Pajak Penghasilan Pasal 21
Kelompok 9 :
Wahyu Widyasmoro
120419379
G Claudio Bismo D
120419730
Tri Nugroho Adi P
120419848
Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan >> pajak yang dikenakan terhadap Subjek
Pajak atas penghasilan yang diterima dan diperolehnya dalam
tahun pajak.
Pajak Penghasilan Pasal 21 >> Pajak Penghasilan yang dipungut
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi adalah pajak atas
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bennik apa pun
Subjek Pajak
Subjek pajak PPh Pasal 21 >> penerima penghasilan yang
dipotong PPh Pasal 21, terdiri dari:
- Pegawai (termasuk pegawai negeri sipil, pegawai
tetap, dan pegawai lepas yang memperoleh
penghasilan dan pemberi kerja secara berkala).
- Penerima pensiun.
- Penerima honorarium.
-
Penerima upah.
a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari
negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka
yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan
syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik;
b. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan;
tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk
memperoleh penghasilan dari Indonesia.
Objek PPh Pasal 21
1. Penghasilan yang diterima pegawai tetap : penghasilan yang bersifat teratur
maupun tidak teratur;
2. Penghasilan yang diterima penerima pensiun secara teratur
3. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan
sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa pesangon.
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas seperti upah harian
Pengecualian Objek PPh 21
Pembayaran Asuransi dari :
Perusahaan Asuransi Kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa
Natura / Kenikmatan yang diberikan kepada Wajib Pajak oleh Pemerintah
Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang disahkan
Menteri Keuangan, dan iuran T.H.T kepada BPJS Ketenagakerjaan yang
Dibayar oleh pemberi kerja.
Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung Pemberi Kerja
Penghasilan Kena Pajak
Tarif
Rp 0 – Rp 50.000.000
5 %
Rp 50.000.001 – Rp 250.000.000
15%
Tarif Penghasilan Kena Pajak
Besarnya PTKP
Penerima PTKP
Setahun
Sebulan
Untuk WP
Rp
24.300.000
Rp
2.025.000
WP yang menikah
Rp 2.025.000
Rp 168.750
Keluarga WP maksimal 3
Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21
Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21
A. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat
maupun cabang, perwakilan atau unit, bentuk usaha tetap, yang membayar gaji,
upah...
B. Bendaharawan pemerintah tennasuk bendaharawan pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah,...
C. Dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dan
badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan Tabungan Hari Tua atau Jaminan
Hari Tua;
D. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan
bebas;
Perencanaan Pajak
Pengertian Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak untuk menghitung PPh
Pasal 21 dapat digunakan 4 (empat) alternatif
menurut Zain (2007:89), yaitu:
Perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21:
Penghitungan PPh Pasal 21 dilakukan dengan mengalikan penghasilan
kena pajak dengan tarif pajak. Penghasilan kena pajak adalah
Penghasilan neto dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP). Penghasilan neto dihitung dengan dua cara yaitu:
Penghasilan bruto dikurangi dengan biaya-biaya yang diperbolehkan.
Penghasilan bruto dikalikan dengan persentase norma penghitungan penghasilan
neto.
Besarnya Penghasilan Kena Pajak dari seorang pegawai dihitung
berdasar penghasilan netonya dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada
awal tahun takwim. Adapun bagi pegawai
yang Baru
datang
dan menetap
di
Indonesia
dalam bagian tahun takwim, besamya PTKP tersebut
I. PENGHIT1UNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21
KARYAWAN TETAP
Besarnya penghasilan neto pegawai tetap ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan:
Biaya jabatan,
Iuran
Penghasilan kena pajak dihitung dengan cara penghasilan
neto dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP).
Contoh
Heri Handoko, status menikah dan mempanyai sam orang anak, bekerja
pada PT Sumber Jaya dengan memperoleh gaji sebulan Rp
3.500.000,00. PT Sumber Jaya masuk program Jamsostek dan iuran
II. PENGHITUNCAN PEMOTONCAN PPh PASAL 21
PECAWAI TETAP KARYAWATI
Dalam hal karyawati telah menikah
Bagi karyawati telah menikah yang menunjukkan
keterangan tertulis dari Pemerintah Daerah setempat
(serendah-rendahnya kecamatan) bahwa suaminya
tidak menerima atau memperoleh penghasilan,
diberikan tambahan PTKP sejumlah Rp 1.200.000,00
(satu juta dua ratus ribu
rupiah) setahun atau Rp
100.000,00
(seratus
ribu rupiah) sebulan dan ditambah
Contoh
Yolanda S.E. adalah seorang karyawati dari PT Mustika dengan
V. PEGAWAI TETAP YANG PPh PASAL 21-NYA
D1TANGGUNG PEMBERI KERJA
Keterangan
Ditanggung Perusahaan
Ditanggung Karyawan
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 0,24 %
0,1%
Premi Jaminan Kematian (JKM)
1 %
0,5%
luran Jaminan Hari Tua (JHT)
5%
5%
VI. PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PEGAWAI
TETAP YANG MEMPEROLEH TUNJANGAN PAJAK DAN TUNJANGAN
LAINNYA
Sumianto
adalah pegawai PT Heksada dengan
status menikah dan mempunyai 1 anak. Dia
menerima gaji sebulan Rp 5.000.000,00 dan
tunjangan PPh sebesar 2,5% dan gaji. PT
Heksada mengikuti program Jamsostek dan iuran
pensiun yang dibayarkan ke yayasan dana
Gaji sebulan Rp 5.000.000,00
Tunjangan PPh Rp 125.000,00
Premi yang ditanggung perusahaan:
JKK Rp 12.000,00
JKM Rp 50.000,00Rp 62.000,00+
Penghasilan bruto Rp 5.187.000,00
Pengurang:
Biaya jabatan Rp 259.350,00
luran pensiun Rp 250.000,00
luran THT Rp 100.000,00 Rp 609.350,00
Penghasilan neto sebulan
Penghasilan neto setahun Rp 54.931.800,00
PTKP (K/1) WP sendiri Rp 24.300.000
Tambahan WP kawin Rp 2.025.000
Tambahan 1 anak Rp 2.025.000 Rp 28.350.000
PKP Rp 26.581.800
VII. PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PEGAWAI TETAP
YANG MEMPEROLEH PENGHASILAN NATURA ATAU KENIKMATAN
LAINNYA
Keterangan
Ditanggung Perusahaan
Ditanggung Karyawan
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
0,24 %
0,1%
Premi Jaminan Kematian (JKM)
1 %
0,5%
luran Jaminan Hari Tua (JHT)
5%
5%
luran Pensiun
3%
2%
Penghitungan PPi Pasal 21 adalah sebagai berikut: Gaji sebulan
Premi yang ditanggung perusahaan:
Rp2.500.000,00
JKK Rp 6.000,00
JKM Rp 25.000,00 Rp 31.000.00 + Penghasilan bruto Rp 2.531.000,00 Pengurang:
Biaya jabatan5% x Rp 2.531.000,00 Rp 1 26.550,00 loran Pension Rp125.000,00
luran JHT Rp 50.000.00 + Rp 301.550.00 Penghasilan neto sebulan
Rp 2.229.450,00 Penghasilan new setahun Rp 26.753.400,00 PTKP (TK/0) WP sendiri Rp 24.300.000.00
Kasus Perencanaan Pajak