• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yoga Sinung Kristianto F1209062

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Yoga Sinung Kristianto F1209062"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

“PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN OTENTIK WIRAUSAHA PADA SIKAP KARYAWAN DI GALABO”

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

YOGA SINUNG KRISTIANTO NIM. F1209062

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN OTENTIK WIRAUSAHA PADA SIKAP KARYAWAN DI GALABO

YOGA SINUNG KRISTIANTO NIM. F1209062

Dalam sebuah perusahaan tentunya diperlukan kerjasama antara pimpinan dengan karyawan. Seorang pemimpin yang baik akan berusaha menciptakan suanana kerja yang kondusif, dimana adanya kerjasama antara karyawan dengan karyawan serta karyawan dengan pimpinan. Kerjasama yang baik diharapkan menciptakan suasana bekerja menjadi lebih dinamis yang pada akhirnya misi dan visi perusahaan dapat diwujudkan, demikian juga wirasuha dijalankan di Galabo Solo. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh kepemimpinan otentik wirausaha pada komitmen, kepuasan kerja dan kebahagiaan kerja karyawan di Galabo.

Sampel adalah seluruh karyawan yang tergabung dalam Galabo sebanyak 113 karyawan, sehingga teknik sampel menggunakan total sampling. Data penelitian diperoleh dengan cara kuesioner yang kemudian diuji dengna menggunakan uji regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan otentik mempunyai pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasi dengan dengan nilai signifikansi 0,000, kepemimpinan otentik mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja dengan nilai signifikansi 0,001, dan kepemimpinan otentik mempunyai pengaruh yang positif terhadap kebahagiaan kerja dengan nilai signifikansi 0,002.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan pemilik wirausaha dalam menjalankan kepemimpinan otentik lebih memperhatikan ide, gagasan dan menerima kritik dari karyawan demi memajukan usaha waralaba sehingga karyawan akan semakin berkomitmen kepada organisasi, semakin puas dan semakin bahagian di tempat kerja.

(5)

commit to user employees. A good leader will try to create a conducive working suanana, where the cooperation between employees and employees and employees with leadership. Good cooperation is expected to create a more dynamic working atmosphere that ultimately the company's mission and vision can be realized, as well as entrepreneurship run in Galabo Solo. The purpose of this study was to test the effect of entrepreneurship on authentic leadership commitment, job satisfaction and employee happiness in Galabo. Sample is all employees who are members of as many as 113 employees Galabo, so that the total sample using sampling techniques. The research data obtained by questionnaire which was then tested using the regression test. The results showed that authentic leadership has a positive influence on the organization's commitment to the significance value 0.000, authentic leadership has a positive influence on job satisfaction with a significance value of 0.001, and authentic leadership has a positive influence on the happiness of working with a significance value of 0.002.

Based on the research results expected in running entrepreneurial owners pay more attention to the idea of authentic leadership, ideas and criticism from employees for the promotion of the franchise so that employees will be more committed to the organization, the more satisfied and happier in the workplace

Keywords: authentic leadership, organizational commitment, work happiness job satisfaction, employee

(6)

commit to user

vi

HALAMAN MOTTO

B

erjalanlah menurut kata Hati, karna

H

ati tidak akan pernah

berbohong

S

egala perkara dapat aku tanggung di dalam

Dia

S

ebab rencana

Tuhan

bukan rencana kegagalan~ melainkan

(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Orang tuaku, Kakakku Sahabat-sahabatku

(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah Bapa Yesus Kristus Roh Kudus, atas berkat, kuasa, kasih, dan karuniaNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN OTENTIK WIRAUSAHA PADA SIKAP KARYAWAN DI GALABO’’

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Strata satu di Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis tidak lepas dari motivasi dan bantuan yang mengalir dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Hunik Sri Runing, MS.i, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Yeni Fajariyanti S.E.,M.Si. selaku Pembimbing, atas bimbingan, pemikiran, dukungan, saran, dan motivasi yang sangat berguna bagi penulisan skripsi ini. 4. Tim penguji, Bp. Muhammad cholil, Ibu Asri laksmi riani dan ibu yeni fajariyanti. 5. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

6. Wirausaha-wirausaha Galabo yang telah berkenan menjadi responden dalam penelitian ini.

(9)

commit to user

ix

8. Sahabat-sahabatku angkatan 2009 yang ikut memberi inspirasi selama pembuatan skripsi ini, yang selalu memberikan semangat-semangat baru dalam penulisan skripsi ini.

9. Pacarku Bernadeta atas dukungan, perhatian, cinta, sayang dan kasihnya.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena Penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya.

Amin.

Surakarta, 26 Juli 2012

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...………... ii

HALAMAN PENGESAAN... iii

ABSTRAK ...………... iv

ABSTRACT ...………... v

HALAMAN MOTTO... … vi

HALAMAN PERSEMBAHAN………... vii

KATA PENGANTAR………...………... viii

DAFTAR ISI…………...………. x

DAFTAR TABEL………...……….… xiii

DAFTAR GAMBAR………...……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN... … xv

BAB I. PENDAHULUAN………...…...…... 1

A. Latar Belakang Masalah………...……… 1

B. Perumusan Masalah………....……….. 9

C. Tujuan Penelitian………...….………. 9

D. Manfaat Penelitian………....………. 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……… 11

A. Telaah Pustaka ………..…. 11

(11)

commit to user

xi

2. Komitmen Karyawan... 20

3. Kepusan Kerja………. 22

4. Kebahagiaan Di Tempat Kerja……… 31

B. Penelitian terdahulu ...………...… 35

C. Kerangka Pemikiran ... 37

D. Pengembangan Hipotesis... 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……… 41

A. Desain Penelitian………..…………...………….... 41

B. Populasi dan Sampel………..………..……… 41

C. Objek Penelitian……….. 42

D. Definisi operasional dan Skala Pengukuran…...…………... 42

E. Sumber Data... . 45

F. Prasedur dan Analisis Data………... 46

1. Pengujian Instrumen Penelitian………. 46

2. Metode Analisis Data……… 47

3. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit……… 49

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………...……… 52

A. Gambaran Objek Penelitian…….. .………..……... 52

B. Deskripsi Data Responden ………..………..………... 56

C. Hasil Penilaian Responden... 58

D. Uji Instrumen Penelitian...……..………..………….. 65

(12)

commit to user

xii

1. Uji Normalitas……… 68

2. Uji Heterokedasitas……….. 69

3. Uji Multikolinearitas……….. 70

4. Uji Autokorelasi……… 71.

F. Analisis Regresi... 72

1. Pengaruh kepemimpinan otentik terhadap komitmen organisasi…… 72

2. Pengaruh Kepemimpinan Otentik Terhadap Kepuasan Kerja……….. 75

3. Pengaruh Kepemimpinan Otentik Terhadap Kebahagiaan Kerja…….. 78

BAB V. PENUTUP...…....………..……...…….. 81

A. Kesimpulan………..……...………... 81

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Kualitas-kualitas Pemimpin dan Manajer...……... 14

Tabel IV.1 Data penjual dan responden……… 54

Tabel IV.2 Distribusi Sample menurut usia...….…… 56

Tabel IV.3 Distribusi Sample menurut jenis kelamin………. 57

Tabel IV.4 Deskripsi penilaian responden terhadap kepemimpinan otentik… 58 Tabel IV.5 Deskripsi penilaian responden terhadap komitmen organisasi …. 60 Tabel IV.6 Deskripsi penilaian responden terhadap kepuasan kerja……... 62

Tabel IV.7 Deskripsi penilaian responden terhadap kebahagiaan kerja……… 63

Tabel IV.8 Hasil Uji Validitas………... 66

Tabel IV.9 Hasil Uji Reliabilitas………... 67

Tabel IV.10 Hasil Uji Normalitas... 68

Tabel IV.11 Hasil Uji Multikolinearitas... 71

Tabel IV.12 Hasil uji autokorelasi... 71

Tabel IV.13 Hasil uji regresi kepemimpinan otentik terhadap komitmen…… 72

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Model Umum Kepuasan Kerja………...……….... 30

Gambar II. 2 Rerangka Pemikiran……….. 37

Gambar IV.1 Distribusi Sample Menurut Usia... 57

Gambar IV.2 Distribusi Sample Menurut jenis kelamin... 57

Gambar IV.3 Scattler plot heterokodasitas komitmen organisasi... 69

Gambar IV.4 Scattler plot heterokodasitas kepuasan kerja... 69

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Daftar Kuesioner

Lampiran 3. Hasil Uji Karakteristik Responden Lampiran 4. Hasil Penilaian Responden

Lampiran 5. Hasil Regresi Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 8. Tabel Durbin Watson Lampiran 9. Tabel Degrees of fredom Lampiran 10. Tabel Nilai t

(16)

commit to user

“PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN OTENTIK WIRAUSAHA PADA SIKAP KARYAWAN DI GALABO”

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

YOGA SINUNG KRISTIANTO

NIM. F1209062

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

(17)

commit to user PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat, dengan cara menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan

oleh masyarakat tersebut. Dengan pemenuhan kebutuhan tersebut perusahaan

berharap tujuannya dapat terpenuhi. Sedangkan organisasi merupakan suatu bentuk

kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama,

yang mengacu pada suatu lembaga (institusi) atau kelompok fungsional (Sabardi,

2001 : 86). Dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan haruslah

dapat mengorganisasikan sumber daya, baik uang, bahan, tenaga kerja, mesin,

peralatan, waktu efektif dan efisien. Secara umum pengertian efektif adalah dengan

sumber daya yang ada dapat diusahakan terjadinya peningkatan produktivitas, yang

tentunya tidak mengabaikan kualitas produk atau output yang dihasilkan, sedangkan

efisien berarti proses produksi yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dengan

biaya yang relative murah dan tepat waktu.

Perkembangan globalisasi yang terjadi sekarang ini membawa pengaruh

yang cukup besar kepada para pelaku industri. Keadaan ini mengharuskan

perusahaan untuk dapat meningkatkan competition advantage dan mampu bersaing

dengan perusahaan yang lain jika ingin tetap bertahan di dunia usaha. Terkhusus

pada sebuah perusahaan baru dengan manajemen yang baru pula. Perusahaan

haruslah memiliki atau berjiwa kewirausahaan, (Daily et al,2002) yaitu merupakan

penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan masalah dan upaya

(18)

commit to user

yang terjadi diantaranya adalah persaingan dalam kualitas produk, kemampuan

dalam memasarkan produk, kemampuan dalam dalam hal memproduksi dengan

tepat waktu, serta persaingan harga produk.

Bukan hanya berimbas pada sebuah perusahaan besar saja perkembangan

globalisasi yang terjadi sekarang ini, melainkan juga berpengaruh terhadap

pelaku-pelaku bisnis, yang biasa disebut wirausaha. Dimana seorang wirausaha menurut

(Griffin, 2004) adalah usaha atau bisnis yang selalu berusaha memindahkan segala

sumber daya ekonomi dari wilayah yang kurang produktif ke wilayah yang lebih

produktif agar memperoleh penghasilan yang lebih besar, dan semakin besar.

Terlebih juga berimbas pada pelaku usaha kecil-menengah yang sejenis, yang

berada di pusat jajan khas solo, yaitu di Galabo. Dimana pelaku usaha kecil tersebut

berada dalam lingkup serta memiliki output yang sama dengan pelaku usaha yang

lain. Sedangkan Galabo sendiri merupakan, suatu nama wadah atau tempat

berkumpulnya beberapa penjual makanan khas solo. Usaha Kecil dan Menengah

disingkat UKM adalah “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan

bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu

dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Sistem manajemen yang baik serta kepemimpinan yang baik dapat

membantu dalam menyusun suatu perencanaan, pelaksanaan proses produksi serta

akan terjadi kepuasan kerja karyawan. Manajemen sumber daya manusia merupakan

suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai,

buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi

atau perusahan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan (Dessler, 2006).

(19)

commit to user

perusahaan yang sudah berdiri lama, tetapi manajemen sumber daya manusia ini

juga sangatlah diperlukan oleh perusahaan baru yang akan bersaingan dengan

perusahaan yang sudah ada dan juga pada pelaku usaha kecil-menengah. Salah satu

hal yang menjadi perhatian dalam kesuksesan adalah pemimpin atau kepemimpinan

dari manajer atau pemilik dari pelaku usaha tersebut.

Pendiri bisnis bertanggung jawab untuk penciptaan barang dan jasa dan

pendayagunaan (Chandler dan Hanks, 1994). Dalam kenyataannya para pemimpin

dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja

dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk

mencapai tujuan mereka (Handoko, 2003). Dimana pemimpin yang efektif adalah

pemimpin yang mempunyai sifat-sifat atau kualitas tertentu yang diinginkan.

Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan

berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut

(Handoko, 2003) kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses

pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok

anggota yang saling berhubungan tugasnya. Sedangkan menurut (Daily et al, 2002)

"leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to

contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the

organization or common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat

didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi

aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang

(20)

commit to user

Kepemimpinan adalah bagian penting dalam manajemen, tetapi tidak sama

dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai

seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan

sasaran.(Handoko, 2003). Kepemimpinan sebuah organisasi haruslah menciptakan

suasana keharmonisan dan keserasian dalam setiap pelaksanaan kegiatan atau

aktivitas kerja tersebut. Keharmonisan dan keserasian tersebut dapat tercipta jika

sistem kerja dibuat rukun dan kompak sehingga tercipta iklim yang konduksif. Hal

ini akan membuat para karyawan termotivasi untuk bekerja dengan optimal yang

pada akhirnya tujuan organisasi dapat terwujud dengan tingkat efisiensi dan

efektivitas yang tinggi.

Luthans dan Avolio, (2003), mengungkapkan bahwa pemimpin yang otentik

adalah seseorang yang percaya diri, memiliki harapan, optimis, ulet, transparan,

memiliki moral atau etika, berorientasi masa depan, dan memberikan prioritas untuk

mengembangkan karyawan untuk menjadi pemimpin. (Shane dan Venkataraman,

2000) yang mengungkapkan kemampuan kepemimpinan menunjukkan seorang

pendiri bisnis (yaitu manajerial kompetensi) yang dianggap penting dan bahwa

adalah penting bagi pendiri sebagai pemimpin untuk dapat bekerja dengan,

memahami, dan memotivasi orang lain untuk bekerja sesuai tujuan.

Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluasi-baik yang diinginkan atau yang

tidak diinginkan-mengenai objek, orang, atau peristiwa. Dalam organisasi sikap

bersifat penting karena mereka mempengaruhi perilaku. Menurut (Swastha dan

Irawan ; 2005) sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi

terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara

(21)

commit to user

faktor yang tepat untuk meramalkan perilaku yang akan datang. Jadi dengan

mempelajari sikap seseorang diharapkan dapat menentukan apa yang akan

dilakukan. Sikap yang berkaitan dengan pekerjaan ini membuat evaluasi positif atau

negatif yang dipegang para karyawan mengenai aspek-aspek lingkungan kerja

mereka. Sebagian sikap yang ditunjukkan oleh karyawan yaitu ; kepuasan kerja,

komitmen pada organisasi, dan kebahagiaan di tempat kerja.

Sikap komitman pada organisasi tersebut didefinisikan sebagai keadaan

dimana karyawan mengaitkan dirinya ke organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya,

serta berharap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi itu. Sehingga,

keterlibatan kerja yang tinggi berarti mengaitkan diri ke pekerjaan khusus

seseorang; sedangkan komitmen pada organisasi yang tinggi berarti mengaitkan diri

ke organisasi yang mempekerjakannya (Robbins, 2008).

Kepuasan kerja menurut (Handoko, 2003) adalah Keadaan emosional yang

menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini

dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang

dihadapi di lingkungan kerjanya. Menurut (Robbins, 2008) kepuasan kerja

didefinisikan sebagai sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Seseorang

cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya

dari pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral,

kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan

perusahaan (Hasibuan, 2003). Kepuasan kerja yang tinggi atau baik akan membuat

karyawan semakin loyal kepada perusahaan atau organisasi. Semakin termotivasi

(22)

commit to user

kerja yang tinggi akan memperbesar kemungkinan tercapainya produktivitas dan

motivasi yang tinggi pula. Karyawan yang tidak merasa puas terhadap pekerjaannya,

cenderung akan melakukan penarikan atau penghindaran diri dari situasi-situasi

pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun psikologis.

Karyawan memainkan peranan dalam kepemimpinan. Bagaimanapun

mereka adalah orang yang dianggap dipengaruhi oleh pemimpin. Terlebih sumber

daya manusia merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan keberhasilan

suatu organisasi mencapai tujuan, orang merupakan unsur yang sangat penting

dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan maka kepemimpinan sangatlah

diperlukan. Menurut Dirks & Ferin (2002) kebahagiaan adalah sesuatu yanglebih

dari sebuah pencapaian tujuan dikarenakan pada kenyataannya kebahagiaan selalu

dihubungkan dengan kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang lebih tinggi,

pendapatan yang lebih tinggi, serta tempat kerja yang lebih baik. Kebahagiaan

merupakan pemahaman umum mengenai seberapa senang seseorang akan

kehidupannya sendiri atau secara formal merupakan tingkat dimana seseorang

menilai keseluruhan kehidupannya secara positif (Sopiah, 2008). Oleh karena itu,

ketika karyawan merasa dan mendapatkan kebahagiaan di tempat kerja, maka tujuan

akan dapat tercapai dengan baik, begitu juga sebaliknya.

Uraian diatas menunjukkan adanya hubungan yang terjadi antara

kepemimpinan dari pemilik perusahaan (motivasi) dan kepuasan kerja (sikap

karyawan) terhadap kelangsungan proses munculnya serta keberhasilan perusahaan

baru baik itu perusahaan besar maupun kecil, terlebih pada pelaku usaha

(23)

commit to user

seorang manajer mengakibatkan dan berpengaruh pada kinerja suatu perusahaan,

menjadi lebih baik atau akan menjadi tidak produktif.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mereplikasi penelitian sebelumnya dan

untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan sampel beberapa

wirausaha kecil yang berkumpul dalam satu wilayah, yaitu pusat jajanan solo di

Galabo. Karena diketahui bahwa GALABO merupakan suatu tempat berkumpulnya

para penjual dari tiga tempat dan dijadikan menjadi satu tempat yaitu berada di

GALABO. Tiga tempat itu adalah Gladag, Langen, Bogan dan akhirnya disingkat

menjadi GALABO. Para penjual mempunyai mempunyai atau memiliki output yang

sama dengan pelaku atau penjual yang lain, terlebih ada beberapa jenis makan yang

sama yang dijual oleh beberapa warung, misalnya soto, bakso, sate. Oleh karena itu

faktor kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memajukan usaha. Karena

kepemimpinan yang baik dapat membantu dalam menyusun perencanaan,

pelaksanaan proses produksi serta akan terjadi kepuasan kerja karyawan dan dapat

tercapai tujuannya.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk penelitian yang

akan datang. Penelitian yang dilakukan ini juga akan memperhatikan dari segi

variable demografis para karyawan, yaitu seperti umur, jenis kelamin, pendidikan,

pengalaman, usaha kecil maupun besar. Dengan variable yang dihubungkan untuk

sikap kepemimpinan otentik seorang wirausaha terhadap sikap dari para karyawan.

Variable dari sikap karyawan diantaranya yaitu komitmen karyawan disuatu

organisasi, kepuasan kerja karyawan, kebahagiaaan kerja karyawan, dan penelitian

ini tentunya diharapkan akan terjadi suatu hubungan yang positif di antara

(24)

commit to user B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka masalah-masalah pokok yang mendorong penelitian dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apakah kepemimpinan otentik wirausaha berpengaruh positif pada komitmen

karyawan di Galabo ?

2. Apakah kepemimpinan otentik wirausaha berpengaruh positif pada kepuasan

kerja karyawan di Galabo ?

3. Apakah kepemimpinan otentik wirausaha berpengaruh positif pada kebahagiaan

karyawan di tempat kerja di Galabo ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka

penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu :

1. Menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan otentik wirausaha pada

komitmen karyawan di galabo.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan otentik wirausaha pada

kepuasan kerja karyawan di galabo.

3. Menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan otentik wirausaha pada

(25)

commit to user D. Manfaat Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa

kegunaan atau manfaat, antara lain :

1. Manfaat Praktis

Kontribusi ini menunjukkan bahwa hasil dari riset dapat digunakan untuk

diterapkan di praktek nyata atau paling tidak dapat digunakan untuk

memperbaiki praktek yang ada dengan lebih baik. Penelitian yang dilakukan

penulis diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu ; sebagai penerapan ilmu

pengetahuan yang berupa teori terutama yang berhubungan dengan manajemen

sumber daya manusia dan peneliti mendapat wawasan tentang arti pentingnya

suatu sikap nyata kepemimpinan. Begitu pula hasil penelitian dapat dijadikan

sebagai tambahan informasi pada umumnya dan referensi bagi peneliti lain.

2. Manfaat Akademis

Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memperbaiki teori yang

sudah ada, menjelaskan teori yang sudah ada ke fenomena baru atau menemukan

teori baru. Penelitian ini diharapkan akan memperoleh gambaran dan dapat

mengetahui hubungan mengenai sikap nyata kepemimpinan seorang pemimpin

yang berimbas terhadap sikap para karyawan, baik pada wirausaha kecil maupun

sector wirausaha skala besar.

(26)

commit to user

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Telaah Pustaka

1. Kepemimpinan

a. Pimpin

Konsep ”pemimpin” berasal dari kata asing ”leader” dan

”kepemimpinan” dari ”leadership”. Pemimpin adalah orang yang paling

berorientasi hasil di dunia, dan kepastian dengan hasil ini hanya positif

kalau seseorang mengetahui apa yang diinginkannya. Suwanto dan priansa

(2011), mengatakan bahwa pemimpin adalah pionir sebagai orang yang

bersedia melangkah ke dalam situasi yang tidak diketahui. Pemimpin yang

mempunyai visi yang jelas dapat menjadi penuntun dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin. Kartono (2005:51),

menyatakan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas

tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk

menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran

tertentu.

b. Kepemimpinan

Kepemimpinan atau leadership termasuk kelompok ilmu terapan

atau applied sciences dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan

rumusan-rumusannya bermanfaat daalam meningkatkan kesejahteraan

manusia. Sebagai langkah awal untuk mempelajari dan memahami segala

(27)

commit to user

diantara orang-orang tidak pasif. Selain itu, pengaruh didesain untuk

mencapai beberapa hasil akhir atau tujuan. Oleh karena itu, kepemimpinan

(leadership) seperti yang didefinisikan disini adalah kemampuan

mempengaruhi orang-orang untuk untuk mencapai tujuan organisasi.

Definisi ini memiliki ide bahwa para pemimpin terlibat dengan orang-orang

lain dalam pencapaian tujuan. Menurut Daft (2006), kepemimpinan adalah

resiprokal, muncul diantara orang-orang. Kepemimpinan adalah sebuah

aktivitas ”orang-orang”, berbeda dari pekerjaan administratif dengan kertas

atau aktivitas penyelesaian masalah. Kepemimpinan adalah dinamis dan

melibatkan penggunaan wewenang. Kartono (2005), menyatakan

kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang

konstruktif kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha kooperatif

mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Veithzal Rivai (2005),

menyatakan kepemimpinan adalah peranan dan juga suatu proses untuk

mempengaruhi orang lain.

Kepemimpinan dan manajemen adalah dua istilah yang sering

dikacaukan. Manajemen berkaitan dengan penanganan kerumitan.

Manajemen yang baik menghasilkan tatanan dan konsistensi dengan

menyusun rencana-rencana formal, merancang struktur organisasi yang

ketat, dan memantau hasil melalui pembandingan dengan rencana.

Kepemimpinan sebaliknya, menyangkut penanganan perubahan. Para

pemimpin menetapkan arah dengan menyusun satu visi masa depan;

kemudian mereka menyatukan orang-orang dengan mengkomunikasikan

(28)

commit to user

Kepemimpinan menurut Robbins (2008), didefinisikan sebagai kemampuan

untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.

c. Kepemimpinan Versus Manajemen

Manajemen dan kepemimpianan merupakan hal yang penting bagi

organisasi. Para manager yang efektif juga harus menjadi pemimpin karena

ada karakteristik-karakteristik khusus yang berkaitan dengan manajemen

dan kepemimpinan yang memberikan kekuatan berbeda bagi organisasi

tersebut. Salah satu perbedaan utama antara karakteristik manajer dan

pemimpin berkaitan dengan sumber wewenang dan tingkat pemenuhan yang

ditimbulkan di antara para pengikutnya. Menurut Daft (2006), Kekuatan

(power) adalah kemampuan yang berpotensi untuk memengaruhi perilaku

orang lain. Kekuasaan manajemen datang dari posisi individu dalam suatu

organisasi. Karena kekuasaan manajer dating dari struktur organisasional,

kekuasaan tersebut mendorong adanya stabilitas, ketertiban, dan

penyelesaian masalah dalam dalam struktur tersebut. Kekuasaan

kepemimpinan disisi lain, di sisi lain, datang dari sumber-sumber pribadi

yang tidak diinvestasikan dalam organisasi, seperti minat, tujuan, dan nilai

pribadi. Kekuasaan kepemimpinan mendorong adanya visi, kreativitas, dan

(29)

commit to user

Penuh gairah Berkonsultasi

Kreatif Persisten

Fleksibel Menyelesaikan masalah

Penuh inspirasi Berwatak keras

Inovatif Analitikal

Berani Terstruktur

Imaginative Tenang

Suka mencoba Berkuasa

Mencetuskan perubahan Menstabilisasi

Kekuasaan pribadi Kekuasaan posisi

Sumber : berdasarkan pada Genevieve Capowski, Anatomy of a leader : Where Are the Leader of Tomorrow?” Management Review, 12 Maret 1994

d. Perilaku Pemimpin

Sewaktu nampak bahwa pemimpin yang efektif tidak mempunyai

sifat-sifat yang berbeda dengan mereka yang tidak efektif, para peneliti

mencoba meneliti perilaku para pemimpin tersebut. Bagaimana mereka

mendelegasikan tugas, bagaimana mereka berkomunikasi dan memotivasi

bawahan mereka. Perilaku pimpinan ini sering disebut juga sebagai gaya

kepemimpinan (style of leadership).

Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku

yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan

individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Husnan dan Ranupandojo

(2002) misalnya, membagi berbagai gaya kepemimpinan menjadi 3, yaitu :

(30)

commit to user

Seorang pemimpin yang otokratik menganggap bahwa semua

kewajiban untuk mengambil keputusan, untuk menjalankan tindakan,

dan untuk mengarahkan, memberimotivasi dan mengawasi bawahannya

terpusat di tangannya. Seorang pemimpin otokratik mungkin

memutuskan bahwa ialah yang berkompeten untuk memutuskan, dan

punya perasaan bahwa bawahannya tidak mampu untuk mengarahkan

diri mereka sendiri. Seorang otokrat mengawasi pelaksanaan pekerjaan

dengan maksud untuk meminimumkan penyimpangan dari arah yang ia

berikan.

Penggunaan gaya kepemimpinan “autocratic” cocok apabila para

bawahan tidak mengetahui tujuan dan sasaran perusahaan, apabila

perusahaan menggunakan ketakutan dan hukuman sebagai cara

pendisiplinan, dimana para karyawan tidak terlatih, para pimpinan ingin

lebih dominan dalam pengambilan keputusan, dan hanya ada sedikit

“maaf” untuk melakukan kesalahan.

2. The Paticipative leader

Apabila seorang pemimpin menggunakan gaya partisipatif ia

menjalankan kepemimpinannya dengan konsultasi. Ia tidak

mendelegasikan wewenangnya untuk membuat keputusan akhir dan

untuk memberikan pengarahan tertentu kepada bawahannya, tetapi ia

mencari berbagai pendapat dan pemikiran dari para bawahannya

mengenai keputusan yang akan diambil. Ia akan segera serius

mendengarkan dan menilai pikiran-pikiran para bawahannya dan

(31)

commit to user

dipraktekkan dan tentunya akan mendorong kemampuan mengambil

keputusan dari para bawahannya sehingga pikiran-pikiran mereka akan

selalu meningkat dan makin matang.

Gaya kepemimpinan “participative” cocok apabila tujuan

perusahaan telah dikomunikasikan dan para bawahan telah menerimanya.

Perusahaan menggunakan hadiah dan ketertiban sebagai alat motivasi

utama, pimpinan benar-benar menginginkan untuk mendengar pendapat

dan ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Dimana

pimpinan menginginkan untuk mengembangkan kemampuan analitis dan

“self control” dari para bawahan, para bawahan cukup berpengetahuan

dan berpengalaman, para bawahan menginginkan ketertiban dalam

pengambilan keputusan dan waktu untuk menyelesaikan tugas

memungkinkan untuk partisipasi.

3. The Free Rein leader

Dalam gaya kepimpinan “free rein”, pemimpin mendelegasikan

wewenang untuk mengambil keputusan kepada para bawahan dengan

agak lengkap. Pada prinsipnya pimpinan akan mengatakan “Inilah

pekerjaan yang akan saudara lakukan. Saya tidak peduli bagaimana kalau

mengerjakannya, asalkan pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan

baik”. Di sini pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan

pekerjaan tersebut kepada para bawahan, dalam artian pimpinan

menginginkan agar para bawahan bisa mengendalikan diri mereka

sendiri, dituntut untuk memiliki kemampuan/ keahlian yang tinggi di

(32)

commit to user

Gaya kepemimpinan free rein nampaknya paling cocok apabila tujuan

perusahaan telah dikomunikasikan dengan baik dan telah diterima dengan

baik pula oleh para bawahan. Yang pada kenyataannya, tujuan organisasi

dan tujuan karyawan merupakan hal yang selaras. Demikian juga apabila

pimpinan benar-benar ingin mendelegasikan wewenang pengambilan

keputusan kepada para bawahannya, para bawahan benar-benar ahli dan

berpengalaman dalam menjalankan pekerjaannya serta mempunyai

keinginan untuk mengendalikan diri sendiri dalam melakukan pekerjaan,

punya keinginan yang besar untuk independen, memperoleh kepuasan dari

pelaksanaan pekerjaan, dan akibatnya yang ditimbulkan karena kesalahan

pelaksanaan mempunyai “ruang:” yang cukup besar.

e. Kepemimpinan Otentik

Menciptakan dan mempertahankan usaha bisnis baru agar tetap

sukses tidak hanya menuntut visi dan modal keuangan, tetapi juga untuk

mengarahkan dan mewujudkan visi dan modal finansial menjadi kesuksesan

yang nyata. Meskipun pendiri usaha baru sering disebut sebagai pengusaha,

kami berpendapat bahwa ketika pendiri ini menjadi ujung tombak

pengembangan ide dan sumber daya (terutama sumber daya manusia)

sehingga dapat mewujudkan kesuksesan, pengusaha ini barulah bisa disebut

pemimpin.

Kepemimpinan otentik didefinisikan sebagai, Sebuah proses yang

menarik baik dari psikologis yang positif dan konteks organisasi yang

sangat maju, yang menghasilkan perilaku positif yang lebih besar dan baik.

(33)

commit to user

pemimpin maupun karyawan, dan juga dapat mendorong pengembangan

yang positif dari dirinya maupun orang lain. Pemimpin otentik adalah

pribadi yang pasti, penuh harapan, optimis, tangguh, transparan,

menjunjung moral / etika, berorientasi masa depan, dan memberikan

prioritas kepada karyawan agar dapat berkembang menjadi pemimpin

(Luthans dan Avolio, 2003).

Kepemimpinan otentik diibaratkan sebagai sumber utama yang

dapat menciptakan kondisi dimana anggota organisasi memiliki tingkat

kepercayaan yang lebih tinggi, serta masing-masing dapat membantu orang

lain untuk membangun kekuatan mereka serta menjadi lebih positif, untuk

memperluas pemikiran mereka, untuk menambah nilai akan keputusan

mereka, dan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan organisasi mereka

dari waktu ke waktu (Avolio dkk., 2004). Oleh karena itu, pengusaha yang

menampilkan kepemimpinan otentik tersebut dapat lebih siap untuk

menghadapi tantangan yang biasanya selalu dialami oleh perusahaan baru.

Pemimpin otentik dapat mengubah tantangan tersebut hingga menjadi hal

yang memiliki dampak positif pada karyawan melakukan pekerjaan, dan

menyadari potensi penuh dari visi mereka.

Pemimpin otentik juga memimpin dari depan, serta turut melayani.

Hal ini bisa dijadikan contoh perilaku yang bisa menginspirasi karyawan

mereka, dan mendorong karyawan untuk berprestasi dan mengembangkan

perusahaan yang bersangkutan. Dalam argumennya mengenai mengapa ada

pengusaha sering tidak memandang "derajat", Hamm (2002) menyebutkan,

(34)

commit to user

memiliki kepentingan perusahaan yang sangat banyak. Pemimpin sejati juga

digambarkan sebagai pribadi yang memiliki kemampuan utnutk

mengembangkan kapasitas moral, serta bisa menilai, mengeksplorasi

permasalahan dari berbagai sudut, dan mengidentifikasi cara untuk

mengatasi masalah tanpa mnyebabkan masalah lain (Avolio dan Gardner,

2005; Avolio dan Luthans, 2006; Luthans dan Avolio, 2003).

Singkatnya, dengan menggunakan teori kepemimpinan otentik

seperti yang diusulkan oleh Avolio, Luthans dan rekan sebagai pedoman

kerangka kerja, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana pendiri melihat

kepemimpinan otentik pengusaha (seperti yang dirasakan oleh karyawan)

dan melihat kaitannya dengan kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan

pekerjaan kebahagiaan karyawan di perusahaan kecil yang relative baru.

Penelitian menunjukkan bahwa ketika karyawan diperlakukan secara adil

dan merasa lebih diperhatikan oleh atasan, mereka lebih berkomitmen dan

lebih cenderung memiliki sikap positif (Dirks dan Ferrin, 2002; Rhoades et

al, 2001).

2. Komitmen Karyawan

Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting dalam suatu

organisasi atau perusahaan. Siagian (1995) menyatakan bahwa sebagai sumber

daya yang menggerakkan dan mengarahkan organisasi, sumber daya manusia

harus selalu diperhatikan, dijaga, dipertahankan, serta dikembangkan oleh

organisasi. Sementara itu ditinjau dari sudut karyawan sebagai sumber daya

(35)

commit to user

tidak hanya mengharapkan imbalan atas jasa yang diberikannya kepada

organisasi, tetapi juga mengharapkan kualitas tertentu dari perlakuan dalam

tempat kerjanya. Karyawan mencari martabat, penghargaan, kebajikan yang

mempengaruhi kerja dan karir mereka, rekan kerja yang kooperatif, serta

kompensasi yang adil. Tuntutan karyawan yang semakin tinggi terhadap

organisasi serta apa yang dilakukan oleh organisasi akan menentukan bagaimana

komitmen atau keterikatan karyawan terhadap organisasi, yang pada akhirnya

mempengaruhi keputusannya untuk tetap bergabunng dan memajukan

organisasinya atau memilih temmpat kerja lain yang lebih menjanjikan.

Komitmen adalah sikap karyawan untuk tetap berada dalam organisasi

dan terlibat dalam upaya-upaya mencapai misi, nilai-nilai dan tujuan organisasi

(Alwi, 2001). Lebih lanjut dijelaskan, bahwa komitmen merupakan suatu bentuk

loyalitas yang lebih konkrit yang dapat dilihat dari sejauh mana. Sedangkan

menurut (Robbins, 2008) berpendapat bahwa komitmen organisasi adalah

sampai tingkat mana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi

tertentu dan tujuan-tujuannya, dan berniat memelihara keanggotaan dsalam

organisasi itu. Dessler, (1994), juga berpendapat bahwa komitmen organisasi

merupakan kekuatan identifikasi dari keterlibatasn individu dengan organisasi.

Karakteristik karyawan yang tinggi komitmen kepada organisasi menurut

(Mowday, Porter, dan Steers, 1982) antara lain memiliki keyakinan yang kuat

terhadap organisasi serta menerima tujuan dan nilai organisasi; memiliki

keinginan untuk bekerja; serta memiliki keinginan yang kuat untuk bertahan

dalam organisasi. Oleh karena itu, semakin organisasi mampu menimbulkan

(36)

commit to user

pribadi karyawan memiliki kesamaan dengan nilai dan tujuan organisasi, akan

semakin tinggi pula komitmen karyawan pada organisasi tempat ia bekerja.

Mondy and Noe (1993) mendefinisikan pengelolan sumber daya manusia

sebagai pemanfaatan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran organisasi.

Oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia merupakan bidang yang

seharusnya tidak hanya dikelola oleh bagian tertentu saja tetapi disadari

pentingnya oleh pemimpin puncak dan didukung oleh manajemen lini.

E. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja menurut (handoko, 2003), kepuasan kerja (job satisfaction)

adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan

mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Menurut (Hamm, 2002)

mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan

individu terhadap pekerjaan mereka, selain itu menurut (Alwi, 2001)menyatakan

kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki para pekerja tentang pekerjaan mereka.

Hal ini merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan. Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dakam sikap

positif karyawan terhadap pekerjaan dan sengaja segala sesuatu yang dihadapi di

lingkungan kerjanya.

1. Fungsi Kepuasan Kerja

Secara histories hubungan antara kepuasan kerja tinggi dan prestasi kerja

tinggi, sering dianggap bahwa para karyawan yang mendapat kepuasan kerja

akan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Kepuasan kerja itu sendiri,

(37)

commit to user

perlu untuk memelihara karyawan agar lebih tanggap terhadap lingkungan

motivasional yang diciptakan.

Fungsi kepuasan kerja menurut (handoko, 2003):

1. Kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak

memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan

psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini

akan sering melamun, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah

dan dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan

yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan.

Sedangkan karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya

mempunyai catatan kehadiran dan perputaran yang lebih baik, kurang aktif

dalam kegiatan serikat karyawan, dan (kadang-kadang) berprestasi kerja

lebih baik daripada karyawan yang tidak melakukan kepuasan kerja. Oleh

karena itu,

2. Kepuasan kerja juga mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun

perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam

lingkungan kerja perusahaan.

2. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja

Menurut Wexley and Yukl (2002), kepuasan kerja ditentukan atau

dipengaruhi oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan ke

dalam tiga bagian yaitu yang termasuk dalam karakteristik individu, variabel

situasional, dan karakteristik pekerjaan.

(38)

commit to user

a. Needs (kebutuhan-kebutuhan individu). Salah satu sifat dasar manusia

adalah adanya kebutuhan dalam dirinya. Dengan sifat terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Secara garis besar ada dua golongan utama

kebutuhan manusia yaitu kebutuhan biologis seperti kebutuhan akan

makan,minum, udara dan sebagainya. Juga ada kebutuhan psikologis

seperti kebutuhan akan harga diri, kebutuhan untuk diakui kelompok dan

kebutuhan akan aktualisasi diri. Dalam hubungannya dengan pekerjaan

maka kebutuhan-kebutuhan itu perlu diketahui dan dipelajari oleh karena

kebutuhan ini mempengaruhi tingkah laku pekerjaan dalam perusahaan.

Demikian pula dengan kepuasan kerja sangat dipengaruhi oleh

kebutuhan-kebutuhan yang mendasarinya. Kepuasan kerja tergantung

pada seberapa jauh individu merasakan bahwa kebutuhannya terpenuhi

atau tidak terpenuhi.

b. Values (nilai-nilai yang dianut individu). Adalah pendapat atau

pandangan individu yang sifatnya relatif stabil mengenai tingkah laku

yang dianggap benar atau salah. Selain itu nilai-nilai ini pun menyangkut

pilihan individu mengenai tujuan-tujuan hidup layak yang diinginkan.

Nilai-nilai yang dianut ini akan mempengaruhi individu dalam memiliki

pekerjaan dan dalam menjalankan tugasnya.

c. Personality Traits (ciri-ciri kepribadian). Ciri-ciri kepribadian seseorang

akan besar pengaruhnya pada cara orang berfikir, dalam cara

memutuskan sesuatu, merasakan sesuatu dan dalam cara orang tersebut

(39)

commit to user

2. Variabel-variabel yang bersifat situasional

a. Current Social Comparison (perbandingan terhadap situasi yang ada).

Seorang pekerja selalu mengharapkan untuk dapat memperoleh hasil

yang seimbang antara apa yang telah disumbangkannya kepada

perusahaan dengan apa yang diperoleh dari perusahaan. Untuk itu sering

kali orang membandingkan apa yang yang diperoleh dengan apa yang

diterima oleh orang lain, serta apa yang diperolehnya saat ini dengan

yang pernah ia peroleh dimasa lampau. Apabila terdapat keseimbangan

maka hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan.

b. Reference Group (pengaruh kelompok acuan). Kelompom acuan adalah

kelompok dimana individu sering kali meminta petunjuk atau pendapat

dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ditemuinya. Kelompok

acuan ini dapat mempengaruhi aspirasi dan harapan-harapan seseorang

terhadap pekerjaan.

c. Jobs Factors in Priors Experiences (pengaruh dari pengalaman kerja

sebelumnya). Harapan-harapan yang timbul terhadap pekerjaan yang saat

ini dihadapi sangat dipengaruhi oleh persepsi mengenai pekerjaan

sebelumnya. Persepsi terhadap masa lalu penting artinya untuk

membentuk harapan minimum yang mungkin diperoleh dari pekerjaan

saat ini.

3. Karakteristik Pekerjaan

a. Compensation (imbalan yang diterima). Menurut (Handoko, 2003)

kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai

(40)

commit to user

kecenderungan dari orang yang membandingkan dirinya dengan

kelompok. Kebanyakan orang melihat bagaimana rata-rata gaji yang

diterima untuk pekerjaan yang sejenis. Bila perusahaan membayar gaji

kepada seseorang dibawah rata-rata seperti yang diterima orang lain,

maka orang tersebut mungkin akan mengalami ketidakpuasan terhadap

gajinya.

b. Supervition (pengawasan yang dilakukan oleh atasan). Berdasarkan

penelitian (Yuli T:2003) ditemukan bahwa para pekerja menyatakan

kepuasan terhadap atasan yang menunjukkan sikap penuh perhatian dan

memberikan dukungan pada bawahan, daripada atasan yang bersikap

acuh tak acuh serta selalu mengkritik. Disamping itu kesempatan yang

diberikan atasan kepada bawahan untuk berpartisipasi juga dapat

meningkatkan kepuasan kerja.

c. The Work It Self (pekerjaan itu sendiri). Sifat-sifat dari pekerjaan yang

dihadapai oleh individu merupakan salah satu faktor yang menentukan

kepuasan kerja dari individu tersebut. Terdapat lima dimensi dari

pekerjaan menurut (suwanto dan priansa:2011) yaitu :

1) Skill variety yaitu sampai seberapa jauh suatu pekerjaan itu

memerlukan berbagai macam aktivitas yang berbeda-beda dalam

pelaksanaannya yang mana melibatkan pula penggunaan dari

sejumlah bakat dan keterampilan yang berbeda-beda dari pekerjaan.

2) Task identity yaitu sampai seberapa jauh kelengkapan dari suatu

(41)

commit to user

3) Task signicance yaitu seberapa jauh suatu pekerjaan berpengaruh

terhadap kehidupan dari pekerjaan orang lain baik didalam maupun

di luar organisasi.

4) Autonomy yaitu sampai seberapa jauh suatu pekerjaan memberikan

kebebasan, dan keleluasaan dalam hal merencanakan dan

menentukan prosedur-prosedur yang akan digunakan untuk

menyelesaikannya.

5) Feedback from the job it self yaitu sampai seberapa jauh pekerja

memperoleh keterangan yang jelas dan langsung tentang efektivitas

dari pekerjaan yang telah dilakukan.

d. Co Workers (hubungan antar rekan sekerja). Interaksi yang terjadi

sesama pekerja akan menciptakan suasana tertentu yang berpengaruh

pula pada kepuasan kerja. Menurut (Ranupandojo dan Husnan,

2002:194) keinginan ini merupakan cermin dari kebutuhan sosial.

e. Job Security (keamanan kerja). Rasa aman ini didapat dari adanya

suasana kerja yang menyenangkan tidak ada rasa takut akan sesuatu hal

yang tidak pasti dan tidak ada kekhawatiran akan diberhentikan secara

tiba-tiba. Menurut (Ranupandojo dan Husnan, 2002:194) kondisi kerja

yang aman berasal dari kebutuhan akan rasa aman.

f. Advancement Opportunity (kesempatan untuk memperoleh perubahan

status). Faktor ini cukup besar peranannya dalam menumbuhkan

kepuasan kerja, khususnya pada orang-orang yang memiliki keinginan

yang besar untuk maju dan mengembangkan diri. Ranupandojo dan

(42)

commit to user

semua karyawan ingin dipromosikan (karena alasan sosial) tetapi pada

umumnya setiap orang menginginkan untuk maju dalam hidupnya.

Menurut (winardi, 2008:332) seorang pekerja cenderung bekerja dengan

penuh semangat, bila kepuasan yang diperoleh tinggi dan pekerjaan tersebut

sesuai dengan apa yang diinginkan pekerja. Ditinjau dari sudut pekerja ada

empat aspek pokok yang dianggap penting yaitu:

1) Sifat umum pekerjaan, adanya tantangan dalam penggunaan kemampuan

individu yang diperlukannya.

2) Kebebasan melaksanakan pekerjaan, kesempatan untuk menerapkan

ide-ide pribadi, perasan penting dalam hal melaksanakan pekerjaan dan

membuat keputusan-keputusan penting tentang pekerjaan.

3) Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang melalui latihan ”feedback”

tentang hasil pekerjaan dan menerima aneka macam tugas dalam jumlah

yang layak.

4) Penghargaan tentang hasil pekerjaan yang diberikan atasan dengan cara

yang terbuka, secara jujur dan pada waktu yang tepat.

(43)

commit to user

Semakin tua umur karyawan, mereka cenderung lebih terpuaskan dengan

pekerjaan-pekerjaan mereka. Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi

kepuasan kerja mereka, seperti penghargaan-penghargaan yang lebih rendah dan

penyesuaian-penyesuaian lebih baik terhadap situasi kerja karena mereka

berpengalaman. Para karyawan yang lebih muda, dilain pihak cenderung kurang

terpuaskan, karena berbagai penghargaan yang lebih tinggi, kurang penyesuaian,

dan penyebab-penyebab lainnya. Tentu saja ada pengecualian, tetapi banyak

studi yang membuktikan bahwa kepuasan kerja yang tinggi dipengaruhi oleh

umur.

Sumber : Handoko. T. Hani Gambar 2. 1

Model Umum Kepuasan Kerja

Gambar di atas juga menunjukkan bahwa orang-orang dengan jenjang

pekerjaan yang lebih tinggi cendereung lebih mendapatkan kepuasan kerja.

Mereka biasanya memperoleh kondisi lebih baik, kondisi kerja lebih nyaman,

dsan pekerjaan-pekerjaan mereka memungkinkan penggunaan segala

(44)

commit to user

kemampuan yang mereka punyai, sehingga mereka mempunyai alasan-alasan

untuk lebih terpuaskan.

F. Kebahagiaan Di Tempat Kerja

Kebahagiaan merupakan pemahaman umum mengenai seberapa senang

seseorang akan kehidupannya sendiri atau secara formal merupakan tingkat dimana

seseorang menilai keseluruhan kehidupannya secara positif (Sopiah, 2008).

Ditambahkan lagi oleh Veenhoven bahwa elemen dasar dari definisi ini adalah

penilaian subjektif atas kesenangan akan hidup, juga mengacu pada kepuasan akan

hidup. Sedangkan (Suwanto dan Priansa, 2011) menyatakan bahwa kebahagiaan

adalah perasaan yang menyenangkan meliputi penilaian seseorang tentang hidupnya.

Dalam hal ini, perasaan kita sebut sebagai unsur afektif dan penilaian merupakan

unsur kognitif.

(Alwi, 2002) kebahagiaan adalah sesuatu yanglebih dari sebuah pencapaian

tujuan dikarenakan pada kenyataannya kebahagiaan selalu dihubungkan dengan

kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang lebih tinggi, pendapatan yang lebih

tinggi, serta tempat kerja yang lebih baik. Sedangkan (Santamaria, 1991) menyatakan

bahwa kebahagiaan adalah pengalaman hidup yang ditandai oleh perasaan positif

seperti perasaan bahagia dan pikiran yang mengarah pada kepuasan kehidupan.

Bagi kebanyakan individu, kebahagiaan bisa terwujud ketika ia bisa merasakan

keamanan, merasa lebih percaya diri, membuat sebuah keputusan dengan cara yang

mudah, memiliki pekerjaan yang menyenangkan, memiliki toleransi yang tinggi,

hidup lebih sehat dan menikmati kehidupan yang memuaskan (Wiklund, et al, 2003).

(45)

commit to user

bahagia dalam hidupnya yaitu : (a) menghargai diri sendiri berarti orang tersebut

cenderung menyukai dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan diri yang cukup

tinggi, (b) optimis berarti orang tersebut percaya bahwa peristiwa baik memiliki

penyebab permanen dan peristiwa buruk bersifat sementara sehingga orang tersebut

berusaha lebih keras pada setiap kesempatan agar dapat mengalami peristiwa baik,

(c) terbuka berarti orang tersebut mudah bersosialisasi dengan orang lain serta

membantu oranglain yang membutuhkan dan (d) mampu mengendalikan diri berarti

orang tersebut memiliki kontrol diri pada hidupnya serta memiliki kekuatan atau

kelebihan.

Penentuan kebahagiaan kita bukanlah apa yang terjadi pada kita, melainkan

bagaimana reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi pada kehidupan kita. Kita juga

bertanggung atas kebahagiaan itu sendiri. Untuk bahagia, Fokuskan pikiran kita pada

pikiran-pikiran bahagia. Kita adalah pengendali pikiran kita sendiri. (Diener, 2000)

mendefinisi tentang (kebahagiaan) adalah subjektif, yaitu kesejahteraan sikap untuk

menyertakan emosi dalam bekerja dan proses kognitif yang menghasilkan rasa

kesejahteraan.

1. Manfaat kebahagiaan di tempat kerja

Berikut adalah 10 alasan mengapa kebahagiaan di tempat kerja adalah

alasan nomor 1 untuk meningkatkan produktifitas, seperti yang dijabarkan oleh

(Alwi, 2002) :

a. Orang-orang yang bahagia bekerja lebih baik dengan orang lain. Mereka

akan lebih menyenangkan dalam bergaul dan tentunya akan memiliki

(46)

commit to user

1) Kerjasama yang lebih baik.

2) Hubungan yang lebih baik dengan bawahan (bila manager/supervisor).

3) Pelanggan yang lebih puas (bila di bidang jasa).

4) Meningkatnya penjualan (bila di bidang penjualan).

b. Orang-orang yang bahagia lebih kreatif. Ketika produktifitas perusahaan

Anda sangat tergantung dengan adanya ide-ide baru, orang-orang di

perusahaan Anda harus bahagia. “ketika orang-orang dalam mood yang baik

di hari apapun, mereka akan lebih memiliki ide-ide yang kreatif hari itu dan

hari keesokannya.” Sepertinya ada proses cognitive yang terjadi ketika orang

merasakan rasa senang yang menjadikannya lebih fleksibel, lebih lancar

berbicara dan memiliki pikiran-pikiran yang original. Lalu kemudian masih

terbawa ke keesokan harinya.

c. Orang-orang yang bahagia memperbaiki masalah dan bukan mengeluh

tentang masalah Ketika Anda tidak bahagia, maka kerikil pun terlihat seperti

gunung. Menjadi sangat sulit untuk memperbaiki masalah atau menemukan

solusi-solusinya tanpa mengeluh terlebih dahulu. Ketika Anda bahagia di

tempat kerja – tidak ada pilihan lain tetapi langsung mencari jalan keluarnya.

d. Orang-orang yang bahagia memiliki lebih banyak energi Orang-orang yang

bahagia memiliki lebih banyak energi dan tentunya lebih efisien dalam

melakukan segala hal.

e. Orang-orang yang bahagia lebih optimis Orang-orang yang bahagia memiliki

cara pandang yang lebih positif dan optimis. Penelitan pun menemukan

(terutama penelitian oleh Martin Seligman di bidang positive psychology)

(47)

commit to user

yang dikatakan “ketika Anda percaya bahwa Anda bisa atau tidak bisa, Anda

benar!”

f. Orang-orang yang bahagia lebih termotivasi Motivasi yang rendah berarti

produktifitas yang rendah. Dan satu-satunya cara untuk termotivasi secara

konsisten adalah dengan menjadi bahagia. Dan ini sebabnya motivasi dengan

memberikan uang/makanan/hadiah tidak memiliki dampak yang besar dan

lama.

g. Orang-orang yang bahagia tidak sering sakit Sakit adalah pembunuh

produktifitas. Dan ketika Anda tidak bahagia terutama menikmati pekerjaan

Anda, maka Anda akan lebih mudah terkena penyakit, termasuk maag,

kanker, diabetes dan jantung. Anda pun akan lebih cepat stres dan lelah.

h. Orang-orang yang bahagia belajar lebih cepat Ketika Anda senang, bahagia

dan rileks, maka Anda akan lebih terbuka untuk mempelajari hal-hal baru di

tempat kerja dan akhirnya meningkatkan produktifitas.

i. Orang-orang yang bahagia tidak terlalu khawatir tentang membuat kesalahan

– dan akhirnya melakukan kesalahan lebih sedikit Ketika Anda bahagia,

sekali-kali melakukan kesalahan tidak akan terlalu mengganggu Anda. Anda

akan cepat bangkit dari kesalahan tersebut, belajar dari hal tersebut dan maju

kembali. Anda juga akan lebih mudah mengakui kesalahan Anda ke orang

lain – mengambil tanggung jawab atas hal tersebut, meminta maaf dan

kemudian memperbaikinya. Sikap yang rileks ini menjadikan seseorang

untuk melakukan lebih sedikit kesalahan dan lebih belajar dari kesalahan

(48)

commit to user

j. Orang-orang yang bahagia membuat keputusan yang lebih baik Orang-orang

yang tidak bahagia biasanya selalu dalam krisis. Fokus mereka menjadi lebih

sempit dan sulit untuk melihat gambaran besarnya. Biasanya langsung

masuk ke survival insticts dan keputusan yang ada hanya untuk jangka

pendek. Kebalikannya, orang-orang yang bahagia lebih bisa mengambil

keputusan berdasarkan informasi yang lebih baik dan juga lebih pandai

dalam memprioritaskan pekerjaan mereka.

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai sikap kepemimpinan otentik seorang pemimpin yang

berhubungan terhadap sikap karyawan ini telah dilakukan oleh (Jensen and Luthans

pada tahun 2006) dengan sample yang diteliti oleh para pebisnis di USA. Hasil

penelitian tersebut memberikan indikasi bahwa terdapat hubungan yang positif dari

persepsi sikap otentik kepemimpinan seorang pemimpin terhadap sikap dari para

karyawan. Ini berarti bahwa pemimpin secara signifikan akan mempengaruhi suatu

organisasi terkhusus sikap para karyawan. Penelitian tersebut menawarkan aplikasi

pertama dari Model Kepemimpinan Otentik dalam konteks usaha kewirausahaan, dan

memberikan wawasan baru ke dalam hubungan antara pengusaha/ perilaku pemimpin

dan sikap karyawan.

Cara untuk meningkatkan dan memeriksa konvergensi pada penilaian karyawan,

pengusaha maupun pendiri bisnis, masing-masing juga diminta menilai

kepemimpinannya sendiri dengan menggunakan ukuran yang sama. Sebuah korelasi

positif yang signifikan ditemukan dari “penilaian karyawan akan keotentikan

(49)

commit to user

terkait. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan tetap bertahan di perusahaan tersebut

sebagian besar karena mereka ingin, bukan melalui rasa kebutuhan atau kewajiban.

Hubungan ini memberikan bukti yang konvergen. Estimasi pengaruh persepsi

karyawan mengenai kepemimpinan otentik berfungsi sebagai predictor tunggal terkuat

dari kepuasan kerja karyawan, komitmen, dan kebahagiaan kerja karyawan. Jenis

kelamin karyawan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan secara statistic pada

kebahagiaan kerja karyawan, namun efek ini memiliki sedikit pengaruh untuk

menentukan persepsi karyawan akan kepemimpinan otentik.

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan beberapa faktor yang akan diidentifikasi sebagai suatu

permasalahan. Rerangka pemikiran menunjukkan beberapa variabel yang berbeda

yang digunakan dan menggambarkan tentang bagaimana hubungan antar variabel

tersebut. Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat digambarkan berikut ini :

(50)

commit to user Kerangka Pemikiran

Tujuan penelitian ini untuk menguji dan menganalisa pengaruh kepemimpinan

otentik pada komitmen karyawan, kepuasan kerja dan kebahagiaan di tempat kerja.

Pada rerangka pemikiran diatas terdapat 2 macam variable yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu variable independen dan variable dependen. Dimana variable

independent atau variable yang dapat berdiri sendiri dan dapat mempengaruhi yaitu :

Kepemimpinan otentik. Sedangkan variable dependennya meliputi komitmen

karyawan, kepuasan kerja dan kebahagiaan di tempat kerja. Terdapat pula variabel

control individu, yaitu : Umur, Pendidikan, Jenis kelamin, Pengalaman, Etnis serta

relasi.

a. Pengembangan Hipotesis

a. Kepemimpinan Dan Komitmen Karyawan

Peneliti lain berpendapat bahwa pengelolaan sumber daya manusia ini

penting untuk diteliti kaitannya dengan komitmen organisasi. Pendapat ini

didasarkan pada pernyataan (Mowday, Porter, dan Steers,1982) bahwa ada

beberapa alasan mengapa organisasi harus melakukan berbagai usaha untuk

meningkatkan derajat komitmen organisasi dalam diri karyawan. Pertama,

semakin tinggi komitmen karyawan semakin tinggi pula usaha yang dikeluarkan

karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Kedua, semakin tinggi komitmen

karyawan semakin lama ia ingin tetap berada dalam organisasi dan semakin

tinggi pula produktivitasnya kepada organisasi. Dengan demikian, jika

organisasi memiliki karyawan yang memiliki dan mempunyai komitmen

organisasi yang tinggi tingkat keluar-masuknya karyawan akan semakin rendah

(51)

commit to user

kepemimpinan pada sikap karyawan, yaitu pada komitmen, dapat diterima.

Oleh karena itu pengelolan sumber daya manusia dari kepemimpinan pada

komitmen karyawan dirasa berpengaruh dan penting untuk diteliti. Melalui

penelitian terdahulu, maka dapat ditarik sebuah hipotesis yaitu sebagai berikut ;

H1. Kepemimpinan otentik berpengaruh positif pada komitmen karyawan.

b. Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja

Kepemimpinan Otentik adalah suatu sikap yang dijadikan untuk membangun

dasar yang menciptakan kondisi atas kepercayaan yang lebih tinggi, membantu

orang untuk membangun kekuatan mereka dan menjadi lebih positif, untuk

memperluas pikiran mereka, untuk menambah nilai dan rasa apa yang tepat

untuk keputusan mereka, dan untuk meningkatkan keseluruhan kinerja

organisasi mereka dari waktu ke waktu (Avolio et al, 2004.). Pemimpin yang

dianggap otentik oleh karyawan adalah orang yang dianggap sebagai pengupaya

untuk menciptakan transparansi, berorientasi masa depan, dan asosiasi

organisasi. Jensen and Luthans (2006) juga berpendapat bahwa kepemimpinan

berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan. Oleh karena itu kepemimpinan

yang otentik dari seorang pemimpin perusahaan berpengaruh pada kepuasan

kerja karyawan. Melalui penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Avolio and

Luthans (2006) tersebut, maka dapat diperoleh sebuah hipotesis, yaitu sebagai

berikut ;

H2. Kepemimpinan otentik berpengaruh positif pada kepuasan kerja

karyawan.

c. Kepemimpinana Dan Kebahagiaan Kerja

Karyawan yang bahagia dan merasa puas cenderung tidak ingin berhenti dari

Gambar

Gambar II. 1   Model Umum Kepuasan Kerja……….......…………………....
Tabel Durbin Watson
Tabel 1.
Gambar 2. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kemampuan penalaran, peserta didik masih sulit untuk benalar atau berpikir dengan baik dan sulit memahami konsep dasar dari apa yang dijelaskan oleh

Rasio keuangan atau financial ratio sangat penting untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada

Memahami secara akurat, lancar dan berterima dalam kalimat sangat sederhana yang berkaitan dengan waktu, tanggal, bulan dan tahun.. Memahami ciri kebahasaan

Dengan latar belakang dari beberapa penelitian yang tersebut maka dapat kembangkan suatu penelitian alat pengendali ketinggian air agar lebih teliti maka dapat

dan password yang dimasukkan user sesuai dengan data yang ada atau tidak. Jika sesuai maka user bisa masuk dalam halaman MainForm. Jika tidak, user akan tetap

Jika diberikan sebuah model dengan state yang berhingga dan satu atau lebih formula, NuSMV dapat digunakan untuk memeriksa secara otomatis apakah model memenuhi

During my career in law enforcement I worked in patrol as an officer, later as a field training officer, and finally as a patrol sergeant.. Over the course of my career I also

Dimana sampel yang menjadi bahan penelitian sebanyak 5 ekor dari setiap jenis udang yang tertangkap oleh nelayan sungai Blang Balee, kemudian sampel tersebut