• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAFSIR MOTIVASI PENGEMBANGAN EKONOMI islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAFSIR MOTIVASI PENGEMBANGAN EKONOMI islam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI PENGEMBANGAN EKONOMI

KELOMPOK IV:

1. Lalu Rendra Y. (15.2400.005)

2. Anita (15.2400.009)

3. Nuraminsi (15.2400.010)

DOSEN PENGAMPU:

H. Mukhtar Yunus Dr. Lc., M.Ag.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

(2)

TAHUN 2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolonga-Nya, mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalahini dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Motivasi pengembangan ekonomi” makalah ini disusun dengan berbagai rintangan, baik dari diri penyusun maupun dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari-Nya akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah “Studi Tafsi Ayat Ekonomi” yang telah membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

(3)

DAFTAR ISI

2.1. AYAT TENTANG PENGELOLAAN EKONOMI DENGAN PRINSIP TIDAK

BERLEBIH-LEBIHAN DALAM Q.S AL-FURQON AYAT 67 2

2.1.1. TEKS DAN TERJEMAH Q.S AL-FURQON AYAT 67 2

2.1.2. TAFSIR Q.S AL-FURQON AYAT 67 2

2.1.3. ANALISI KOSA KATA3 2.1.4. MUNASABAH AYAT 4

2.1.5. TEKS AYAT DAN TERJEMAHAN Q.S AL-AN’AM (6): 141 4

2.1.6. TAFSIR Q.S AL-AN’AM (6): 141 5

2.1.7. ANALISI KOSA KATA7 2.1.8. MUNASABAH AYAT 7

3.1. AYAT TENTANG TIDAK MEMONOPOLI DALAM Q.S AL-HASYR AYAT 7 8

3.1.1. TEKS DAN TERJEMAH QS. AL-HASYR AYAT 7 8

3.1.2. TAFSIR QS. AL-HASYR AYAT 7 9

3.1.3. ANALISI KOSA KATA10

3.1.4. MUNASABAH AYAT 10

4.1 AYAT DAN HADIS SERTA PENDAPAT ULAMA YANG TERKAIT 11

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak akan mungkin lepas dari apa yang namanya kegiatan ekonomi . istilah ini sering kita dengar dan kerap kita temukan pada kehidupan kita baik di rumah, di sekolahmaupun di masyarakat. Semua orang sibuk dalam kesehariannya mencari berbagai kebutuhan hidupnya baik berupa barang maupun jasa bahkan uang sekalipun. Mereka berusaha di berbagai lapangan pekerjaan baik sebagai pedagang, petani, ppegawai negeri, wiraswasta, buruh maupun lapangan pekerjaan lainnya. Usaha yang mereka lakukan merupakan manifestasi atas perintah ALLAH SWT dalam hal mencari rezeki yang sudah di sediakan-nya untuk mahluk-Nya,allah SWT meyuruh kepada kita untuk selalu berusaha dan mementingkan akan kehidupan dunia disamping kehidupan akhirat.

Adapun dalam Islam, kemapanan ekonomi menjadi penunjangan dan motivator meningkatkan kualitas ibadah untuk mempersiapkan diri menjalani kehidupan yang abadi, dan kegiatan ekonomi dalam Islam diatur dalam “fiqih muamalah”. Pengertian

muamalah adalah hal yang membahas aspek –aspek hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya termasuk didalamnya tentang jual beli.

1.2. Rumusan Masalah

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Motivasi pengembangan ekonomi dalam QS. An-Nahl/16 ayat 97

2.1.1.Teks ayat dan Terjemahan QS. An-Nahl/16 ayat 97

berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

2.1.2.Tafsir Ayat

Dalam menafsirkan surat An-Nahl ayat 97 ini, Quraish Shihab menjelaskan dalam kitabnya Tafsir Al-Misbah sebagai berikut :“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, apapun jenis kelaminnya, baik laki-laki maupun perempuan, sedang dia adalah mukmin yakni amal yang dilakukannya lahir atas dorongan keimanan yang shahih, maka sesungguhnya pasti akan kami berikan kepadanya masing-masing kehidupan yang baik di dunia ini dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka semua di dunia dan di akherat dengan pahala yang lebih baik dan berlipat ganda dari apa yang telah mereka kerjakan“.

(6)

Zamakhsari diatas, maka seorang yang bekerja pada suatu badan usaha dapat dikategorikan sebagai amal saleh, dengan syarat perusahaannya tidak memproduksi/menjual atau mengusahakan barang-barang yang haram. Dengan demikian, maka seorang karyawan yang bekerja dengan benar, akan menerima dua imbalan, yaitu imbalan di dunia dan imbalan di akherat.

Ayat ini menunjukkan, bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.1

2.1.3.Analisa kosa-kata

احةليصبو لبميعب

amal saleh

نبولهمبعحيب

Mereka kerjakan

ةةببيييطب ةةايبحب Kehidupan yang baik 2.1.4.Munasabah QS. An-Nahl ayat 97

2.1.5.Ayat dan Hadis yang terkait serta pendapat ulama 2.1.5.1. Ayat

2.1.5.2. Hadis

ههاتبآ امببي ههليبلا ههعبنيبقبوب افةافبكب قبزيرهوب مبلبسحأب نحمب حبلبفحأب دحقب

"Sungguh beruntunglah orang masuk kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan merasa cukup dengan apa yang Allah berikan". (HR. Muslim no. 1746. Ahmad no.6284).

2.1.5.3. Pendapat Ulama

Para ulama ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna "kehidupan yang baik" dalam ayat ini. Sebagian menafsirkannya dengan kehidupan yang baik di dunia, yaitu Allah memberikan taufik kepada hamba-Nya kepada apa-apa yang diridhoi-Nya, memberikan karunia berupa kesehatan serta rezki halal, sebagaimana firman-Nya :

(7)

رانلا بباذبعب انبقيوب ةةنبسبحب ةرخلا يفيوب ةةنبسبحب ايندلا يفي انبتيآ آنببيبرب

"Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka"(QS Al Baqarah : 201)

2.2. Motivasi pengembangan ekonomi dalam QS. Al-Baqarah ayat 261

2.2.1.Teks ayat dan terjemahan

لييكه يفي لببيانبسب عببحسب تحتبببنحأب ةربيبحب ليثبمبكب هيليبلا لييبيسب يفي محههلباوبمحأب نبوقهفينحيه نبيذيليبا لهثبمب

منيليعب عنسياوب ههليبلاوب ءهاشبيب نحمبلي فهعياضبيه ههليبلاوب ةربيبحب ةهئبامي ةرلببهنحسه

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah

Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah: 261)

2.2.2.Tafsir ayat

Pada ayat ini Allah s.w.t. menggambarkan keberuntungan orang yang suka membelanjakan atau menyumbangkan harta bendanya di jalan Allah, yaitu untuk mencapai keridhaan-Nya.

Dengan perumpamaan yang mengagumkan itu, sebagaimana dipahami dari kata لهثبمب (matsal) ayat ini mendorong manusia untuk berinfak. Bukankah jika ia menanam sebutir di tanah, tidak lama kemudian ia akan mendapatkan benih tumbuh berkembang sehingga menjadi tumbuhan yang menumbuhkan buah yang sangat banyak? Kalau tanah yang diciptakan Allah memberikan sebanyak itu, apakah engkau, hai manusia, ragu menanamkan hartamu di jalan Allah? Apakah keyakinanmu kepada tanah, melebihi keyakinanmu kepada Sang Pencipta tanah? (Tafsir Al-Mishbah,vol 1,h.567)

(8)

pelipatgandaan itu tidak hanya tujuh ratus kali, tetapi lebih dari itu, karena Allah (terus-menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, selaras dengan keikhlasannya beramal (Tafsir Ibnu Katsir,h.438).

Jangan menduga bahwa Allah tidak mampu memberi sebanyak mungkin. Bagaimana mungkin Dia tidak mampu, bukankah Allah Maha Luas anugerah-Nya. Jangan juga menduga, Dia tidak tahu siapa yang bernafkah dengan tulus di jalan yang diridhai-Nya. (Tafsir Al Mishbah, vol 1,h.567).

Yakinlah bahwa Dia Maha Mengetahui, siapa yang berhak menerima karunia-Nya dan siapa yang tidak. (Tafsir Ibnu Katsir,h.438)

Qs. Al Baqarah ayat 262

محههلب محههرهجحأب دبنحعي محهيبييرب لوب فنوحخب نبيذيليبا نبوقهفينحيه محههلباوبمحأب يفي لييبيسب هيليبلا ميبثه ل نبوعهبيتحيه امب

محهييحلبعب لوب محهه نبونهزبححيب اوقهفبنحأب انيةمب لوب ىذةأب

“Orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan tidak pula mengganggu (menyakiti perasaan), bagi mereka pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Tafsir Qs.Al Baqarah ayat 262)

2.2.3.Analisa kosa-kata

2.2.4.Munasabah ayat

2.2.5.Ayat dan Hadis yang terkait dan pendapat ulama

2.2.5.1. Ayat

2.2.5.2. Hadis

Referensi

Dokumen terkait

Quraish Shihab menggunakan metode penulisan tafsir tahlili dan maudhu’i (tematik) dan menjelaskan isi kandungan ayat satu persatu terlebih dahulu mengulas secara global

Penelitian lain mengenai kedua tokoh tersebut masih cukup banyak diantaranya Konsep keluarga Sakinah dalam Tafsir Al-Misbah (Studi Tematik atas penafsiran M. Quraish

Beberapa pakar tafsir seperti Quraish Shihab dalam karya tafsirnya yaitu al-Misbah, dan Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy dalam karya tafsirnya an-Nur,

48 A. Mustafa al-Maraghi, Tafsir al Maraghi ..., h. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah ..., h.. komprehensif untuk pengembangan pribadi manusia secara menyeluruh,

Dalam tafsir Al-Misbah ini, metode yang digunakan Quraish Shihab tidak jauh berbeda dengan Hamka, yaitu menggunakan metode tahlili (analitik), yaitu sebuah

Tafsir al-Misbah karya Quraish Shihab ditulis dalam bahasa Indonesia yang berisi 30 juz ayat-ayat al-Quran yang terbagi menjadi 15 jilid berukuran besar. Pada setiap jilidnya

Surah An-Nahl: ayat 114-115 Dari pembahasan mengenai makanan halal dan haram di dalam Al- Qur‟an berdasarkan pemikiran Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah yang juga mengacu kepada

Kata Ism سام Pembahasan ism ini hanya dalam sudut pandang Quraish Shihab yang dikutip dari kitab tafsir karanganya yakni al-Misbah, karena dalam penafsiran Gus Baha maupun Quraish