesan

produk baru, dinyatakan bahwa pengaruh promosi dapat menarik minat beli

konsumen, serta menumbuhkan prioritas membeli konsumen.

Sutisna, (2001) dimana Promosi dapat mempengaruhi minat konsumen,

promosi merupakan bentuk kegitan pemasaran agar dapat mengenalkan produk

atau jasa, dari kegiatan tersebut tujuannya agar menimbulkan persepsi konsumen

kepada produk atau jasa yang ditawarkan, yang berujung pada minat konsumen

(48)

Gilbert (2003) menyatakan bahwa promosi dapat saja merangsang

pelanggan mengunjungi toko, tetapi penampilan atau penataan produk oleh

pengecer akan membuat perbedaan pada tingkat penjualan. Visual merchandising

terdiri dari visual materials window displays. Visual merchandising adalah suatu

presentasi non personal dan pameran barang dagangan, dengan penjelasan rinci.

Pendekatan ini untuk mendapatkan kepastian mengenai penampilan produk secara

optimal, memperlengkapi pameran yang akan meningkatkan penyajian produk an

menggugah minat beli

2.3.3. Pengaruh Lokasi Atau Tempat Terhadap Minat Beli

Menentukan lokasi bisnis ritel tidak mudah, karena membutuhkan

pertimbangan yang teliti dan informasi yang benar, agar dapat memproyeksikan

keadaan lingkungan pada masa yang akan datang apabila perusahaan melakukan

ekspansi usaha. Tujuan bagi penentuan lokasi yang tepat bagi perusahaan agar

dapat beroperasi dengan efisien dan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Dalam memilih lokasi, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor

yang mempengaruhi biaya, kecepatan waktu, kemudahan sarana yang diperlukan

dan sesuai dengan peraturan pemerintah. Lamb, et al (2001:101) berpendapat

bahwa tersedianya transportasi publik, jarak dengan pertokoan lain, tersedianya

tempat atau area parkir, serta keamanan dari lokasi merupakan variabel-variabel

yang membentuk pemilihan lokasi

2.3.4. Pengaruh Proses terhadap Minat Beli

Menurut Lamb dkk (2001:55) bauran pemasaran adalah panduan strategi

(49)

dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar

yang dituju. Proses (process), merupakan faktor penting bagi konsumen. Dimana

dalam bisnis proses dimulai dari perencanaan presediaan produk digudang hingga

produk tersebut dipasarkan ke konsumen.

Proses menurut Zeithaml (2006) “The actual procedures, mechanisms, and

flow of activities by which the services is delivered-the service delivery and

operating systems”. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa proses adalah

mekanisme aliran aktivitas dari suatu produk hingga sampai pada konsumen,

apabila proses mekanisme tersebut sangat cepat ke tangan ke konsumen maka

konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut di karenakan proses yang

tidak berbeli-belit dalam memperoleh suatu produk.

Untuk menciptakan dan menyampaikan elemen produk kepada konsumen

atau pelanggan diperlukan desain dan implementasi dari proses yang efektif.

Proses yang desainnya buruk akan mengganggu konsumen karena keterlambatan,

birokrasi, dan penyampaian yang kurang efektif dan dapat berakibat pada

(50)

2.4. Kerangka Konseptual

Produk (X1)

Tempat (X4)

Minat Beli (Y)

Promosi (X3) Harga

(51)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.5. Hipotesis

Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan

teori, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Produk modem Smartfreen berpengaruh terhadap minat beli konsumennya di

Surabaya Selatan

2. Harga modem Smartfreen berpengaruh terhadap minat beli konsumennya di

Surabaya Selatan

3. Promosi berpengaruh terhadap minat beli konsumen produk smartfrenn di

Surabaya

4. Tempat modem Smartfreen berpengaruh terhadap minat beli konsumennya di

(52)

38

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang

pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan

satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Produk (X1) merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Erliana,

Suliantoro dan Puspitasari,(2011). Adapun indikatornya adalah

a. kemasan yang bagus dan menarik

b. jaminan produk

c. merek yang terkenal

2. Harga (X2) adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan

jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

pengunaan suatu barang atau jasa. Erliana, Suliantoro dan Puspitasari,(2011).

adapun indikatornya adalah:

a. Kesesuaian harga produk dengan kualitas

(53)

3. Promosi (X3) komponen yang dipakai untuk memberikan informasi dan

mempengaruhi pasar tentang adanya suatu produk yang baik pada tempat yang

tepat dengan harga yang memadai dan juga menyakinkan konsumen bahwa

produk tersebut dapat memberikan kepuasan yang konsumen inginkan.

Erliana, Suliantoro dan Puspitasari,(2011). adapun indikatornya adalah:

a. Media iklan

b. Pameran

4. Tempat (X4) lembaga distributor atau lembaga penyalur yang mempunyai

kegiatan untuk menyalurkan/menyampaikan barang-barang / jasa ke

konsumen. Erliana, Suliantoro dan Puspitasari,(2011). adapun indikatornya

adalah:

a. Tempat mudah dijangkau

b. Transportasi

c. Inventory

5. Minat Beli (Y)

Minat beli adalah kecenderungan konsumen untuk membeli suatu produk atau

tindakan yang berhubungan dengan tingkat kemungkinan konsumen

melakukan pembelian. Priyati (2002) dalam Dominanto,Nugrah,(2008:67-75).

Diindikatori oleh:

a. Itensitas pencarian Informasi

b. Keinginan segera membeli

(54)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Alat pengukuran data yang digunakan untuk mengukur data-data yang

akan dianalisis dari hasil survei / penelitian langsung melalui kuesioner adalah

menggunakan skala likert yaitu metode yang mengukur sikap dengan menyatakan

setuju dan ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu,

angka penilaian tujuh (7) butir yang menyatakan urutan setuju atau tidak setuju.

Setiap pertanyaan diukur dengan 7 skala dan tiap posisi mempunyai bobot sebagai

berikut:

Tabel 3.1.

Skala Pengukuran Data

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Keterangan :

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Sedikit Tidak Setuju

4. Netral

5. Sedikit Tidak Setuju

6. Setuju

(55)

3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang

berkunjung ke gerai atau branch store SmartFrenn di Surabaya selatan.

b. Sampel

Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah probability sampling

dengan teknik “Simple Random Sampling” yaitu penarikan sampel dimana

setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai

sampel. Karena jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk

menentukan sampel yaitu dengan menggunakan rumus unknown populations.

n =

Zα = ukuran tingkat kepercayaan dengan α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95

% berarti Z 1/2.95 % = Z0,475 dalam table ditemukan 1,96)

σ = standar deviasi (0,25)

e = standart error/kesalahan yang dapat ditoleransi (5 % = 0,05)

Sehingga perhitungannya sebagai berikut :

n =

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

(56)

3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner kepada berkunjung dan mencari informasi mengenai

produk HP di gerai atau branch shop SmartFrenn di Surabaya Selatan.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil

langsung konsumen yang berkunjung dan mencari informasi mengenai produk

SmartFrenn di Surabaya Selatan.

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa cara berikut:

a. Wawancara

Selain metode kuesioner, juga digunakan metode wawancara untuk

mendukung akurasi dan kelengkapan kuesioner yang tersebar. Wawancara

juga digunakan untuk memperluas cakrawala peneliti tentang data-data lain

yang tidak terformulasi dalam kuesioner, namun akan memiliki implikasi

strategis bagi perusahaan, sehingga layak untuk dilakukan penelitian lebih

lanjut. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk melengkapi data yang

(57)

b. Kuisioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar

pertanyaan kepada konsumen pengguna SmartFrenn di Surabaya

Selatan.untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung dari konsumen.

3.4.4. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi

sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah

tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan

derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini

dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan

dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini

koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 % (level of

significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai

pembentukan indikator.

3.4.5. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal

dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana

masing-masing indicator itu menghasilakan sebuah konstruk/faktor laten yang

umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70

(58)

3.5. Teknik Analisis

Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk

mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan ketika faktor-faktor terlalu

banyak. PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk

mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan mutiple

indikator. PLS juga merupakan factor indeterminacy metode analisis yang

powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala

tertentu, jumlah sampel kecil. Model ini dikembangkan sebagai alternatif untuk

situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah atau indikator yang

tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif. PLS selain dapat digunakan

sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang

belum ada landasan terorinya atau untuk pengujian proposisi.

PLS adalah dalam penggunaan model persamaan struktural untuk menguji

teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi oleh Ghozali (2008: 5). Pada

situasi dimana penelitian mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori

atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan

covariance based (Generalized Least Squares) lebih sesuai. Namun demikian

adanya indeterminacy dari estimasi factor score maka akan kehilangan ketepatan

prediksi dari pengujian teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS

lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap

sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah

(59)

PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal ini

terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variabel laten

berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel laten

dapat dengan mudah diperoleh, sehingga prediksi terhadap variabel laten yang

dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan (Ghozali 2008).

3.5.1. Cara Kerja PLS

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi

tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan

skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate)

yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya

(loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta

regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini,

PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan

estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua

menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga

menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta).

Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk

mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu outer model estimate

digunakan untuk mendapatkan inside approximation weight. Prosedur iterasi ini

akan berhenti ketika persentase perubahan setiap outside approximation weight

Gambar

Tabel 1.1. Jumlah Pengguna Smartfrenn Tahun 2009-2011 Jumlah Pengguna
Gambar 2.1. : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen  Budaya Sosial Kepribadian Psikologis
Gambar 2  Langkah-langkah Analisis PLS
Gambar 3.2 Contoh Model Konseptual Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat presentase pangsa pasar dari Produk Obat Flu, Iklan mempunyai sumbangan besar berupa penguatan terhadap sikap dan keyakinan terhadap merek yang ditawarkan

Media promosi iklan di televisi dianggap paling efektif untuk meningkatkan penjualan produk hal ini dikarenakan perkembangan arus informasi yang sangat cepat

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Ekuitas merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli, dimana semakin baik ekuitas sebuah merek maka akan semakin besar

Dengan adanya suatu kabar di internet bahwa dipertanyakannya kualitas produk pada sepeda motor Honda Megapro www.ylki.or.id/consults/view/365 dapat menyebabkan citra

Dan semua teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Terima kasih atas doa, masukan, semangat dan dorongan selama ini untuk selalu lebih baik di hari yang..

Salah satu cara utama bagi perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen adalah dengan menawarkan produk yang berkualitas, yang mampu memenuhi kebutuhan

Dari fenomena tersebut menunjukan bahwa selama tahun 2009, penjualan untuk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya, tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan,

3 Tampilan produk juga sangat mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih produk rangka atap baja ringan merek taso, produk rangka atap baja ringan merek tasp menawarkan penampilan