• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (PKB) ANGKUTAN UMUM KAITANNYA DENGAN KESELAMTAN PENUMPANG DIKABUPATEN SIJUNJUNG Hendri Payan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (PKB) ANGKUTAN UMUM KAITANNYA DENGAN KESELAMTAN PENUMPANG DIKABUPATEN SIJUNJUNG Hendri Payan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (PKB) ANGKUTAN UMUM KAITANNYA DENGAN KESELAMTAN PENUMPANG

DIKABUPATEN SIJUNJUNG

Hendri Payan1, Uning Pratimaratri1, Sanidjar Pebrihariati. R1 1

Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

Email: Hendripayan70@yahoo.co.id

ABSTRAK

Sarana transportasi mengalami peningkatan seiring pertumbuhan ekonomi banyaknya kegiatan membutuhkan jasa transoptasi diwilayah Kabupaten Sijunjung. Maka dituntut tersedianya kendaraan angkutan penumpang yang bisa melayani masyarakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Tetepi kenyataannya masih banyak kendaraan angkutan umum yang melanggar terhadap ketentuan tersebut. Penulis mengkategorikan tiga permasalahan yaitu : Mekanisme Pengujian Kendaraan Bermotor oleh Dinas Perhubungan Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, Apa Kaitan Pengujian Kendaraan Bermotor dengan Keselamatan Penumpang dan Apa kendala serta Upaya Dinas Perhubungan Kabupaten Sijunjung dalam Perlaksanaan Pengujian. Metode yang digunakan adalah Yuridis Empiris dengan tekhnik pengumpulan data studi dokumen dan wawancara. Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor angkutan umum dikabupaten sijunjung pada dasarnya bertujuan untuk menjaga keselamatam baik pengusaha angkutan umum maupun penumpang, kendala bagi pengusaha angkutan umum menganggap bahwa pengujian kendaraan bermotor hanya formalitas saja. Dinas perhubungan agar memberikan sosialisasi terhadap pengusaha angkutan umum supaya bisa mematuhi sesuai dengan ketentuan tentang pentingnya pengujian kendaraaan bermotor angkutan umum demi keselamatan penumpang.

Kata Kunci : Implementasi, Pengujian Kendaraan Bermotor, Angkutan umum, Keselamatan

a. Pendahuluan

Perusahaan angkutan umum sebagai

salah satu perusahaan yang diberikan

wewenang oleh pemerintah untuk

melakukan dan menyediakan usaha

angkutan dapat didirikan sebagai usaha

perseorangan atau badan usaha, baik yang

berbentuk badan hukum atau bukan non

hukum yang didirikan dan berkedudukan

atau melakukan kegiatannya di wilayah

hukum Negara Republik Indonesia, baik

sendiri maupun bersama-sama melalui

perjanjian, menyelenggarakan berbagai

kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.

Oleh pemerintah perusahaan angkutan

umum yang dapat didirikan terdiri dari:

1. Perusahaan angkutan orang.

(2)

Obyek perjanjian pengangkutan

orang adalah orang, sedangkan benda atau

binatang merupakan obyek perjanjian

pengangkutan barang. Penumpang adalah

setiap orang yang menggunakan jasa

angkutan orang yang dilaksanakan oleh

perusahaan angkutan orang. Benda atau

binatang adalah setiap barang yang

diangkut oleh perusahaan angkutan

barang.

Pengangkutan merupakan suatu

perjanjian timbal balik antara pihak

pengangkut dengan pihak pengirim

dimana pengangkut mengikatkan diri

untuk menyelenggarakan pengangkutan

barang dan/atau orang dari suatu tempat

ke tempat tujuan tertentu dengan selamat,

sedangkan pengirim akan mengikatkan

diri dengan membayar uang angkutan.

Berbagai alat transportasi

digunakan untuk mempermudah proses

pengangkutan itu. Hal ini disesuaikan

dengan jalur yang ditempuh bagi alat

pengangkutan tersebut. Salah satu

penyelenggara pengangkutan di darat

adalah perusahaan angkutan umum

dengan kendaraan umum. Perusahaan

angkutan umum merupakan perusahaan

yang menyediakan jasa angkutan orang

dan/atau barang dengan kendaraan umum

di jalan. Yang dimaksud dengan

kendaraan umum adalah setiap kendaraan

bermotor yang disediakan untuk

dipergunakan oleh umum dengan

dipungut bayaran (Pasal 1 angka 10

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan),

maka perusahaan angkutan umum adalah

penyedia jasa angkutan dengan imbalan

pembayaran.

Penyelenggaraan perjalanan

(transportasi) memerlukan keselamatan/

kelayakan alat angkutan (kendaraan).

Dengan demikian Undang-undang Nomor

22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan

Angkutan Jalan salah satu tujuannya

adalah untuk memberikan keselamatan/

kelayakan alat transportasi darat.

Selanjutnya Pasal 285 Undang-undang ini

memberikan kejelasan tindakan pidana

atas kendaraan bermotor yang tidak

memenuhi persyaratan teknis dan laik

jalan dengan pidana kurungan paling lama

2(dua) bulan atau denda paling banyak

Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

Untuk mengawasi kelayakan jalan dari

kendaraan umum dan untuk memberikan

keselamatan, keamanan, dan ketertiban

lalu lintas angkutan jalan, dapat dilakukan

pemeriksaan kendaraan bermotor

sebagaimana dalam Pasal 1 angka 2,

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun

1993 tentang Pemeriksaaan Kendaraan

Bermotor Dijalan, meliputi:

a. Pemeriksaan persyaratan teknis dan layak

jalan;

b. Pemeriksaan tanda bukti lulus uji, surat

(3)

coba kendaraan bermotor, dan surat izin

mengemudi.

Sehubungan dengan hal tersebut,

maka pangujian kendaraan bermotor

angkutan umum adalah merupakan bagian

dari keselamatan (perlindungan), baik

terhadap penumpang maupun pelaku

usaha/penyelenggara angkutan.

Dari uraian diatas tentang

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, khususnya dalam

melakukan pangujian kendaraan bermotor

angkutan umum terhadap kendaraan

angkutan penumpang adalah menjadi hal

pokok oleh Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika khususnya

di Kabupaten Sijunjung, yang

merupakan langkah preventif untuk

menghindari pelanggaran Administratif

dan Laik Jalan. Kondisi ini membutuhkan

perhatian yang serius, telah banyak upaya

yang dilakukan oleh Pemerintah untuk

memasyarakatkan Undang – undang

dimaksud, namun pada kenyataanya

dilapangan berdasarkan pengamatan

hingga saat ini, dampak diberlakukannya

undang – undang ini belum memberikan

hasil sebagaimana yang diharapkan. Hal

ini ditandai dengan data Dinas

perhubungan Komunikasi dan

Informatika Kabupaten sijunjung yang

masih banyak ditemukan data terhadap

Kendaraan Angkutan Umum yang telah

mati masa uji berkala pada tahun 2013.

Dengan hal tersebut sangatlah

berpotensi terjadinya kecelakaan dan

ganggguan dalam berlalu lintas terhadap

kendaraan angkutan umum, Yang pada

umumnya didahului dengan pelanggaran

kendaraan yang tidak layak jalan, beban

atau muatan yang melebihi kapasitas yang

telah ditetapkan, Pelanggaran ini

mencerminkan bahwa kesadaran

pengguna penyelenggara jasa angkutan

masih rendah.

Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan, khusus dalam

menjalankan pengujian kendaraan

bermotor angkutan umum oleh Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika, merupakan langkah

preventif untuk menghindari

kecelakaan akibat kendaraan yang

tidak layak.

a. Hal tersebut merupakan satu permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini, agar penumpang sebagai

pengguna dan pembayar tarif angkutan

umum tidak selalu menjadi pihak yang

dirugikan. Atas dasar permasalahan

tersebut, maka pertanyaan yang muncul

adalah "Bagaimanakah pelaksanaan

pengujian kendaraan bermotor angkutan

umum oleh Dinas Perhubungan,

(4)

Sijunjung menurut Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas Angkutan Jalan dalam rangka

untuk memberikan keselamatan

penumpang".

b. Metode Penelitian

Penelitian penelitian Tesis ini maka

metode yang digunakan adalah metode

yuridis empiris yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data

primer dan menemukan kebenaran dengan

mengunakan metode berpikir induktif dan

kriterium kebenaran koresponden serta

fakta yang digunakan untuk melakukan

proses induksi dan pengujian kebenaran

secara koresponden adalah Data yang

terkumpul dianalisis secara kualitatif.

c. Hasil dan Pembahasan

1. Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Angkutan Umum oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sijunjung.

Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika merupakan salah satu

perangkat daerah yang berkewajiban

melaksanakan tugas pemerintahan di

bidang Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika. Sesuai dengan

kewenangan yang diberikan

pemerintah pusat melalui pemerintah

propinsi dan kabupaten yaitu di bidang

transportasi. Bidang transportasi di

bagi menjadi dua bidang yaitu bidang

lalu Lintas dan bidang Angkutan.

Untuk dapat menjalankan tugas

yang dibebankan, Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika memiliki

struktur yaitu Pimpinan adalah Kepala

Dinas yang mempunyai tugas

membantu Kepala Daerah dalam

melaksanakan kewenangan di bidang

Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika meliputi perencanaan dan

perumusan kebijakan daerah serta

menyusun program kerja, pengawasan

dan pengendalian dalam rangka

pelaksanaan tugas-tugas pokok Dinas

Perhubungan Komunikasi dan

Informatika. Dalam melaksanakan

tugas tersebut Kepala Dinas dibantu

oleh 1 (satu) Sekretaris Dinas dan 3

(tiga) Kepala Bidang dan 3 (tiga)

UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas).

Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika merupakan salah satu

dari unit kerja yang ada dilingkungan

Pemerintah Kabupaten Sijunjung yang

dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 05 Tahun 2008 tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Dinas

Daerah. Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika

mempunyai tugas pokok Membantu

Bupati dalam Penyelenggaraan

(5)

Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika”

Untuk menjalankan tugas pokok

tersebut maka fungsi Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika adalah :

1. Perumusan kebijakan teknis

dibidang Perhubungan;

2. Pemberian perizinan dan

pelaksanaan pelayanan umum

dibidang Perhubungan;

3. Pembinaan terhadap UPTD;

4. Pengelolaan urusan ketatausahaan

dinas;

5. Pelaksanaan tugas lain yang

diberikan atasan sesuai dengan

bidang tugas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika

Susunan kepegawaian

berdasarkan jabatan struktural dapat

dilihat dibawah ini :

1) Kepala Dinas yang membawahi 1

(satu) Sekretaris Dinas, 3 (tiga)

Kepala Bidang dan 3 UPTD.

2) Sekretaris Dinas membawahi 3

(tiga) Kasubag yaitu Kasubag

Umum dan Kepegawaian,

Kasubag Keuangan dan Kasubag

Perencanaan dan Pelaporan

3) Masing-masing Kepala Bidang

membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi

yang terdiri dari :

a) Bidang Perhubungan Darat

terdiri dari Kasi Lalu Lintas,

Kasi Angkutan dan Kasi

Perparkiran, Perizinan dan

Pembinaan Pengemudi.

b) Bidang Keselamatan dan

Teknik Sarana terdiri dari Kasi

Keselamatan, Pencegahan dan

Penanganan Kecelakaan Lalu

Lintas, Kasi Pengendalian dan

Operasional Lalu Lintas

Angkutan Jalan, Kasi Teknik

Sarana dan Perlengkapan Jalan.

c) Bidang Pengelolaan Data

Elektronik terdiri dari Kasi

Manajemen dan

Pendayagunaan Sistem

Informasi, Kasi Telematika dan

Informasi, Kasi Seksi Pos,

Telekomunikasi dan Sandi.

UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor ( PKB) Kabupaten Sijunjung.

Balai Pengujian Kendaraan

Bermotor Kabupaten Sijunjung berada di

Jalan Lintas Sumatera Tanah Badantung.

Sehingga dapat dikatakan mempunyai

letak yang sangat strategis karena dilalui

oleh kendaraan-kendaraan baik dari dalam

maupun dari luar propinsi.

Batas-Batas Wilayah Adiminstrasinya :

a. Sebelah Barat :Kabupaten Solok dan

Kota Sawahluno.

b. Sebelah Utara :Kabupaten Tanah

(6)

c. Sebelah Timur:Kabupaten Kuantan

Singingi Riau.

d. Sebelah Selatan :Kabupaten

Dharmasraya.

Pelaksanan pengujian pada

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Sijunjung

menurut Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

Angkutan Jalan dapat dilakukan

melalui UPTD Pengujian Kendaraan

Bermotor sebagaimana yang tertuang

didalam Perda Kabupaten Sijunjung

Nomor 5 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah.

Mekanisme Pengujian Kendaraan

Bermotor.

a. Pemilik atau yang dikuasakan

mengajukan permohonan

pengujian keloket 1 ( Gedung

Administrasi PKB ) dengan

mengunakan model PKB 3

untuk kendaraan baru dan

pengujian berkala

mengunakan formulir PKB 1,

sedangkan yang pengujian

penghapusan menggunakan

formulir PKB 5.

b. Setelah persyaratan

administrasi lengkap,

dilakukan penilaian teknis

kendaraan di Gedung

Pengujian Kendaraan

Bermotor oleh petugas

penguji. Hasil dari penilaian

teknis tersebut dituangkan

dalam Berita Acara Hasil

Penilaian Teknis dengan

menggunakan formulir model

PKB 2, dan khusus untuk

kendaraan baru menggunakan

formulir Model PKB 4,

sedangkan untuk pengujian

penghapusan hasil penilaian

kondisi teknis dituangkan

dalam Berita Acara Pengujian

Penghapusan Kendaraan

dengan menggunakan

formulir PKB 6.

c. Jika hasil penilai teknis

dinyatakan lulus maka

pemilik menuju loket 2 di

Gedung Administrasi PKB

untuk membayar retribusi dan

mengambil buku uji, Untuk

yang tidak lulus penilaian

teknis maka harus dilakukan

perbaikan terhadap item yang

direkomendasikan oleh

penguji untuk diperbaiki dan

kembali ke tahap 2 yaitu

dilakukan penilaian teknis

ulangan.

d. Di loket 3 kendaraan

dilakukan pengecatan tanda

samping serta pemberian

(7)

e. Setelah pemilik atau yang

dikuasakan menerima buku

uji dan kendaraan telah diberi

tanda samping serta palt lulus

uji, maka proses pengujian

kendaraan bermotor

dinyatakan selesai.

2. Kaitan Pengujian Kendaraan Bermotor Angkutan umum dengan Keselamatan Penumpang di Kabupaten Sijunjung.

Pelaksanaan pengujian

kendaraan bermotor angkutan umum

di Kabupaten Sijunjung pada dasarnya

bertujuan untuk menjaga keselamatan

baik bagi pengusaha angkutan

maupun penumpang Umum

(Konsumen ) secara teknis tercantum

dalam pasal 48 dan 49 Undang –

Undang Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu lintas dan angkutan jalan

yang Sebagai berikut :

Pasal 48 ayat (1) menyatakan:

“Setiap Kendaraan yang dioperasikan

di jalan harus sesuai dengan

peruntukannya .harus memenuhi

persyaratan teknis dan laik jalan

sesuai dengan kelas jalan yang

dilaluinya.”

Pasal 49 ayat (1) menyatakan :

“Kendaraan bermotor.Kereta

gandengan dan kereta tempelan yang

diimpor, dibuat dan/atau dirakit

didalam negeri yang akan

dioperasikan dijalan wajib dilakukan

pengujian”.

Ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 48 dan Pasal 49

diatas diatur lebih lanjut dengan

peraturan Pemerintah.

Pasal 49 Berisi :

1. Setiap kendaraan bermotor,kerata

gandeng,kereta tempelan dan

kendaraan khusus yang

dioperasikan dijalan wajib Uji.

2. Pengujian sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) meliputi uji tipe

dan atau uji berkala

3. Kendaraan yang dinyatakan lulus

uji sebagaimana dimaksud dalam

ayat diberikan tanda bukti.

4. Persyaratan tata cara pengujian

,masa berlaku dan pemberian

tanda bukti sebagaiman dimaksud

dalam ayat (2) dan ayat(3) diataur

lebih lanjut dalam Peraturan

Pemerintah.

Teknis pelaksanaan Pasal 48

dan Pasal 49 tersebut kewenangannya

diserahkan kepada Pemerintah Daerah

dengan Peraturan Daerah

masing-masing Kabupaten / Kota.

Dalam Pelaksanaan dibentuk

sebuah instansi atau lembaga tekait

yang bertugas mengawasi dan

melaksanakan undang-undang tersbut.

Dalam hal ini pemeriksaan

(8)

dilakukan oleh petugas. Hal ini

dijamin oleh Pasal 264 dan Pasal 265

Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas Angkutan

Jalan tersebut.

1. untuk keselamatan, keamanan dan

ketertiban lalu lintas dan angkutan

jalan, dapat dilakukan

pemeriksaan kendaraan bermotor

dijalan.

2. Pemeriksaan kendaraan bermotor

sebagaimana pada nomor (1)

diatas meliputi:

a. Pemeriksaan persyaratan

teknis dan laik jalan

b. Pemeriksaan tanda bukti lulus

uji surat tanda bukti

pendaftaran atau surat tanda

coba kendaraan bermotor dan

surat izin mengemudi.

c. Pemeriksaan fisik kendaraan

bermotor.

d. Pemeriksaan daya angkut

dan/atau cara pengangkutan

barang serta izin

penyelenggara ankutan.

Instansi yang secara khusus

melayani pengujian kelayakan

kendaraan bermotor diserahkan pada

dinas perhubungan sedangkan untuk

pemeriksaan di jalan diserahkan

kepada kepolisian dan Pegawai Negeri

Sipil yang ditunjuk yang mempunyai

kompetensi dalam pemeriksaan. .

Hubungan pengujian

kendaraan bermotor terhadap

keselamatan penumpang tidak terlepas

dari Hak Kewajiban Pengusaha dan

Konsumen.

Hak Kewajipan Pengusaha dan

Konsumen

Untuk mengetahui hak dan

kewajiban pengusaha angkutan umum

pemakai ( Kunsumen). Penulis perlu

menguraikan difinisi hal-hal tersebut

dibawah ini:1

1. Perlindungan konsumen adalah

segala upaya yang menjamin

adanya kepastian hukum untuk

memberi perlindungan kepada

konsumen.

2. Konsumen adalah setiap orang

pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat baik

bagi kepentinag diri

sendiri,keluarga orang lain

maupun makluk

3. Pengusaha adalah setiap orang

perorangan atau badan usaha baik

yang berbentuk badan hukum

maupaun bukan badan hukum

yang didirikan dan berkedudukan

atau melakukan kegaiatn uasaha

dalam wilayah hukum negara

Indonesia baik sendiri maupun

bersama-sama melalui perjanjian

1

(9)

menyelenggarakan kegiatan usaha

dalam berbagai bidang ekonomi.

4. Jasa adalah setiap layanan yang

berbentuk pekerjaan atau pretasi

yang disediakan bagi masyarakat

untuk dimanfaatkan oleh

konsumen.

5. Asas dan tujuannya adalah

perlindungan konsumen berasa

manfaat,keadailan

,keseimbangan,keamanan dan

keselamatan serta kepastian

hukum.

6. Tanggung jawab pelaku usaha

adalah tanggung jawap

memberikan ganti rugi atas

kerusakan,pencemaran dan/atau

kerugian konsumen akibat

mengkonsumsi barang dan/atau

jasa yang di hasilkan atau

diperdagangkan ganti rugi

sebagaimana dimakksud diatas

dapat berupa pengembalain uang

atau pengtian barang dan /atau

jasa sejenis atau setara nilainya

atau perawatan kesehatan dan/atau

pemberian santunan yang sesuai

dengan ketentuan undang-undang

yng berlaku.pemberian ganti rugi

dailaksanakan dalam tenggang

waktu tujuuh ahari setelah tanggal

transaksipemberian ganti rugi

sebagaimana dimaksud tidak

menghabiskan kemungkinan

adanya tuntutan berdasarkan

pembuktian lebih lanjaut

mengeanai adanya kesalahan

ketentuan sebagaimana

dimaksudtidak berlaku apabila

pelaku usaha dapat membuktikan

bahwa kesalahan tersebut

merupakankesalahan konsumen

7. Tujuan perlindungan konsumen

adalah:

a. Meningkatan kesadaran

kemampuan dan kemandirian

konsumenuntuk melindungkan

diri.

b. Mengakat harkat martabat

konsumen dengan cara

menghindarkannya dari akses

negatif pemakaian dan/atau

jasa.

c. Meningkatkan pemberdayaan

konsumen dalam menilai

memilih menetukan dan

menuntut hak-hak konsumen.

d. Menciptakan sistem

perlindungan konsumen yang

mengandung unsur kepastian

hukum dan keterbukaan

informasi s erta akses

mendapatkan informasi.

e. Menimbulkan kesadaran

palaku usaha mengenai

pentingnya perlindungan

konsumen sehingga

(10)

dan bertnggung jawab dalam

berusaha.

f. Meningkatakan kualitas

barang dan atau jasa

,keselamatan kenyamanan dan

keamanan keselamatan

konsumen

Setelah mengetahui definisi

dari hal-hal tersebut maka dapat

diuraikan hak konsumen dan

kewajiban serta hak pengusaha dan

kewajiban pengusaha adalah:

1. Hak atas kenyamanan ,keamanan

dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barangdan atau

jasa.

2. Hak untuk memilih barang atau

jasa serta mendapatkan barang dan

atau jasa tersebut sesuai dengan

nilai tukar dan kondisi dan

jaminan yang dijanjikan.

3. Hak atas informasi yang benar dan

jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan atau jasa.

4. Hak untuk didengar pendapat dan

keluhannya atas barang dan atau

jasa yang digunakan.

5. Hak untuk mendapat advokasi

perlindungan dan upaya

penyelesaian sengketa

perlindungan konsumen secara

patut.

6. Hak untuk mendapatkan

pembinaan dan pendidikan

konsumen.

7. Hak untuk diperlakukan dan

dilayanai secara benar dan jujur

dan tidak diskriminatif.

8. Hak untuk mendapatkan

kompensasiganti rugi dan /atau

penggantian apabilla barang

dan/atau jasa yang diterima tidak

sesuai dengan perjanjian atau tidak

sebagaimana dengan mestinya.

9. Hak-hak yang diatur dalam

ketentuan peraturan perundang –

undanagn yang lain

Kewajiban konsumen adalah:

1. Memabaca dan mengikuti

informasi pemakian atau

pemanfaatan barang dan/atau

jasa demi keamanan dan

keselamatan.

2. Beritikad baik dalam transaksi

pemberian baran dan/ atau

jasa.

3. Membayar dengan nilai tukar

yang disepakati.

4. Mengikuti upaya penyelesaian

hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut

Hak pengusaha adalah :

1. Untuk menerima pembayaran

sesuai dengan kesepakatan

(11)

tukar bayar barang dan / atau

jasa yang diperdagangkan

2. Hak untuk mendapatkan

perlindungan hukum dari

tindakan konsumen dari

beritikad tidak baik.

3. Kendala dan Upaya oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sijunjung terhadap Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Angkutan Umum.

1. Kendala dalam pelaksanaan

pengujian Kendaraan bermotor

terhadap kendaraan angkutan

umum.

a. Banyaknya pengusaha

Angkutan umum yang tidak

melakukan pengujian berkala

terhadap kendaraan yang

dioperasikan dijalan umum.

b. Kurangnya perawatan

Kendaraan angkutan umum

oleh pengusaha angkutan

sehingga menyebabkan tidak

lulus saat diuji pada

pelaksanaan pengujian

kendaraan bermotor.

c. Pengusaha angkutan umum

mengeluhkan bahwa

perawatan kendaraan

angkutan umum saat ini tidak

seimbang dengan penghasilan

yang didapat.

d. Kendaraan yang dibawa oleh

pengusaha Angkutan umum

pada Kantor unit Pelaksanaan

Pengujian Kendaraan

Bermotor banyak yang tidak

layak untuk dioperasikan

dijalan umum, sehingga tidak

bisa dilakukan pengujian.

e. Pengusaha angkutan umum

terkadang tidak mematuhi

ketentuan uji tipe kendaraan

sebagaimana yang diatur

dalam peraturan

perundang-undangan, sehingga tidak bisa

dilakukan pengujian karena

tidak memenuhi standar

modifikasi kendaraan.

a. Upaya oleh Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Sijunjung

terhadap pelaksanaan Pengujian

Kendaraan bermotor Angkutan

umum adalah :

a. Memberikan soisialisasi

terhadap pengusaha angkutan

umum agar mengoperasikan

kendaraanya di jalan umum

harus mematuhi standar laik

uji sebagaimana yang terdapat

(12)

Nomor 22 Tahu 2009 tentang

Lalu Lintas Angkutan Jalan.

b. Memberikan teguran terhadap

pengusaha Angkutan umum di

Kabupaten Sijunjung yang

tidak mematuhi standar uji

kelayakan sebagaimana yang

tercantum didalam Peraturan

Pemerintah Nomor 55 Tahun

2012 tentang Kendaraan yang

berhubungan dengan

Persyaratan Laik Jalan

Kendaraan Bermotor

sebagaimana yang dituang

dalam Pasal 64 sampai dengan

Pasal 69 yang telah diatur

secara teknis.

c. Kendaraan angkutan

umum yang tidak lulus uji,

sebaiknya tidak dioperasikan

dijalan raya, kecuali

pengemudi bisa menunjukan

surat izin perakitan atau uji

tipe dari Kementerian

Perhubungan yang bisa

mengeluarkan sartifikat uji

tipe. Jika tidak, mereka bisa

dikenakan pidana berdasarkan

Undang-Undang Nomor 22

tahun 2009 tentang Lalu Lintas

Angkutan Jalan dalam Pasal

277 Junto 316 ayat 2 tentang

merakit dan memodifikasi

Kendaraan bermotor yang tak

mendapat izin Tipe. Mereka

juga bisa didenda dengan

maksimal uang senilai 24 Juta

dengan ancaman pidana 1

Tahun.

d. Pemerintah Kabupaten

Sijunjung serta unsur terkait

didalam nya harus menjadi

perhatian khusus untuk

mencarikan solusi tentang

keberadaan Angkutan umum

yang beroperasi begaimana

cara mengatasinya

dikarenakan sebagian besar

pengusaha angkutan umum

adalah mata pencarian utama

dalam menghidupkan

keluarganya sehari-hari, dan

juga tidak bisa kita hindari

karena ini menyangkut hajat

hidup orang banyak yang

membutuhkan jasa transportasi

demi keselamatan penumpang.

Dengan adanya

pemeriksaan dan pengawasan

terhadap kendaraan Angkutan

Umum di Kabupaten Sijunjung

yang dilakukan dijalan umum

ditemui bermacam-macam

penyimpangan dan pelanggaran

yang dilakukan oleh para

pengemudi/pengusaha Angkutan

sebagai moda angkutan umum

(13)

dengan ketentuan yang berlaku

sebagai berikut :

a. Dalam Undang –Undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas Angkutan Jalan

pada Pasal 277 Junto 316 Ayat

(2) tentang merakit dan

memodifikasi kendaraan

bermotor yang tak mendapat

Izin Tipe.

b. Pada Pasal 48 Ayat (1) yang

menegaskan bahwa setiap

kendaraan bermotor yang

beroperasi dijalan harus

memenuhi persyaratan tekhnis

dan laik jalan. Pada Pasal 48

ayat 2 ditegaskan persyaratan

tersebut yakni : susunan,

perlengkapan, ukuran,

karoseri, rancangan tekhnis

sesuai peruntukan, pemuatan,

penggunaan, penggandengan

kendaraan bermotordan

penempelan kendaraan

bermotor.

c. Pada Pasal 48 Ayat (3)

Persyaratan Laik Jalan itu

ditentukan oleh kinerja

minimal kendaraan yang

diukur sekurang-kurangnya,

diantara emisi gas buangan,

kebisingan, efesiensi sistem

rem utama dan parkir, kincup

roda depan, suara klakson,

akurasi penunjuk kecepatan

dan radius putaran.

Tindakan yang dapat

dilakukan terhadap pengusaha

angkutan umum oleh Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Sijunjung

atas tindakan Pelanggaran lalu

lintas sebagai berikut :

a. Tindakan preventif

Tindakan preventif adalah

tindakan yang dilaksanakan

oleh Dinas perhubungan,

komunikasi dan Informatika

terhadap pengemudi dan

pengusaha angkutan umum

dalam bentuk peringatan atas

suatu pelanggaran berupa

administratif dengan

memberikan teguran maupun

tertulis kepada pengemudi

ataupun pengusaha angkutan.

b. Tindakan refresif

Tindakan ini diberikan kepada

pengemudi / pengusaha

angkutan umum yang telah

melanggar ketentuan di atas,

dapat dilakukan dengan

diproses secara hukum dengan

membuat berita acara

pemeriksaan oleh Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

yang berkualifikasi dibadang

(14)

dengan melampirkan

bukti-bukti pelanggaran oleh PPNS

tersebut dan diajukan ke

Pengadilan

d. Kesimpulan

1. Implementasi Pengujian Kendaraan

Bermotor Angkutan Umum yang

dilaksanakan oleh Dinas

Perhubungan Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Sijunjung

melalui Unit Pengujian Kendaraan

Bermotor adalah sudah memenuhi

standar sebagaimana yang telah

dituangkan didalam peraturan

perundang-undangan yang ada yang

merupakan rasa tanggung jawab

terhadap pengusaha angkutan umum

demi keselamatan penumpang dan

ketertiban lalu lintas untuk

menghindari terjadinya kecelakaan

dijalan raya.

2. Pelaksanaan pengujian kendaraan

bermotor angkutan umum di

Kabupaten sijunjung pada dasarnya

bertujuan untuk menjaga

keselamatan baik bagi pengusaha

angkutan maupun penumpang

Umum (Konsumen) Pengusaha

Angkutan Umum harus

bertanggung jawab terhadap

ketentuan-ketentuan sebagaimana

yang terdapat dalam

Undang-Undang dan aturan-aturan mengenai

usahanya yang berhubungan dengan

keselamatan penumpang sebagai

jasa transportasi.

3. Kendala dan Upaya yang ditemui

antara lain sebagai berikut :

a. Pengusaha angkutan umum,

menganggap bahwa pelaksanaan

Pengujian Kendaraan bermotor

angkutan umum hanya sebagai

formalitas saja, sehingga setelah

pelaksanakan pengujian terhadap

kendaraan angkutan umum

dikabupaten sijunjung tidak

terjadi perubahan terhadap

kelengkapan kendaraan sesuai

dengan aturan yang telah

ditetapkan.

b. Dari Petugas Pelaksana Pengujian

Kendaraan Bermotor Angkutan

Umum telah berupaya semaksimal

mungkin memberikan masukan

dan pandangan terhadap

pengusaha angkutan umum untuk

mengindahakan atuaran-aturan

dalam pelaksanaan pengujian

kendaraan bermotor demi

terciptanya keselamatan

penumpang.

c. Banyaknya kendaraan yang tidak

layak lagi untuk beroperasi dijalan

raya untuk angkutan umum

penumpang upaya yang dilakukan

supaya pemerintah bisa membatasi

(15)

batas tahun yang ditentukan untuk

kelancaran dan keselamatan

penumpang.

e. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka

dapat diambil beberapa saran yang

berkaitan dengan pelaksanaan

pengujian kendaraan bermotor

angkutan umum berdasarkan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan dalam kaitannya

dengan keselamatan penumpang

dikabupaten sijunjung sebagai berikut

:

1. Dalam Pelaksanaan Pengujian

Kendaraan Bermotor Angkutan

Umum yang dilaksanakan oleh

Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informatika Kabupaten

Sijunjung melalui Unit Pengujian

Kendaraan Bermotor diharapkan

tetap sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas angkutan

Jalan seta peraturan

Perundang-undangan yang berlaku lainnya.

Dan dapat memberikan manfaat

sehingga tidak merugikan bagi

kepentingan keamanan dan

keselamatan lalu lintas, serta

diharapkan kepada masyarakat dan

pengusaha jasa angkutan dapat

bersama-sama berpartisipasi

menjunjung tinggi azaz hukum

yang berlaku sehingga

kepentingan masing-masing dapat

terlindungi.

2. Diharapkan Terhadap Pengujian

Kendaraan Bermotor agar bisa

dilsanakan sesuai dengan

ketentuan- ketentuan sebagaimana

yang terdapat didalam peraturan

perundang-undangan agar

terjaminnya keselamatan

penumpang dan memberikan

sosialisai terhadapap pengusaha

Angkutan umum yang

mengoperasikan kendaraannya

dikabupaten sijunjung bisa

mematuhi ketentuan sebagaimana

yang terdapat dalam Pasal 48 Ayat

(1) yang menegaskan bahwa setiap

kendaraan bermotor yang

beroperasi dijalan harus memenuhi

persyaratan tekhnis dan laik jalan.

Pada Pasal 48 Ayat (2) ditegaskan

persyaratan tersebut yakni :

susunan, perlengkapan, ukuran,

karoseri, rancangan tekhnis sesuai

peruntukan, pemuatan,

penggunaan, penggandengan

kendaraan bermotor dan

penempelan kendaraan bermotor,

pada Pasal 48 Ayat (3 Persyaratan

(16)

kinerja minimal kendaraan yang

diukur sekurang-kurangnya,

diantara emisi gas buangan,

kebisingan, efesiensi sistem rem

utama dan parkir, kincup roda

depan, suara klakson, akurasi

penunjuk kecepatan dan radius

putaran.

3. Adanya kesadaran yang luhur akan

kewajiban dan hak dari setiap

pihak yang terkait baik secara

langsung maupun tidak langsung

dalam manajemen

penyelenggaraan angkutan umum

penumpang, sehingga terbangun

mata rantai kehidupan yang saling

membutuhkan dapat dipenuhi

secara proporsional disamping

pengembangan aspek

propesionalisme dalam tugas-tugas

kemasyarakatan, adapun

pihak-pihak terkait yang dimaksud antara

lain sebagai berikut :

a. Penguna jasa/ penumpang

Operator (Pemilik/pengusaha

angkutan dan pengemudi).

b. Pemerintah Kabupaten sebagai

perencana, pengelola (Pembina)

dan regulator system.

c. Lembaga terkait dengan

penegakan hukum / peraturan

yang diberlakukan ( Kepolisian,

Kejaksaan dan Kehakiman),

untuk

mengendalikan/mengatasi

adanya penyimpangan oleh

pengemudi angkutan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Dep Diknas, PT. Gramedia Pustaka

Utama, Edisi ke IV, Jakarta.

George Ritzer, Sosiologi Ilmu

Pengetahuan Berparadigma

Ganda, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2003.

HMN Porwsutjipto, Pengertian Pokok

Hukum Dagang Indonesia, cet.

Ke 5 Djambatan Jakarta, 1995.

Jones, Charles O, Pengantar

Kebijakkan Publik, Jakarta, PT.

Rajagrafindo Persada, 1994.

Siegijatna Tjakranegara, Hukum

Pengangkutan Barang dan

Penumpang, Rhineka Cipta,

1995.

Soemitro, RH, Metodologi Penelitian

Hukum, PT. Ghalia Indonesia,

Jakarta, 1995.

Soerjono Soekanto. Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum, PT. Raja Grafindo

(17)

W. Friedmann, Teori dan Filsafat

Hukum, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 1993.

B. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, diundangkan

dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 96

Tanggal 22 Juni 2009

.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintah

Daerah, diundangkan dalam

Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 60

Tanggal 12 Mei 2004.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun

2004 tentangJalan .

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan

Konsumen.

PP. RI Nomor 41, tentang Angkutan

Jalan, 1993.

PP. RI Nomor 42, tentang

Pemeriksaan Kendaraan

Bermotor di Jalan, 1993.

PP. RI Nomor 43, tentang Prasarana

dan Lalu Lintas Jalan, 1993.

PP. RI Nomor 44, tentang Kendaraan

dan Pengemudi, 1993.

Keputusan Menteri Perhubungan

Nomor 71, tentang Pengujian

Berkala Kendaraan Bermotor,

1993.

Peraturan Daerah Kabupaten

Sijunjung Nomor 3 Tahun 2008,

tentang Retribusi Pengujian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak kelompok A TK Muslimat NU 76 “Darunnajah” Kletek Sidoarjo

Sedangkan dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa persepsi atas harga ber- pengaruh nyata negatif terhadap permintaan sayuran segar di Alpha Supermarket Semarang,

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa proses pengembangan buku ajar menulis cerita pendek yang berorientasi pada karakter cinta tanah air yang

Dalam perspektif ini terdapat tiga sasaran yang ingin diketahui oleh peneliti adalah peningkatan kualitas SDM, kepuasan karyawan terhadap perusahaan dan peningkatan

Hasil pengamatan peneliti selama di Fisip Umada, dapat dikatakan bahwa pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa dalam rangka proses belajar mengajar sudah sesuai

Konsentrasi bahan organik akar, batang dan daun Eceng Gondok ( Eichhornia sp.) yang terkandung dalam tanah pada proses pembusukannya menggambarkan bahwa akar Eceng

Penelitian Iskandar dan Setyanto (1996) di Lembah Anai hanya mendapatkan 14 jenis dari 5 famili, sedangkan Iskandar dan Prasetyo (1996) di Pulau Pini hanya

Kesimpulan dari penelitian menujukkan bahwa terdapat hubungan merokok dengan kesehatan gigi dan mulut pada pria dewasa di Desa Poyowa kecil, Kecamatan Kotamobagu