Perdamaian dan Politik Lokal di
Nangroe Aceh Darussalam
Survei Nasional Maret 2006
Ihtisar
Sudah lebih dari 6 bulan sejak dilaksanakannya kesepahaman Helsinki, kondisi di Propinsi Nangroe
Aceh Darussalam (NAD) menunjukkan tanda-tanda positif. Rasa aman dari konflik bersenjata
benar-benar dirasakan oleh masyarakat NAD. Tingginya responden (76%) yang menyatakan bahwa kondisi keamanan di NAD baik, menunjukkan bahwa kesepahaman itu berjalan baik di lapangan.
Rasa aman dari konflik bersenjata ini memang nampak jelas, akan tetapi rasa aman secara politis
masih cukup kecil. Di daerah-daerah yang pernah menjadi basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM), masih ada kekhawatiran untuk berbicara tentang politik, takut ditangkap oleh aparat keamanan
secara semena-mena, dan takut untuk ikut berorganisasi. Ini menunjukkan bahwa perdamaian yang ada baru mencakup “the absent of conflict” bukan “the presence of freedom” ataupun “the presence of justice”.
Problem utama yang saat ini dihadapi oleh masyarakat NAD adalah problem ekonomi. Hanya 22%
rakyat NAD yang menyatakan kondisi ekonomi NAD itu baik/sangat baik. Di daerah pedesaan
maupun perkotaan, masyarakat mengeluhkan kondisi ekonomi. Bahkan, hampir separoh penduduk NAD (40%) menyatakan bahwa kondisi ekonomi sebagai buruk dan sangat buruk.
Perdamaian disambut baik oleh masyarakat Aceh. Mayoritas warga Aceh memandang ada kemajuan
Ihtisar
Kinerja AMM dianggap baik oleh masyarakat Aceh. Kinerja AMM yang baik ini dirasakan berdampak
positif pada implementasi Kesepahaman Helsinki dan membuat proses rekonsiliasi menjadi lebih baik.
Masih ada keraguan di masyarakat Aceh bahwa GAM benar-benar tidak akan memperjuangkan
pemisahan Aceh dari NKRI. Hanya sekitar separoh warga Aceh (48%) yang yakin bahwa GAM akan menghentikan perjuangan memisahkan diri dari NKRI. Bahkan keraguan itu nampak makin jelas ketika dianalisa berdasarkan wilayah bekas GAM, dimana hanya 4 dari 10 orang Aceh di wilayah itu yang menyatakan yakin bahwa perjuangan GAM utk memisahkan Aceh dari NKRI telah berakhir.
Pemerintah RI dipandang telah berhasil menjalankan perannya secara baik. 85% warga NAD
menyatakan bahwa pemerintah RI berhasil merukunkan GAM dengan WNI lainnya. Lebih dari tiga perempat (77%) warga NAD menilai baik kinerja pemerintah dalam menindaklanjuti Kesepahaman Helsinki. Ini semua merupakan prestasi yang perlu mendapatkan apresiasi yang tinggi.
Lebih dari separoh warga Aceh (57%) menyatakan tidak tahu bahwa pemilihan Gubernur, Bupati,
Metode dan data
Data hasil survei di Aceh __ Maret 2006.
Ukuran sampel 1015.
Margin of Error di masing-masing survei +/- 3.1% pada tingkat kepercayaan
95%.
Metode survei: Multistage random sampling.
Wawancara: Wawancara tatap muka dengan responden.
Quality control: Dilakukan spot check sebanyak 20% dari total sampel oleh
loordinator wilayah dan peneliti LSI dari Jakarta.
Populasi kelurahan/desa Di tingkat propinsi
Kelurahan/desa di tingkat
provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional
Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK
Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan
Profile demografi responden dari survei Maret 2006 dibandingkan
dengan populasi dari Sensus BPS (%)
63.8
50 Tahun atau lebih
13.5 19 Tahun Atau Di Bawahnya
SUKU BANGSA UMUR
2.9 8.3
Pernah Kuliah Atau Di Atasnya
Katholik SD Atau Tidak Pernah Sekolah
Kondisi Propinsi Nangroe Aceh Darussalam di bidang Keamanan,
Penegakan Hukum, dan Ekonomi. (%; Sangat Baik dan Baik)
76%
51%
22%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Kondisi Ekonomi di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam
Desa, 26%
Desa, 32%
Kota, 10%
Kota, 8%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Masalah Paling Penting di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Harga-harga kebutuhanpokok mahal
Susah mencari lapangan kerja
Korupsi/KKN
Sulitnya Sarana dan Prasarana Transportasi
Sekolah /pendidikan mahal
Keamanan/ketertiban
Pemimpin tak ada yang bisa dipercaya
Misi Pemantauan Aceh
Ya, 68%
Baik/Sangat Baik,
88%
Pernah dengar Misi Pemantauan Aceh
(AMM)?
Perdamaian GAM – Pemerintah RI
Sangat/Cukup Yakin, 61%
Sangat Banyak/ Cukup Banyak Kemajuan, 73%
Kemajuan pelaksanaan perdamaian antara GAM dan Pemerintah
di Aceh sampai hari ini?
GAM dan pemerintah berdamai sehingga
Aceh betul-betul damai dalam negara
GAM Tidak akan lagi memperjuangkan pemisahan Aceh dari NKRI
Sangat/Cukup
Yakin, 43%
Sangat/Cukup
Yakin, 53%
Sangat/Cukup
Yakin, 48%
Kabupaten Bekas Basis
GAM
Kabupaten/Kota Bukan
Bekas Basis GAM
Kinerja pemerintah RI dalam proses
perdamaian di Aceh
Baik/Sangat
Baik, 85%
Baik/Sangat
Baik, 77%
Kinerja Pemerintah RI dalam
merukunkan bekas anggota GAM
dengan WNI lainnya
Kinerja Pemerintah RI dalam
menindaklanjuti kesepahaman
Apakah anda pernah mendengar bahwa gubernur, bupati,
walikota akan dipilih langsung?
Desa, 40%
Desa, 36% Kota, 17%
Kota, 7%
0% 20% 40% 60%
Pandangan Tentang Pendirian Partai Lokal di
Propinsi Aceh Nangroe Darrusalam Berdasarkan
Latar Belakang Responden (Aceh, Gayo, Jawa)
Setuju/Sangat Setuju, 67%
Setuju/Sangat
Setuju, 30% Setuju/Sangat Setuju, 26%
Calon Independen Untuk Gubernur, Bupati, dan Walikota
Tidak Tahu,
20%
Tidak/Sangat
Tidak Setuju,
Seberapa yakin anda bahwa pemilihan kepala daerah di propinsi
NAD dapat dilaksanakan dengan bebas (tanpa paksaan dari
siapapun untuk memilih calon tertentu)
Sangat/Cukup Yakin, 62%
Sangat/Cukup Yakin, 53%
Sangat/Cukup Yakin, 72%
Seluruh Aceh Kabupaten Bekas Basis GAM
Masyarakat Ketakutan jika ingin bicara politik
Selalu/Sering,
48%
Selalu/Sering,
29%
Selalu/Sering,
38%
Kabupaten Bekas Basis
GAM
Masyarakat takut terhadap penangkapan
semena-mena oleh aparat hukum
Selalu/Sering, 59%
Selalu/Sering, 41% Selalu/Sering,
50%
Kabupaten Bekas Basis
GAM
Diskusi
Pemilihan umum merupakan ajang dimana warga NAD bisa mengekspresikan aspirasinya
secara langsung, bebas dan rahasia. Akan tetapi di kabupaten-kabupaten yang pernah menjadi basis GAM, hanya sekitar separah (53%) rakyat Aceh yang merasa bebas untuk mengartikulasikan aspirasinya. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman intimidasi baik dari pihak militer RI maupun GAM membuat mereka merasa ragu bahwa perdamaian ini akan menghasilkan kebebasan untuk menyampaikan pendapat.
Pandangan tentang kebebasan berpolitik terlihat sangat berbeda antara wilayah yang pernah
menjadi basis GAM dan yang bukan. Masyarakat di wilayah GAM masih dihantui rasa takut (a) untuk ikut berorganisasi maupun (b) menghadapi penangkapan semena-mena oleh aparat keamanan (59%).
Eksistensi ketertekanan politis ini memiliki hubungan yang erat dengan keraguan bahwa
Kesimpulan
Perdamaian dalam arti Keamanan (absent of conflict) dirasakan oleh mayoritas masyarakat
NAD akan tetapi masih banyak rakyat NAD yang belum merasakan perdamaian dalam arti rasa aman (presence of freedom dan presence of justice)
Tekanan ekonomi merupakan problem terbesar di Aceh saat ini. Baik di daerah perkotaan
maupun pedesaan, rakyat NAD mengeluhkan himpitan ekonomi yang harus mereka hadapi.
Keinginan untuk memiliki partai lokal, sebuah pengaturan yang khas di propinsi NAD,
merupakan keinginan mayoritas rakyat NAD.
Pemerintah Indonesia dipandang berhasil mengantarkan perdamaian dan
mengimplementasikan Kesepahaman Helsinki. Di sisi lain, masih ada keraguan tentang