• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Kognitif Konsumen Pada Minat Beli (Studi Survei Eksplanatori Mengenai Pengaruh Visual Merchandising terhadap Kognitif Konsumen pada Minat Beli di Nicko Factory Outlet Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Kognitif Konsumen Pada Minat Beli (Studi Survei Eksplanatori Mengenai Pengaruh Visual Merchandising terhadap Kognitif Konsumen pada Minat Beli di Nicko Factory Outlet Bandung)."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VISUAL MERCHANDISING TERHADAP KOGNITIF

KONSUMEN PADA MINAT BELI

(Studi Survei Eksplanatori Mengenai Pengaruh Visual Merchandising terhadap Kognitif Konsumen pada Minat Beli di Nicko Factory Outlet Bandung)

THE INFLUENCE OF VISUAL MERCHANDISING AGAINST COGNITIVE

CONSUMER ON PURCHASE INTEREST

(Explanatory Survey Study The Influence Of Visual Merchandising Againts Cognitive Consumer On Purchase Interest In Nicko Factory Outlet Bandung)

Rabika Sukmahati untuk membangun loyalitas merek jangka panjang, digunakanlah Visual Merchandising (VM)

sebagai bagian dalam komunikasi pemasaran. Penelitian ini mengkaji bagaimana pengaruh visual

merchandising (VM) terhadap kognitif konsumen pada minat beli oleh para pelanggan di toko

retail Nicko Factory Outlet. Dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis metode penelitian kuantitatif yang digunakan merupakan metode eksplanatori. Jenis

appliance theory yang digunakan adalah teori respons kognitif. Teori ini berasumsi bahwa

penerimaan proses kognitif seseorang atau reaksinya membantu dalam pembentukan baik itu penerimaan maupun penolakan terhadap suatu pesan. VM merupakan suatu seni dalam

merchandising (tata letak barang) dianggap sebagai suatu rangsangan stimuli secara visual

kepada konsumen dan kemudian dengan aspek kognitif yang dimilikinya, konsumen akan mengolah stimuli tersebut menjadi suatu pesan. Penyusunan serta presentasi dari VM yang baik diharapkan menunjang adanya perubahan kognitif positif konsumen yang mengarah pada perubahan minat beli konsumen.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa (1) Pengaruh intensitas, durasi dan isi pesan yang merupakan sub variabel dari visual merchandising bila dilihat secara keseluruhan memiliki pengaruh terhadap pembentukan kognitiff konsumen. (2) Pengaruh intensitas, durasi dan isi pesan yang merupakan sub variabel dari visual merchandising dan kognitif konsumen bila dilihat secara keseluruhan memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen. Secara keseluruhan, terdapat pengaruh yang kuat oleh visual merchandising to Nicko FO dengan kognitif konsumen pada minat beli pelanggannya.

Adapun saran di dalam penelitian ini adalah (1) Agar Nicko Factory Outlet memilih tema dan warna yang lebih menarik lagi mengikuti perkembangan zaman atau fashion, dan lebih di sesuaikan lagi dengan jenis produk yang sedang di jual atau di pajang. (2) Agar penempatan produk yang dimiliki oleh brand terkenal atau produk utama yang di miliki Nicko Factory Outlet lebih jelas rambu-rambunya atau tulisan yang dipakai untuk menunjukkan tempat produk tersebut. Sehingga pengunjung tidak harus keliling-keliling untuk mencari produk utama dari Nicko Factory Outlet. Kata-kata kunci: Cognitive Response Theory, Kognitif Konsumen, Minat

(2)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Masyarakat kelas menengah Indonesia saat ini berkeinginan untuk terpenuhi

kebutuhannya dengan cara serba praktis, cepat, menghemat waktu dan nyaman. Maka dari itu,

sesuai dengan prinsip pasar “demand dan supply, dengan berkembangnya fenomena

pertumbuhan masyarakat kelas menengah Indonesia, tidak heran jika para pebisnis ritel

berlomba-lomba untuk memenuhi pangsa pasar “baru” ini. Retail di definisikan sebagai

penjualan barang-barang kepada konsumen terakhir, bukan untuk dijual kembali, tetapi untuk

digunakan dan dikonsumsi oleh sang pembeli. Perusahaan-perusahaan menjual kuantitas produk

dalam jumlah besar kepada para retailer-retailer, dan para retailer kemudian menjualnya dalam

jumlah yang lebih kecil dengan produk yang sama kepada para konsumennnya.

Komunikasi pemasaran merupakan salah satu aspek dari strategi perencanaan pemasaran

yang efektif dan efisien. Salah satu alat promosi yang digunakan dalam komunikasi pemasaran

adalah Visual Merchandising (VM). Visual Merchandising (VM) merupakan suatu seni dalam

mempresentasikan produk di tempat-tempat penjualan dengan strategi, metode, teknik, serta

prinsip-prinsipnya yang tepat. Untuk itu, dibutuhkan alat yang dapat menggugah sensor visual

para konsumen. VM berfungsi untuk mendidik pelanggan, meciptakan keinginan membeli dan

pada akhirnya menambah nilai penjualan.

Di Indonesia sendiri, perkembangan VM meningkat seiring dengan perkembangan bisnis

retail. Persaingan antar toko retail dalam menarik minat konsumen juga semakin membuat VM

dibutuhkan secara professional sebagai bagian dari strategi penjualan tokoSalah satu toko

penjualan barang-barang retail, khususnya pakaian jadi, yang menarik minat peneliti adalah toko

retail Factory Outlet. FO merupakan toko retail yang menjual barang-barang jadi seperti pakaian,

tas, sepatu dan lainnya yang bermerk ternama dengan harga 25-75% lebih murah dari barang

yang ada di toko aslinya. Retailer FO cenderung untuk menawarkan barang-barang yang

memiliki kualitas nomer dua ataupun stok-stok barang di musim yang telah lewat. Dengan

keberadaan konsep toko retail FO, perusahaan pembuat maupun para retailer sama-sama saling

diuntungkan karena dapat menjual barang yang tidak diinginkan tanpa membahayakan citra

produk ataupun merk retail pada produk, dan juga memberikan kesempatan kepada konsumen

yang tidak mampu membeli produk merk ternama dengan harga sesuai di toko aslinya, ataupun

konsumen yang termotivasi dengan penawaran khusus. Adapun kemampuan konsumen dalam

(3)

bermerek” sangat bergantung pada kemampuan kognisi konsumen. Kemampuan kognisi para

konsumen ini biasnaya didapatkan dari beberapa media promosi lain seperti advertising (iklan) di

tv, majalah, media sosial dan lain lain. VM sejatinya sangat penting bagi sebuah FO. Seperti yang

kita ketahui bahwa produk yang dijual di dalam FO seluruhnya merupakan barang sisa eksport

yang ternama (branded), sehingga isi produk dari sebuah FO bisa mencapai ribuan dalam satu

toko (outlet) dari berbagai macam merk. Keberhasilan penjualan produk sangat tergantung pada

penataan letak produk karena produk yang dijual merupakan merek luar negeri yang tidak semua

orang mengenalnya, selain itu setiap merek tidak memiliki kekhususan untuk menjadi suatu

merek yang lebih baik dari yang lain karena di dalam FO semua merek adalah merek terbaik dan

ternama sehingga sangat berharga untuk dibeli dengan harga murah. Fokus dan tujuan suatu toko

FO lebih kepada bagaimana agar konsumen membeli produk sebanyak-banyaknya agar produk

yang ada di dalam toko bisa terus habis terjual.

Dalam membentuk suatu penelitian, tentunya peneliti juga bersumber dari beberapa

penelitian terdahulu mengenai visual merchandising dalam bisnis retail. Salah satunya penelitian

Thesis di University of Oregon oleh Sarah E. Fister tahuin 2009 dengan judul Consumers’ Shopping Value and their Responses to Visual Merchandise Displays in an In-store Retail

Setting(Nilai belanja oleh konsumen dan tanggapan mereka terhadap display visual

merchandising di dalam perencanaan toko retail. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua

individu (terlepas dari gender mereka atau nilai belanja mereka) memiliki respon estetika tinggi

untuk produk pakaian yang ditampilkan dengan menggunakan manekin daripada hanya

menggunakan gantungan baju biasa.

Maka dari itu, dari beberapa ulasan mengenai studi terdahulu diatas, penelitian ini

kedepannya berencana untuk meneliti tentang hubungan VM terhadap kognitif konsumen pada

minat beli. Dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis metode

penelitian kuantitatif yang digunakan merupakan metode eksplanatori. Metode eksplanatori

merupakan penelitian penjelasan yang menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu fenomena

sosial terjadi. Penelitian ini berusaha menentukan sifat dan arah hubungan tiga variabel yang

menjadi fenomena dalam penelitian yaitu visual merchandising sebagai variabel X, minat beli

konsumen sebagai variabel Y dan kognitif konsumen sebagai variabel Z (variabel interfening).

(4)

visual merchandising suatu toko retail (FO) dengan meningkatnya minat beli konsumen sesuai

ruang lingkup kognitif yang dimiliki konsumen tersebut.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut: “Sejauh mana pengaruh visual merchandising terhadap

sikap konsumen pada minat beli di Nicko Factory Outlet Bandung?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat beberapa hal menarik yang dapat diteliti

lebih lanjut, yaitu:

1. Bagimana pengaruh intensitas, durasi dan isi pesan terhadap kognitif konsumen?

2. Bagimana pengaruh intensitas, durasi dan isi pesan pada kognitif konsumen terhadap

minat beli?

BAB II

BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan

Bahan di dalam artikel ilmiah ini berisikan hal-hal yang menggambarkan beberapa

konsep-konsep khusus yang akan diteliti di dalam penelitian ini. Beberapa konsep yang akan

diuraikan dalam penelitian ini yaitu komunikasi pemasaran, visual merchandising (VM), dan

beberapa konsep yang bersangkutan dengan peranan VM.

2.1.1 Visual Merchandising

VM adalah aktivitas dalam mempresentasikan produk di tempat-tempat penjualan dengan

strategi, metode, teknik, serta prinsip-prinsip VM yang tepat (Sutiono, 2009:89). VM meliputi

aktivitas perencanaan dan seni dalam menampilkan dan mempresentasikan produk secara kreatif,

menarik, persuasif dengan memperhatikan metode, teknik, dan prinsip-prinsip VM yang baik.

Program VM juga melengkapi dan mendukung media komunikasi konvensional seperti

TV, radio, print advertising, outdoor advertising dan memperkuat brand recall dan promotion

recall sehingga konsumen dapat mengingat advertising di media massa tersebut dan segera

melakukan keputusan pembelian. Program VM ini juga harus didukung oleh pembuatan tempat

display yang menarik, P.O.P materials, instore promotion, dan sales promotion girls/boys guna

membantu terjadinya pembelian konsumen (Sutiono, 2009:91). Seringkali program VM diartikan

(5)

Sesungguhnya aktivitas VM ini bukan sekedar mendisplai produk tapi menyangkut

penataan/presentasi produk.

2.1.2Visual Merchandising dan Advertising

Visual merchandising dan advertising/iklan sejatinya merupakan alat-alat yang dipakai

dalam membantu pemasaran. Iklan atau advertising di dalamnya termasuk pesan-pesan yang

dibayar penyampaiannya dan disampaikan melalui media masa dan bermaksud untuk membujuk

pelanggan dengan cara-cara tertentu. Dewasa ini, para konsumen terlihat sudah “ahli” dalam

iklan dengan maksud mereka telah memiliki opini tersendiri mengenai elemen-elemen di dalam

iklan tersebut.

Sedangkan visual merchandising merupakan suatu alat pemasaran yang efektif dalam

meningkatkan pengalaman konsumen terhadap suatu produk. Adanya tampilan visual terhadap

produk yang di display, memudahkan adanya interaksi antara konsumen dan produk tersebut. Jika

peritel mengiklankan produk mereka sebagai poduk yang berkualitas tinggi, maka konsumen

akan berharap untuk menemukan produk yang ingin dibelinya dalam display yang rapi,

berkemasan baik, dan tentunya isi produk yang berkualitas. Sehebat apapun aktifitas periklanan

yang dibuat tidak akan efektif jika saluran distribusi dan VM lemah. Produk akan menjadi sulit

dilihat dan dicari konsumen di pasar. Program VM sesungguhnya memiliki peranan yang sangat

penting di setiap tempat penjualan, khususnya di tempat modern retail outlet contohnya

swalayan.

2.1.3 Minat Beli Konsumen

Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang

berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan

serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut (Simamora,

2002:131). Adapula tahapan-tahapan dalam pertumbuhan minat beli yang terangkum dalam

konsep model AIDA yang merupakan rangkaian atau tahap konsumen dalam menentukan minat

beli atau menentukan dorongan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk atau jasa

yang ditawarkan. Tahap-tahap model AIDA diantaranya adalah :

1. Attention

Merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasanya yang dibutuhkan calon pelanggan, dimana dalam tahap ini calon pelanggan nilai mempelajari produk / jasa yang ditawarkan.

(6)

Minat calon pelanggan timbul setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengamati produk / jasa.

3. Desire

Calon pelanggan memikirkan serta berdiskusi yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk / jasa yang ditawarkan. Dalam tahapan ini calon pelanggan harus maju serta tingkat dari sekedar tertarik akan produk. Tahap ini ditandai dengan hasrat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk.

4. Action

Melakukan pengambilan keputusan yang pasif atas penawaran. Pada tahap ini calon pelanggan yang telah mengunjungi perusahaan akan mempunyai tingkat kemantapan akan membeli atau menggunakan suatu produk yang ditawarkan.

2.2 Metode

Penelitian ini sejatinya menggunakan metodologi kuantitatif dengan melakukan studi

penelitian pengaruh antar variabel. Objek penelitian tersebut adalah visual merchandising yang

didalam penelitian ini merupakan variabel bebas (X), yang memiliki beberapa indicator yaitu

intensitas, durasi dan isi pesan. Variabel lainnya yaitu variabel terikat (variable Y) yaitu merujuk

pada minat beli konsumen yang memiliki beberapa indikator yaitu attention, interest, desire dan

action. Selain itu terdapat variabel antara (variabel Z) diantara dua variabel sebelumnya yang

dapat menjadi pengaruh tidak langsung pada variabel lainnya yaitu respon kognitif konsumen

yang terdiri atas sikap terhadap visual merchandising dan sikap terhadap produk (brand)

Keberadaan variabel antara ini kemudian akan menjadi faktor yang dapat mempengaruhi

kausalitas diantara variabel bebas dan variabel terikat. Didalam penelitian ini, strata yang

dimaksud adalah jumlah pengunjung member Nicko Factory Outlet di bulan Januari, Februari,

Maret, dan April 2015.

2.2.1 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan diatas, peneliti keudian

merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H0 := 0 ; Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh visual merchandising dengan

kognitif konsumen terhadap minat beli.

Ha :≠ 0 ; Ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh visual merchandising dengan

kognitif konsumen terhadap minat beli.

Adapun hipotesis tersebut dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. H0 := 0 ; Tidak ada pengaruh yang signifikan antara intensitas, durasi

dan isi pesan terhadap kognitif konsumen.

Ha :≠ 0 ; Ada pengaruh yang signifikan antara intensitas, durasi dan isi

pesan terhadap kognitif konsumen.

(7)

dan isi pesan pada kognitif konsumen terhadap minat beli.

Ha :≠ 0 ; Ada pengaruh yang signifikan antara intensitas, durasi dan isi pesan pada kognitif konsumen terhadap minat beli.

2.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berencana untuk mengambil lokasi penelitian di Nicko Factory Outlet yang

terletak di Balubur Town Square Jalan Tamansari Bandung Lantai D1. Adapun waktu penelitian

ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015.

2.2.3 Analisis Jalur

Analisis jalur (Path Analysis) dapat digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara

variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat

variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Adapun analisis jalur di dalam

penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Diagram Path Analysis

Persamaan struktural untuk diagram jalur tersebut adalah : Y

=

pyx1X1+ pyx2X2 + pyx3X3 +

1

Z

=

pzx1X1+ pzx2X2+ pzx3X3 +

2

Keterangan variabel pada diagram :

X1 = intensitas pada visual merchandising

X2 = durasi pada visual merchandising

X3 = isi pesan pada visual merchandising

Z = Respon kognitif Y = Minat beli

Intensitas

Isi Pesan

Respons Kognitif

Minat Beli

r23

ρ yx1

ρ yx3

ρ zx1

ρ zx2

ρ zy

ε 1

ε 2

Durasi r12

r13

ρ yx2

(8)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Uji Validitas

Adapun hasil uji validitas kuesioner untuk variabel yang diteliti disajikan dengan 20

responden pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Visual Merchandising

Sub

Berdasarkan tabel 3.1 setiap butir pernyataan memiliki nilai koefisien lebih besar dari titik

kritis 0,3, sehingga nilai uji validitas masing-masing pernyataan pada variabel visual

merchandising dinyatakan sudah valid.

(9)

Berdasarkan tabel 3.2 setiap butir pernyataan memiliki nilai koefisien lebih besar dari titik kritis

0,3, sehingga nilai uji validitas masing-masing pernyataan pada variabel kognitif konsumen

dinyatakan sudah valid.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli Sub

Berdasarkan tabel 3.3 setiap butir pernyataan memiliki nilai koefisien lebih besar dari nilai titik

kritis 0,3, sehingga nilai uji validitas masing-masing pernyataan pada variabel minat beli

dinyatakan sudah valid.

3.2 Hasil Uji Reliabilitas

Adapun hasil uji reliabilitas dari 20 responden melalui table dibawah ini:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas

Titik

(10)

Kognitif konsumen 0.8791 0.7 Reliabel

Minat beli 0.9943 0.7 Reliabel

Tabel 3.4 menunjukan bahwa nilai reliabilitas seluruh variabel yang sedang diteliti lebih

besar dari 0,70. Hasil ini menunjukkan Sekumpulan pernyataan untuk mengukur variabel

dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabelnya masing-masing.

3.3 Hasil Analisis Jalur

Analisis ini meneliti pengaruh variabel visual merchandising terhadap kognitif konsumen

pada minat beli. Dalam hal ini, visual merchandising (X) diturunkan menjadi tiga sub variabel,

yaitu intensitas (X1), durasi (X2), dan isi pesan (X3), kemudian kognitif konsumen (Z), dan

minat beli (Y).

3.3.1 Pembahasan Penelitian Intensitas, Durasi, dan Isi Pesan terhadap Kognitif Konsumen Hasil pengujian analisis jalur untuk intensitas, durasi dan isi pesan terhadap kognitif

konsumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Intensitas, Durasi, dan Isi Pesan terhadap Kognitif Konsumen

Pengaruh

X1terhadap Z 0,231 2,240

7,42

Ho ditolak

0,139 0,861 X2terhadap Z 0,080 0,776 Ho diterima

X3terhadap Z 0,129 0,129 Ho diterima

Nilai t-hitung untuk masing-masing sub variabel X digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2 Koefisien Jalur dan Koefisien Korelasi Variabel X terhadap variabel Z

(11)

3.3.2 Pembahasan Penelitian Intensitas, Durasi, Isi Pesan dan Kognitif Konsumen terhadap Minat Beli

Hasil pengujian analisis jalur untuk intensitas, durasi dan isi pesan terhadap kognitif

konsumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Intensitas, Durasi, Isi Pesan dan Kognitif Konsumen terhadap Minat Beli Pengaruh

X1terhadap Y 0,723 25,596

518,169

Ho ditolak

0,938 0,062 X2terhadap Y 0,245 8,819 Ho ditolak

X3terhadap Y 0,126 4,918 Ho ditolak

Z terhadap Y 0,002 0,72 Ho diterima

Nilai t-hitung untuk masing-masing sub variabel X digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.3 Koefisien Jalur dan Koefisien Korelasi Variabel X dan variabel Z terhadap variabel Y

3.3.3 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Untuk mengetahui lebih jauh tentang besar pengaruh dari masing-masing sub variabel

visual merchandising dan kognitif konsumen secara parsial terhadap minat beli. Berikut disajikan

rincian pengaruh langsung dan tidak langsungnya untuk masing-masing sub variabel visual

merchandising yang terdiri dari intensitas (X1), durasi (X2), isi pesan (X3), terhadap kognitif

konsumen (X4) dengan minat beli, sebagai berikut :

(12)

Tabel 3.7 Pengaruh Intensitas terhadap Kognitif Konsumen Pengaruh Langsung X1

(0,231)2 0,0535

Pengaruh tidak langsung X1

0,231 x 0,607 x 0,0113 Pengaruh tidak langsung X1

0,231 x 0,502 x 0,0150

Pengaruh Total X1 0,0798

Tabel 3.7 total pengaruh langsung dan tidak langsung intensitas (X1) terhadap kognitif

konsumen sebesar 0,0798 atau 7,98%. Dengan kata lain kognitif konsumen dipengaruhi oleh

visual merchandising sub variabel intensitas sebesar 7,98%.

Tabel 3.8 Pengaruh Durasi terhadap Kognitif Konsumen Pengaruh Langsung X2

(0,080)2 0,0064

Pengaruh tidak langsung X2

0,080 x 0,607 x 0,0113 Pengaruh tidak langsung X2

0,080 x 0,504 x 0,0052

Pengaruh Total X2 0,0229

Tabel 3.8 total pengaruh langsung dan tidak langsung durasi (X2) terhadap kognitif

konsumen sebesar 0,0229 atau 2,29%. Dengan kata lain kognitif konsumen dipengaruhi oleh

visual merchandising sub variabel durasi sebesar 2,29%.

Tabel 3.9 Pengaruh Isi Pesan terhadap Kognitif Konsumen Pengaruh Langsung X3

(0,129)2 0,0166

Pengaruh tidak langsung X3

0,129 x 0,502 x 0,0150 Pengaruh tidak langsung X3

0,129 x 0,504 x 0,0052

Pengaruh Total X3 0,0367

Tabel 3.9 total pengaruh langsung dan tidak langsung isi pesan (X3) terhadap kognitif

konsumen sebesar 0,0367 atau 3,67%. Dengan kata lain kognitif konsumen dipengaruhi oleh

visual merchandising sub variabel isi pesan sebesar 3,67%.

Tabel 3.10 Pengaruh Intensitas terhadap Minat Beli Pengaruh Langsung X1

(0,723)2 0,5226

Pengaruh tidak langsung X1

0,723 x 0,607 x 0,1076 Pengaruh tidak langsung X1

0,723 x 0,502 x 0,0459 Pengaruh tidak langsung X1

0,723 x 0,345 x 0,0004

(13)

Tabel 3.10 total pengaruh langsung dan tidak langsung intensitas (X1) terhadap minat beli

sebesar 0,6765 atau 67,65%. Dengan kata lain minat beli dipengaruhi oleh visual merchandising

sub variabel intensitas sebesar 67,65%.

Tabel 3.11 Pengaruh Durasi terhadap Minat Beli Pengaruh Langsung X2

(0,245)2 0,0603

Pengaruh tidak langsung X2

0,245 x 0,607 x 0,1076 Pengaruh tidak langsung X2

sebesar 0,1837 atau 18,37%. Dengan kata lain minat beli dipengaruhi oleh visual merchandising

sub variabel durasi sebesar 18,37%.

Tabel 3.12 Pengaruh Isi Pesan terhadap Minat Beli Pengaruh Langsung X3

(0,126)2 0,0160

Pengaruh tidak langsung X3

0,126 x 0,502 x 0,0459 Pengaruh tidak langsung X3

Tabel 3.12 total pengaruh langsung dan tidak langsung isi pesan (X3) terhadap minat beli

sebesar 0,0776 atau 7,76%. Dengan kata lain minat beli dipengaruhi oleh visual merchandising

sub variabel isi pesan sebesar 7,76%.

Tabel 3.13 Pengaruh Kognitif Konsumen terhadap Minat Beli

Pengaruh Langsung Z

Tabel 3.13 total pengaruh langsung dan tidak langsung kognitif konsumen (Z) terhadap

minat beli sebesar 0,0006 atau 0,06%. Dengan kata lain minat beli dipengaruhi oleh kognitif

(14)

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh intensitas, durasi dan isi pesan yang merupakan sub variabel dari visual

merchandising bila dilihat secara keseluruhan memiliki pengaruh terhadap pembentukan

kognitiff konsumen. Hal ini dapat dilihat dari posisi ketinggian display 1 meter dari lantai

sehingga produk display dapat terlihat hamper sejajar dengan mata atau mudah terlihat.

Penempatan produk dari dalam keranjang display dan hanger display membuat

pengunjung penasaran ingin melihat atau mendekati produk tersebut. Sedangkan

pemilihan tema yang pas sesuai dengan karakteristik produk membuat pengunjung lebih

mudah untuk mencari produk yang di inginkan atau yang sedang dicari. Tulisan yang

jelas pada masing-masing post baik itu merk, harga dan potongan harga yang ada di

Nicko Factory Outlet membuat pengunjung lebih mudah memilih produk. Pemilihan

warna ruangan juga merupakan jadi salah satu yang dapat mempengaruhi pengujung agar

lebih nyaman dilihat dan indah dilihat oleh mata.

2. Pengaruh intensitas, durasi dan isi pesan yang merupakan sub variabel dari visual

merchandising dan kognitif konsumen bila dilihat secara keseluruhan memiliki pengaruh

terhadap minat beli konsumen. Hal ini dapat dilihat dari posisi penempatan display, tema

yang di sesuaikan produk, warna yang dipakai, tulisan yang jelas pada setiap post atau

tempat yang memang membutuhkan keterangan membuat pengunjung paham akan

informasi produk apa yang di miliki Nicko Factory Outlet, merk apa saja yang di jual,

kualitas produk yang dimiliki dan bagaimana cara perawatan produk agar lebih awet. Dari

informasi yang jelas tadi maka akan timbul minat untuk membeli produk.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran,

diantaranya:

1. Jika dilihat secara individu atau sendiri intensitas, durasi dan isi pesan yang merupakan

(15)

kognitif konsumen adalah intensitas. Sehingga dapat di sarankan agar Nicko Factory

Outlet memilih tema dan warna yang lebih menarik lagi mengikuti perkembangan zaman

atau fashion, dan lebih di sesuaikan lagi dengan jenis produk yang sedang di jual atau di

pajang.

2. Jika dilihat secara individu atau sendiri intensitas, durasi dan isi pesan yang merupakan

sub variabel dari visual merchandising dan kognitif konsumen yang paling berpengaruh

terhadap timbulnya minat beli pada diri pengunjung Nicko Factory Outlet adalah

intensitas. Durasi dan Isi pesan juga memiliki pengaruh terhadap timbulnya minat beli

pengunjung, hanya saja tidak sebesar intensitas. Sedangkan kognitif konsumen tidak

memiliki pengaruh terhadap minat beli. Maka peneliti dapat menyarankan untuk

penempatan produk yang dimiliki oleh brand terkenal atau produk utama yang di miliki

Nicko Factory Outlet lebih jelas rambu-rambunya atau tulisan yang dipakai untuk

menunjukkan tempat produk tersebut. Sehingga pengunjung tidak harus keliling-keliling

untuk mencari produk utama dari Nicko Factory Outlet.

BAB V

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih penuis sampaikan kepada Ibu Dr. Hj. Jenny Ratna Suminar,

M.Si selaku ketua Tim Pembimbing. Ibu Dr. Purwanti Hadisiwi, M.Ex.Ed. selaku

pembimbing pendamping. Bapak Dr. Suwandi Sumartias, M.Si selaku Ketua Program S2

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, sekaligus sebagai penelaah dalam

Sidang Usulan Penelitian dan dosen wali penulis. Bapak Dr. Asep Suryana, M.Si, dan

Bapak Teddy Kurnia Kusumah,Drs., M.Si selaku penelaah dalam Seminar Usulan. Staff

Pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, yang telah mendidik dan

memberikan pengetahuan kepada penulis sejak penulis menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu

Komunikasi sampai terselesaikannya tesis ini. Bapak Nicko, selaku Director Nicko

Factory Outlet, atas bantuan dan bimbingannya sampai selesainya tesis ini. Karyawan dan

Karyawati Nicko Factory Outlet atas bantuan sampai selesainya tesis ini. Semua pihak

(16)

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta Belch, George E. & Belch, Michael A. 2003. Advertising and Promotion : An Integrated. India:

McGraw-Hill Education

Boyd, Walker, Larreche. 2000. Managemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.Bandung : Remaja Rosda Karya.

Foster, Bob. 2008. Manajemen Retail. Bandung: Alfabeta.

Greenwald, G, Anthony. 1968. Psychological Of Attitudes. New York: Academic Press Harinaldi.2005.Prinsip-Prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains. Jakarta:Erlangga Laksana,Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ma’ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nessim, Hanna. & Wozniack, Richard,. 2001. Consumer Behaviour: An Applied Approach. St. Louis: Kendall Hunt Publishing

Rakhmat, Jallaludin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: remaja Rosda Karya

Sarwono, Jonathan.2010. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: Andi. _________________. 2012. Path Analysis dengan SPSS. Jakarta :Elex Media Komputindo

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Siegel, S. 1992. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama

Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku KOnsumen. Surabaya: Pustaka Utama Sugiono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Singarimbun, & Masri, &Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES Soehoet, A. M. Hoeta. 2002. Teori Komunikasi. Jakarta:Yayasan Kampus Tercinta-IISIP Solso, L.R, Maclin.O.H, dan Maclin, K.M. 2008. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga Sujana, Asep ST. 2004.Retail Negotiator Guidance. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

Sutiono, Rudy Jusup. 2009.Visual Merchandising Attraction: Senjata Merayu yang Paling

Ampuh agar Orang Membeli Apapun yang Anda Jual. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Path Analysis
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kognitif Konsumen
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli
Gambar 3.2 Koefisien Jalur dan Koefisien Korelasi Variabel X terhadap variabel Z
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pesan city branding yang terdiri dari intensitas pesan, isi pesan, daya tarik pesan secara simultan memiliki pengaruh yang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hedonic consumption tendency, fashion involvement, visual merchandising terhadap consumer buying decision

Store Atmosphere dapat menimbulkan kenyamanan yang pada akhirnya akan menciptakan suasana yang menarik bagi konsumen sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk berbelanja..

pengaruh dari kualitas produk dan elemen iklan televisi, yaitu isi pesan iklan, daya tarik iklan, durasi iklan dan musik iklan terhadap minat beli konsumen pada

Sebagai batasan analisa dari penelitian ini dan untuk mencegah terjadinya perluasan dan kekacauan dalam pembahasan, penulis akan memfokuskan terhadap pengaruh

“Pengaruh Visual Merchandising dan Promosi Penjualan Terhadap Pembelian Impulsif 3Second Kota Malang” Dengan tuntasnya penelitian ini, maka pada kesempatan ini

PENGARUH FASHION INVOLVEMENT DAN VISUAL MERCHANDISING TERHADAP IMPULSE BUYING (Studi Kasus Pada Distro Heartbreak Store Demak) ini dapat terselesaikan dalam rangka

Sehingga dalam penelitian ini ditemukan bahwa ketika emosi positif konsumen muncul, visual merchandising dapat menjadi alasan konsumen marketplace Shopee untuk melekukan impulsive