IMPLEMENTASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (PKB) ANGKUTAN UMUM KAITANNYA DENGAN KESELAMTAN PENUMPANG
DIKABUPATEN SIJUNJUNG
Hendri Payan1, Uning Pratimaratri1, Sanidjar Pebrihariati. R1 1
Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
Email: Hendripayan70@yahoo.co.id
ABSTRAK
Sarana transportasi mengalami peningkatan seiring pertumbuhan ekonomi banyaknya kegiatan membutuhkan jasa transoptasi diwilayah Kabupaten Sijunjung. Maka dituntut tersedianya kendaraan angkutan penumpang yang bisa melayani masyarakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Tetepi kenyataannya masih banyak kendaraan angkutan umum yang melanggar terhadap ketentuan tersebut. Penulis mengkategorikan tiga permasalahan yaitu : Mekanisme Pengujian Kendaraan Bermotor oleh Dinas Perhubungan Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, Apa Kaitan Pengujian Kendaraan Bermotor dengan Keselamatan Penumpang dan Apa kendala serta Upaya Dinas Perhubungan Kabupaten Sijunjung dalam Perlaksanaan Pengujian. Metode yang digunakan adalah Yuridis Empiris dengan tekhnik pengumpulan data studi dokumen dan wawancara. Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor angkutan umum dikabupaten sijunjung pada dasarnya bertujuan untuk menjaga keselamatam baik pengusaha angkutan umum maupun penumpang, kendala bagi pengusaha angkutan umum menganggap bahwa pengujian kendaraan bermotor hanya formalitas saja. Dinas perhubungan agar memberikan sosialisasi terhadap pengusaha angkutan umum supaya bisa mematuhi sesuai dengan ketentuan tentang pentingnya pengujian kendaraaan bermotor angkutan umum demi keselamatan penumpang.
Kata Kunci : Implementasi, Pengujian Kendaraan Bermotor, Angkutan umum, Keselamatan
a. Pendahuluan
Perusahaan angkutan umum sebagai
salah satu perusahaan yang diberikan
wewenang oleh pemerintah untuk
melakukan dan menyediakan usaha
angkutan dapat didirikan sebagai usaha
perseorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum atau bukan non
hukum yang didirikan dan berkedudukan
atau melakukan kegiatannya di wilayah
hukum Negara Republik Indonesia, baik
sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian, menyelenggarakan berbagai
kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.
Oleh pemerintah perusahaan angkutan
umum yang dapat didirikan terdiri dari:
1. Perusahaan angkutan orang.
Obyek perjanjian pengangkutan
orang adalah orang, sedangkan benda atau
binatang merupakan obyek perjanjian
pengangkutan barang. Penumpang adalah
setiap orang yang menggunakan jasa
angkutan orang yang dilaksanakan oleh
perusahaan angkutan orang. Benda atau
binatang adalah setiap barang yang
diangkut oleh perusahaan angkutan
barang.
Pengangkutan merupakan suatu
perjanjian timbal balik antara pihak
pengangkut dengan pihak pengirim
dimana pengangkut mengikatkan diri
untuk menyelenggarakan pengangkutan
barang dan/atau orang dari suatu tempat
ke tempat tujuan tertentu dengan selamat,
sedangkan pengirim akan mengikatkan
diri dengan membayar uang angkutan.
Berbagai alat transportasi
digunakan untuk mempermudah proses
pengangkutan itu. Hal ini disesuaikan
dengan jalur yang ditempuh bagi alat
pengangkutan tersebut. Salah satu
penyelenggara pengangkutan di darat
adalah perusahaan angkutan umum
dengan kendaraan umum. Perusahaan
angkutan umum merupakan perusahaan
yang menyediakan jasa angkutan orang
dan/atau barang dengan kendaraan umum
di jalan. Yang dimaksud dengan
kendaraan umum adalah setiap kendaraan
bermotor yang disediakan untuk
dipergunakan oleh umum dengan
dipungut bayaran (Pasal 1 angka 10
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan),
maka perusahaan angkutan umum adalah
penyedia jasa angkutan dengan imbalan
pembayaran.
Penyelenggaraan perjalanan
(transportasi) memerlukan keselamatan/
kelayakan alat angkutan (kendaraan).
Dengan demikian Undang-undang Nomor
22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan
Angkutan Jalan salah satu tujuannya
adalah untuk memberikan keselamatan/
kelayakan alat transportasi darat.
Selanjutnya Pasal 285 Undang-undang ini
memberikan kejelasan tindakan pidana
atas kendaraan bermotor yang tidak
memenuhi persyaratan teknis dan laik
jalan dengan pidana kurungan paling lama
2(dua) bulan atau denda paling banyak
Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
Untuk mengawasi kelayakan jalan dari
kendaraan umum dan untuk memberikan
keselamatan, keamanan, dan ketertiban
lalu lintas angkutan jalan, dapat dilakukan
pemeriksaan kendaraan bermotor
sebagaimana dalam Pasal 1 angka 2,
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
1993 tentang Pemeriksaaan Kendaraan
Bermotor Dijalan, meliputi:
a. Pemeriksaan persyaratan teknis dan layak
jalan;
b. Pemeriksaan tanda bukti lulus uji, surat
coba kendaraan bermotor, dan surat izin
mengemudi.
Sehubungan dengan hal tersebut,
maka pangujian kendaraan bermotor
angkutan umum adalah merupakan bagian
dari keselamatan (perlindungan), baik
terhadap penumpang maupun pelaku
usaha/penyelenggara angkutan.
Dari uraian diatas tentang
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, khususnya dalam
melakukan pangujian kendaraan bermotor
angkutan umum terhadap kendaraan
angkutan penumpang adalah menjadi hal
pokok oleh Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika khususnya
di Kabupaten Sijunjung, yang
merupakan langkah preventif untuk
menghindari pelanggaran Administratif
dan Laik Jalan. Kondisi ini membutuhkan
perhatian yang serius, telah banyak upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah untuk
memasyarakatkan Undang – undang
dimaksud, namun pada kenyataanya
dilapangan berdasarkan pengamatan
hingga saat ini, dampak diberlakukannya
undang – undang ini belum memberikan
hasil sebagaimana yang diharapkan. Hal
ini ditandai dengan data Dinas
perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kabupaten sijunjung yang
masih banyak ditemukan data terhadap
Kendaraan Angkutan Umum yang telah
mati masa uji berkala pada tahun 2013.
Dengan hal tersebut sangatlah
berpotensi terjadinya kecelakaan dan
ganggguan dalam berlalu lintas terhadap
kendaraan angkutan umum, Yang pada
umumnya didahului dengan pelanggaran
kendaraan yang tidak layak jalan, beban
atau muatan yang melebihi kapasitas yang
telah ditetapkan, Pelanggaran ini
mencerminkan bahwa kesadaran
pengguna penyelenggara jasa angkutan
masih rendah.
Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, khusus dalam
menjalankan pengujian kendaraan
bermotor angkutan umum oleh Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika, merupakan langkah
preventif untuk menghindari
kecelakaan akibat kendaraan yang
tidak layak.
a. Hal tersebut merupakan satu permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini, agar penumpang sebagai
pengguna dan pembayar tarif angkutan
umum tidak selalu menjadi pihak yang
dirugikan. Atas dasar permasalahan
tersebut, maka pertanyaan yang muncul
adalah "Bagaimanakah pelaksanaan
pengujian kendaraan bermotor angkutan
umum oleh Dinas Perhubungan,
Sijunjung menurut Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas Angkutan Jalan dalam rangka
untuk memberikan keselamatan
penumpang".
b. Metode Penelitian
Penelitian penelitian Tesis ini maka
metode yang digunakan adalah metode
yuridis empiris yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data
primer dan menemukan kebenaran dengan
mengunakan metode berpikir induktif dan
kriterium kebenaran koresponden serta
fakta yang digunakan untuk melakukan
proses induksi dan pengujian kebenaran
secara koresponden adalah Data yang
terkumpul dianalisis secara kualitatif.
c. Hasil dan Pembahasan
1. Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Angkutan Umum oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sijunjung.
Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika merupakan salah satu
perangkat daerah yang berkewajiban
melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika. Sesuai dengan
kewenangan yang diberikan
pemerintah pusat melalui pemerintah
propinsi dan kabupaten yaitu di bidang
transportasi. Bidang transportasi di
bagi menjadi dua bidang yaitu bidang
lalu Lintas dan bidang Angkutan.
Untuk dapat menjalankan tugas
yang dibebankan, Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika memiliki
struktur yaitu Pimpinan adalah Kepala
Dinas yang mempunyai tugas
membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan kewenangan di bidang
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika meliputi perencanaan dan
perumusan kebijakan daerah serta
menyusun program kerja, pengawasan
dan pengendalian dalam rangka
pelaksanaan tugas-tugas pokok Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika. Dalam melaksanakan
tugas tersebut Kepala Dinas dibantu
oleh 1 (satu) Sekretaris Dinas dan 3
(tiga) Kepala Bidang dan 3 (tiga)
UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas).
Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika merupakan salah satu
dari unit kerja yang ada dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Sijunjung yang
dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 05 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas
Daerah. Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
mempunyai tugas pokok “Membantu
Bupati dalam Penyelenggaraan
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika”
Untuk menjalankan tugas pokok
tersebut maka fungsi Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika adalah :
1. Perumusan kebijakan teknis
dibidang Perhubungan;
2. Pemberian perizinan dan
pelaksanaan pelayanan umum
dibidang Perhubungan;
3. Pembinaan terhadap UPTD;
4. Pengelolaan urusan ketatausahaan
dinas;
5. Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan atasan sesuai dengan
bidang tugas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
Susunan kepegawaian
berdasarkan jabatan struktural dapat
dilihat dibawah ini :
1) Kepala Dinas yang membawahi 1
(satu) Sekretaris Dinas, 3 (tiga)
Kepala Bidang dan 3 UPTD.
2) Sekretaris Dinas membawahi 3
(tiga) Kasubag yaitu Kasubag
Umum dan Kepegawaian,
Kasubag Keuangan dan Kasubag
Perencanaan dan Pelaporan
3) Masing-masing Kepala Bidang
membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi
yang terdiri dari :
a) Bidang Perhubungan Darat
terdiri dari Kasi Lalu Lintas,
Kasi Angkutan dan Kasi
Perparkiran, Perizinan dan
Pembinaan Pengemudi.
b) Bidang Keselamatan dan
Teknik Sarana terdiri dari Kasi
Keselamatan, Pencegahan dan
Penanganan Kecelakaan Lalu
Lintas, Kasi Pengendalian dan
Operasional Lalu Lintas
Angkutan Jalan, Kasi Teknik
Sarana dan Perlengkapan Jalan.
c) Bidang Pengelolaan Data
Elektronik terdiri dari Kasi
Manajemen dan
Pendayagunaan Sistem
Informasi, Kasi Telematika dan
Informasi, Kasi Seksi Pos,
Telekomunikasi dan Sandi.
UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor ( PKB) Kabupaten Sijunjung.
Balai Pengujian Kendaraan
Bermotor Kabupaten Sijunjung berada di
Jalan Lintas Sumatera Tanah Badantung.
Sehingga dapat dikatakan mempunyai
letak yang sangat strategis karena dilalui
oleh kendaraan-kendaraan baik dari dalam
maupun dari luar propinsi.
Batas-Batas Wilayah Adiminstrasinya :
a. Sebelah Barat :Kabupaten Solok dan
Kota Sawahluno.
b. Sebelah Utara :Kabupaten Tanah
c. Sebelah Timur:Kabupaten Kuantan
Singingi Riau.
d. Sebelah Selatan :Kabupaten
Dharmasraya.
Pelaksanan pengujian pada
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sijunjung
menurut Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan dapat dilakukan
melalui UPTD Pengujian Kendaraan
Bermotor sebagaimana yang tertuang
didalam Perda Kabupaten Sijunjung
Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah.
Mekanisme Pengujian Kendaraan
Bermotor.
a. Pemilik atau yang dikuasakan
mengajukan permohonan
pengujian keloket 1 ( Gedung
Administrasi PKB ) dengan
mengunakan model PKB 3
untuk kendaraan baru dan
pengujian berkala
mengunakan formulir PKB 1,
sedangkan yang pengujian
penghapusan menggunakan
formulir PKB 5.
b. Setelah persyaratan
administrasi lengkap,
dilakukan penilaian teknis
kendaraan di Gedung
Pengujian Kendaraan
Bermotor oleh petugas
penguji. Hasil dari penilaian
teknis tersebut dituangkan
dalam Berita Acara Hasil
Penilaian Teknis dengan
menggunakan formulir model
PKB 2, dan khusus untuk
kendaraan baru menggunakan
formulir Model PKB 4,
sedangkan untuk pengujian
penghapusan hasil penilaian
kondisi teknis dituangkan
dalam Berita Acara Pengujian
Penghapusan Kendaraan
dengan menggunakan
formulir PKB 6.
c. Jika hasil penilai teknis
dinyatakan lulus maka
pemilik menuju loket 2 di
Gedung Administrasi PKB
untuk membayar retribusi dan
mengambil buku uji, Untuk
yang tidak lulus penilaian
teknis maka harus dilakukan
perbaikan terhadap item yang
direkomendasikan oleh
penguji untuk diperbaiki dan
kembali ke tahap 2 yaitu
dilakukan penilaian teknis
ulangan.
d. Di loket 3 kendaraan
dilakukan pengecatan tanda
samping serta pemberian
e. Setelah pemilik atau yang
dikuasakan menerima buku
uji dan kendaraan telah diberi
tanda samping serta palt lulus
uji, maka proses pengujian
kendaraan bermotor
dinyatakan selesai.
2. Kaitan Pengujian Kendaraan Bermotor Angkutan umum dengan Keselamatan Penumpang di Kabupaten Sijunjung.
Pelaksanaan pengujian
kendaraan bermotor angkutan umum
di Kabupaten Sijunjung pada dasarnya
bertujuan untuk menjaga keselamatan
baik bagi pengusaha angkutan
maupun penumpang Umum
(Konsumen ) secara teknis tercantum
dalam pasal 48 dan 49 Undang –
Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu lintas dan angkutan jalan
yang Sebagai berikut :
Pasal 48 ayat (1) menyatakan:
“Setiap Kendaraan yang dioperasikan
di jalan harus sesuai dengan
peruntukannya .harus memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan
sesuai dengan kelas jalan yang
dilaluinya.”
Pasal 49 ayat (1) menyatakan :
“Kendaraan bermotor.Kereta
gandengan dan kereta tempelan yang
diimpor, dibuat dan/atau dirakit
didalam negeri yang akan
dioperasikan dijalan wajib dilakukan
pengujian”.
Ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 dan Pasal 49
diatas diatur lebih lanjut dengan
peraturan Pemerintah.
Pasal 49 Berisi :
1. Setiap kendaraan bermotor,kerata
gandeng,kereta tempelan dan
kendaraan khusus yang
dioperasikan dijalan wajib Uji.
2. Pengujian sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) meliputi uji tipe
dan atau uji berkala
3. Kendaraan yang dinyatakan lulus
uji sebagaimana dimaksud dalam
ayat diberikan tanda bukti.
4. Persyaratan tata cara pengujian
,masa berlaku dan pemberian
tanda bukti sebagaiman dimaksud
dalam ayat (2) dan ayat(3) diataur
lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
Teknis pelaksanaan Pasal 48
dan Pasal 49 tersebut kewenangannya
diserahkan kepada Pemerintah Daerah
dengan Peraturan Daerah
masing-masing Kabupaten / Kota.
Dalam Pelaksanaan dibentuk
sebuah instansi atau lembaga tekait
yang bertugas mengawasi dan
melaksanakan undang-undang tersbut.
Dalam hal ini pemeriksaan
dilakukan oleh petugas. Hal ini
dijamin oleh Pasal 264 dan Pasal 265
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas Angkutan
Jalan tersebut.
1. untuk keselamatan, keamanan dan
ketertiban lalu lintas dan angkutan
jalan, dapat dilakukan
pemeriksaan kendaraan bermotor
dijalan.
2. Pemeriksaan kendaraan bermotor
sebagaimana pada nomor (1)
diatas meliputi:
a. Pemeriksaan persyaratan
teknis dan laik jalan
b. Pemeriksaan tanda bukti lulus
uji surat tanda bukti
pendaftaran atau surat tanda
coba kendaraan bermotor dan
surat izin mengemudi.
c. Pemeriksaan fisik kendaraan
bermotor.
d. Pemeriksaan daya angkut
dan/atau cara pengangkutan
barang serta izin
penyelenggara ankutan.
Instansi yang secara khusus
melayani pengujian kelayakan
kendaraan bermotor diserahkan pada
dinas perhubungan sedangkan untuk
pemeriksaan di jalan diserahkan
kepada kepolisian dan Pegawai Negeri
Sipil yang ditunjuk yang mempunyai
kompetensi dalam pemeriksaan. .
Hubungan pengujian
kendaraan bermotor terhadap
keselamatan penumpang tidak terlepas
dari Hak Kewajiban Pengusaha dan
Konsumen.
Hak Kewajipan Pengusaha dan
Konsumen
Untuk mengetahui hak dan
kewajiban pengusaha angkutan umum
pemakai ( Kunsumen). Penulis perlu
menguraikan difinisi hal-hal tersebut
dibawah ini:1
1. Perlindungan konsumen adalah
segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum untuk
memberi perlindungan kepada
konsumen.
2. Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat baik
bagi kepentinag diri
sendiri,keluarga orang lain
maupun makluk
3. Pengusaha adalah setiap orang
perorangan atau badan usaha baik
yang berbentuk badan hukum
maupaun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan
atau melakukan kegaiatn uasaha
dalam wilayah hukum negara
Indonesia baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian
1
menyelenggarakan kegiatan usaha
dalam berbagai bidang ekonomi.
4. Jasa adalah setiap layanan yang
berbentuk pekerjaan atau pretasi
yang disediakan bagi masyarakat
untuk dimanfaatkan oleh
konsumen.
5. Asas dan tujuannya adalah
perlindungan konsumen berasa
manfaat,keadailan
,keseimbangan,keamanan dan
keselamatan serta kepastian
hukum.
6. Tanggung jawab pelaku usaha
adalah tanggung jawap
memberikan ganti rugi atas
kerusakan,pencemaran dan/atau
kerugian konsumen akibat
mengkonsumsi barang dan/atau
jasa yang di hasilkan atau
diperdagangkan ganti rugi
sebagaimana dimakksud diatas
dapat berupa pengembalain uang
atau pengtian barang dan /atau
jasa sejenis atau setara nilainya
atau perawatan kesehatan dan/atau
pemberian santunan yang sesuai
dengan ketentuan undang-undang
yng berlaku.pemberian ganti rugi
dailaksanakan dalam tenggang
waktu tujuuh ahari setelah tanggal
transaksipemberian ganti rugi
sebagaimana dimaksud tidak
menghabiskan kemungkinan
adanya tuntutan berdasarkan
pembuktian lebih lanjaut
mengeanai adanya kesalahan
ketentuan sebagaimana
dimaksudtidak berlaku apabila
pelaku usaha dapat membuktikan
bahwa kesalahan tersebut
merupakankesalahan konsumen
7. Tujuan perlindungan konsumen
adalah:
a. Meningkatan kesadaran
kemampuan dan kemandirian
konsumenuntuk melindungkan
diri.
b. Mengakat harkat martabat
konsumen dengan cara
menghindarkannya dari akses
negatif pemakaian dan/atau
jasa.
c. Meningkatkan pemberdayaan
konsumen dalam menilai
memilih menetukan dan
menuntut hak-hak konsumen.
d. Menciptakan sistem
perlindungan konsumen yang
mengandung unsur kepastian
hukum dan keterbukaan
informasi s erta akses
mendapatkan informasi.
e. Menimbulkan kesadaran
palaku usaha mengenai
pentingnya perlindungan
konsumen sehingga
dan bertnggung jawab dalam
berusaha.
f. Meningkatakan kualitas
barang dan atau jasa
,keselamatan kenyamanan dan
keamanan keselamatan
konsumen
Setelah mengetahui definisi
dari hal-hal tersebut maka dapat
diuraikan hak konsumen dan
kewajiban serta hak pengusaha dan
kewajiban pengusaha adalah:
1. Hak atas kenyamanan ,keamanan
dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barangdan atau
jasa.
2. Hak untuk memilih barang atau
jasa serta mendapatkan barang dan
atau jasa tersebut sesuai dengan
nilai tukar dan kondisi dan
jaminan yang dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar dan
jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan
keluhannya atas barang dan atau
jasa yang digunakan.
5. Hak untuk mendapat advokasi
perlindungan dan upaya
penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara
patut.
6. Hak untuk mendapatkan
pembinaan dan pendidikan
konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan dan
dilayanai secara benar dan jujur
dan tidak diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan
kompensasiganti rugi dan /atau
penggantian apabilla barang
dan/atau jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana dengan mestinya.
9. Hak-hak yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang –
undanagn yang lain
Kewajiban konsumen adalah:
1. Memabaca dan mengikuti
informasi pemakian atau
pemanfaatan barang dan/atau
jasa demi keamanan dan
keselamatan.
2. Beritikad baik dalam transaksi
pemberian baran dan/ atau
jasa.
3. Membayar dengan nilai tukar
yang disepakati.
4. Mengikuti upaya penyelesaian
hukum sengketa perlindungan
konsumen secara patut
Hak pengusaha adalah :
1. Untuk menerima pembayaran
sesuai dengan kesepakatan
tukar bayar barang dan / atau
jasa yang diperdagangkan
2. Hak untuk mendapatkan
perlindungan hukum dari
tindakan konsumen dari
beritikad tidak baik.
3. Kendala dan Upaya oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sijunjung terhadap Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Angkutan Umum.
1. Kendala dalam pelaksanaan
pengujian Kendaraan bermotor
terhadap kendaraan angkutan
umum.
a. Banyaknya pengusaha
Angkutan umum yang tidak
melakukan pengujian berkala
terhadap kendaraan yang
dioperasikan dijalan umum.
b. Kurangnya perawatan
Kendaraan angkutan umum
oleh pengusaha angkutan
sehingga menyebabkan tidak
lulus saat diuji pada
pelaksanaan pengujian
kendaraan bermotor.
c. Pengusaha angkutan umum
mengeluhkan bahwa
perawatan kendaraan
angkutan umum saat ini tidak
seimbang dengan penghasilan
yang didapat.
d. Kendaraan yang dibawa oleh
pengusaha Angkutan umum
pada Kantor unit Pelaksanaan
Pengujian Kendaraan
Bermotor banyak yang tidak
layak untuk dioperasikan
dijalan umum, sehingga tidak
bisa dilakukan pengujian.
e. Pengusaha angkutan umum
terkadang tidak mematuhi
ketentuan uji tipe kendaraan
sebagaimana yang diatur
dalam peraturan
perundang-undangan, sehingga tidak bisa
dilakukan pengujian karena
tidak memenuhi standar
modifikasi kendaraan.
a. Upaya oleh Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sijunjung
terhadap pelaksanaan Pengujian
Kendaraan bermotor Angkutan
umum adalah :
a. Memberikan soisialisasi
terhadap pengusaha angkutan
umum agar mengoperasikan
kendaraanya di jalan umum
harus mematuhi standar laik
uji sebagaimana yang terdapat
Nomor 22 Tahu 2009 tentang
Lalu Lintas Angkutan Jalan.
b. Memberikan teguran terhadap
pengusaha Angkutan umum di
Kabupaten Sijunjung yang
tidak mematuhi standar uji
kelayakan sebagaimana yang
tercantum didalam Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun
2012 tentang Kendaraan yang
berhubungan dengan
Persyaratan Laik Jalan
Kendaraan Bermotor
sebagaimana yang dituang
dalam Pasal 64 sampai dengan
Pasal 69 yang telah diatur
secara teknis.
c. Kendaraan angkutan
umum yang tidak lulus uji,
sebaiknya tidak dioperasikan
dijalan raya, kecuali
pengemudi bisa menunjukan
surat izin perakitan atau uji
tipe dari Kementerian
Perhubungan yang bisa
mengeluarkan sartifikat uji
tipe. Jika tidak, mereka bisa
dikenakan pidana berdasarkan
Undang-Undang Nomor 22
tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan dalam Pasal
277 Junto 316 ayat 2 tentang
merakit dan memodifikasi
Kendaraan bermotor yang tak
mendapat izin Tipe. Mereka
juga bisa didenda dengan
maksimal uang senilai 24 Juta
dengan ancaman pidana 1
Tahun.
d. Pemerintah Kabupaten
Sijunjung serta unsur terkait
didalam nya harus menjadi
perhatian khusus untuk
mencarikan solusi tentang
keberadaan Angkutan umum
yang beroperasi begaimana
cara mengatasinya
dikarenakan sebagian besar
pengusaha angkutan umum
adalah mata pencarian utama
dalam menghidupkan
keluarganya sehari-hari, dan
juga tidak bisa kita hindari
karena ini menyangkut hajat
hidup orang banyak yang
membutuhkan jasa transportasi
demi keselamatan penumpang.
Dengan adanya
pemeriksaan dan pengawasan
terhadap kendaraan Angkutan
Umum di Kabupaten Sijunjung
yang dilakukan dijalan umum
ditemui bermacam-macam
penyimpangan dan pelanggaran
yang dilakukan oleh para
pengemudi/pengusaha Angkutan
sebagai moda angkutan umum
dengan ketentuan yang berlaku
sebagai berikut :
a. Dalam Undang –Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Angkutan Jalan
pada Pasal 277 Junto 316 Ayat
(2) tentang merakit dan
memodifikasi kendaraan
bermotor yang tak mendapat
Izin Tipe.
b. Pada Pasal 48 Ayat (1) yang
menegaskan bahwa setiap
kendaraan bermotor yang
beroperasi dijalan harus
memenuhi persyaratan tekhnis
dan laik jalan. Pada Pasal 48
ayat 2 ditegaskan persyaratan
tersebut yakni : susunan,
perlengkapan, ukuran,
karoseri, rancangan tekhnis
sesuai peruntukan, pemuatan,
penggunaan, penggandengan
kendaraan bermotordan
penempelan kendaraan
bermotor.
c. Pada Pasal 48 Ayat (3)
Persyaratan Laik Jalan itu
ditentukan oleh kinerja
minimal kendaraan yang
diukur sekurang-kurangnya,
diantara emisi gas buangan,
kebisingan, efesiensi sistem
rem utama dan parkir, kincup
roda depan, suara klakson,
akurasi penunjuk kecepatan
dan radius putaran.
Tindakan yang dapat
dilakukan terhadap pengusaha
angkutan umum oleh Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sijunjung
atas tindakan Pelanggaran lalu
lintas sebagai berikut :
a. Tindakan preventif
Tindakan preventif adalah
tindakan yang dilaksanakan
oleh Dinas perhubungan,
komunikasi dan Informatika
terhadap pengemudi dan
pengusaha angkutan umum
dalam bentuk peringatan atas
suatu pelanggaran berupa
administratif dengan
memberikan teguran maupun
tertulis kepada pengemudi
ataupun pengusaha angkutan.
b. Tindakan refresif
Tindakan ini diberikan kepada
pengemudi / pengusaha
angkutan umum yang telah
melanggar ketentuan di atas,
dapat dilakukan dengan
diproses secara hukum dengan
membuat berita acara
pemeriksaan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
yang berkualifikasi dibadang
dengan melampirkan
bukti-bukti pelanggaran oleh PPNS
tersebut dan diajukan ke
Pengadilan
d. Kesimpulan
1. Implementasi Pengujian Kendaraan
Bermotor Angkutan Umum yang
dilaksanakan oleh Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sijunjung
melalui Unit Pengujian Kendaraan
Bermotor adalah sudah memenuhi
standar sebagaimana yang telah
dituangkan didalam peraturan
perundang-undangan yang ada yang
merupakan rasa tanggung jawab
terhadap pengusaha angkutan umum
demi keselamatan penumpang dan
ketertiban lalu lintas untuk
menghindari terjadinya kecelakaan
dijalan raya.
2. Pelaksanaan pengujian kendaraan
bermotor angkutan umum di
Kabupaten sijunjung pada dasarnya
bertujuan untuk menjaga
keselamatan baik bagi pengusaha
angkutan maupun penumpang
Umum (Konsumen) Pengusaha
Angkutan Umum harus
bertanggung jawab terhadap
ketentuan-ketentuan sebagaimana
yang terdapat dalam
Undang-Undang dan aturan-aturan mengenai
usahanya yang berhubungan dengan
keselamatan penumpang sebagai
jasa transportasi.
3. Kendala dan Upaya yang ditemui
antara lain sebagai berikut :
a. Pengusaha angkutan umum,
menganggap bahwa pelaksanaan
Pengujian Kendaraan bermotor
angkutan umum hanya sebagai
formalitas saja, sehingga setelah
pelaksanakan pengujian terhadap
kendaraan angkutan umum
dikabupaten sijunjung tidak
terjadi perubahan terhadap
kelengkapan kendaraan sesuai
dengan aturan yang telah
ditetapkan.
b. Dari Petugas Pelaksana Pengujian
Kendaraan Bermotor Angkutan
Umum telah berupaya semaksimal
mungkin memberikan masukan
dan pandangan terhadap
pengusaha angkutan umum untuk
mengindahakan atuaran-aturan
dalam pelaksanaan pengujian
kendaraan bermotor demi
terciptanya keselamatan
penumpang.
c. Banyaknya kendaraan yang tidak
layak lagi untuk beroperasi dijalan
raya untuk angkutan umum
penumpang upaya yang dilakukan
supaya pemerintah bisa membatasi
batas tahun yang ditentukan untuk
kelancaran dan keselamatan
penumpang.
e. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat diambil beberapa saran yang
berkaitan dengan pelaksanaan
pengujian kendaraan bermotor
angkutan umum berdasarkan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dalam kaitannya
dengan keselamatan penumpang
dikabupaten sijunjung sebagai berikut
:
1. Dalam Pelaksanaan Pengujian
Kendaraan Bermotor Angkutan
Umum yang dilaksanakan oleh
Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika Kabupaten
Sijunjung melalui Unit Pengujian
Kendaraan Bermotor diharapkan
tetap sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas angkutan
Jalan seta peraturan
Perundang-undangan yang berlaku lainnya.
Dan dapat memberikan manfaat
sehingga tidak merugikan bagi
kepentingan keamanan dan
keselamatan lalu lintas, serta
diharapkan kepada masyarakat dan
pengusaha jasa angkutan dapat
bersama-sama berpartisipasi
menjunjung tinggi azaz hukum
yang berlaku sehingga
kepentingan masing-masing dapat
terlindungi.
2. Diharapkan Terhadap Pengujian
Kendaraan Bermotor agar bisa
dilsanakan sesuai dengan
ketentuan- ketentuan sebagaimana
yang terdapat didalam peraturan
perundang-undangan agar
terjaminnya keselamatan
penumpang dan memberikan
sosialisai terhadapap pengusaha
Angkutan umum yang
mengoperasikan kendaraannya
dikabupaten sijunjung bisa
mematuhi ketentuan sebagaimana
yang terdapat dalam Pasal 48 Ayat
(1) yang menegaskan bahwa setiap
kendaraan bermotor yang
beroperasi dijalan harus memenuhi
persyaratan tekhnis dan laik jalan.
Pada Pasal 48 Ayat (2) ditegaskan
persyaratan tersebut yakni :
susunan, perlengkapan, ukuran,
karoseri, rancangan tekhnis sesuai
peruntukan, pemuatan,
penggunaan, penggandengan
kendaraan bermotor dan
penempelan kendaraan bermotor,
pada Pasal 48 Ayat (3 Persyaratan
kinerja minimal kendaraan yang
diukur sekurang-kurangnya,
diantara emisi gas buangan,
kebisingan, efesiensi sistem rem
utama dan parkir, kincup roda
depan, suara klakson, akurasi
penunjuk kecepatan dan radius
putaran.
3. Adanya kesadaran yang luhur akan
kewajiban dan hak dari setiap
pihak yang terkait baik secara
langsung maupun tidak langsung
dalam manajemen
penyelenggaraan angkutan umum
penumpang, sehingga terbangun
mata rantai kehidupan yang saling
membutuhkan dapat dipenuhi
secara proporsional disamping
pengembangan aspek
propesionalisme dalam tugas-tugas
kemasyarakatan, adapun
pihak-pihak terkait yang dimaksud antara
lain sebagai berikut :
a. Penguna jasa/ penumpang
Operator (Pemilik/pengusaha
angkutan dan pengemudi).
b. Pemerintah Kabupaten sebagai
perencana, pengelola (Pembina)
dan regulator system.
c. Lembaga terkait dengan
penegakan hukum / peraturan
yang diberlakukan ( Kepolisian,
Kejaksaan dan Kehakiman),
untuk
mengendalikan/mengatasi
adanya penyimpangan oleh
pengemudi angkutan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Dep Diknas, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Edisi ke IV, Jakarta.
George Ritzer, Sosiologi Ilmu
Pengetahuan Berparadigma
Ganda, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003.
HMN Porwsutjipto, Pengertian Pokok
Hukum Dagang Indonesia, cet.
Ke 5 Djambatan Jakarta, 1995.
Jones, Charles O, Pengantar
Kebijakkan Publik, Jakarta, PT.
Rajagrafindo Persada, 1994.
Siegijatna Tjakranegara, Hukum
Pengangkutan Barang dan
Penumpang, Rhineka Cipta,
1995.
Soemitro, RH, Metodologi Penelitian
Hukum, PT. Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1995.
Soerjono Soekanto. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum, PT. Raja Grafindo
W. Friedmann, Teori dan Filsafat
Hukum, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1993.
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, diundangkan
dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 96
Tanggal 22 Juni 2009
.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah
Daerah, diundangkan dalam
Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 60
Tanggal 12 Mei 2004.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun
2004 tentangJalan .
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan
Konsumen.
PP. RI Nomor 41, tentang Angkutan
Jalan, 1993.
PP. RI Nomor 42, tentang
Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor di Jalan, 1993.
PP. RI Nomor 43, tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Jalan, 1993.
PP. RI Nomor 44, tentang Kendaraan
dan Pengemudi, 1993.
Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 71, tentang Pengujian
Berkala Kendaraan Bermotor,
1993.
Peraturan Daerah Kabupaten
Sijunjung Nomor 3 Tahun 2008,
tentang Retribusi Pengujian