• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVERS MATRIK DAN ELIMINASI GAUSS a n1 a

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INVERS MATRIK DAN ELIMINASI GAUSS a n1 a"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INVERS MATRIK DAN ELIMINASI GAUSS

Penulis: Supriyanto, email: supri@fisika.ui.ac.id

Staf Lab. Komputer, Departemen Fisika, Universitas Indonesia

Secara umum, sistem persamaan linear adalah sebagai berikut:

a11x1+a12x2+. . .+a1nxn = b1

a21x1+a22x2+. . .+a2nxn = b2 . . . = . . .

. . . = . . .

an1x1+an2x2+. . .+annxn = bn

Sistem persamaan linear tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk operasi matrik,

Ax=b (1)

sehingga bentuknya menjadi seperti ini:

Dalam kaitannya dengan invers matrik, matrikAdisebut matrik non-singular jika matrik Amemiliki matrik invers dirinya yaituA−1. Atau dengan kata lain, matrikA−1adalah

in-vers dari matrikA. Jika matrikAtidak memiliki invers, maka matrikAdisebut singular. Bila matrikAdikalikan dengan matrikA−1 maka akan menghasilkan matrik identitasI,

yaitu suatu matrik yang elemen-elemen diagonalnya bernilai 1.

(2)

Misalnya diketahui,

Bila keduanya dikalikan, maka akan menghasilkan matrik identitas,

AA−1 =

Lalu bagaimana cara mendapatkan matrik invers, A−1? Persamaan (2) bisa dijadikan

pedoman..

dalam hal ini matrikA−1adalah

A−1 =

Elemen-elemen matrik invers,A−1dapat diperoleh dengan menerapkan metode eliminasi

gauss. Diawali dengan membentuk matrik augment:

(3)

Langkah berikutnya, matrik augment yang telah mengalami triangularisasi tersebut dipecah menjadi tiga buah matrik augment seperti berikut ini:

Langkah pamungkasnya adalah melakukan proses substitusi mundur pada ketiga matrik augment di atas, sehingga diperoleh:

i11 =−

Hasil tersebut digabung menjadi sebuah matrik, yaitu matrikA−1,

A−1 =

Keberadaan matrik A−1 bisa digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear

(mencari nilai x), dengan cara sebagai berikut

Ax = b

A−1Ax = A−1b

Ix = A−1b

x = A−1b (3)

Contoh berikut ini akan menjelaskan prosesnya secara lebih rinci. Misalnya diketahui sistem persamaan linear

x1+ 2x2−x3 = 2

2x1+x2 = 3

−x1+x2+ 2x3 = 4

Bila dikonversikan kedalam operasi matrik menjadi

(4)

Berdasarkan persamaan (3), maka elemen-elemen vektor x dapat dicari dengan cara

x=A−1b

x=

  

−2 9

5

9 −

1 9 4

9 −

1 9

2 9

−1 3

1 3

1 3

  

  

2 3 4

  

=

  

7 9 13

9 5 3

  

Akhirnya diperoleh solusi x1 = 7/9, x2 = 13/9, dan x3 = 5/3. Penyelesaian

sis-tem persamaan linear menjadi lebih mudah bila matrikA−1 sudah diketahui. Sayangnya,

untuk mendapatkan matrik A−1, diperlukan langkah-langkah, seperti yang sudah

diba-has pada contoh pertama di atas, yang berakibat in-efisiensi proses penyelesaian (secara komputasi) bila dibandingkan dengan metode eliminasi gauss untuk memecahkan sistem persamaan linear. Namun bagaimanapun, secara konseptual kita dianjurkan mengetahui cara bagaimana mendapatkan matrikA−1.

Saya telah memodifikasi program eliminasi gauss yang terdahulu, untuk keperluan perhi-tungan matrik invers. Program ini ditulis dengan bahasa fortran, sudah berhasil dikompi-lasi dalam Linux Debian (g77) dan Windows XP (Visual Fortran). Inilah programnya,

DIMENSION A(10,20), D(10,10), X(10)

REAL MJI

INTEGER TKR, BK, TK, Q

WRITE (*,*) ’=PROGRAM INVERS MATRIK DENGAN ELIMINASI GAUSS=’

WRITE (*,*)

C LANGKAH 1: MEMASUKAN NILAI ELEMEN-ELEMEN MATRIK A

WRITE (*,’(1X,A)’) ’JUMLAH PERSAMAAN ? ’

READ (*,*) N

WRITE (*,*)

WRITE (*,*) ’MASUKAN ELEMEN-ELEMEN MATRIK A’

M = N + 1

DO 50 I = 1,N

DO 60 J = 1,N

WRITE (*,’(1X,A,I2,A,I2,A)’) ’A(’,I,’,’,J,’) = ’

READ (*,*) A(I,J)

60 CONTINUE

(5)

C LANGKAH 2: MENDEFINISIKAN MATRIK IDENTITAS

WRITE (*,*) ’MENDEFINISIKAN MATRIK IDENTITAS’

DO 70 I = 1,N

DO 80 J = M,N+N

A(I,J) = 0

IF (I+N .EQ. J) THEN

A(I,J) = 1

END IF

80 CONTINUE

70 CONTINUE

WRITE (*,*)

C MENAMPILKAN MATRIK AUGMENT

WRITE (*,’(1X,A)’) ’MATRIK AUGMENT:’

DO 110 I = 1,N

WRITE (*,’(1X,5(F14.8))’) (A(I,J),J=1,N+N)

110 CONTINUE

WRITE (*,*)

C MENGHITUNG JUMLAH TUKAR (TKR) POSISI. MULA2 TKR = 0

TKR = 0

C MENGHITUNG JUMLAH OPERASI BAGI/KALI (BK).

BK = 0

C MENGHITUNG JUMLAH OPERASI TAMBAH/KURANG (TK).

TK = 0

C LANGKAH 3: MEMERIKSA ELEMEN2 PIVOT DAN PROSES TUKAR POSISI

NN = N-1

DO 10 I=1,NN

C LANGKAH 4: MENDEFINISIKAN P

P = I

100 IF (ABS(A(P,I)).GE.1.0E-20 .OR. P.GT.N) GOTO 200

P = P+1

GOTO 100

200 IF(P.EQ.N+1)THEN

C MENAMPILKAN PESAN SINGULAR

(6)

GOTO 400

END IF

C LANGKAH 5: PROSES TUKAR POSISI

IF(P.NE.I) THEN

DO 20 JJ=1,N+N

C = A(I,JJ)

A(I,JJ) = A(P,JJ)

A(P,JJ) = C

TKR = TKR + 1

20 CONTINUE

END IF

C LANGKAH 6: PERSIAPAN PROSES TRIANGULARISASI

JJ = I+1

DO 30 J=JJ,N

C LANGKAH 7: TENTUKAN MJI

MJI = A(J,I)/A(I,I)

BK = BK + 1

C LANGKAH 8: MELAKUKAN PROSES TRIANGULARISASI

DO 40 K=JJ,N+N

A(J,K) = A(J,K)-MJI*A(I,K)

BK = BK + 1

TK = TK + 1

40 CONTINUE

A(J,I) = 0

30 CONTINUE

10 CONTINUE

C MENAMPILKAN HASIL TRIANGULARISASI

WRITE (*,’(1X,A)’) ’HASIL TRIANGULARISASI:’

DO 120 I = 1,N

WRITE (*,’(1X,5(F14.8))’) (A(I,J),J=1,N+N)

120 CONTINUE

C LANGKAH 9: MEMERIKSA ELEMEN A(N,N)

IF(ABS(A(N,N)).LT.1.0E-20) THEN

(7)

WRITE(*,5)

GOTO 400

END IF

DO 500 J = 1,N

Q=N+J

C LANGKAH 10: MENGHITUNG A(N,N)

D(J,N) = A(N,Q)/A(N,N)

BK = BK + 1

C LANGKAH 11: PROSES SUBSTITUSI MUNDUR

L = N-1

DO 15 K=1,L

I = L-K+1

JJ = I+1

SUM = 0.0

DO 16 KK=JJ,N

SUM = SUM+A(I,KK)*D(J,KK)

BK = BK + 1

TK = TK + 1

16 CONTINUE

D(J,I) = (A(I,Q)-SUM)/A(I,I)

BK = BK + 1

TK = TK + 1

15 CONTINUE

500 CONTINUE

C LANGKAH 12: MENAMPILKAN HASIL PERHITUNGAN

WRITE (*,*)

WRITE (*,’(1X,A)’) ’MATRIK INVERS:’

DO 220 I = 1,N

WRITE (*,’(1X,5(F14.8))’) (D(J,I),J=1,N)

220 CONTINUE

WRITE(*,8) TKR

WRITE(*,9) BK

WRITE(*,11) TK

(8)

5 FORMAT(1X,’MATRIK A BERSIFAT SINGULAR’)

8 FORMAT(1X,’JUMLAH TUKAR POSISI = ’,3X,I5)

9 FORMAT(1X,’JUMLAH OPERASI BAGI/KALI = ’,3X,I6)

11 FORMAT(1X,’JUMLAH OPERASI JUMLAH/KURANG = ’,3X,I6)

END

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghitung harga jual ( J ), apabila diketahui harga beli ( B ) dan persentase keuntungan (%U) atau persentase kerugian (%R) dapat digunakan uraian berikut

Fungsi Inter- tekstual berkaitan dengan dimensi semantik, atau bentuk pemaknaan, yang bisa bersifat universal maupun khusus tergantung pada individu yang memaknai,

Proses pertukaran lengkap apabila pemain gantian memasuki padang permainan dan pemain yang telah diganti itu tidak boleh lagi mengambil bahagian dalam perlawanan tersebut..

Hal ini menunjukkan antara kemampuan untuk melakukan pemasaran online dengan media sosial di wilayah Malang Raya dan Kota Surabaya dan kemampuan untuk

Dari uraian diatas, maka faktor inilah yang telah melatarbelakangi penulis untuk mengangkatnya menjadi topik pembahasan dalam penulisan skripsi dengan judul “PENEGAKAN

Dari pengertian Humas diatas dapat disimpulkan bahwa Humas memiliki peranan dalam perusahaan sebagai penghubung antara organisasi dengan publiknya, dan berupaya

Melalui evaluasi kegiatan konseling trauma yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa dua konseli mengalami kekerasan fisik dari orang tuanya dengan pukulan dan cacian secara

Pencapaian kompetensi dasar mengidentifikasi informasi yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan, komplikasi, dan resolusi dalam cerita