• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Perjanjian Internasional Sebagai M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum Perjanjian Internasional Sebagai M"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum Perjanjian Internasional Sebagai Media

Untuk Mengakomodasikan Kepentingan Bersama

Negara-Negara di Dunia

DEKLARASI BANGKOK

ROBERT PRANATA

(2)

Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Kerjasama antarnegara saat ini sudah tidak dapat lagi dihindarkan. Bentuk kehidupan yang kompleks sangat rentan untuk tejadi perselisihan. Untuk menghindari agar perselisihan tidak terjadi maka masyarakat internasional harus senantiasa bertumpu pada norma atau aturan. Aturan tersebut tidak hanya dibuat untuk menghindari perselisihan, akan tetapi juga untuk menertibkan, mengatur dan memelihara hubungan antarnegara. Perwujudan kerjasama tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian.

(3)

dan antar masyarakat negara-negara yang volumenya semakin besar, intensitasnya semakin kuat, dan materinya semakin kompleks.

Perjanjian Internasional adalah hasil kesepakatan yang dibuat oleh subyek hukum internasional baik yang berbentuk bilateral, reginal maupun multilateral.

Perjanjian Bilateral adalah perjanjian apabila yang menjadi pihak dua negara, sedangkan regional adalah perjanjian apabila yang menjadi pihak negara-negara dalam satu kawasan sedangkan multilaretal adalah perjanjian yang apabila pihaknya lebih dari dua negara atau hampir seluruh negara di dunia dan tidak terikat dalam satu kawasan tertentu. Sedangkan menurut Konvensi wina Pasal 2 1969, Perjanjian Internasional (treaty) didefnisikan sebagai: “Suatu Persetujuan yang dibuat antara negara dalam bentuk tertulis, dan diatur oleh hukum internasional, apakah dalam instrumen tunggal atau dua atau lebih instrumen yang berkaitan dan apapun nama yang diberikan padanya.”

(4)

Makalah ini berisikan lebih mendalam tentang manfaat hukum perjanjian internasional sebagai media untuk mengakomodasikan kepentingan bersama negara-negara di dunia khususnya di tingkat ASEAN berdasarkan isi perjanjian “Deklarasi Bangkok”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian hukum perjanjian internasional? 2. Bentuk -bentuk perjanjian Internasional

3. Sejarah terbentuknya ASEAN 4. Isi Deklarasi Bangkok

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa pengertian hubungan internasional; 2. Untuk mengetahui bentuk – bentuk perjanjian internasional;

3. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya ASEAN 4. Untuk mengetahui isi dari deklarasi Bangkok

D. MANFAAT

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

Bila bertitik tolak pada pendapat para ahli mengenai pengertian perjanjian internasional, kita menemukan keanekaragaman pengertian. Hal ini tentu saja dapat dimengerti karena para ahli tersebut mendefnisikan perjanjian internasional berdasarkan sudut pandang masing-masing.

Untuk lebih jelasnya, akan dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli hukum internasional, antara lain :

Pengertian yang dikemukakan oleh Mohctar Kusumaatmadja,

SH, yaitu

“Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang diadakan antaranggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu”.

(6)

maupun multilateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga internasional juga Negara-Negara”.

Pengertian yang dikemukakan oleh Oppenheim Lauterpacht yaitu

“Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antarnegara yang menimbulkan hak dan kewajiban diantara pihak tersebut”.

Defnisi dari Konvensi Wina tahun 1969, yaitu “perjanjian internasional yaitu perjanjian yang diadakan oleh dua Negara atau lebih yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu. Tegasnya mengatur perjanjian antarnegara selaku subjek hukum internasional.

Berdasarkan pengertian diatas, terdapat sedikit perbedaan namun pada prinsipnya mengandung dan memiliki tujuan yang sama.

Berkenaan dengan hal diatas tersebut, maka setiap bangsa dan Negara yang ikut dalam suatu perjanjian yang telah mereka lakukan, harus menjunjung tinggi semua dan seluruh peraturan-peraturan atau ketentuan yang ada di dalamnya. Karena hal tersebut merupakan asas hukum perjanjian bahwa”Janji itu mengikat para pihak dan harus dilaksanakan dengan itikad baik”. Asas ini disebut dengan asas pacta sunt servanda.

(7)

tetapi barangkali saling bertentangan diantara Negara-negara yang melakukan perjanjian tersebut.

B. BENTUK-BENTUK PERJANJIAN INTERNASIONAL

Traktat

Traktat atau treaty dipergunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional antara negara-negara yang substansinya tergolong penting bagi para pihak. Sebagai contoh perjanjian internasional jenis ini ialah perjanjian persahabatan dan kerja sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia) tertanggal 24 Februari 1976.

Pakta (Pact)

Pact merupakan perjanjian yang digunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional dalam bidang militer, pertahanan, dan keamanan. Sebagai contoh perjanjian tentang organisasi kerjasama pertahanan dan keamanan Atlantik Utara (NATO) dan Pakta Warsawa.

Konvensi (Convention)

(8)

internasional yang dapat berlaku secara luas, baik dalam ruang lingkup regional maupun umum.

Sebagai contoh perjanjian internasional jenis ini ialah Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler, Konvensi Internasional Tentang Teknologi Informasi.

Piagam (Charter)

Pada umumnya, istilah charter digunakan sebagai perangkat internasional dalam pembentukan (pendirian) suatu organisasi internasional. Charter berasal dari kataMagna Carta. Sebagai contoh PBB yang piagamnya secara otentik disebut the Charter of the United Nations of 1945 dan the Charter of the Organization of American States of 1952.

Deklarasi (Declaration)

Deklarasi merupakan perjanjian yang ringkas dap padat yang berisi ketentuan-ketentuan umum dimana para pihak berjanji untuk melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu dimasa yang akan datang. Contohnya ialah Deklarasi ASEAN(ASEAN Declaration) tahun 1967 dan Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia (Universal Declaration on Human Rights) tahun 1948.

Protokol

(9)

amandemen atau pelengkap terhadap persetujuan internasional sebelumnya atau memperpanjang masa berlakunya suatu perjanjian atau konvensi yang sudah hampir

berakhir masa berlakunya.

Pengunaan protokol tersebut memiliki berbagai macam keragaman yaitu :

a. Protocol of signature b. Optional protocol

c. Protocol based on a framework treaty

Protokol ini merupakan sebagai tambahan dari perjanjian utamanya. Sebagai contohProtocol Kyoto, tahun 1987 Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer adopted on the basis of Arts. 2 and 8 of the 1985 Vienna Convention for the Protection of the Ozone Layer.

Persetujuan (Agreement)

(10)

Memorandum of Understanding sebuah perjanjian yang berisi pernyataan persetujuan tidak langsung atas perjanjian lainnya; atau pengikatan kontrak yang sah atas suatu materi yang bersifat informal atau persyaratan yang longgar, kecuali pernyataan tersebut disertai atau merupakan hasil persetujuan atau kesepakatan pemikiran dari para pihak yang dikehendaki oleh keduanya untuk mengikat.

Final Act

Final Act adalah suatu dokumen yang berisikan ringkasan laporan sidang dari suatu konfensi dan yang juga menyebutkan perjanjian-perjanjian atau konvensi-konvensi yang dihasilkan oleh konferensi tersebut dengan kadang-kadang disertai anjuran atau harapan yang sekiranya dianggap perlu. Contohnya ialah Final Act General Agreement on Tarif and Trade (GATT) tahun 1994.‡

Statuta

(11)

Kovenan

Istilah kovenan (covenant) juga mengandung arti yang sama dengan piagam, jadi digunakan sebagai konstitusi suatu organisasi internasional. Sebuah organisasi internasional yang konstitusinya memakai istilah covenan dalah Liga Bangsa-Bangsa (Covenant of the League of Nations). Di samping itu suatu perjanjian yang bukan merupakan konstitusi organisasi internasional ada juga yang memakai istilah covenantseperti Kovenan Intenasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, tanggal 16 Desember 1966 (Internasonal Covenant on Civil and Political Rights of December 16. 1966) dan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, 16 Desember 1966 (International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights, December 16, 1966).

General Act

Suatu general act adalah benar-benar sebuah traktat tetapi sifatnya mungkin resmi mungkin juga tidak resmi. Nama general act dipakai oleh Liga Bangsa-bangsa dalam kasus General Act for the Pasifc Settlement of International Disputes yang dikeluarkan oleh Majelis Liga pada tahun 1928 dan naskah revisinya disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 28 April 1949.

C. SEJARAH TERBENTUKNYA ASEAN

(12)

dalam pemikiran ini. Kesadaran bahwa dibutuhkannya teman sejawat khususnya yang seregion untuk tetap menjaga kestabilan dunia internasional pun sangat mendarah-daging. Karena itu lah sehingga banyak kesepakatan-kesepakatan antarnegara yang terletak di kawasan yang sama untuk mengadakan sebuah organisasi regional yang dapat memudahkan antarnegara anggotanya untuk saling menjaga dan membantu untuk kemajuan diberbagai bidang, begitu pun di kawasan Asia Tenggara.

(13)

D. ISI PERJANJIAN BANGKOK

Untuk sebuah organisasi region yang diharapkan bertahan untuk masa yang cukup lama, lahir dengan hanya sebuah Deklarasi yang disebut Deklarasi Bangkok memang miris karena tidak memiliki kedaulatan hukum atau justifkasi hukum yang kuat dan tidak terlalu mengikat bagi negara-negara anggotanya. Namun, hal ini lah yang memang dibutuhkan oleh ASEAN kala itu, sebuah organisasi yang tetap menghargai kedaulatan individu negara-negara anggotanya, tetapi tetap memiliki semangat interkawasan yang dikenal dengan prinsip utama Asean atau Treaty of Amity and Cooperation (1976). Kesepakatan yang disepakati oleh kelima menteri luar negeri negara pendiri ASEAN tersebut memiliki isi :

Deklarasi Bangkok

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan social, dan perkembangan kebudayaan di Asia Tenggara.

2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.

3. Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, social, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.

4. Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada.

(14)

Untuk melaksanakan tujuan seperti yang tercantum pada Deklarasi Bangkok, disusunlah kemudian program organisasi sebagai berikut :

Pertemuan para kepala pemerintahan. Pertemuan ini biasa disebut dengan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT ASEAN) atau biasa juga disebut “ASEAN Summit”.

Sidang tahunan para menteri luar negeri.

Sidang tahunan para menteri ekonomi.

Sidang para menteri non-ekonomi.

Sifat keanggotaan ASEAN adalah terbuka bagi semua negara yang ada di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, atas persetujuan kelima negara pendiri ASEAN yang telah lebih dulu menjadi anggota ASEAN, sejak tanggal 7 Januari 1984, Brunei Darussalam masuk sebagai anggota baru yang keenam dalam ASEAN. Selanjutnya tanggal 28 Juli 1995, Vietnam resmi diterima sebagai anggota ASEAN yang ketujuh. Laos dan Myanmar masuk sebagai anggota kedelapan dan kesembilan secara bersamaan pada tanggal 23 Juli 1997, sedangkan Kamboja masuk sebagai anggota kesepuluh pada tanggal 16 Desember 1998. Apakah Kamboja akan mengunci keanggotaan ASEAN atau kah pintu untuk masuk ke ASEAN yang masih terbuka lebar bagi Timor Leste akan disambut baik, belum ada pihak yang mengetahui pasti. Yang pasti, hingga saat ini, Timor Leste masih sering aktif sebagai observer dalam setiap forum yang dilaksanakan oleh ASEAN.

(15)

lebih jelas, akan coba saya bahas beberapa kerja sama negara-negara Anggota ASEAN dalam berbagai bidang tersebut.

Bidang Ekonomi

Melaksanakan proyek industry bersama negara-negara anggota ASEAN, dengan pembagian saham (modal yang ditanam) adalah 60% dari negara tempat industry tersebut dan 40% dibagi sama rata di antara negara anggota ASEAN lainnya. Proyek-proyek yang sudah dilaksanakan dengan system ini antara lain:

- Pabrik Pupuk Urea Amonia di Aceh, Indonesia - Pabrik Pupuk Urea Amonia di Malaysia

- Pabrik Diesel Marine di Singapura - Pabrik Super Fosfat di Filiphina - Pabrik Abu Soda di Thailand - Pabrik Vaksin di Singapura

- Pabrik Industri Tembaga di Filiphina

Proyek keja sama dalam bidang ekonomi dengan wajah seperti ini dilaksanakan atau diterapkan pada masa sebelum disepakatinya AFTA (Asean Free Trade Area – Area Pasar Bebas Asean) pada tahun 2003. Untuk masa sekarang, kerja sama dalam bidang ekonomi sudah lumayan banyak, mengingat telah ditetapkannya AFTA (Asean Free Trade Area – Area Pasar Bebas Asean) yang membuat proses ekonomi lintas teritori negara lebih mudah dan birokrasi yang biasa mempersulit administrasi investasi menjadi lebih longgar.

(16)

antara sesame negara ASEAN. Bahkan untuk implementasi ASEAN Community ( dalam salah satu pilarnya ASEAN Economic Community (Komunitas Ekonomi ASEAN) yang direncanakan akan berlaku efektif pada 2015 nanti, beamasuk untuk barang dagang ekspor-impir antarnegara anggota ASEAN akan dihapuskan.

Bidang Politik

1. Mengadakan perjanjian ekstradisi antara anggota ASEAN. Meskipun sampai sekarang Singapura masih belum mau menyepakati perjanjian ektradisi dengan Indonesia berkaitan dengan para koruptor yang menginvestasikan uang kotornya di Singapura yang merupakan sumber devisa Singapura.

2. Bekerja sama menanggulangi narkotika dan obat terlarang lainnya.

Bidang Sosial dan Budaya

Mengadakan tukar-menukar misi kebudayaan dan kesenian, misalnya pernah ada acara “Titian Muhibah” yang merupakan hasil kerja sama TVRI (Televisi Republik Indonesia – Indonesia) dan RTM (Malaysia)

Mengadakan pesta olahraga bersama yang disebut SEA GAMES, diselenggarakan selama dua tahun sekali dengan tuan rumah tempat penyelenggaraan diacak secara bergantian.

(17)

Adapun prinsip-prinsip utama ASEAN atau Treaty of Amity and Cooperation(1976) yang dipegang teguh oleh para anggotanya untuk menjaga hubungan dengan hanya berpegang teguh oleh sebuah Deklarasi yang masih lemah dari segi hukum dalam hal pengaturan adalah sebagai berikut :

 Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara

 Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar

 Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota

 Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai  Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan

Kerjasama efektif antara anggota

Visi ASEAN sebagai sebuah organisasi regional adalah sebagai wadah kerjasama bangsa-bangsa Asia Tenggara, yang hidup dalam perdamaian dan kemakmuran, menyatu dalam kemitraan yang dinamis dan komunitas yang saling peduli serta terintegrasi dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia.

(18)

ASEAN dan menegaskan legal personality dari ASEAN. Sehingga pada KTT ASEAN ke-11 yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2005 silam dibuatlah sebuah draft atau rancangan ASEAN Charter yang cukup mendapat sambutan hangat dari kesepuluh anggota ASEAN dengan wakilnya masing-masing saat itu.

Keseriusan untuk menggarap lebih lanjut draft Piagam ASEAN ini pun diimplementasikan oleh tiap perwakilan negara anggota. Hal ini dapat dilihat dalam antusiasme pada KTT berikutnya, KTT ke-12 pada 20 November 2007 di Cebu, Filipina. Sebenarnya ratifkasi untuk ASEAN Charter direncanakan pada pertemuan kali ini, tetapi dimasukkannya proposal HAM dan Demokrasi memberi hambatan tersendiri. Indonesia, Thailand, dan Filipina tidak bersepakat untuk meratifkasi Piagam tersebut jika Burma belum menerapkan keadilan HAM sepenuhnya dinegaranya. Namun, Burma sendiri meratifkasi piagam itu dengan tanoa kesusahan dan keraguan sedikitpun, cukup membungungkan juga bagi saya.

Di luar segala hal yang menghambat diratifkasinya ASEAN Charter, pada akhirnya ASEAN Charter punh disetujui dan ditandatangani oleh para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-13 di Singapura, 20 November 2007.

(19)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setiap bangsa dan Negara yang ikut dalam suatu perjanjian yang telah mereka lakukan, harus menjunjung tinggi semua dan seluruh peraturan-peraturan atau ketentuan yang ada di dalamnya. Karena hal tersebut merupakan asas hukum perjanjian bahwa”Janji itu mengikat para pihak dan harus dilaksanakan dengan itikad baik”. Asas ini disebut dengan asas pacta sunt servanda.

Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, misalnya ada sebagian Negara atau bangsa yang melanggar dalam arti tidak mentaati aturan-aturan yang telah diputuskan sebelumnya, maka tidak mustahil bukan kedamaian atau keharmonisan yang tercipta, tetapi barangkali saling bertentangan diantara Negara-negara yang melakukan perjanjian tersebut.

(20)

B. DAFTAR PUSTAKA

http://ahmadbugis.blogspot.com/2013/09/makalah-perjanjian-internasional.html

 http://saripedia.wordpress.com/tag/deklarasi-bangkok/

 http://petikdua.wordpress.com/tag/deklarasi-bangkok/

Referensi

Dokumen terkait

(II) Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana persetubuhan yang dilakukan oleh anak terhadap anak dalam perkara Nomor

Saat ini kerap terjadi pelanggaran privasi di media sosial berbasis ojek online, timbulnya pelanggaran privasi pada ojek online ini karena aplikasi

Diharapkan dengan menu ini pengguna data dapat dengan mudah melihat rekapitulasi data tanpa perlu melakukan perhitungan lagi hanya dengan click maka data yang

Dehidrasi yang dilakukan yaitu dengan cara adsorbsi menggunakan molecular sieve 3A, silica gel, dan kombinasi dari molecular sieve 3A + silica gel. Dari percobaan adsorbsi dari

Kemudian diselidiki titik kesetimbangan (ekuilibrium) pada model, menganalisis kestabilan pada model, serta menyelidiki eksistensi dari solusi periodik pada model,

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dulsalam (1998) di PT Oceanias Timber Products (A) dan PT Segara Inochem (B) di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa pada perusahaan A

Dari semua ordo dalam kelas Polypodiophyta, ordo Polypodiales mempunyai bentuk dan susunan sori yang sangat beragam seperti berbentuk garis pada tepi daun,

Dennis Ladores Mrs... Dennis Ladores