• Tidak ada hasil yang ditemukan

kamis 02 Juli 2009 BENTURAN IDEOLOGI DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kamis 02 Juli 2009 BENTURAN IDEOLOGI DAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

kamis, 02 Juli 2009

BENTURAN IDEOLOGI DAN PRAGMATISME pada naskah drama

Domba-Domba Revolusi

PENDAHULUAN

Sularto tertarik dalam dunia lakon pada awal dasawarsa 60-an. Dimana naskah ini diperkenalkan pertama kali pada saat itu. Yang mana pada tahun itu memberi semacam gangguan pada dunia kesenian. Semasa pra-Gestapu, Lekra mempolemikkan naskah ini karena dianggap mengejek pemerintah dan kritis terhadap kekuasaan. Naskah ini bercerita tentang peristiwa dalam kehidupan masyarakat yang dialami oleh soerang pengamen keroncong setengah baya ini menjadi inspirasi bagi Sularto dalam menulis naskah drama Domba-domba Revolusi. Yang kemudian dimuat oleh majalah sastra pada tahun 1962.

Domba-domba Revolusi ditulis dengan gaya sketsa sama seperti gaya Sularto dalam menulis cerpen. Karena baginya, teknik penulisan cerpen gaya sketsa sesederhana teknik melukis sketsa, nuansa yang memancing tanda tanya sebagai sentuhan estetis maupun renungan filosofis menjadi tidak diperlukan.

Peristiwa ini diriwayatkan oleh pengamen keroncong setengah baya yang tidak sempat ditanyai namanya oleh Sularto. Jadi Sularto tidak melihat sendiri kejadiannya. Pengamen menceritakan pengalamannya selama perjuangan fisik yang terjadi pada tahun 1948.

Si pengamen mengalami peristiwa yang cukup dramatis ketika menginap pada sebuah losmen di kota yang sedang dikepung oleh para tentara Belanda selama beberapa hari. Ia mencintai seorang wanita pemilik losmen tersebut dan sempat melayang nyawanya. Hal ini mebuatnya ikut angkat senjata melawan pasukan tentara Belanda, secara tidak langsung menimbulkan semangat

patriotiknya. Namun ia tidak ingin menyebut dirinya seorang partisan maupun orang berjasa. Pengamen ini begitu rendah hati sehingga dalam Domba-domba revolusi disebut sebagai seorang penyair. Inilah eksistensi seniman sebagai seorang yang rendah hati

PEMBAHASAN

A. SINOPSIS

Drama Domba-domba revolusi ini mengetengahkan lima orang dalam satu babak, para

pelakunya yaitu perempuan, penyair, petualang, politikus, pedagang yang terdampar pada sebuah losmen di kota yang sedang dikepung tentara Belanda dan hampir direbut pada tahun 1948.

(2)

Sedangkan perempuan pemilik losmen tersebut adalah tokoh baik-baik namun terpaksa membunuh juga demi keselamatannya. Hanya penyairlah yang paling dianggap benar, berani, suci seolah menjadi perlambang cita-cita revolusi tersebut.

Bermula ketika beberapa orang terjebak dalam sebuah losmen di sudut kota yang sedang dilanda perang. Situasi yang serba sulit, ruang gerak yang terbatas. Tidak ada yang berani keluar dari losmen guna mencari informasi tentang perkembangan situasi di kota selain si penyair. Mereka hanya memikirkan bagaimana mendapat keuntungan dari situasi yang sedang terjadi. Konflik di antara mereka semakin rumit setelah mulai tumbuh benih-benih asmara antara si penyair dengan si perempuan pemilik losmen.

Di saat si penyair meninggalkan losmen, si petualang menggunakan segala kelicikan dan memanfaatkan situasi yang terjadi itu. Petualang menghasut seluruh penghuni losmen dan mempropaganda. Timbullah permukaan konflik, amarah dan rasa curiga kepada para penghuni losmen. Polemik hadir dan memperburuk suasana, membunuh atau terbunuh, menjebak satu sama lain, menjadi jargon yang dihembuskan suara-suara dusta kelicikan dari si petualang.

Dalam kondisi seperti itu tetap saja tak dapat menolak kehadiran benih-benih cinta anata si penyair dengan perempuan pemilik losmen. Bukan hanya pujaan hatinya yang mati diberondong senapan serdadu musuh tapi tak disangka ternyata perempuan yang dicintainya tadi tak lain adalah ibu dari si penyair. "Tuhan, ampunilah arwah mereka yang kubunuh dan akan membunuh aku, ampunilah arwah domba-domba revolusi yang sesat."

B. UNSUR INTRINSIK DALAM NASKAH

Drama ini terkesan melodramatik. Dari segi premis, Sularto mantap dengan tema “Terpaan keadaan gawat, akan menampilkan keaslian mental dan kualitas manusia. Yang emas tetap emas. Yang loyang, tetap loyang”. Penulisan lakon dalam Domba-domba revolusi dititikberatkan dalam segi dialog, jadi bahasanya teramat verbal. Unsur suspence dan climax kurang terasa hidup akibat verbalistik dalam pelukisan cerita.

Pelakunya di dalam lakon tersebut hanya ditampilkan secara en profil. Jadi tidak tersedia pendalaman satu-persatu watak pada setiap pelakunya. Memerlukan tempo kurang lebih satu bulan untuk merampungkan lakon pertama. Itupun setelah bagian akhirnya dirubah beberapa kali, namun secara keseluruhan bobotnya masih terasa ngambang, dan inilah hasil maksimal yang bisa dicapai oleh sebuah lakon bergaya sketsa.

C. PENAFSIRAN HERMENEUTIK DOMBA-DOMBA REVOLUSI

Dunia politik adalah tempat yang paling tepat untuk menunjukkan benturan yang hebat antara idealisme dan pragmatisme. Karena politik merupakan ajang benturan idealisme dan

pragmatisme seseorang. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh para politikus dimana idealisme dan humanisme diperjualbelikan demi kepentingan pragmatisme seseorang.

(3)

uang dan sembako kepada masyarakat bawah dengan imbalan jika mereka mau memilih salah satu nama partai tersebut. Para petinggi menjanjikan kemerdekaan bagi rakyatnya. Padahal dibalik semua janji para petinggi itu bisa jadi hanyalah dusta semata demi kepentingan individu yang dapat merugikan masyarakat pada umumnya. Inilah bentuk benturan idealisme dan

pragmatisme seseorang dalam kondisi terjepit yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

Perpaduan unsur karya sastra pada masa lampau dan sekarang dalam hal kebudayaan dimana politik ikut mencampurinya. Dahulu kala apabila ada karya sastra yang menjadi kontroversi tidak akan diterbitkan bahkan dimusnahkan. Berbeda dengan sekarang, bagaimanapun bentuk karya sastra itu bisa lebih diterima dan tidak ada batasan dalam berkreasi karena sekarang

pemerintahan kita cenderung demokrat. Menyindir politik pemerintah, itulah yang disampaikan kepada publik melalui Domba-domba Revolusi ini.

D. KONTROVERSIAL DOMBA-DOMBA REVOLUSI

Berkat Domba-domba Revolusi ini Sularto menjadi selebritis korban dalam perbalahan Manifes Kebudayaan vs Lekra. “B. Sularto adalah pengarang Sastra jang djadi bulan-bulanan sasaran Lekra semasa pra-Gestapu, karena tjerita-tjeritanya jang sini(s) terhadap tindak tanduk PKI. Antaranja jang dihebohkan mereka ialah tjerpennja ‘Perdamaian’ dan ‘Tanah’, dan terutama dramanja ‘Domba-domba Revolusi’, jang dimuat dalam madjalah Sastra tahun 1962.” ( “Mr. Johny” di majalah Sastra, Th. IV No. 4, November 1967)

Pada tahun 1962, Lakon ini memperoleh penghargaan Hadiah Sastra, namun menimbulkan kehebohan yang sangat hebat dikarenakan isinya. Naskah inii dituduh kontra revolusioner, reaksioner, dan a nasional. Sehingga pengarang mendapat tuduhan yang sangat serius pada masa itu, Sularto dicap sebagai pengarang kontrarevolusi.

Berbeda dengan pendapat umum. Dalam waktu dua bulan sesudah diterbitkan, lakon yang dianggap kontroversial ini telah dipanggungkan sebanyak 20 kali pementasan. Kepopularitasan lakon pada saat itu menjadi rekor dalam sejarah pentas Indonesia. Akan tetapi kesuksesan ini tidak lama. Pada tahun 1963, redaksi majalah Djaja memberitahukan bahwa rencana pemuatan Domba-domba Revolusi sebagai novelet dibatalkan karena statemen PWI Pusat (Djawoto-Karim DP) menyatakan bahwa Domba-domba revolusi termasuk kontra revolusi dan tidak layak terbit.

Pada tanggal 16 Januari 1963, PWI jelas tegas melarang pementasan drama Domba-domba Revolusi. Dan tahun berikutnya naskah ini dikembalikan dari PN Balai Pustaka. Sejak saat itu lakon yang dianggap kontra revolusi ini tidak dapat dipentaskan karena tida memperoleh izin pentas di seluruh tanah air.

Pada tahun 1966, nasib baik memihak Sularto. PN Balai Pustaka mengubah sikap dan meminta Larto agar naskah lakon tersebut segera dikirimkan guna diterbitkan. Apalagi setelah Lekra digulung masa aksi karena didakwa sebagai underbouw PKI.

(4)

kelompok manapun. Dan konsistensi tersebut cukup membuat Sularto merasa kerepotan.

Sinar Harapan edisi 26 memuat secarik surat pembaca kiriman Purnawan Tjondronegoro yang berjudul “Soelarto bukan Tokoh Manikebu” yang berisikan tanggapan atas pementasan naskah karya Soelarto yang berjudul “Suara Mati di Halim”.

Dalam surat ini dituliskan bahwa Soelarto yang disebutkan sebagai seorang tokoh Manifes Kebudayaan tidaklah benar. Bahkan Soelarto dituduh bahwa ia mengikuti segala warna yang ada di Indonesia. Dan dianggap bahwa ia pernah dekat dengan Lekra. Hal ini membuat Soelarto merasa harus membela dirinya atas tuduhan tersebut.

Pada dekade 80-1n, ia membela diri dan menyatakan bahwa ia tidak bersedia ikut

menandatangani dokumen pernyataan yang mendukung manifestasi kebudayaan tersebut. Dan oleh beberapa orang disalahtafsirkan.

Soelarto yang tidak sudi dipertalikan dengan Lekra, ia bersama Taufiq Ismail menyunting Prahara Budaya yang berisikan tentang pertikaian antara Manifes Kebudayaan dan Lekra. Buku tersebut merupakan serangan terhadap Lekra. Bukan eksponen Manifes, akan tetapi Soelarto bersimpati kepada kelompok yang memenangkan salah satu perbantahan sastra yang paling gaduh di Indonesia.

PENUTUP

Domba-domba revolusi merupakan kisah tentang manusia yang berada dalam situasi dan kondisi terjepit. Dimana pada saat itulah watak manusia terlihat sebenarnya. Benturan hebat antara idealisme dan pragmatisme berajang politik yang dapat membuat perilaku seseorang mudah terpengaruh.

Inilah sindiran politik bagi pemerintah karena dahulu kala apabila ada karya sastra yang menjadi kontroversi tidak akan diterbitkan. Namun sepeninggalan Soelarto, sastra Indonesia tengah didefinisikan kembali.

Apa yang dinamakan sastra kini tidaklahseperti sastra pada zaman Soelarto yang didukung oleh sekian banyak majalah sastra dan kegemaran terhadap ideologi tertentu. Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa sastra tidak perlu lagi dibebani dengan logosentrisme seperti kebudayaan nasional, kepribadian bangsa, keadilan maupun kebenaran.

Domba2 revolusi

Sumardjo, Jakob. 1992. Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. PT Citra Adithya Bakti: Bandung. DOMBA-DOMBA REVOLUSI

(5)

PEREMPUAN :Siti Sarah Rayhana PEDAGANG :Bintang Nalan Yuda

Di suatu pagi,Sekira jam delapan tiga puluh menit,Si Penyair sudah tiba kembali di Losmen setelah keluar untuk mencari berita tentang keadaan di luar sejak pagi-pagi.

Diamengambil tempat duduk seenakknya di ruang tamu Losmen yang terletak di bagian

depan.Tatkala dia sedang enak mencari nada-nada dan lirik syaire lagunya,Muncullah S Pmilik Losmen dari pintu luar dalam dia yang dibalas senyum olen Penyair.Dengan senyum sejuk serta anggukan kepala sambil mmenerima hidangannya.

PERMPUAN Sudah kuduga,bung Tentu pulang dengan selamat seperti kemarin pagi.Kalau bung keluar,aku selalu cemas-cemas harap.siapa tahu…Bung ditimpa malang.Maklumlah dalam keadaan begini ada peluru yang sering jatuh salah alamat.

PENYAIR :Itulah yang menjadi aku kagum.

PEREMPUAN Bahwa bung selalu selamat selama ini ?

PENYAIR :Bukan,bukan itu.sebab terus terang saja,aku sendiri sebenarnya tidakbegitu peduli dengan keselamatanku.

PEREMPUAN Aneh…

PENYAIR :Kedengarannya memang aneh.Akan tetapi,Begitulah…

PEREMPUAN Lalu apa yang anda kagumi ?

PENYAIR :Pernyataan saudari tadi.

PEREMPUAN Aku tidak mengerti.coba jelaskan…

PENYAIR :Maksudku pernyataan saudari itu. . . .

PEREMPUAN Ya..Mengapa ??

PENYAIR :Hikmahnya terasa begitu puitis.

PEREMPUAN Apa itu Pu-i-tis ???

Penyair menaruh buku dan harmonikanya lalu minum wedang beberapa

(6)

PENYAIR :Hemm. . .Bagaimana cara aku untuk menjelasakan.

PEREMPUAN :Apa tidak dapat bung menjelaskan dengan cara-cara yang sederhana saja ??

PENYAIR :Hemm..Begini.Maksudku pernyataanmu tadi mengandung unsure-unsur rasa kasih saying begitu murni.

PERERMPUAN :Oo Begitu ??

PENYAIR :Ya..Begitu.Dan baru pertama kali aku merasa bahwa ada seseorang yang menaruh perhatian terhadap keselamatan diriku.Dan yang memperhatikannya adalah Wanita.

PEREMPUAN :Ah Bung ini bicara yang bukan-bukan saja.

PENYAIR :Tapi bagiku tidak.Pernyataan barusan tadi adalah kata hati yang tulus..Bukan Omong iseng.Benar Demikian….?

PEREMPUAN :Ya,ya bung tentu saja bias bicara demikian.Kan bung sekarangh sudah jauh dari anak dan istri.Jadi,Sudah wajar kalau bung lalu dijangkiti rasa kesepian.Bukan maksudku merendahkan martabat lelaki,Tetapi naluri lelaki begitulah pada umumnya.

Penyair hanya Tersenyum sambil tertawa kecil…

PENYAIR :Ketahuilah,Jangankan beristri,Berpacaran pun aku belum.Namun,aku dapat

mmemahami kalau saudari akan sulit mempercayai omonganku tadi.Sebab sudah menjadi Naluri wanita,Selalu penuh Prasangka.

PEREMPUAN :Bukankah itu naluri yang baik.tapi baiklah,Omongan Bung Tadi Kuanggap saja benar.Dan bagaimana keadaan diluar sana Bung.. .?

PENYAIR :Haa. . .Pintar juga mengelak bicara ya. . .jika keadaan di luar sana menarik perhatianmu,Baiklah.Keadaan di luar tambah gawat.kota ini praktis dikosongkan sama

sekali.Beberapa regu tentara dan Laska yang kemarin masih berjaga di beberapa tikungan jalan raya,,kini sudah Lenyap.

PEREMPUAN :Sedang menyusun strategi rupanya mereka. . .?

PENYAIR :Semoga saja,aku tak yakin akan ketahanan kota tengah ini.Seperti yang kau tahu saja,sekarang hanya kau yang mau dan mampu untuk tetap tinggal di kampong halamanmu ini.Kota ini Nyaris Mati . . . . .

PEREMPUAN :Aku tak punya banyak pilihan…(Melihat kearah lain)

(7)

DIAM. . . . .(Penyair menyelurup wedang jahenya)

PENYAIR :Terkadang hidup pemurah untuk memberikan banyak pilihan.Tapi untuk saat ini,Di tengah kegetiran masa depan yang terasa sejengkal lagi.Dan di kota Tengah yang kurasa sudah mati tanpa pengharapan,Kita tak mempunyai banyak pilihan,Waktu mendesak sesak,,Tempat semakin sempit saja,Waktu mendesak sesak,Terhimpitt. . . !!!

PEREMPUAN :Ya..Kau benar.tak banayk yang dapat kita perbuat.Kata-kata Penyair selalu menghujam dan tepat sasaran,Mengungkap seolah ia saksi di dalamnya.

PENYAIR :Aku hanya mengatakan apa yang aku rasakan sekarang.Di luar sana kota ini seakan bisu,mereka cepat sekali bertindak membuat kita tak dapat berkutik dan. . . .

Tiba-tiba Pedagang masuk

PEDAGANG :Astaga. . . .Aku menemukan sesuatu. . . .(dengan nafas terengah-engah)

PEREMPUAN :Ada apa ? Pertanda bahayakah. . .??

PENYAIR :Ada yang mengikutimu ?(Sambil memeriksa keadaan luar)

PEDAGANG : (Menggeleng). . .Tidak.

PENYAIR :Masuk dan tutup pintunya.jadi apa yang kau lihat ? yang kau temukan itu ?

PEDAGANG :Tak jauh dari sini,tepatnya diblok seberang kiri seberang rumah ini,ada tempat penyimpanan senjata para tentara itu.Katamu daerah ini jauh dari tempat operasi mereka ? Meskipun mereka membela kota ini,Tetap saja berbahaya untuk kita,Untuk kepercayaan mereka.

PEREMPUAN :Entahlah..Aku yakin daerahku ini paling ujung di pelosok,mereka tak mungkin membentuk pertahanan ketat di daerah ini.Seharusnya dimuara perbatasan selatan.Logikanya begitu. . .

PEDAGANG :Apa mungkun ini bukan persiapan pertahanan atau melainkan penyerangan. . . .??

PENYAIR :Kau gila. . .?? Habislah Kita. . .!!!Jarak kita dengan tempat penyimpanan itu hanya tak sampai 1000 langkah.Cepat atau lambat mereka akan menemukan kita.

(8)

sadarkah kalian kita hanya bertiga disini. . .??

PEDAGANG :Tenang. . . .Tenang. . . . .Tempat itu tak berpenjega.Aku sudah berkeliling memeriksanya.

PEREMPUAN :Sebentar. . .berkeliling . .? Memeriksanya . . ?Kau katakan tadi pagi bahwa kau tak berani untuk melihat keadaan di luar.Kau lebih memilih menjaga dirimu sendiri.Tapi kau berkeliling dan memeriksanya. .?

PENYAIR :Dalam desakan dan kemiskinan kali ini akal semakin cerik saja,Kau berniat untuk memperjual bellikannya ?? tak berotak dan meras berotot kau rupanya. . .?

PEDAGANG :Aku hanya berusaha bertahan hidup dengan caraku.Dan, ,Hanya ini yang aku bias.

PEREMPUAN :Masuk akal begitu ?? Siapa yang akan membeli ?? dan pastilah para vtentara akan curiga dengan barang-barang jualanmku kelak !! Bodoh kau. . . .

PEDAGANG :Kau tak berfikir,,Kita hidup dengan apa . . .? ?

PEREMPUAN :Kau masih berfikir dengen perutmu !?.Kau tidak berfikir tentang keselamatan kita ??.

PEDAGANG :Masih untung aku memikirkan perut-perut kalian,tenaga kalian,untuk kta juga bertahan !!.

PEREMPUAN :Hei Kau. . . . Kau Pikir tindakanmu hanya beresiko untuk diorimu saja. .? Arghh. . . .bodohnya Kau, , ,

Jika kau mengambil barang-barang itu,Kau jual pada tentara musuh,Maka mereka akan

menguasai kota tengah dan mengalahkan tentara-tentara kita.Menguasaikota tengah,Musuh jelas merugikan tak lebih baik dari paenguasa tyang sekarang.Maka tempat ini. . .Losmen ini. . .Tak tahu akuy akan diapakan.

PADAGANG :Itu. . . .

(9)

Pedagang Terdiam . . . .

PENYAIR :Sudahlah . . . .ini takkan berakhir.Kau (Menunjuk Pedagang) Cobalah Berfikir rasioonal,Gunakan Otakmu Itu.

PEREMPUAN Kau . . .(Menunjuk Pedagang) Bahaya !! Bahaya Semua,Resiko kau,Resiko kita ! Coba Kau berpikir.

PEDAGANG :Baik . . .Aku mengerti !.

PERERMPUAN :Lalu sebaiknya. . . .

PENYAIR :Jarak tentara dekat sekali dengan kita,Kita ada dalam bahaya,sekalipun mereka membela kita ! tapi Kita ingin terbebas darinya bukan . . . ?.Tapi. . .Tak mungkin rasanya.”

PEREMPUAN :Jadi maksudmu ?

PEDAGANG :Kita. . . .

PEREMPUAN :Kita ikut di dalamnya.Dalam mempertahankan kota tengah ?

PEDAGANG :Begitu maksudmu . . . ??

PENYAIR :Ya. . .Tepat sekali,tak ada jalan lain,Setidaknya kita dapat dipercaya.

Suara Bom,Tembakan,Derap langkah Tentara membuka Pintu Losmen terbuka dengan kerasnya. . . .

Referensi

Dokumen terkait

Setelah organ-organ reproduksi istirahat selama 24 bulan atau selama 2 tahun, maka diharapkan semua organ –organ reproduksi ibu akan kembali seperti sebelum

A significant correlations between zinc levels, hemoglobin level and socio-economic status with the STM scores were observed (p<0.05), whereas nutritional status was

Kesimpulan dari penelitian menujukkan bahwa terdapat hubungan merokok dengan kesehatan gigi dan mulut pada pria dewasa di Desa Poyowa kecil, Kecamatan Kotamobagu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Priya, Swati, dan Vilasrao (2013), bila karbon tetraklorida dengan dosis 2,0 mL/kg diberikan secara intraperitonial pada tikus

Kita tidak tahu berapa banyak orang yang BERARTI dalam hidup kita ; sampai saat kita sadar bahwa kita MERINDUKAN kehadiran mereka.. Sahabat sejati lebih mudah ditemui ketika

Kesantunan Berbahasa dalam Komunikasi Perawat di Rumah Sakit Pertamina Tanjung. Kesantunan sangat penting dalam sebuah komunikasi untuk menjaga keharmonisan dan menghindari

Syarat yang harus dipenuhi oleh LSM yang bertindak sebagai wakil dalam pengajuan gugatan legal standing pada perkara hukum perlindungan konsumen di Indonesia yaitu LSM

Pelaksanaan kewenangan Majelis Kehormatan Notaris dalam memberikan persetujuan maupun penolakan pemeriksaan atau pemanggilan Notaris terkait adanya dugaan tindak