• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan (Dr. Edi Sukirman)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Determinan (Dr. Edi Sukirman)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Determinan

Setiap matriks bujur sangkar A yang berukuran

(nxn) dapat dikaitkan dengan suatu skalar yang

disebut determinan matriks tersebut dan ditulis

dengan det(A) atau |A|.

(3)

Menghitung determinan

3

1

4

2

1

2

2

4

2 1 3

3 1 2

Det(A) = (3) (-2) (1)(4) = -10

Det(B) = (1)(4) (2)(2) = 0

Det(C) = tidak didefinisikan

A =

B =

C =

(4)
(5)

Aturan Sarrus (lanjt)

M =

K =

Pertanyaan: Apakah metode di atas dapat diterapkan pada matriks 4x4, 5x5 dst?

3 1

4 2

 

 

3 2 2

1 2 3

4 4 5

 

 

 

 

 

3 2 1 2 4 4

- - - + + +

Det(M) = 3.-2 – (1.4) = -10

(6)

Untuk keperluan menghitung ordo n dengan n≥3 perlu lebih dahulu

definisikan pengertian minor dan kofaktor sbb :

Minor Mij adalah determinan matriks A dihapus baris ke i kolom ke j.

Kofaktor C13 adalah (-1)i+j M ij

A =

a11 a12…….a1j ……a1n a21 a22 ……a2j…….a2n : : : :

ai1 ai2 ……aij…….. ain : : : : an1 an2……anj……. ann

Mij= det

a11 a12…….a1j ……a1n a21 a22 ……a2j…….a2n : : : :

ai1 ai2 ……aij…….. ain : : : : an1 an2……anj……. ann

Cij =(-1)i+j M ij

(7)

Definisi determinan matriks

dengan kofaktor

n

ij ij i=1

a C

n

ij ij j=1

a C

Definisi: Determinan matriks A (dengan ekspansi baris ke i, atau

ekspansi kolom ke j) adalah :

A=

Mij det matriks yang diperoleh dengan menghapus baris ke i kolom ke j matriks A.

C

ij

=(-1)

i+j

M

ij

Det(A) = =

(8)

Contoh: Minor dan kofaktor

Minor Mij adalah determinan matriks A dihapus baris ke i kolom ke j.

(9)

Contoh:

Hitunglah semua minor dan kofaktor matriks berikut ini:

(10)

Menghitung determinan dengan ekspansi

baris/kolom

A =

(1 1) (1 2) 1 3

11( 1) ( 22 33 23 32) 12( 1) ( 21 33 23 31) 13( 1) ( 21 32 22 31)

a   a aa aa   a aa aa   a aa a

Det(A) =

Det(A) =

Det(A) =

11 12 13

21 22 23

31 32 33

a a a a a a a a a

 

 

 

 

 

11 22 33 11 23 32 12 21 33 12 23 31 13 21 32 13 22 31 a a aa a aa a aa a aa a aa a a

11 11 12 12 13 13

a C

a C

a C

21 21 22 22 23 23

a C

a C

a C

Det(A) =

C

11 C12 C13

Ekspansi baris pertama

(11)

Menghitung

determinan dengan ekspansi baris/kolom

ekspansi baris pertama

ekspansi baris kedua

ekspansi baris ketiga

ekspansi kolom pertama

?

(12)

Contoh:

3 0 0 1 2 0 4 4 5

C

11= 10

C

22= 15

C

13= -4 C23= -12

C

32= 0

C

12= -5

C

31= 0

C

33= 6

C

21= 0

Determinan A dengan ekspansi baris ketiga: Det(A) = 4x0 + 4x0 + 5x6 = 30

Determinan A dengan ekspansi kolom ketiga: Det(A) = 5x6 = 30

(13)

Determinan matriks 4x4 dengan kofaktor

Det(A) = ekspansi baris pertama

ekspansi ………

=

Ada ……. cara menghitung determinan A dengan kofaktor

(14)

Menghitung determinan matriks 4x4 dengan kofaktor

matriks 4x4 berikut:

(15)

SIFAT - SIFAT

DETERMINAN

Sifat 1

det(A

t

) = det(A)

Contoh

:

det(A) = 7 det(A

t

) = 7

Sifat 2

Jika matriks B adalah hasil dari matriks A dengan menukarkan

dua baris sebarang, maka

det(B) = - det(A)

3

4

2

5

A

3

2

4

5

t

(16)

Contoh

Diberikan matriks

(17)

Sifat 3

Jika matriks B diperoleh dari matriks A dengan

mengalikan bil.real k dengan satu baris (kolom) dari

matriks A, maka

(18)

Sifat 4

Jika matriks B diperoleh dari matriks A dgn

mengalikan satu baris(kolom) dari A dgn bil.real

sebarang kemudian menambahkannya ke baris

(kolom) lain, maka

(19)

Sifat 5

Jika suatu matriks terdiri dari dua baris (kolom)

yang

elemen

elemennya

sama,

maka

determinannya adalah nol.

Contoh

Matriks

determinannya = nol.

Sifat 6

Jika suatu matriks terdiri dari satu baris (kolom)

dengan elemen nol, maka determinannya adalah

nol.

1

1

1

3

2

0

1

1

1

(20)

Sifat 7

Jika matriks A=[a

ij

], 1

i

n, 1

j

n, adalah

matriks segitiga atas (bawah) maka

det(A) = a

11

.a

22

.

.a

nn

Contoh :

Diberikan matriks

maka

det(A) = 1.(-2).2 = -4

2

0

0

1

2

0

3

2

1

(21)

Sifat 8

Jika matriks A dan B dapat dikalikan,maka

det(AB) = det(A).det(B)

Sifat 9

Jika matriks

A

invertible, maka

det(

A

-1

) =

)

det(

1

(22)

Determinan matriks sederhana

a11 a12…a1j …a1n 0 a22 …a2j…a2n : : : :

0 0 …aij….ain

: : :

0 0… 0 .... ann

a11 0 …0 … 0 0 a22 …0 … 0 : : :

0 0 …aij0 : : :

0 0… 0 .... ann

Matriks diagonal

Determinan matriks segitiga sama dengan hasil kali entri diagonal utama.

A= Det(A) = a11a22a33…ann

Setiap hasil kali elementer pasti memuat entri dari baris terakhir (yaitu 0), kecuali a11a22a33…ann.

Det(B) = a11a22a33…ann B=

(23)

Determinan matriks dengan baris/kolom nol

Pertanyaan: apakah matriks yang tidak mempunyai inverse determinannya no? Matriks dengan baris / kolom nol

A= Det(A) = 0 Setiap hasil kali

elementer pasti memuat entri dari baris terakhir (yaitu 0). Jadi semua hasil kali elementer adalah nol.

Det(B) =0 B=

a11 a12…….a1j ……a1n a21 a22 ……a2j…….a2n : : : :

ai1 ai2 ……aij…….. ain : : : :

0 0…… 0……. 0

(24)

Contoh :

Hitunglah dengan cepat nilai determinan matriks berikut ini:

(25)
(26)

Pengaruh tukar baris pada nilai determinan

menukar dua baris  tanda dari setiap hasil kali elementer bertanda berubah  determinannya (-1) kali determinan semula.

det(X’) = -det(X)

(27)

Pengaruh perkalian baris dengan skalar pada nilai determinan

satu baris dikalikan dengan konstanta k  setiap hasil kali elementer

bertandanya dikalikan k  determinannya adalah k kali determinan matriks semula.

det(X’) = kdet(X)

(28)

Pengaruh jumlahan baris dengan kelipatan baris

lain pada nilai determinan

1 3

Penjumlahan baris dengan kelipatan baris yang lain tidak mengubah hasil kali elementer bertanda, jadi nilai determinannya tidak berubah.

det(X’) = det(X)

(29)

Pengaruh operasi baris elementer pada nilai

determinan

Kesimpulan:

 menukar dua baris  tanda dari setiap hasil kali elementer bertanda berubah  determinannya (-1) kali determinan semula.

 satu baris dikalikan dengan konstanta k  setiap hasil kali elementer

bertandanya dikalikan k  determinannya adlah k kali determinan matriks semula.

(30)

Menghitung determinan dengan operasi baris

elementer (OBE)

Det(I) = 1 A mempunyai inverse

A I

Det(A) r kali tukar baris

s kali perkalian baris dengan skalar (k1, k2, k3, …, ks), t kali jumlahkan baris dengan kelipatan baris lain

Det(I) = (-1)r k

1 k2 k3 … ks det(A)

1 = (-1)r k

1 k2 k3 … ks det(A)

Det(A) = (-1)r / (k

1 k2 k3 … ks)

Bentuk ebt A

A mempunyai inverse maka

(31)

Menghitung determinan dengan operasi baris

elementer

Det(A’) = 0

A TIDAK mempunyai inverse

A

Det(A) r kali tukar baris

s kali perkalian baris dengan skalar (k1, k2, k3, …, ks), t kali jumlahkan baris dengan kelipatan baris lain

Det(A’) = (-1)r k

1 k2 k3 … ks det(A)

0 = (-1)r k

1 k2 k3 … ks det(A)

Det(A) = 0

0 0 … 0

A TIDAK mempunyai inverse

Bentuk ebt A Mempunyai baris

(32)

Contoh: menghitung determinan dengan

operasi baris elementer

B2 =

R2 ¼ * R2 R1 R2

B2 direduksi menjadi matriks identitas dengan

2 kali tukar baris,

sekali mengalikan dengan konstanta ¼

Det(B2) = (-1) 2 1/( ¼ )

= (+1) . 1/(1/4) = 1/( ¼ ) = 4

0 4 0 0 0 1 1 0 0

R2 R3

1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 0 0 0 1 0 4 0

1 0 0 0 0 1

(33)

Aplikasi determinan:

Aturan Cramer

Aplikasi determinan untuk

(34)

Penyajian SPL dengan persamaan matriks

a11x1 + a12x2 + a13x3 +… + a1nxn = b1 a21x1 + a22x2 + a23x3 +…+ a2nxn = b2 :

an1x1 + an2x2 + an3x3 + …+ annxn = bn

x = b =

matriks koefisien

SPL

a11 a12 a13 … a1n a21 a22 a23 … a2n

:

an1 an2 an3 … ann

x1

x2

:

xn

b1

b2

:

bn

A =

(35)

Aturan Cramer

x = b =

a11 a12 … a1j … a1n a21 a22a2j … a2n

:

an1 an2anj … ann

x1 x2

:

xn

b1 b2

:

bn

A =

b1 a12 … a1j … a1n b2 a22a2j … a2n

:

bn an2anj … ann A1 =

a11 a12 b1 … a1n a21 a22b2 … a2n

:

an1 an2bn … ann

Det(Aj) =

Penyelesaian SPL:

(36)

Contoh:

SPL

SPL dalam persamaan matriks

(37)

Kapan Aturan Cramer bisa diterapkan

Kapan Aturan Cramer bisa diterapkan?

Karena menggunakan determinan matriks koefisien sebagai pembagi, maka Aturan Cramer dapat diterapkan jika matriks koefisiennya persegi dan determinannya tidak nol (atau matriks koefisien mempunyai inverse.

x

j

= det(A

j

)/ det(A)

j = 1, 2, …, n SPL: Ax = b

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, maka dapat dilihat dari signifikansi atau nilai probabilitas. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa jika probabilitas

Data transaksi usaha adalah keterangan atau data atau dokumen transaksi pembayaran yang menjadi dasar pengenaan pajak yang dilakukan oleh masyarakat/subjek pajak kepada

d) Understanding : Peserta didik mengungkapakan tentang pemahaman permasalahan yang telah di bahas di dalam konseling kelompok. e) Comport : Peserta didik

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis serta shalawat dan salam penulis

Di Indonesia, peneliti terdiri dari peneliti yang bekerja pada lingkungan instansi atau lembaga pemerintah, yang dinamakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatan

Secara luas pengertian mutu dapat mencakup aspek Secara luas pengertian mutu dapat mencakup aspek sarana/prasarana, organisasi, manejemen, masukan, sarana/prasarana,

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dan kesuksesan informasi antara lain sumber daya manusia yang terlibat, teknik perancangan yang baik, komplesitas

Manakala dari sudut undang-undang prosedur pula, Geran Probet tidak terpakai ke atas orang Islam berdasarkan peruntukan yang telah termaktub di dalam Akta Probet