• Tidak ada hasil yang ditemukan

Epidemiologi Penyakit Tubercolosis Paru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Epidemiologi Penyakit Tubercolosis Paru"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Epidemiologi

Penyakit

(2)

Agent

 Agent dari penyakit :

Mycobacterium Tuberculosis, basil tuberkel,

kuman batang tahan asam, yang merupakan penyebab utama TBC didunia.

Mycobacterium Africanum, terdapat di Afrika.

Perbedaan penting satu-satunya adalah bahwa basil ini sering resisten terhadap Tiasezaton.

Mycobacterium Bovis, infeksi seringkali

ditularka kepada manusia lewat susu sapai dan unta. Ini banyak terjadi dinegara yang

(3)

DETERMINANT

Usia dan jenis kelamin

Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan

sampai pada umur pubertas

Bayi dan anak kecil mempunyai daya tahan tubuh yang

lemah.

Infeksi yang berakibat paling fatal yang rentan mengenai

anak usia 2 tahun adalah TBC Millier (Meningitis)

terutama mengenai kelenjar getah bening dan tulang.

Pada usia dewasa insiden tertinggi TBC banyak terdapat

pada pria.

Prevalensinya terus meningkat samapi umur 60 tahun. Pada wanita sering mendapat TBC paru sesudah

(4)

DETERMINANT

Faktor Gizi

Kelaparan atau gizi buruk mengurangi

daya tahan terhadap penyakit.

Kemiskinan merupakan determinant

(5)

DETERMINANT

Perilaku/ Kebiasaan

Kebiasaan merokok dan minuman beralkohol

merupakan factor yang berkaitan dengan penurunan daya tahan tubuh

Kebiasaan menimang & mencium bayi/anak

Kebiasaan menggunakan sarana makan-minum

(6)

DETERMINANT

Lingkungan

Adalah agregat dari seluruh kondisi

lingkungan dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan bakteri TBC

Linkungan Non Fisik yaitu Kemiskinan

 Keadaan ini berkaitan dengan

perumahan yang terlampau padat atau kondisi lingkungan kerja yang buruk

(7)

Riwayat Alamiah Penyakit

Tahap Prepatogenesa

Tempat masuk kuman Mycobacterium

Tuberculosis adalah saluran penapasan, saluran pencernaan

Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui

udara (airborne) yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman/ basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi

Saluran pencernaan merupakan tempat

(8)

Cara Penularan

Langsung Droplet

Sputum manusia adalah sumber

penularan yang paling penting

Batuk, berbicara, dan meludah

memproduksi percikan sangat kecil berisi Baketri TB yang melayang-layang

(9)

Cara Penularan

Tidak Langsung

Airborne, penyebaran bakteri secara aerosol

kemedia yang sesuai misalnya jatuh ketanah atau tempat lembab  berkembang biak 

ketika kering terbawa angin dan dihirup oleh manusia.

Melalui makanan/ minuman Melalui susu (milk

(10)

Resorvoir/ Sumber Penularan

Manusia

Dari orang yang terinfeksi test tuberculin

positif

Binatang

Sapi dan unta yang terinfeksi

(11)

Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh

respon imunitas

Basil tuberkel mencapai permukaan alveolus melalui

inhalasi

Setelah berada didalam ruang alveolus biasanya dibagian

bawah lobus atas atau dibagian atas lobus bawah

Basil tuberkel akan membangkitkan reaksi peradangan. Reaksi ini ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 hari

(masa inkubasi).

Reaksi peradangan ini ditandai dengan

demam,berkeringat dingin dimalam hari, batuk produktif lebih dari 3 minggu, BB turun, sakit dada atau batuk

berdahak.

(12)

Patogenesis (Fase Akhir)

Jika tidak dilakukan pengobatan yang adekuat akan menyebabkan komplikasi :

TBC Millier

TBC AbdomenTB Getah Bening TB Tulang

(13)

Tingkat Pencegahan

Primer (Promosi dan Perlindungan Spesifik)

Pasteurisasi pada susu

Perbaikan Ventilasi dan sanitasi lingkunganNutrisi yang adekuat sesuai dengan tingkat

pertumbuhan

Pemberian imunisasi BCG

 Pendidikan kesehatan, ajarkan bahwa

meludah disembarang tempat tidak baik dan menjijikan.

Screening kesehatan berkala,medical check

up, pemeriksaan thorax foto.

(14)

Sekunder

Pemeriksaan kasus sedini mungkin dengan pemeriksaan

sputum pada pasien dengan batuk berdahak lebih dari 3 minggu.

Penemuan kasus Aktif dan Pasif. Aktif dengan

mengunjungi rumah-rumah penduduk dam memriksakan sputum mereka. Pasif dengan memberikan pengobatan yang adekuat pada pasienTBC yang dating ke

Puskesmas,RS, Poliklinik.

Pemberian pengobatan atau terapi yang adekuatPengobatan berlangsung 6-8 bulan dengan

menggunakan terapi Rifampisin dan Pirazinamide.

Cek sputum BTA, rontgen Thorax, Test Tuberkulin.

Melakukan kontak dengan keluarga pasien terkena TBCMemeriksa keluarga pasien yang potensial terinfeksi.Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien TBC

(15)

Tertier

Mempersiapkan mental pasien yang telah

sembuh dari TBC

Kebanyakan mereka merasa rendah diri

karena banyak orang yang beranggapan bahwa TBC penyakit menular yang tdak dapat

disembuhkan dan mereka enggan bergaul dengan bekas penyakit TBC

Mengajarkan pasien yang sedang dalam

(16)

MASALAH DI INDONESIA

Tahun 1995, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan

bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia dan nomor 1 dari golongan penyakit infeksi.

Tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TB

dengan kematian karena TB sekitar 140.000. secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 180 penderita penderita baru TB Paru BTA positif.

Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, kelompok

ekonomi lemah dan berpendidikan rendah.

Sampai saat ini Program Penanggulangan TB dengan strategi DOTS belum

dapat menjangkau seluruh Puskesmas. Demikian juga Rumah Sakit Pemerintah, swasta dan unit pelayanan kesehatan lainnya.

Perkiraan ARTI (Annual Rate of Tuberculosis Infection) pada tahun 1990-1995

adalah 2,0%.

Incidence rate Sediaanapus (smear) positif 105/100.000.Menurut SKRT 1996 = TB penyebab kematian no.4.

WHO di daerah Jogjakarta 0,6% penduduk positif dalam dahaknya dengan

perbedaan prevalensi di kota dan di desa masing-masing 0,5%-0,8%.

Penatalaksanaan penderita dan system pencatatan pelaporan belum seragam di

(17)

Target Nasional P2TBC

Target 2004 yaitu :

- CDR minimal 60%

- Angka konversi ≥ 85%

(18)

Keadaan tahun 2005

CDR baru 51%

Angka konversi ≥ 85%

Angka kesembuhan ≥ 80%

Angka error rate 5-30% dan belum ada

(19)

Permasalahan utama

Bagaimana mencapai angka

(20)

Rendahnya CDR

Estimasi angka insiden TBC yg kurang akurat

Rendahnya “health care seeking behaviour of TB

suspects” di UPK yg DOTS

Tidak adanya R/R karena UPK belum semuanya

DOTS

 DOTS (Directly Obsreved Treatment Shortcource Chemotherapy)

(21)

Faktor lainnya :

-Pendidikan dan pelatihan yg tdk adekuat

-Kualitas supervisi kutang baik

-Kualitas dan kuantitas bahan dan material pendukung

-Kualitas dan kuantitas OAT

-Pedoman yg kurang jelas

Kebijaksanaan

–Rendahnya insentif

Gaji/upah

Biaya hidup sehari2

Penghargaan

-Budget operasional yg rendah

-Reformasi bidang kesehatan

-Rendahnya managemen SDM

-Tingginya biaya

-Sistem infokes yang birokrasi

-Kurangnya perhatian thd kelompok yang beresiko

Kualitas Pelayanan TBC

•Poor patient flow •Poor clinical diagnosis

•Poor compliance to guidelines •Poor laboratory diagnosis •Poor sputum collection methods

•Poor staining methods •Poor reading skills •Poor quality control

•Poor transport and storing of sputum samples

•Poor reporting and recording •Kurang berfungsinya sistem rujukanr

•Tidak ada contract tracing •Kurangnya penyuluhan kpd penderita dan masyarakat

Beban kerja yang tinggi

Faktor masyarakat

–Persepsi thdp TBC  STIGMA

-Persepsi thd gejala

-“Low appreciation” dr puskes

-Alternatif pengobatan •Pengobatan tradisional )

Pengobatan sendiri )

-Kurangnya dukungan dari pemuka agama/masyarakat

Rendahnya “health care seeking behaviour of TB suspects”UPK

Low CDR

Estimasi insiden TBC yg tidak akurat (terrlalu tinggi/ rendah) RS Pemerintah belum DOTS

Sektor Swasta

-DPS

- RS Swasta

-Apotik swasta

Tidak adanya R/ R karena belum DOTS

Gejala awal yg tidak sepsifik

CDR Problem analysis diagram

Akses thdp pelayanan

-Beban biaya pengobatan

-Beban biaya transportasi

-Jarak dan waktu tempuh

-Terbatasnya jam pelayanan UPK

Faktor suspek penderita TBC

-Tanggapan thd gejala2 TBC

-Tanggapan thd beratnya p. TBC

-Pengetahuan TBC dpt sembuh

-Tanggapan thd pengobatan OAT

-Tanggapan thd pelayanan UPK DOTS/non-DOTS

-Pengalaman sebelumnya thdp pelayanan kesehatan

-Kesediaan utk memeriksakan dahak dgn baik

-Dukungan keluarga kurang

-Pilihan pengobatan alternatif

-Tidak ada asuransi kesehatan

-Adanya stigma

-Status ekonomi

-Mobilitas tinggi

-Tingkat pendidikan

-Sex/umur

Faktor Personal

-Rendahnya komitmen

-Kurang keahlian/Ketrampilan

-Prilaku krng baik thd pasien

-Rendahnya kerjasama ptugas

(22)

Kebutuhan Operasional research

lainnya

Diagnosis TBC pada anak dgn

menggunakan sistim “scoring”, di

bandingkan metode diagnosis saat ini

Konsep Kelompok Puskesmas

Pelaksana (KPP), PRM- PPM dan PS

(23)

Operasional Research

Dapat dilaksanakan pada setiap simpul

simpul tersebut

Menjawab kebutuhan program

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Klasifikasi tuberkulosis dapat dibagi dalam berbagai kriteria antara lain: a. Penularan terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei

Hal ini sesuai dengan data-data epidemiologi bahwa manusia yang terinfeksi virus H5N1 berasal dari kontak langsung maupun tidak langsung dengan unggas atau

P enyakit infeksi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan protozoa. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dikenal sebagai disentri basiler yang disebabkan

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang yang berbentuk batang dengan

Infeksi Saluran Pernapasan Akut dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh borang sehat ke saluran

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara saluran nafas, dimana hambatan aliran udara saluran

Efek samping yang minimal karena kadar obat dalam darah rendah. Membantu mobilisasi lendir. Ada berbagai cara pemberian obat inhalasi yaitu dengan inhalasi dosis terukur,

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya