• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MANAJEMEN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MANAJEMEN (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Dr. Ida Ketut Kusumawijaya,SE,MM

MANAJEMEN TALENTA (TALENT MANAGEMENT)

OLEH :

I Putu Andreas Adi Astawa 20162411001

Guido Samuel Agung Wijaya 20162411010

Hansel Agustinus 20162411011

Ni Luh Vita Ridayanti 20162411020

Yohana Dara Meisyelvia 20162411039

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIATMA MULYA

BADUNG

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber daya Organisasi utama adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu kinerja

organisasi sangat tergantung dari prestasi kerja karyawannya. Kemampuan dan semangat kerja

dipandang sebagai variabel yang mendukung terhadap prestasi kerja ini Ada dua konsep yang

dianut oleh manajemen dalam upaya meningkatkan prestasi kerja, pertama pengembanan sumber

daya manusia berbasis kompetensi dan pengembangan sumber daya manusia berbasis bakat.

Sumber daya manusia berbasis kompetensi telah dikenalkan oleh David McClelland sekitar

33 tahun yang lalu, konsep ini berkembang dan terus mendunia seolah tanpa pesaing. Namun

dengan tuntutan kualitas pelayanan yang lebih baik dari organisasi, para praktisi manajemen

merasa perlu ada pembaharuan konsep pengembangan sumber daya manusianya, dari berbasis

kompetensi menjadi berbasis bakat. Bila konsep pertama manusialah yang harus menyesuaikan

dengan pekerjaan, maka konsep sekarang pekerjaanlah yang harus sesuai dengan orangnya.

Konsep kedua ini saat ini dipandang lebih realitis dalam memajukan kinerja organisasi dengan

optimal.

Harus diakui memang bahwa ada rahasia Pencipta di balik istilah bakat itu. Maksudnya,

Pencipta telah memberikan bakat atau potensi pada setiap manusia untuk di asah dan dilatih

sehingga misi hidupnya untuk meraih kepuasan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dapat

dicapainya. Bakat dalam arti keunggulan alamiah (potensi) memang dimiliki oleh semua orang,

tetapi kenyataannya ada orang yang tahu (“ditunjukkan”) harta karunnya lebih dini sementara yang lain tidak.

Kekuatan manusia terletak pada tiga hal yaitu: bakat, pengetahuan dan ketrampilan. Bakat

adalah pola pikir, perasaan atau perilaku alami yang kita miliki. Pengetahuan adalah fakta-fakta

dan pelajaran yang kita pelajari dalam hidup ini. Sedangkan ketrampilan adalah hal-hal atau

langkah-langkah yang kita kuasai karena kita melatih atau melakukannya secara terus menerus.

Bakat adalah sesuatu yang sudah kita bawa sejak lahir dan merupakan anugerah Pencipta yang

harus disyukuri. Jangan pernah menyesali bakat yang telah diberikan-Nya, Jika merasa bakat

(3)

Istilah talenta (talent) merujuk pada potensi atau individu yang membawa pengaruh siginifikan

terhadap kinerja perusahaan. Michaels et. al. (2001) menyebut talent sebagai sekumpulan individu

dengan potensi unggul untuk mencapai posisi puncak pada organisasi. Manajemen talenta (Talent

Management / TM) adalah perpaduan rangkai proses dari perencanaan tenaga kerja, rekruitmen,

pengelolaan, hingga pengimbalan terhadap karyawan dengan berorientasi pada suatu tujuan. Talent

management berfokus sangat luas dengan mempersiapkan dan mengembangkan karyawan yang

tepat pada pekerjaan.

Tujuan Penulisan

Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang diatas maka

tujuan penulisan paper ini yaitu ; yang pertama untuk mengetahui Definisi Manajemen Talenta,

yang kedua untuk mengetahui Manfaat Manajemen Talenta, yang ketiga untuk mengetahui

Karakteristik Manajemen Talenta, yang keempat untuk mengetahui Asal dan Pengembangan

Manajemen Talenta, yang kelima untuk mengetahui Strategi Manajemen Talenta, yang keenam

untuk mengetahui Perencanaan dan Pengaktifan Strategi Manajemen Talenta, yang ketujuh untuk

mengetahui Proses Manajemen Talenta, yang kedelapan untuk mengetahui Proses Menarik

Talenta, yang kesembilan untuk mengetahui Proses Mengembangkan Talenta, yang kesepuluh

untuk mengetahui Proses Mempertahankan Talenta, yang kesebelas untuk mengetahui bagaimana

cara Mengelola Manajemen Talenta yang Efektif, yang keduabelas untuk mengetahui Pentingnya

Manajemen Talenta, dan yang terakhir untuk mengetahui apa itu Talenta Fluktuasi dan

Konsekuensi Organisasi.

PEMBAHASAN

Definisi Manajemen Talenta

Manajemen talenta merupakan pendekatan koroprasi yang terencana dan terstruktur untuk

merekrut, mempertahankan dan mengembangkan orang-orang bertalenta yang secara konsisten

memberikan kinerja unggul agar tidak berpindah ke perusahaan lain serta mengembangkan orang-

orang yang talent tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja yang dimilikinya.

Perusahaan harus menggunakan manajemen bakat untuk membangun dan mempertahankan

tenaga kerja yang berbakat. Rekrut, kembangkan, gunakan dan pertahankan orang yang tepat; ini

(4)

terbaik' yang belum ditangani untuk melakukan itu, perusahaan dapat berlangganan ke enam

prinsip garis besar yang konsisten dengan strategi dan budaya organisasi secara keseluruhan.

Rekrutmen, seleksi, identifikasi, retensi, manajemen, dan pengembangan personil yang

dianggap memiliki potensi kinerja tinggi. Manajemen bakat adalah model manajemen personalia.

Ini berfokus pada keterampilan dan kemampuan individu dan potensi mereka untuk promosi ke

peran manajemen senior. Ini juga menilai seberapa banyak kontribusi yang dapat dilakukan

individu terhadap kesuksesan organisasi.

Definisi talenta masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Hal ini dikarenakan setiap

organisasi memiliki pemahaman yang berbeda untuk mengidentifikasi apa sebenarnya talenta di

organisasi mereka. Berikut definisi talenta menurut beberapa ahli :

1. Talenta menurut Ed Michaels, Helen Handfield-Jones, dan Beth Axelrod dalam Manopo (2011) adalah karyawan kunci yang memiliki pemikiran strategis

yangtajam, kemampuan kepemimpinan, keterampilan komunikasi, kemampuan

menarik dan memberikan inspirasi kepada orang – orang, memiliki insting kewirausahaan, keterampilan fungsional, dan kemampuan menciptakan hasil.

2. Piasoongnern dan Anurit (2010) mendefinisikan talenta sebagai sekelompok karyawan yang memiliki kualifikasi, keahlian, dan kinerja di atas rata-rata yang

berhak untk dipromosikan ke posisi eksekutif.

3. Morton (2004) mendefinisikan talenta sebagai individu yang memiliki kapabilitas dalam berkontribusi untuk menciptakan perbedaan signifikan terhadap kinerja

perusahaan saat ini maupun yang akan datang.

4. Amstrong (2009) mendefinisikan manajemen talenta sebagai seperangkat aktivitas

yang terintegrasi dan lebih komprehensif yang bertujuan untuk mengamankan aliran

talenta dalam organisasi dalam membentuk pemikiran bahwa talenta adalah sumber

daya utama dalam organisasi.

5. Gasperz (2013) menyatakan bahwa manajemen talenta sebagai suatu proses

manajemen sumber daya manusia yang terkit dengan tiga proses utama, yaitu

mengembangkan dan memperkuat karyawan baru ketika pertama masuk organisasi

(5)

menarik sebanyak mungkin karyawan yang memiliki kompetensi, komitmen, dan

karakter agar mau bekerja dalam perusahaan.

6. Baum (2008) mendefinisikan manajemen talenta sebagai mindset organisasi dalam

menjamin ketersediaan talenta yang merupakan orang yang tepat dengan pekerjaan

yang tepat dan pada waktu yang tepat berdasarkan tujuan strategis bisnis.

7. Avedon (2011) menyatakan bahwa manajemen talenta sebagai seperangkat proses

dan prosedur yang terintegrasi yang digunakan organisasi untuk menarik,

mempertahankan, mengembangkan, dan menggerakkan talent untuk mecapai

tujuan strategis organisasi.

Dari berbagai definisi di atas, pada dasarnya talenta adalah karyawan yang mampu

memberikan kontribusi di atas rata-rata melalui pencapaian kinerja tinggi maupun kepemilikan

potensi yang akan memengaruhi pertumbuhan organisasi saat ini maupun yang akan datang talenta

di sini tidak haya terbatas pada level tertentu tetapi berlaku untuk seluruh fugsi dan golongan yang

ada dalam organisasi. Banyaknya talenta dalam suatu organisasi tidak menjamin akan Mendorong

kemajuan organisasi apabila tidak dilakukan pengelolaan khusus terhadap talenta. Pengelolaan

khusus dilakukan melalui manajemen talenta secara sistematis untuk menjadikan talenta sebagai

karyawan kunci yang dapat menjadikan organisasi unggul.

Strategi manajemen talenta pada perusahaan seharusnya disesuaikan dengan visi, tujuan,

dan strategi perusahaan, agar SDM perusahaan dapat secara dinamis pula menyesuaikan strategi

bersaing menghadapi perubahan lingkungan bisnis. (Carol, 2004; Jyotsna, 2007). Saat ini

perkembangan manajemen talenta sendiri meningkat pesat. Konsep Talent Based Human Resource

Management (TBHRM) perlahan tapi pasti dinilai banyak praktisi sebagai konsep yang lebih

lengkap dan menyeluruh. Manajemen talenta dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja

karyawan dalam mencapai business performance yang diharapkan (Taleo, 2006; Michiel and Jan,

2005; Ian, 2007; Rakesh and Jyotsna, 2009).

Manfaat Manajemen Talenta Bagi Perusahaan

Manfaat Sistem Manajemen Talenta Bagi Perusahaan :

• Meningkatkan penerimaan kepada pemegang saham (return on investment) dan kapitalisasi

(6)

• Meningkatkan kepuasan pelanggan

• Meningkatkan penerimaan dan profitabilitas

• Meningkatkan efisiensi biaya melalui reduksi pemborosan terus-menerus

• Meningkatkan kualitas, produktivitas dan kapabilitas

• Menurunkan waktu siklus (cycle time)

• Mengaitkan usaha-usaha individual dengan sasaran bisnis

• Meningkatkan komitmen terhadap karyawan bernilai tinggi

• Menurunkan tingkat keluar-masuk karyawan (employees turnover ratio)

• Memadankan pekerjaan dan keterampilan karyawan

• Mengidentifikasi dan menangani : pengembangan karir pegawai, keanekaragaman

• Manfaat Sistem Manajemen Talenta Bagi Karyawan:

• Meningkatkan motivasi dan komitmen; mengembangkan dan mengkomunikasikan jalur

karir.

• Meningkatkan pengetahuan tentang kontribusi kepada sasaran perusahaan

• Meningkatkan kepuasan kerja, dll.

Karakteristik Manajemen Talenta

1. Memiliki Development Mindset

Perusahaan yang berhasil mengengola program Manajemen talenta

mengembangkan pola pikir pengembangan. Yaitu suatu pola pikir yang mengutamankan

pengembangan pribadi pegawai dalam perusahaan.

2. Mengimplementasikan Performance Culture.

Perusahaan yang berhasil mengelola program Manajemen talenta memiliki,

menghayati,dan mengimplementasikan budaya kinerja tinggi. Ini adalah suatu situasi ketika

perusahaan berusaha menemukan Indikator kinerja setiap posisi, dan menjadikannya

sebagai dasar untuk menilai keberhasilan seseorang.

3. Memiliki Executive Sponsorship.

Perusahaan yang berhasil mengelola program Manajemen talenta selalu memiliki

executive puncak, board of director, atau pemimpin senior yang menjadi sponsor atau

(7)

4. Menerapkan Good HR Information System.

Perusahaan yang bagus dalam mengelola Manajemen talenta ditandai dengan

hadirnya infrastruktur, investasi, dan sistem informasi SDM yang akurat.

Asal dan Pengembangan Manajemen Talenta

Konsep Talent Management lahir dan berkembang sebagai follow up dari fenomena War

for Talent pertama kali dilontarkan oleh Steven Hankin dari McKinsey & Company berdasarkan

penelitiannya di sejumlah perusahaan di Amerika tahun 2007 sebelum akhirnya diterbitkan di

Harvard Business Review tahun 2001. Dalam penelitian tersebut diprediksi bahwa dalam kurun

waktu dua dekade kedepan banyak perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan

orang-orang terbaiknya dan juga akan kesulitan dalam proses rekrutmen calon karyawan yang

potensial dan memiliki skill tinggi akibat meningkatnya kompetisi antar perusahaan dan supply

calon yang terbatas.

Fenomena War for Talent kemudian memunculkan suatu kesadaran baru di kalangan bisnis

dan organisasi bahwa Talent (baca: orang-orang potensial) merupakan kunci strategis dari

keberhasilan organisasi dan mereka ini harus diidentifikasi, dikembangkan dan dijaga sebagai asset

penting organisasi. Pemikiran inilah yang membawa perubahan paradigma organisasi di bidang

pengelolaan SDM, dari paradigma awal yang memandang people hanya sebagai salah satu

Resource yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi (Human Resource) menjadi people

yang dianggap sebagai critical asset yang jadi kunci keberhasilan organisasi (Human Capital),

pemikiran inilah yang mendasari konsep Talent Management. Pemikiran tersebut sering dikenal

sebagai Talent Mindset. Terlepas dari kenyataan bahwa Talent Management telah diidentifikasi

sebagai topik yang paling penting SDM saat ini dan di masa depan, beberapa pakar dan praktisi

mencari pendekatan strategis yang bertanggung jawab atas kegiatan yang membentuk strategis

sistem manajemen bakat.

Efek pertumbuhan ekonomi informasi, globalisasi dan perubahan demografi yang

bertepatan menciptakan era baru dalam bisnis, era bakat (Gubman, 2008: 292). Apakah itu disebut

(8)

yang ada di dalam karyawan dan bagaimana mereka terorganisir semakin diakui sangat penting

bagi keberhasilan strategis dan keunggulan kompetitif (Boudreau & Ramstad, 2007:4 ).

Strategi Manajemen Talenta

Sebagaimana yang sudah dibahas pada teori tersebut diatas dimana Talent Management

merupakan inti dari konsep Human Capital, dimana kesuksesan suatu perusahaan sangat

ditentukan oleh Talent Management Strategy yang digunakan. Ketika berbicara mengenai Talent

Management Strategy, maka yang pertama kali harus dimiliki oleh perusahaan adalah gambaran

kebutuhan talenta yang diperlukan. Pada umumnya perusahaan sudah menyadari kebutuhan talenta

berdasarkan visi, misi, strategi, dan nilai budaya perusahaan. Namun ternyata perkiraan kebutuhan

talent berdasarkan tantangan industri di masa mendatang sering dilupakan. Padahal bila tantangan

industri tidak dipertimbangkan, maka bisa dipastikan perusahaan akan kekurangan talenta pada

saat dibutuhkan ke depannya, dan perusaahan mengalami kesulitan dalam bersaingan dengan

kompetitor perusahaan lainnya.

Selanjutnya untuk mencapai kinerja perusahaan dengan orientasi bisnis result dimana jika

diketahui perusahaan sudah memiliki future talent needs, maka proses selanjutnya untuk dilakukan

yaitu penilaian (asessment). Dengan proses penilaian tersebut akan diketahui kebutuhan talent

apakah sudah sesuai dengan yang diharapakan dengan perbandingan seberapa banyak talent yang

dibutuhkan, dengan harapan dari proses tersebut kesenjangan/kekurangan talent dapat dipenuhi.

Mengidentifikasi dan menarik karyawan berpotensi tinggi dapat memberi perusahaan

keunggulan dalam persaingan mereka, dan menyiapkan mereka untuk kesuksesan di masa depan.

Untuk melakukannya, pendekatan formal dan sistematis (sebagaimana diuraikan di bawah) harus

digunakan, yang tidak hanya akan meningkatkan seleksi potensi tinggi tetapi juga meningkatkan

persepsi keadilan dan ketidakberpihakan dalam organisasi, dan mengurangi perputaran karyawan.

• Rencanakan masa depan : pahami apa yang dibutuhkan organisasi dalam waktu dekat, dan identifikasi peran dan posisi kepemimpinan yang diantisipasi.

• Tentukan kriteria potensi tinggi : tinjau penelitian yang relevan, mendefinisikan

terminologi seperti 'potensi', 'kinerja', 'kesiapan', dan 'kesesuaian' (untuk

(9)

kriteria dan atribut potensial tinggi untuk organisasi secara keseluruhan, dan untuk

peran dan posisi tertentu secara khusus.

• Buat kriteria potensi tinggi dapat diukur: gunakan prosedur penilaian yang berbeda ketika mengidentifikasi karyawan berpotensi tinggi, seperti 'pendekatan konsensus

pembuat keputusan', di mana para pengambil keputusan dalam sebuah organisasi

bertemu untuk membahas kesesuaian karyawan untuk promosi. Bahkan yang lebih

canggih adalah 'pendekatan berbasis kriteria' di mana kriteria sudah ditetapkan yang

mengartikulasikan apa yang dicari organisasi dalam karyawan berpotensi tinggi.

• Identifikasi kandidat berpotensi tinggi : setelah kriteria potensi tinggi didefinisikan

dan dibuat terukur, kandidat dapat diidentifikasi dan dinominasikan / diseleksi

menggunakan tinjauan bakat terstruktur, dan disaring dan dinilai berdasarkan

kriteria dan kinerjanya.

Perencanaan dan Pengaktifan Strategi Manajemen Talenta

Organisasi yang sukses tahu manajemen talenta penting karena mereka telah merancang

dan menerapkan strategi manajemen talenta yang layak. Berikut adalah beberapa cara pemimpin

Sumber Daya Manusia melakukan perencanaan dan mengaktifkan strategi manajemen talenta.

Bagaimana merencanakan dan mengaktifkan Strategi manajemen bakat?

1. Libatkan pemimpin utama – termasuk CEO. Jelaskan mengapa organisasi membutuhkan

strategi manajemen bakat, garis besar tujuan, memberitahu pemimpin bagaimana cara

untuk mengukur keberhasilan, dan meminta dukungannya secara penuh.

2. Tetapkan seorang pemimpin bakat. Menunjuk tingkat senior orang untuk mengembangkan,

memperbarui secara konsisten , dan juara strategi manajemen bakat organisasi.

3. Audit posisi kunci dan kompetensi yang dibutuhkan. Hal ini akan membantu untuk

memahami bakat yang ada dan untuk memenuhi tujuan saat ini.

4. Petakan kebutuhan masa depan. Melibatkan manajemen bakat dalam pertemuan

perencanaan strategis organisasi untuk menentukan persyaratan bakat masa depan.

5. Gunakan otomatisasi untuk meningkatkan proses dan alur kerja. Dukung program-program

dengan teknologi, tapi jangan berharap teknologi untuk menjadi pembuat keputusan

(10)

6. Masukan metrik yang relevan di tempat kerja untuk mengukur keberhasilan. Secara teratur

berbagi hasil dengan kepemimpinan senior organisasi untuk rekomendasi perbaikan.

7. Luncurkan strategi manajemen bakat dengan dukungan CEO langsung. Mintalah CEO

untuk secara pribadi mengumumkan strategi manajemen bakat organisasi. Ini akan

menandai pentingnya strategis perencanaan dan program manajemen bakat.

Proses Manajemen Talenta

Tahapan - tahapan dari program talent management adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan Kriteria Talenta (Talent Criteria)

Langkah ini memperjelas posisi-posisi kunci, posisi paling penting, posisi yang

memiliki risiko tertinggi atau posisi yang terkait dengan proyek sebagai sasaran dari

program pengembangan dalam program talent management. Selanjutnya dilakukan

serangkaian aktivitas untuk menetapkan kriteria calon pemimpin berkualitas di perusahaan

pada setiap level dan posisi, yang di dalamnya berisikan kualitas karakter pribadi,

pengetahuan bisnis dan fungsional, pengalaman karir, kinerja dan assignment potensi.

b. Menyeleksi Group Pusat Pengembangan Talenta (Talent Pool Selection)

Pada tahap ini dilakukan segala macam usaha untuk mengoleksi kandidat-kandidat

dari berbagai posisi, jabatan dan level pegawai di perusahaan untuk menjadi peserta

program talent management. Pada tahap ini dilakukan seleksi talenta (talent selection).

Proses ini terdiri dari dua unsur, yaitu melakukan indentifikasi talent dan menarik

orang-orang yang memiliki talent untuk masuk kedalam bagian pusat pengembangan talent.

c. Membuat Program Percepatan Talenta (Acceleration Development Program)

Pada bagian proses ini, yaitu dilakukan segala macam usaha untuk merancang,

merencanakan dan mengeksekusi program - program pengembangan yang dipercepat yang

diberikan kepada setiap anggota/peserta dari program talent management.

d. Menugaskan Posisi Kunci (Key Position Assignment)

Pada tahapan ini akan dilakukan penugasan dan penempatan terhadap setiap

anggota dari program talent management yang lulus proses evaluasi kelayakan

kepemimpinan untuk menduduki jabatan-jabatan yang telah diidentifikasi sebelumnya.

(11)

Pada tahapan ini dilakukan segala aktivitas untuk memonitor, memeriksa, dan

mengevaluasi kemajuan setiap aktivitas yang dilakukan. Mengevaluasi pengembangan

serta hasil-hasil kemajuan yang dibuat peserta program talent management dalam setiap

penugasan yang diberikan kepada setiap anggota sebagai dasar membuat

keputusan-keputusan suksesi dan promosi.

Talent management memiliki dampak yang paling besar bagi organisasi yang meliputi

kinerja, pengembangan kepemimpinan, perencanaan tenaga kerja atau untuk mengidentifikasi

perbedaan talent diantara pegawai dan proses rekrutmen. Talent management bersinergi dengan

fungsi-fungsi manajemen lainnya seperti talent management dapat digunakan untuk mengelola

kinerja pegawai yang rendah melalui pemberian penghargaan dan pengakuan atas kinerja pegawai

tersebut. Talent Management juga dapat digunakan untuk mengembangkan kinerja pegawai yang

dapat dikatagorikan rendah melalui program pelatihan dan pengembangan.

Strategi Talent Management memiliki dampak langsung kepada Employee Engagement,

khususnya pada fungsi rekrutmen, pengembangan, dan pemberian retensi. Jika dilihat dari

perspektif pegawai, strategi talent management mempromosikan lingkungan kerja yang terbuka,

komunikasi yang berjalan lancar dan lingkungan yang dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran

yang keseluruhannya akan mempengaruhi tingkat keterlibatan pegawai untuk mencapai tujuan

perusahaan. Pegawai akan memiliki kesempatan mengembangkan kinerja dan karirnya melalui

strategi talent management.

Proses Menarik Talenta

Menarik talenta adalah serangkaian proses untuk memperoleh orang-orang terbaik dan

menempatkan karyawan sesuai dengan talenta yang dimiliki. Proses ini menjadi langkah awal yang

turut menentukan keberhasilan pengelolaan talenta di organisasi. Menarik talenta terdiri dari

beberapa proses berikut :

1. Perencanaan Talenta

Perencanaan talenta mencakup analisis kebutuhan talenta, dentifikai posisi kunci

perusahaan, dan analisis kelompok talenta. Proses perencanaan talenta harus selaras

dengan kebutuha perusahaan di masa depan dan dilakukan seakurat mungkin.

(12)

pada kegagalan manajemen talenta untuk mencapai tujuan perusahaan berkaitan

pemenuhan talenta untuk memajukan perusahaan di masa yang akan datang.

Akibatnya pengeluaran perusahaan mecakup biaya, tenaga, pkiran, dan usaha akan

sangat tidak sebanding dengan hasil yang dicapai.

2. Proses Rekrutmen

Dari hasil perencanaan talenta berlanjut pada pelaksanaan proses rekrutmen untuk

mengundang calon-calon karyawan bertalenta yang bersedia bergabung dengan

organisasi. Proses rekrutmen dapat dilaksanakan melalui dua metode, yaitu

rekrutmen internal maupun rekrutmen eksternal. Rekrutmen internal dilakukan

apabila organisasi telah mengidentifikasi adanya karyawan saat ini yang memiliki

potensi untuk dikembangkan sehingga perlu untuk dimasukkan ke dalam kelompok

talenta organisasi. Sedangkan rekrutmen eksternal dilakukan apabila perusahaan

telah engidentifikasi adanya gap kompetensi di posisi kunci yang tidak

memungkinan diatasi dari karyawan yang sudah ada di perusahaan. Dalam

manajemen talenta, proses rekrutmen tidak bersifat reaktif. Artinya dilakukan ketika

ada posisi kosong sehingga bertujuan hanya untuk mengisi posisi kosong di

organisasi. Proses rekrutmen harus dilaksanakan untuk menghilangkan adanya gap

kompetensi di posisi kunci sehingga menghindari terjadinya posisi kosong yang

bisa disebabkan karena adanya pengunduran diri karyawan.

3. Proses Seleksi

Rangkaian dari poses rekrutmen adalah proses seleksi talenta. Proses selekesi

dilakukan untuk memilih beberapa kandidat terpilih dari sekian banyak kandidat

untuk bergabung dengan perusahaan berdasarkan kriteria tertentu. Dalam werther

dan Davis (2006) bahwa terdapat teknik penilaian kandidat pada proses seleksi yang

dilakukan dalam beberapa tahap.

4. Proses Orientasi Talenta

Proses orientasi dilakukan ketika calon karyawan telah dinyatakan diterima sebagai

bagian bagian dari organisasi. Proses orientasi memiliki peran yang sangat penting

untuk memunculkan semangat karyawan baru dalam berkontribusi sepenuhnya

untuk kemajuan organisasi. Harus disadari bahwa proses orientasi untuk karyawan

(13)

lain. Karyawan bertalenta umumnya sudah menyadari adanya kelebihan-kelebihan

dalam dirinya sehingga ekspektasi individu akan lebih tinggi dibandingkan

karyawan lain. Umumnya mereka akan membutuhkan informasi lebih jauh tentang

kesempatan untuk peningkatan karier karyawan, fleksibilitas dalam melakukan

pekerjaan, dan peluang mempelajari keahlian baru. Menjadi sangat penting bagi

perusahaan untuk menjabarkan secara lebih spesifik tentang manfaat bekerja di

perusahaan dibandingkan dari pesaing.

Proses Mengembangkan Talenta

Pengembangan talenta adalah suatu proses untuk menggali potensi yang dimiliki

karyawan sehingga berkembang menjadi kompetensi yang dibutuhkan organisasi di masa yang

akan mendatang. Berhasil tidaknya manajemen talenta memenuhi kebutuhan organisasi akan

orang orang terbaik sangat bergantung pada efektivitas dari proses pengembangan karyawan.

Pengembangan kaeyawan mulai dari :

1. Manajemen kinerja, termasuk penentuan penilaian kinerja yang sesuai. Perusahaan

memiliki kewajiban untuk mengomunikasikan dengan jelas target kerja yang harus dicapai

oleh masing masing karyawan bertalenta. Hal ini untuk menghindari terjadinya

kesalahpahaman dalam memaknai tujuan dan ekspetasi kerja yang harus dicapai sehingga

usaha karyawan akan sesuai dengan yang diharapkan. Penilaian kinerja sebagai alat untuk

mengukur performa karyawan juga harus didesain sebaik mungkin sehingga dapat

diandalkan sebagai dasar dalam memetakan karyawan berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan. Penilaian kinerja juga harus bias menggambarkan potensi yang sebenarnya

dimiliki oleh karyawan sehingga tindak lanjut pengembangan selaras dengan yang

dibutuhkan.

2. Pemetaan talenta, pemetaan talenta dilakukan berdasarkan hasil dari penilaian kinerja. Oleh

karena itu, akurasi hasil penilaian kinerja sangat menentukan tepat tidaknya pemetaan

talenta, dan tentunya proses proses di tahap selanjutnya. Pemetaan dilakukan dengan

melihat kinerja dan kompetensi karyawan. Perusahaan dapat memilih alat pemetaan yang

sesuai dari berbagai alat pemetaan yang selama ini telah digunakan oleh organisasi lain,

(14)

kempleks HAV Matrix yang digunakan maka program program pengembangan yang

dirumuskan juga akan semakin spesifik. Hal ini akan sangat dipengaruhi beragamnya level

kompetensi karyawan, jumlah karyawan, dan juga ketersediaan sumber daya yang mampu

mendukung pelaksanaan pengembangan karyawan.

3. Analisis kebutuhan pengembangan dan pembelajaran, dari hasil pemetaan talenta maka

akan dirumuskan program pengembangan apa saja yang dibutuhkan oleh masing masing

karyawan bertalenta. Harus dipahami bahwa intervensi bersifat individual karena sangat

dipengaruhi oleh potensi apa yang sebenarnya ingin digali yang tentunya disesuaikan

dengan rencana posisi untuk karyawan bersangkutan. Bentuk bentuk program

pengembangan seperti :

a. Perluasan dan pengkayaan pekerjaan.

b. Pemberian penugasa khusus.

c. Pelatihan pengembangan.

d. Pengembangan di tempat kerja.

e. Choaching dan mentoring.

f. Pelatihan lintas devisi, dan lainnya.

Setiap individu tidak hanya terpaku pada satu program pengembangan saja, tetapi

dimungkinkan memperoleh beberapa program pengembangan dengan melihat hasil

penilaian kinerja dan pemetaan karyawan.

4. Implementasi pengembangan dan pembelajaran, keberhasilan implementgasi

pengembangan dan pembelajaran harus didukung oleh komitmen penuh dari seluruh pihak

di organisasi. Hal ini akan berjalan dengan efektif apabila tiga pondasi sbslumnya telah

dibangun pada orhanisasi. Hal ini merupakan suatu hal yang mutlak mengingat proses

pengembangan tidak hanya berlangsung pada satu waktu saja, tetapi berjalan setiap waktu

selama organisasi masih berkomitmen untuk menjalankan manajemen talenta.

5. Review talenta, review talenta dilakukan sebagai bentuk control terhadap implementasi

program pengembangan dan pembelajaran. Apakah program pengembangan telah berjalan

efektif, tentunya dilihat dari adanya peningkatan kompetensi karyawan yang masuk dalam

program pengembangan. Masalah masalah yang muncul harus segera disolusikan sebagai

(15)

Proses Mempertahankan Talenta

Mempertahankan talenta adalah suatu proses untuk mengikat talenta sehingga tidak keluar

untuk meninggalkan organisasi. Karyawan yang masuk ke dalam kelompok talenta adalah mereka

yang memiliki kelenihan sebagai individu dibandingkan karyawan yang lain, baik dari sisi

kompetensi, potensi, maupun perhatian yang diperoleh dari perusahaan. Karyawan-karyawan ini

akan memiliki value lebih tinggi sehingga menjadi lebih marketable di pasar teanga kerja. Itulah

mengapa tidak sedikit perusahaan justu kehilangan karyawan terbaik mereka hanya karena

perusahaan kurang memahami keinginan individu karyawan. Di sisi lain perusahaan pesaing

ternyata bisa mengakomodir keinginan karyawan dengan mejajikan sesuatu yang lebih baik dari

yang di tawarkan perusahaan. Perusahaan sudah seharusnya memberikan perhatian khusus kepada

karyawan beratlenta seperti peluang karier yang lebih besar, paket kompensasi yang lebih menarik,

fleksibilitas yang lebih tinggi dalam mengelola pekerjaan dll. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah

mengingat akan ada kecumburuan antarkaryawan apabila perusahaan tidak dapat memperlakukan

sistem ini secara adil. Permasalahan lain adalah keadilan memiliki definisi yang berbeda untuk

setiap karyawan. Beberapa proses dalam manajemen talenta yang bertujuan untuk

mempertahankan talenta meliputi :

a. Perencanaan Karier

Perencanaan Karier adalah suatu proses untuk memperkirakan peluang karier yang

akan ditawarkan kepada individu karyawan. Perencanaan karier harus dilihat dari dua sisi,

yaitu perencanaan karier organisasi harus selaras dengan perencanaan karier individu.

Untuk menjamin tercipatanya kondisi ini maka harus mengetahui seperti apa perencanaan

karier yang telah dibuat oleh individu. Bentuk perencanaan karier organisasi berupa

rencana migrasi talenta dan pola karier ganda. Rencana mirasi talenta adalah tahapan

perpndahan posisi talenta dalam periode waktu tertentu yang berebntu pola karier individu

selama bergabung dengan organisasi. Pola karier ganda adalah pilihan alternatif bagi talenta

untuk mengembangkan karier sesuai dengan pilihannya yang dapa berupa pola karier

struktural atau pola karier fungsional. Adanya pilihan ini akan memberikan fleksibilitas

bagi karyawan untuk menentukan pola kariernya tanpa merasa harus terisis apabila tidak

dapat berkembang di satu pola karier tertentu.

(16)

Perencanaan suksesi adalah suatu proses untuk mempersiapkan kandidat karyawan

yang akan meduduki suatu posisi tertentu di organisasi. Hal ni penting dilakukan untuk

menjamin tidak terjadinya kekosongan posisi kunci di organisasi. Langkah awal yang di

lakukan organisasi adalah mengidentifikaksi suksesor potensial untuk menduduki posisi

tertentu berdasarkan hasil penilaian kinerja, pemetaan talenta, dan perencanaan karier yang

telah dibuat sebelumnya. Hanya saja organisasi harus mengantisipasi kemungkinan

perginya kandidat untuk meninggalkan organisasi sebelum menduduki posisi yang telah

direncanakan. Oleh karena itu, perlu ada penyiapan beberapa kandidat berdasarkan skala

prioritas sehingga perginya talenta dengan priritas utama tidak akan mengganggu jalannya

efektivitas operasional perusahaan karena masih adanya kandidat lainnya yang telah

dipersiapkan. Dalam menyiapkan suksesor potensial, perusahaan dapat melakukan

serangkaian intervensi melalui aktivitas pengembangan karyawan.

c. Mengikat talenta

Suatu proses untuk mengikat karyawan bertalenta secara emosional agar tetap

menjadi bagian dari organisasi. Organisasi harus melakukan langkah-langkah untuk

membangun komimen karyawan, memenuhi kepuasan karyawan, dan mendorong

munculnya kebanggaan karyawan terhadap organisasi.

Mengelola Manajemen Talenta yang Efektif

Talent Management memegang nilai penting bahkan menjadi critical point bagi

perusahaan, terutama dalam memastikan kesinambungan hidup perusahaan, dengan menjamin nilai

kompetitif dan keunggulan diantara perusahaan yang lain, organisasi juga harus memiliki sistem

yang proaktif dan sistematis untuk melakasanakan program talent management tersebut. Untuk

memiliki talent management yang proaktif dan sistematis, organisasi harus memiliki dan fokus

kepada 3(tiga) hal, antara lain :

1. Melakukan identifikasi, seleksi, pengembangan, dan mempertahankan para superkeeper,

yaitu kelompok karyawan jumlahnya sangat kecil, namun dapat menunjukan kinerja yang

superior sehingga dapat mengilhami karyawan lainnya untuk mencapai kinerja yang

superior juga yang berdampak pada terwujudnya kompetensi inti dan nilai-nilai organisasi.

2. Mengidentifikasi dan mengembangkan karyawan yang berkualitas tinggi sebagai kader

(17)

mendukung keberhasilan organisasi yang telah berjalan maupun organisasi yang akan

datang.

3. Melakukan klasifikasi dan investasi setiap karyawan berdasarkan realisasi dan/atau potensi

kontribusinya kepada organisasi. Karyawan sendiri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Superkeeper, yaitu kelompok karyawan yang mampu mencapai kinerja jauh

melebihi yang diharapkan;

b. Keeper, yaitu kelompok karyawan yang mampu mencapai kinerja melebihi yang

diharapkan;

c. Solid citizen, yaitu kelompok karyawan yang kinerjanya sesuai yang diharapkan;

d. Misfil, yaitu kelompok karyawan yang kinerjanya dibawah yang diharapkan;

Dalam mengimplementasikan talent management, perusahaan perlu memiliki tools atau

dikatakan sebagai strategi untuk dapat mewujudkannya. Terdapat empat langkah strategi seperti

yang dikemukakan oleh Berger & Berger (2008:27-28), antara lain :

1. Mengembangkan alat dan skala assessment, yaitu :

a. Menyusun definisi kompetensi dan skala pengukurannya;

b. Mengembangkan sistem evaluasi kinerja dan skala pengukurannya;

c. Mengembangkan perkiraan potensi talent dan skala pengukurannya;

d. Mengaplikasikan skala pengukuran tersebut pada setiap pekerjaan.

2. Mengembangkan alat pelatihan dan pengembangan, yaitu :

a. Menyusun petunjuk pelaksanaan pembimbingan (coaching);

b. Menyusun direktori program pelatihan dan pengembangan yang terkait dengan

kompetensi;

c. Menyusun direktori buku yang terkait dengan pengembangan setiap

jenis kompetensi.

3. Melakukan evaluasi setiap karyawan dengan alat-alat tersebut.

4. Menyiapkan rencana tindakan, yaitu :

a. Menyusun ikhtisar kekuatan karyawan;

b. Menyusun formulir dan rencana pengembangan kompetensi yang merupakan

(18)

Pentingnya Manajemen Talenta

Manajemen talenta telah diidentifikasi sebagai strategi kunci untuk mengatasi sejumlah

Masalah sumber daya yang sangat penting dalam pelayanan umum pada perusahaan, departemen,

organisasi seperti; penuaan tenaga kerja dan tingkat pensiun yang meningkat, pasar tenaga kerja

yang ketat, daya saing yang terbatas, perubahan cepat dalam pekerjaan, dan kebutuhan tenaga kerja

yang beragam di semua tingkatan. Karyawan bertalenta, seperti didefinisikan oleh Ed Michaels,

Helen Handfields-Jones, dan Beth Axelrod, adalah karyawan kunci yang memiliki: “pemikiran

strategik yang tajam, kemampuan kepemimpinan, keterampilan komunikasi, kemampuan menarik

dan memberikan inspirasi kepada orang-orang, memiliki insting kewirausahaan (enterpreneurial

instincts), keterampilan fungsional, dan kemampuan menciptakan hasil-hasil”.

Keberhasilan sebuah perusahaan atau bisnis menjadi lebih berkembang dan menghasilkan

keuntungan salah satunya dipengaruhi oleh keberhasilan manajemen dari para pengelola lembaga

usaha tersebut. Kemampuan manajer dan pimipinan untuk mengoptimalkan sumber daya yang

dimiliki baik itu sumber daya manusia, modal dan juga aset yang telah dimiliki lembaga usaha.

Talent Management atau manajemen bakat merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya

manusia yang berhubungan langsung dengan 3 kegiatan. Ketiga kegiatan tersebut merupakan

landasan dari keberhasilan mengelola sumber daya manusia sehingga memberi kontribusi positif

bagi lembaga usaha tempat mereka bekerja.

Kegiatan pertama dari Talent Management adalah proses pengembangan dan pendidikan

bagian dari sumber daya manusia yang baru saja masuk ke dalam lembaga usaha atau perusahaan.

Setelah seorang pegawai diputuskan oleh departemen sumber daya manusia untuk diterima

bekerja; maka pengembangan karyawan agar memperkuat kemampuan dalam berkontribusi ketika

bekerja. Mendapatkan karyawan dengan kemampuan dan ketrampilan yang baik akan memberi

manfaat optimal bagi perusahaan; memaksimalkan kemampuan dan ketrampilan karyawan

menjadi sangat penting sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya manusia.

Proses kedua dari Talent Management adalah mengembangkan kemampuan dan

memelihara karyawan yang sudah ada di sebuah lembaga usaha atau perusahaan. Ini merupakan

kegiatan yang penting; karena kehilangan karyawan dengan kemampuan yan baik dan berkembang

berkat program pengembangan sumber daya manusia di perusahaan tersebut akan sangat

(19)

memelihara kondisi lingkungan kerja yang ramah dan baik hingga memberikan tantangan baru

dalam setiap kegiatan di perusahaan. Bagian ketika dari manajemen bakat adalah menarik

karyawan dengan kemampuan atau kompetensi yang baik, komitmen yang tinggi dan karakter yang

baik untuk bekerja di perusahaan. Mendapatkan karyawan berkualitas merupakan sebuah tantangan

dalam manajemen bakat.

Proses ketiga adalah memelihara dan mengembangkan kemampuan setiap karyawan yang

sudah bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan atau lembaga usaha dapat memanfaatkan pelaku

manajemen bakat sebagai bagian dari metode mengelola sumber daya manusia di sebuah

perusahaan.

Terdapat beberapa Survei dari berbagai lembaga dunia dan wacana dari beberapa penulis

mengidentifikasikan bahwa karyawan bertalenta dan pemimpin yang bertalenta semakin hari

semakin sulit dicari. Kutipan-kutipan berikut akan memperlihatkan mengapa dan betapa

manajemen talenta dan pengembangan kepemimpinan dilihat semakin penting.

• Riset yang dilakukan Boston Consulting Group (2008) di beberapa benua dengan judul

“Creating People Advantage – How to address HR ChallengesWorldwide through 2015”

menyimpulkan beberapa hal :

o Karyawan bertalenta dan kepemimpinan akan menjadi sumber daya yang semakin

langka;

o Usia angkatan kerja secara rata-rata akan semakin tua, dan kini orang

berkecenderungan untuk memiliki lebih sedikit anak;

o Perusahaan-perusahaan akan bergerak menjadi organisasi global;

o Kebutuhan emosional karyawan akan semakin penting dari sebelumnya.

• Data lain yang menarik berkaitan dengan manajemen talenta ini adalah research dari

McKinsey (2001) yang juga mengungkapkan beberapa hal yang menarik:

o Pertumbuhan perusahaan terbatas karena tidak cukupnya karyawan bertalenta yang

tepat;

o Perusahaan kekurangan pimpinan bertalenta;

o Dalam lima tahun, rata-rata perusahaan akan kehilangan 30% dari staf eksekutifnya;

o Tingkat kesalahan tinggi (40-50%) ketika karyawan eksekutif bertalenta dibajak

(20)

o Dua pertiga karyawan memiliki tingkat kepercayaan yang rendah sampai menegah

akan pimpinan puncak mereka. Tiga perempat di antara eksekutif mereka juga

berkata sama;

o Karyawan menyatakan bahwa kepemimpinan perusahaan menjadi factor utama

kepuasan bekerja, komitmen dan faktor penahan dalam perusahaan;

o Karyawan paling menghargai kualitas kejujuran dan integritas pada pemimpin;

o Hanya satu persen perusahaan yang menyatakan suksesi dalam perusahaan mereka

adalah sangat baik, sementara dua pertiga di antaranya menyatakan buruk atau biasa

saja. Terlihat bahwa kebanyakan organisasi masih belum memiliki kemampuan

dalam pengelolaan karyawan bertalenta.

Talenta Fluktuasi dan Konsekuensi Organisasi

1. Orang akan meninggalkan suatu organisasi jika pada suatu atau beberapa situasi berikut

terjadi;

a. Pergeseran kepemimpinan perusahaan;

b. Konflik dengan atasan langsung;

c. Teman dekat pergi;

d. Perubahan yang tidak menguntungkan.

2. Orang tetap dengan organisasi karena berbagai alasan sebagai berikut :

a. Keamanan pekerjaan`;

b. Bekerja dengan jam budaya fleksibel;

c. Keseimbangan kehidupan kerja;

d. Kompensasi yang adil;

e. Afiliasi dan pekerjaan yang berarti.

1. Dampak Negatif Manajemen Talenta dalam Organisasi dan individu :

a. Organisasi Individual;

b. Biaya tinggi;

c. Reward dan senioritas pekerjaan;

d. Kelangsungan hidup adalah masalah;

(21)

f. Keluar masalah dan isu;

g. Kesulitan keuangan;

h. Kerugian produktivitas dan alur kerja interupsi;

i. Hilangnya jaringan sosial;

j. Kualitas layanan;

k. Merelokasi biaya.

“Perbedaan dalam tingkat pertumbuhan lapangan kerja dan tingkat pertumbuhan tenaga

kerja akan menyebabkan kekurangan secara global. Di sisi lain perubahan internal dalam organisasi

mendorong keberangkatan talenta berlebihan bersama dengan pengaruh eksternal terutama

disebabkan oleh perubahan struktural serta perilaku karyawan terhadap pekerjaan dan atasan

mereka (Phillips & Edwards, 2009, hal. 34)”

SIMPULAN

Manajemen talenta adalah serangkaian proses sumber daya manusia dalam organisasi

terpadu yang dirancang untuk mengembangkan, memotivasi, dan mempertahankan produktifitas,

terhadap karyawan yang terlibat. Tujuan dari manajemen bakat adalah untuk menciptakan kinerja

tinggi, organisasi berkelanjutan yang memenuhi tujuan strategis dan operasional, serta untuk

membangun blok bangunan sehingga manajer dan SDM dapat menemukan talenta individu dan

menempatkan mereka di mana bisnis dan individu akan lebih bermanfaat. Setiap perusahaan

berusaha untuk menemukan, mengembangkan dan pada akhirnya mempertahankan talenta-talenta

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Michaels, E G, Handfi eld-Jones, H and Axelrod, B (2001).The War for Talent. Harvard Boston,

MA.: Harvard Business School Press. Introducing Talent Management,” Dale Carnegie Training,

William J.

In R. Millar (Ed.). (2016). Principles of competitive global talent management, Ideas for Leaders

collection. London, UK: IEDP Ideas for Leaders Ltd. Retrieved from

https://search.credoreference.com.proxy.globethics.net/content/entry/idealideas/principles_of_co mpetitive_global_talent_management/0 Diakses pada tanggal 11 Mei 2018

In J. Law. (2011). talent management, Business: the ultimate resource (3rd ed.). London, UK: A&C

Black. Retrieved from

https://search.credoreference.com.proxy.globethics.net/content/entry/ultimatebusiness/talent_man agement/0 Diakses pada tanggal 11 Mei 2018

Kusumawijaya, I. K. (2011). Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan dalam Manajemen Talenta

dan Kinerja Manajer. Jurnal Siasat Bisnis, 15(1).

http://jurnal.uii.ac.id/index.php/JSB/article/view/3196 Diakses Pada tanggal 11 Mei 2018

Rumengan, G. (2017). Kontribusi Manajemen Talenta, Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Dalam Meningkatkan Kinerja Bisnis Perusahaan. JURNAL RISET BISNIS DAN MANAJEMEN, 4(4).

Ramdana, A. D. (2015). ANALISIS PENERAPAN TALENT MANAGEMENT DAN PERFORMANCE APPRAISAL TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT (Studi Kasus Pada Kantor Pusat PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk) (Doctoral dissertation, Tesis Program Magister Management Universitas Widyatama).

In R. Millar (Ed.). (2016). Identifying high-potential talent, Ideas for Leaders collection. London,

UK: IEDP Ideas for Leaders Ltd. Retrieved from

https://search.credoreference.com.proxy.globethics.net/content/entry/idealideas/identifying_high_ potential_talent/0 Diakses pada tanggal 11 Mei 2018

Michaels, E G, Handfi eld-Jones, H and Axelrod, B (2001).The War for Talent. Harvard Boston,

MA.: Harvard Business School Press. Introducing Talent Management,” Dale Carnegie Training, William J.

Referensi

Dokumen terkait

Arus residu yang mengalir pada rele gangguan tanah akibat beban yang tidak seimbang dalam sistem daya listrik tiga fasa, bergantung dari besar dan kecilnya beban yang terjadi dan

Lcpmen t  pattern of  socioeconomic and culture for t.he  pz­ospec . tive resettlement project, and  giving recommendation for

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini

Dalam Pasal 1 ayat (4) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016, dokumen elektronik adalah setiap informasi elektronik, yang

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

Menambahkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 60) mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

Tanam setek 1 daun dengan posisi tegak lurus supaya tunas yang muncul tumbuh tegak.. Biasanya tunas muncul dari batang atau bagian dalam

Perusahaan tersebut mungkin akan mengenakan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih rendah daripada pesaing utamanya.. Penetapan harga umum