• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sem 3 BIOKIMIA MAKALAH APLIKASI MUTASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sem 3 BIOKIMIA MAKALAH APLIKASI MUTASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Home

About us

Kumpulan Makalah Pertanian

Gallery

Contact

Kumpulan makalah Agroteknologi

terlengkap

Sem 3 - BIOKIMIA - MAKALAH

APLIKASI MUTASI PADA TANAMAN

CABAI

SEMESTER 3

MAKALAH

APLIKASI MUTASI PADA TANAMAN CABAI

di susun oleh :

Nama : Puja Kurnia M

NPM : 24 033 100 33

(2)

UNIVERSITAS GARUT

2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai aplikasi mutasi pada tanaman cabai

Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda rasul Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepadakita selaku umat yang selalu mengharapkan safaatnya. Amiin.

Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat baik bagi penulis ataupun pembaca.

Garut, 8 Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 2

1.4 Sistematika Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

(3)

2.2 Jenis Mutasi 3

2.3 Penyebab Mutasi (mutagen) 5

2.4 Dampak Mutasi 7

2.5 Manfaat Pengetahuan Mutasi 7

2.6 Aplikasi Mutasi 9

2.7 Aplikasi Mutasi Pada Tanaman Cabai

Oleh Radiasi Sinar Gamma 10

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan 13

4.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Capsicum annuum L atau cabai merupakan tanaman hortikultura semusim yang mempunyai nilai ekonomi (Barany et al. 2001). Belakangan ini produksi cabai terus meningkat terutama di negara-negara berkembang dan yang sedang berkembang baik di benua Afrika maupun Asia (Deptan go.id, 2006). Di Indonesia cabai termasuk komoditas hortikultura bernilai ekonomi yang dapat dikonsumsi baik sebagai rempah maupun untuk sayuran. Permintaan cabai di Indonesia diproyeksikan meningkat setiap tahunnya sehingga impor harus dilakukan kalau produksi dalam negeri tidak dapat terpenuhi (BPS, 2000).

(4)

konvesional (Morrison dan Evans, 1988) disamping evaluasi karakter kuantitatif yang dapat dipercepat sehingga lebih menghemat waktu dan tempat (Kasha dan Maluszynski, 2003).

Keberhasilan aplikasi teknik kultur antera dalam

mendapatkan tanaman haploid ganda pada tanaman cabai masih sedikit yang dilaporkan (Wang et al, 1973., Novak FJ, 1974., serta Mityko et al.,1999; Dolcet-Sanjuan et al.,1997 dan Gyulai et al., 2000 dalam Barany et al.,2001). Rendahnya frekuensi regenerasi tanaman yang berasal dari kultur antera disebabkan sulitnya memperoleh kalus embriogenik. Sibi et al(1979) telah melakukan penelitian mengenai androgenesis dari haploid organ untuk mendapatkan tanaman haploid ganda, tetapi belum berhasil mendapatkan tanaman yang diinginkan. Rendahnya frekuensi pembentukan kalus embriogenik dari kultur antera cabai merupakan salah satu kendala dalam menghasilkan tanaman haploid ganda. Untuk mengatasi hal tersebut mungkin perlu dilakukan suatu perlakuan awal sebelum antera cabai di induksi pada media pembentukan kalus. Salah satu perlakuan awal yang pernah dilakukan pada kultur antera padi adalah dengan memberi perlakuan stres dingin selama 2-3 hari pada antera sebelum dikultur dan hasilnya menunjukkan dapat memperbaiki frekuensi pembentukan kalus embriogenik (Qu dan Chen, 1983, Rackoczy et al, 1997, Ishak dan Ita Dwimahyani, 1997). Disamping itu respon dari masing-masing genotipe tanaman sangat berbeda antara satu genotipe dengan genotipe lainnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penulisan makalah ini penulis memaparkan tentang aplikasi mutasi pada tanaman cabai.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah :

Memaparkan dan menjelaskan tentang aplikasi mutasi pada tanaman cabai

1.4 Sistematika Penulisan

Agar makalah ini dapat dipahami pembaca, maka penulis membuat sistematika penulisan makalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisikan latar belakang mengenai aplikasi mutasi pada tanaman cabai, identifikasi masalah, tujuan dibuatnya makalah, dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

(5)

BAB III KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan dan saran merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan serta saran-saran.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mutasi Gen

Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan :

- mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali

- gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab individu segera mati sebelum dewasa

- gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot tidak akan terlihat

2.2 Jenis Mutasi

Pada umunya, gen-gen sebagai kesatuan kimia bersifat mantap walaupun mengalami peristiwa pewarisan sel selama ratusan kali dari generasi sel ke sel berikutnya. Namun demikian pengaruh alama dalam jangka waktu yang amat panjang dan spontan dapat saja menyebabkan berubahnya sifat individu pembawanya dan diturunkan kepada generasi berikutnya, yang lazim dikatan dengan mutasi. Individu yang bermutasi disebut mutan, dan zat yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Mutasi somatik

Mutasi somatik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

(6)

- sifatnya tidak diturunkan pada keturunannya

- hanya berpengaruh pada individu yang mengalaminya

2. Mutasi germinal

Mutasi germinal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

- terjadi pada sel induk kelamin atau sel kelamin

- apabila terjadi pada sel induk kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke generasi

- apabila terjadi pada sel kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke generasi jika terjadi fertilisasi, dan jika tidak terjadi akan hilang pengaruhnya.

3. Mutasi gen (poin mutation atau mutasi kecil)

Mutasi gen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

- berskala kecil dan terjadi pada satu gen atau bagian dari gen

- ada yang pengaruhnya tidak begitu nyata, biasanya berupa perubahan kimia (misalnya perubahan kecil pada pigmen), disebut mutasi tampak

- ada yang pengaruhnya mengakibatkan kematian dini pada individu, disebut mutasi letal

- dapat berlangsung secara spontan pada semua sel penyusun tubuh individu.

Mutasi gen adalah perbahan yang terjadi pada susunan molekul DNA atau gen. Mutasi gen terjadi pada susunan kimianya (DNA). Bila struktur kimia gen berubah maka fungsinya pun akan berubah pula. Gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel-sel tubuh (sel somatis) maka perubahan diturunkan ke sel anakan melalui pembelahan mitosis. Bila gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel kelamin (gamet) maka perubahan akan diwariskan pada keturunannya.

Peristiwa mutasi merupakan proses acak (random), dan sukar diamati karena ;

- jarang terjadi pada proses biasa dari replikasi DNA

- tidak ada cara untuk mengetahui manakah gen yang akan mengalami mutasi dalam suatu sel atau suatu generasi

(7)

Organisme yang mampu beradaptasi sangat penting untuk proses terjadinya evolusi

4. Mutasi kromosom (gross mutation atau mutasi besar)

Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan kromosom, yang disebut juga dengan mutasi aberasi. Mutasi ini dapat ditemui pada peristiwa gagal berpisah pada saat peristiwa pindah silang (crossing over), apabila kromosom hilang atau bertambah sehingga terjadi perubahan jumlah kromosom.

2.3 Penyebab Mutasi (mutagen)

Zat atau sesuatu yang menyebabkan mutasi disebut dengan mutagen. Macam-macam penyebab mutasi dapat di bedakan sebagai berikut :

1. Mutasi alami (mutasi spontan)

Mutasi spontan adalah perubahan yang terjadi secara alamiah atau dengan sendirinya. Diduga faktor penyebabnya adalah panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar ultraviolet matahari, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme serta kesalahan DNA dalam metabolisme.

2. Mutasi buatan

Mutasi buatan adalah adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha manusia, antara lain dengan :

- pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi suatu penyakit, sterilisasi dan pengawetan makanan.

- Penggunaan senjata nuklir

- Penggunaan roket, televisi

- Pemakaian bahan kimia, fisika, dan biologi

(8)

Contoh dengan penyinaran radioaktif :

- tanaman cabai dalam keadaan berbunga diberi penyinaran radioaktif pada putiknya, hasilnya menyebabkan buah cabai besar ( 3x asal ). Bila biji ditanam ulang hasilnya sebesar asal buah.

- Pada padi dihasilkan atomita I dan II

- Pada jagung diperoleh jenis jagung hibrida

- Pada kedelai diperoleh kedelai muria

Contoh dengan bahan kimia :

- kolkisin dilakukan pada tomat, semangka menghasilkan buah tanpa biji

- acenaphena dan asetat indol 3 dilakuka pada apel, gandum dan tanaman hias

- dengan asam nitrat, digitonin, gas metan

a. Mutasi Fisika

Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain :

- sinar kosmis, sinar ultraviolet, unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium dan isotop K.

- alat nuklir dapat mlepaskan energi yang besar yang dapat menimbulkan radiasi pengionisasi.

- Radiasi sinar X, a, b, g

- Neutron

- Suhu tinggi

b. Mutasi Kimia

Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan kimia, antara lain :

- pestisida, seperti DDT, BHC

(9)

- Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat menyerang sitosina DNA dan urasil pada RNA.

- Eosin, eritrin dan fluoresen

- Peroksida organik

- Fe dan Mg

- Formaldehide

- Asam nitrit, natrium nitrit

- Antibiotik

- H2O2

- Glikidol

c. Mutasi Biologi

Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup terutama mikroorganisme, yaitu : virus, bacteri dan penyisipan DNA.

Virus dan bakteri diduga dapat menyebebkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari 20 macam virus dapat menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang mampu mengadakan mutasi adalah asam nukleatnya yaitu DNA.

2.4 Dampak Mutasi

Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi bermacam-macam. Jika mutasi terjadi pada sel soma (sel vegetatif) dapat menimbulkan terjadinya kanker. Sedang jika terjadi pada sel generatif dapat menimbulkan mutasi. Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin maka dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi dapat menyebabkan letal (kematian). Mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu populasi. Bila mutasi berjalan terus menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu saat akan muncul turunan baru yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi.

Pengaruh negatif mutasi buatan :

- poliploid umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif

- menguntungkan bila diperbanyak secara vegetative

(10)

Para ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat menimbulkan ionisasi pada sel-sel pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi bila elektron terlepas dari suatu atom dan menggabung ke atom lainnya. Molekul DNA yang banyak mengandung atom-atom yang terionisasi dapat menjadikan gen labil dan akhirnya berubah. Gen yang berubah susunan kimianya, fungsinya berubah pula. Bila gen ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini dapat diamati pada generasi berikutnya. Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan menggunakan sinar X atau sinar-sinar lain yang berenergi tinggi sebagai mutagen buatan. Dari eksperimen yang telah banyak dilakukan, diperoleh data bahwa mutasi pada sel-sel generatif kebanyakan bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada keturunannya sebelum atau beberapa waktu setelah kelahiran. Karena itu, pembuatan mutan dengan cara ini, misalnya biji-biji yang akan diunggulkan perlu dilakukan pada jumlah yang amat besar dan intensitas radiasi yang optimal. Masalahnya adalah bagaimana cara pengaturan intensitas ini. Hal ini memerlukan riset berulang kali dan berjangka panjang untuk menemukan mutan yang dikehendaki.

Sinar X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau lebih. Bagian-bagian ini dapat hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom lain, terjadilah aberasi kromosom. Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom. Jika hal itu terjadi pada sel generatif dan individunya tidak mati, maka individu tersebut dapat mewariskan sifat-sifat barunya ke keturunannya. Radiasi sebagai akibat peledakan-peledakan bom A dan bom H baik dalam peperangan atau percobaan, radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan bertenaga nuklir dan sampah radioaktif, juga merupakan penyebab mutasi yang kebanyakan orang tidak menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau terasa. Lagi pula, pada umumnya gen-gen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan homozigot resesif, yang heterozigot tetap hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan penurun warisan yang telah berubah/bermutasi.

Aplikasi mutasi buatan dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang sudah dapat dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara mendapatkan poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan diantaranya tanaman poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar. Tindakan pembibitan dari mutasi buatan harus diulang-ulang supaya di dapatkan sampai menjadi galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap. Apabila tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu mengadakan perkawinan dengan jenis asal sebelum mutasi, maka akan ada kecenerungan untuk menurunkan keturunan seperti semula. Seperti telah kita ketahui bahwa mutasi juga ada yang menguntungkan bila dipandang darti hidupnya suatu organisasi atau individu. Hal ini sebenarnya merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi dari sgala organisme. Sebagai contoh adanya mutan (individu yang bermutasi) keturunan ini mengadakan mutasi-mutasi lagi dan keturunan ini mampu mempertahankan hidup sampai beberapa generasi kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan nenek moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu tidak selalu menjadi species baru).

2.6 Aplikasi Mutasi

(11)

(frationated irradiation), dan (d) iradiasi berulang (Misniar, 2008). Iradiasi tunggal adalah iradiasi yang dilakukan hanya dengan satu kali penembakan sekaligus. Chronic irradiation adalah iradiasi dengan penembakan dosis rendah, namun dilakukan secara terus-menerus selama beberapa bulan. Iradiasi terbagi adalah radiasi dengan penembakan yang seharusnya dilakukan hanya satu kali, namun dilakukan dua kali penembakan dengan dosis setengahnya sedangkan radiasi berulang adalah radiasi dengan memberikan penembakan secara berulang dalam jarak dan waktu yang tidak terlalu lama.

Mutasi adalah perubahan materi genetik, yang merupakan sumber pokok dari semua keragaman genetik dan merupakan bagian dari fenomena alam (Aisyah, 2006). Mutasi dapat terjadi secara spontan di alam, namun peluang kejadiannya sangat kecil, yaitu sekitar 10-6 (Aisyah, 2009). Induksi mutasi dapat dilakukan dengan menggunakan mutagen kimia seperti EMS (ethylene methane sulfonate), NMU (nitrosomethyl urea), NTG (nitrosoguanidine), dan lain-lain) atau mutagen fisik (seperti sinar gamma, sinar X, sinar neutron dan lain-lain). Akan tetapi mutasi dengan iradiasi pada bagian vegetatif tanaman memperlihatkan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan dengan mutagen kimia (Aisyah, 2009).

2.7 Aplikasi Mutasi Pada Tanaman Cabai Oleh Radiasi Sinar Gamma

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel, atau gelombang elektromagnetik (foton) dari suatu sumber energi (BATAN, 2008). Radiasi energi tinggi adalah bentuk-bentuk energi yang melepaskan tenaga dalam jumlah yang besar dan kadang-kadang disebut juga radiasi ionisasi (BATAN, 2008) karena ion-ion dihasilkan dalam bahan yang dapat ditembus oleh energi tersebut (Crowder, 1986). Radiasi dapat menginduksi terjadinya mutasi karena sel yang teradiasi akan dibebani oleh tenaga kinetik yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi atau mengubah reaksi kimia sel tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan susunan kromosom tanaman (Poespodarsono, 1988).

A. BAHAN DAN METODE

1. Bahan dan Alat

Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Benih cabai

5. Media tanam jadi

Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Tray perkecambahan

(12)

3. Alat tulis

4. Alat ukur

5. Gamma chamber 4000A

Metode Pelaksanaan

1. Masukkan benih cabai ke dalam plastik

2. Radiasi benih – benih tersebut ke dalam gamma chamber 4000A dengan sumber radiasi Co60

3. Kecambahkan benih dalam tray perkecambahan

4. Amati daya tumbuh dan tinggi tanaman

5. Bandingkan antar perlakuan

6. Buat kurva respon LD50

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

LD50 pada Cabai

Nilai LD50 dapat diperoleh dengan mengetahui pola respon daya tumbuh tanaman terhadap berbagai dosis iradiasi.

Bahwa semakin tingi dosis iradiasi, dapat menurunkan daya tumbuh tanaman. Menurunnya daya hidup tanaman disebatkan karena adanya efek deterministik akibat iradiasi sinar gamma. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi (PPIN BATAN, 2008). Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima tanaman di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah iradiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang.

Respon daya tumbuh benih cabai menghasilkan respon linear, dan LD 50 nya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. LD50 pada Pada Benih Tanaman Cabai.

Table 3.

Cabai y = 102.13376 – 0.126588x Linear Fit 457.285

(13)

tersebut memiliki radiosensitivitas yang rendah. Hal ini diduga karena kandungan air pada benih tersebut sudah sangat rendah. Semakin banyak kadar oksigen dan molekul air (H2O) dalam materi yang diiradiasi, maka akan semakin banyak pula radikal bebas yang terbentuk sehingga tanaman menjadi lebih sensitif (Herison, et al., 2008).

Tinggi Tanaman

Bahwa semakin tinggi dosis iradiasi dapat menurunkan tinggi tanaman. Wuryan (2009) mengemukakan bahwa iradiasi sinar gamma berpengaruh nyata menurunkan rata-rata tinggi planlet beberapa genotipe krisan. Aisyah (2006) juga menjelaskan bahwa menurunnya tinggi kecambah adalah indikator yang paling umum digunakan untuk melihat efek mutagen, baik fisik maupun kimia.

Penurunan tinggi tanaman tersebut dapat terjadi karena iradiasi dapat menyebabkan rusaknya kromosom tanaman, sehingga mengakibatkan terganggunya tanaman tersebut. Ionisasi akibat iradiasi dapat menyebabkan pengelompokan molekul – molekul sepanjang jalur ion yang tertinggal karena iradiasi yang dapat menyebabkan mutasi gen atau kerukan kromosom (Aisyah, 2006).

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar.

Bahwa semakin tinggi iradiasi Sinar Gama akan menurunkan daya tumbuh tanaman cabai. Dan bahwa semakin tinggi dosis iradiasi dapat menurunkan tinggi tanaman

3.1 Saran-saran

Perlu dilakukan pengamatan sitologis terhadapa kecambah benih – benih yang diiradiasi, agar dapat terlihat jika terdapat mutasi baik pada tingkat gen atau tingkat kromosom.

(14)

1. http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/pengaruh-induksi-mutasi-iradiasi-sinar-gamma-pada-padi-cabai-sorgum-dan-kedelai/

2. http://agrikreatif.blogspot.com/

3. http://thoyibullah.blogspot.com/

4. BPS. 2002. Survei pertanian produksi tanaman pangan dan sayuran di Indonesia.

Biro Pusat Statistik. 185-199.

5. Azri Kusuma Dewi 1) dan Ita Dwimahyani 2) (PDF File didownload dari Google.com - MEMPELAJARI-KULTUR.pdf)

Back to posts

Comments:

Post a comment

Name:

Comment:

Komentar

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama!

Tulis komentar baru

Komentar sebagai Tamu atau masuk log:

(15)

Masuk log ke IntenseDebate

Login to WordPress.com

Nama

Email

Alamat situs (opsional)

Kirim Komentar

Comments byIntenseDebate

Copyright © 2013 PUJA'studio | Makalah4all by PUJA'Studio

Thanks for all Pujagitwu

Pengunjung:

133240

Online:

2

Share

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan diteliti oleh peneliti adalah “Bagaimana analisis dan

Berdasarkan kurva hasil permodelan logit binomial (WPH) diatas, terlihat pada tahun 2015 sebesar 50% pengendara kendaraan golongan II akan memilih menggunakan jalan

Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng

Jika x adalah kuadrat jumlah dari setiap selisih permen yang diberikan pada setiap anak dengan yang diminta oleh anak tersebut maka berapakah nilai minimum dari x…

Apakah memakai pendekatan “bergaining”, “persuasi”, atau “komando”, pihak yang responnya “mendukung” pembangunan perkebunan kelapa sawit baik dari Pemerintah Daerah

laporan keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Harapan Jaya Sekayu terutama pada laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan pada bab sebelumnya,

Dengan mengintegrasikan metode time & motion study dengan ABC, maka perusahaan akan dapat mengendalikan dan mengukur produktivitas serta efsiensi biaya yang dilakukan karena