Melalui Pendekatan
Pembelajaan Berbasis Kompetensi
Mata Pelajaran Bahasa Jepang
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PSMA
2013
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
DAFTAR ISI
COVER ---i
KATA PENGANTAR ---ii
DAFTAR ISI ---iii
BAB I : PENDAHULUAN ---1
A. Latar Belakang ---1
B. Tujuan ---2
C.Ruang Lingkup ---2
D. Landasan Hukum---3
BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI ---4
A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik ---5
B.Penilaian Autentik ---8
C. Penilaian Hasil Belajar---10
BAB III : ANALISIS KOMPETENSI ---14
A. Prosedur Analisis ---14
B.Hasil Analisis Kompetensi Dasar ---22
BAB IV : PENUTUP ---34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian 4. Merancang penilaian otentik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian otentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemasyarakatan dan kebangsaan. Pencapaian tujuan pendidikan nasional melalui penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk
memenuhi hak peserta didik sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.
Dalam rangka mempersiapkan bangsa yang mampu hidup sejajar dengan bangsa lain pada abad 21, pemerintah merasa perlu menyesuaikan kurikulum untuk mempersiapkan generasi muda bangsa Indonesia memiliki 7
keterampilan yang digunakan dalam mempertahankan, mengembangkan kehidupan yang lebih baik serta ikut serta dalam pergaulan dunia, yaitu Kolaborasi, Kritis berpikir, Komunikasi, Kemampuan IT, Kreatif, >>>, , dengan menyusun kurikulum 2013. Sehubungan dengan itu, pemerintah mulai
mencanangkan pelaksanaan terbatas kurikulum 2013 ini pada 1270 SMA mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Sebagai persiapan
pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan buku pegangan guru dan siswa mata pelajaran matematikaMatematika, bahasa Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dalam memanfaatkan buku yang ada mulai menerapkan kurikulum 2013 menggunakan silabus yang telah disediakan.
Akan tetapi, kondisi rial guru yang beragam di lapangan diperkirakan belum dapat menggunakan silabus sebagai acuan operasional menyusun
perencanaan pembelajaran. Oleh karena itu sehingga, masih diperlukan jabaran operasional mengembangkan silabus menjadi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian otentikautentik. Maka Oleh karena itu, perlu rambu-rambu lebih operasional agar guru dapat menjabarkan silabus menjadi RPP dalam bentuk naskah tertentu.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan buku ini adalah membantu guru mata pelajaran bahasa Jepang dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memanfaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus buku ini bertujuan:
(1)Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar
(2)Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran
(3)Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (4)Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
(5)Merancang penilaian otentikautentik autentik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
(1)Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik (2)Langkah-langkah analisis kompetensi;
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian otentikautentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengobservasimengamati, bertanyamenanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/bernalarmenalar, dan mengomunikasikanmengomunikasikan.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
didik mencari tahu; (2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten menuju menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial menuju menjadi pembelajaran terpadu; (6) daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) daripembelajaran verbalisme menuju menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian otentikautentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentikautentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni: , 2000; & Semiawan: , 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: , 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik bahasa sebagai alat komunikasi, pembelajaran bahasa tidak hanya mempelajari ilmu bahasa yang terkait dengan gramatika, tatacara membaca atau menulis saja, tetapi harus merefleksikan kompetensi sikap berbahasa yang santun, cara berfikir ilmiah, dan keterampilan berbahasa yang komunikatif baik lisan maupun tulisan, baik aktif maupun pasif melalui keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengeksplor data/mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik.
(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.
Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktifitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut
(1)Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut (2)Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum,dan teori
(3)Mendorong siswa aktif mengeksplor data melaui kegiatan mengumpulkan jawaban/data dari pertanyaan, dan membaca sumber data lain
(4)Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
(5)Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga
B. Penilaian Autentik
sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2)
Newton Public School, mengartikan penilaian otentikautentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian otentikautentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian otentikautentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentikautentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian otentikautentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian otentikautentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Hasil penilaian otentikautentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentikautentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut;
BAB II. PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis sejak tahun 2004 melalui piloting beberapa sekolah, dan secara operasional dikembangkan menjadi KTSP sejak tahun 2006. Oleh karena itu pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian otentikautentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengobservasi, bertanya, mengeksplor, bernalar, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan.
C. Pendekatan Pembelajaran saintifik
adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa (Zamroni: 2000; Semiawan: 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa.
Dalam model ini siswa diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan siswa dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan demikian siswa lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik bahasa sebagai alat komunikasi, pembelajaran bahasa tidak hanya mempelajari ilmu bahasa yang terkait dengan gramatika, tatacara membaca atau menulis saja, tetapi harus merefleksikan kompetensi sikap berbahasa yang santun, cara berfikir ilmiah, dan keterampilan berbahasa yang komunikatif baik lisan maupun tulisan, baik aktif maupun pasif melalui keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengeksplor data/mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
Kegiatan mengeksplor/mengumpulkan informasi bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan berkomunikasi melalui cara kerja ilmiah. Kegiatan ini melalui membaca sumber lain selain buku teks, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik.
Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.
Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktifitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut
(6) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut (7) Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum,dan teori
(8) Mendorong siswa aktif mengeksplor data melaui kegiatan mengumpulkan jawaban/data dari pertanyaan, dan membaca sumber data lain
(9) Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
(1) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (apart of,not apart from instruction),
(2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems), (3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
D. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Jepang
Bahasa Jepang merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur kurikulum 2013, pada kelompok pilihan pemitan baik peminatan kelompok mata pelajaran, maupun peminatan mata pelajaran (lintas minat). Penilaian hasil belajar bahasa Jepang dikembangkan sesuai dengan konsep penilaian kurikulum 2013, bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran (Standar Penilaian). Proses penilaian diawali dari pengkajian teknik penilaian yang tepat pada silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian, kemudian dilakukan pengukuran sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran yang ditetapkan, terakhir proses memberi penilaian pada sejumlah informasi yang diperoleh terkait kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Pengumpulan informasi terkait sikap peserta didik pada pembelajaran bahasa Jepang dilakukan dengan teknik observasi, pada saat kegiatan belajar berlangsung, dimulai pada proses mengamati, menanya, mengeksplor data, mengasosiasi, sampai mengomunikasikan hasil pembelajarannya. Penilaian ini digunakan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Inti 1 dan 2, dengan kompetensi dasar 1.1, 2.1, 2.2, 2.3, dan 2.4.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pengumpulan informasi terkait pencapaian pengetahuan peserta didik dilakukan melalui tes dengan teknik tes tertulis dan pemberian tugas. Pengetahuan bahasa Jepang terakumulasi pada Kompetensi Inti 3, dengan Kompetensi Dasar 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4.
Diri dan Kehidupan sekolah.
Tabel 1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Indikator Soal Bentuk SoalNo Skor Penilaian Peserta didik dapat mengisi
teks rumpang tentang Identitas diri/perkenalan, melalui
sebuah dialog yang diperdengarkan
Isian 1 - 5 Satu kata = 110 Kata = 1 x 10
Diperdengarkan sebuah dialog, tentang Identitas diri/
Perkenalan, peserta didik dapat membuat pertanyaan dengan tepat.
Uraian terbata s
6 - 10
Skor 2 apabila kalimat tanya yang dibuat dengan struktur yang benar dan bermakna Skor 1 apabila hanya sebagian strukturnya benar Skor 0 apabila struktur yang dibuat salah, Peserta didik dapat mengisi
tabel dengan informasi umum tertentu dan rinci, serta dapat menjawab pertanyaan tentang Identitas diri/ Perkenalan, sesuai dialog yang
diperdengarkan.
Uraian Terbata s
10 -
15 No. 11 – 15 skor 1
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pengumpulan informasi terkait keterampilan berbahasa Jepang dalam bentuk penyusunan teks lisan dan tulisan sederhana diukur dengan teknik tes praktik, melalui unjuk kerja, unjuk karya (produk). Penilaian ini digunakan untuk mengukur ketercapaian Kompetensi Inti 4, yang terdiri dari KD 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Instrumen penilaiannya dilengkapi dengan rubrik, seperti contoh berikut ini;
Rubrik penyusunan teks lisan.
Penilaian penyusunan teks lisan terdiri dari enam kriteria, yaitu kriteria; Ketuntasan tugas sesuai tujuan ( タ ス ク 達 成 ), Struktur wacana ( 談 話 構 造 ) 、
Kefasihan (流暢さ), Penggunaan kosa kata (語彙), Penggunaan tata bahasa
4(すばらしい), 3(できた!), 2(もうすこし), 1(がんばって). Ketuntasan tugas sesuai tujuan, skor 4 (すばらしい) jika semua tugas tuntas dengan sangat baik dan sesuai tujuan, Skor 3 ( で き た ! )jika semua tugas tuntas, tetapi ada sebagian kecil yang salah namun tetap sesuai tujuan, skor 2 ( も う す こ し )jika Sebagian besar tugas tuntas, namun banyak kesalahan sehingga tidak sesuai dengan tujuan, skor 1 Sebagian besar tugas tidak tuntas, banyak kesalahan sehingga tidak sesuai dengan tujuan. Struktur wacana(談 話構造), skor 4 (すばらしい) jika penyampaian dengan struktur wacana sangat runut dan mudah dipahami, Skor 3 ( で き た ! )jika penyampaian dengan struktur yang cukup runut dan bisa dipahami, skor 2 ( も う す こ し )jika penyampaian kurang runut sehingga agak sulit dipahami, skor 1 jika penyampaian tidak runut sehingga tidak bisa dipahami. Kefasihan (流暢さ), skor 4 (すばらしい) jika penyampaian dilakukan dengan sangat lancar, skor 3
(できた!)jika ada penyampaian yang dilakukan dengan agak kurang lancar, namun makna dapat dipahami, skor 2 ( も う す こ し ) jika penyampaian dilakukan tersendat-sendat, sehingga makna kurang dipahami, dan skor 1
( が ん ば っ て ) jika penyampaian sangat tersendat-sendat, sehingga makna tidak dapat dipahami. Penggunaan kosa kata (語彙), skor 4 (すばらしい) jika dapat menggunakan kosa kata dengan sangat leluasa dan benar , skor 3 (で きた!)jika dapat menggunakan kosa kata dengan cukup leluasa dan benar, skor 2 ( も う す こ し ) jika dapat menggunakan kosa kata terbatas, dan ada beberapa yang salah dan skor 1(がんばって) jika dapat menggunakan kosa kata yang sangat terbatas, dan banyak kesalahan. Penggunaan tata bahasa
( 文 法 ), skor 4 ( す ば ら し い ) jika dapat menggunakan tata bahasa dengan leluasa sesuai kondisi , skor 3 (できた!)jika dapat menggunakan tata bahasa yang sering digunakan sesuai kondisi, skor 2 ( も う す こ し ) jika hanya dapat menggunakan tata bahasa sederhana, dan skor 1( が ん ば っ て ) jika dapat terdapat kesalahan mendasar dalam tata bahasa, namun dapat dipahami apa yang ingin diutarakan. Pelafalan (発音), skor 4(すばらしい) jika pelafalan sangat baik dan sangat mudah dipahami, skor 3 (できた!)jika pada pelafalan cukup baik, namun ada sedikit kesalahan namun tak mengubah makna, skor 2 ( も う す こ し ) jika banyak kesalahan pada lafal, namun mengganggu pemahaman makna, dan skor 1(がんばって) jika banyak kesalahan pelafalan, sehingga tidak dapat dipahami. Kriteria penilaian penyusunan teks lisanBerikut ini tabel kriteria penilaian penyusunan teks lisan.
Kriteria 4 3 2 1 aian sangat baik dan sesuai tujuan.
Semua tugas tuntas, tetapi ada sebagian kecil yang salah namun tetap sesuai tujuan. yang cukup runut dan agak sulit dipahami
Penyampai-an tidak runut sehingga tidak bisa dipahami
(発
音) baik dansangat mudah dipaham i.
baik, namun ada sedikit kesalaha n namun tak mengub ah makna.
pada lafal, namun masih dapat dipahami maknanya
pelafalan, sehingga tidak dapat dipahami.
Skor maksimal 5 x 4 = 20
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut.
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
Kompetensi Dasar (KI
3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (DalamSilabus) 3.1 Memahami cara
menyapa, berpamitan, mengucapkan
terimakasih,meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenalkan diri serta cara
meresponnya terkait topik identitas diri (じ こしょうかい) dan
kehidupan sekolah ( がっこうのせいかつ) dengan
memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks
penggunaannya.
4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, permintaan maaf, meminta izin dan instruksi terkait topik identitas diri (じこしょう かい) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせい かつ) dengan
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan budaya secara benar dan sesuai konteks
Tema / Topik Identitas Diri
• Salam dan ungkapan
(あいさつ)
• Mengenalkan diri sendiri (じこしょうかい)
• Mengenalkan orang lain (たしゃしょうかい)
• Menyebutkan nomor telepon dan tempat tinggal (でんわばんご うとすむところ)
• Nama benda (もの)
• Kepemilikan dan letak benda
• Struktur :
- Watashi wa KB(Nama/ status) desu.
- Watashi wa
KB(sekolah/kelas)no KB(nama) desu.
- Denwabango wa KB(angka) desu.
(benda) desu./ janai desu.
- Kono KB (benda) wa KB (nama)no
desu./janai desu. Ungkapan:
Hajimemashite, dôzo yoroshiku,
hai,soudesu, iie,chigaimasu dll.
Percakapan: A:Hajimemashite. Watashi wa Evi desu. Dôzo yoroshiku.
A:denwabangô wa nanban desuka. B: 0816 no185 no 3.2 Memahami cara
memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang
dan jasa terkait
topik identitas
diri(じこしょうかい) dan kehidupan sekolah( がっこうの せいかつ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teksdan unsur budaya yang sesuai konteks
penggunaannya)
4.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik
identitas diri(じこ しょうかい) dan
,struktur teksdan unsur budaya yang sesuai konteks
penggunaannya. 3.3 Memahami
secara sederhana unsur kebahasaan unsur
kebahasaan,
Kompetensi Dasar (KI
3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (DalamSilabus) struktur teks dan
unsur budaya terkait topik
identitasdiri(じこ しょうかい) dan
kehidupan
sekolah ( がっ こうのせいかつ) yang sesuai konteks penggunaannya
sekolah ( がっこう のせいかつ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.
9695 desu.
A: B-san wa, dokoni sundeimasuka. B: Kebayoran ni sundeimasu.
A: Kore wa B-san no enpitsu desuka. B: Hai, sou desu./ Iie, soujanai desu. / chigaimasu. 3.4 Memahami secara
sederhana unsure kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra.
4.4.Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra
Semester 2
Kompetensi Dasar
(KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (DalamSilabus) 3.1 Memahami cara
menyapa, berpamitan , mengucapkan
terimakasih,meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenalkan diri serta cara
meresponnya terkait topik iden titas d ir i (じ こしょうかい) d an
keh idup an sekol ah
( がっこうのせいかつ) deng an
memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks
penggunaannya.
4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, permintaan maaf, meminta izin dan instruksi terkait topik
iden titas d ir i (じこしょう かい) d an keh idup an sekol ah ( がっこうのせい かつ) deng an
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan budaya secara benar dan sesuai konteks
Tema / Topik
Kehidupan Sekolah (がっこうのせいかつ) • Nama dan letak
ruangan di sekolah • Posisi dan
keberadaan teman di kelas
• Hari,tanggal, bulan • Jadwal kegiatan
sekolah
• Jadwal sekolah • Waktu kegiatan • Kesan terhadap
pelajaran
•Tempat berkegiatan
• Struktur :
Kompetensi Dasar
(KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (DalamSilabus) desu.
- KB(nama ruang) wa KB(nama ruang)no KB(posisi) desu.
- KB(tempat)ni KB(orang)ga imasu.
- KB (keterangan waktu)wa KB (nama hari) desu./ janai desu.
- KB (ket. waktu) wa KB
(kegiatan)desu./jana i desu.
- Ima KB(jam) desu.
- Ima
KB(jam)KB(menit desu.
- KB(jangka waktu)ni KB(frekuensi) KB(nama
pelajaran)no jugyou ga arimasu.
- KB(nama hari)ni KB(mata
pelajaran)wo benkyoshimasu.
- KB(mata pelajaran)wa KB1(nama hari)to KB (nama hari)ni arimasu.
- KB(mata pelajaran)wa KB(nama hari) no (Jam ke...)ni arimasu.
- KB(mata
pelajaran)wa KS desu.
- KB(mata
pelajaran)wa KS desu. Demo, KS desu.
- KB1(mata pelajaran) wa KS desu. Demo KB2(mata pelajaran) 3.2 Memahami cara
memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan unsur kebahasaan ,struktur teksdan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya)
4.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik
iden titas d ir i (じこしょう かい) d an keh idup an sekol ah ( がっこうのせ いかつ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teksdan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya.
3.3 Memahami secara sederhana unsur kebahasaan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya terkait topik
iden titas d ir i (じこしょ うかい) d an
keh idup an sekol ah
( がっこうのせいかつ) yang sesuai konteks penggunaannya
4.3.Menyusun teks lisan dan tulis sederhana memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.
3.4 Memahami secara sederhana unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra.
Kompetensi Dasar
(KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (DalamSilabus) wa KS desu.
- KB (tempat) de KB(objek) wo KK masu.
Ungkapan: Sumimasen, sôdesuka.
Percakapan:
A:Koko wa kyôshitsu desu.
A: Kyôshitsu wa doko desuka.
B:Kyôshitsu wa jimushitsu no tonari desu.
A: Kyôshitsu ni dare ga imasuka.
B: Seito ga imasu.
A: Kôchô-sensei wa doko ni imasuka. B: Kôchôshitsu ni imasu.
A:Tanjôbi wa nangatsu nannichi desuka.
B:10gatsu 3ka desu.
A:Kyô wa nanyôbi desuka.
B:Kinyôbi desu.
A: Raishû no nichiyôbi wa bunkasai desu.
A: Ima nanji desuka. B: Ima 8ji desu.
A: Ima 4ji 15fun desu.
A: isshûkan ni nankai nihongo no jugyô ga arimasuka.
B:ikkai desu.
Materi Pokok (Silabus) Prinsip, dan
Prosedur
(KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (DalamSilabus) B: Nihongo wo
benkyôwo shimasu.
A:Nihongo no jugyôwa itsu desuka.
B: Suiyôbi to Kinyôbi desu.
A:Nihongo wa Suiyôbi no 3jikanme desu.
A: Nihongo no jugyô wa dô desuka.
B: Omoshiroi desu./ Muzukashii desu. Demo, omoshiroi desu.
A:Nihongo wa omoshiroi desu. Demo, êgo wa
(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
(5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan (6) Merancang penilaian yang diperlukan
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
1. Mengembangkan Materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti keempat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori, yaitu:
(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati.
Contoh: Mengenalkan diri sendiri
Percakapan perkenalan diri dalam bahasa Jepang. Sikap tubuh saat memperkenalkan diri.
Video perkenalan diri.
(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan.
Contoh:
Fakta hal-hal yang disampaikan oleh orang Jepang saat mengenalkan diri sendiri.
Fakta salam yang digunakan saat mengenalkan diri.
(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan.
Contoh:
Dalam melakukan perkenalan diri umumnya disertai dengan salam untuk menunjukkan kesantunan.
(4) Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan.
(membungkukan badan sejenak di depan lawan bicara) Hajimemashite. Watashiwa Evi desu.
Dôzo yoroshiku.
2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (1) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan
panca indra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakat, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagainya. Contoh:
Siswa mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang bersalaman atau menyimak percakapan memperkenalkan diri dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.
(2) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Contoh:
Siswa mendiskusikan kapan, dengan siapa, apa yang mereka katakan saat mereka melakukan salaman yang ada pada gambar/video yang ditampilkan.
(3) Mencoba
Siswa mencoba memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang, mulai dengan mengulang kalimat, melengkapi percakapan yang rumpang, sampai memperkenalkan diri dengan beberapa teman di kelas.
(4) Mengasosiasi
Siswa membandingkan memperkenalkan diri dalam bahasa dan budaya Indonesia dengan bahasa dan budaya Jepang, dan menarik kesimpulan persamaan dan perbedaannya.
(5) Mengomunikasikan
B. Analisis Kompetensi Dasar
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian 3.1 instruksi dan memperkenal-kan diri serta cara
meresponnya terkait topik identitas diri (じこしょうかい) ,struktur teks dan unsur budaya yang
Tema / Topik Identitas Diri • Salam dan
ungkapan
(あいさつ)
• Mengenalkan diri sendiri
(じこしょうかい)
• Mengenalkan orang lain ( た しゃしょうかい)
• Menyebutkan nomor telepon
• Kepemilikan
dan letak sikap tubuh
orang-orang yang
bersalaman atau menyimak
percakap an
memperkenalkan bunyi ujaran (kata, frasa, dan kalimat ) yang
diperdengarkan
Menanya
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian sesuai
salam yang digunakan mereka katakan
saat mereka
Peserta didik
1. rasa ingin tahu 2. kreatif, 3. toleransi
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Hajimemashi
te.
Watashiwa Evi desu. Dôzo yoroshiku.
berdiskusi ujaran apa saja yang tepat untuk melakukan dialog.
Mencoba: Secara
berpasangan
peserta didik berdiskusi untuk menuliskan ujaran mengucapkan salam,
memperkenalkan diri sendiri dan orang lain yang
tepat dengan
gambar
Secara
berpasangan, peserta didik menentukan
1. mandiri 2. komunikatif 3. bertanggun
g jawab
melakuka n dialog
3.1.6 Menentuk an
informasi umum, selektif, dan rinci
3.1.7 Menentuk an ujaran untuk mengucap -kan
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian
4.1
ucapan terima kasih,
permintaan maaf, meminta izin dan instruksi terkait topik identitas diri (あいさつ、 じ こ し ょ う か い aisatsu,
jikoshoukai) dan kehidupan sekolah (がっこう
ujaran yang
dibutuhkan untuk melakukan dialog.
Mengasosiasi Berdiskusi
mengasosiasikan makna dan bunyi ujaran (kata, frasa,
dan kalimat)
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian の せ い か つ
Gakkou no seikatsu)
dengan
memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar sesuai konteks
Secara
berpasangan, peserta didik mendiskusikan pengelompokan kata-kata pada
kata benda
tertentu,
menyusun kata menjadi kalimat, baik kalimat tanya
atau kalimat
berita.
Secara
berpasangan
peserta didik menjelaskan
kata-kata terkait
dengan identitas
diri, dengan
bantuan tabel.
Menjelas-kan kata-kata terkait identitas diri
4.1.4 Melakuka n tanya jawab terkait perkenala n diri dan orang lain
4.1.5 Melakuka n dialog tentang diri sendiri dan orang lain
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Dengan bantuan
kartu, peserta didik bertanya jawab dengan
pasangannya
Secara
berpasangan , peserta didik melakukan dialog/ interview untuk menemukan data masing2
pasangannya
1. mandi-ri 2. komunikati
f
3. bertanggu ng jawab
unsur kebahasa -an, dan budaya secara benar dan sesuai konteks
4.1.6 Memperk e-nalkan diri sendiri, orang lain sesuai dengan data yang diperoleh-nya
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian
Mengkomunika-sikan
Secara
berpasangan, peserta didik memperkenalkan diri sendiri dan orang lain sesuai dengan data yang diperolehnya
Peserta didik dapat menginformasikan tentang identitas diri, dan orang lain secara tertulis
dalam bentuk
laporan sederhana.
diri sendiri, dan orang lain
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Semester 2 eminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenal-kan diri serta cara
meresponnya terkait topik identitas diri (じこしょうかい) ,struktur teks dan unsur budaya yang
Tema / Topik
Hari,tanggal, bulan Indonesia dan di Jepang
Menyimak wacana dialog lisan, dan mengidentifika si bunyi ujaran (kata, frasa, dan kalimat ) yang
diperdengarka n
Menanya Peserta didik menyimak dialog serta mendiskusikan dalam
kelompok ttg letak ruang di sekolah 5. aktif
berta-nya 6. toleran
3.1.1
mengidentifi kasi nama ruangan dan letak
ruangan
3.1.2
Melengkapi kata, frasa, atau kalimat dengan huruf atau kata yang didengar
3.1.3
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian sesuai
KB(tempat)ni KB(orang)ga imasu.
KB(orang)wa KB (tempat)ni waktu)wa KB (nama hari) desu./ janai desu.
Pola kalimat sesuai tema
Di dalam kelompok peserta didik mengamati informasi umum, selektif, dan rinci dari wacana yang diperdengark an
Peserta didik berdiskusi mengisi tabel dengan ujaran Melalui diskusi
1. rasa ingin tahu 2.kreatif, 3.toleransi
1. kerja- sama 2.toleran ujaran yang sesuai untuk menyatakan, menanyakan dan
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian
Ima KB(jam) (nama hari)ni arimasu. berita dan kalimat tanya
Teks (dialog dan
paparan)
peserta didik mengisi denah untuk
menentukan informasi umum. Selektif dan rinci tentang letak ruang di sekolah.
Dalam kelompok, peserta didik menentukan ujaran, kalimat tanya dan jawaban untuk dialog tentang nama dan letak ruangan
4. mandiri 5. komunikatif 6. bertang-gung
jawab
umum, selektif, dan rinci tentang ruangan di sekolah
3.1.7
Menentukan ujaran untuk menyatakan, menanyakan dan
menjawab nama ruang dan letak ruang
3.1.8
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Menyusun
teks lisan dan tulis dan instruksi terkait topik identitas diri (あいさつ、 じこ struktur teks
arimasu.
pelajaran) wa KS desu. Demo KB2(mata pelajaran) wa KS desu. KB (tempat)
de KB(objek) wo KK masu.
Ungkapan: Sumimasen,
sôdesuka.
Percakapan: A:Koko wa kyôshitsu desu.
A: Kyôshitsu wa doko
Mengasosias i
Peserta didik mendiskusika n
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian dan unsur
budaya
secara benar sesuai
konteks
desuka. B:Kyôshitsu wa jimushitsu no tonari desu.
A: Kyôshitsu ni dare ga
imasuka. B: Seito ga imasu.
A: Kôchô-sensei wa doko ni imasuka. B: Kôchôshitsu ni imasu.
A:Tanjôbi wa nangatsu nannichi desuka.
B:10gatsu 3ka desu.
A:Kyô wa nanyôbi desuka. B:Kinyôbi desu.
Mengkomuni ka-sikan
Secara berpasangan peserta didik, mencocokkan
4. mandiri 5. komunikatif 6. bertang-gung
jawab
-an, dan budaya secara benar dan sesuai konteks
4.1.5 Menginfor -masikan secara tertulis nama ruang dan letak ruang di sekolah.
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian A: Raishû no
nichiyôbi wa bunkasai desu.
A: Ima nanji desuka. B: Ima 8ji desu.
A: Ima 4ji 15fun desu.
A: isshûkan ni nankai
nihongo no jugyô ga arimasuka. B:ikkai desu.
A: Kinyôbi ni nani wo benkyôshimas uka.
B: Nihongo wo benkyôwo shimasu.
A:Nihongo no jugyôwa itsu desuka. B: Suiyôbi to
dengan letak sesuai data yang
diperolehnya
Kompetensi
Dasar Materi Pokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Kinyôbi desu.
A:Nihongo wa Suiyôbi no 3jikanme desu.
A: Nihongo no jugyô wa dô desuka. B: Omoshiroi desu./
Muzukashii desu. Demo, omoshiroi desu.
A:Nihongo wa omoshiroi desu. Demo, êgo wa muzukashii desu.
A: Doko de nihongo wo benkyôshimas uka.
BAB IV PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
LAMPIRAN: CONTOH RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH : SMA
MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG KELAS/SEMESTER : X/1
TOPIK : IDENTITAS DIRI
ALOKASI WAKTU : 3X45’
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR KD 1.1
Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar
KD 2.1
Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan teman.
KD 3. 1
Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terima kasih,meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenalkan diri, serta cara meresponnya terkait topik identitas diri ( あ い さ つ 、 じ こ し ょ う か い ) aisatsu,jikoshoukai dan kehidupan sekolah (学 校 の せ い か つ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya