• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Tugas Perkembangan Pra Kelahiran L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Tugas Perkembangan Pra Kelahiran L"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan mudah memperoleh kecekatan dalam memperolek ketrampilan-ketrampilan tertentu dalam mempelajari pola pola tingkah laku tertentu.

Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan tugas perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Tiap fase pertumbuhan perkembangan memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas ini timbul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam mencapai tugas itu dapat membawa kebahagiaan dan berhasil dalam tugas berikutnya.

Sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu akan membawa ketidak bahagiaan dan kekecewaan dalam masyarakat serta menemui kesulitan dalam tugas berikutnya. Tentu saja bentuk utama tugas perkembangan berakar pada pembentukan organ biologis yang kelak berkembang karena pengaruh faktor biologis-psikologis-sosiologis. Kekuatan dari dalam (biologis) dan kekuatan luar (psikologis-sosiologis) menempatkan individu kepada serangkaian tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar menjadi manusia yang berhasil.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan?

2. Apa saja yang menjadi sumber dari tugas-tugas perkembangan?

3. Bagimana tugas perkembangan pada setiap fase/periode perkembangan?

(2)

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan

Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh individu. Faktor keberhasilan sangat penting bagi individu agar kebahagiaan atau kepuasan di dalam hati diperoleh, apabila gagal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu maka akan berakibat tidak baik pada kehidupan fase berikutnya. Kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu berakibat yang menjalar pada perjalanan individu untuk kehidupan yang selanjutnya, dan individu akan mengalami depresi yang hebat.

Robert Havirghurst berpendapat bahwasannya tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, dan apabila tugas yang dilakukan oleh individu gagal maka akan menyebabkan kesengsaraan bagi individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan akan mengakibatkan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Sedangkan menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations, yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan tertentu yang penting dan memperoleh perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.

Jadi tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus dilakukan oleh individu yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.

Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, adalah sebagai berikut :

1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka

pada usia-usia tertentu.

2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh

(3)

3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa

yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya. Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas yang dilakukan oleh individu dapat menjadi suatu bahaya potensial. Setidaknya ada tiga macam bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu :

1. Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan perilaku

di luar kemampuan fisik maupun psikologis.

2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai

tugas-tugas tertentu.

3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.

2.2. Sumber Tugas Perkembangan

Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai berikut :

a. Kematangan fisik, misalnya a). Belajar berjalan pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini

tulang kaki, otot, dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan. b). Belajar bertingkah laku, bergaul dengan teman lawan jenis pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual, pada fase ini individu belajar melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.

b. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya a). Belajar membaca, b). Belajar menulis, c).

Belajar berhitung, d). Belajar berorganisasi. Pada fase ini individu berada pada usia 6-12 tahun yang biasa disebut dengan masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, setidaknya anak harus tamat dalam jenjang sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

c. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya a). Memilih pekerjaan, b).

Memiliki teman hidup.

d. Tuntutan norma agama, misalnya a). Taat beribadah kepada Allah, b). Berbuat baik kepada

(4)

3.2. Tugas-tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan

1. Fasa-fase Perkembangan Masa Pra Kelahiran

Masa kandungan yang berjarak kurang lebih 270 hari itu dapat dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan bentuk dan keadaan janin yang berubah dari bulan ke bulan. Dalam hal ini hurlock membagi manjadi :

a. Fase zygote (sejak pembuahaan sampai dengan akhir minggu ke2). Dalam fase ini disebut juga

fase germinal, sel yang baru terbentuk tadi terdiri dari segala bahan yang di bawa dari turunan ayah dan ibunya, seperti bagaimana kelak rupanya, sifat prilakunya, serta kemampuannya. Pada masa ini cepat timbulnya adalah bagian yang akan menjadi mata.

b. Fase embryo (sejak akhir minggu ke2 sampai dengan akhir bulan ke2). Organ tubuh seperti

jantung, hati, usus dan paru-paru mulai nampak bentuknya. Serta bantuk lengan dan kaki mulai timbul dan mulai namapak pula bentuk jari-jari tangan dan kaki serupa garis-garis. Bentuk janin pada saat ini mempunyai ekor kecil dan perut yang buncit.

c. Fase fetus (dari akhir bulan ke2 sampai dengan saat kelahiran). Yang merupakan fase terakhir

dan terpanjang dari masa kandungan, berlangsung kurang lebih 7bulan lamanya. pada awal fase ini (kurang labih bulan ke3) jari-jari kaki dan tangan yang tadinya melekat satu sama lainnya kiki mulai lepas, ekor embryo pun hilang sama sekali, badannya terus dan bertambah panjang. Kemudian bulan ke4 kuku-kuku pada jari kaki dan tangan mulai tampak, rambut di kepala mulai tumbuh serta bentuk kelamin pun mulai kelihatan, otot bayi mulai aktif.

Pada bulan ke5 detak jantung dapat di dengar bila menggunakan stetoskop, gerakan bayi makin jelas terutama gerakan kaki dan tangan. Pada bulan ke6 sampai ke8 kulit bayi berwarna merah dan berbulu serta di atas kulit terdapat zat sebangsa minyak yang disebut vernix. Perlengkapan tubuhnya sedah lengkap sehingga seandainya terjadi kelahiran memungkinkan untuk hidup akan ada.

(5)

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa perkembangan sebelum kelahiran berlangsung ke arah caphalocaudal artinya pertumbuhan dan differensiasi terjadi dari kepala kebagian pantat. Atau dengan kata lain dari bagian atas ke bagian bawah.

Apa yang diuraikan di atas, semuanya mengenai perkembangan aspek fisik saja. Hal ini disebabkan karena data tentang perkembangan psikis dalam masa ini sangat kurang, kecuali hanya berupa praduga-praduga berdasarkan atas perubahan-perubahan situasi yang dialami oleh ibu dihubungkan dengan gerakan-gerakan bayi dalam kandungan seperti : adanya rasa cemas atau tenang, sedih atau gembira dari si ibu, ataupun keadaan lingkungan sekitar seperti suara gaduh atau bunyi, keadaan dingin atau panas dan lain-lain. Kenyataannya bayi dalam kandungan selalu mengadakan reaksi terhadap situasi-situasi tersebut. Atas dasar adanya reaksi-reaksi tersebut para ahli kejiwaan berkesimpulan bahwa aspek psikis juga berkembang dalam masa ini, meskipun relatif.

2. Fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)

a. Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15 bulan, pada usia ini tulang kaki,

otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.

b. Belajar makan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun ke-2 sistem alat-alat pencernaan dan

alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.

c. Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang

lain dengan perantara suara itu.

d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang

sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna.

e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan) anak dapat melihat

(6)

f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila

dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah.

g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan alam. Pada mulanya

dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama-kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang yang berada di sekitarnya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama.

h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain. Anak

mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan, dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emoisonal dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di kemudian hari.

i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati. Anak

kecil dikuasai oleh hedonisme, naif, dimana kenikmatan dianggap baik, sedangkan penderitaan dianggap buruk.

3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)

a. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan. Melalui pertumbuhan fisik

dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, semakin mantap, dan cepat.

b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. Hakikat

tugas ini adalah:

1. Mengembangkan kebiasaan memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan

kesehatan.

2. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima

dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.

c. Belajar bergaul dengan teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.

(7)

e. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa usia

6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran.

f. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari. Tugas ini merupakan tugas sekolah, yaitu

menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan lain sebagainya.

g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini mengembangkan sikap dan perasaan yang

berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah dan boleh-tidak boleh.

h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini adalah untuk dapat

menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain.

i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga, hakikat

tugas ini adalah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain.

4. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah (Remaja) (13-18 tahun)

Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosio-psikologis manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu. Pada jenjang kehidupan usia sekolah menengah (remaja) seseorang telah berada pada posisi yang kompleks karena ia telah banyak menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya, seperti proses mempelajari nilai dan norma pergaulan dengan teman sebaya, menyesuaikan diri dengan ketentuan yang berlaku dan sebagainya.

(8)

ingin dijuluki sebagai anak-anak, melainkan ingin dihargai dan diakui sebagai anak yang sudah dewasa. Mereka menjalani tugas mempersiapkan diri untuk dapat hidup lebih dewasa, dalam arti mampu menghadapi dan memecahkan masalah, bertidak etis serta bertanggung jawab moral. Oleh karena itu, tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada upaya untuk menganggulangi sikap dan pola kekanak-kanakan.

Tugas-tugas perkembangan oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari nilai dan norma kehidupan sosial budaya agar mampu melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan nyata di masyarakatnya.

Untuk memahami jenis tugas perkambangan remaja, perlu dipahami hal-hal yang harus dilakukan oleh orang dewasa. Maka “dewasa” dapat diartikan dari berbagai segi, sehingga dikenal istilah dewasa secara fisik, dewasa secara mental, dewasa secara sosial, dewasa secara psikologis, dewasa secara hukum dan sebagainya.

Pada umumnya orang yang telah berusia 17 tahun akan dikatakan sebagai orang yang telah dewasa, baik dewasa secara fisik yang berarti siap untuk melaksanakan tugas-tugas reproduksi, dewasa dari segi hukum yang berarti sudah dapat dikenai sanksi hukum, atau dapat mempertanggung jawabkan segala perbuatannya yang sesuai dengan hukum yang berlaku. Oleh, karena itu, jenis tugas perkembanagn remaja itu mencakup segala persiapan diri untuk memasuki jenjang waktu yang intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan sosio-psikologis.

Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu: a. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang

Hakikat tugas pada fase ini mempelajari anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki sebagai pria, menjadi dewasa di antara orang dewasa, belajar memimpin tanpa menekan orang lain.

b. Mencapai perasaan seks yang diterima sosial

Hakikat tugasnya yaitu remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sesuai dengan jenis kelaminnya pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

c. Menerima keadaan badannya dan digunakan secara efektif

(9)

d. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa

Hakikat tugas pada fase ini adalah membebaskan sifat kekanak-kanakan yang selalu menggantungkan diri pada orang tua, mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orang tua tanpa menggantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat kepada orang dewasa tanpa menggantungkan diri padanya.

e. Mencapai kebebasan ekonomi

Hakikat tugasnya adalah merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri.

f. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan

Hakikat tugasnya adalah memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta mempersiapkan pekerjaan.

g. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

Hakikat tugasnya adalah mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga. Khususnya untuk remaja putri termasuk di dalamnya kesiapan untuk memiliki anak.

h. Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang

berkompeten

Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum, politik, ekonomi dan kemasyarakatan. Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup besar dan perbedaan individu dalam perkembangan kejiwaan yang sangat erat hubungannya dengan perbedaan dalam penguasaan bahasa, pemaknaan, perolehan konsep-konsep, minat, dan motivasi.

i. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara moral dan sosial

Hakikat tugasnya adalah berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.

j. Memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.

Hakikat tugasnya adalah membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga memungkinkan remaja mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai, mendefinisikan posisi individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai untuk kepentinagn hubungan dengan individu lain.[4]

(10)

berat bagi para remaja. Hal itu dapat bertambah sulit bagi remaja yang sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang mengangungkan penampilan diri pada waktu dewasa nanti. Oleh karena itu, tidak sedikit remaja bertingkah kurang tepat (tidak sesuai). Di lain pihak remaja telah mengantisipasi tugas-tugas perkembangan dalam kehidupan sosial.[5]

5. Tugas tugas perkembangan pada masa dewasa awal (20-40 tahun) a. Memilih calon suami atau istri

b. Belajar hidup bersama suami atau istri

c. Memulai hidup bersama keluarga

d. Mengasuh anak anak

e. Menyelanggarakan rumah tangga

f. Mulai berkerja

g. Mulai bertanggung jawab sebagai seorang warga negara

h. Mendapat kan kelompok sosial yang sesuai baginya

6. Tugas tugas perkembangan pada masa setengah baya (40-60 tahun)

a. Mendapatkan tanggung jawab sebagai orang dewasa yang menjadi warga negara dan hidup

bermasyarakat

b. Menentukan dan hidup sesuai standart hidup yang berhubungan dengan ekonomi

c. Membantu anak anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia

d. Memperkembangkan keaktifan-keaktifan dalam masa senggang yang sesuai bagi oran dewasa

e. Menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan perubahan pisikologi pada masa setengah

umur

f. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah usia lanjut

7. Tugas tugas perkembangan pada masa tua (60-meninggal dunia) a. Menyesuaikan diri ada berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan

b. Menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang berkurang

c. Menyesuaikan diri pada meninggalnya suami atau istri

d. Mengadakan hubungan yang erat pada orang-orang yang seumur

(11)

f. Mengatur keadaan hidup yang memuaskan dari segi psikis.

D. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan

4.2. Peran Sekolah Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock berpendapat bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah berperan sebagai substansi keluarga dan guru substansi orang tua. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu :

1. Siswa harus hadir di sekolah.

2. Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan

“konsep dirinya”.

3. Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.

4. Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.

5. Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan

kemampuannya secara realistik.

Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau taggung jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah seyogyanya berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa (yang berusia remaja) untuk mencapai perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan remaja itu menyangkut aspek-aspek kematangan dalam berinteraksi sosial, kematangan personal, kematangan dalam mencapai filsafat hidup, dan kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Terhadap Penyelenggara Pendidikan

(12)

sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi semua tuntutan dan harapan tersebut.

Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakuakn pola dan sistem yang sama semua tindakan pendidikan kepada semua siswa di dalam kelas, walaupun mereka bereda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan individu yang beraneka ragam itu menjadi berkurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan klasikal adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja.

Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan karier atau bimbingan konseling dalam upaya membimbing dan mengarahkan siswa

dalam menentukan pilihan jenis pendidikan dan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.

b. Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan lingkungan.

c. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan menyertakan kurikulum muatan lokal.

Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, perlu dilakukan hal-hal berikut ini :

a. Bimbingan tentang tata cara bergaul dan mengajarkan etika pergaulan melalui pendidikan budi

pekerti

b. Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang berlaku, baik dalam

keluarga, sekolah maupaun masyarakat.

c. Perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan orang tua secara

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

1. Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh individu yang

mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai berikut :

Kematangan fisik, tuntutan masyarakat secara kultural, tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, tuntutan norma agama.

3. Tugas-tugas perkambangan pada setiap fase

a. Tugas-tugas perkembangan fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)

Tugas–tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Belajar berjalan, belajar makan makanan padat, belajar berbicara, belajar buang air kecil dan buang air besar, belajar mengenal perbedaan jenis kelamin, mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.

b. Tugas-tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)

Tugas-tugas perkembangannya meliputi : Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan, belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis, mengembangkan kebiasaan memelihara badan, mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya dan juga menerima dirinya secara positif, belajar bergaul dengan teman sebaya, belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya, belajar ketrampilan dasar.

c. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah (Remaja) (13-18 tahun)

Tugas-tugas perkembangannya meliputi: Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang, mencapai perasaan seks yang diterima sosial, menerima keadaan badannya dan digunakan secara efektif, mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa, mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan, menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

d. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal (20-40 tahun)

(14)

e. Tugas-tugas perkembangan pada masa setengah baya (40-60 tahun)

Tugas-tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Mendapatkan tanggung jawab sebagai orang dewasa yang menjadi warga negara dan hidup bermasyarakat, menentukan dan hidup sesuai standart hidup yang berhubungan dengan ekonomi.

f. Tugas tugas perkembangan pada masa tua (60-meninggal dunia)

Tugas-tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Menyesuaikan diri ada berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang berkurang. 4. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan

Peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan ialah untuk mengembangkan kepribadian anak, baik dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku. Secara sistematik sekolah sebagai lembaga pendidikan formal melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

B. Saran

(15)

Daftar Pustaka

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik), Pustaka Setia, Bandung, 2006

Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Bumi Aksara, Jakarta, 2005

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000

Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009

[4] Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm 76-79

[1] Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik), Pustaka Setia, Bandung, 2006, hlm 159-161

[2] Ibid, Syamsu Yusuf LN, hlm 66-71

[3] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm 65-66

Referensi

Dokumen terkait

Tanjung Duren Raya No 1, Kel Tanjung Duren Selatan, Grogol petamburan, jakarta barat 27 715 ATM KEL PEGADUNGAN Jl.. Palem Raya Timur Komplek Citra 3 Blok c-11 Pegadungan

Tujuan dari munculnya algoritma baru ini untuk meningkatkan nilai keakuratan pada data mining, dan terbukti bahwa hasil yang diperoleh lebih baik dibandingkan

Memasukkan saldo awal untuk account kelompok ini mudah saja yaitu dengan cara membuka account yang bersangkutan dari menu List | Chart of Account, lalu. dibagian Opening

evaluasi yang ada menentukan tindakan keperawatan berikutnya , setelah di lakukan evaluasi pada hari pertama perkembangan status sakit klien makan akan di lanjutkan

menjadi ayat yang lengkap seperti dalam al-Quran. • And dikehendaki menulis nombor dan jawapan yang betul (A atau

Setelah dilakukan analisis mengenai hubungan antara status gizi dengan kejadian menarche pada sis- wi SDN 02 Kota Prabumulih tahun 2016 didapatkan nilai p value 0.006 dan

Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam proses pelajaran Akuntansi melalui penerapan strategi pembelajaran Teams

“Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Soal Cerita Tentang Himpunan Di Kelas VII MTsN Palu Barat”