• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Masyarakat Tradisional Dan Masya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Masyarakat Tradisional Dan Masya"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangannya zaman, maka di Indonesia sendiri banyak terjadinya perubahan, baik itu pendidikan, ekonomi, budaya, IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi), dan masih banyak lagi perubahan yang terjadi di Indonesia. Namun dari perkembang tersebut ada yang namanya Evolusi dan Revolusi. Biasanya evolusi itu terjadi pada masyarkat Modern dan Revolusi itu sebaliknya terjadi pada masyarakat Modern.

Pada perkembangannya masyarakat terbagi atas 2 macam, yaitu: masyarakat Tradisiona dan Masyarakat Modern. Pada masyarakat Tradisional juga dapat disebut masyarakat pedesaan, kemudian masyarakat Tradisional juga bisa dikatakan sebagai masyarakat Perkotaan.

Pada tahapnya, sebelum masyarakat tersebut berkembang menjadi Masyarakat Perkotaan terjadi yang namanya masyarakat Transisi, dari masayarakat Pedesaan menjadi Masyarakat Perkotaan.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembagian tersebut, masyarakat tradisional dan masyarakat Modern. Maka penulis akan menelusuri/membahas tentang pembagian masyarakat tersebut, bagaim ana masyarakat tradidional/pedesaan menjadi masyarakat perkotaan. Selain dari pada itu juga, pada umumnya didalam masyarakat tradisional dan masyrakat modern pastilah ada yang namanya perbedaan, maka penulis akan mencoba membahas perbedaan tersebut.

C. Ruang Lingkup Masalah

Pada pembahasan ini, terdapat judul besar yang akan menjadi isi dari pada pembahasan ini, judul besar tersebut meliputi:

a. Apa itu Masyarakat Tradisional?

b. Bagaimana Masyarakat Tradisional menjadi masyarakat Modern/Modernisasi? c. Apa itu Masyarakat Modern?

d. Apa saja ciri-ciri dari pada Masyarakat Tradisional dan Masyarakat Modern? e. Apa saja Perbedaan-perbedaan Masyarakat Tradisional dan Masyarakat Modern?

BAB II PEMBAHASAN A. Masyarakat Tradisonal

1. Defenisi

(2)

adalah suatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya. Jadi, masyarakat tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Kebudayaan masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar. Jadi, kebudayaan masyarakat tradisional tidak mengalami perubahan mendasar. Karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai kehidupan mereka.

Masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang secara geografis terletak di pedalaman yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam. Istilah desa dapat merujuk pada arti yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandangnya. Secara umum desa memiliki 3 unsur, yaitu:

1. Daerah dan letak, yang diartikan sebagai tanah yang meliputi luas, lokasi dan batas-batasnya yang merupakan lingkungan geografis;

2. Penduduk; meliputi jumlah, struktur umur, struktur mata pencaharian yang sebagian besar bertani, serta pertumbuhannya.

3. Tata kehidupan; meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan warga desa.

Ketiga unsur dari desa tersebut tidak lepas satu sama lain, melainkan merupakan satu kesatuan. Secara sosiologis pengertian desa memberikan penekanan pada kesatuan masyarakat pertanian dalam suatu masyarakat yang jelas menurut susunan pemerintahannya. Bila kita amati secara fisik, desa diwarnai dengan kehijauan alamnya, kadang-kadang dilingkungi gunung-gunung, lembah-lembah atau hutan, dan umumnya belum sepenuhnya digarap manusia. Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik.

(3)

Namun demikian, perlu kita pahami bahwa tidak semua masyarakat desa dapat kita sebut sebagai masyarakat tradisional, sebab ada desa yang sedang mengalami perubahan ke arah kemajuan dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama. Jadi, masyarakat desa yang dimaksud sebagai masyarakat tradisional dalam pembahasan ini adalah mereka yang berada di pedalaman dan kurang mengalami perubahan atau pengaruh dari kehidupan kota.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional

Tradisonal berasal dari bahasa latin yaitu “Traditum” yang memiliki makna Transmitted yaitu pewarisan sesuatu dari sutu generasi ke generasi berikutnya. Ciri-ciri masyarakat tradisional menurut Talcott Parson:

a. Afektifitas : yaitu hubungan antar anggota masyarakat didasarkan pada kasih sayang.

b. Orientasi kolektif yaitu lebih mengutamakan kepentingan kelompok/kebersamaan.

c. Partikularisme yaitu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan apa yang khusus berlaku untuk suatu daerah tertentu saja, ada hubungannya dengan perasaan subyektif dan rasa kebersamaan.

d. Askripsi yaitu segala sesuatu yang dimiliki diperoleh dari pewarisan generasi sebelumnya.

e. Diffuseness (kekaburan) yaitu dalam mengungkapkan sesuatu dengan tidak berterus-terang.

(4)

B. Masyarakat Modern 1. Defenisi

Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat perkotaan. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern, sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.

Pada kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi kepada diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan keluarga.

Sehingga dalam kebudayaan industri dan birokrasi modern pada umumnya, dipersonalisasi menjadi pemandangan sehari-hari. Masyarakat modern mudah stres dan muncul penyakit-penyakit baru yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola kerja.

Yang terjadi kemudian adalah dehumanisasi dan alienasi atau keterasingan, karena dipacu oleh semangat kerja yang tinggi untuk menumpuk modal. Berger menyebutnya sebagai “lonely crowd” karena pribadi menemukan dirinya amat kuat dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kebudayaan industrialisasi, terus terjadi krisis. Pertama, kosmos yang nyaman berubah makna karena otonomisasi dan sekularisasi sehingga rasa aman lenyap. Kedua masyarakat yang nyaman dirobek-robek karena individu mendesakkan diri kepada pusat semesta, ketiga nilai kebersamaan goyah, keempat birokrasi dan waktu menggantikan tokoh mistis dan waktu mitologi.

Para penganut paham pascamodern seperti Lyotard pernah mengemukakan perlunya suatu jaminan meta-sosial, yang dengannya hidup kita dijamin lebih merdeka, bahagia, dan sebagainya. Khotbah agung-nya (metanarasi) ini mengutamakan perlunya new sensibility bagi masyarakat yang terjebak dalam gejala dehumanisasi budaya modern.

(5)

2. Ciri-Ciri Masyarakat Modern

Kata Modern berasal dari bahasa latin “ Modo” = cara dan “ Ernus” = masa kini. Menurut Talcott Parson:

a. Netralitas efektif yaitu bersikap netral, bahkan dapat menuju sikap tidak memperhatikan ol/ling.

b. Orientasi diri yaitu lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri. c. Universalisme yaitu menerima segala sesuatu dengan obyektif. d. Prestasi yaitu masyarakatnya suka mengejar prestasi.

e. Spesifitas yaitu berterus terang dalam mengungkapkan segala sesuatu. Menurut Alex Inkeles manusia modern memiliki cirri-ciri sebagai berikut: a. Menerima hal-hal baru.

b. Menyatakan pendapat baik tentang lingkungannya sendiri maupun luar. c. Menghargai waktu.

d. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian. e. Percaya diri

f. Perhitungan

g. Menghargai harkat hidup orang lain

h. Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

i. Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan sesuai dengan prestasi yang diberikan.

Selain dari uraian di atas menurut para ahli mengenai ciri-ciri masyarakat tradisional, terdapat beberapa ciri-ciri masyarakat Modern yang lainnya:

a. Masyarakatnya heterogen.

b. System pelapisan sosialnya terbuka. c. Mobilitas sosialnya tinggi.

(6)

C. Modernisasi 1. Pengantar

Modernisasi dan aspirasi-aspirasi modernisasi mungkin merupakan persoalan menarik yang dewasa ini merupakan gejala umum di dunia ini. Kebanyakan masyarakat didunia terkait pada jaringan modernisasi, baik yang baru memasukinya, maupun yang sedang meneruskan tradisi modernisasi. Secara historis, modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosia, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke-17 sampai pada abad ke-19. Sistem social yang ini kemudian menyebar ke Negara-negara Eropa lainnya serta juga ke Negara-negara Amerika Selatan, Asia, dan Afrika pada abad ke-19 dan 20 ini.

2. Pengertian

Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Kadang-kadang batasnya tak dapat di tentukan/ditetapkan secara mutlak. Mungkin di suatu daerah tertentu, modernisasi mencakup pemberantasan buta huruf, di lin tempat proses tadi mencakup usaha-usaha penyemprotan rawa-rawa dengan DDT untuk mengurangi sumber-sumber penyakit malaria atau mungkin juga diartikan sebgai usaha membangun pusat-pusat tenaga listrik. Di Indoneisa, misalnya, modernisai terutama ditekankan pada sector pertanian, disamping sekator lainnya.

Pada dasarnya pengertian modernisai mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisiaonal atau pra modern dalam arati teknologi serta organisasi social kearah pola-pola ekonomis dan politik yang menjadi ciri Negara-negara yang stabil.

3. Disorganisasi, transformasi, dan Proses dalam Modernisasi

Seperti telah diuraikan di muka, disorganisasin adalah proses berpudarnya atau melemahnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena adanya perubahan. Perwujudan disorganisasi yang nyata adalah timbulnya masalah-masalah sosia. Masalah social dapat dirumuskan sebagai penyimpangan (deviation) terhadap norma-norma kemasyarakatan yang merupakan persoalan bagi masyarakat pada umumnya.

(7)

budaya. Akan tetapi, medernisasi yang terlampau cepat juga tidak dikehendaki karena masyarakat tidak akan sempat mengadakan reoorganisasi.

4. Syarat-syarat Modernisasi

Modernisasi pada hakikatnya mencakup bidang-bidang yang sangat banyak. Dalam abad social change ini mau tidak mau modernisasi harus dihadapi masyarakat. Bidang yang akan diutamakan oleh suatu masyarakat tergantung dari kebijaksanaan penguasa yang memimpin masyarakat. Namun demikian modernisasi hamper pasti pada awalnya akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat.

Syarat-syarat suatu modernisasi adalah sebagai berikut:

- Cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) yang melembagakan kelah penguasa maupun masyarakat.

- Sistem administrasi Negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi. - Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat pada suatu

lembaga atau badan tertentu.

- Penciptaan iklim yang favorable darin masyarakat terhadap modrnisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.

- Tingkat organisasi yang tinggi, di suatu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.

D. Perbedaan Antara Masyarakat Tradisional dan Masyarakat Modern

1. Daerah tempat tinggal atau wilayah yang didiami.

Masyarakat Modern berempat tinggal secara menetap disatu wilayah hunian dan berada di kota, sedangkan masyarakat tradisional tempat tinggalnya bisa berpindah-pindah sesuai dengan persediaan makanan atau hewan buruan. Dan berada di pedesaan bahkan dipedalaman. Menurut temuan ada kurang lebih 16.000 Desa yang berada dipedalaman.

2. Bahasa yang digunakan.

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat modern cenderung berpariatif menggunakan bahasa Ibu bahasa Resmi dan bahasa International, sedangkan masyarakat tradisional cenderung menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Ibu atau bahasa suku.

3. Rumah tempat tinggal

(8)

4. Peralatan yang digunakan.

Dari peralatan yang digunakan baik itu peralatan rumah tangga ataupun peralatan lain, masyarakat modern menggunakan peralatan yang dibuat oleh orang lain dan bersipat canggih. Bahkan cenderung mengikuti peradaban Dunia yang datang dari luar. Sedangkan masyarakat tradisional peralatan yang digunakannya hasil buatan sendiri, yang bersipat sederhana.

5. Kehidupan Budaya.

Dilihat dari kehidupan budaya masyarakat modern merupakan perpaduan dari budaya sendiri, budaya dari budaya lain diluar suku itu sendiri, maupun budaya yang datangnya dari luar, seperti dari barat.

6. Kehidupan Sosial

Kehidupan social masyarakat modern cenderung berpariatif, seperti yang berada di kota-kota besar, mereka hidup saling membantu namun tak tahu siapa yang membantu dan siapa yang dibantu. Sedangkan masyarakat tradisional mereka saling membantu dan hidup bergotong royong.

7. Makanan yang dikonsumsi

Makanan yang dikonsumsi masyarakat modern sangat berpariatif mulai dari makanan tradisional hingga makanan yang sipatnya modern atau makanan yang datang dari luar. Sedangkan masyarakat Tradisional makanan yang dikonsumsi bersipat kontinyu, atau itu-itu juga. Bahkan masyarakat dipedalaman makanan yang dimakan adalah apa-apa yang didapat dan dihasilkan oleh hasil sendiri. Baik dari pertanian ataupun perburuan seperti daging ataupun ikan yang diambil disungai atau laut.

8. Pakaian yang dipergunakan.

Pakaian sebagai bahan penutup badan pada masyarakat modern selalu mengikuti perkembangan, yang dipakai secara umum. Sedangkan masyarakat tradisional pakaian yang digunakan apa adanya bahkan daun atau kulit kayu pun jadi bahan pakaian.

9. Kepercayaan yang dianut.

(9)

kepercayaan bersipat sama satu dengan yang lainnya. Bahkan leluhur mereka adalah merupakan hal yang sangat dominan dalam sisi kehidupan masyarakat tradisional.

10. Alat transportasi dan Komunikasi.

(10)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Masyarakat Tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama sedangkan Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini.

Ciri-ciri masyarakat tradisional menurut Talcott Parson:

a. Afektifitas : yaitu hubungan antar anggota masyarakat didasarkan pada kasih sayang. b. Orientasi kolektif yaitu lebih mengutamakan kepentingan kelompok/kebersamaan.

c. Partikularisme yaitu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan apa yang khusus berlaku untuk suatu daerah tertentu saja, ada hubungannya dengan perasaan subyektif dan rasa kebersamaan.

d. Askripsi yaitu segala sesuatu yang dimiliki diperoleh dari pewarisan generasi sebelumnya.

e. Diffuseness (kekaburan) yaitu dalam mengungkapkan sesuatu dengan tidak berterus-terang.

Sedangkan ciri-ciri masyarakat modern adalah: a. Masyarakatnya heterogen.

b. System pelapisan sosialnya terbuka. c. Mobilitas sosialnya tinggi.

d. Melakukan tindakan secara rasional. e. Tidak terikat pada tradisi/adat.

Perbedaan Masyarakat Tradisional dan Masyarakat ModernPakaian

Banyak Masyarakat Kota, yang tidak mempunyai rasa malu, dengan membuka auratnya di depan umum (Khalayak ramai) Sedangkan masyarakat desa cenderung malu dan tidak suka berpakaian terbuka.

Kepedulian

(11)

pedesaan,ketika kita ingin membangun rumah atau merenovasi rumah kita tidak perlu membayar kuli bangunan untuk mengerjakannya karena biasanya para tetangga sekitar bersedia membantu melakukannya. Kepedulian di antara angoota masyarakat di pedesaan sangat kental. Bisa kita lihat ketika salah satu anggota masyarakat di desa ada yang sakit biasanya banyak yang menjenguk. Berbeda dengan di kota yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan kehidupan sekitarnya.

 Cara Berfikir.

Dalam masyarakat desa masih kental dengan budaya-budaya yang berbau gaib. Maka dari itu untuk masyarakat pedesaan yang seperti itu biasanya sangat tertutup dan sulit menerima kebudayaan modern. Cara berfikir mereka biasanya berhubungan dengan mitos-mitos atau cerita leluhur yang adakalanya sangat tidak masuk akal. Sedangkan masyarakat kota cenderung berfikir secara logika dan sulit menerima hal-hal yang bersifat tahayul/gaib.

B. Kritik dan Saran

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Davis, Kingsley. 1960. Human Society The Macmillan Company. New York.

Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa..

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Soemardjan, S dan Breazeale, K. 1993. Cultural Change in Rural Indonesia; Impact of Village Development. Honolulu: UNS-YISS-East West Center.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, atas dasar permasalahan yang ada diatas, penulis merancang kampanye sosial tentang pengurangan penggunaan styrofoam sebagai media informasi bagi penduduk kota

Pengamatan dan wawancara ketiga di TK Nusa Indah Palembang dengan Ibu Een Menjelaskan Bahwa kurikulum yang digunakan di TK tersebut telah menggunakan kurikulum

Pembelajaran dengan menggunakan media permainan monopoli selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa juga terdapat kendala yaitu di awal pertemuan, dalam pelaksanaan

Berdasarkan hasil pembahasan peran sikap profesionalisme auditor internal dalam mengungkapkan temuan audit, maka dapat disimpulkan bahwa audit internal adalah suatu

Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan, dan nilai yang digunakan untuk tujuan

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur barang siapa adalah siapa saja yaitu manusia sebagai subjek hukum yang dapat mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukannya

Dari hasil pengamatan penulis strategi distribusi yang dilakukan oleh penjual tanah merah yang ada di Desa Kwadungan Lor Kecamatan Padas Ngawi menggunakan saluran

Peristiwa 13 Mei 1969 ini telah menguntungkan kepada musuh-musuh negara yang sentiasa mengambil kesempatan dan peluang untuk memecah-belahkan rakyat dan ingin menakluk Malaysia