• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah KWN tentang Konstitusi dan Perun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah KWN tentang Konstitusi dan Perun"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TENTANG

Konstitusi dan Tata Perundang-Undangan

Di susun oleh : Ilham Sepriadi :111.079 Welni :1411020042 Ayu prima Julita :1411020017

Dosen pembimbing : Erasiah, MA

JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

(2)

A.Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “constituer” yang berarti membentuk. Maksud dari istilah tersebut ialah pembentukan, penyusunan, atau pernyataan akan suatu negara. Dalam bahasa latin, “konstitusi” merupakan gabungan dua kata, yakni cume berarti “bersama dengan…”, dan statuere berarti “membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu”. Dengan kata lain, constitutio (tunggal) berarti menetapkan sesuatu secara bersama-sama, constitutiones berarti segala sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan Undang-Undang Dasar merupakan terjemahan dari istilah Belanda “Grondwet”. Kata grond berarti tanah atau dasar dan wet berarti undang-undang.1

Dalam terminology fiqh siyasah, istilah konstitusi dikenal dengan dustur, yang pada mulanya diartikan dengan seseorang yang memiliki otoritas, baik dalam bidang politik maupun agama. Dustur dalam konteks konstitusi berarti kumpulan kaidah-kaidah yang mengatur dasar dan hubungan kerjasama antar sesama anggota masyarakat dalam sebuah negara, baik yang tidak tertulis (konvensi) maupun yang tertulis (konstitusi). Dari berbagai konstitusi di atas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan konstitusi ialah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan term asuk dasar hubungan kerjasama antar negara dan masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.2

Sementara itu, pemikir-pemikir modern mendefinisikan konstitusi sebagai berikut:

Menurut James Bryce

Konstitusi sebagai suatu kerangka masyarakat politik (negara) yang diorganisir dengan dan melalui hukum.

Menurut C.F. Strong

Konstitusi dapat pula dikatakan sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintahan, hak-hak pihak yang diperintah (rakyat), dan hubungan diantara keduanya.

Menurut E.C.S Wade

Konstitusi adalah suatu dokumen yang meupakan kerangka dasar yang menampilkan sanksi hukum khusus dan prinsip dari fungsi-fungsi lembaga-lembaga pemerintahan negara dan menyatakan pula prinsip-prinsip yang mengatur cara kerja lembaga lain.

1 A. Ubaedillah,dkk. 2006.Demokrasi,Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:

Tim Indonesian Center for Civic Education(ICCE) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. hlm. 62.

2 Hasymi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Padang: Hayfa Press

(3)

Menurut Eric Barendt

Konstitusi adalah dokumen tertulis atau teks teks yang mana secara garis besar mengatur kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta lembaga negara lainnya.

Menurut Ronato R. Pasimio

Konstitusi dapat diartikan sebagai hukum dasar dari suatu negara yang yang berisi prinsip-prinsip sebuah pemerintahan dibentuk, pengaturan pembagian kekuasaan dan pedoman pengujian terhadap kekuasaan-kekuasaan tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas, konstitusi dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada para penguasa.

2. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu system politik.

3. Suatu deskripsi yang menyangkut masalah hak asasi manusia.

B. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Konstitusi

Secara garis besar, tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.3 Menurut Bagir Manan, hakikat tujuan konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi atau konstitualisme yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak lain.

Dalam berbagai literatur hukum tata negara maupun ilmu politik ditegaskan bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum negara.4 Karena itu ruang lingkup isi Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis sebagaimana dikemukakan oleh A.A.H Struycken memuat tentang :

1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau;

2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa;

3. Pandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu sekarang maupun untuk masa yang akan datang;

(4)

4. Suatu keinginan dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.

Sedangkan menurut Sri Soemantri dengan mengutip pendapat Steenbeck menyatakan bahwa terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi yaitu:

1. Jaminan hak-hak asasi manusia

2. Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar 3. Pembagian dan pembatasan kekuasaan.

Selanjutnya dalam paham konstitusi (konstitusionalisme) demokratis dijelaskan bahwa isi konstituasi meliputi:

1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum. 2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.

3. Peradilan yang bebas dan mandiri.

4. Pertanggungjawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi utama dari asas kedaulatan rakyat.

Keempat cakupan isi di atas merupakan dasar utama bagi suatu pemerintahan yang konstitusional. Namun demikian, indikator suatu negara atau pemerintahan disebut demokratis tidaklah tergantung pada konstitusinya.

Bagi Indonesia, kedudukan dan fungsi konstitusi juga memiliki peran penting, sebagaimana dijabarkan oleh Komisi Konstitusi MPR RI, yaitu:

1. Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional (national document).

2. Konstitusi sebagai piagam kelahiran baru (a birth certificate of new state).

3. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.

4. Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambing persatuan. 5. Konstitusi sebagai alat untuk membatasi kekuasaan.

6. Konstitusi sebagai pelindung HAM dan kebebasan warga negara. 7. Berfungsi mengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.

8. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan penyelenggaraan negara.

9. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli kepada organ negara.

10. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity and characteristic of nation)

(5)

Klasifikasi Konstitusi

K.C. Wheare sebagaimana dikutip oleh Dahlan Thaib, dkk., mengungkapkan secara panjang lebar mengenai berbagai macam konstitusi sebagai berikut :

1. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis

Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki

“kesakralan khusus” dalam proses perumusannya. Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang lebih berkembang atas dasar adat-istiadat (custom) daripada hukum tertulis.5 2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi kaku

Konstitusi fleksibel adalah konstitusi yang dapat diubah atau diamandemen tanpa adanya prosedur khusus. Sebaliknya konstitusi yang mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan atau amandemennya adalah konstitusi kaku.6

3.Konstitusi derajat-tinggi dan konstitusi tidak derajat-tinggi

Konstitusi derajat tinggi ialah suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara. Sedangkan konstitusi tidak sederajat ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat-tinggi.

4.Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan

Bentuk ini berkaitan dengan bentuk suatu negara;

5.Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan parlementer

Menurut C.F. Strong, terdapat dua macam pemerintahan presidensial di negara-negara dunia dewasa ini dengan cirri-ciri pokoknya sebagai berikut:

a. Presiden tidak dipilih oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau oleh dewan pemilih.

b. Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif.

c. Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kakuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan diadakan pemilihan.

Sedangkan sistem pemerintahan parlementer mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Kabinet yang dipilih oleh Perdana Menteri dibentuk atas berdasarkan

kekuatan-kekuatan yang menguasai parlemen.

(6)

b. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya, mungkin juga sebagian adalah anggota parlemen.

c. Perdana Menteri bersama kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.

d. Kepala negara dengan saran atau nasihat Perdana Menteri dapat membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakannya pemilihan umum.

C. Sejarah Perkembangan Konstitusi

Konstitusi sudah dikenal sejak bangsa Yunani yang memiliki beberapa kumpulan hukum (semacam kitab hukum pada 624-404 SM). Sejalan dengan perjalanan waktu, pada masa Kekaisaran Roma pengertian konstitusi mengalami perubahan makna ; ia merupakan suatu kumpulan ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh para kaisar, pernyataan dan pendapat para ahli hukum, negarawan, serta adat kebiasaan setempat selain undang-undang. Konstitusi Roma mempunyai pengaruh yang cukup besar sampai abad pertengahan yang memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham Demokrasi Perwakilan dan Nasionalisme. Dua paham inilah yang merupakan cikal bakal munculnya paham konstitusionalisme modern.7

Selanjutnya pada abad VII (zaman klasik) lahirlah Piagam Madinah. Piagam Madinah yang dibentuk pada awal masa klasik Islam (622 M) merupakan pokok tata kehidupan bersama di Madinah yang dihuni oleh bermacam kelompok atau golongan. Konstitusi Madinah merupakan satu bentuk konstitusi pertama di dunia yang telah memuat materi sebagaimana layaknya konstitusi modern dan telah mendahului konstitusi-konstitusi lainnya di dalam meletakan dasar pengakuan terhadap hak asasi manusia.8

Pada paruh abad XVII, kaum bangsawan Inggris yang menang dalam revolusi istana (The Glorious Revolution) telah mengakhiri bsolutisme kekuasaan raja. Akhir dari revolusi ini adalah deklarasi kemerdekaan 12 negara koloni Inggris pada 1776, dengan menetapkan konstitusi sebagai dasar negara yang berdaulat. Pada 1789 meletus revolusi di Perancis, instabilitas social di Perancis memunculkan perlunya konstitusi. Maka pada tanggal 14 September 1791 tercatat sebagai diterimanya konstitusi Eropa pertama oleh Louis XVI.9

Setelah peristiwa ini, maka muncul konstitusi dalam bentuk tertulis yang dipelopori oleh Amerika. Konstitusi tertulis model Amerika ini kemudian diikuti oleh erbagai negara di Eropa, seperti Spanyol (1812), Norwegia (1814), Belanda (1815). Hal yang perlu diingat

(7)

adalah bahwa konstitusi pada waktu itu belum menjadi hukum dasar yang penting. Konstitusi modern baru muncul bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi perwakilan.

D. Sejarah Lahir dan Perkembangan Konstitusi Di Indonesia

Sebagai negara hukum, Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Undang-Undang-Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang beranggotakan 62 orang, diketuai Mr. Radjiman Wedyodiningrat.10

Pada pembukaan sidang pertama, ketua BPUPKI menanyakan bentuk dasar negara Indonesia, tapi tidak ada satupun anggota yang menjawab dikarenakan bagi Indonesia yang akan menghadapi kemerdekaan, menyampaikan gagasan dasar negara menjadi hal yang cukup sensitif.

Kemudian dibentuklah panitia kecil atau panitia Sembilan untuk membicarakan dasar negara, membuat rancangan undang-undang, dan persiapan proklamasi Indonesia. Panitia kecil yang terdiri dari Sembilan orang tersebut merupakan wakil-wakil dari seluruh unsure partai, golongan, dan agam yang ada di Indonesia,yaitu :

1. Ir. Soekarno

2. Drs. Muhammad Hatta 3. Mr. Muhammad Yamin 4. Mr. Ahmad Soebardjo 5. Mr. A.A. Maramis 6. Abikusno Tjokrosujoso 7. K.H. Abdul Kahar Muzakar 8. K.H. Wahid Hasyim

9. H. Agus Salim

Pada tanggal 17 Agustus 1945 terjadilah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Maka pada tanggal 18 Aguatus 1945 di Jalan Pejambon Jakarta berlangsung sidang Pleno PPKI untuk mengesahkan dasar negara dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia serta memilih presiden dan wakil presiden.

Perkembangan Konstitusi Indonesia

(8)

a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949.

Konstitusi Negara Republik Indonesia yang pertama yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI adalah UUD 1945. Konstitusi UUD 1945 yang menjadi unsur utamanya terdiri dari Pembukaan UUD dan Batang Tubuh, menjadi sebuah konstitusi yang sebelumnya harus melalui sejarah yang cukup panjang. Dimulai dari terbentuknya BPUPKI sampai akhirnya UUD 1945 disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.

b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950

Pada tahun 1947 agresi I Belanda dan agresi II pada tahun 1948. Agresi ini mendorong Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia. Belanda mengkonsolidasikan kekuatan militer dan mencoba mendirikan negara-negara bagian di wilayah R.I.

Peristiwa ini akhirnya membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turun tangan dan mendesak agar diselesaikan melalui sebuah jalan damai, yakni konferensi antara Indonesi dan Belanda dengan melibatkan pihak ketiga, yakni BFO (Byeenkomst voor Federal Overleg/Federal Consultative Assembly), sebuah ikatan negara-negara bagian hasil bentukan Belanda. Konferensi tersebut akhirnya berlangsung di Den Haag, Belanda dengan nama Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 23 Agustus-2 November 1949.11 Hasil dari pertemuan tersebut adalah lahirnya Negara Republik Indonesia Serikat,dan rancangan undang-undang dasar untuk negara RIS mulai berlaku sejak tanggal 27 Desember 1949, diberi nama Undang-Undang Dasar RIS.

c. Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959

Negara RIS ternyata tidak bertahan lama, hal ini dibuktikan dengan bergabungnya 14 negara bagian ke negara bagian R.I. Proklamasi. Dengan peristiwa ini akhirnya negara RIS tinggal tiga negara bagian saja, yaitu R.I. Proklamasi, Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST). Pada tanggal 19 Mei 1950 ketiga negara sepakat untuk membuat negara kestuan,dan pada tanggal 17 Aguatus 1950 terbentuklah NKRI dengan menggunakan UUD yang masih bersifat sementara,dengan nama UUDS 1950. Di bawah UUDS 1950, pada tahun1955 pemerintah menyelenggarakan Pemilihan

11 Majda El-Muhtaj. 2009. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta:

(9)

Umum yang pertama kali di Indonesia. d. Periode 5 Juli 1959-21 Mei 1998

1. Era Orde Lama (ORLA) 1959-1966

Mulai pertengahan 1959 presiden Soekarno mencanangkan satu model demokrasi yaitu “Demokrasi Terpimpin”. Perjalanan demokrasi terpimpin tidak bertahan lama,konfilk-konflik antar komponen lembaga pemerintahan semakin menajam. Pada tanggal 5 Juli 1959 presiden Soekarno mengeluarka suatu dekrit yang membubarkan konstituante dan menyatakan berlaku lagi UUD 1945.

Di bawah Demokrasi Terpimpin situasi Indonesia memang bukan menjadi lebih baik,tapi malah ambruk disemua sector kehidupan. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI) menjadi akhir dari perjalanan politik presiden Soekarno. Jatuhnya legitimasi presiden Soekarno dalam memegang kekuasaan negara ditandai dengan dikeluarkannya Surat Perintah (SP) 11 Maret 1966 yang pada hakikatnya penyerahan kekuasaan dari presiden Soekrano kapada Soeharto.

2. Era Orde Baru (ORBA) 1966-1998

Gagalnya G 30 S/PKI dan turunnya Soekarno dari kekuasaan serta naiknya Soeharto sebagai pengendalian situasi kemanan dan politik di Indonesia, pengendalian pemerintahan praktis berada ditangan Soeharto. Di era ini konsentrasi penyelenggaraan sistem pemerintahan dan kehidupan demokrasi menitikberatkan pada aspek kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Soeharto resmi menjadi presiden yangp kedua melaluisidang istimewa MPRS pada tahun1967. Untuk kepentingan stabilitas nasional Orde Baru menyiapkan kebijakan dalam bidang politik dan pertahanan dengan menggunakan sistem Demokrasi Pancasila. Selama 32 tahun Orde Baru berkuasa, UUD 1945 telah berubah menjadi semacam kitab suci sakralyang tidak boleh disentuh perubahan,padahal UUD 1945 sendiri boleh diubah.

(10)

Setelah dua bulan Soeharto dan Habibie dilantik situasi ekonomi semkain memburuk. Akhirnya pada hari Kamis tanggal 21 Mei 1998 di ruangan Istana Merdeka, Presiden Soeharto menyampaikan pidato pernyataan berhenti jadi presiden RI dan sekaligus melantik BJ. Habibie jadi presiden RI menggantikan Soeharto.12

3. Era Reformasi 1999

BJ. Habibie memasuk semua unsur kekuatan politik kedalam kabinet pemerintahannya yang bernama kabinet reformasi. Pertanggung jawaban presiden BJ. Habibie ditolak pada sidang umum MPR yang menyebabkan Habibie mengundurkan diri. Kemudia MPR memilih K.H. A bdurrahman Wahid Megawati sebagai presiden dan wakil presiden.

E. Perubahan Konstitusi di Indonesia

Dalam sistem ketatanegaraan modern, terdapat dua model perubahan konstitusi yaitu :

renewel (pembaharuan) dan amandemen (perubahan). Renewel adalah sistem perubahan konstitusi dengan model perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan. Sedangkan amandemen adalah perubahan konstitusi yang apabila suatu konstitusi dirubah, konstitusi yang asli tetap berlaku. Dengan kata lain perubahan pada model amandemen teidak terjadi secara keseluruhan.13

Hal-hal yang mendasari perubahan konstitusi14,yakni: 1. Transisi Demokrasi.

2. Akibat tekanan depresi ekonomi.

3. Pembagian kekuasaan yang lebih tegas, sistem check and balances.

4. Penegasan HAM. 5. Pengaturan wilayah.

6. Penegasan penerapan pemilu.

Semua konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia menyebutkan dengan tegas bahwa demokrasi merupakan salah satu asas negaranya yang fundamental, tetapi di dalam kenyataannya tidak semua konstitusi melahirkan sistem yang demokratis.15

12 Hasymi,op.cit., hlm. 52-53 13 Ibid. hlm. 72

14 Efriza. 2009.Ilmu Politik, Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan. Bandung:

Alfabeta Bandung. Hlm. 189

15 Moh. Mahfud MD. 2003. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Jakarta: PT Rineka

(11)

Menurut Miriam Budiardjo, ada empat macam prosedur dalam perubahan konstitusi baik dalam model renewel (pembaharuan) dan amandemen, yaitu:

1. Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa syarat. 2. Referendum

3. Negara-negara bagian dalam negara federal. 4. Perubahan yang dilakukan dalam suatu konvensi.

Dalam perubahan keempat UUD 1945 diatur tentang tata cara perubahan undang-undang. Bersandar pada pasal 37 UUD 1945 menyatakan bahwa:

1. Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR.

2. Setiap usul perubahan UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.

3. Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR.

4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% ditambah satu anggota dari seluruh anggota MPR.

Dilakukan amandemen terhadap UUD 1945 karena ruh dan pelaksanaan konstitusi jauh dari paham konstitusi itu sendri. Alas an lain karena secara historis UUD 1945 memang didesain para pendiri negara sebagai konstitusi yang bersifat sementara dan ditetapkan dalam suasana tergesa-gesa.

Dalam sejarah konstitusi Indonesia telah terjadi beberapa kali perubahan atas UUD 1945. Sejak proklamasi 17 Agustus 1945, telah terjadi perubahan atas UUD negara Indonesia yaitu:

1. UUD 1945 (14 Agustus 1945-27 Desember 1949) 2. UUD RIS (27 Desember 1949-17 Agustus 1950) 3. UUDS RI 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959) 4. UUD 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999)

5. UUD 1945 dan perubahan I (19 0ktober 1999-18 Agustus 2000)

(12)

F.Lembaga Kenegaraan Pasca Amandemen UUD 1945

Secara umum sistem kenegaraan mengikuti pola pembagian kekuasaan dalampemerintahan sebagaimana yang dikemukakan oleh Montesquieu dengan teorinya yang terkenal yaitu trias politica. Menurutnya,pada setiap pemerintahan terdapat tiga jenis kekuasaan yaitu: legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Dalam perjalanannya, sistem ketatanegaraan Indonesia telah mengalami hingga empat kali sejak amandemen UUD 1945. Reformasi ketatanegaraan di Indonesia terkait dengan lembaga kenegaraan sebagai hasil dari proses amandemen UUD 1945 dapat dilihat pada tugas pokok dan fungsi lembaga tersebut,sebagaimana dijelaskan dibawah ini:

1. Lembaga legislatif

Dalam ketatanegaraan Indonesia, lembaga legislatif direpresentasikan pada tiga lembaga yakni,DPR, DPD, dan MPR.

DPR adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk UU. Sedangkan DPD merupakan lembaga baru yang terbentuk berdasarkan perubahan ketiga UUD 1945.

2. Lembaga eksekutif

Kekuasaan ekskutif, dimaknai sebagai kekuasaan yang berkaitan dengan penyelengga raan kemauan negara dan pelaksanaan UU. Dalam ketatanegaraan Indonesia, sebagaimana pada UUD 1945 bahwa kekuasaan eksekutif dilakukan oleh presiden yang dibantu oleh wakil presiden, seperti yang tercantum dalam pasal 1.

3. Lembaga yudikatif

Kekuasaan yudikatif berpuncaknpada kehakiman yang juga dipahami mempunyai dua pintu,yakni Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Amandemen UUD 1945 telah membawa perubahan kehidupan ketatanegaraan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman. Disamping perubahan mengenai penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, UUD 1945 juga mengintroduksi suatu lembaga baru yang berkaitan dengan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman yaitu Komisi Yudisial.

4. Badan Pemeriksa Keuangan

(13)

memiliki kewenangan memeriksa pengelolaan dan tanggung jwab keungan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.

G. Kerangka Implementasi Konstitusi/ UUD

Tata urutan perundang-undangan dalam kaitan dengan implementasi konstitusi negara Indonesia adalah meruapakan bentuk tingkatan perundang-undangan. Di awal tahun 1966, melalui ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Lampiran 2, disebutkan bahwa hierarki peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagi berikut:

1. UUD 1945 2. Ketetapan MPR

3. UU atau Peraturan Pemerintah Pengganti UU 4. Peraturan Pemerintah

5. Keputusan Presiden

6. Peraturan-peraturan pelaksananya, seperti: a. Peraturan Menteri

b. Instruksi Menteri c. Dan lain-lainnya.

Selanjutnya berdasarkan ketetapan MPR No. III Tahun 2000, tata urutan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. UUD 1945 2. Ketetapan MPR 3. UU

4. Peraturan Pemerintah Pengganti UU 5. Peraturan Pemerintah

6. Keputusan presiden 7. Peraturan Daerah

Penyempurnaan terhadap tata urutan perundang-undangan Indonesia terjadi kembali pada tanggal 24 Mei 2004 ketika DPR menyetujui RUU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (PPP) menjadi UU. Tata urutan perundang-Perundang-undangan dalam UU PPP ini sebagaimana diatur dalam pasal 7 adalah sebagai berikut:

(14)

2. UU/ Peraturan Pemerintah Pengganti UU 3. Peraturan Pemerintah

4. Peraturan Presiden

5. Peraturan Daerah, yang meliputi: a. Peraturan Daerah Propinsi b. Peraturan Daerah/Kota c. Peraturan Desa

Dengan dibentuknya tata urutan perundang-undangan, maka segala peraturan dalam hierarki perundang-undangan yang bertentangan dengan peraturan diatasnya, tidak bias dilaksanakan dan batal demi hukum.

Kesimpulan

(15)

sedangkan fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum negaranya.

Dalam sistem ketatanegaraan modern, terdapat dua model perubahan konstitusi yaitu : renewel (pembaharuan) dan amandemen (perubahan). Kontitusi merupakan media untuk terciptanya kehidupan yang demokratis bagi seluruh masyarakat.

Daftar Pustaka

Ubaedillah,A.,dkk. 2006. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(16)

Hasymi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Padang: Hayfa Press Padang.

El-Muhtaj,Majda. 2009. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Efriza. 2009. Ilmu Politik,Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung,.

KATA PENGANTAR

(17)

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat,nikmat serta hidayah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul

Konstitusi dan Tata Perundang-Undangan.

Salawat beserta salam penulis doakan dan di sampaikan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw yang telah berjuang membebaskan dari bangsa yang hidup dalam

kebodohan, sampai ke dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan seperti saat ini.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu orang tua harus menanamkan nilai-nilai yang sangat diperlukan bagi perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang

L i"temperhotikon tnulon Progrom Studi di lingkungon Fokultos Teknik Unlom lenlong Dosen Pengu$ Tugos Akhir/Iesis Mchosiswo SemeslerGenop Tohun Akodemik

Seventh Grade Junior High School Students’ Attitude Toward English Reading At. SMP Negeri 1 Adimulyo In Academic Year

Pada periode September 2015 – Maret 2016 terjadi peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin sebesar 14,18 ribu jiwa dengan perubahan 0,38 persen point..

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis, dari hasil observasi guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi guru dan murid selama

Pengukuran nilai RSS dari 4 access point yang digunakan di gedung POLITAMA utuk mendapatkan data yang akan diolah dengan motode fingerprint mengunakan algoritma

Contoh proses yang diperlihatkan dalam gambar di atas, operator mengoperasikan secara manual (dengan tangan) agar membuat variasi aliran air melalui variasi

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menguji pengaruh antara pengalaman kerja, lingkungan kerja dan kepuasan kerja dengan Kinerja karyawan CV.. Sarwo Agung Pati secara