• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT RELEVANSI

Penelitian ini berfokus pada metode perhitungan penyusutan mana yang paling relevan digunakan oleh perusahaan manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan berpikir mahasiswa Akuntansi S1 akan suatu hal yang efektif khususnya dalam menentukan metode perhitungan penyusutan yang paling relevan untuk perusahaan manufaktur. Metode penelitian yang mendukung penyusunan karya penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Dari hasil data yang telah terkumpul, dilakukan analisis untuk ditarik kesimpulan. Hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output – Method) sangat relevan bagi perusahaan manufaktur dikarenakan perhitungan penyusutan berdasarkan unit yang diproduksi sehingga menjamin nilai penyusutan yang semestinya. Serta penelitian ini mengindikasikan bahwa Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output – Method) dapat mempermudah perhitungan penyusutan dan meningkatkan laba bersih perusahaan manufaktur.

Kata Kunci : Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Metode Jumlah Unit Produksi.

PENDAHULUAN

(2)

Hasil penelitian ini berupa informasi yang dapat membantu perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia dalam menetapkan metode perhitungan penyusutan aktiva tetap yang efektif.

Latar Belakang

Setiap perusahaan, terutama perusahaan manufaktur memiliki aktiva tetap yang menjadi hal vital bagi perusahaan untuk menjalankan aktivitas operasionalnya. Pada umumnya dalam neraca, aktiva tetap memiliki nilai yang material dibandingkan aktiva lain karena transaksi-transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap biasanya meliputi jumlah uang yang besar karena harga aktiva umumnya relatif mahal. Oleh sebab itu transaksi-transaksi terkait aktiva harus dicatat dengan teliti. Kesalahan dalam pencatatan akan berakibat kepada tidak wajarnya penyajian laporan keuangan.

Penentuan metode perhitungan penyusutan aktiva lancar wajib dilakukan oleh semua perusahaan mana pun tidak terlepas dari perusahaan manufaktur. Perhitungan penyusutan pada aktiva tetap perusahaan berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba bersih perusahaan itu sendiri.

Dengan perhitungan penyusutan yang kurang tepat dapat mengakibatkan nilai perolehan laba bersih yang sedikit. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu menetapkan metode penyusutan apa yang paling efektif dan relevan dengan operasional perusahaannya.

Rumusan Masalah

(3)

TIJAUAN PUSTAKA Aktiva Tetap

Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya adalah aktiva tetap yang digunakan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan produk. Untuk menghasilkan produk ini maka peranan aktiva tetap sangat besar, seperti lahan sebagai tempat berproduksi, bangunan sebagai tempat pabrik dan kantor, mesin dan peralatan sebagai alat untuk berproduksi dan lain-lain.

Aktiva tetap juga merupakan bagian utama dalam penyajian posisi keuangan perusahaan. Untuk memahami tentang aktiva tetap, terdapat beberapa pendapat yang akan dikemukakan antara lain sebagai berikut:

 Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 paragraf 5 menyebutkan bahwa:

“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. (Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta, 2004, No 16 Paragraf 5)

 Menurut pendapat Sofyan Safri H menyatakan bahwa pengertian aktiva tetap adalah sebagai berikut:

“Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan”.

(Sofyan Safri H. Akuntansi Aktiva Tetap. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal 20)

(4)

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap apabila :

 Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk dapat menilai apakah manfaat keekonomisan di masa yang akan datang tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan maka harus di nilai tingkat kepastian terjadinya aliran manfaat keekonomisan tersebut, yang juga memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima resiko terkait.

 Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua mengarah kepada bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya.

Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan ditekankan pula

Aktiva tetap dikelompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan aktiva lainnya. Kriteria aktiva tetap terdiri dari berbagai jenis barang maka dilakukan penggelompokkan lebih lanjut atas aktiva-aktiva tersebut.

Pengelompokkan itu tergantung pada kebijaksanaan akuntansi perusahaan masing-masing karena umumnya semakin banyak aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak pula kelompoknya.

(5)

Dari macam-macam aktiva tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan penggolongan sebagai berikut:

 Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.

 Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.

 Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan lain-lain.

Penyusutan

Penyusutan atau depresiasi adalah pengurangan nilai harta tetap atas nilai belinya. Penyusutan dilakukan secara berkala dalam rangka pembebanan biaya pada pendapatan, baik atas penggunaan harta tersebut maupun karena sudah tidak memadai lagi atau sudah tidak sesuai dengan jaman. Harta tetap dinilai tidak sesuai apabila kemampuannya sudah tidak mencukupi lagi untuk memenuhi peningkatan produksi. Harta tetap dikatakan ketinggalan jaman apabila barang yang dihasilkannya tidak disukai lagi, atau sudah ada penemuan teknologi baru yang lebih maju.

Semua harta tetap yang dimiliki dalam rangka operasi normal perusahaan dapat disusutkan, kecuali tanah. Harta tetap yang dimiliki untuk dijual kembali tak dapat disusutkan. Penyusutan harta tetap yang berupa sumber alam, seperti deposit barang tambang, disebut deplesi. Penyusutan untuk harta tetap tanpa wujud, seperti hak paten, disebut amortisasi.

(6)

Ada empat metode yang biasa dipakai untuk meng-hitung besarnya penyusutan, yaitu:

Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output - Method).

Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years Digit - Method), dan

Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance - Method),

Metode Garis Lurus (Straight Line – Method),

Metode Satuan Hasil Produksi (Productive Output - Method)

Dalam penyusutan aktiva tetap dengan metode satuan hasil produksi, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan oleh aset pada periode yang berjalan atau bahasa lain beban penyusutan dihitung dengan satuan hasil produksi, sehingga beban penyusutan tiap periode akan berfluktuasi mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan.

Metode satuan hasil produksi mengalokasikan biaya penyusutan berdasar atas proporsi pemakaian aset tetap yang sebenarnya. Metode ini menggunakan output atau hasil produksi sebagai dasar acuan alokasi beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi. Beban penyusutan dalam metode satuan hasil produksi diperlakukan sebagai beban variabel sesuai dngan unit output yang dihasilkan aset tetap tiap periode. kelemahannya sama dengan kelemahan pada metode jam jasa. metode ini masuk kategori depresiasi berdasarkan faktor penggunaan. metode ini memandang beban penyusutan sejalan dengan tingkat pemakaiannya, idealnya, metode satuan hasil produksi diterapkan pada jenis aset tetap mesin produksi.

Berikut asumsi asumsi penyusutan metode hasil produksi digunakan:

 Nilai aset tetap menurun karena penggunaan, bukan karena faktor waktu

 Kerusakan serta ke-aus-an fisik aset adalah faktor penting, sedangkan tingkat Ke-usang-an bukan hal penting,

 Biaya maintenance dan perbaikan sifatnya proporsional terhadap penggunaan,

 Tingkat efesiensi operasi sifatnya proporsional terhadap pemakaian aset, contohnya bahan bakar yang jumlahnya berfluktuasi.

(7)

Metode hasil produksi merupakan metode penyusutan yang mengalokasikan beban penyusutan ke beberapa periode berdasarkan pada satuan unit yang diperoleh dari penggunaan aset tetap. Umur ekonomis aset tetap dinyatakan dalam satuan unit produksi, bukan berdasarkan tahun.

Tarif penyusutan / Unit = ( Harga Perolehan - Nilai Sisa ) / Taksiran Jumlah Produksi Penyusutan = Produksi Setahun x Tarif Penyusutan per Unit

Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years Digit - Method)

Pada dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun mempunyai dasar konsep yang mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun.Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada pertimbangan biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.Layaknya metode saldo menurun, semakin lama aset tetap beroperasi, maka tingkat aus-nya semakin tinggi. Butuh biaya pemeliharaan yang makin tinggi dengan kontribusi bagi perusahaan yang menurun, tidak sebaik saat awal-awal aset tetap tersebut diperoleh. Mesin contohnya, makin lama makin menurun performanya. tidak seperti awal awal mesin baru, mesin yang lebih lama cenderung menurun performanya.

Metode Garis Lurus (Straight Line – Method)

Metode garis lurus ini tepat digunakan apabila manfaat ekonomis yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut setiap periode sama. Sehingga, apabila metode garis lurus ini menghasilkan beban penyusutan yang jumlahnya sama setiap periode, maka akan terjadi pembandingan yang tepat antara pendapatan dengan biaya. Karena manfaat ekonomis yang diharapkan dari aktiva tetap setiap periode sama ini akan menghasilkan pendapatan yang sama setiap periode. Alasan tambahan yang mendukung metode garis lurus ini adalah apabila biaya pemeliharaan setiap periode sama. Sehingga pembandingan yang tepat dapat dilakukan dengan membandingkan biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan yang tetap periode dengan pendapatan yang juga sama setiap.

(8)

Metode jumlah menurun ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun setiap periode. Metode ini beranggapan bahwa aktiva baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aktiva tersebut. Tarif pajak dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama untuk setiap tahun.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif karenanya data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Responden yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mahasiswa S1 Akuntansi semester 2 Universitas Atma Jaya Makassar, mahasiswa S1 Akuntansi semester 4 Universitas Atma Jaya Makassar, mahasiswa S1 Akuntansi semester 6 Universitas Atma Jaya Makassar, dan mahasiswa S1 Akuntansi semester 8 Universitas Atma Jaya Makassar. Kuesioner berisi pilihan antara keempat metode perhitungan penyusutan aktiva tetap yang paling relevan jika digunakan dalam perusahaan manufaktur dengan mempertimbangkan salah satu faktor yaitu nilai perolehan laba bersih. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Likert Scale dengan skala 1 sampai 5 dimana 1 = Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Netral, 4 = Setuju, dan 5 = Sangat Setuju. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan antar kelompok responden, karenanya pengujian yang digunakan adalah uji beda rata-rata.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sampel Penelitian

Sampel penelitian terdiri atas 30 mahasiswa jurusan Akuntansi program S1 Universitas Atma Jaya Makassar yang terbagi atas 7 orang mahasiswa S1 Akuntansi semester 2, 14 orang mahasiswa S1 Akuntansi semester 4, 6 orang mahasiswa S1 Akuntansi semester 6, dan 3 orang mahasiswa S1 Akuntansi semester 8.

(9)
(10)

Garis Lurus Jumlah Angka Tahun Saldo Menurun Berganda Jumlah UnitProduksi

N = 30 responden mahasiswa S1 Akuntansi dari berbagai lapisan semester genap. Keterangan :

Pengujian Hasil Penelitian

Dari data yang telah terkumpul sebelumnya, maka dlikukan lah pengujian data dengan analisis

(11)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Metode1 30 1.00 5.00 3.4333

Metode2 30 1.00 5.00 2.5333

Metode3 30 1.00 5.00 2.0333

Metode4 30 1.00 5.00 4.0667

Valid N (listwise) 30

Keterangan :

Metode1 = Metode Garis Lurus (Straight Line – Method)

Metode2 = Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years Digit - Method)

Metode3 = Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance - Method)

Metode4 = Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output - Method)

Jika dilihat dari tabel diatas, Metode1 dengan 30 responden memiliki rata-rata nilai 3.4333 yang artinya berada pada taraf “ Netral ”, Metode2 dengan 30 responden yang sama memiliki nilai rata-rata 2.5333 yang artinya berada pada taraf “ Tidak Setuju ”, Metode3 dengan 30 responden yang sama memiliki rata-rata nilai 2.0333 yang artinya berada pada taraf “ Tidak Setuju ”, dan Metode4 dengan 30 responden yang sama memiliki rata-rata nilai 4.0667 yang berarti “ Setuju “.

(12)
(13)

Metode4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 3.3 3.3 3.3

2 2 6.7 6.7 10.0

3 3 10.0 10.0 20.0

4 12 40.0 40.0 60.0

5 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Berdasarkan tabel frequency beserta persentase untuk setiap metode ,

Metode1 – 3 orang menjawab “Sangat Tidak Setuju”, 2 orang menjawab “Tidak Setuju“, 10 orang menjawab “Netral“, 9 orang menjawab “Setuju “, dan 6 orang sisanya menjawab “Sangat Setuju “.

Metode2 – 3 orang menjawab “Sangat Tidak Setuju”, 16 orang menjawab “Tidak Setuju“, 5 orang menjawab “Netral“, 4 orang menjawab “Setuju “, dan 2 orang sisanya menjawab “Sangat Setuju “.

Metode3 – 11 orang menjawab “Sangat Tidak Setuju”, 13 orang menjawab “Tidak Setuju“, 2 orang menjawab “Netral“, 2 orang menjawab “Setuju “, dan 2 orang sisanya menjawab “Sangat Setuju “.

(14)

KESIMPULAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat persepsi mahasiswa akuntansi akan metode perhitunga penyusutan aktiva tetap manakah yang paling relevan digunakan oleh perusahaan manufaktur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Atma Jaya Makassar telah mampu mengambil keputusan dalam menetapkan metode perhitungan penyusutan aktiva tetap mana yang cocok bagi perusahaan manufaktur dari berbagai persepsi masing-masing.

Dalam menjawab pilihan mengenai metode-metode yang paling relevan digunakan perusahaan manufaktur, sebagian besar mahasiswa S1 Akuntansi cenderung memilih Metode4 yaitu Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output - Method) yang merupakan perhitungan biaya/beban penyusutan berdasarkan unit yang diproduksi karena perusahaan manufaktur sangat erat dengan operasional utamanya yaitu kegiatan memproduksi.

Perbedaan tingkatan semester dalam pendidikan akuntansi menyebabkan perbedaan persepsi antar tingkat mahasiswa S1 Akuntansi. Keterbatasan dari penelitian ini adalah survei dilakukan pada satu universitas, karenanya hasil dari penelitian ini bisa saja “unik” dalam artian hanya terjadi dalam universitas tempat dilakukannya survei saja.

(15)

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Tidak akan ada 2 atau lebih lagu dengan judul yang sama yang berada pada sebuah koleksi lagu.. Apabila lagu favoritmu adalah “Apuse”, “Cublak-Cublak Suweng”, dan “Sayang

Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan jasa yang meliputi bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan

Melalui analisis dan pembahasan di atas yang dapat disimpulkan adalah melalui pendekatan indeks maqasid syariah yang terdiri dua indikator dalam pengukuran, yaitu

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pembelajar dengan variabel metode

4.7.1 Perencanaan Pembelajaran Menggunakan Metode Brainstorming dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa di Kelas XI IIS 4 di SMA XIX-1 dalam

ةيئانجلا.. اهذيفنتو ةماعلا تاسايسلا ةغايص أ ةلودلل ةماعلا ةنزاوما ىع ةقفاوما تاءارجإ ةسايسلا سكعت يهف .ماقرأا نم ةسلس وأ نناوقلا نم نوناق درجم تسيل نادلبلا نم

Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji parsial (uji t), yaitu untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh positf