• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS - Pengaruh Sikap Pada Perubahan Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi Pengurus Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS - Pengaruh Sikap Pada Perubahan Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi Pengurus Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Komitmen Organisasi

1. Definisi Komitmen Organisasi

Menurut Robbins (2003), Komitmen organisasional didefinisikan sebagai

suatu keadaan di mana seorang karyawan berpihak pada suatu organisasi

tertentu dan tujuan tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam

organisasi itu. Mowday, Porter, dan Steers (1982) mengemukakan bahwa

komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai :relative strength of an

individual’s identification with and involvement in a particular organization.

Definisi menunjukkan bahwa komitmen organisasi memiiki arti lebih dari

sekedar loyalitas yang pasif, tetapi melibatkan hubungan aktif dan keinginan

karyawan untuk memberikan kontribusi yang berarti pada organisasinya.

Meyer, Allen dan Smith (1991) menyatakan komitmen organisasi adalah

suatu keadaan psikologis yang mengkarakteristikkan hubungan karyawan

dengan organisasi, dan memiliki implikasi terhadap keputusan untuk

melanjutkan atau menghentikan keanggotaan dalam organisasi.Sedangkan

Mathis dan Jackson (2001) berpendapat bahwa komitmen organisasional

adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan

organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi

tersebut.Sedangkan Charles (dalam Djati, 2003) menyatakan bahwa komitmen

(2)

organisasi termasuk keterlibatan kerja, kesetiaan, dan perasaan percaya pada

nilai-nilai organisasi.

Berdasarkan uraian teori-teori diatas dapat didefinisikan bahwa komitmen

organisasi ialah suatu keadaan di mana seorang kader berpihak pada suatu

organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan

dalam organisasi ituyang mengkarakteristikkan hubungan aktif dan keinginan

kader untuk memberikan kontribusi yang berarti pada organisasinya.

2. Komponen Komitmen Organisaisi

Komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Mowday, dkk.. (1982) ini

bercirikan adanya:

a.Beliefyang kuat serta penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi;

b. Kesiapan untuk bekerja keras, serta;

c. Keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi.

Komitmen ini tergolong komitmen sikap karena berkaitan dengan

sejauhmana individu merasa nilai dan tujuan pribadinya sesuai dengan nilai

dan tujuan organisasi.Semakin besar kongruensi antara nilai dan tujuan

individu dengan nilai dan tujuan organisasi maka semakin tinggi pula

komitmen karyawan pada organisasi.

3. Faktor-Faktor Komitmen Organisasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi menurut Luthans

(1992) yakni dapat berasal dari :

1. Internal karyawan (umur, masa jabatan dalam organisasi, tingkat

(3)

Umur karyawan menunjukkan catatan biografis lamanya masa

hidup seseorang yang digolongkan dalam dua dimensi yakni tua dan

muda, sedangkan masa jabatan merupakan lamanya seseorang bekerja

atau menjabat suatu posisi dalam organisasi.Umumnya orang-orang

yang berusia lebih tua dan telah lama bekerja memiliki komitmen

organisasi yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang berusia muda.

Hal ini dipengaruhi oleh pandangan bahwa masa hidup mereka baik

kehidupan bilologis maupun usia kerja di perusahaan hanya tinggal

sesaat, sehingga mencegah mereka untuk keluar dari perusahaan, dalam

arti mereka tetap komit dengan organisasi.

2. Eksternal yang berasal dari organisasi (desain kerja dan gaya

kepemimpinan pengawas).

Steers (1977) mengatakanfaktor-faktor yang mempengaruhi komitmen

organisasi, meliputi:

1. Karakteristik personal. Karakteristik personal yang terdiri dari usia,

tingkat pendidikan, jenis kelamin, suku bangsa, dan kepribadian

berkolerasi dengan komitmen organisasi (Mathieu & Zajac, 1990).

2. Karakteristik yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan, dan

3. Pengalaman kerja.Pengalaman kerja memberikan kontribusi paling

besar terhadap komitmen organisasi. Pengalaman kerja meliputi

keterandalan organisasi, persepsi dan perasaan karyawan, realisasi

harapan, sikap terhadap organisasi, serta norma kelompok yang

(4)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen

organisasi dipengaruhi oleh, usia, masa kerja, tingkat pendidikan, jenis

kelamin, persepsi, suku bangsa, kepribadian, karakteristik yang berkaitan

dengan pekerjaan atau jabatan, persepsi dan perasaan karyawan yang

dipentingkan, sikap terhadap organisasi, serta norma kelompok yang berkaitan

dengan kerja keras. Sikap pada perubahan organisasi termasuk dalam kategori

pengalaman kerja. Selain itu persepsi dan perasaan dari karyawan juga

merupakan komponen sikap yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi

yakni kognitif, afektif, dan konatif (Eagly dan Chaiken, 1993). Hal ini sesuai

dengan Daff (2006) yang mengatakan persepsi merupakan proses kognitif

yang digunakan orang-orang untuk memahami lingkungan dengan cara

menyeleksi,mengorganisasikan dan menafsirkan informasi dari lingkungan.

Maka dari itu, sikap pada perubahan organisasi termasuk dalam kategori

pengalaman kerja yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi dari Steers

(1997) dan Buchanan (1974).

B. Sikappada Perubahan Organisasi

1. Definisi Sikap Pada Perubahan Organisasi

Fishbein (1976) mendefinisikan sikap (attitude) ialah suatu keadaan yang

implisit yang mendorong dengan menghasilkan respon yang dianggap sosial di

dalam masyarakat individu tersebut.Hal ini dimaksudkan ialah respon implisit

dengan kekuatan dorongan yang terjadi dalam diri individu yang menghasilkan

respon terhadap suatu pola stimulus yang akan mempengaruhi respon-respon

(5)

kecenderungan psikologis yang diekspresikan ketika mengevaluasi sesuatu

maupun seseorang.Sikap tersebut dapat berbentuk positif, netral maupun

negatif.Sedangkan Luthans (1992) mengatakan bahwa sikap adalah

kecenderungan terus menerus untuk merasakan dan bertingkah laku dengan

cara tertentu terhadap suatu objek. Gordon W. Alport (dalam Fishbein, 1976)

mendefinisikan sikap ialah :

an attitude is a mental and neural state of readiness, organized through experience, eexerting a directive or dynamic influence upon the individual’s response to all objects and situations which it is related

Pernyataan diatas dapat dipahamibahwasanya menurut Alport sikap

merupakan suatu kondisi mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman

serta mendorong individu yang mengarah kepada satu arah atau secara dinamik

terhadap suatu objek atau situasi yang berkaitan dengannya.Menurut Robbins

(dalam Muchlas, 2005) menyatakan sikap (attitude) merupakan sesuatu yang

kompleks, yang biasa didefinisikan sebagai pernyataan-pernyataan evaluatif,

baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan atau bersifat

negatif maupun positif, atau penilaian-penilaian mengenai objek, manusia, atau

peristiwa-peristiwa.

Untuk memahami perubahan organisasi secara teoritis, penulis

mengumpulkan beberapa definisi dan konsep para ilmuan.Winardi (dalam

Kahar, 2008) menyatakan, bahwa perubahan organisasi adalah tindakan

beralihnya sesuatu organisasi dari kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi

masa yang akan datang menurut yang diinginkan guna meningkatkan

(6)

peningkatan efektiftas organisasi dengan tujuan mengupayakan perbaikan

kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan

lingkungan serta perubahan perilaku anggota organisasi (Robbins, 2003).Lebih

lanjut Robbins menyatakan perubahan organisasi dapat dilakukan pada struktur

yang mencakup strategi dan sistem, teknologi, penataan fisik dan sumber daya

manusia.

Maka, dari berbagai definisi sikap dan perubahan organisasi diatas dapat

dijelaskan definisi sikap pada perubahan organisasi. Holt (2007) menyatakan

sikap pada perubahan organisasi ialah sikap komprehensif yang secara

stimultan dipengaruhi oleh isi, proses, konteks, individu yang terlibat dalam

suatu perubahan, merefleksikan sejauh mana kecenderungan individu untuk

menyetujui atau tidak menyetujui, menerima atau menolak, dan mengadopsi

atau tidak mengadopsi rencana spesifik yang bertujuan untuk mengubah

keadaan saat ini. Maka dapat yang disimpulkan bahwa sikap pada perubahan

organisasi ialah kecenderungan seseorang dalam memberikan evaluasi positif

ataupun negatif berdasarkan kognitif, afektif, dan konatif terhadap

perubahan-perubahan organisasi yang terjadi berupa perubahan-perubahan struktural, yang meliputi

perubahan strategi, stuktur organisasi dan sistem maupun perubahan perilaku

manusia dalam organisasi, kebijakan sumber daya manusia dan budaya

organisasi.

2. Komponen-Komponen Sikap pada Perubahan Organisasi

Eagly dan Chaiken (1993) membagi sikap menjadi 3 komponen, yakni

(7)

a. Kognitif merupakan respon covertyang muncul saat asosiasi tersebut

disimpulkan atau diterima sedangkan respon overt terjadi saat individu

menyatakan kepercayaan, pengetahuan dan fakta secara verbal. Atribut

yang diasosiasikan dengan objek sikap mengungkapkan evaluasi positif

atau negative individu tersebut terhadap objek sikap seperti yakni

perubahan perangkat keras organisasi (hard system tools) atau yang

biasa disebut dengan perubahan struktural, yang meliputi perubahan

strategi, stuktur organisasi dan sistem, serta perubahan perangkat lunak

organisasi (soft system tools)atau perubahan kultural yang meliputi

perubahan perilaku manusia dalam organisasi, kebijakan sumber daya

manusia dan budaya organisasi.

b. Afektif merupakan respon yang didasarkan pada mood, emosi, atau

perasaan dan aktivitas dari system saraf simpatik yang dialami individu

dalam hubungannya dengan objek sikap yakni perubahan perangkat

keras organisasi (hard system tools) atau yang biasa disebut dengan

perubahan struktural, yang meliputi perubahan strategi, stuktur

organisasi dan sistem, serta perubahan perangkat lunak organisasi (soft

system tools)atau perubahan kultural yang meliputi perubahan perilaku

manusia dalam organisasi, kebijakan sumber daya manusia dan budaya

organisasi..

c. Konatif merupakan respon dari aksi overt atau kecenderungan untuk

bertingkah laku yang ditunjukkan individu dalam hubungannya dalam

(8)

tools) atau yang biasa disebut dengan perubahan struktural, yang

meliputi perubahan strategi, stuktur organisasi dan sistem, serta

perubahan perangkat lunak organisasi (soft system tools)atau perubahan

kultural yang meliputi perubahan perilaku manusia dalam organisasi,

kebijakan sumber daya manusia dan budaya organisasi.

3. Metode-Metode Perubahan OrganisasiYang Efektif

Yuwono (2005) menyatakan metode melakukan perubahan organisasiyang

efektif, yaitu :

a. Kejelasan visi organisasi dalamperubahan, dimana visi ini tidak

sajamempertimbangkan segi rasional, tapijuga segi emosional sehingga

visi yangdikemukakan bersifat inspiring andmotivating. Visi perubahan

haruslah”winning the head and the heart

b. Komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anggota organisasi yang

mengalami perubahan. Isi komunikasi tidak saja yang berkaitan dengan

perubahan yang dilakukan, tapi hal-hal yang dapat membantu mengurangi

kecemasan. Komunikasi ini akan membantu mengurangi akibat-akibat

negatif yang dipersepsikan anggota organisasi.

c. Komunikasi yang digunakan sebaiknya jalur komunikasi yang informal,

terutama kalau para anggota organisasi memiliki kepercayaan yang

rendah terhadap pihak manajemen.

d. Pengakuan kewajaran akan emosi negatif yang dialami oleh anggota

(9)

proses perubahan itu sendiri, bukan sebagai resistansi atau sesuatu yang

irrasional.

e. Menumbuhkan rasa percaya anggota organisasi kepada pihak manajemen

sehingga karyawan percaya bahwa pihak manajemen memiliki

kompetensi dalam proses perubahan, disamping kepercayaan bahwa

proses perubahan ini berjalan secara adil.

f. Meningkatkan sensitivitas pada kebutuhan karyawan, apakah kebutuhan

untuk peningkatan kompetensinya ataukah kebutuhan untuk catharsis,

memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengeluarkan ”unek

-unek”nya selama berlangsungnya proses perubahan.

g. Meningkatkan keterlibatan karyawan dalam proses perubahan itu sendiri,

terutama terhadap proses perubahan itu (process control), tidak semata

mata keterlibatan yang berupa keputusan mengenai perubahan (decision

control)..

C. Partai Keadilan Sejahtera

Pasca reformasi 1998, ketika Indonesia memasuki erademokratisasi, Jemaah

Tarbiyah, melalui mekanisme referendum internal, memutuskan bertransformasi

menjadi Partai Keadilan (PK) dengan doktrin ”al–jama’ah hiyaal–hizb wa al–hizb

huwa al–jama’ah” yang artinya ”jemaah adalah partai dan partai adalah jemaah”.

Pada awalnya partai ini bernama Partai Keadilan yang didirikan pada tahun

1999.Kemudian pada tahun 2005 merubah namanya menjadi Partai Keadilan

(10)

D. DinamikaSikapPerubahan Organisasi dan Komitmen Organisasi

Komitmen organisasimerupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan

berpihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat

memelihara keanggotaan dalam organisasi itu (Robbins, 2003).Karyawan yang

memiliki komitmen organisasi yang tinggi dapat mendorong peningkatan kinerja

individu (karyawan) dan kelompok, yang akan meningkatkan efektivitas

perusahaan (Dewi, 2013). Mowday, Porter, dan Steers (1982) mengatakan bahwa

karyawan yang memilikikomitmen organisasi yang tinggi akan lebih termotivasi

untuk hadir dalam organisasidan berusaha mencapai tujuan organisasi. Dan

sebaliknya, karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang rendah akan

mengakibatkan kerugian pada organisasi misalnya meningkatnya kelambanan

kerja, kurangnya intensitasuntuk bertahan dan rendahnya kualitas kerja (Sopiah,

2008). Komitmen organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

menurut Steers (1997) mengatakan anteseden komitmen organisasi yakni

karakteristik personal yang terdiri dari usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin,

suku bangsa, persepsi dan kepribadian berkolerasi dengan komitmen organisasi

(Mathieu dan Zajac, 1990);karakteristik yang berkaitan dengan pekerjaan atau

jabatan; dan pengalaman kerja yang meliputi:keterandalan organisasi, persepsi

dan perasaan karyawan, realisasi harapan, sikap terhadap organisasi, serta norma

kelompok yang berkaitan dengan kerja keras (Buchanan, 1974).

Luthans (1992) mengatakan bahwa sikap adalah kecenderungan terus

menerus untuk merasakan dan bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap suatu

(11)

Chaiken, 1993). Sikap yang dapat ditujukan pada organisasi yakni sikap terhadap

perubahan organisasi yang merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan

dalam melakukan perubahan organisasi (Berneth, 2004 dalam Madsen, Miller,

dan Jhon, 2005)..

Aspek-aspek perubahan organisasi yang dilakukan seperti kejelasan visi

organisasi dalamperubahan, komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anggota

organisasi yang mengalami perubahan, komunikasi yang digunakan sebaiknya

jalur komunikasi yang informal, pengakuan kewajaran akan emosi negatif yang

dialami oleh anggota organisasi, menumbuhkan rasa percaya anggota organisasi

kepada pihak manajemen, meningkatkan sensitivitas pada kebutuhan karyawan,

meningkatkan keterlibatan karyawan dalam proses perubahan itu sendiri, adanya

keterkaitan emosional individu dalam organisasi, membuat norma-norma dan

nilai-nilai organisasi diterima oleh karyawan dapat menimbulkan sikap positif.

Sebaliknya, aspek-aspek perubahan organisasi yang dilakukan tanpa adanya

hal-hal tersebut dapat menimbulkan sikap negative pada perubahan organisasi

(Yuwono, 2005). Sikap positif pada perubahan organisasi dapat meningkatkan

komitmen organisasi dan sebaliknya sikap negatif terhadap perubahan organisasi

akan menurunkan komitmen organisasi (Julita dan Rafei (2010).

E. Hipotesa Penelitian

Dari pemaparan teori-teori diatas maka peneliti membuat hipotesa bahwa ada

pengaruhpositif sikappada perubahan organisasi terhadap komitmen organisasi

pada Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di kotaMedan.Hal ini dimaksudkan

(12)

organisasi pengurus semakin tinggi dan sebaliknya semakin negatif sikap

pengurus pada perubahan organisasi maka komitmen organisasi pengurus semakin

Referensi

Dokumen terkait

Dan yang yang lebih penting lagi perguruan tinggi harus menjadi penghasil SDM (sumberdaya manusia) yang merupakan cikal bakal inovator dan technopreneur baru.

Apabila sampai dengan batas waktu yang dimaksud tersebut tidak terdapat sanggahan, maka kepada calon pemenang akan mengikuti tahap seleksi selanjutnya. Yogyakarta, 19 Juni

Terkait dengan permasalahan yang timbul tentang pendistribusian atau pentasarufan dana yang tidak direncanakan sejak awal menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat,

Penggunaan teks, audio, video dan multimedia adalah untuk pengayaan materi untuk berlatih ( drill and practice ) dan untuk penguatan mahasiswa dalam mempelajari salah

Berdasarkan hasil penelitian Kristyaningsih (2011) dengan judul Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia menyatakan bahwa hampir seluruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Sistem Informasi Praktik Industri Berbasis Web pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer FKIP UNS

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh informasi laporan keuangan yang dipublikasikan, yaitu laba akuntansi, komponen arus kas

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Sembilan bulan Agustus tahun Dua Ribu Enam Belas (29-08-2016) bertempat di Sekretariat ULP Kabupaten Sumbawa, Kelompok Kerja 43