SOAL UJIAN
SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014
TINGKAT PROPINSI
Waktu : 3,5 jam
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
TAHUN 2014
FISIKA
Hak Cipta
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
Olimpiade Sains Nasional 2014
Tingkat Propinsi
Bidang
F i s i k a
Ketentuan Umum:
1- Periksa lebih dulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 7 (tujuh) buah soal. 2- Waktu total untuk mengerjakan tes ini adalah 3,5 jam.
3- Peserta dilarang menggunakan kalkulator.
4- Peserta dilarang meminjam dan saling meminjamkan alat-alat tulis.
5- Tulislah jawaban Saudara di kertas yang telah disediakan dengan menggunakan ballpoint dan tidak boleh menggunakan pinsil.
6- Kerjakanlah lebih dahulu soal-soal dari yang Anda anggap mudah/bisa dan tidak harus berurutan.
7- Setiap nomor soal yang berbeda harap dikerjakan pada lembar jawaban yang terpisah.
8- Jangan lupa menuliskan nama Saudara atau identitas lainnya pada setiap lembar jawaban yang Saudara gunakan.
9- Meskipun sudah selesai mengerjakan semua jawaban, Anda tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan tes hingga waktu tes berakhir.
Tes Seleksi OSN 2014 Bidang FISIKA TINGKAT PROPINSI
Waktu: 3,5 Jam
1. (12 poin) Balok bermassa 2m mula-mula
diam di bagian terbawah bidang miring
(massa M dan sudut kemiringan α).
Permukaan bidang miring licin dan
berada di atas meja licin. Pada saat awal
t = 0, sebutir peluru dengan massa m dan
kecepatan v0 bergerak paralel terhadap
bidang miring (lihat gambar) dan menumbuk balok 2m hingga bersarang di dalam balok
tersebut (pada saat ini bagian ujung bidang miring tepat berada di pojok meja). Hitung:
a. ketinggian maksimum yang dapat dicapai balok terhadap permukaan meja, b. kecepatan bidang miring saat balok mencapai ketinggian maksimumnya,
c. kapan (waktu) balok 2m mencapai ketinggian maksimumnya,
d. jarak yang telah ditempuh bidang miring terhadap pojok meja pada saat balok 2m
mencapai ketinggian maksimumnya.
Jawaban:
Sesaat setelah tumbukan antara peluru m dengan balok mb = 2m maka balok bergerak dengan
kecepatan awal v1 sehingga berlaku
1
0 (m m )v
mv b dan 1 0 0 0
3 1 2mv v m
m v
m m
m v
b
(1)
(1 poin)
(0,5 poin) u
v
N
mg
ˆ
n
α
V0
2m M
α
Katakan u adalah kecepatan bidang miring M dan aM u adalah percepatannya. Komponennya yang berlawanan dengan gaya normal N adalah
un usin
(2)dan saat balok 2m tetap bersentuhan dengan bidang miring maka (2) juga merupakan percepatan balok ke arah
n
ˆ
. Kecepatan tangensial balok adalah vt vnˆ sehingga
sin g m v
mbt b (3) dan percepatan normalnya memenuhi
mbusin
mbgcos
N (4) (0,5 poin)Gaya N pd arah nˆ bekerja pada bidang miring, tetapi karena bidang miring tsb selalu berada di atas meja maka hanya komponen sejajar meja saja yang bekerja mempercepat bidang miring sehingga
MuNsin
(mbgcos
mbusin
)sin
(0,5 poin) dan
2 2
sin 2
cos sin 2
sin cos sin
m M
mg m
M g m u a
b b M
(5) (0,5 poin)
Selanjutnya, dengan mengingat bahwa
v
: vektor kecepatan balok m relatif terhadap tanah/lantai,
u: vektor kecepatan bidang miring relatif terhadap tanah = - u xˆ
Sehingga
u
v: vektor kecepatan balok relatif terhadap bidang miring.
Syarat agar balok tetap berada di permukaan bidang miring adalah:
0 n u v ).ˆ
( (yang berarti bahwa vu selalu tegak lurus pada nˆ) (0,5 poin)
dan saat di puncak tertinggi lintasannya berlaku v u 0 sehingga vnˆ u.nˆ usin
dan vtˆu.tˆucos
0 (dengan tˆ adalah vektor satuan yg tegak lurus nˆ yang menyatakan arah sejajar bidang miring).Hukum kekekalan energi mekanik :
2 2 12 2 1 2 1 2 1 v m gh m Mu u
mb s s b b (6) (1 poin)
Hukum kekekalan momentum :
(mb M)us mbv1cos
(1 poin)Sehingga kecepatan balok saat mencapai tinggi maksimum adalah
) 3 ( 3 cos 3 cos 0 1 M m mv M m v m u b b s
(7)
(a) Tinggi maksimum balok adalah
M m m M g v M m m g v M m v m v m g m h b b b b b b b b 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 sin 2 cos 1 2 ) cos ( 2 1 2 1 1 atau M m m M g v h 3 sin 3 18 2 2
0 (8) (1 poin)
(b) Kecepatan balok saat mencapai tinggi maksimum diberikan (7), yaitu
M m m M g v h 3 sin 3 18 2 2 0
M m a mv M m a v m u o b b s 3 3 cos 3 cos 1(1 poin)
(c) Katakan T = waktu untuk mencapai ketinggian maksimum h, maka:
vt us cos
v1 gsin
T (1 poin) sehingga M m m M g v M m v m v g u v g T b b b b s 2 1 2 1 1 1 cos sin cos sin 1 ) cos ( sin 1 atau M m m M g v T 3 cos 3 sin 3 2 0 (d) Jarak yang telah ditempuh bidang miring terhadap pojok meja pada saat balok 2m mencapai ketinggian maksimum adalah
2 2 2 1 2 2 2 cos sin sin cos sin 2 1 2 1 2 1 b b b b M m M m M g v m M g m T u T a D
(1 poin) sehingga 2 2 2 2 2 1 cos sin 1 sin cos sin
2
b b b b m M m M m M m g v D
atau 2 2 2 2 2 0 3 cos 3 sin 3 cos sin 3 sin9
m M m M m M m g v D
(10) (1 poin)
2. (16 poin) Sebuah bola bermassa m ditempatkan di antara
tembok vertikal dan balok segitiga bermassa M. Sisi miring balok segitiga tersebut memiliki sudut kemiringan
terhadap horisontal. Bola tersebut menyinggung balok
segitiga pada ujung paling atas balok tersebut. Balok
berada pada lantai. Baik bola maupun balok bergerak
tanpa gesekan. Percepatan gravitasi g ke bawah. Lihat
gambar. Agar setelah bola dilepas tanpa kecepatan awal,
permukaan horisontal balok segitiga tersebut tetap pada
lantai atau tidak miring/berputar,
a. Gambarkan diagram gaya yang bekerja pada sistim bola-balok tersebut,
b. Tentukan nilai percepatan gerak bola,
c. Tentukan syarat bagi nilai M/m.
Jawaban:
b. Berat bola = mg ke bawah. Misalnya gaya aksi balok yang diterima oleh bola = K, maka gaya pada bola ini dapat diuraikan menjadi gaya ke atas sebesar Kcos dan Ksin yang mengarah ke kiri. Karena bola tidak bergerak horisontal, maka gaya normal pada bola karena bersinggungan dengan tembok vertikal juga = Ksin yang mengarah ke kanan. Jika percepatan bola ke bawah = a maka
mgKcosma (1)
Gaya reaksi bola yang diterima oleh balok juga = K. Gaya pada balok ini dapat diuraikan menjadi gaya ke kanan sebesar Ksin yang akan menyebabkan percepatan balok sebesar A, serta gaya ke bawah sebesar Kcos. Sementara itu berat balok = Mg ke bawah. Karena balok tidak bergerak vertikal, maka gaya normal pada balok karena bersinggungan dengan bidang horisontal adalah N =
Mg + Kcos. Persamaan gerak untuk balok adalah
KsinMA (2)
Persamaan ketiga menghubungkan antara a dengan A. Ketika balok bergerak horisontal sebesar selama waktu t sebesar 1 2
2
s At maka bola turun sejauh 1 2 1 2
2 2
tan tan
s At at sehingga diperoleh hubungan:
a Atan (3)
Gabungan persamaan (2) dan (3) menghasilkan
sin tan
Ma K
(4)
Gabungan persamaan (1) dan (4) menghasilkan
2
2 tan
tan
m
a g
M m
Agar dipenuhi syarat balok tidak miring/berputar, maka torka terhadap titik pusat massa balok dari gaya K harus lebih kecil atau sama dengan torka terhadap titik pusat massa dari gaya normal N
yang dirasakan balok dari lantai. Dalam hal ini, nilai torka maksimum dari gaya K tersebut adalah ketika gaya normal N berada di ujung paling kanan balok tersebut.
Misalkan tinggi balok = h, sehingga panjang horisontal balok = h/ tan. Pusat massa balok berjarak 1/3 dari panjang sisi balok. Karena itu jarak horisontal antara garis normal N (yang terletak di ujung kanan balok) dengan pusat massa balok adalah h/ 3tan, sehingga torka dari N
terhadap pusat massa adalah
( cos )
3 tan
h Mg K
.
Sementara itu gaya K dapat diuraikan menjadi gaya horisontal Ksin ke kanan yang memiliki jarak vertikal dengan pusat massa sebesar 2h/3, serta gaya vertikal Kcos ke bawah yang memiliki jarak horisontal dengan pusat massa sebesar h/ 3tan. Torka total adalah
2
sin cos
3 3 tan
h h
K K
.
Dengan menerapkan syarat di atas maka
sin 2 cos ( cos )
3 3 tan 3 tan
h h h
K K Mg K
(6)
Gabungan (4) dan (6) menghasilkan
2
g
a (7)
c. Gabungan persamaan (5) dan (7) menghasilkan
M tan2
m (8)
3. (10 poin) Sebuah benda bermassa m terletak pada ketinggian y di atas permukaan suatu planet
bola bermassa M dan berjari-jari R. Anggap nilai R tidaklah sangat besar dibandingkan dengan
y. Percepatan gravitasi di permukaan planet tersebut adalah g0, sedangkan tetapan gravitasi
universal adalah G.
a. Percepatan gravitasi yang dialami benda m tersebut berkurang secara linier terhadap y.
Tentukan percepatan gravitasi pada ketinggian h (nyatakan dalam parameter-parameter di
b. Jika benda tersebut dilemparkan vertikal ke atas dari ketinggian h dengan kecepatan awal
0
v , tentukan kecepatan benda tersebut sebagai fungsi ketinggian y;
c. Tentukan tinggi maksimum benda tersebut. Tentukan pula tinggi maksimum benda jika
tetapan/konstanta linier pada pertanyaan a) diatas 0.
Jawaban:
a. Gaya gravitasi antara m dan M yang terpisah pada jarak R + y sama dengan berat yang dimiliki oleh massa m dengan percepatan gravitasi g.
2 ( )
GMm mg
R y
2
2 2 2 3
2 (1 / ) (1 2 / )
GM GM GM GM
g y R y R y
R R R R
(2 poin)
Jadi
0 2
GM g
R
dan
3 2GM k
R
.
b. Persamaan gerak untuk benda yang dilempar ke atas
a g dv (g0 ky)
dt (1 poin)
Dengan menggunakan dalil rantai,
0
dv dv dy dv
v g ky
dt dy dt dy (1 poin)
0
0 0
( )
y v
v v y
vdv g ky dy
1 2 2 1 20 0
2(v v ) g y2ky
2 2 2
0 0
2
v ky g yv (2 poin)
c. Di ketinggian maksimum
v = 0 ky22g y0 v02 0
2 0 4 02 4 02 0(1 1 02/ 02)
2
g g kv g kv g
y
k k
(2 poin)
Untuk limit k0
2 2 2
0 0 0 0
0 [1 (1 / 2 )]
2
g kv g v
y
k g
4. (14 poin) Bola karet dengan berat W = mg dilekatkan dengan kuat di titik C pada ujung
tongkat AC (dengan massa tongkat diabaikan). Sementara pada ujung lain tongkat yaitu titik
A dipasang engsel yang melekat kuat pada lantai sehingga tongkat dapat berotasi di sekitar
titik A pada bidang xy (lihat gambar). Pegas
dengan konstanta k dipasang pada posisi
mendatar dengan satu ujung dilekatkan pada
dinding dan ujung yang lain dilekatkan pada
titik tetap B di tongkat AC. Seperti tampak
dalam gambar, tongkat disimpangkan dari
posisi awal (tegak) sebesar sudut lalu
dilepaskan sehingga tongkat akan mengalami
gerak osilasi (getaran). Tentukan:
(a) besar frekuensi getaran untuk sudut
simpangan yang kecil.
(b) nilai maksimum gaya berat W agar untuk sudut simpangan kecil tongkat mengalami
getaran harmonik.
Solusi:
(a) Gaya-gaya yang bekerja pada sistem adalah :(ex xˆ,ey yˆ,dan e rˆ,e ˆ)
Gaya berat : W mgy
Gaya pegas : Fkaxˆ
Gaya reaksi sepanjang tongkat : FR Rrˆ
(gunakan koordinat polar r, ) Hukum II Newton:
a
W=mg
L
B
C
x
y
Lantai
Dinding
r R L a x ka y mg dt
r d
m 2 ˆ ˆ ˆ
2
atau dalam koordinat polar
r R r
L a ka r
mg r
r r
m( 2ˆ ˆ) (cosˆsinˆ) (sinˆcosˆ) ˆ
Tetapi, komponen-komponen gaya berat dan gaya pegas ke arah rˆdapat diimbangi oleh gaya reaksi FR, sehingga akhirnya diperoleh persamaan gerak untuk sudut simpangan tongkat (), yaitu
sin cos
2
L a k mg
mr
Dengan mengingat bahwa untuk sudut kecil berlaku sin dan cos 1, maka diperoleh
L a mr
k g r
2 1
, atau 2 0
2
mL mgL ka
sehingga frekuensi getaran tongkat adalah
b. Tongkat mengalami getaran harmonik kalau 2 > 0 sehingga
L ka mg W
2
5. (18 poin) Sebuah batang homogen (massa M dan panjang l ) salah satu ujungnya diletakan pada tepi
sebuah meja dalam posisi vertikal. Batang kemudian dilepaskan dari keadaan diam. Tentukan sudut
antara posisi batang terhadap vertikal dimana batang mulai kehilangan kontak dengan meja. Lakukan
perhitungan Anda untuk 2 kondisi berikut:
a. Tepi meja dianggap licin akan tetapi memiliki siku seperti ditampilkan pada gambar (i)
b. Tepi meja kasar dan sangat tajam (lihat gambar (ii)).
(ii)
(i)
2 2
mL
mgL
ka
Jawab:
a. Untuk kondisi gambar (i), hingga posisi batang jatuh sejauh terjadi:
Kehilangan energi potensial sebesar:
1 cos
2 EP Mg
Energi ini dikonversi menjadi EK rotasi di tepi meja itu,
EKrot = EP
1 cos
22
1 2
Mg
Ip ;
ambil 2
3 1
M
Ip akan diperoleh:
1 cos
32
g
(1)
Percepatan centripetal batang:
1 cos
23 2
2
g
acp (2)
Karena batang berotasi, maka berlaku:
I 23 1 sin
2
M
Mg (3)
Maka sin 2 3
g
dan sin
4 3
2 g
at (4)
Lihat gambar saat batang di posisi , sesaat akan kehilangan kontak dengan meja.
Fx Max
atcos acpsin
M
H (5)
Fy May
acpcos atsin
MV
Mg (6)
Dari penyelesaian pers. (5) dan (6) dengan mensubstitusikan
pers. (2) dan (4) diperoleh:
21 cos 3 4 1
2 cos 3 sin 4
3
Mg V
Mg H
(7)
Batang mulai kehilangan kontak dengan meja pada saat:
H = 0 3 cos - 2 = 0
Jadi, cos = 2/3, atau = cos-1 (2/3) 48o. (8)
b. Untuk kondisi gambar (ii), nilai untuk acp dan atnya sama seperti pada persamaan (2) dan (4)
Karena ujung meja sekarang tajam, maka gaya normal N akan berarah pada sepanjang sumbu batang. Dan ada gaya gesek fr yang tegak lurus terhadap N (lihat gambar di bawah).
Sepanjang sumbu batang:
Fx Max
cos 1 2 3 2
cos
2
Mg M
Ma N
Mg cp
(9)
Maka kita peroleh,
5cos 3
2
Mg
N (10)
Batang tepat mulai meninggalkan tepi meja, pada saat N = 0.
Jadi, cos = 3/5 atau = 53o. (11)
Jika makin besar maka N < 0 dan ini tidak mungkin! Yang pasti batang jadi tidak kontak lagi dengan meja. Karena tepi meja yang kasar maka gaya gesek statik mampu menahan batang untuk melakukan gerak rotasi dan tidak terjadi slip hingga gaya normal N = 0.
6. (14 poin) Sebuah bola kecil dengan massa m dipasang pada
silinder pejal bermassa M dan berjari-jari R menggunakan
batang tak bermassa. Lihat gambar. Bola kecil tersebut berada
pada jarak H di atas pusat silinder. Sistem bola-silinder
tersebut kemudian diberikan gangguan kecil dari posisi
kesetimbangan tak stabil tersebut. Silinder menggelinding
tanpa tergelincir/slip. Pada saat bola m menyentuh lantai,
tentukan:
a- kecepatan pusat massa silinder,
b- kecepatan bola.
Pertama, gunakan teorema usaha-energi. Gaya normal oleh lantai pada silinder yang mengarah ke atas, maupun gaya gesek statik pada silinder tidak melakukan usaha sama sekali, sehingga usaha oleh gaya gravitasi sama dengan perubahan energi kinetik sistem.
grav
W EK (1) (1 poin)
Selama gerakan, tinggi pusat massa silinder tidak mengalami perubahan sehingga usaha oleh gaya gravitasi hanya berasal dari bola m sebesar
Wgrav mg R( H). (2) (1 poin)
Sementara tenaga kinetik total sistem adalah
EK 21MV221I212mv2 (3) (1 poin)
dimana V = kecepatan pusat massa silinder, I = momen inersia silinder = 12MR2, = kecepatan sudut silinder dan v = kecepatan bola. Jadi
2 2 2
1 1 1
2 2 2
( )
mg RH MV I mv (4) (1 poin)
Karena silinder menggelinding tanpa tergelincir, hubungan antara V dengan adalah
V R (5) (0,5 poin)
Titik P adalah sumbu rotasi sesaat sehingga saat bola menyentuh lantai jari-jari rotasi bola terletak pada lantai. Karena kecepatan bola tegaklurus dengan jari-jari rotasi bola, maka v harus tegak lurus terhadap lantai. Disini, v adalah resultan dari kecepatan translasi titik O (pusat massa silinder) dan kecepatan bola yang berotasi terhadap titik O. Dengan melihat Gambar, maka
v2 (H)2V22(H2R2) (6) (2 poin) Substitusi (5) dan (6) ke persamaan (4) akan menghasilkan
2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1
2 2 2 2
( ) ( )
mg RH M R MR m H R (2 poin)
Kecepatan sudut silinder saat bola menyentuh lantai adalah
2 2
( )
2
2 (3 2 )
mg H R mH R M m
(7) (1,5 poin)
a- Kecepatan pusat massa silinder:
V = R
22
2 3 2
2
R m M mH
R H mg R
V
b- Kecepatan bola saat menyentuh lantai adalah:
2 2
2 2
( )
2( )
2 (3 2 )
mg H R
v H R H R
mH R M m
(1 poin)
7. (16 poin) Sebuah silinder pejal bermassa dan radius mula-mula berotasi dengan
kecepatan sudut dan tanpa kecepatan awal pusat massa di tepi bawah suatu bidang miring
kasar (yang tetap/tidak dapat bergerak) dengan sudut kemiringan dan koefisien gesek
kinetik dimana . Asumsikan bahwa silinder selama mendaki tetap kontak
dengan bidang miring. Tentukan:
a. waktu yang dibutuhkan silinder hingga menggelinding tanpa slip;
b. jarak yang ditempuh oleh pusat massa silinder hingga menggelinding tanpa slip;
c. ketinggian maksimum yang dapat dicapai silinder.
Jawaban:
Misalkan silinder akan mulai menggelinding tanpa slip di titik B.
x
y
A B
h
w N fK
a. Selama gerak dari A ke B, hukum Newton II,
0 cos
0
mg N
ma Fy y
dan (0,5 poin)
sin
x x
K x
F ma
mg f ma
m R
0
K
sehingga percepatan translasinya adalah
Kcos sin
ag (1 poin)
Untuk gerak rotasi, relatif terhadap pusat massa slinder,
2 1 2 O O O
K O
I
f R mR
(0,5 poin)
sehingga percepatan rotasinya adalah
R g
K
0 2 cos (1 poin)
Karena percepatan translasi dan percepatan rotasinya konstan, maka kita dapatkan kecepatan silinder adalah:
t R g t gt t v K K cos 2 ) ( sin cos ) ( 0 (1 poin)
Misalkan silinder akan mulai menggelinding tanpa slip di titik B, maka di titik B kita punya
B
Bv t t R (1 poin)
atau
sin cos 3 0 K B g Rt (1 poin)
b. Jarak yang ditempuh oleh pusat massa silinder hingga menggelinding tanpa slip adalah
22 2 0 2 sin cos 3 sin cos 2 2 1 K K B B g R at x
(2 poin) + (2 poin)
c. Dengan menggunakan hubungan usaha dan energi, kita punya
2 0 1
2IO mgh f xK B (2 poin)
sehingga didapatkan
02 2 2
sin cos 3 sin cos cos 2 1
4
K K K g R
h (4 poin)