• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peningkatan Kompetensi Pengusah pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Peningkatan Kompetensi Pengusah pdf"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

A na lisis Pe ning ka ta n Ko m p e te nsi Pe ng usa ha Ke c il … Sy ahril Effe ndi Pasarib u

49

ANALISIS PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUSAHA KECIL

SESUDAH MENGIKUTI PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

YANG DISELENGGARAKAN SWISSCONTACT MEDAN

Sya hril Effe nd i Pa sa rib u

Unive rsita s Muha m m a d iya h Sum a te ra Uta ra

Abstrak: Guna mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia, pemerintah dan lembaga swasta terus berupaya dengan berbagai macam program. Salah satunya adalah pelatihan kewirausahaan melalui program voucher yang diselenggarakan Swisscontact. Dari hasil evaluasi sementara yang dilakukan oleh Swisscontact diketahui adanya peningkatan kompetensi pengusaha kecil sesudah mengikuti pelatihan kewirausahaan, namun belum diketahui besarnya peningkatan kompetensi tersebut dan sejauh mana pelatihan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi pengusaha kecil. Tulisan ini memuat hasil penelitian peningkatan kompetensi pengusaha kecil sesudah mengikuti pelatihan kewirausahaan tersebut.

Kata kunci : Pelatihan Kewirausahaan & Peningkatan Kompetensi Pengusaha Kecil.

Abstract: The development the small and medium enterprise in Indonesia, the government and international organization continue efforts with some program. One of the program is entrepreneurship raining by voucher program that coordination Swisscontact. From temporary evaluation by Swisscontact, there was knew the increase of competence small enterprise after got entrepreneurship training, but it is unknown the increasing competence and how good the training contribution to increase the small enterprise competence. This observation explain about the increase small enterprise competence after got entrepreneurship training.

Key word: Entrepreneurship training & increase the small enterprise competence.

I. Pendahuluan

Sektor usaha kecil dan menengah saat ini merupakan sektor yang sangat diperhatikan oleh pemerintah, hal ini terbukti dengan seriusnya perhatian pemerintah dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Hal ini wajar saja karena ternyata usaha kecil dan menengah sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara, bahkan lebih daripada separuh penduduk Indonesia berpenghasilan dari sektor ini.

Selain pemerintah ternyata berbagai pihak swasta maupun lembaga internasional juga turut berperan dalam mengembangkan UKM. Salah satu lembaga internasional yang aktif dalam mengembangkan internasional yang aktif dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia adalah Swisscontact. Berbagai program telah dijalankan guna mengembangkan UKM di Indonesia. Salah satu progam yang dijalankan adalah program voucher yang memuat beberapa jenis jasa pengembangan usaha diantaranya pelatihan kewirausahaan. Dalam melaksanakan kegiatannya Swisscontact juga dibantu oleh beberapa lembaga, perusahaan maupun perorangan sebagai mitra kerja. Dari hasil evaluasi sementara yang dilakukan oleh Swisscontact diketahui adanya peningkatan kompetensi pengusaha kecil sesudah mengikuti pelatihan kewirausahaan, namun belum diketahui besarnya peningkatan kompetensi pengusaha kecil. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini.

II. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besarkah peningkatan kompetensi pengusaha kecil sesudah mengikuti pelatihan kewirausahaan dan seberapa besar kontribusi pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan Swisscontact bekerjasama dengan beberapa konsultan di Medan berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pengusaha kecil yang telah mengikutinya.

III. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kontribusi pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pengusaha kecil, mengevaluasi hasil pengukuran kontribusi peningkatan kompetensi pengusaha kecil dan menyusun rekomendasi pengusaha kecil dan menyusun rekomendasi berdasarkan hasil penelitian untuk kepentingan Swisscontact dan konsultan sebagai mitra kerjanya serta pihak lain yang terkait.

IV. Landasan Teori

4.1.Definisi Umum Kompetensi

(2)

Jurna l Siste m Te knik Ind ustri Vo lum e 6, No . 5 No ve m b e r 2005

50

Sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua aspek-aspek pribadi dari seseorang pekerja itu merupakan kompetensi. Hanya aspek-aspek pribadi yang mendorong dirinya untuk mencapai kinerja yang superiorlah yang merupakan kompetensi yang dimilikinya. Selain itu, juga dapat disimpulkan bahwa kompetensi akan selalu terkait dengan kinerja yang superior.

4.2.Korelasi Kompetensi dengan Keberhasilan Wirausaha

Di samping keterampilan dan kemampuan, wirausaha juga harus memiliki pengalaman yang seimbang. Menurut A. Kuriloff, John M. Memphil, Jr dan Douglas Cloud (1993:8) ada empat kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang seimbang agar kewirausahaan berhasil, diantaranya :

1. Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun (know-how) sesuai dengan usaha yang akan dipilih. Misalnya, kemapmuan dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-betul mengetahui bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.

2. Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik, misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum dikelola pesaing. 3. Financial competence, yaitu memiliki

kompetensi dalam bidang keuangan, mengatur pembelian, penjualan, pembukuan, dan penghitungan laba/rugi. Ia harus mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan menggunakannya.

4. Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar-perusahaan. Ia harus mengetahui hubungan inter-personal secara sehat.

4.3.Pelaksanaan Pelatihan Swisscontact

Program pelatihan Swisscontact dilaksanakan selama 1 hari sampai dengan 6 hari tergantung jenis program pelatihan yang dilaksanakan. Tempat pelaksanaan pelatihan juga berbeda-beda tergantung Mitra Kerja yang melaksanakannya. Biasanya pelatihan dilaksanakan kantor Mitra Kerja, Hotel, dan gedung pendidikan. Instruktur yang melatih disiapkan oleh Mitra Kerjanya juga. Untuk mengikuti pelatihan pengusaha kecil cukup hanya membayar 50% dari biaya seluruhnya, sisanya dapat dibayar dengan menggunakan voucher yang dibeli dengan harga Rp. 2.500,-.

Bagi pengusaha kecil dan menengah yang ingin

mengikuti program pelatihan langsung mendaftar kepada mitra kerja Swisscontact. Informasi program dapat diperoleh dari voucher Swisscontact yang dijual diberbagai tempat seperti wartel, lembaga pendidikan dan tempat lain yang telah ditunjuk oleh Swisscontact atau menghubungi langsung ke kantor Swisscontact atau kantor konsultan sebagai mitra kerjanya. Biasanya apabila akan dilaksanakan program pelatihan maka Swisscontact dan Mitra Kerjanya akan melakukan iklan baik dari media massa maupun langsung menghubungi UKM.

Yang dimaksud dengan pengusaha kecil berdasarkan kriteria yang ditetapkan Swisscontact adalah usaha yang memiliki modal lebih kecil dari Rp. 100.000.000,- diluar tanah dan bangunan dengan jumlah karyawan antara 1 sampai dengan 25 orang.

4.4.Tolak Ukur Peningkatan Kompetensi

Dalam penelitian nantinya yang menjadi tolak ukur peningkatan kompetensi adalah :

a. Motivasi dan penumbuhan jiwa kewirausahaan. b. Manajemen Pemasaran dan Produksi.

c. Manajemen Organisasi Perusahaan.

d. Pengetahuan dan keterampilan tentang administrasi keuangan dan akses permodalan.

V. Pembahasan

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian adalah Strafied Random Sampling berdasarkan level pendidikan, kemudian pada tiap level dipilih dengan metode Simple Random Sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2004. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha kecil yang telah mengikuti pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan Swisscontact bersama Mitra Kerjanya di Medan paling cepat 3 bulan sebelum pengisian kuisioner. Jumlah populasi adalah 146 orang kemudian diambil sebanyak 30 orang sebagai sampel.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Skala yang digunakan untuk penilaian pertanyaan/atribut kuisioner adalah dengan skala Likert. Setelah dilakukan pengumpulan kembali terhadap kuisioner yang disebar, maka dilakukan uji validitas dan realibitas kuisioner. Hasil pengujian menunjukkan kuisioner dinyatakan valid karena maka nilai r hitung yang diperoleh lebih besar dari r tabel = 0,361. Sedangkan uji reliabilitas juga menunjukkan bahwa kuisioner dinyatakan reliabel karena nilai koefisien reliabel yang diperoleh bernilai lebih besar dari 0.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh informasi sebagai berikut :

(3)

A na lisis Pe ning ka ta n Ko m p e te nsi Pe ng usa ha Ke c il … Sy ahril Effe ndi Pasarib u

51 mengarah pada peningkatan antara kompetensi

sebelum dan sesudah pelatihan.

2. Besar peningkatan masing-masing unsur kompetensi sesudah pelatihan adalah :

4 Motivasi dan jiwa kewirausahaan pengusaha kecil, meningkat dari tingkat “kurang baik” dengan bobot rata-rata (mean) 2,16 dan modus 2 naik mendekati 2 tingkatan pada skala likert yaitu “baik” dengan bobot rata-rata (mean) 3,82 dan modus 4. Hal ini dapat ditandai dengan bertambahnya kreatifitas pengusaha kecil dalam menjalankan usahanya sehingga muncu ide-ide baru yang berguna dalam menjalankan usahanya dan konsistensinya untuk terus meningkatkan usahanya.

4 Manajemen pemasaran dan produksi pengusaha kecil, meningkat dari tingkat “kurang baik” dengan bobot rata-rata (mean) 2,18 dan modus 2 naik mendekati 2 tingkatan pada skala likert yaitu “baik” dengan bobot rata-rata (mean) 3,82 dan modus 4. hal ini ditandai dengan dimulainya perencanaan pemasaran produk, penetapan target penjualan, promosi dan penjadwalan pemasaran. Pada aspek produksi dapat ditandai dengan adanya perhatian yang serius dari pengusaha dalam mengendalikan kualitas produk dan tampilan fisik produk. 4 Manajemen organisasi pengusaha kecil,

meningkat dari tingkat “kurang baik” dengan bobot rata-rata (mean) 2,30 dan modus 2 naik mendekati 2 tingkatan pada skala likert yaitu “baik” dengan bobot rata-rata (mean) 3,85 dan modus 4. Pada aspek ini dapat ditandai dengan adanya upaya pengusaha kecil dalam pembagian tugas dan tanggung jawab kepada setiap karyawan dan pendelegasian tugas kepada karyawan yang selama ini dilakukan sendiri. Selain itu pengusaha juga sudah menyadari akan pentingnya pengurusan izin usaha.

4 Manajemen administrasi & keuangan pengusaha kecil, meningkat dari tingkat “kurang baik” dengan bobot rata-rata (mean) 2,24 dan modus 2 naik mendekati 2 tingkatan pada skala likert yaitu “baik” dengan bobot rata-rata (mean) 3,82 dan modus 4. Pada aspek ini dapat ditandai dengan adanya upaya pengusaha untuk memulai melakukan pencatatan transaksi usaha yang selama ini tidak dilakukan, pembuatan pembukuan sederhana dan bertambahnya wawasan dalam mencari modal usaha.

3. Berdasarkan Analisis data diketahui adanya korelasi antara pelaksanaan pelatihan dengan peningkatan kompetensi pengusaha kecil. Hal ini karena berdasarkan metode Product Moment Pearson, diperoleh nilai r hitung yang lebih

besar dibanding r tabel dimana r hitung sebesar 0,6953 sedangkan nilai r tabel sebesar 0,361 pada taraf signifikan 5%.

4. Besarnya pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pengusaha kecil adalah setiap 1 kali pelaksanaan pelatihan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kompetensi sebesar 20,17. Hal ini dapat disederhanakan dalam bentuk persamaan garis regresi Y = 19,41 + 0,7601 X, dimana Y adalah perubahan kompetensi pengusaha kecil dan X adalah pelatihan kewirausahaan.

VI. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan Swisscontact Medan telah memberikan kontribusi pengaruh terhadap peningkatan kompetensi pengusaha kecil yang telah mengikutinya. Hal ini didasari dengan adanya gap atau kesenjangan yang mengarah pada peningkatan antara kompetensi sebelum dan sesudah pelatihan. Berdasarkan skala likert yang digunakan maka besarnya peningkatan kompetensi rata-rata pada tiap jenis kompetensi yang diukur adalah 2 tingkatan yaitu dari skala “kurang baik” menjadi “baik” dengan nilai mean dan modus rata-rata sebelum pelatihan 2,23 dan 2. Sedangkan nilai mean dan modus setelah pelatihan berturut-turut sebesar 3,83 dan 4.

Disamping itu juga juga diketahui adanya korelasi antara pelatihan tehradap peningkatan kompetensi pengusaha kecil yang diperoleh dengan metode korelasi product moment pearson. Besarnya pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pengusaha kecil dapat disimpulkan dengan angka yaitu : setiap 1 kali pelaksanaan pelatihan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kompetensi sebesar 20,17. Hal ini dapat disederhanakan dalam bentuk persamaan garis regresi Y = 19,41 + 0,7601 X, dimana Y adalah perubahan kompetensi pengusaha kecil dan X adalah pelatihan kewirausahaan.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh hasil yang lebih optimal, dalam melaksanakan pelatihan hendaknya peserta dikelompok-kelompokkan berdasarkan level pendidikan, sehingga instruktur pelatihan akan lebih mudah dalam menyampaikan materi dan pada akhirnya pelatihan akan lebih efektif. 2. Hendaknya program pelatihan kewirausahaan

(4)

Jurna l Siste m Te knik Ind ustri Vo lum e 6, No . 5 No ve m b e r 2005

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Ny. Dr, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Keempat, Jakarta, Bina Aksara, 1993.

Bowen, Earl. K., Martin K. Starr, Basi Statistics For Business And Economics, International Editions, McGraw-Hill Internasional Editions, Printed in Singapore.

Djarwanto Ps. Drs. Subagyo Pangestu Drs. M.B.A, Statistik Induktif, Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta, 1994.

Heru Sutojo, dkk. Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Kredit Perbankan di Indonesia, Edisi Pertama, Publikasikan Lembaga Management FEUI, Jakarta, 1994.

Justin G. Longgenecker, dkk. Kewirausahaan ; Manajemen Usaha Kecil, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta, 2000.

Nasir, Moh, Ph.D. Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Ghalia Indonesia, 1988.

Putrawan, I. Made. Dr. Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-Penelitian Sosial, Edisi Pertama, Rineka Cipta, 1990.

Ritonga, A. Rahman, Prof. Dr., Statistika Untuk Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Jakarta, FEUI, 1997.

Singarimbun, M., Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, LP3ES, Jakarta, FEUI, 1997.

Steel G. D. Robert, Torrie H. James., Statistika Prinsip dan Prosedur Statistika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997.

Suprananto, J., M.A. Dr., Kewirausahaan ; Program Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta, Agustus 2003.

Referensi

Dokumen terkait

Undang Nomor 4 Tahun 1996 memberikan kemudahan dan kepastian kepada kreditur dalam pelaksanaan eksekusi.. Selain ciri-ciri di atas, keistimewaan kedudukan hukum kreditur pemegang

Namun, pada saat tertentu isnad family juga dapat berkembang hanya melalui satu generasi, hal tersebut jika periwayat yang lebih tua menemukan cucu (murid)nya,

Dengan demikian sebuah pedoman analisis beban kerja merupakan acuan teknis operasional yang dapat digunakan untuk melakukan penghitungan atas jumlah jam kerja

Berdasarkan uraian tersebut telah dilakukan penelitian mengenai bioaktivitas dari ekstrak daun prasman akan tetapi belum ada laporan penelitian yang mengemukakan tentang

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Menurut Philip Kotler (1997) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil)

Berat buah per hektar (Tabel 9) menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam memberikan hasil yang berbeda nyata apabila dibandingkan dengan perlakuan tanpa

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural