PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL,
IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP
KEPUASAN KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN PESISIR SELATAN
ARTIKEL
Oleh :
APRI JUNAIDI NPM. 1110018212052
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL,
IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP
KEPUASAN KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN PESISIR SELATAN
Apri Junaidi¹, Dwi Fitri Puspa¹, Ice Kamela¹
1Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
email:apri7unaidi@gmail.com
ABSTRACT
The aims of this study was to analyze the effect of transformational leadership, organizational climate and motivation to job satisfaction in Regional Secretary Office, Soutern Pesisir Regency. The population of the study is civil servents who are currently working for Regional Secretary Office, Soutern Pesisir Regency. This study used all population members as respondent that accounted for 135 employess. In order to test hypotheses, this study conducted multiple regression analysis by using SPSS version 21. The results of analysis revealed that a) There was positive and significant effect of transformational leadership on job satisfaction, b) Organizational climate was found to have positive but not significant effect on job satisfaction, c) Motivation positive and significant influenced job satisfaction. The findings of this study provided practical recommendation, in terms of enhancing job satisfaction, it is needed to develop transformational leadership, organizational climate, and motivation.
Keywords: Transformational Leadership, Organizational Climate, motivation, Job satisfaction.
PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 10
Tahun 2010 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan,
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan mempunyai tugas dan fungsi
membantu Kepala Daerah dalam
penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah,
pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas
daerah dan lembaga teknis daerah,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan Pemerintahan Daerah,
pembinaan administrasi dan aparatur
Pemerintahan Daerah, serta pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Berbagai kompleksitas pekerjaan
dan kegiatan yang ada menuntut pegawai
pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan harus mampu, cakap, dan terampil
agar mencapai hasil kerja yang optimal,
efektif dan efisien, akan tetapi hal tersebut
tidak akan berarti jika pegawai tidak
memiliki kepuasan kerja yang tinggi
keberhasilan yang ingin dicapai organisasi
secara keseluruhan.
Kepuasan kerja adalah perasaan
yang dimiliki oleh pegawai terhadap
pekerjaannya baik secara keseluruhannya
maupun terhadap aspek dalam pekerjaan
sebagai hasil pengetahuan dan penilaian
terhadap pekerjaan yang pada akhirnya
akan mengarahkan pegawai pada tingkah
laku tertentu (Luthans, 2006). Menurut
Robbins dan Judge (2008: 107) kepuasan
kerja sebagai perasaan positif tentang
pekerjaan seseorang yang merupakan hasil
dari sebuah evaluasi karakteristiknya.
Mengelola sumber daya manusia
organisasi bukanlah hal yang mudah untuk
dilakukan karena sumber daya manusia
sangat sulit untuk diprediksi. Mereka
memiliki kebutuhan, ambisi, sikap,
kehendak, tanggungjawab, serta potensi
yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan
peran seorang pemimpin dalam mencapai
tujuan yang sama. Kepemimpin
transformasional diyakini lebih mampu
menginspirasi para pengikutnya untuk
mengenyampingkan kepentingan pribadi
demi kebaikan organisasi dan mampu
memiliki pengaruh yang luar biasa pada
diri pengikutnya (Robbins dan Judge
(2008). Yukl (2010: 320) mengemukakan
bahwa para pemimpin transformasional
membuat para pengikutnya menjadi lebih
menyadari kepentingan dan nilai dari
pekerjaan dan membujuk pengikut untuk
tidak mendahulukan kepentingan diri
sendiri demi organisasi.
Singh dkk (2011) mengatakan
bahwa iklim organisasi juga berdampak
disetiap aktivitas dalam suatu organisasi
secara langsung atau tidak langsung dan
dipengaruhi oleh hampir segala sesuatu
yang terjadi dalam organisasi, dikatakan
pula iklim organisasi sebagai faktor
pendorong utama yang bertanggungjawab
untuk kepuasan dan ketidakpuasan
karyawan. Selanjutnya, Wirawan (2007)
menyatakan bahwa iklim organisasi adalah
persepsi anggota organisasi baik secara
individual ataupun kelompok yang secara
tetap berhubungan dengan organisasi
mengenai apa yang ada atau terjadi di
lingkungan internal organisasi secara rutin
yang mempengaruhi sikap dan prilaku
organisasi.
Pegawai yang memperoleh
kepuasan kerja akan termotivasi untuk
bekerja lebih lebih baik dibandingkan
dengan pegawai yang tidak memiliki
motivasi. Menurut Hasibuan (2007)
motivasi adalah pemberian daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerjasama,
bekerja efektif, dan terintegrasi dengan
segala upayanya untuk mencapai
kepuasan. Sementara itu, Siagian dalam
Sutrisno (2009), menyatakan bahwa motif
adalah keadaan kejiwaan yang mendorong,
itulah yang mengarahkan dan menyalurkan
perilaku, sikap dan tindak tanduk
seseorang yang selalu dikaitkan dengan
pencapaian tujuan baik tujuan organisasi
maupun tujuan pribadi masing-masing
anggota organisasi.
Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan memiliki karyawan yang
cukup banyak dan struktur organisasi yang
cukup kompleks. Hal ini terlihat dari
adanya sembilan Bagian serta karyawan
yang menunjang di dalamnya. Setiap
karyawan memiliki kemampuan dan
keterampilan yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya dengan berbagai
macam latar belakang pendidikan, usia,
dan kepribadian. Berdasarkan hasil survey
pra penelitian yang dilakukan terhadap 15
orang pegawai pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan mengenai
kepuasan kerja, diketahui bahwa indeks
rata-rata persepsi responden dari seluruh
total indikator yang digunakan untuk
mengukur kepuasan kerja adalah sebesar
61,87%. Hasil tersebut menunjukkan
persepsi responden terhadap kepuasan
kerja di Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan masuk kategori sedang,
dengan artian dari setiap item pertanyaan
yang diajukan untuk mengukur
indikator-indikator tersebut menurut persepsi
responden masih belum terpenuhi.
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis secara empiris pengaruh
kepemimpinan transformasional terhadap
kepuasan kerja pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan, untuk
menganalisis secara empiris pengaruh
iklim organisasi terhadap kepuasan kerja
pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan, dan untuk menganalisis
secara empiris pengaruh motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
Dengan demikian kerangka
pemikiran penelitian ini berdasarkan pada
hasil telaah teoritis seperti yang telah
diuraikan diatas, dapat digambarkan
sebagai berikut:
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai negeri sipil di
lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan yang berjumlah 135 orang.
Pemilihan responden secara purposive
dilakukan karena responden yang dipilih
adalah orang yang benar-benar mengetahui
atau terlibat langsung serta fokus terhadap
permasalahan yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini jumlah anggota populasi
hanya 135 orang, maka pengambilan
sampel menggunakan teknik sensus, yaitu
semua anggota populasi dijadikan obyek
penelitian.
Data yang digunakan adalah data
primer. Data primer ini dikumpulkan
dengan metode questioner. Questioner
yang telah terstruktur dibagikan secara
langsung kepada responden yaitu pegawai
negeri sipil di lingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan untuk
diisi.
Kepuasan kerja (Y) adalah suatu
perasaan positif seorang pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya di Sekretariat
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan yang
diukur dengan menggunakan indikator
sebagaimana yang dikemukakan oleh
(Celluci, Antoni J dan David L. DeVries
dalam Mas’ud, 2004), antara lain:
1) Kepuasan dengan gaji,
2) Kepuasan dengan promosi, 3) Kepuasan dengan rekan sekerja, 4) Kepuasan dengan Supervisor, dan 5) Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri.
Kepemimpinan transformasional
(X1) adalah gaya kepemimpinan yang
diimplementasikan dan dianggap mampu
memiliki pengaruh yang luar biasa serta
mampu menginspirasi pegawai di
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan mengenyampingkan kepentingan
pribadi untuk mencapai tujuan bersama
dan kebaikan organisasi yang diukur
dengan menggunakan indikator sebagai
berikut dilihat dari (Behling, Orlando dan
James M. McFillendalam Mas’ud, 2004):
1) Inspirasi, 2) Kekaguman, 3) Pemberdayaan, 4) Menunjukkan Empati,
5) Menjelaskan Misi dengan Menarik, 6) Menunjukkan Keyakinan Diri, 7) Meningkatkan Image,
8) Yakin dengan Kemampuan Pengikut, 9) Memberikan Peluang untuk Sukses.
Iklim organisasi (X2) adalah
persepsi pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan baik secara
individual ataupun kelompok mengenai
apa yang ada atau terjadi di lingkungan
internal organisasi secara rutin yang
mempengaruhi prilaku organisasi secara
keseluruhan, diukur dengan menggunakan
indikator sebagai berikut dilihat dari (A.
Gani dan Farooq A. Shah, dalam Mas’ud,
2004):
1) Hubungan antar personal, 2) Manajemen partisipatif, 3) Formalisasi dan standardisasi, 4) Pelatihan dan pengembangan, 5) Tunjangan finansial,
8) Supervisi (pimpinan),
9) Perhatian terhadap kesejahteraan, dan
10) Keselamatan dan keamanan.
Motivasi (X3) adalah suatu
dorongan kejiwaan yang menciptakan
kegairahan kerja pegawai di Sekretariat
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan agar
mereka mau bekerjasama, bekerja efektif
dan optimal untuk mewujudkan tujuan
baik tujuan organisasi maupun tujuan
pribadi masing-masing anggota organisasi
diukur dengan menggunakan
indikator-indikator sebagai berikut (Mitchell, Vance
F. dan Pravin Moudgill dalam Mas’ud,
2004):
1) Kebutuhan keamanan, 2) Kebutuhan sosial, 3) Kebutuhan harga diri, 4) Kebutuhan otonomi, dan 5) Kebutuhan aktualisasi diri.
Data yang berhasil dikumpulkan
dari hasil jawaban questioner yang
disebarkan ke responden, dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan program
paket statistik SPSS ver 21. Adapun
metode pengukuran yang digunakan untuk
mengukur tanggapan responden adalah
dengan menggunakan “Skala Likert”, cara
pengukurannya yaitu responden diminta
untuk memilih salah satu jawaban dari
lima (5) pilihan jawaban yang telah
disediakan di setiap pertanyaan.
Jawaban-jawaban ini diberi skor 1 sampai 5.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari 135 questioner yang
disebarkan, terdapat 120 questioner yang
diterima, dan sebanyak 5 questioner tidak
dapat diikutsertakan dalam analisis karena
pengisian yang tidak lengkap. Oleh karena
itu jumlah data yang bisa diolah untuk
analisis adalah sebanyak 115 questioner
dengan tingkat respon rate sebesar 85%.
Mayoritas responden berjenis
kelamin pria 56,5%, berusia 31-40 tahun
59,1%, dengan tingkat pendidikan
S1/Sederajat 57,4%, dan memiliki masa
kerja lebih dari 6 tahun 77,4%.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dalam penelitian ini
yaitu dengan melakukan korelasi bilvariate
antara masing-masing skor indikator
dengan total skor konstruk. Hasil analisis
korelasi bilvariate dengan melihat output
Pearson Correlation (Ghozali, 2005). Suatu item pertanyaan dikatakan valid jika
signifikansi p < 0,01 atau p < 0,05.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan
dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu
variabel atau konstruk dikatakan reliabel
apabila nilai Cronbach Alpha
masing-masing variabel > 0,60 (Ghozali, 2005).
Ringkasan hasil uji validitas dan
reliabilitas dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kepuasan Kerja (Y) 20 - 20 0.861 Reliabel
Kepemimpinan Transformasional (X1) 33 - 33 0.936 Reliabel
Iklim Organisasi (X2) 40 - 40 0.977 Reliabel
Motivasi (X3) 21 - 21 0.942 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Dari table 1 diatas dapat terlihat
bahwa masing-masing item pertanyaan
dalam variabel penelitian ini dinyatakan
valid. Disamping itu tabel di atas juga
menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha
> 0,60 untuk masing-masing variabel
dalam penelitian ini. Hal ini berarti bahwa
variabel kepemimpinan transformasional,
iklim organisasi, motivasi dan kepuasan
kerja adalah reliabel.
Hasil Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ini digunakan
untuk memberikan gambaran atau
deskripsi empiris atas data yang
dikumpulkan dalam penelitian (Ferdinand,
2006). Penelitian ini menggunakan teknik
analisis indeks yang menggambarkan
persepsi responden atas item-item
pertanyaan dalam questioner. Adapun
perhitungan indeks persepsi responden
dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut (Ferdinand, 2006):
I = x 100
Dimana:
I = Indeks
∑ = Sigma (jumlah)
n = Bobot jawaban responden
f = Frekuensi
r = Jumlah pilihan jawaban (5)
N = Jumlah responden
Dari hasil perhitungan indeks
tersebut digunakan kriteria three box method, maka interpretasi angka indeks
persepsi responden dikategorikan dalam
tiga kelompok, yaitu:
10.00– 40.00 = Rendah
40.01– 70.00 = Sedang
70.01– 100.00 = Tinggi
Berdasarkan hasil analisis
deskriptif ditemukan indeks rata-rata
persepsi responden dari seluruh total
indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel kepuasan kerja adalah sebesar
66,50%. Hasil tersebut menunjukkan
persepsi responden terhadap kepuasan
kerja di Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan masuk kategori sedang.
Artinya dari semua item pertanyaan yang
diajukan untuk mengukur indikator
tersebut menurut persepsi responden di
Selatan masih belum terpenuhi. Hasil ini
juga sejalan dengan temuan yang
didapatkan dari pra-survey yang dilakukan
diawal penelitian.
Indeks rata-rata persepsi responden
dari seluruh total indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel kepemimpinan
transformasional adalah sebesar 72,10%.
Hasil tersebut menunjukkan persepsi
responden terhadap kepemimpinan
transformasional di Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan masuk kategori
tinggi. Artinya dari setiap item pertanyaan
yang diajukan untuk mengukur indikator
tersebut menurut persepsi responden telah
terpenuhi.
Indeks rata-rata persepsi responden
dari seluruh total indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel iklim organisasi
adalah sebesar 72,29%. Hasil tersebut
menunjukkan persepsi responden terhadap
iklim organisasi di Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan masuk kategori
tinggi. Artinya dari setiap item pertanyaan
yang diajukan untuk mengukur indikator
tersebut menurut persepsi responden telah
terpenuhi.
Sedangkan indeks rata-rata persepsi
responden dari seluruh total indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel
motivasi adalah sebesar 69,47%. Hasil
tersebut menunjukkan persepsi responden
terhadap motivasi di Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan masuk kategori
sedang. Artinya dari semua item
pertanyaan yang diajukan untuk mengukur
indikator tersebut menurut persepsi
responden di Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan masih belum
terpenuhi.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Salah satu cara termudah untuk
melihat normalitas adalah dengan melihat
histogram yang menggambarkan variabel
dependent sebagai sumbu vertikal
sedangkan nilai residual terstandarisasi
digambarkan sebagai sumbu horizontal.
Jika Histogram Standardized Regression
Residual membentuk kurva seperti lonceng
(bell-shaped curve) dimana kedua sisinya
melebar sampai tidak terhingga maka nilai
residual tersebut dinyatakan normal.
Berdasarkan hasil pengujian SPSS,
Histogram yang terbentuk dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas
Cara lainnya dengan normal
distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal. Jika distribusi normal,
maka garis yang menggambarkan dan
sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2005).
Berdasarkan hasil pengujian SPSS,
Normal Probability Plot yang terbentuk
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3
Hasil Uji Normalitas
Tampilan grafik histogram dan
normal probability plot pada gambar diatas
menunjukkan bahwa model-model regresi
dalam penelitian ini memenuhi asumsi
normalitas.
2. Hasil Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dapat
dilakukan dengan melihat nilai tolerance
dan nilai variance inflation factor (VIF).
Adanya multikolinieritas dapat diketahui
jika nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan
nilai VIF > 10. Hasil uji multikolinieritas
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model B Std.Error Beta T Sig. Tolerance VIF
(Constant) ,710 ,222 3,200 ,002
KT ,457 ,110 ,465 4,140 ,000 ,287 3,487
IO ,061 ,094 ,085 ,646 ,519 ,209 4,784
1
MK ,215 ,083 ,277 2,575 ,011 ,313 3,191
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: data primer yang diolah, Oktober 2014
Berdasarkan tabel hasil uji
multikolinieritas di atas, hasil perhitungan
nilai tolerance menunjukkan tidak ada
variabel bebas yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,1. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan
hal yang sama tidak ada satu variabel
bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari
10. maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antar variabel bebas
dalam model regresi tersebut.
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pendeteksian ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
grafik scatterpolt antara nilai prediksi
variabel terikat (ZPRED) dengan nilai
residualnya (SRESID). Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur
maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: hasil output SPSS, Oktober 2014
Tampilan gambar hasil uji
heteroskedastisitas diatas memperlihatkan
bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tesebar di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas sehingga model regresi
layak untuk digunakan.
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan uji
regresi berganda untuk mengetahui
pengaruh variabel X (kepemimpinan
transformasional, iklim organisasi dan
motivasi) terhadap variabel Y (kepuasan
kerja). Hasil analisis regresi dapat dilihat
pada tabel 3 berikut:
Tabel 3.Hasil Uji Regresi (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) ,710 ,222 3,200 ,002
KT ,457 ,110 ,465 4,140 ,000
IO ,061 ,094 ,085 ,646 ,519
1
MK ,215 ,083 ,277 2,575 ,011
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: data primer yang diolah, Oktober 2014
1. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Dari Tabel 3 diatas diketahui
bahwa kepemimpinan transformasional
berpengaruh positif sebesar 0,457 terhadap
kepuasan kerja, dengan nilai t hitung 4,140
pada tingkat signifikansi 0,000 yang berarti
signifikan karena berada dibawah nilai
signifikansi 0,05. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara kepemimpinan
transformasional terhadap kepuasan kerja
pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan, jadi hipotesis pertama
2 . Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Dari Tabel 3 diketahui bahwa iklim
organisasi berpengaruh positif sebesar
0,061 terhadap kepuasan kerja, dengan
nilai t hitung 0,646 pada tingkat
signifikansi 0,519 yang berarti tidak
signifikan karena berada diatas nilai
signifikansi 0,05. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif namun tidak signifikan antara iklim
organisasi terhadap kepuasan kerja
pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan, jadi hipotesis kedua (H2)
ditolak.
3. Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
Dari Tabel 3 diketahui bahwa
motivasi berpengaruh positif sebesar 0,215
terhadap kepuasan kerja, dengan nilai t
hitung 2,575 pada tingkat signifikansi
0,011 yang berarti signifikan karena
berada dibawah nilai signifikansi 0,05.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara motivasi terhadap
kepuasan kerja pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan, jadi hipotesis
ketiga (H3) diterima.
Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis pertama
(H1) menjelaskan bahwa kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif
sebesar 0,457 terhadap kepuasan kerja
pegawai, dengan artian apabila semakin
tinggi kepemimpinan transformasional
yang diimplementasikan di Sekretariat
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan maka
diharapkan kepuasan kerja pegawai akan
ikut meningkat. Disamping itu pengaruh
kepemimpinan transformasional terhadap
kepuasan kerja pegawai menunjukkan hasil
yang signifikan dengan nilai t hitung
4,140 pada tingkat signifikansi 0,000
karena berada dibawah nilai signifikansi
0,05. Hal ini berarti kepemimpinan
transformasional berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara kepemimpinan
transformasional terhadap kepuasan kerja
pegawai yang bekerja di Sekretariat
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
Secara konseptual, temuan
penelitian ini mendukung teori yang
disampaikan oleh Robbins dan Judge
(2008) dan Yukl (2010) bahwa
kepemimpin transformasional adalah
kepemimpinan yang mampu menginspirasi
para pengikutnya untuk bekerja keras,
guna mencapai tujuan-tujuan bersama dan
kebaikan organisasi.
Secara empirikal, temuan penelitian
ini selaras dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Sukertiasih (2009),
Djazari dkk (2009), dan Dewi (2013) yang
menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja.
Hasil pengujian hipotesis kedua
(H2) menjelaskan bahwa iklim organisasi
berpengaruh positif sebesar 0,061 terhadap
kepuasan kerja pegawai, dengan artian
apabila semakin kondusif iklim organisasi
maka diharapkan kepuasan kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan akan ikut meningkat. Namun
pengaruh iklim organisasi terhadap
kepuasan kerja pegawai menunjukkan hasil
yang tidak signifikan dengan nilai t hitung
0,646 pada tingkat signifikansi 0,519
karena berada diatas nilai signifikansi 0,05.
Hal ini berarti iklim organisasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif namun tidak signifikan
antara iklim organisasi terhadap kepuasan
kerja pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini
menunjukan bahwa iklim organisasi belum
cukup mampu menjelaskan pengaruhnya
terhadap kepuasan kerja pegawai yang
bekerja di Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
Argumen yang diajukan dalam
penelitian ini dapat dilihat dari
karakteristik internal yaitu terdiri dari
kondisi dalam organisasi yang diatur dan
telah ditetapkan dalam mencapai tujuan
organisasi (Lussier, 2005). Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan Nomor 10 Tahun 2010 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan, Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan memiliki empat
tingkatan struktur hierarkis organisasi yang
terdiri dari Sekretaris Daerah (Eselon II.a),
Asisten (Eselon II.b), Kepala Bagian (Eselon III.a) dan Kepala Sub Bagian (Eselon IV.a) yang dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya diatur melalui
tugas pokok dan fungsi yang jelas yang
dibatasi melalui pembagian uraian tugas
masing-masing bagian dan sub bagian
yang ada di Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
Bila dilihat dari dimensi
karakteristik internal yang ada, maka
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan memiliki 1) Formalisasi, yaitu
tingkat penggunaan dokumentasi tertulis
yang berjenjang dan tinggi. 2) Spesialisasi,
derajat pembagian tugas yang jelas. 3)
proses pengambilan keputusan yang
terpusat. 4) Otoritas, pembagian tugas dan
pengambilan keputusan yang juga terpusat
pada salah satu pimpinan. 5)
Profesionalisme mayoritas tinggi terlihat
dari karakteristik responden bahwa 66
orang responden dari total 115 orang
memiliki tingkat pendidikan Strata-1. dan
6) Konfigurasi, pengelompokkan atau
pembagian karyawan kedalam
bagian-bagian yang ada di Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan memiliki
susunan dan tata kerja dengan
penstrukturan yang cukup tinggi dimana
dalam menyelenggarakan tugas dan
kewajibannya diatur melalui tugas pokok
dan fungsi yang jelas dan dibatasi melalui
pembagian uraian tugasnya
masing-masing. Steers (2005) menjelaskan bahwa
semakin tinggi “penstrukturan” suatu
organisasi, lingkungannya akan terasa
makin kaku, tertutup, dan penuh ancaman.
Dari kesimpulan diatas peneliti
berasumsi bahwa iklim organisasi yang
ada di Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan menurut persepsi
pegawainya mengenai kualitas lingkungan
internal organisasi yang secara relatif
mereka rasakan sudah menjadi suatu
kewajaran atau hal yang biasa sehingga
tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai.
Secara konseptual, temuan
penelitian ini mendukung teori yang
disampaikan oleh Lussier (2005) dan
Wirawan (2007) yang menyatakan bahwa
iklim organisasi adalah persepsi anggota
organisasi baik secara individual ataupun
kelompok yang berhubungan dengan
organisasi mengenai apa yang ada atau
terjadi di lingkungan internal organisasi
secara rutin yang mempengaruhi sikap dan
prilaku organisasi secara keseluruhan.
Secara empirikal, temuan penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Rismayani dan Hartuti (2006), Sari (2009),
dan Ayudiarini (2011) yang menunjukkan
adanya pengaruh signifikan antara iklim
organisasi terhadap kepuasan kerja.
Hasil pengujian hipotesis ketiga
(H3) menjelaskan bahwa motivasi
berpengaruh positif sebesar 0,215 terhadap
kepuasan kerja pegawai, dengan artian
apabila semakin tinggi motivasi maka
diharapkan kepuasan kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan akan ikut meningkat. Disamping
itu pengaruh motivasi terhadap kepuasan
kerja pegawai menunjukkan hasil yang
signifikan dengan nilai t hitung 2,575 pada
tingkat signifikansi 0,011 karena berada
dibawah nilai signifikansi 0,05. Hal ini
terhadap kepuasan kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara motivasi
terhadap kepuasan kerja pegawai yang
bekerja di Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
Secara konseptual, temuan
penelitian ini mendukung teori yang
disampaikan oleh Hasibuan (2007) dan
Siagian dalam Sutrisno (2009) yang
menyatakan bahwa motivasi adalah suatu
dorongan kejiwaan yang menciptakan
kegairahan kerja pegawai agar mau
bekerjasama, bekerja efektif dan optimal
untuk mewujudkan tujuan baik tujuan
organisasi maupun tujuan pribadi
masing-masing anggota organisasi.
Secara empirikal, temuan penelitian
ini selaras dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Siregar (2011),
Nugroho dan Kunartinah (2012), dan
Alhempi (2012) yang menjelaskan adanya
pengaruh yang signifikan antara motivasi
terhadap kepuasan kerja.
KESIMPULAN
Sesuai dengan hasil pengujian
hipotesis yang telah dibahas diatas
mengenai pengaruh kepemimpinan
transformasional, iklim organisasi, dan
motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kepemimpinan transformasional
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
2. Iklim organisasi berpengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap kepuasan
kerja pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
3. Motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja
pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alhempi. 2012. Kepemimpinan,
Kompensasi, dan Motivasi serta Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja, Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 12, No. 1, pp. 58-80.
Ayudiarini. 2011. Pengaruh Iklim
Organisasi dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja.
Universitas Gunadarma.
Dewi. 2013. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Komitmen Organisasi pada PT. KPM, Jurnal Manajemen, Strategi
Bisnis, dan Kewirausahaan, Vol.7, No. 2.
Djazari, M., dkk. 2009. Peran
Kepemimpinan Transformasional dan Sarana Prasarana terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta.
Ferdinand, A. 2006. Metode Penelitian
Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang:
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, S.P. Malayu. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia, cetakan kesembilan, Jakarta: PT Bumi Aksara. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi,
(Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk), Edisi
Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Andi. Lussier, N Robert. 2005. Human Relations
in Organization Applications and Skill Building, New York: Mc Graw Hill.
Nugroho, dan Kunartinah. 2012. Analisis
Pengaruh Kompensasi dan
Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja dengan mediasi Motivasi Kerja (Studi pada PNS di Sekretariat Daerah Kabupaten Pekalongan), Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 19, No. 2, Hal. 153-169.
Mas’ud, F. 2004. Survai Diagnosis Organisasional. Konsep dan Aplikasi,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Rismayani, dan Hartuti. 2006. Pengaruh
Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara, Medan. Jurnal Komunikasi
Penelitian, Vol. 18, No.1.
Robbins. S. P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi 10 Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. INDEKS Gramedia.
Robbins, S.P., and Judge, T.A. 2008.
Perilaku Organisasi, Edisi Kedua
belas, Jakarta: Salemba Empat.
Sari. 2009. Pengaruh Kompensasi dan
Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja. Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi, Vol. 16, No. 1, hlm. 18-24.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
STEI YKPN.
Singh, S., Dube, R., dan Singh, S.R., 2011.
Production Model with Selling Price Dependent Demand and Partial Backlogging Under Inflation,
Mathematical Modelling and
Computation, 1 (1), hal. 1-7.
Siregar. 2011. Pengaruh Motivasi Kerja,
Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial terhadap Kepuasan Kerja. Penelitian ini dilakukan di tujuh sekolah, SMPK 1-7 BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur, No. 16 Tahun ke-10.
Steers, Richard M. 2005. Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Sukertiasih. 2009. Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional yang otentik Terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA Saraswati Mataram,
Jurnal GaneC Swara, Vol. 3, No. 3. Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta: Kencana.
Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim
Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Yukl, G. 2010. Kepemimpinan Dalam
Organisasi. Edisi Indonesia, Jakarta: