BAB II
URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1 Definisi Pariwisata
Untuk memudahkan kita dalam memahami definisi pariwisata sebagai suatu objek pembahasan ilmiah ada baiknya terlebih dahulu kita pahami mengenai istilah pariwisata itu sendiri. Bila ditinjau dari segi etimologi, istilah
pariwisata berasal dari dua suku kata sansekerta yaitu Pari yang berarti berkali-kali atau berkeliling dan Wisata yang berarti perjalanan. Jadi, secara etimologi
pariwisata dapat dipahami sebagai suatu aktifitas perjalanan berkeliling.
Lebih jelas lagi, guna menyatukan konsep mengenai defenisi pariwisata penulis akan memaparkan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi
pariwisata, yaitu sebagai berikut.
1. Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt (dalam Yoeti, 1996 : 115)
“Tourism is the totally of the relationship and phenomena arising from the travel and stay of strangers (Ortsfremde), provide the stay does not imply theestablishment of a permanent resident.”
2. Prof. Hands Buchli (dalam Yoeti, 1996 : 117)
Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh
3. Dr. Hubbert Gulden (dalam Yoeti, 1996 : 117)
“Pariwisata merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan
kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan”.
4. Ketetapan MPRS No 1 II Tahun 1960
Kepariwisataan dala dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara
untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negri) atau negara-negara
lain (pariwisata luar negri).
Defenisi pariwisata memang tidak dapat persis sama diantara para ahli, hal ini sering terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bisa ditemui
pada berbagai disiplin ilmu lain. Namun berdasarkan defenisi-defenisi yang telah dipaparkan diatas ada beberapa unsur pokok yang menjadi patokan utama
yaitu :
a. Adanya unsur travel (perjalanan) merupakan pergerakan dari suatu tempat ke tempat lain
b. Adanya unsur “tinggal sementara” di tempat tujuan
c. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut adalah untuk
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pariwisata adalah suatu perjalanan berkeliling yang dilakukan oleh perorangan atau individu maupun kelompok dari tempat asal ke satu atau beberapa tempat
yang berbeda dari rutinitas sehari-hari dan menetap sementara dengan maksud untuk bersenang-senang dan bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan juga termasuk didalamnya keseluruhan dari elemen-elemen
yang terkait dalam penyelenggaraan perjalanan wisata.
2.2 Definisi Wisatawan
Dalam rangka pegembangan dan pembinaan kepriwisataan di Indonesia, pemerintah telah pula merumuskan batasan tentang wisatawan, sepeti yang dituangkan dalam Interasi Intruksi presiden No.9 Tahun 1969 yang
memberikan defenisi bahwa wisatawan adalah setiap orang yang berpergian daeri tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati
perjalanan dan kenjungannya itu. Batasan ini walau berlaku untuk wisatawan dalam dan luar negeri, dianggap pengertiannya terlalu luas, sehingga untuk menampung persoalan-persoalan yang mungkin timbul terutama dalam
menentukan atau merumuskan kebijaksanaan masih di perlukan uraian tambahan .
Menurut panitian Statistik Liga Bangsa-bangsa dalam sidang dewan yang diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 1937 bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu
Selanjutnya menurut G.A. Schmoll bahwa:
“Wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan
berlibur, yang tertarik pada perjalanan yang pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik
pengunjung dimasa yang akan datang”.
Bila kita perhatkan batasan-batasan yang telah dikemukakan, maka kita dapat
memberi kesimpulan bahwa seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan apabila:
1. Perjalanan yang dilakuannya lebih dari 24 jam.
2. Perjalanan yang dilakukannya hanya untuk sementara waktu.
3. Orang yang melakuan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya.
Apabila ketiga syarat di atas tidak dipenuhi maka orang tersbut belum
dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan. Satu saja syarat tidak dipenuhi maka syarat dua yang lain menjai gugur, karena itu suatu batasan yang memenuhi syarat haruslah mencakup ketiga syarat tersebut di atas tanpa
IUOTO (The International Union of Official Organization)
menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum yaitu :
Pengunjung (visitor) yaitu, setiap orang yang datang ke suatu Negara
atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Ada dua kategori mengenai sebuta pengujung, yakni:
1. Wisatawan (Tourist)
Adalah pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya 24 jam
di suatu daerah yang dikunjungi. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi:
a. Pesiar (Leasure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan,
studi, keagamaan dan olah raga.
b. Hubungan dagang, seperti mengunjungi sanak saudara, handai taulan, konferensi, misi, dan sebagainya.
2. Pelancong (excursionist)
Pengunjung sementara yang tinggal di daerah yang di kunjungi dalam
waktu kurang dari 24 jam.
2.3 Objek Dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata (tourist attraction) merupakan salah satu
Objek dan daya wisata juga merupakan hal yang sangat penting dalam
mensukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan sekaligus merupakan sasaran utama wisatawan dalam
mengunjungi suatu daerah atau negara. Dalam pengertian luas bahwa wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Menurut UU No. 9 / 1990, objek dan atraksi wisata memiliki pengertian tersendiri, yaitu :
a. Objek wisata adalah merupakan hal-hal yang menarik untuk dilihat
dirasakan oleh wisatawan yang bersumber pada alam saja.
b. Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat,
dinikmati dan dirasakan oleh wisatawan yang merupakan hasil kerja manusia.
Menurut Peraturan Pemerintah, Republik Indonesia No. 24/ 1979 :
b. Atraksi wisata adalah semula yang diciptakan manusia berupa
penyajian kebudayaan seperti tari-tarian, kesenian rakyat upacara adat, dan lain-lain.
Sumber objek wisata sebagai daya tarik wisata dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu :
a. Nature (alam) yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati dan memberikan kepuasan bagi wisatawan, misalnya
keindahan alam, flora dan fauna, pemandangan alam dan lain-lain. b. Culture (kebudayaan) yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik
yang berasal dari seni dan kreasi manusia berupa kesenian
tari-tarian, upacara adat, keagamaan dan lain-lain.
c. Human (manusia) yaitu segala sesuatu yang merupakan aktivitas atau kegiatan manusia (way of life) yang khas, dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan objek wisata, misalnya Suku Dayak di Kalimantan dan Suku Asmat di Irian Jaya dengan gaya dan
cara hidup yang masih unik.
d. Man made (ciptaan manusia) yaitu segala sesuatu yang merupakan hasil karya manusia yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, misalnya candi-candi, prasasti, monumen, kerajinan tangan dan lain-lain.
Sumber daya merupakan suatu modal utama pada setiap industry
yang menghasilkan suatu produk . Sumber daya yang dimiliki akan sangat menentukan kualitas suatu produk yang akan dihasilkan. Menurut Depbudpar
(2007), argumentasi tentang sumber daya pariwisata dapat diperluas, termasuk berbagai faktor yang tidak tercakup dalam konseptualisasi secara tradisional yang selalu dihubungkan dengan sumber daya alam. Salah satu karakteristik
dari sumber daya pariwisata adalah dapat dirusak dan dihancurkan oleh pemakaian yang tidak terkendali dan kesalahan pengaturan.
Dalam dunia pariwisata sumber daya yang terkait diantaranya : 1. Sumber Daya Alam
Usur-unsur alam sebenarnya bersifat netral sampai manusia
mentransformasikanya menjadi sumber daya. Hal ini juga dipengaruhi oleh bagaimana sumber daya alam itu digunakan.
Menurut Damanik dan Weber (dalam Pinata dan Diarta, 2009 : 70),
sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata alam adalah :
a. Keajaiban dan keindahan alam (topografi) b. Keragaman flora
c. Keragaman fauna
d. Kehidupan satwa liar e. Vegetasi alam
f. Ekosistem yang belum terjamah manusia
h. Lintas alam (trekking, rafting, dan lain-lain)
i. Objek megalitik
j. Suhu dan kelembaban udara yang nyaman
k. Curah hujan yang normal.
Sedangkan Menurut Fennel (dalam Pinata dan Diarta, 2009 : 71), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber daya pariwisaya
diantaranya adalah sebagai berikut: a. Lokasi geografis
Menyangkut karakteristik ruang yang menentukan kondisi yang terkait dengan beberapa variabrel lain, misalnya untuk wilayah eropa yang dingin dan bersalju seperti Swiss mungkin cocok untuk
dikembangakan atraksi wisata ski es. b. Iklim dan cuaca
Ditentukan oleh latitude dan elevation diukur dari permukaan air laut, daratan, pegunungan, dan sebagainya. Bersama faktor geologis, iklim merupakan penentu utama dari lingkungan fisik yang
mempengaruhi vegetasi, kehidupan binatang, angin, dan sebagainya. c. Topografi dan landforms.
Bentuk umum dan struktur permukaan bumi membuat beberapa
georafis menjadi bentangan alam yang unik (landform). Kedua aspek ini menjadai daya tarik tersendiri yang membedakan kondisi georafis
d. Surface materials.
Menyangkut sifat dan ragam material yang menyusun permukaan bumi, misalnya formasi buatan alam, pasir, mineral, minyak, dan
sebagainya, yang sangat unik dan menarik sehingga bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata alam.
e. Air
Air memegang peran yang sangat penting dalam menentukan tipe dan level dari rekreasi outdoor, misalnya dalam mengembangkan jenis wisata pantai/bahari, danau, sungai, dan sebagainya (sailing, cruisesw, fishing, snorkeling, dan sebagainya)
f. Vegetasi
Vegetasi merujuk pada keseluruhan kehidupan tumbuhan yang menutupi suatu area tertentu. Kegiatan wisata sangat tergantung pada kehidupan dan formasi tumbuhan seperti misalnya ekowisata pada
kawasan konservasi alam/hudan lindung. g. Fauna
Beragam binatang berperan cukup signifikan terhadap aktifitas wisata baik dipandang dari sisi konsumsi (misalnya wisata berburu dan mancing) maupun non konsumsi (misalnya birdwatching).
2. Sumber Daya Budaya
Istilah “budaya” tidak hanya sekedar merujuk pada sastra dan seni,
berikutnya, serta mencakup pengertian yang lebih luas dari lifestyle dan folk heritage. Dalam pariwisata, jenis pariwisata yang menggunakan sumber daya budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata sering dikenal sebagai
pariwisata budaya.
Sumbr daya budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Bangunan bersejarah, situs, monument, museum, galeri seni, situs budaya kuno dan sebagainya.
b. Seni patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat desain, studio artis, industry film, penerbit, dan sebagainya.
c. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto, festival, dan even khusus lainya.
d. Peninggalan keagamaan, pura, candi, masjid, situs, dan jejak
peninggalan agama lainya.
e. Kegiatan dan tata cara hidup masyarakat lokal, sestem pendidikan,
sanggar, teknologi tradisional, cara kerja dan tradisi yang berlaku pada masyarakat setempat.
f. Perjalanan (trekking) ke tempat bersejarah menggunakan alat
transportasi tradisional unik (berkuda, delman, dan sebagainya).
Mencoba kuliner setempat. Melihat persiapan, cara membuat,
3. Sumber Daya Manusia
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan eksistensi pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan sumber daya manusia
untuk menggerakanya. Sebagai salah satu industry jasa, sikap dan kemampuan staff akan sangat berdampak terhadap pelayanan yang diberikan kepada wisatawan yang secara lansung akan berdampak pada kenyamanan, kepuasan,
dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukan.
Secara garis besar, karir yang dapat ditekuni dan memerlukan sumber
daya manusia dalam dunia kepariwisataan adalah : a. Bidan transportasi, darat, laut, dan udara
b. Bidang akomodasi, dari segala macam bentuk akomodasi
c. Biro perjalanan wisata
d. Instansi pengelola wisata, baik swasta maupun pemerintah e. Dan lain sebagainya.
2.6Manfaat Pariwisata
Perkembangan kepariwisataan dewasa ini sangat mempengaruhi
perkembangan suatu negara. Begitu besar manfaat pariwisata, hal ini dapat kita lihat dari :
a. Bidang Ekonomi
Dengan adanya pariwisata pendapatan negara semakin bertambah khususnya dari penerimaan pajak-pajak pada sektor usaha yang
restoran , biro perjalanan umum, agen perjalanan serta usaha-usaha
lainnya yang menunjang kegiatan kepariwisataan tersebut. Kebutuhan wisatawan akan akomodasi, makan dan minum serta
souvenir, akan merangsang pertumbuhan sektor usaha ekonomi lainnya seperti kerajinan tangan, pertanian, peternakan, dan industri ringan lainnya yang menghasilkan barang-barang untuk keperluan
wisatawan.
b. Bidang Seni Budaya
Untuk memenuhi rasa ingin tahu dan menyelami seni budaya suatu daerah dimana seni budaya tersebut tidak terdapat dinegaranya, maka jelas hal itu merupakan salah satu dorongan untuk melakukan
perjalanan. Wisatawan jauh-jauh datang dari negara asalnya untuk melihat seni budaya suatu daerah yang dianggapnya menarik. Dan
ini merupakan dorongan untuk mengembangkan serta menumbuhkan kreasi, penggalian dan pemeliharaan seni budaya yang hampir punah. Disamping itu juga akan mendorong serta
mengembangkan nilai-nilai budaya suatu bangsa, menghidupkan kembali seni tradisional, serta meningkatkan budaya lain.
c. Memperluas Kesempatan Kerja