• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Spasial Defisiensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Mojokerto Spatial Analysis of Open Green Space Deficiency in Mojokerto City

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Spasial Defisiensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Mojokerto Spatial Analysis of Open Green Space Deficiency in Mojokerto City"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Suryaningsih, et al.

Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Analisis Spasial Defisiensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Mojokerto

Spatial Analysis of Open Green Space Deficiency in Mojokerto City

Lilis Suryaningsih1, Alexander Tunggul Sutan Haji2*, Ruslan Wirosoedarmo2 1Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145

2Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145

*Email korespondensi: alexandersutan@ub.ac.id

ABSTRAK

Peningkatan jumlah penduduk dapat berdampak pada pengalihfungsian lahan bervegetasi menjadi area terbangun sehingga mengurangi luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota. Ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan merupakan aspek penting karena berpengaruh dalam penyerapan CO2 yang dihasilkan dari beberapa aktifitas kota seperti tranportasi, kegiatan industri, pemakaian bahan bakar LPG dan respirasi manusia. Luas wilayah Kota Mojokerto 16,46 km2 dengan tingkat kepadatan penduduk 7302 jiwa km-2 berpotensi untuk menghasilkan CO2 tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi eksisting RTH dan kemampuannya dalam penyerapan CO2 di Kota Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode spasial untuk menggambarkan kondisi sebaran beban CO2 dan kondisi eksisting RTH di Kota Mojokerto menggunakan software ArcView 3.3. Beban CO2 dihitung menggunakan persamaan Gausian Model dan IPCC dan daya serap RTH dari perkalian jumlah pohon dengan daya serap masing-masing jenis pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total beban emisi CO2 sebesar 72747688 kg yr-1. Besarnya total daya serap CO2 RTH publik yaitu 5529129 kg yr-1. Sisa CO2 yang belum terserap oleh RTH publik sebesar 67218559 kg yr-1 (7,6%). Dari perhitungan yang sudah didapatkan bahwa ketersediaan RTH publik di Kota Mojokerto belum mampu menyerap CO2 secara maksimal. Perlu adanya penambahan jumlah tanaman pada taman jalan dan jalur hijau dengan jenis tanaman yang mempunyai daya serap CO2 lebih tinggi.

Kata kunci : Emisi CO2, ruang terbuka hijau

Abstract

The increasing of the population number affected on landuse exchange of the vegetated land to become urban areas, thereby reducing the total area of open green space of the city. Open green spaces in urban areas is an important aspect because it has a great influence in CO2 absorption produced from the city

activities such as transportation, industrial activity, the use of LPG fuel and human respiration. The total area of Mojokerto is 16.46 km2 with a high population density in amount of 8285 people km-2 that

potentially produced a high amount of CO2. The purpose of this study is to determine the condition of the

existing open green space and its ability to absorb CO2 in Mojokerto. This study used spatial methods to

describe the distribution and condition of CO2 load in Mojokerto and existing condition of the open green

spaces with ArcView 3.3 software. The loaded of CO2 was calculated using the equation of Gaussian

models and IPCC while the absorption of the open green spaces was calculated by multiplying the number of trees with the absorption of each type of the tree. The results showed that the total loaded of CO2 emissions is 72747688 kg yr-1. The amount total of CO2 absorption capacity of public open green

space is 5529129 kg yr-1. The rest of the CO

2 that has not been absorbed by the open green spaces is

67218559 kg yr-1 (7.6%). The availability of public open green space in Mojokerto has not been able to

absorb CO2. There need to be an increasing on the number of plants in the street and the green line with

the types of plants that have a higher ability to absorp CO2.

(2)

Suryaningsih, et al.

PENDAHULUA

Kota sebagai pusat kegiatan p selalu mengalami pertum perkembangan yang dita semakin meningkatnya jum dan segala aktifitasnya sert lahan. Perkembangan kota d berkembangnya kegiatan yang dapat berdampak pada ruang terbuka terutama ruang dan meningkatnya konsums Meningkatnya penggunaan fosil akan berakibat bur lingkungan perkotaan. Penc yang disertai dengan menin CO2 di udara akan menjadik kota yang tidak sehat menurunkan kesehatan m karena itu konsentrasi gas harus diupayakan tidak ter naik dengan membangun r hijau (Dahlan, 1992).

Ruang terbuka hijau perkotaan berfungsi sebagai di mana mempunyai p penyeimbang antara ruang p kawasan terbangun. Peruba mempunyai pengaruh bur lingkungan apabila peme mempunyai perencanaan kh mendatang dan dapat dampak buruk akibat adan yang tersebar di wilayah perk

Kota Mojokerto meru satunya daerah di Jawa Tim Indonesia yang memiliki sa maupun luas wilayah ter kepadatan penduduk yang tin jiwa per km2 (BPS, 2014). administrasi Kota Mojokerto Ha atau sama dengan Berdasarkan tingkat penduduknya bisa dilihat b menjadi tujuan utama arus Jawa Timur karena sebagia kota ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan, d wilayah ruang terbuka hija pada penyebaran emisi gas luas dan vegetasi RTH berp penyerapan CO2.

Sesuai dengan Undang-U Tahun 2007 tentang Penataa

Jurnal Sumberdaya Alam dan L

AN

n penduduk akan tumbuhan dan itandai dengan mlah penduduk erta penggunaan a diikuti dengan pembangunan ada menurunnya ang terbuka hijau msi energi fosil. n bahan bakar buruk terhadap ncemaran udara ingkatnya kadar ikan lingkungan at dan dapat manusia, oleh s CO2 di udara terus bertambah ruang terbuka

au di wilayah ai kawasan hijau

peran sebagai g publik dengan bahan ini akan buruk terhadap erintah belum khusus di tahun terkecil dengan tinggi yaitu 8285 . Luas wilayah perekonomian, dsb. Perubahan ijau berdampak as CO2, dimana erpengaruh pada

Undang No. 26 taan Ruang dan

Peraturan Menteri PU No. tentang Pedoman Pe Pemanfaatan Ruang Terb Kawasan Perkotaan, renc wilayah kota harus m penyediaan dan peman terbuka hijau yang luas m sebesar 30% dari kota(BAPPEKO, 2014). Un tingkat pencemaran emisi C di wilayah Kota M dibutuhkan perencanaan R menyerap emisi CO2 da kualitas lingkungan. Tuju yaitu mengetahui kondis dan kemampuannya dalam di Kota Mojokerto.

BAHAN DAN M

Penelitian dilaksanakan November 2014 sampai Tempat penelitian dilaks Mojokerto terbentang pad selatan dan 112o 28’ bu

mempunyai dua kec

Kecamatan Prajurit Kulon Magersari dan 18 kel penelitian dapat dilihat pad

Gambar 1 Peta Administras (Sumber : BAPPEKO, 2014)

Pelaksanaan pe menggunakan metode kemudian dilakukan pend menggambarkan kondisi s kondisi eksisting RTH di dengan menggunakan softw

Lingkungan

o.05/PRT/M/2008 Penyediaan dan erbuka Hijau di encana tata ruang memuat rencana anfaatan ruang minimalnya adalah luas wilayah Untuk mengurangi CO2 yang tersebar Mojokerto maka RTH yang mampu dan meningkatkan juan penelitian ini disi eksisting RTH am penyerapan CO2

METODE kecamatan yaitu lon dan Kecamatan kelurahan. Lokasi

ada Gambar 1.

rasi Kota Mojokerto

(3)

Suryaningsih, et al.

Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

A. Metode Pengumpulan data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan menggumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan untuk pengumpulan data vegetasi tanaman yang terdapat di RTH Kota Mojokerto untuk didapatkan total daya serap CO2 dan data kepadatan lalu lintas berupa traffic counting di beberapa ruas jalan yang mewakili Kota Mojokerto. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari data-data yang tersedia pada instansi-instansi berupa peta admistrasi, peta jalan, peta landuse, data jumlah penduduk, jumlah kepadatan lalu lintas, data jumlah pohon dan luas RTH, data penggunaan energi pada industri.

B. Metode Analisis

Nilai beban emisi CO2 dapat diketahui dengan melakukan beberapa tahapan perhitungan. Adapun tahapan yang dihitung adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan CO2 dengan metode Gaussian

Persamaan Gaussian adalah persamaan yang digunakan untuk menghitung konsentrasi dari sumber garis (line source) dan konsentrasi CO2 dari sumber titik (point source)

Model gaussian dengan tipe penyebaran line source digunakan untuk menghitung konsentrasi CO2 dari sumber kendaraan (Ck, kg m-3) yang dipengaruhi kecepatan angin (U, m th-1), kekuatan emisi (Q, kg th-1), ketinggian yang ditinjau (Z, m), koefisien disperse (σz, m), panjang jalan (L, m) dengan menggunakan persamaan 1 di bawah ini (Rau dan Wooten,1980)

Ck= ((2̟2 Q)1/2Uσ

z)(exp -0.5(

z2

2σz2)) (1)

Persamaan model gaussian point source digunakan untuk menghitung besarnya emisi CO2 yang berasal dari industri (Ci, kg m-3), di pengaruhi oleh kekuatan emisi (Q, kg th-1), kecepatan angin (U, m th-1), jarak downwind (x), jarak croswind (y), tinggi efektif cerobong (H, m), koefisien disperse horizontal dan vertical (σy,z) dengan menggunakan persamaan 2 dibawah ini (Cooper, 2002)

C=

̟ σz exp 0.5 (

-H σz)

2

exp 0.5 (-y

σy)

2

(2)

Kemudian beban emisi CO2 tiap kelurahan (WCO2,kg th-1) point source dan line source dipengaruhi oleh konsentrasi rata-rata CO2 per kelurahan dari sumber industri dan kendaraan (Ckel, kg m-3), luas kelurahan (A, m2), konsentrasi CO2 total tiap sumber industri dan kendaraan (Ctot, kg m -3), luas kota (A, m2) dan kekuatan emisi (Q, kg th-1) dihitung dengan persamaan 3 berikut ini:

WCO2 = (Ckel x AKel) x Q (3) (Ctot x Atot)

1. Perhitungan beban emisi CO2 respirasi penduduk

Metabolisme tubuh manusia juga menghasilkan karbondioksida. Dalam keadaan sehat, manusia bernafas menghabiskan udara 360-540 liter tiap jam. Selama 1 jam CO2 yang dihasilkan sebanyak 0,0396 kg CO2 atau setara 0,9504 kg hari-1. Perhitungan beban CO2 penduduk (Cp, kg th-1 ) di pengaruhi oleh jumlah penduduk (Σpenduduk th-1) dan nilai faktor emisi (FE, kg th-1), dihitung dengan menggunakan persamaan 4 (Gratimah, 2009).

Cp = Σpenduduk X FE (4)

2. Perhitungan beban emisi CO2 konsumsi LPG

Total emisi CO2 (Pey, kg th-1) konsumsi LPG dihitung menggunakan pendekatan melalui faktor emisi (FE, 63 kg MJ-1), berat bersih LPG (NVC (net calory value), 47,3 MJ kg-1), konsumsi LPG (Fcy, 157 kg th-1), sehingga total CO2 dapat dihitung menggunakan persamaan 5 berikut (IPCC, 2006).

Pey= Fcy X FE X NCV LPG (5)

3. Perhitungan daya serap ruang terbuka hijau

Daya serap CO2 (DS, kg th-1) pada ruang terbuka hijau (RTH) dihitung dengan menggunakan pendekatan jumlah pohon dan daya serap tiap jenis pohon (kg th-1) seperti pada persamaan 6 berikut ini

(4)

Suryaningsih, et al.

Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Berikut ini daftar nilai daya serap tanaman yang terdapat di ruang terbuka hijau publik Kota Mojokerto

Sisa beban emisi CO2 yang tidak terserap (W’CO2, kg th-1) didapatkan dari total beban emisi CO2 yang berasal dari sumber kendaraan, industri, respirasi penduduk, dan konsumsi LPG (ΣCO2, kg th -1) dengan total daya serap RTH publik (ΣDS, kg th-1), seperti pada persamaan 7 berikut

W’CO2 = ΣCO2 – ΣDS (7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Beban Emisi CO2 di Kota Mojokerto

Beban emisi CO2 yang dihitung pada penelitian ini adalah beban emisi CO2 yang berasal dari respirasi penduduk, konsumsi

LPG, transportasi, dan kegiatan industri per kelurahan di wilayah Kota Mojokerto, Tabel 2 merupakan jumlah total beban emisi CO2 di Kota Mojokerto yang berasal dari 4 sumber.

Tabel 2Total Beban Emisi CO2 Kota Mojokerto

Kec. / Kel.

Beban Emisi CO2 (kg th-1)

Pendu

duk LPG Industri

Kenda raan Prajurit Kulon

Surodinawan 2592384 1024800 0 122107

Prajurit Kulon 2698882 1092745 0 32994

Kranggan 4643257 2053816 0 426122

Miji 3215416 1430596 0 90654

Blooto 2066483 884223 0 22904

Mentikan 2627421 1067441 0 15153

Kauman 1134363 496234 0 2528

Pulorejo 2579548 1127889 0 433789

Magersari

Balongsari 2731838 1210829 0 546755

Gedongan 838804 397830 0 42227

Gunung

Gedangan 2379040 1013085 314 707205

Jagalan 1152749 491548 0 31350

Purwotengah 609156 289118 0 25273

Magersari 2050526 932957 0 102146

Meri 2862966 1198645 0 437262

Kedundung 5136548 2208450 2359 1465801

Wates 7126020 3004579 0 605001

Sentanan 868638 381898 0 15023

Jumlah 47314038 20306682 2673 5124295

Sumber : Analisis Perhitungan th 2014

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa tingkat beban emisi CO2 tertinggi berasal dari respirasi penduduk sebesar 47314038 kg th-1. Beban emisi CO2 respirasi penduduk di pengaruhi oleh jumlah penduduk setempat. Jumlah beban emisi CO2 terbesar terdapat di Kelurahan Wates 7126020 kg th-1 dan terendah Kelurahan Purwotengah yaitu 609156 kg th-1. Besarnya beban emisi CO2 respirasi penduduk berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

Pada kehidupan sehari-hari tidak hanya proses respirasi yang menghasilkan CO2 melainkan kegiatan manusia juga menghasilkan emisi CO2 yaitu melalui proses pembakaran yang berasal dari penggunaan bahan bakar untuk aktifitas sehari-hari seperti memasak. Berdasarkan survei yang dilakukan bahwa sebagian besar masyarakat di kawasan Kota Mojokerto mengkomsumsi jenis bahan bakar LPG untuk memasak. Total beban emisi CO2 konsumsi LPG sebesar 20306682 kg th-1. Beban emisi CO2 tertinggi pada Kelurahan Wates 3004579 kg th-1 dan

Tabel 1Jenis Vegetasi RTH di Kota Mojokerto

Nama

Indonesia Nama Ilmiah

Daya Serap kg th-1

Flamboyan Delonix regia 42,20(1

Trembesi Samanea saman 28448,39(1

Tanjung Mimusops elengi 34,29(1

Jati Tectona grandis 116,25(1

Mangga Mangivera indica 445,11(1

Angsana Pterocarpus indicus 11,12(1

Jambu Psidium guajava 250,00(1

Nangka Arthocarpus heterophylus 126,51(1

Beringin* Ficus benyamina 539,90(1

Sukun* Artocarpus communis 815,19(1

Jati* Tectona grandis 135,27(1

Krey*

Payung Fellicium decipiens 404,83(1

Mahoni* Swettiana mahogany 295,73(1

Akasia* Acacia mangium 815,19(1

Semak - 55000,00(2

Rumput - 12000,00(2

Pohon - 569070,00(2

Glodogan Polyathea longifolia 1016,42(3

Bintaro Cerbera sp 4509,00(4

Palem Arecaceae 52,52(4

Cemara Casuarinaceae 60,00(5

Kamboja Plumeria acuminate 220,00(5

Tabebuya Tabebuia rosea 520,00(5

Sumber :*vegetasi yang tidak terdapat di Kota Mojokerto; 1Dahlan, 2007 ; 2Prasetyo et al, 2002 dalam

(kg/ha/th) ; 3 Septian, 2014 ; 4 Ardiansah, 2009 ; 5

(5)

Suryaningsih, et al.

terendah pada Kelurahan 289118 kg th-1. Beban emisi berdasarkan jumlah KK, seh banyak jumlah KK dalam kelurahan maka semakin b emisi CO2 yang ditampung.

Sektor transportasi mer satu penyumbang pencema daerah perkotaan. Salahsatu dihasilkan yaitu gas karbon d Terdapat 50 ruas jalan di K yang mewakili sebagai pengh beban emisi CO2 transpo 5124295 kg th-1. Beban emis terdapat di Kelurahan Kedu 1465801 kg th-1. Kondisi jalan ini berfungsi sebagai jalan yang menghubungkan daerah antar wilayah dari arah Surab Jawa Tengah dan sekitarnya emisi CO2 terkecil terdapat p Kauman 2528 kg th-1, ruas daerah ini berfungsi sebag sekunder yang menghubungk menuju ke arah desa. Besarn kendaraan dipengaruhi kepadatan kendaraan yang jalan pada kelurahan terse tinggi jumlah volume perharinya maka semakin tingkat beban emisi CO2 yang

Beban Emisi CO2 indust kegiatan proses produksi. Um gas yang dikeluarkan penggunaan bahan bakar produksi yang diproses p Beban CO2 industri di Ko berasal dari 2 sumber yaitu P yang merupakan industri pak PT. Geristha Agung yang mebel kayu. Total beban emis di Kota Mojokerto sebesar sebaran beban CO2 hanya Kelurahan Kedundung, Gunu sampai batas kota, hal ini di k industri yang terdapat pada kota dan arah angin berhem Beban emisi gas CO2 t Kelurahan Kedundung sebesa dan terkecil pada Kelur Surodinawan, Prajurit Kul Mentikan ,Sentanan, Wate Jagalan, Balongsari, Gedong dan Gedongan 0 kg th-1, hal in

Jurnal Sumberdaya Alam dan L

n Purwotengah isi CO2 dihitung ehingga semakin lam suatu area banyak beban

erupakan salah maran udara di atu emisi yang n dioksida (CO2). Kota Mojokerto ghasil CO2. Total sportasi sebesar isi CO2 terbesar dundung sebesar lan pada daerah an arteri primer rah nasional dan rabaya menuju ke nya. Nilai beban pada Kelurahan uas jalan pada rsebut. Semakin e kendaaraan in tinggi pula ng dihasilkan. ustri berasal dari

Umumnya emisi berasal dari ar dan tingkat per tahunnya. Kota Mojokerto u PT. Bumi Indo pakan ternak dan g memproduksi misi CO2 industri ar 2673 kg th-1,

a tersebar pada unung Gedangan i karenakan letak da bagian timur embus ke timur.

tertinggi pada esar 2359 kg th-1 lurahan Blooto,

ulon, Pulorejo, ates, Kranggan, ngan, Miji, Meri l ini menunjukan

bahwa pusat beban emisi C tercemar yaitu kelurah karena wilayah tersebut m bagian timur dari batas Ko daerah ini mengalami penc CO2 yang berasal dari 2 i Bumi Indo dan PT. Geristha kedua gas CO2 yaitu Ke Gedangan 314 kg th-1, di terletak di sebelah b Kedundung dan merupa Geristha Agung. Dampak mengarah ke timur sehin CO2 tertinggi terdapat Kedundung. Berikut Gamb peta sebaran total beban e Mojokerto

Keterangan

No. Kelurahan ΣΣΣΣCO2 No. Ke

Kec. Prajurit Kulon Kec. Mag

1. Surodinawan 3739290 9. Balo

Gambar 2 Peta Sebaran Total Kota Mojoker

Total nilai beban CO kg th-1 meliputi 5 Keluraha Purwotengah, Gedongan, J sebesar 41,16%. 10 wilayah nilai 2885958-4848368 kg t Blooto Surodinawan, Pulorejo, Balongsari, Men Meri, Miji, dan Gunung G 213,5%. Beban CO2 sebesa pada Kelurahan Kranggan 8773189-10735600 kg th-1 Wates dan Kedudung s

Lingkungan

CO2 industri yang rahan kedundung merupakan daerah Kota Mojokerto dan ncemaran emisi gas 2 industri yaitu PT. tha Agung. Sebaran Kelurahan Gunung dimana daerah ini barat Kelurahan pakan lokasi PT. . Gedangan 4099644

agalan 1675646 han yaitu Kauman, , Jagalan, Sentanan yah dengan kisaran g th-1 di Kelurahan Prajurit Kulon, entikan, Magersari, g Gedangan sebesar sar 7123195 kg th-1 an atau 43,26% dan

(6)

Suryaningsih, et al.

Persentase total beban C berdasarkan luas Kota Mojo nilainya dipengaruhi oleh emisi CO2 pada masing-mas Total beban emisi CO2 t Kelurahan Wates dan Ked terendah di Kelurahan Purwo emisi CO2 berasal dari respi sebesar 47314038 kg th-1, k 20306682 kg th-1, transportasi dan terendah pada kegiatan in th-1, hal ini menunjukkan bah merupakan salah satu s mengakibatkan tingginya nil yang terdapat pada Kota Moj kepadatan penduduk y mengakibatkan nilai emisi g dihasilkan semakin men diakibatkan oleh proses r manusia. Tingkat beban emisi pada sumber industri, hal in oleh jumlah industri dan produksi per tahunnya p tersebut serta penggunanan proses produksi

Identifikasi RTH dan Daya S

Berdasarkan penelitian di lap ruang terbuka hijau masih b secara merata hal ini dikaren besar ketersediaan lahan di K mulai tergeser menjadi lah Pengunaan lahan di Kota Mo 83,93% berupa lahan terba merupakan kawasan belu meliputi luas RTH publik dan RTH privat sebesar 11, wilayah Kota Mojokerto (BAP

Gambar 3 Peta Sebaran Ruang Terb

Mojokerto (Sumber : BAPPEK

Jurnal Sumberdaya Alam dan L

CO2 dihitung ojokerto dimana h jumlah beban asing kelurahan. tertinggi pada edundung dan wotengah. Beban spirasi penduduk , konsumsi LPG i 5124295 kg th-1 industri 2673 kg bahwa penduduk sumber yang nilai beban CO2

ojokerto. Jumlah yang tinggi i gas CO2 yang eningkat yang respirasi pada renakan sebagian i Kota Mojokerto ahan terbangun. ojokerto sebesar bangun, sisanya elum terbangun sebesar 4,33% 11,74% dari luas APPEKO, 2014)

erbuka Hijau Kota PEKO, 2014)

Ruang terbuka hijau berupa taman kota, tam monumen, jalur hijau, tam lapangan olahraga dan tersebar di beberapa kelura Dari segi pemanfaatannya hijau di Kota Mojokerto penyejuk dan elemen est juga dimanfaatkan untuk dan olah raga baik pada maupun kota (misalny lingkungan di kawasan pe perumahan, lapangan olah

Hasil survei yang s bahwa sebagian besar vege Mojokerto berupa jenis misalnya andong, adam ha puring, perak, teh-tehan, kota dan taman jalan. P terdapat pohon angsana, b jati, trembesi, tanjung, , ta Pohon tersebar di 50 ruas j pohon yang berbeda-beda ruas jalan di Kota Mojoker tanjung dan glodogan, hal pertumbuhan pohon ya cukup baik di kawasan Kot RTH Taman kota di terdiri dari taman kota a luas 10200 m2 yang mem daya serap CO2 sebesar 2 taman benteng pancasila de dan kemampuan daya sera Pengembangan taman kot aktif yang didalamanya t baik sebagai sarana re aktivitas sosial masyarakat.

Hutan kota di Kota M pada jalan Trunojoyo deng hutan kota tersebut merup taman aktif dan sebaga bermain anak. Kemampuan hutan kota di Kota Mojok kg th-1.

RTH Taman jalan da Kota Mojokerto seluas 8137 dapat berupa pulau jalan jalan yang tersebar di beb Total daya serap CO2 te pada taman kerp empun dengan luas taman 2390 vegetasi berupa semak merupakan jenis taman terletak di sepanjang jalan

Lingkungan

au Kota Mojokerto aman jalan, taman man bermain anak, an makam yang urahan (Gambar 3). nya, ruang terbuka rto selain sebagai estetika lingkungan uk sarana rekreasi a skala lingkungan nya, taman-taman perumahan, taman ah raga dll).

sudah dilakukan egetasi RTH di Kota tanaman semak hawa, bougenville, dsb pada taman . Pada jalur hijau bintaro, glodogan, tabebuya, mangga. s jalan dengan jenis da. Sebagian besar kerto berupa pohon hal ini dikarenakan yang berkembang

ota Mojokerto. di Kota Mojokerto a alun-alun dengan emiliki kemampuan r 20145 kg th-1 dan dengan luas 112 m2

rap CO2 154 kg th-1. kota berupa taman terdapat kegiatan rekreasi maupun at.

Mojokerto terdapat engan luas 4760 m2, upakan bagian dari gai sarana taman uan daya serap CO2

okerto sebesar 5150

dan jalur hijau di 137 m2.. Taman jalan n dan taman sudut eberapa ruas jalan. tertinggi terdapat unala 7293 kg th-1

(7)

Suryaningsih, et al.

setiap taman terdapat menujukkan tempat-tempat ( industri) yang ada di Mojokerto. Luasan taman te pada taman by pass 15 m2.

Lapangan olahraga meru dari RTH baik skala kota kelurahan. Untuk skala k stadion olahraga pada jal didalamnya terdapat stadion lapangan olahraga bola vol bulu tangkis. Lapangan t lingkungan tersebar ditia seperti Kelurahan Wates, M Surodinawan dan Sentanan. terdapat pada taman lapa rumput. Total daya serap ter pada lapangan indoor P sebesar 649500 kg th-1 dengan dan daya serap terkecil t lapangan skala kelurahan Prajurit Kulon dan Pulorejo s th-1.

Makam merupakan bagi RTH Kota Mojokerto. Pema tersebar di setiap kelurahan d masing kelurahan memilik pemakaman umum. Luas RT di Kota Mojokerto mencap yang terdiri dari 13 unit temp umum. Total daya serap tert pada TPU Kelurahan Ked sebesar 16060 kg th-1. Besarn serap di pengaruhi oleh bany yang terdapat pada TPU t serap terendah terdapat Kelurahan Magersari yaitu se th-1,hal ini disebabkan k vegetasi pohon yang sedikit.

Taman monumen ber mendukung monumen yaitu monumen yang lebih berf estetis daripada fungsi ekolog monumen Kota Mojokerto me yang tersebar di wilayah perkotaan.

Nilai kemampuan daya kelurahan tidak tersebar seca ni dikarenakan jenis vegetasi pada RTH publik tersebut me serap yang rendah dengan ju yang sedikit dan sebara kelurahan masih belum mer

Jurnal Sumberdaya Alam dan L

t tugu yang t (instansi, bank, i wilayah Kota terkecil terdapat

erupakan bagian a maupun skala kota terdapat jalan Trunojoyo ion dan fasilitas voli, basket dan terbuka skala tiap kelurahan, Meri, Pulorejo, Vegetasi yang apangan berupa terbesar terdapat Prajurit Kulon an luas 95000 m2 l terdapat pada n yaitu Blooto, o sebesar 4800 kg

agian dari bentuk makaman umum ertinggi terdapat edundung yaitu arnya nilai daya nyaknya vegetasi tersebut. Daya at pada TPU sebesar 2860 kg karena jumlah

rfungsi untuk tu taman pengisi erfungsi sebagai logis. Luas taman mencapai 815 m2 yah pusat-pusat

a serap CO2 tiap

merupakan peta sebaran Publik Kota Mojokerto

Keterangan Gambar 4 Peta Sebaran Daya Se Mojokerto

Nilai Daya Serap CO th-1 meliputi kelurahan Gu Surodinawan, Wates, Ka Mentikan, Gedongan Purwotengah sebesar 5,18 kg th-1 pada Kelurahan Jagalan sebesar 5,37 %. 5672 meliputi Kelurahan P Kranggan, Balongsari seb 751014-934751 kg th-1 me Kedudung dan Gunung G 11,02%. Nilai persentase CO2 merupakan nilai p berdasarkan total luasan serap CO2 RTH di Kota M pada Kelurahan Kedundun kg th-1 dan terendah pada 35114 kg th-1. Besarnya day mempengaruhi penyerapa tersebar pada daerah te banyak jumlah dan jeni wilayah tersebut maka sem daya serap CO2.

Analisis Ketersediaan

Sebaran Beban Emisi CO2

Besarnya nilai daya serap lebih rendah dibandingkan

Lingkungan

. Gedangan 156991

agalan 237725 Kauman, Pulorejo, an, Sentanan, 18 %. 199800-383537 n Magersari, Miji, 67276-751013 kg th-1

Prajurit Kulon, ebesar 11,60% dan meliputi Kelurahan Gedangan sebesar e total daya serap penyerapan CO2

n kota. Total daya Mojokerto tertinggi ung sebesar 934751 a Kelurahan Blooto aya serap CO2 akan pan gas CO2 yang tersebut. Semakin nis vegetasi pada semakin tinggi nilai

RTH Terhadap

(8)

Suryaningsih, et al.

beban emisi CO2 di Kota M daya serap CO2 RTH di K dengan luas 71,284 ha sebesar 1, sedangkan setiap tah Mojokerto menghasilkan beb sebesar 72747688 kg th-1 sehin CO2 yang tidak terserap RTH th-1.

Keterangan

No. Kelurahan ΣΣΣΣCO2 No. Kelu

Kec. Prajurit Kulon Kec. Magers 1. Surodinawan 3723229 9. Balong Gambar 5 Peta Sebaran Beban Em Terserap RTH Publik Kota M

Sebaran beban CO2 yang oleh RTH dapat dilihat pada emisi CO2 843016-2791109 kg Kelurahan Kauman, Gedong Jagalan, Sentanan, Purwote 54,21%. 2791109-4739202 kg th kelurahan meliputi Surodinawan, Prajurit Ku Gunung Gedangan Pulorejo Mentikan, Balongsari,sebes 6244509kg th-1 pada Kelura atau 7,93%. 7878407 kg t kedundung sebesar 47,85% d th-1 pada Kelurahan Wates persentase pada setiap pengaruhi oleh beban emi kelurahan dengan kisaran ter luasan kota. Beban CO2 yang tertinggi terdapat pada Kel sebesar 10583482 kg th-1 Kelurahan Purwotengah 8430

Jurnal Sumberdaya Alam dan L

Mojokerto. Total Kota Mojokerto sar 5529129 kg th

-tahunnya Kota beban emisi CO2

hingga sisa emisi TH 67218559 kg

ng tidak terserap da gambar 5. Sisa kg th-1 tersebar di ngan, Magersari, otengah sebesar th-1 tersebar di 9 Kelurahan Kulon, Blooto, rejo, Miji, Meri, besar 203,98%. rahan Kranggan g th-1 Kelurahan dan 10583480 kg es 64,28%. Nilai kelurahan di misi CO2 pada tertentu terhadap ng tidak terserap

elurahan Wates dan terendah 3018 kg th-1.

Besarnya CO2 yang dapat berakibat buruk perkotaan apabila dalam ja tidak dilakukan tindakan. dilakukannya beberapa rekomendasi yang ditujuk pengelola dan perencana

dan BAPPEKO deng

pengembangan diantarany 1 dilakukan penambahan pada jalur hijau (Tabel 3) melakukan pengembanga taman (Tabel 4)

Pada skenario 1 pena pohon dilakukan pada seti disesuai dengan sisa beban tidak terserap pada kelurahan. Pengembangan dengan menambah jumlah jalan di setiap kelurahan pohon yang mempunyai lebih tinggi pada lahan yan Jumlah pohon yang ditamb hijau disesuaikan dengan k kelas jalan dan ketersediaa Mojokerto. Penambahan pada ruas jalan dengan kon sudah mati dan disesuaika jalan agar tidak merusa Karakteristik penanaman digunakan pada jalur h tanaman dapat tumbuh b yang padat sehingga akar masuk kedalam tanah da konstruksi jalan.

Pemilihan pertama pohon trembesi karena poh nilai daya serap CO2 penanaman jenis poh disesuaikan dengan kon karena memiliki strukt membutuhkan lahan yang perkembangannya. Menu Dahlan (2007) trembesi m yang terbukti menyerap karbon dioksida sebesar Pemilihan kedua menggun beringin, mahoni, sukun payung, kenanga, tajung. pohon ini berdasarkan ke pada ruas jalan yang ditam penanamannya. Daya ser ditambahkan dapat dilihat

Lingkungan

ng tidak terserap uk pada kondisi jangka waktu lama n. Untuk itu perlu a upaya berupa ukan kepada pihak a RTH yaitu DKP ngan melakukan nya pada skenario an pohon trembesi 3) dan skenario 2 gan berupa RTH

enambahan jumlah iap kelurahan dan ban emisi CO2 yang

a masing-masing an dapat dilakukan ah pohon pada ruas an tersebut dengan ai daya serap CO2

ang masih tersedia. mbahkan pada jalur n keadaan ruas dan iaan lahan di Kota n dapat dilakukan kondisi pohon yang ikan dengan kontur sak kondisi jalan. an pohon yang hijau diantarnya h baik pada tanah ar tanaman tersebut dan tidak merusak

(9)

Suryaningsih, et al.

Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Skenario 2 melakukan perbaikan RTH eksisting dan pengembangan RTH di tiap kelurahan Kota Mojokerto dengan memaksimalkan jenis vegetasi yang terdapat pada taman tersebut, misalnya menggunakan tipe tutupan vegetasi yang mempunyai daya serap tinggi dan memperluas RTH eksisting dengan penambahan taman pada tiap kelurahan yang masih memungkinkan untuk dibangun RTH. Pengembangan RTH dapat dilihat pada tabel 3.

Pengembangan RTH dilakukan berdasarkan Rencana Penataan Ruang Terbuka Hijau Kota Mojokerto dimana pada tahun 2019 kebutuhan RTH mencapai 332,67 ha (BAPPEKO, 2014). Kebutuhan RTH menurut rencana tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kebutuhan RTH untuk memenuhi daya serap CO2 sehingga perlu ada pertimbangan lebih lanjut sebelum dilakukan realisasi RTH pada tahun-tahun mendatang dengan memperhatikan luasan, peletakan, dan jenis vegetasi yang akan di tanam.

RTH yang dapat dikembangkan diantaranya taman Kelurahan, taman Kecamatan, taman kota, hutan kota dan kebun bibit, TPU, sempadan sungai, dan sempadan rel KA. Jenis vegetasi yang dapat ditambahkan seperti buang kupu-kupu, palem merah, rumput paetan, lili paris, anggrek tanah, soka, wali songo, kembang kacing, kana air, teratai, lotus, botol, palem.

Tabel 3Rekomendasi Penambahan Pohon

Kel. Sisa Emisi CO2 (kg th-1)

Σ pohon*

Lokasi Penambahan

Surodinawan 3723229 25 Jl. KH. Usman

Prajurit Kulon 3146180 101 Jl. Tribuana, Jl.

Prajurit Kulon,

Kranggan 6244510 217 Jl. Jawa, Jl.

Mojopahit, Jl. Pekayon

Miji 4434183 135 Jl. Bhayangkara, Jl.

Wachid Hasyim

Blooto 2938498 97 Jl. Blooto, Jl.

Kemasan

Mentikan 3575633 124 Jl.Brawijaya, Jl.

prapanca

Kauman 1451568 61 Jl. Kartini, Jl. WR.

Supratman,

Pulorejo 4066018 129 Jl. Watudakon, Jl.

Pulorejo

Balongsari 3884563 131 Jl. Joko Tole, Jl.

Sawunggaling, Jl. Gajah Mada

Gedongan 1231799 53 Jl. A. Yani, Jl.

Veteran

Gunung gedangan

3942653 127 Jl. By Pass, Jl. Meri

Sawah

Jagalan 1437921 49 Jl. PB. Sudirman,

Jl.Cokroaminoto

Purwotengah 843017 28 Jl. JR. Suprapto

Meri 3.875.057 132 Jl. Meri, Jl.

Pahlawan

Magersari 2.742.273 97 Jl. Hayam Wuruk

Kedundung 7.878.407 255 Jl. Ijen, Jl.

Randugede, Jl. By. Pass

Wates 10.583.481 3737 Jl.Wates, Jl. By.

Pass, Jl. Mayjen Sungkono

Sentanan 1.219.568 49 Jl. Yos Sudarso

Sumber : Hasil analisis perhitungan th 2014 *pohon

(10)

Suryaningsih, et al.

Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. 2009. Daya Rosot Karbondioksida Oleh Beberapa Jenis Tanaman Hutan Kota di kampus IPB Darmaga. FMIPA - Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor Bappeko. 2014. Perencanaan Penataan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) Kota Mojokerto. Bappeko. Kota Mojokerto

BPS. 2014. Mojokerto Dalam Angka. BPS, Kota Mojokerto

Cooper, David dan F. C. Alley. 2002. Air Pollution Control. Waveland Press. United State Of Amerika

Dahlan, E. N. 1992. Hutan Kota: untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. Jakarta: Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia

Dahlan, E. N .2007. Analisis Kebutuhan Luasan Hutan Kota Sebagai Sink Gas CO2 Antropogenik Dari Bahan Bakar

Minyak dan Gas di Kota Bogor Dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Disertasi. IPB, Bogor

Gratimah, Guti RD. 2009. Analisis Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap Gas CO2

Antropogenik Di Pusat Kota Medan. Tesis. FMIPA-USU, Sumatra Utara Intergovernmental Panel on Climate

Change. 2006. Waste- IPCC Guidelines

for National Greenhouse Gas Inventories (IPCC Guidelines). Japan .

Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Prasetyo, et al. 2002. Integrating Remote Sensing and GIS for Estimating Aboveground Biomass and Green House Gases Emission.CEGIS Newsletter Rau, J.G, dan Wooten, D.C. 1980. Environmental

Impact Analysis Handbook.Graw Hill Book, New York

Septian, Wisnu. 2014. Daya Serap CO2 Hutan Kota di Purwokerto. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Wibowo, A dan Samsoedin, I. 2002. Analisis

Potensi dan Kontribusi Pohon di Perkotaan dalam Menyerap Gas Rumah kaca. Studi Kasus : Taman Kota Monumen Nasional Jakarta. Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan. Bogor.

Tabel 4Rencana Pengembangan RTH Taman Kota Mojokerto th 2019

Kec./Kel. Luas Kel. (ha)

Luas RTH Eksis ting (ha)

Renca na (ha) (2019)*

Detail Rencana Pengembangan (ha)

Taman Kel.

Taman Kec.

Taman kota

Taman Jalan

Hutan kota & kebun bibit

TPU

Sempad an sungai

Sempad an Rel

KA

Kec. Prajurit Kulon

Surodinawan 145.88 17.332 14.704 3.105 0.571 - 0.311 - 0.875 1.842 -

Kranggan 113.31 22.808 3.309 1.897 - 0.405 0.434 - 0.573 - -

Miji 39.6 5.194 3.107 0.001 - - 0.104 - 1.085 - 1.917

Prajurit Kulon 119.53 13.154 6.084 0.391 - - 0.218 - 0.51 2.313 2.652

Blooto 178.07 13.238 21.929 2.499 - 3.768 0.076 7.844 3.471 - 4.271

Mentikan 18.9 2.465 0.471 - - - 0.159 - 0.156 - 0.156

Kauman 18.63 2.543 0.69 - - 0.626 0.064 - - - -

Pulorejo 142.35 16.793 14.42 1.369 - 1.735 0.457 4.774 0.648 5.437 -

Kec. Magersari

Meri 164.84 17.896 6.184 2.049 - 2.077 0.318 - 1.74 - -

G. Gedangan 170.45 18.625 10.24 - 0.21 3.192 0.007 - 2.831 - -

Kedundung 228.58 20.105 22.369 4.125 1.506 5.709 0.299 5.125 3.026 - 2.385

Balongsari 82.86 8.945 3.187 - - 2.747 0.274 - 0.166 - -

Jagalan 16.55 2.857 0.022 - - - 0.022 - - - -

Sentanan 13.85 2.469 0 - - - -

Purwotengah 13.47 2.377 0.028 - - - 0.028 - - - -

Gedongan 14.68 2.486 0.129 - - - 0.129 - - - -

Magersari 32.89 5.021 1.039 - - 0.737 0.298 - 0.004 - -

Wates 132.1 18.472 8.844 - - 3.463 0.478 3.923 0.98 - -

Jumlah 1646.54 193.329 118.120 16.28 4.287 24.653 3.676 21.666 16.585 9.592 11.381

Gambar

Gambar 1 Peta Administrasrasi Kota Mojokerto
Tabel 1 Jenis Vegetasi RTH di Kota Mojokerto
Tabel 3 Rekomendasi Penambahan Pohon
Tabel 4 Rencana Pengembangan RTH Taman Kota Mojokerto th 2019

Referensi

Dokumen terkait

Kecemasan diri yang sifatnya abstrak akan sulit jika divisualkan secara langsung tanpa ditampilkan secara simbolik. Maka dari itu ungkapan secara simbolik digunakan

Industri batik Sembung mampu memproduksi rata-rata 100 lembar kain batik per harinya, dengan banyaknya produksi yang dilakukan menghasilkan limbah cair yang

Tapi ada beberapa kemajuan dalam perubahan sikap dan sosialnya”7 Melihat fenomena yang ada di lapangan bahwa di dalam pendidikan inklusi terdapat beberapa siswa anak berkebutuhan

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap

Penulis memilih tempat di perumahan Pondok Tjandra Indah karena menurut pra survey yang dilakukan oleh penulis, di sana banyak generasi tua etnis Tionghoa dan juga sebagian

[r]

Ciljevi i zadaće istraživanja odnose se na istraživanje obranjenih diplomskih radova studenata učiteljskoga studija te prepoznavanje različitih istraživačkih pristupa i

Hasil dari penelitian ini menunjukan sistem yang dibangun mampu menyajikan data yang terpusat sehingga dapat mencegah terjadinya redudansi data Alutsista bidang Kendaraan