• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KOMUNITAS III MODEL TEORI KONSEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KOMUNITAS III MODEL TEORI KONSEP"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KOMUNITAS III

MODEL TEORI KONSEPTUAL DOROTHEA ELIZABETH OREM

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. ABDULLAH TAMIM S (001 STYC 13)

2. ASRIATUN (011 STYC 13)

3. DWI PURNAWARNI (020 STYC 13)

4. HENI AGUSTINI M P (036 STYC 13)

5. KOMALA SARI (049 STYC 13)

6. MUHAMAD SHOHIB (065 STYC 13)

7. NI PUTU INTAN S (073 STYC 13)

8. REZA WAHYU ILHAMI (083 STYC 13) 9. SUCI HENDRA LESTARI (093 STYC 13)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1 MATARAM

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Teori Model Konseptual Dorothea Elizabeth Orem”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Komunitas III. Karena makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Agus Supinganto, Ners., M.Kes., selaku Ketua STIKES YARSI Mataram. 2. Indah Wasliah, Ners., M.Kep., Sp.Anak., selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan

STIKES YARSI Mataram.

3. Bq. Nur’ainun Apriani Idris, Ners., selaku dosen pembimbing akademik. 4. Raden Ahmad Dedy M, S. Kep., Ners., MNS., selaku dosen Mata Kuliah

Sistem Komunitas III.

5. Semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis membuat makalah ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa yang jelas agar mudah dipahami. Karena penulis menyadari keterbatasan yang penulis miliki, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar pembuatan makalah penulis yang berikutnya dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram, 31 Maret 2016

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.

(4)

adalah sama, tergantung bagaimana individu memenuhi kebutuhan itu. Bila kebutuhanya terpenuhi dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah, berbeda dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhanya makan akan mengalami deficiet.

Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami setiap klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori merupakan sebagai agen yang mampu membantu klien dalam mengembalikan peranya sebagai self care agency. Sistem yang di bangun dari tiga teori utama ini mampu menghasilkan kolaborasi pelayanan keperwatan yang unik, tidak hanya dari prosesnya, tapi juga dari hasilnya akan mampu membuat klien mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya.

Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan pada klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki pemahaman tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu pada pelayanan terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap individu agar mampu melakukannya secara mandiri.

1.2. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum :

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran konsep dasar teori keperawatan self-care dan penerapannya pada asuhan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan

2. Tujuan Khusus :

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :

a. Agar perawat yang bekerja di rumah sakit dapat menerapkan teori self-care pada klien dengan berbagai masalah kesehatan

b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang konsep teori orem

(5)

1.3. Manfaat

1.3.1.Bagi Mahasiswa

Agar mahasiswa dapat mengetahui Teori Model Konseptual Dorothea Elizabeth Orem.

1.3.2.Bagi Pendidikan

Sebagai kerangka acuan dalam pembuatan makalah Model Konseptual Dorothea Elizabeth Orem.

1.4. Ruang Lingkup

Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah Model Konseptual Dorothea Elizabeth Orem.

1.5. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik studi kepustakaan yang mengambil materi dari berbagai sumber buku dan melalui media internet.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

(6)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Keperawatan

Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.

Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri dari:

1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara. 2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air

3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan 4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi

(7)

6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) : pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial 7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko

pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat . 8. Promotion of Normality

2.2. Paradigma

1. Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah a. Klien

Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/ trauma atau coping dan efeknya.

b. Sehat

Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas struktural fungsi dan perkembangan.

c. Lingkungan

Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk di dalamnya tetapi tidak spesifik.

d. Keperawatan

Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan seft care yang mencakup integrias struktural, fungsi dan perkembangan.

2. Tiga kategori self care

Model Orem’s, meyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang disebutkan sebagai keperluan self care (sefl care requisite), yaitu

(8)

perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.

b. Development self care requisites kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.

c. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care.

Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu: 1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan

umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup, pembentukan dan pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaan dan peningkatan integritas fungsional.

2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di setiap periode dalam daur hidup.

(9)

Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu ada 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu: 1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan

keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi (sistem pengganti keseluruhan).

2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (sistem pengganti sebagian).

3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem dukungan/pendidikan).

2.3. Tujuan

Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :

1. Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.

2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.

3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan depenent (dependent care) jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan. 4. Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung

dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.

2.4. Konsep Utama

1. Universal Self-Care Requisites

Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :

(10)

c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan

d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social

g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.

h. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok social sesuai dengan potensinya

2. Developmental self-care requisites

Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:

a. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri b. Terlibat dalam pengembangan diri

c. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)

3. Health deviation self-care requisites

Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.

(11)

Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu. 4. Therapeutic self-care demand

Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :

a. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke pasien

b. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.

Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :

a. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia

b. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar pasien semaksimal mungkin.

5. Self Care Agency

(12)

6. Agent

Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.

7. Dependent Care Agent

Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain

8. Self Care Deficit

Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan pasien hampir semunay tergantung pada pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat. 9. Nursing Agency

(13)

10. Nursing Design

Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.

11. Sistem Keperawatan

Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien

2.5. Asumsi Dasar

Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :

1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan

2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya

3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional

2.6. Pernyataan-Pernyataan Teoritis

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya

1. Theory of nursing system

(14)

melatih/ meningkatkan self agency seseorang yang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan self care. Terdapat tiga tingkatan/kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self care pasien sebagai berikut :

a. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma. b. Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)

Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian. tindakan pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien sendiri. Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai indikasi yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan pada pasien – pasien dengan keterbatasan gerak, dan lain-lain

c. Supportif-Educative System

(15)

BAGAN 1 : BASIC NURSING SISTEM

Wholly Compensatory system

Partial Compensatory System

Sistem Dukungan-Pendidikan

2. Teori Self Care Deficit

(16)

perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

3. Teori Self Care

Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil dibandingkan dengan therapeutic self care demands sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya kebutuhan perawat (nursing agency) melalui sistem keperawatan.

a. Nursing Agency (Agen keperawatan)

Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawat dalam kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan anak atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga, memerlukan agar perawat memiliki kemampuan khusus yang memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain. Kemampuan khusus yang merupakan agen keperawatan.

(17)

Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.

c. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)

Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan mandiri dengan cara menggunakan metode– metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat–perangkat operasi atau penanganan.

d. Self–care (perawatan diri)

Self–care adalah suatu kontribusi berkelanjutan orang dewasa bagi eksistensinya, kesehatannya dan kesejahteraannya. Perawatan diri adalah aktivitas dimana individu – individunya memulai dan menampilkan kepentingan mereka dalam mempertahankan individu, kesehatan dan kesejahteraan.

e. Self–care deficit

(18)

Adapun kerangka konseptual dari teori ini secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

Penjelasan gambar:

Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti stres fisik dan psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih memberikan perawatan self care therapeutic. Nursing agency menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan layanan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

paien dalam pemenuhan kebutuhan self care

c. Memberikan support dan melindungi pasien

2.8. Konseptual Model Dorothea E. Orem dan Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat pendekatan dan metode utama yang digunakan yaitu metode memecahkan masalah secara ilmiah yang selanjutnya dikenal sebagai proses keperawatan (nursing process).

Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga tahap proses keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses teknologi dari praktek keperawatan. Tahapan tersebut meliputi: diagnosa keperawatan dan persepsi, mendisain sistem keperawatan dan perencanaan, dan memproduksi dan mengatur sistem keperawatan.

Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi

(24)

minat keluarga serta bentuk dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan keperawatan yang dilakukan perawat.

Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan pengumpulan data berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem yaitu: Status kesehatan perorangan, persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang, persepsi pasien/individu berkaitan kesehata dirinya sendiri, tujuan kesehatan berkaitan dengan konteks riwayat kesehatan, gaya hidup dan status kesehatan, kebutuhan pasien/individu terhadap self-care dan integritas/kapasitas pasien/individu melakukan self-care. Dari data-data dikumpulkan dan dikelompokkan kedalam area masing-masing, yaitu: Universal self-care requisites, developmental requisites dan healt-deviation sel-care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain data-data tersebut penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan orientasi pasien.

Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem dapat disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa pertanyaan dan menjawab hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah kebutuhan perawatan therapeutic pasien, sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien mempunyai self-care demand dan untuk memenuhi therapeutic self-care demand-nya, apakah sifat dan alasan hal tersebut, apakah pasien perlu dibantu untuk menahan diri menggunakan self care, apakah untuk melindungi perkembagan kemampuan self-care dari tujuan terapetik, dan apakah potensi pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang akan datang.

2. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan

(25)

self-care demand, dan mengatur latihan self-self-care agency, melindungi dan membantu self care agency.

Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan dan cara untuk mengimplementasikan sistem keperawatan dan berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan aktifitas tertentu saat perawat dengan klien beriteraksi.

3. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan,

Didalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk menghasilkan dan mengatur sistem keperawatan. Perawat selama berinteraksi dengan pasien, dapat melakukan perencanaan dan control dan tahap ini mengatur sistem keperawatan serta menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi therapeutic self-care demand dan mengatur latihan dan pengembangan kemampuan akan self-care.

Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: Membatu, menuntun, mengarahkan, menstimulus minat, mendukung, meregulasi, mengkoordinasi dan memonitor tugas self-care sehingga sistem perawatan dapat berjalan dengan optimal.

Bentuk perbandingan antara langkah-langkah proses keperawatan umum dan proses keperawatan self care care deficit (Orem): (Tabel 1)

Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem

1. Pengkajian dan Diagnosa Keperawatan

Tahap 1.

Diagnosa dan persepsi; menentukan mengapa perawat dibutuhkan. Menganalisa dan menginterpretasi – membuat keputusan yang berkaitan dengan perawatan.

2. Perencanaan

Tahap 2.

(26)

3. Implementasi 4. Evaluasi

Tahap 3.

Menghasilkan dan mengelola sistem keperawatan

(Sumber: Nursing Theories; The Base For Professional Nursing practice,Connecticut: Appleton dan Lange,h.109 dan Self-care Deficit Theory of Nursing; Concepts and Applications, St.Louis: Mosby h.106).

(27)
(28)

(Sumber: Nursing theories; The base for professional nursing practice.Connecticut: Appleton & Lange, h.112-113)

2.9. Kritik

Kritisi berdasar konsep model teori Orem dapat dibagi berdasar 3 aspek yaitu: 1. Penjelasan Komprehensif

Istilah self-care (perawatan diri) memiliki berbagai pengertian pada berbagai disiplin ilmu, Orem sendiri telah mendefinisikan terminologinya dan mengelaborasi substansi konsepnya sehingga berbeda dengan disiplin lainnya, namun tetap sejajar makna interpretasinya dengan yang lain. 2. Simpulan

Teori Orem didefinisikan dan digunakan secara konsisten dalam berbagai pengalaman. Teori Self Care Deficit Orem secara umum terdiri atas 3 komponen, yaitu self care (perawatan diri), self care deficit (deficit perawatan diri), dan sistem keperawatan. Model teori keperawatan self care deficit merupakan sintesis pengetahuan mengenai delapan penjelasan yang termasuk di dalamnya perawatan diri (self care) dan ketergantungan, agen perawatan diri, Kebutuhan terapi pemenuhan perawatan diri, deficit perawatan diri, agen tenaga keperawatan, dan sistem keperawatan.

Keterkaitan antar komponen penjelas ini direpresentasikan melalui model diagram yang telah dijelaskan sebelumnya. Kedalaman dari perkembangan konsep memberikan kompleksitas teori yang penting untuk dijelaskan dan dipahami oleh praktisi disiplin ilmu.

3. Generalisasi

Orem menyatakan sifat umum/ universalitas dalam teorinya adalah bahwa teori self care deficit ini bukan suatu penjelasan tentang individualitas dalam suatu praktik keperawatan, namun lebih pada pengalaman konseptualisasi pada seluruh kasus keperawatan. Model teori ini terikat pada praktik keperawatan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan dan proses belajar mengajarnya.

(29)

Teori Orem telah digunakan dalam bidang penelitian baik secara metode kualitatif maupun kuantitatif. Teori Orem secara jelas dapat didefinisikan dan diukur walaupun instrumennya belum dikembangkan untuk semua komponen penjelas. Hasil bukti empiris tergantung pada definisi operasional yang dibangun oleh para peneliti. Lebih dari itu, nilai-nilai dari komponen teori tidak konstan selama berada di populasi. Defisit perawatan diri merupakan suatu fungsi dari kebutuhan akan perawatan diri dan faktor-faktor kondisi dasar. Teori ini dianggap penting dalam rangka mengembangkan instrument pengukur kebutuhan akan perawatan diri. Metode yang paling sesuai dalam menyelidiki teori ini dan begitu pula bagi teori-teori lain adalah melalui evolusi. Metodologi penelitian secara etnografik, hermenetik (interpretasi penjelasan), fenomenologi, dan kuantitaif pernah digunakan untuk menguji teori self-care deficit maupun sebaliknya, teori self-care deficit digunakan untuk menguji fenomena-fenomena klinis. Teori ini telah terbukti berguna dalam memperluas hipotesis dan memperkuat badan ilmu (body of knowledge) keperawatan.

Teori ini juga berguna dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan diberbagai jenjang (Hartweg, 2000, dikutip oleh Tomey & Alligood, 2006). Orem telah menunjukkan pandangan melalui teorinya untuk praktik keperawatan, pendidikan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Teori ini juga dapat digunakan pada situasi yang melibatkan keluarga dan komunitas.

(30)

PENUTUP

3.1. Simpulan

Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.

(31)

sisi self care agency nya.maksudnya tidak langsung diberikan pemenuhan kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu sendiri.

3.2. Saran

1. Untuk dapat menerapkan model konsep/teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang terapeutik, karena masing-masing teori mempunyai penekanan-penekanan tersendiri

2. Untuk mampu menerapkan teori ini perawat harus mampu mengkaji secara tepat yang mana pasien yang membutuhkan bantuan perawat mana pasien yang mampu memenuhi kebutahannya sendiri. Karena menurut teori ini. manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk menentukan tingkat bantuan yang diberikan. pasien mempunyai potensi untuk berpartisipasi dalam perawatan dirinya pada tingkat kemampuannya.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Alligood-Tomey, A. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition. Toronto: Mosby

Aziz Alimul H, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Bridge J, et all. Dorothea Orem’s Self Care Deficit Theory. Troy University. Diunduh 18 Mei 2010

George, J.B. (1995). Nursing theories: The base for professional nursing practice. Fourth edition. Connecticut: Appleton & Lange.

Marriner, A. (2004). Nursing Theorists and Their Work.(Ismail Ekawijaya, penerjemah). Toronto : The Cosmoby (Buku Asli Diterbitkan 1986)

Orem, Dorothea. 2007. Dorothea Elizabeth Orem Made Nursing Theory. “Exciting, Realistic, and Usable”. www. Diosav.org. Diunduh 18 Mei 2010

Tomey, A,M (2006). Nursing theorists and their work,6th edition. St, Louis, Missouri; C.V. Mosby Company

Referensi

Dokumen terkait

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah sebuah sistem yang meliputi struktur, proses, dan nilai profesional yang memungkinkan

Kedua teori ini akan digunakan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian pertama dalam penelitian ini, yaitu bagaimana praktek geowisata yang berlangsung,

semakin terbiasa untuk lebih disiplin dalam menjawab pertanyaan. Pada tahap pengelompokan, suasana terlihat tidak kondusif hal ini disebabkan oleh pengkondisian kelas

Untuk mengurangi kecemasan orang tua, perawat dapat menggunakan teori hubungan interpersonal dari Peplau dalam memberikan asuhan keperawatan pre-operasi kepada orang

Hal ini dikarenakan bahwa banyaknya perawat melaksanakan asuhan keperawatan memiliki pendidikan, motivasi kerja, beban kerja dan pelatihan yang mendukung terciptanya kinerja

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Patricia Banner difokuskan pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan. Dimana kewenangan perawat klinis di Rumah Sakit

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:  Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam