• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran yang diambil TNI AD untuk menjatuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran yang diambil TNI AD untuk menjatuk"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Berikut penelusuran penulis mengenai rentetan peran yang diambil TNI-AD untuk menjatukan pemerintahan Presiden Soekarno. Perlu penulis sampaikan bahwa usaha-usaha TNI-AD untuk mengganbil alih kekuasaan Presiden Soekarno sudah dimulai pasca terjadinya Gerakan 30 September 1965. Berbeda dengan KAMI yang dikemudian waktu ikut bergabung:

1. Setelah Men/Pangad Jenderal A.Yani gugur di tangan Gerakan 30 September, Pangkostrad Mayjend Soeharto mengambil alih kepemimpinan AD dengan restu Pangdam Jaya, Mayjend Umar Wirahadikusumah (Wakil Presiden Republik Indonesia keempat, yakni pada masa bakti 1983—1988, hadiah dari Mayjend.Soeharto ketika menjadi Presiden) dan perwira tinggi lain. Setelah itu, Mayjend Soeharto menawarkan jabatan Men/Pangad ke Jenderal A.H.Nasution tetapi ditolaknya. Dan pada akhirnya Presiden Soekaro mengambil alih jabatan tersebut dan menunjuk Mayjend Pranoto Reksosamudro sebagai

caretaker (pengurus) Pangad. Tetapi Mayjend Soeharto tidak

mengizinkan Mayjend Pranoto pergi ketika dipanggil menghadap Presiden. Ini bukti bahwa niat-niat untuk tidak loyalis lagi terhadap Presiden Soeharto sudah ada sehari setelah G30S.

2. Pada 6 Oktober 1965 Setelah Mayjend Soeharto menerima jabatan Men/Pangad secara sah, loyalis Presiden Soekarno yang sebelumnya ditunjuk menggantikan Jenderal Ahmad Yani yakni Mayjend Pranoto diamankan di markas KOSTRAD dan kemudian ditahan. Lagi, kewibawaan Presiden Soekarno mulai dipertanyakan.

3. Pada 16 Oktober 1965 ketika Presiden Soekarno bahwa peristiwa pembunuhan para jenderal merupakan "Gelombang kecil dalam samudera revolusi". Pernyataan ini merupakan kemenangan moral TNI-AD dan

(2)

4. Setelah Presiden Soekarno memecat Jenderal A.H. Nasution sebagai Menhankam/KSAB, mulai terjadi aksi-aksi unjuk rasa oleh KAMI dan KAPPI akibat tidak diwujudkan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satunya isinya ialah perombakan kabinet dari unsur-unsur komunis bukan menjadi pembersihan anti komunis, diantaranya Jenderal A.H.Nasution. Aksi-aksi demonstrasi yang tidak terkendali tersebut berujung pada keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)1966 atas usaha negosiasi dari perwira TNI-AD yakni Brigadir Jendral M. Supersemar. Ia menegaskan dirinya masih berkuasa penuh sebagai kepala eksekutif pemerintahan dan mandataris MPRS. Ia juga menegaskan, hanya dirinya yang berkuasa mengangkat menteri-menteri.

7. 18 Maret 1966, sejumlah 15 Menteri ditangkap atas desakan KAMI yang dieksekusi oleh TNI-AD. Menjelang akhir tahun 1966, para pememimpin TNI-AD menghantam mental Presiden Soekarno dengan menyeret temannya ke meja hijau, yakni:1

a) Berikut nama-nama ke 15 menteri tersebut:2

1. Dr. Soebandrio, Wakil Perdana Menteri I, Menteri Kompartemen Luar Negeri, Menteri Luar Negeri/Hubungan Ekonomi Luar Negeri.

2. Dr. Chaerul Saleh, Wakil Perdana Menteri III, Ketua MPRS. 3. Ir. Setiadi Reksoprodjo, Menteri Urusan Listrik dan

Ketenagaan.

4. Sumardjo, Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan.

5. Oei Tju Tat, S.H, Menteri Negara diperbantukan kepada Presidium Kabinet.

1Menghancurkan mental Presiden Soekarno dari dalam pemerintahan adalah tugas dan kerja dari TNI-AD. Baca:Pembagian kerja (jobs description) antara TNI-AD dan KAMI. Hal. 115.

(3)

6. Ir. Surachman, Menteri Pengairan Rakyat dan Pembangunan Desa.

7. Jusuf Muda Dalam, Menteri Urusan Bank Sentral, Gubernur Bank Negara Indonesia. mengurus masalah perbankan, yakni Jusuf Muda Dalam divonis mati setelah terbukti bersalah melakukan subversi, korupsi, mengimpor senjata secara illegal, dan memiliki enam istri, sesuatu yang betentangan dengan hukum Islam.

c) Soebandrio (Menteri Luar Negeri), bulan Oktober 1966 divonis hukuman mati.

d) Serangan militer selanjutnya kepada Presiden Soekarno terjadi bulan bulan Desember 1966, ketika Marsekal Omar Dhani yang mantan KSAU, diseret ke pengadilan.

Ketika baru membacakan beberapa nama anggota kabinet baru, ia berhenti dan minta Leimena melanjutkan pembacaan tersebut.

8. 27 Maret 1966 atas intervensi dari Angkatan Darat yang kuat dan sipil pro Angkatan Darat seperti Sri Sultan Hamengkubowono IX dan Adam Malik.3 Sri Sultan Hamengkubowono IX kelak akan menjadi sebagai

Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978) dan saat

itu menjabat Menteri Utama di bidang Ekuin. Sedangkan Adam Malik juga akan menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia ke-tiga 1978-1983

(4)

dan saat itu menjadi Wakil Perdana Menteri II (Waperdam II) sekaligus sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di kabinet Dwikora II. Ketika baru membacakan beberapa nama anggota kabinet baru, ia berhenti dan minta Leimena melanjutkan pembacaan tersebut.4

9. 20 Juni 1966, MPRS bersidang dan memilih A.H. Nasution sebagai ketua. MPRS kemudian mencabut gelar presiden seumur hidup dari Presiden Soekarno. Kemudia Presiden Soekarno menyampaikan pidato Nawaksara, yang kemudian ditolak MPRS karena dianggap tidak sesuai dengan permintaan rakyat mengenai klarifikasi keterlibatan Presiden dalam peristiwa Gerakan 30 September.

10.Sepanjang bulan Juli 1966, Soeharto bertindak membentuk kabinet dan membersihkan orang-orang pendukung Presiden Soekarno.

11.Bulan oktober 1966, MPRS meminta Presiden Soekarno melengkapi pidato Nawaksara. Nota, Nomor: Nota 2/Pimp/MPRS/1966, yang meminta kepada Presiden Soekarno untuk melengkapi laporan pertanggungjawaban sesuai keputusan MPRS No.5/MPRS/1966.

12.Pada 12 Januari 1967, Presiden Soekarno menyampaikan secara tertulis pidato Pelengkap Nawaksara. Ia mengatakan, peristiwa G30 S/PKI Karir politik Presiden Soekarno berada di ufuk senja, dan dia menghadapi ketidakpastian masa depan.5 Pada 7 Maret 1967, MPRS bersidang dan memutuskan untuk mencabut mandat dari Presiden Soekarno dan

4 Tim Lembaga Analisis Informasi (LAI). 2007. Kontroversi Supersemar dalam Transisi Kekuasaan Soekarno-Soeharto, edisi Revisi. Yogyakarta: MedPress. Hal. 15.

(5)

mengalihkannya ke Mayjend Soeharto. Dengan demikian Mayjend Soeharto menjadi Pejabat Presiden.

15.Dan akhirnya, hal-hal yang telah diusahakan oleh TNI-AD sejak tahun 1965 bekerjasama dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) berpuncak pada 27 Maret 1968, SK MPRS mengukuhkan Soeharto sebagai kepala negara.

Lalu mengapa hampir semua perwira militer TNI-AD dapat bersatu melawan Presiden Soekarno dibawah pimpinan Mayjend. Soeharto dan Jenderal A.H.Nasution? Jawabannya…,berikut analisa dari Edward Luttwak.6

Jika kita menghendaki seorang perwira Angkatan Darat dan memintanya untuk ikut serta dalam suatu kudeta, dia-asalkan bukan loyalis total-akan dihadapkan pada seperangkat pilihan, yang memiliki bahaya maupun peluang. Ajakan itu bisa saja hanya "pancingan" dari dinas keamanan untuk mengetahui loyalitasnya pada rezim. Ajakan itu bisa juga asli, tetapi bagian dari perencanaan yang tidak aman dan tidak efisien. Dan akhirnya, ajakan itu bisa datang dari suatu tim yang memiliki banyak peluang untuk berhasil. Seandainya ajakan itu hanyalah "pancingan", maka menerima ajakan berarti kehilangan pekerjaan bahkan lebih dari itu. Sedangkan kalau ajakan itu dilaporkan maka dia akan memperoleh imbalan untuk loyalitasnya. Kalau ajakan itu asli dia memiliki prospek yang belum pasti akan memperoleh keuntungan setelah kudeta berhasil, ketimbang keuntungan yang pasti kalau dia melaporkannya. Karena itu hal yang wajar bagi dia adalah melaporkan ajakan kudeta itu.

Hampir semua perwira TNI-AD menerima ajakan tersebut, maksudnya ajakan untuk melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno dibawa pimpinan Mayjend. Soeharto dan Jenderal A.H. Nasution, tidak sedikit perwira TNI-AD

(6)

tersebut menerima keuntungan dari Mayjend. Soeharto atas loyalitas mereka.7 Terjawab sudah mengapa setelah Presiden Soekarno jatuh dari jabatan sebagai presiden dan digantikan oleh Jenderal Soeharto maka dimulailah dominasi TNI-AD dalam segala aspek kehidupan bangsa Indonesia (Dwifungsi ABRI). Karena sebelumnya telah terjadinya sebuah bentuk kerjasama timbal-balik antar para perwira militer TNI-AD sebagai buah dari dalam menjatuhkan pemerintahan Presiden Soekarno seperti di ungkap oleh TIM Peneliti LIPI dan Edward Luttwak sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari ketika kawasan tersebut ISIS lebih fokus pada Eropa dimana populasi muslimnya saat ini dianggap signifikan dan merupakan kawasan yang paling cocok bagi ISIS

Dalam bahagian ini, imej Bintulu dipengaruhi merupakan min yang tertinggi ( 4.67 ) dalam kesan terhadap alam sekeliling. Hal ini demikian kerana masalah alam sekitar di Pasar Utama

Membaca Membaca teks teks percakapan percakapan dengan lafal dan dengan lafal dan intonasi yang intonasi yang

Kaison dipakai sebagai pondasi bangunan yang besar, bila cara pemotongan terbuka tidak dapat dipakai akibat adanya air yang naik atau endapan pada dasar   pondasi dan

Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak

Kerangka pikir yang digunakan dalam penulisan makalah ini mengacu pada konsep yang digagas oleh IEA-Bioenergy (2014) seperti yang disajikan pada Gambar 2 dimana pendayagunaan

Kadar air sampah digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan frekuensi pengumpulan sampah karena dengan mengetahui komposisi sampah yang terdapat dalam sampah,