• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMINTAAN and PENAWARAN DAN ISALAM.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERMINTAAN and PENAWARAN DAN ISALAM.docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kegiatan perekonomian semakin hari semakin kompleks, sebagai tuntutan dari perkembangan hidup yang lebih maju dan modern. Kegiatan perekonomian tersebut terutama adalah kegiatan produksi, konsumsi dan perdagangan. Ketiga kegiatan ekonomi yang utama tersebut, menimbulkan masalah yang pokok dalam perekonomian. Permasalahan yang pertama adalah apakah barang dan jasa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya, yang kedua adalah bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa tersebut dan yang terakhir adalah untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksi. Permasalahan pokok yang pertama, yaitu apakah barang dan jasa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya, dapat dipecahkan dengan mengamati interaksi antara penjual dan pembeli sehingga dapat ditentuan harga barang yang wujud di pasar dan jumlah barang yang diperdagangkan. Dalam upaya mengamati interaksi antara penjual dan pembeli, diperlukan sebuah teori yang dapat menerangkan sifat atau karakter dari interaksi tersebut.

Suatu kegiatan ekonomi baik itu skala kegiatan ekonomi mikro maupun makro, selalu diawali dengan adanya interaksi antara produsen dengan konsumen. Adapun interaksi antara produsen dengan konsumen dalam kegiatan ekonomi mikro diwujudkan dalam permintaan dan penawaran.

Dalam teori ekonomi mikro, dikenal teori permintaan dan penawaran. Teori permintaan berusaha menjelaskan sifat permintaan para pembeli terhadap suatu barang sedangkan teori penawaran menjelaskan sifat penawaran para penjual atau produsen. Pada kajian ekonomi mikro, pada dasarnya harga dan permintaan (demand) maupun penawaran (supply) bergantung pada individu dalam suatu perekonomian. Permintaan yang berarti dari pihak konsumen dan penawan dari pihak produsen. Kedua hal ini adalah pokok dalam suatu permasalahan ekonomi, karena dua hal tersebut yang membuat perekonomian pasar bekerja. Oleh karena itu sebelum melihat apakah kebijakan atau peristiwa mampu mempengaruhi perekonomian kita harus lebih dulu melihat pengaruhnya kepada permintaan dan penawaran.

Konsumen akan melakukan pilihan terhadap semua barang yang diinginkan berdasarkan rupiah yang dimilikinya. Suatu rumah tangga setiap bulannya akan membutuhkan berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan penghasilan yang dimiliki terbatas jumlahnya. Dengan penghasilan yang terbatas tersebut, rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang rasional akan melakukan pilihan yang terbaik untuk mengonsumsi barang-barang kebutuhannya. Tentu saja pilihan akan dilakukan

(2)

terhadap barang yang memberikan manfaat atau kepuasan yang paling tinggi. Semakin banyak barang yang dimliki, konsumen akan merasa semakin terpenuhi kebutuhannya. Dengan demikian konsumen menginginkan membeli barang yang dibutuhkan serendah mungkin.

Pandangan ekonomi islam mengenai permintaan relatif sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat batasan-batasan dari individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan aturan syariah. Dalam ekonomi islam, norma dan moral “islami” yang merupakan prinsip islam dalam melakukan kegiatan ekonomi, merupakan faktor yang menentukan suatu individu maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya sehingga teori ekonomi yang terjadi menjadi berbeda dengan teori pada ekonomi konvensional. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tentang teori permintaan Islami dan apa saja yang terkait dalam pembahasan teori permintaan Islami tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Permintaan Dan Penawaran. 2. Hukum Permintaan Dan Penawaran.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. PERMINTAAN

1. Pengertian Permintaan

Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dalam periode tertentu dan dalam periode tertentu.1[1]

Permintaan dapat dibagi menjadi dua macam: a. Permintaan absolut (absolut demand)

Permintaan absolut adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa baik yang bertenaga beli/berkemampuan membeli, maupun yang tidak bertenaga beli.

b. Permintaan efektif (effective demand)

Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai kemampuan membeli.

Adapun permintaan menurut ekonomi Islam, misalnya Ibnu Taimiyah, permintaan adalah hasrat atau keinginan terhadap suatu barang (raghbah fi al-syai).2[2]

2. Faktor-faktor Penentu Permintaan

Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga.3[3] Dari definisi ini dapat diketahui, bahwa permintaan terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :

1) Harga barang yang diminta, naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyaknya barang yang diminta

1[1] Muhammad. Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam. (Yogyakarta: BPFE,2004), hal. 113.

2[2]Adiwarman A. Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Edisi Ketiga. (Jakarta: PT. RajaGrafndo Persada, 2012), hal. 364.

3[3] Sadono Sukirno. Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. (Jakarta: PT RajaGrafndo Persada, 2013), hal. 5..

(4)

2) Tingkat pendapatan masyarakat, pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.

3) Jumlah penduduk, semakin banyak penduduk, maka jumlah permintaan akan meningkat. 4) Selera dan estimasi, perkembangan mode, pendidikan, lingkungan akan mempengaruhi

selera masyarakat, yang akan mempunyai pengaruh terhadap jumlah permintaan.

5) Harga barang lain atau substitusi, adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah permintaan akan dipengaruhinya.

6) Intensitas kebutuhan, mendesak atau tidaknya atau penting tidaknya kebutuhan seseorang terhadap jasa, mempengaruhi jumlah permintaan. Kebutuhan primer, lebih penting dibanding kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder lebih penting dibanding tersier, sehingga pengaruhnya terhadap jumlah permintaan berbeda.

7) Distribusi pendapatan, makin merata pendapatan maka jumlah permintaan semakin meningkat, sebaliknya pendapatan yang hanya diterima/dinikmati oleh kelompok tertentu, maka secara keseluruhan jumlah permintaan akan turun.

Bila faktor tingkat pendapatan jumlah penduduk selera dan estimasi barang serta harga barang subtitusi tetap . maka permintaan hanya ditentukan oleh harga. Hal demikian, besarnya kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga. Jika ini terjadi, maka berlaku perbandingan terbalik antara harga. Jika ini terjadi, maka berlaku perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan dan berbanding lurus dengan penawaran. Perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.

3. Hukum Permintaan

Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :

(5)

Hukum (Sunnatullah) permintaan tersebut berlaku, jika asumsi-asumsi yang dibutuhkan terpenuhi, yaitu : cateris paribus atau dengan kata lain faktor-faktor lain selain harga dianggap tetap (tidak mengalami perubahan).

Berdasarkan hukum permintaan tersebut, dapat dipahami adanya hubungan antara permintaan dengan harga. Secara teori, hukum ini dijelaskan yaitu : manakala pada suatu pasar terdapat permintaan suatu produk yang relatif sangat banyak, sehingga :

1) Barang yang tersedia pada produsen tidak dapat memenuhi semua permintaan tersebut sehingga untuk membatasi jumlah pembelian produsen akan menaikkan harga jual produk tersebut.

2) Penjual akan berusaha menggunakan kesempatan tersebut untuk meningkatkan dan memperbesar keuntungannya dengan cara menaikkan harga jual produknya.

Sebaliknya, manakala pada suatu pasar permintaan suatu produk relatif sedikit, maka yang terjadi adalah harga turun. Keadaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Barang tersedia pada produsen/penjual relatif sangat banyak sehingga manakala jumlah permintaan sedikit produsen akan berusaha menjual produknya sebanyak mungkin dengan cara menurunkan harga jual produknya;

2. Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari volume penjualannya. Perilaku ekonomi seperti ini pernah ditangkap dan dirumuskan oleh para pemikir ekonomi Islam masa silam, yaitu : Abu Yusuf, Ibn Taymiyah, Al-Ghazali dan Ibn Khaldun.4 [4]

a. Abu Yusuf (113-182 H/ 731-798 M)

Beliau tercatat sebagai ulama terawal yang mulai menyinggung tentang mekanisme pasar. Fenomena yang terjadi pada masa beliau adalah kelangkaan barang maka harga cenderung akan tinggi, sedangkan pada saat barang tersebut melimpah, maka harga cenderung untuk turun atau lebih rendah.

Pemahaman pada zaman Abu Yusuf tentang hubungan antara harga dan kuantitas hanya memerhatikan kurva demand. Dalam literatur kontemporer, fenomena yang berlaku

4[4] Ibid., hal. 11..

(6)

pada zaman Abu Yusuf dapat dijelaskan dengan teori permintaan. Teori ini menjelaskan hubungan antara harga dengan kuantitas yang diminta.5[5] Dimana hubungan harga dan kuantitas dapat diformulasikan sebagai berikut:

D = Q = f (P)

Formulasi ini menujukkan bahwa pengaruh harga terhadap jumlah permintaan suatu komoditi adalah negatif, apabila P (harga) naik maka Q (barang yang diminta) turun, begitu pula sebaliknya. Abu Yusuf membantah pemahaman seperti ini, karena pada kenyataannya tidak selalu terjadi bahwa bila persediaan barang sedikit, harga akan mahal dan bila persediaan barang melimpah, harga akan murah. Ia menyatakan,

Kadang-kadang makanan berlimpah, tetapi mahal dan kadang-kadang makanan sangat sedikit tetapi murah.:

Abu Yusuf menyangkal pendapat umum mengenai hubungan terbalik antara persediaan barang dan harga, karena pada kenyataannya harga tidak bergantung pada permintaan saja, tetapi juga pada kekuatan penawaran. Oleh karena itu, peningkatan atau penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan peningkatan atau penurunan permintaan, atau penurunan atau peningkatan dalam produksi. Beliau menyatakan:

Tidak ada batasan tertentu tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa diketahui. Murah bukan karena melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan karena kelangkaan makanan. Murah dan mahal merupakan ketentuan Allah.

Di lain pihak pihak beliau juga menegaskan bahwa ada beberapa variabel lain yang memengaruhi, tetapi dia tidak menjelaskan lebih rinci. Bisa jadi variabel itu adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar di suatu negara atau penimbunan dan penahanan barang, atau semua hal tersebut. Beberapa abad sesudahnya, ketidakjelasan apa variabel lain yang memengaruhi dalam permintaan juga dialami oleh Adam Smith (1776 M) dengan mengatakan bahwa harga ditentukan oleh suatu kekuatan yang tidak terlihat (The Invisible Hands).

b. Al- Ghazali ( 450-505 H/ 1058-1111 M)

(7)

Kontribusi beliau dalam pemikiran ekonomi salah satunya adalah tentang keseimbangan permintaan dan penawaran. Pemahamannya tentang kekuatan pasar terlihat jelas ketika membicarakan harga makanan yang tinggi, ia menyatakan bahwa harga tersebut harus didorong ke bawah dengan menurunkan permintaan.

c. Ibnu Taimiyah (661-728 H/ 1263-1328 M)

Ibnu Taimiyah memiliki sebuah pemahaman yang jelas mengenai hubungan antara harga dengan kekuatan permintaan dan penawaran. Beliau menyatakan:

Naik dan turunnya harga tidak selalu diakibatkan oleh kezaliman orang-orang tertentu. Terkadang, hal tersebut disebabkan oleh kekurangan produksi atau penurunan impor barang-barang yang diminta. Oleh karena itu, apabila permintaan naik dan penawaran turun, harga-harga naik. Di sisi lain, apabila persediaan barang meningkat dan permintaan terhadapnya menurun, harga pun turun. Kelangkaan atau kelimpahan ini bukan disebabkan oleh tindakan orang-orang tertentu. Ia bisa jadi disebabkan oleh sesuatu yang tidak mengandung kezaliman, atau terkadang, ia juga bisa disebabkan oleh kezaliman. Hal ini adalah kemahakuasaan Allah yang telah menciptakan keinginan dihati manusia.

Dari pernyataan tersebut, tampaknya pada masa beliau kenaikan harga-harga dianggap sebagai akibat dari kezaliman para pedagang. Namun menurut beliau pandangan tersebut tidak selalu benar. Lebih jauh, ada berbagai alasan ekonomi terhadap naik turunnya harga-harga.

4. Teori Permintaan

1. Pengertian Teori Permintaan konvensional

Teori permintaan adalah teori yang menerangkan hubungan antara permintaan terhadap harga merupakan pernyataan positif tersebut dikenal dengan teori permintaan. Dengan demikian, teori permintaan dapat dinyatakan :

Permintaan lurus antara permintaan terhadap harganya, yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.

(8)

2. Teori Permintaan Islami

Hal penting yang harus dicatat adalah bagaimana teori ekonomi yang dikembangkan Barat membatasi analisisnya dalam jangka pendek yakni hanya sejauh bagaimana manusia memenuhi keinginannya saja. Tidak ada analisis yang memasukkan nilai-nilai moral dan sosial. Analisis hanya dibatasi pada variabel-variabel pasar semata seperti harga, pendapatan dan sebagainya. Variabel-variabel lain tidak dimasukkan, seperti variabel nilai moral dan kesederhanaan, keadilan, sikap mendahulukan orang lain, dan sebagainya.6[7]

Dalam ajaran Islam, orang yang mempunyai uang banyak tidak serta merta diperbolehkan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang diinginkannya. Batasan anggaran belum cukup dalam membatasi konsumsi. Batasan lain yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang muslim tidak berlebihan (israf), dan harus mengutamakan kebaikan (maslahah). Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan tujuan kemegahan, kemewahan dan kemubadziran.

Permintaan dan penawaran merupakan perilaku konsumen dalam kegiatan ekonomi, oleh karena itu Islam mengajarkan kepada manusia dalam berperilaku ekonomi agar sesuai dengan perintah Al-Qur’an dan Hadis. Permintaan erat sekali kaitannya dengan perilaku konsumen, yakni suatu barang/jasa yang diminta oleh konsumen pada akhirnya akan digunakan untuk diambil manfaatnya.

Islam memiliki paradigma agar manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi yakni konsumsi harus mempertimbangkan terlebih dahulu barang/jasa tersebut halal atau tidak. Sebab Islam melarang umatnya untuk mengonsumsi atau mempergunakan barang/jasa yang haram. Di dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai bahwa kemampuan dan pendapatan setiap individu itu berbeda-beda, sehingga dalam melakukan kegiatan ekonomi tidak akan maksimal untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. i

B. PENAWARAN

1. Pengertian Penawaran

(9)

Dalam ilmu ekonomi penawaran (supply) diartikan kesediaan penjual untuk menjual/menyerahkan berbagai jumlah barang pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu dan keadaan tertentu. Waktu tertentu menunjukkan periode atau saat tertentu dan kondisi tertentu menunjukkan keadaan ceteris paribus. Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. Permintaan bersangkut paut dengan pembelian dan pemakaian sedangkan penawaran bersangkut paut dengan penyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi.

. 2. Hukum Penawaran

Sebagaimana yang kita kenal semenjak pertama kali kita belajar ilmu ekonomi kita mengenal hukum penawaran yang sangat sederhana yaitu : bila harga naik maka kuantitas yang ditawarkan naik, dan bila harga turun maka demikian pula kuantitas yang ditawarkan, hubungan ini disebut kurva penawaran.[1]

Penawaran barang atau jasa bisa juga didefinisikan sebagai berkut:

Kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk menjualnya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu. Pebedaan defenisi penawaran dengan defenisi permintaan hanya terlerak pada satu kata. Jika permintaan menggunakan kata membeli, maka penawaran menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan analisis penawaran juga mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan bahwa faktor-faktor penentu penawaran selain harga barang tersebut dianggap tidak berubah atau konstan ( Ceteris paribus).[2]

Dengan kata lain definisi penawaran bisa juga dijelaskan dengan proses atau gejala subtitusi pada umumnya sumber-sumber dan teknik produksi yang digunakan oleh seorang produsen dapat digunakan untuk memproduksi berbagai macam dan jumlah produk.[3]

Hubungan antara jumlah barang yang di tawarkan (jumlah penawaran atau Quantity Supplied ) dengan harga barang adalah hubungan searah. Jika harga barang tinggi maka akan lebih banyak orang yang melihat potensi mendapat keuntungan dengan menjual barang yang diproduksi atau dimilikinya, sehingga jumlah penawaran barang tersebutpun tinggi.7

5 [1] Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114

[2] Mustafa Edwin Nasotin et. al., Ekonomi Islam ( Jakarta : Kencana, 2006 ), Hal.89

[3] Faried Wijaya, Op. Cit, hal. 114-115

(10)

Sebaliknya apabila harga turun maka jumlah penawaranpun akan turun. Lebih sedikit orang yang dapat memperoleh keuntungan dari harga yang rendah, sedangkan mereka yang tidak memperoleh keuntungan dari harga yang rendah akan menunda penjualan, akibatnya jumlah penawaran di pasarpun berkurang.

Hubungan antara penawaran barang atau jasa itu sendiri dinyatakan dalam hukum penawaran yang bunyinya: semakin tinggi harga suatu barang maka semakin besar jumlah penawaran barang tersebut, semakin rendah harga suatu barang maka semakin rendah pula jumlah penawaran barang tersebut.

Dalam menganalisis penawaran perlu pula dibedakan antara penawaran (supply) dan jumlah penawaran Quantity Supplied. Pembedaan diantara keduanya sama seperti ketika kita membedakan diantara keduanya sama seperti ketika kita membedakan antara permintaan (demand) dengan jumlah permintaan (quantity demanded) secara ringkas bisa dikatakan bahwa perubahan pada harga barang atau jasa mengakibatkan perubahan pada jumlah penawaran barang atau jasa tersebut.

Perubahan pada variabel-variabel lain akan mengakibatkan perubahan jasa atau barang tersebut.Seperti juga permintaan, penawaran terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi harga barang tersebut. Banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran suatu barang selain harga barang tersebut sebagaimana telah diterangkan diatas, perubahan pada faktor selain harga yang akan diuraiakan dibawah ini akan menyebabkan kurva penawaran bergeser. Adapun arah pergeseran apakah keatas atau kebawah tentu bergantung kepada efek perubahan masing-masing variabel terhadap jumlah penawaran pada harga yang tetap.[4]

Ada juga yang disebut dengan Schedul penawaran output. Schedul penawaran output dapat dinyatakan dengan kurva yang disebut kurva penawaran. Disinipun dapat dibedakan antara kurva penawaran produsen individual dengan kurva penawaran pasar. Kurva penawaran pasar adalah penjumlahan secara horisontal kurva-kurva penawaran produsen individual. Bila masing-masing individual sama-sama besar maka permintaan pasar dapat diperoleh dengan mengalikan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen typikal individual dengan banyaknya produsen.[5]

(11)

Teori penawaran produsen tunggal yaitu apabila faktor yang kita anggap konstan dalam memperoleh sechedul penawaran dan kurva penawaran (syarat ceteris paribus ) berubah, maka seluruh kurva penawaran akan bergeser hal ini disebut sebagai perubahan atau pergeseran penawaran dan harus dibedakan secara tajam dari perubahan jumlah yang ditawarkan (yang menunjukan pergerakan sepanjang kurva penawaran yang sama).

Sedangkan teori penawaran pasar yaitu dari suatu komoditi memberikan jumlah alternatif dari penawaran komoditi dalam periode waktu tentu pada berbagai harga alternatif oleh semua produsen yang ada dalam pasar. Penawaran pasar komoditi tergantung pada semua faktor yang menentukan penawaran produsen secara individu dan seterusnya pada jumlah produsen dalam pasar.[6]

Adapun faktor-faktor lain yang menentukan penawaran suatu barang adalah: 1. Biaya dan teknologi

Biaya dan teknologi adalah dua konsep yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Yang dimaksud dengan biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa mencakup biaya tenaga kerja,biaya bahan baku, jika sistem ekonomi konvensional dalam operasionalnya.

Teknologi adalah penemuan dan peningkatan teknologi yang diterapkan untuk menurunkan biaya produksi contohnya adalah penggunaan robot dan komputer. Jika diterapkan teknologi baru dan sebagainya.

2. Jumlah penjual

Jumlah penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran makin banyak jumlah penjual yang mampu menjual pada tingkat harga tertentu makin tinggi penawaran.

3. Dugaan tentang masa depan

Aspek dugaan atau ekspektasi terhadap masa depan mencakup dugaan mengenai perubahan harga dari barang tersebut. Misalnya, jika penjual menduga bahwa harga barangnya akan meningkat dimasa depan, ia akan mengurangi penawarannya pada saat ini. Akibatnya penawaran berkurang. Hal ini dilarang oleh nabi, karena seperti yang nanti akan kita lihat, perilaku ini mengakibatkan harga dipasar melonjak.8

4. Kondisi alam

8 [4] Mustafa Edwin Nasotin et. al.,Op. Cit., Hal.90-91

[5] Faried Wijaya, Loc. Cit, hal. 115

[6] Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 19-20

(12)

Kondisi alam seperti terjadi bencana banjir, gempa bumi, dan sebagainya. Bisa mengakibatkan penawaran barang-barang tertentu berkurang khususnya barang-barang hasil pertanian.[7]

3.Teori Penawaran Islami

Islam mengajarkan umatnya menjadi umat yang kuat, umat yang tidak boros, umat yang memiliki manajemen hidup dan selalu sigap setiap saat tanpa harus membalikkan tangan (meminta-minta). Islam mengajarkan umatnya untuk kaya. al-Qur'an dan Sunnah baginda nabi Muhammad tidak ada yang mengajarkan umatnya untuk miskin, lebih-lebih meminta-minta, yang ada adalah ajaran-ajaran yang mengisaratkan untuk selalu hidup berkecukupan.

َنوُنِم ؤؤُمؤلاَو ُهُلوُسَرَو ؤمُكَلَمَع ُ اا ىَرَيَسَف اوُلَمؤعا ِلُقَو "Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu."

Perintah untuk bekerja tidak lain adalah supaya mampu menjalani hidup menuju tatanan yang sakinah, mawaddah wa rohmah. Untuk itu, bekerja dipastikan untuk mencari keuntungan, keuntungan didasarkan dari nilai tawar yang diberikan. Artinya, Islam tidak serta merta mengajarkan untuk bekerja saja, akan tetapi juga untuk untung dalam bekerja. [8]

Dalam khasanah pemikiran ekonomi Islam klasik, penawaran telah dikenali sebagai kekuaatan penting di dalam pasar. Penawaran sebagai ketersdiaan barang di pasar. Penawaran barang atau jasa dapat berasal dari hasil impor (barang dari luar) dan produksi lokal. Kegiatan ini dilakukan oleh produsen maupun penjual. Nilai tawar dalam islam didasarkan pada:

1. Mashlahah

Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pad dasarnya akantergantung pada tingkat keimanan adri produsen। jika jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang diproduksi semakin meningkat maka produsen muslim akan memperbanyak jumlah produksinya cateris paribus.

2. Keuntungan

(13)

akan menjadi tambahan modal guna memperoleh mahlahah lebih besar lagi untuk mencapai falah. faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan adalah anatra lain :

a. Harga Barang

Jika harga turun,maka produen akan cenderung mengurangi penawaran nya sebab tingkat keuntungan yang diperoleh juga akan turun.

b. Biaya Produksi

Jika biaya turun, caterisparibus maka keuntungan produsen penjual akan meningkat yang seterusnya akan mendorongnya untuk meningkatkan jumlahpasokan pasar,sebaliknya.-Harga Input Produksi Kenaikan harga input produksi berpengaruh negatif terhadap penawaran yaitu akan mendorong produsen untuk mengurangi jumlah penawaranya, demikian sebaliknya. - Teknologi Produksi Kenaikan teknologi dapat menurunkan biaya produksi sehingga meninggkatkan keuntungan produsen akhirnya meningkatnya keuntungan ini mendorong produsen untuk menaikkan penawaraanya.

Dalam ekonomi Islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam menjalankan aktivitas ekonomi, yaitu : mafsadah, gharar, maisir, dan transaksi riba.

Mafsadah, gharar dan maisir sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan (negative externalities) sebagai akibat yang melekat dari suatu aktivitas produksi yang hanya memperhatikan keuntungan semata, walaupun sudah dikemukakan, namun tidak tercerminkan dengan baik di dalam konsep dan model dalam ekonomi Islam, sehingga sisi ini akan mendapat perhatian lebih banyak. Sedangkan pelarangan terhadap transaksi riba tidak akan begitu mewarnai pembahasan tentang konsep biaya produksi dalam Islam, karena sudah dijelaskan dengan lebih detail pada buku ataupun paper makalah dan jurnal lainnya. Sehingga makalah ini akan lebih banyak mencoba membuktikan bagaimana dampak positif terhadap tingkat efisiensi produk apabila dalam proses produksi sebuah perusahaan yang sesuai syariah tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya mafsadah,gharar dan maisir.9

Adapun konsep penawaran merupakan bentuk perilaku ekonomi yang sangat penting dalam teori ekonomi, baik makro maupun mikro. Konsep ini juga dapat menjelaskan hubungannya dengan perilaku produsen dalam penetapan harga yang didahului dengan perhitungan biaya produksinya. Bila hukum penawaran ditetapkan dengan mengasumsikan

9 [7] Mustafa Edwin Nasotin et. al.,Op. Cit, Hal.93-94

[8] Mustafa Edwin Nasotin et. al., Ekonomi Islam ( Jakarta : Kencana, 2006 ), Hal.93

(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara langsung ataupun melalui grosir, untuk

In the c ase of the Dutch East Indies, the majority of those who were classified as ‘European’ in a legal sense were ethnically Indo-European; and by the late colonial period

Secara spesifik penelitian akan dijalankan untuk mengetahui:(1) konstanta kecepatan reaksi, (2) energy aktivasi, (3) waktu induksi, dan (4) morfologi dan kemurnian kristal

Stilbestrol yang diberikan setelah senggama untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dikenal dengan instilah ”morning-after pill.” Kuchara (1971) melaporkan tidak

Ulaon Hatopan dihobasi : Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Koinonia, Kepala Departemen Marturia, Kepala Departemen Diakonia, Angka Yayasan, Ketua Rapot

pembelajaran Creative Problem Solving dalam menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas 5 SDN Blaru 02 Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Meningkatkan

Dengan ini menyatakan Bersedia untuk Bekerjasama dengan Pelaksana Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pelatihan “Bungtik (Bunga Plastik)” Sebagai Salah Satu Usaha Pemanfaatan

Penelitian dan penulisan disertasi berjudul “ STUDI EVALUASI KURIKULUM PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (Studi Kritis