• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I Apa yang bener

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I Apa yang bener "

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I Apa yang dimaksud dengan matematika?

Untuk memberikan jawaban yang pasti tentang arti matematika sangatlah sulit. Definisi dari matematika makin lama makin sukar untuk dibuat tepat dan singkat. Cabang-cabangnya pun semakin lama semakin bertambah dan bercampur satu sama lainnya. Sampai sekarang diantara para ahli matematika belum ada kesepaktan yang bulat untuk memberikan jawaban mengenai pengertian matematika.

Namun demikian, beberapa para ahli matematika mengemukakan pandangan mengenai pengertian matematika, diantaranya :

1. James dan James(1976) dalam kamus matematiknya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai betuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan jumlah yang banyak. Matematika timbul karena pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, geometri dan analisis.

2. Kline (1973), mengatakan bahwa matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna oleh dirinya sendiri, tetapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahamidan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

3. Johnson dan Rising (1972), mengatakan bahwa matematika adalah bahasa, yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat. Matematika adalah pengetahun struktur yang terorganisasikan, sifat-sifat atau teorinya dianut secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefinisikn atau tidak, aksioma-aksioma, sifat atauteori yang telah dibuktikan kebenarannya. Matematika adalah ilmu tentang pola, seni keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. Jadi, jelasah bahwa matematika adalah ilmu deduktif.

Perlu kita ketahui bahwa baik isi maupun metode mencari kebenaran dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam apalagi dengan ilmu pengetahuan umumnya. Metode mencari kebenaran yang dipakai oleh matematika adalah metode deduktif, sedangkan oleh ilmu pengetahuan dimulai dengan metode induktif atau eksperimen. Namun dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dibuktikan dengan deduktif. Dalam matematika, suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.

(2)

generalisasi setiap logam yang dipanskan itu memuai. Generalisasi yang dibuat secara induktif itu, dalam ilmu fisika dibenarkan.

Contoh lainnya misalnya dalam ilmu biologi yang berdasarkan pada pengamatan dari beberapa binatang menyusui ternyata selalu melahirkan, sehingga kita bisa membuat generalisasi secara induktif bahw setiap binatang menyusui adalah melahirkan.

Kedua contoh dalam ilmu fisika dan ilmu biologi tersebut di atas, secara matematika belum dapat dianggap sebagai generalisasi.

Matematika adalah ilmu tentang telaahan tentang pola dan hubungan, karena dalam matematika sering mencari keseragaman supaya generelasnya dapat dibuat. Dalam mencari pola hubungan itu kita perlu memperhatikan keteraturan, keterurutan, keterkaitan, kecenderungan (menebak dan menduga), sehingga kita dapat polanya atau modeldari konsep matematika tersebut.

Matematika adalah bahasa internasional, karena setiap saat disetiap jenjang sekolah dan setiap negara orang yang tahu tentunya akan mengerti apa yang dimaksud dengan 3 + 6 = 9. Bahasa matematika ini untuk siapa saja, kapan saja dan dimana saja pasti akan mempuyai pengertian yang sama. Jadi bahasa matematika merupakan bahasa yang universal dan berlaku secra umum yang sudah disepakati secara internasional bagi mereka yang mempelajari matematika.

Selain sebagai bahasa internasional matematika juga merupakan bahasa simbol, karena dalam matematika banyak digunakan simbol-simbol ≤, ∑, ≥, ÷ , × dan sebagainya.

(3)

BAB II

APA YANG DIMAKSUD DENGAN IPA

Apakah sebenarnya IPA itu ? IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Jadi di sini metodenyalah yang menentukanapakah pengetahuan itu ilmiah atau tidak. Atau dengan kata lain metode ilmiah merupakan ciri khusus yang dapat dijadikan identitas dari IPA. Jadi kita dapat mengenal IPA dari metodologinya. Tetapi pada zaman sekarang ini, dimana ilmu pengetahuan telah demikian banyaknya, tentunya kita tiak mengetahui secara pasti apakah suatu pengetahuan tertentu itu dapat melalui metode ilmiah atau tidak. Apakah kita percaya begitu saja uraian dari Bapak atau Ibu Guru atau uraian dari suatu buku teks ataupun dari sumber informasi yang lain. Kalau demikian halnya, kita dapat menilik IPA atau bukan IPA dari sumber informasinya. Sesuatu yang kita dapat dari guru itu ilmiah dan yang didapat dari koran itu tidak ilmiah.

Menurut Nash dalam bukunya The Nature of Natural Science, mengatakan bahwa "Sciene is a way of looking at The World”.Jadi disini sains atau IPA dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Namun kata Nash selanjutnya cara memandang sains terhadap sesuatu itu bereda dengan cara memandang biasa atau cara memandang suatu filosof. Cara memandang IPA bersifat analisis, ia melihat sesuatu secara lengkap dan cermat serta dihubungkan dengan objek yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang diamatinya. Yang perlu digarisbawahi dari pendapat Nash ini adalah baha IPA dipandang sebagai suatu cara atau pola pikir terhadap sasaran dengan seksama, cermat dan lengkap. “ The Whole Science is Nothing more than a refainment of every day thingking”. Dari kalimat ini lebih jelas dimaksudkan adalah metode berfikir yang tidak sama dengan pola pikir sehari-hari, berfikirnya harus menjaani “refinement” sehingga mudah dan lengkap.

JD Bernal menyarankan untuk memahami sains atau IPA harus melalui pemahaman dari berbagai aspek. Ia menonjolkan adanya lima aspek yang dapat dipandang yaitu :

1. Sebagai suatu institusi

Institusi artinya suatu kelembagaan imaginer, kelembagaan dari bidang profesi tertentu seperti halnya bidang profesi hokum, bidang kedokteran, pendidikan dan sebagainya.

2. Sebagai suatu metode

(4)

3. Sebagai suatu kumpulan pengetahuan

Menurut Bernal, Sains dapat dipandang sebagai suatu body of knowledge yang terus tumbuh, tidak statis. Ia menyatakan bahwa kumpuan pengetahuan dari sains itu tidak sama seperti pengetahuan agama ataupun kesenian. “Religion is conserned with the preservation of eternal truth while art is individual performance rather than school that matters”. Artinya agama itu berkenaan dengan pelestarian suatu kebenaran yang mutlak sedangkan kesenian bersifat individual. Jadi perbedaannya dengan sains adalah bahwa sains kebenarannya tidak mutlak dan jumlahnyapun selalu berkembang.

4. Sebagai suatu faktor utama dalam memelihara dan mengembangkan produksi

5. Sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap manusia terhadap alam semesta.

Menurut Nagel IPA dapat dilihat dari berbagai aspek. Aspek tersebut yaitu : 1. Aspek tujuan

(5)

BAB III NILAI-NILAI IPA Nilai-Nilai Ilmu Pengetahuan Alam

1. Nilai Sosial dari IPA

a. Nilai Etika dan Estetika dari IPA

Ilmu pengetahuan alam baik sebagai suatu kumpulan pengetahuan maupin sebagai suatu proses untuk mendapatkan ilmu itu sendiri, mempunyai nilai-nilai etika dan estetika yang tinggi. b. Nilai Moral Humaniora

Telah anda ketahui bahwa IPA mengandung nilai etis dan estetis. Namun sebenarnya IPA mempunyai nilai moral pada apikasinya. Aplikasi IPA dapat diketahui melalui penelusuran sejarahnya.

c. Nilai Ekonomi dari IPA

Profesi dalam bidang IPA berbeda berbeda dengan bidang lainnya misalnya bidang kedokteran, hukum dan sebagainya dalam hal kaitannya dengan ekonomi.

2. Nilai-Nilai Psikologis a. Sikap Mencintai Kebenaran

Seperti kita ketahui bahwa IPA selalu mendambakan kebenaran yaitu kesesuian pikiran dan kenyataan. Oleh karena itu mereka selalu terlibat dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau dampak positifberupa sikap ilmiah yang demikian itu.

b. Sikap tidak Purbasangka

Asal IPA membimbing kita untuk tidak berfikir secara purbasangka. Kita oleh saja mengadakan dugaanyang masuk akal (hipotesis) asal dugaan itu diuji kebenarannya sesuai kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan.

c. Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia tidak pernah mutlak

Atas kesadarannya bahwa kesimpulan yang ia dapat hanya berlaku untuk sementara atau menyadari bahwa pengetahuan yang ia dapat itu baru sebagian yang bisa dicapai, maka hal ini akan menjadikan orang itu bersikap rendah hati dan tidak sombong.

d. Yakin akan adanya tatanan almi yang teratur dalam alam semesta ini

Dengan mempelajari tentang hubungan antar gejala alam dan menemukan adanya kaidah-kaidah atau hukum-hukum alam yang begitu konsisten aturan-aturannya, maka orang akan menyadari baha alam semesta telah ditata secara teratur.

(6)

Menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki bersifat tidak mutlak sempurna maka ia dapat meghargai pendapat orang lain yang ternyata lebih mengetahuinya atau lebih sempurna untuk memperbaiki, melengkapi maupun untuk meningkatkan pengetahuannya.

f. Bersikap tidak putus asa

Orang-orang yang biasa berkecimpung dalam penggalian IPA, sebenarnya mereka itu sedang menggali atau mencari kebenaran.

g. Sikap teliti dan hati-hati

Metode ilmiah harus dilaksanakan dengan cara yang seksama baik dalam rasionalnya, ekperimentasi maupun dalam mengambil kesimpulan.

h. Sikap ingin tahu

Rasa ingin tahu itu memang telah dimiiki oleh setiap manusia secara naluriah. Rasa ingin tahu merupakan titik awal dari pengetahuan yang dimiliki manusia.

i. Sikap optimis

Ilmuan IPA selalu optimis, karena mereka sudah terbiasa dengan suatu ekperimentasii yang tidak selalu menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, namun bila berhasil temuannya itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan uang.

3. Keterbatasan IPA

a. IPA tidak dapat menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan. b. IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya.

(7)

BAB IV

CARA-CARA MEMOTIVASI DALAM PENGAJARAN IPA

Memberikan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang sangat penting. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar perlu mempertahankan semangat belajar siswa. Bukti-bukti menunjukkan bahwa siswa giat untuk belajar. Dengan demikian maka guru perlu mengenal cara-cara untuk memotivasi siswa untuk belajar.

Diantara motivasi yang telah kita kenal bahwa motivasi terpenting adalah membangkitkan motivasi belajar intrinsik. Dengan dikenalnya beberapa penyebab timbunya motivasi belajar intrinsik, maka guru dapat meniptakan suatu kondisi yang dapat merangsang timbulnya motivasi belajar intrinsik siswa.

Beberapa masalah yang dapat mempengaruhi timbunya motivsi belajar di kelas, yaitu : 1. Masalah yang berhubungan dengan interaksi diatara para siswa

a. Hubungan antarsiswa di kelas harus terjalin baik

b. Persaingan antar siswa, hendaknya berupa persaingan yang sehat.

c. Rasa keterlibatan diri. Rasa keterlibatan diri menyebabkan setiap siswa yang ada di kelas merasa dirinya ikut berperan penting dalam kelasnya.

2. Masalah yang melibatkan hubungan antara guru dengan siswa

a. Guru yang bersikap trtutup pasti akan ditakuti siswa, sehingga siswa tidak berani bertanya ataupun mengemukakan pendapatnya

b. Peraturan yang terlalu ketat yang diberikan oleh guru, menyebabkan siswa berlaku seperti robot-robot tanpa kreasi berfikir sama sekali

c. Hadiah yang diberikan guru atas prestasi tinggi yang dicapai siswa dalam belajar belum tentu memberikan motivasi belajar siswa.

d. Pujian yang diberikan guru kepada siswa merupakan penguatan atas tugas yang akan dilakukan dengan benar, sehingga akan memberikan motivasi untuk elakukan tugas-tugas lain sebaik mungkin. e. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru hendaknya terjangkau oleh siswa, tidak terlalu sulit atau berat. f. Hukuman yang diberikan guru dapat dalam berbagai bentuk, seperti pengasingan, celaan, kecaman dan sindiran terhadap kesalahan siswa.

3. Masalah yang berhubungan dengan proses belajar mengajar Dalam kegiatan belajar di kelas ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan

(8)

Kegiatan belajar mirip dengan suatu perjalanan dari suatu titik awal kegiatan yaitu siswa tidak tahu tentang hal yang akan dipelajari, menuju pada akhir kegiatan yaitu siswa menjadi tahu melalui proses belajar mengajar. Suatu perjalanan akan lebih menarik jika mengetahui ke arah mana yang kita tuju.

b. Bagaimana caranya agar siswa tiba pada sasaran yang dituju

c. Bagaimana dapat diketahui apakah sasaran yang dituju itu sudah tercapai atau belum

Menurut Gagne, tujuan belajar ini dapat menggambarkan hasil-hasil belajar yang akan diraih oleh siswa. Hasil-hasil belajar tersebut dikelompokkan menjadi lima kategori pokok, yaitu :

d. Informasi verbal

Informasi yang diterima melalui berbagai program pendidikan, yang hasil belajarnya berupa kemampuan untuk menyebutkan kembali informasi dengan unkapan siswa sendiri.

e. Keterampilan intelektual

Berupa keterampilan berinteraksi dengan lingkungan melalui simbol-simbol. Beberapa contoh keterampilan intelektual diantaranya ialah kemampuan menyatakan perbedaan-perbedaan, mempelajari konsep-konsep, aturan-aturan.

f. Strategi kognitif

Kemampuan yang diatur secara internal yang dapat digunakan untuk membimbing seseorang dalam menentukan apa yang dipelajari.

g. Sikap

Yang dapat dikelompokan lagi menjadi sikap yang dipelajari sejak dirumah atau situasi sosial dilingkungan anak-anak lain, sikap yang menyangkut masalah kewarganegaraan, sikap yang dihubungkan dengan nilai-nilai, misalnya sikap-sikap yang mempengaruhi penampilan.

Tujuan belajar hendaknya jelas, menarik, dan berarti serta berharga bagi siswa, serta sejalan dengan keperluan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Evaluasi belajr dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan istilah ulangan, dan sebagai hasi nya dinyatakan dalam bentuk nilai-nilai. Sehubungan dengan penilaian hasil belajar ini, timbul beberapa permasalahan yang sering ditemukan dikelas. Beberapa masalah yang sering menyebabkan hilangnya motivasi belajar siswa ialah :

(9)

b. Hasil ulanganyang baru dikembalikan kepada siswa setelah tenggang waktu yang sangat lama ( labih dari satu minggu ), tidak menimbulkan motivasi belajar lagi, karena siswa sudah lama lupa akan permasalahan yang dibahas dan tidak bermanfaat lagi untuk memperbaiki dan mencari jawaban yang sebenarnya. Dengan demikian tidak akan memperbaiki prestasi belajar siswa.

c. Soal-soal dalam ulangan yang aspeknya terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan jangkauan pemikiran siswa, akan menimbulkan frustasi dalam diri siswa yang merasa tidak mampu untuk menjawabnya, walaupun telah lama mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. Soal-soal ulangan harus sesuai tingkat kesukaannya dengan aspek dari TIK yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Nilai-nilai ulangan yang selalu kurang bagi siswa-siswa tertentu akan menghancurkan motivasi belajar siswa, karena ia merasa tidak mampu mengikuti program pelajaran itu, sehingga ia akan manarik diri dari kelompoknya dan tidak berminat lagi mempelajari pelajaran yang dianggapnya sukar itu. Karena itu perlu adanya variasi dalam tingkat kesukran soal dan kemudahan untuk mencapai hasil belajar yang baik. e. Pembahasan bahan ulangan yang hasilnya kurang memuaskan dapat pula meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan diketahuinya secara pasti apa jawaban serta bagaimana menjawab soal tersebut dengan benar, maka siswa termotivasi untuk belajar lebih giat untuk meraih sukses pada ulangan berikutnya. Berdasarkan tentang hasil-hasil belajar Gagne, perlu kita ingat bahwa evaluasi tidak cukup bila hanya dapat mengukur keberhasilan siswa dalam domain kognitif saja, tapi perlu pula dapat mengukur tercapainya tujuan yang terdapat dalam domain afektif dan psikomotor. Jadi seluruh kemampuan siswa mendapat kesempatan berkembang yang wajar dan dapat dievaluasi secara menyeluruh pula.

f. Waktu pemberian evaluasi tidak perlu selalu berdasarkan perjanjian. Pemberian tes secara tiba-tiba dapat pula memotivasi untuk terus-menerus belajar. Tetapi teknik ini umumnya kurang dapat diharapkan hasilnya.

Untuk memotivasi siswa dalam belajar IPA ini kita dapat berpedoman pada beberapa prinsip kebermaknaan :

1) Prinsip kebermaknaan 2) Prinsip prasyarat 3) Prinsp modeling 4) Prinsip menarik

5) Prinsip partisipasi dan keterlibatan

(10)

7) Prinsip penyebaran jadwal

(11)

BAB V

Anda sudah mempelajari pokok bahasan tentang cara-cara memotivasi dalam mengajarkan IPA. Apa yang anda ketahui tentang masalah tersebut terlaksana, apabila ditunjang oleh tenaga guru bermutu dan profesional, sarana laboratorium dan peralatannya.

Faktor Guru

Guru sebagai pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Seperti telah dikatakan di atas, pendidikan IPA disamping mengajarkan dan menjelaskan fakta ilmiah, juga mempunyai tujuan menanamkan sikap-sikap ilmiah, nilai IPA dan mengembangkan kreatifitas anak didik. Bahkan nilai-nilai luhur dapat ditanam melalui pendidikan IPA seperti tekun dan gat bekerja, jujur dan bertanggung jawab. Kriteria seorang guru IPA yang bermutu dan profesional diharapkan sebagai berikut :

1) Seorang guru IPA menguasai bidang studi yang diajarkannya, tidak hanya setingkat dengan bahan pengajaran yang tertuang didalam GBPP sekolah. Guru mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas daripada bahan pengajaran didalam GBPP sekolah. Guru harus mempunyai pemahaman yang benar tentang prinsip, konsep dan hukum-hukum IPA. Sebab itu seorang guru IPA harus dapat menilai buku-buku ajar yang tepat sebagai buku-buku siswa.

2) Seorang guru IPA harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang studi yang diajarkannya. Ilmu pengetahuan selalu berkembang, suatu teori kemungkinan gugur kebenarannya karena ditemukan fakta yang tidak lagi mendukung teori tersebut. Guru harus mempelajari bidang studinya dari banyak sumber terutama buku-buku terbitan yang terakhir. Sekitar tahun 1950 buku-buku fisika menjelaskan bahwa atom adalah bagian benda terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Kenyataannya sekarang atom masih terdiri dari partikel-partikel sub-atom, proton, eletron, neutron.

3) Seorang guru IPA mempunyai keterampilan membuat atau merakit alat-alat sederhana sebagai media pendidikan.

4) Membimbing siswa melakukan suatu kegiatan, berupa pengamatan dan percobaan. Kegiatan IPA seperti ini diperlukan untuk menunjang keterampilan proses. Tidak mungkin fakta penemuan IPA semuanya disampaikan dan dimasukan kedalam pikiran siswa, tetapi yang terutama adalah bagaimana caranya, bagaimana prosesnya suatu fakta, prinsip, konsep dan hukum IPA ditentukan.

(12)

6) Guru IPA tidak selalu mengharapkan jadwal yang benar dari siswa ketika interaksi belajar-mengajar berlangsung. Siswa sedang berada dakana situasi mencari dan menemukan prinsip, konsep atau hukum IPA.

7) Guru IPA harus terampil melontarkan pertanyaan untuk merangsang siswa berfikir. Teknik-teknik bertanya, jenis-jenis pertanyaan harus dikuasai.

8) Guru IPA tidak perlu merasa rendah diri, bila siswa menemukan hal-hal baru yang tidak dipahami dan diketahui oleh guru Pengetahuan dan Informasi begitu luas dan kemampuan kita terbatas, sehingga tidak perlu heran apabila ada hal-hal tentang PA ataupun teknologi diketahui dan ditemukan oleh siswa tetapi tidak diketahui oleh guru.

9) Guru IPA bertindak sebagai katalisator dan fasilitator. Merangsang siswa untuk berpikir sampai menemukan sendiri prinsip, konsep dan hukum-hukum IPA, dan memberikan fasilitas belajar, hanya memberikan informasi secukupnya bilamana diperlukan atau menanggapi pertanyaan siswa.

10) Guru IPA harus menyadari bahwa banyak teori IPA yang hanya dapat dijelaskan dengan logika rasional dan tidak dapat dibuktikan dengan percobaan. Misalnya teori atom dari Rutherford, bahwa elektron mengelilingi inti atom menurut lintasan jari-jari. Walaupun demikian, pada waktu guru menjelaskan teori secara analis rasional, harus mengikuti proses menemukan hasil akhir dengan cara melontarkan pertanyaan menggiring siswa.

11) Guru IPA harus menyadari bahwa kemampuan, bakat dan minat setiap siswa berbeda-beda. Kita sebagai guru pun hanya menguasai satu bagian saja dari IPA, tidak mempunyai bakat dan minat pada bidang lain. Jangan sampai nasib seorang siswa ditentukan hanya karena ia gagal dalam satu atau dua bidang studi.

12) Guru IPA dan semua guru harus menjadi contoh teladan dan figur panutan, terutama dalam soal nilai dan sikap. Orang lain atau siswa bukan mengikuti apa yang dikatakan oleh guru tetapi apa yang dilakukan. Medium is the message, guru sendirilah pembawa pesan yang sesungguhnya sehingga pihak lain akan mengikutinya.

Faktor murid dan bahan pelajaran

Guru berhadapan dengan manusia dengan segala kelebihan dan kelemahannya, dihantar dan diarahkan kepada tujuan-tujuan yang mulia. Tujuan-tujuan itu ada yang dirumuskan secara eksplisit tertuang di dalam Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang segera dapat dilihat hasilnya setelah proses belajar-mengajar selesai dengan cara memberikan tes evaluasi hasil belajar.

(13)

diukur dan dinilai. Pendidikan IPA hanya memberikan kontribusi sebagian kecil untuk mencapai tujuan tersebut, namun cukup memberi memberi pengaruh dalam menyiapkan sumber daya manusia di kemudian hari. Dipandang dari sudut murid dan membantu semua murid, seorang guru IPA perlu memperhatikan hal-hal berikut :

1) Guru harus memperhatikan dan membantu semua murid, baik yang pandai maupun yang kemampuannya kurang. Kesulitannya dalam hal ini adalah sistem kenaikan kelas yang seragam dan jumlah siswa yang terlalu banyak didalam kelas.

2) Percobaan IPA yang akan dilakukan murid, harus jelas tujuannya, apa yang hendak dicapai.

3) Percobaan IPA yang akalan dilakukan lebih banyak bersifat pemecahan masalah sejangkau kemampuan berpikir murid. Masalah itu harus merangsang siswa berpikir, jangan terlalu mudah tetapi juga jangan terlalu sulit.

4) Percobaan IPA yang dilakukan murid bukan suatu percobaan yang baru sama sekali, tetapi percobaan yang sudah dilakukan oleh orang lain. Tujuan utama percobaan ini adalah untuk memperjelas pemahaman siswa tentang prinsip, konsep, hukum IPA dan tujuan lainnya yang tersirat seperti sikap ilmiah dan kreativitas.

5) Setiap pelajaran dari suatu bidang studi harus mulai dari bahan pelajaran yang sederhana sampai kepada bahan pelajaran yang sulit.

6) Bahan pelajaran yang diberikan harus dimulai dari hal-hal yang konkrit sampai kepada hal-hal yang abstrak. Mulailah dengan fenomena alamiah yang dapat disaksikan oleh murid, baru kemudian diikuti dengan uraian penjelasan analitis teoritis.

7) Pelajaran harus dimulai dari hal-hal khusus menuju kepada hal-hal yang bersifat umum. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan induktif.

8) Pelajaran harus dimulai dari hal yang dikenal oleh murid dalam lingkungannya sampai kepada hal-hal yang jauh yang tak dikenal.

9) Pelajaran harus dimulai dari hal-hal yang sudah diketahui menuju kepada hal-hal yang belum diketahui. Bahan pelajaran yang diberikan sekarang menunjang bahan pelajaran berikutnya.

Faktor motivasi

(14)

adalah hal-hal yang mendorong seseorang untuk belajar aktif, atau hal-hal yang membangkitkan minat untuk belajar. Dapat juga dikatakan motivasi belajar adalah hal-hal yang mendasari seseorang mengapa ia harus belajar. Motivasi murid untuk belajar kemungkinan bermacam-macam, ada murid rajin belajar karena takut dihukum, atau mendapat hadiah atau untuk lulus ujian saja. Motivasi seperti ini, bergantung pada faktor-faktor diluar murid, disebut motivasi eksternal. Motivasi yang lebih baik adalah motivasi internal, yang berasal dari dalam murid itu sendiri tidak bergantung pada hal-hal diluar dirinya, seperti hukuman, hadiah, dan sebagainya.

Guru harus dapat menimbulkan kedua jenis motivasi ini, sudah tentu yang lebih baik adalah motivasi internal. Beberapa prinsip yang dapat menimbulkan kedua jenis motivasi belajar adalah sebagai berikut :

1) Prinsip kebermaknaan

Seorang murid akan termotivasi untuk belajar secara aktif kalau ia menyadari bahwa apa yang dipelajarinya sungguh-sungguh bermanfaat baginya.

2) Prinsip atraktif

Bahan pelajaran yang disampaikan secara menarik akan membangkitkan motivasi belajar. Gaya tarik dari penampilan guru atau disampaikan dengan bantuan alat peraga, percobaan atau cara lain yang komunikatif.

3) Prinsip modeling

Prinsip modeling adalah guru sebagai pribadi teladan, figur panutan, ucapan dan tingkah lakunya meyakinkan. Seperti dikatakan diatas medium is message, guru sendirilah pembawa pesan yang sesungguhnya. Murid akan ikut bersemangat kalau gurunya sendiri bersemangat, menghayati, mencintai, menguasai bidang studi yang diajarkannya.

4) Prinsip pre-rekuisit

Bahan pelajaran yang diberikan harus sedemikian urutannya sehingga bahan pelajaran terdahulu menunjang bahan pelajaran berikutnya. Pelajaran akan membosankan murid apabila penjelasannya memakai perhitungan matematik, yang prinsip hitungan matematiknya sedikit belum pernah dikenal murid.

5) Prinsip penyebaran jadwal

(15)

Dalam satu hari setiap bidang studi dijadwalkan 2 sampai 3 jam pertemuan. Jam pertemuan yang terlalu lama dalam satu bidang studi akan menjemukan siswa.

6) Prinsip evaluasi hasil belajar secara teratur

Evaluasi hasil belajar secara teratur dan hasilnya secara terbuka dikembalikan kepada siswa akan membidik siswa belajar secara teratur pula. Prinsip ini akan sulit dilaksanakan apabila guru mempunyai beban mengajar yang terlalu banyak.

Sarana Penunjang

Pendekatan metode pendidikan IPA tidak akan mungkin dapat dilaksanakan tanpa sarana penunjangnya. Beberapa sarana penunjang yang sangat penting demi terlaksananya pendidikan IPA dengan baik adalah sebagai berikut :

1) Ruang Kelas

Ruang kelas IPA harus mempunyai ciri khusus.

a. Kelas IPA harus mempunyai meja demonstrasi.Meja demonstrasi ditempatkan didepan kelas, cukup panjang dan cukup tinggi sehingga seluruh siswa dapat melihat, apabila guru melakukan demonstrasi IPA.

b. Kelas IPA harus mempunyai stop kontak listrik dan was-tafel. Was-tafel dipasang pada salah satu ujung meja demonstrasi untuk mencuci atau untuk demonstrasi yang membutuhkan air. Stop kontak listrik juga dipasang pada meja demonstrasi.

2) Laboratorium

Pendidikan IPA yang sempurna hanya dapat dilaksanakan apabila sekolah mempunyai laboratorium. Sebab prinsip keterampilan proses seperti mengamati, mencatat, mengukur, menghitung, yang dilakukan oleh murid itu sendiri hanya dapat terlaksana kalau sekolah mempunyai laboratorium. Laboratorium kimia dan biologi dapat disatukan karena laboratorium kedua bidang studi itu mempunyai banyak persamaan. Bentuk, keadaan ruangan, susunan kerja dan lain-lain dari laboratorium itu, tidak dijelaskan disini. Anda dapat membaca dari sumber lain atau dapat menyaksikan sendiri sekolah yang sudah mempunyai laboratorium yang memenuhi syarat.

3) Peralatan dan bahan

(16)

Perlu anda ketahui, pada waktu para siswa melakukan percobaan, mereka harus didampingi guru, mereka bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak bermain-main.

Peraturan-peraturan itu antara lain :

a. Murid-murid tidak diperkenankan masuk kedalam laboratorium kalau tidak ada guru. b. Bahan-bahan atau alat-alat tidak boleh dibawa keluar tanpa izin guru.

c. Dilarang mencicipi zat-zat kimia.

d. Keruskan alat waktu percobaan harus segera dilaporkan kepada guru.

e. Setelah percobaan selesai, alat-alat harus dibersihkan dan disimpan pada tempat yang ditentukan. f. Pada waktu meninggalkan laboratorium, kran air, dan kontak listrik harus diperiksa.

4) Perpustakaan

Sekolah yang baik harus mempunyai perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku yang diperlukan oleh siswa. Buku pegangan siswa untuk setiap bidang studi harus tersedia di perpustakaan, supaya pada waktu proses belajar-mengajar berlangsung di kelas, murid hanya mencatat bagian-bagian yang penting saja.

5) Sumber belajar lainnya

Pengetahuan tentang IPA tidka hanya diperoleh didalam ruangan kelas atau laboratorium, tetapi juga dari alam di sekitar murid. Kunjungan ke alam terbuka, pabrik, atau objek-objek penting lainnya memperluas wawasan murid tentang IPA. Pada waktu tertentu murid bersama guru mengadakan study-tour, perlu membuat perencanaan jauh sebelumnya dan memikirkan hal-hal sebagai berikut :

a. Apakah kunjungan itu sesuai dengan pelajaran din sekolah. b. Apakah kunjungan itu akan membangkitkan minat murid.

(17)

BAB VI

Peradaban manusia selalu bertumbuh dan berkembang, suatu bangsa mempengaruhi peradaban bangsa lain. Tidak ada suatu bangsa yang peradabannya maju dari dirinya sendiri. Setiap bangsa saling mempengaruhi memperkaya kebudayaan masing-masing. Bangsa yang terisolasi dengan bangsa-bangsa lain, kebudayaan bangsa itu berkembangnya lambat. IPA dan Teknologi mempunyai peranan yang penting dalam kemajuan peradaban suatu bangsa.

Dalam kegiatan belajar kali ini akan membahas peranan IPA dalam Teknologi dan pengaruhnya terhadap masyarakat agar anda dapat mengetahui dan mengenal pengaruh timbal balik antara IPA dan teknologi serta pengaruhnya terhadap masyarakat.

a. Jenis-jenis pengetahuan

Dilakalangan masyarakat anda menemukan bermacam-macam pengetahuan dan kepercayaan. Burung hantu yang berteriak dimalam hari adalah pertanda munculnya malapetaka. Pelangi adalah tanda bidadari yang sedang turun mandi. Orang yang mempunyai ilmu tidak mempan dengan peluru atau pedang. Jalan yang menikung harus dibuat miring kedalam. Ada orang yang menolak kalau rumahnya diberi nomor 13. Ada orang yang setia mengikuti uraian nasib sesuai dengan tanggal dan bulan kelahirannya dan masih banyak lagi penjelasan dan kepercayaan yang kita temukan dalam masyarakat.

Berdasarkan pada yang kita sebutkan diatas maka pengetahuan manusia dapat digolongan atas 4 jenis pengetahuan.

1) Pengetahuan tahayul atau mithos

Mithos adalah suatu penjelasan atas fakta yang tidak ada kebenarannya, hanya diduga dan dipercaya begitu saja. Semua suku pada zaman dahulu mempunyai mithos dan legenda. Legenda adalah ceritera rakyat yang berdasarkan mithos.

Contohnya pada zaman dahulu orang percaya pelangi adalah tangga bidadari yang turun mandi, bunyi burung hantu adalah tanda munculnya bencana, kaisar jepang adalah keturunan dewa maahari. Gunung tangkuban perahu terjadi dari perahu yang terbalik oleh sangkuriang. Rakyat percaya dan menerima mithos karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan pikiran manusia pada saat itu dan dorongan ingin tahunya sudah terpenuhi. Manusia tidak sanggup menjelaskan secara benar ilmiah tentang segala sesuatu yang diamatinya maka munculah penjelasan yang bersifat tahayul.

2) Pengetahuan ilmiah

(18)

Manusia berhadapan dengan fakta alam semesta, makhluk hidup atau benda mati. Kemudian manusia menjelaskan fakta itu atau memperbaiki tafsiran pada fakta yang dihadapinya. Penjelasan fakta yang sesuai dengan kenyataan merupakan fakta objektif yang tidak dapat dibantah lagi. Misalnya hukum Archimedes, bahwa benda padat yang tecelup dalam fluida, berkurang beratnya sebesar berat zat fluida yang dipindahkannya.

3) Pengetahuan super-natural

Pengetahuan super natural adalah pengetahuan yang tidak termasuk pada tahayul dan pengetahuan ilmiah, namun mempunyai fakta. Pengetahuan super natural tidak dapat dijangkau dengan panca indera maupun akal budi, sifatnya tradisional (diluar jangkauan akal budi). Karena itu pengetahuan ini tidak titanggapi dengan akal budi dan bukan objek pengetahuan ilmiah dan IPA. Tetapi masalah percaya, ditanggapi dengan iman, believe it or not yang sifatnya sangat pribadi dan menyangkut hak-hak azasi manusia.

Secara ilmiah ditusuk dengan pisau seharusnya pisau menembus bagian tubuh yang ditusuk. Tetapi kenyataannya ada orang yang ditusuk tidak luka sedikitpun. Ada orang percaya, setelah mati dari dunia nyata tersedia kehidupan yang lebih baik, ada pengadilan, ada surga dan neraka, ada malaikat dan setan dan masih banyak lagi pengetahuan sejenis itu, semuanya termasuk pengetahuan pengetahuan super natural. Pengetahuan dari agama, termasuk pengetahuan super natural, menyangkut iman dan hak-hak azasi manusia.

4) Pengetahuan ilmiah semu (Pseudo Science)

Pengetahuan ilmiah semu adalah pengetahuan yang berdasarkan fakta ilmiah tetapi dicampur dengan kepercayaan dan hal-hal yang bersifat super natural. Bangsa Babelonia (sekarang Irak) kira-kira 2500 SM menyembuhkan penyakit diamping obat juga menggunakan mantera. Bangsa Babelonia juga ahli dalam ilmu perbintangan dan memberikan nama pada rasi bintang menurut nama-nama bintang seperti Leo, Scorpio, Pisces, dan d=sebagainya. Berdasarkan kedudukan bintang itu mereka meramal nasib seseorang dihubungkan dengan hari dan bulan kelahirannya. Ilmu perbintangan yang dihubungkan dengan kepercayaan ramalan nasib de=isebut astrologi. Astrologi bukan pengetahuan ilmiah melainkan pseudoscience. IPA memanfaatkan hukum-hukum alam untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia bukannya alam seperti bintang-bintang dilangit yang menentukan kehidupan dan nasib manusia.

Makin maju taraf pemikiran dan kebudayaan manusia, wilayah rasio atau IPTEK lebih dominan dengan kemungkinan masih percaya kepada hal-hal yang bersifat supernatural. Rasio dan iman, IPTEK dan agama berjalan bersama-sama walaupun IPTEK sudah semakin maju.

(19)

Menusia didalam dirinya mempunyai suatu dorongan yang disebut dorongan ingin tahu (coriously), demikianlah kata para ahli. Adanya dorongan ingin tahu ini menyebabkan manusia selalu bertanya tentang segala sesuatu yang menyentuh panca inderanya maupun pikirannya. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul didalam pikirannya menuntut jawaban dan solusi

Pertanyaan jenis pertama yang muncul dari pikiran manusia adalah pertanyaan-pertanyaan, what, how dan why tentang segala sesuatu yang menyentuh penca indera dan pikirannya. Pertanyaan-pertanyaan ini menuntut jawaban dan solusi yang pada awalnya manusia menjelaskan dengan mithos.

Common sense adalah jalan pikiran berdasarkan akal sehat apa adanya seperti yang diamati. Aristotheles menjelaskan, mataharilah yang beredar mengelilingi bumi karena mataharila yang dilihat mata sehari-hari yang bergerak dari timur ke barat. Ulat (makhluk hidup) muncul dari bangkai (benda mati) maka Aristotheles menarik kesimpulan bahwa kehidupan berasal dari benda mati yang terjadi dengan sendirinya secara spontan yang dikenal sebagai teori Generatio Spontanea.

Pada akhirnya pertanyaan-pertanyaan what, how, dan why dijawab secara ilmiah rasional meghasikan IPTEK.

Selama hidupnya manusia selalu terus bertanya dan menuntut jawaban sehingga IPTEK selalu berkembang. Hewan tidak mempunyai pikiran dan dorongan ingin tahu. Yang ada pada hewan hanyalah naluri yaitu suatu dorongan untuk melastarikan kelangsungan hidupnya. Sarang burung dari abad ke abad tetap sama.

Pertanyaan jenis kedua yang muncul dari hati dan pikiran manusia adalah what ought, apa yang seharusnya boleh atau tidak. Seekor ayam jantan bila menemui seekor ayam betina, tidak bertanya-tanya, betina siapa, boleh atau tidak, tetapi segera mengejarnya. Begitu pula seekor kambing yang menemukan pohon singkong, tidak bertanya-tanya lagi, pohon singkong siapa, boleh atau tidak, tetapi segera melalap singkong itu sampai habis daunnya.

c. IPA dan teknologi

Alfin Toffler dalam bukunya, The future shock, membagi masa sejarah manusia dalam 3 gelombang.

1) Gelombang agraria

(20)

Teknologi adalah aplikasi IPA dalam industri, pemanfaatan penemuan IPA mengelola alam untuk memudahkan kehidupan manusia. Bangsa Mesir Babelonia kira-kira 3000 SM sudah mengenal teknik pertanian, bajak, roda. Penemuan manusia pada waktu itu hanya bertolak dari usaha coba-coba, trial and error dan tidak berdasarkan prinsip IPA. Prinsip kerja teknologi sederhana pada waktu itu baru kemudian dijelaskan secara ilmiah teoretis.Bangsa Mesir walaupun belum mengenal ilmu kimia seperti sekarang ini, sudah pandai dalam ramuan obat-obatan, obat pengawet, memurnikan logam, emas, besi dan biji logam lainnya, membuat gelas dan keramik. Demikian pula bangsa-bangsa lain seperti India, China, Yunani, Arab mempunyai sumbangan yang besar dalam IPA pada gelombang agraria.

2) Gelombang industri

Gelombang industri ditandai dengan munculnya industri dan konversi energi, batu bara, minyak bumi dan gas alam, Tenaga manusia dan hewan digantikan dengan mesin. Gelombang industri menurut Alfin Toffler berlangsung dari permulaan abad 18 sampai tahun 1970.

Pada gelombang kedua ini IPA dan teknologi berkembang dengan pesat dan mengubah wajah kebudayaan dan perekonomian dunia. Penemuan IPA ditetapkan dalam tenologi untuk membangun industri untuk menghasilkan barang-barang keperluan dalam jumlah yang besar dan dibuat dalam waktu singkat.

Hukum Pascal diterapkan untuk menghasilkan gaya yang lebih besar, untuk mengepres plat logam dan mengepak kertas. Kapal laut dan galangan kapal dibuat dari plat besi berdasarkan hukum Archimedes sehingga kapal masih tetap mengapung walaupun terbuat dari besi.

Tahun 1765 James Watt membuat mesin uap pertamasebagai pemanfaatan kalor menjadi energi mekanik. Pengolahan monyak bumi menjadi beberapa jenis bahan bakar seperti minyak tanah, solar, bensin mendorong para ahli teknik membuat mesin bakar dalam (internal combustion engine) untuk menjalankan mobil, sepeda motor dan lain-lain.

Hukum Bernoulli tentang hidrodinamika dimanfaatkan dalam bentuk pesawat terbang untuk mengangkat pesawat keatas yang terdapat pada sayapnya. Penemuan batere oleh volta tahun 1800 memberikan sumbangan besar pada sumber energi listrik. Hubungan antara arus listrik dan kemagnetan dimanfaatkan dalam mesin pembangkit listrik secara secara besar-besaran yang dipelopori oleh Faraday, Oersted dan lain-lain.

(21)

Penemuan Einstein secara teoritis tentang energi inti dan dunia atom dimanfaatkan untuk menghasilkan energi baru yaitu energi inti pada pembelahan inti atom dan pada peleburan beberapa buah inti atom. Proses pembelahan inti atom radio aktif dibuat didalam reaktir atom yang mengendalikan reaksi ini sehingga energi yang dihasilkannya dapat diatur, sama seperti pembakaran uap bensin didalam silinder mesin.

3) Gelombang informasi

Gelombang informasi sebagai gelombang ketiga menurut Alfin Toffler dimulai kira-kira tahun 1970. Cirinya adalah teknologi super canggih dalam bidang informasi telekomunikasi, komputer, teknologi angkasa luar, bio teknologi dan rekayasa genetika.

Mesin dan peralatan pabrik dikendalikan dan dikerjakan oleh komputer dan robot. Dengan bantuan satelit, informasi menyebar ke seluruh dunia dalam waktu yang bersamaan sehingga produk bumi seperti menjadi satu. Para ahli meramalkan bahwa memasuki abad 21 biologi akan lebih menonjol.

Dalam modul ini hanya akan diberikan salah satu ciri gelombang ketika yaitu rekayasa genetika. Rekayasa genetika atau teknologi genetika adalah sesuatu yang berkaitan dengan upaya manipulasi genetika untuk segala tujuan yang dilakukan pada organisme atau makhluk hidup.

Jenis-jenis rekayasa genetika adalah sebagai berikut : a. In Vitro Fertilization (bayi tabung)

Sel telur dan sperma dari pasangan suami istri dipertemukan didalam sebuah tabung diluar kandungan. Hasil pembuahan (voetus) dimasukan lagi kedalam kandungan ibunya.

b. Cloning

Cloning adalah reproduksi makhluk hidup hanya dari satu orang tua saja. Metode ini dilakukan pada ikan. Sel telur dari ikan, intinya dikeluarkan dan dikosongkan. Lalu dari ikan itu juga diambil satu sel kemudian dimasukan ke dalam sel telur yang telah dikosongkan tadi dan dibiarkan hidup, tumbuh menjadi foto copy ikan semula.

c. Artificial insemination by donor

Sel telur dibuahi oleh sperma dari pria lain yang buka suamiyaitu dari Bank sperma. d. Recombinant DNA

(22)

segmen-segmen sifat organ dari suatu makhluk hidup seperti mata biru, warna rambut dan bentuknya, jenis daun dan lain-lain.

e. Therapeutic abortion

Ilmu kedokteran akan semakin maju. Sekarang para dokter sudah dapat mendeteksi keadaan bayi yang baru beberapa minggu umurnya di dalam kandungan seperti jenis kelamin, cacat, IQ. Bila ornag tua tidak menghendaki anak itu lahir karena cacat maka dokter dapat menggugurkannya. 4) Dampak IPA dan teknologi terhadap masyarakat

Diatas telah diuraikan betapa IPA dan teknologi telah memberkan kemakmuran dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Anda dapat menyaksikan sendiri bahwa disamping IPTEK memberi sumbangan positif bagi kehidupan manusia, IPTEK juga membawa akibat negatif. Dibawah ini hanya diberikan beberapa contoh saja akibat negatif dari kemajuan IPTEK.

a. Kerusakan lingkungan hidup

Pada gelombang kedua, masa industri sampai sekarang kemajuan IPTEK mendorong manusia menguras sumber daya alam. Akibatnya hutan semakin berkurang, air tercemar, udara menjadi kotor, lapisan ozon menjadi tipis.

b. Interaksi sosial

Pada gelombang agraria hubungan antara manusia dengan manusia lainnya diwarnai dengan hubungan kekeluargaan, tata krama semangat gotongroyong dan lebih banyak waktu yang dipakai untuk berkomunikasi anar pribadi.

c. Manusia menjadi bagian dari mesin

Manusia menciptakan teknologi untu kepentingan manusia sendiri guna meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Untuk itu diperlukan peralatan yang canggih dan rumit yang bekerja secara cepat dan tepat. Dalam keadaan seperti ini manusia hanya menjadi satu bagian dari mesin yang bekerja secara mekanis dan rutin tanpa pribadi.

d. Pengaruh teori evolusi Darwin

Pada abad ke 19 Darwin menerbitkan sebuah buku tentang evolusi makhluk hidup yang berjudul The Origin of The species by means of natural selections. Dalam buku itu Darwin mengemukakan dua teori pokok tentang evolusi :

(23)

 Evolusi terjadi melalui seleksi alamiah. Seleksi alamiah ini terjadi karena bermacam-macam hal yang saling berkaitan antara lain over produksi, struggle for existence, inheritance of variations dan survival of the fittes.

e. Rekayasa Genetika

(24)

BAB VII METODE PEMECAHAN MASALAH

Kecepatan perkembangan sains dan teknologi pada akhir-akhir ini menuntut perlunya pembaharuan bidang pendidikan dan pengajaran sains baik di negara maju maupun di negara-negara yang sedang berkembang, mengingat bahwa sains dan teknologi erperan dalam meningkatkan kesejahteraan kita baik sebagai individu atau kelompok masyarakat (Eddy M. Hidayat, 1988:1).

Pemaharuan yang dilakukan merupakan upaya untuk mewujudkan tantangan kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan pengajaran sains, yang memberikan bekal kepada anak didika sehingga mereka kelak dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat yang sudah makin terikat pada kemajuan-kemajuan sains serta hasil-hasilnya di bidang teknologi.

Kemajuan yang pesat dari sains dan teknologi mengakibatkan informasi yang didapat dikumpulkan dalam bentuk fakta-fakta ilmiah menjadi berlipat ganda jumahnya. Misalnya menjadi semakin kompleks karena pertambahan informasi ini diikuti oleh adanya informasi-informasi yang ada menjadi ditinggalkan karena sudah diganti oleh informasi lain yang lebih relevan dan valid. Hal ini mengakibatkan apa yang dipelajari pada masa sekarang menjadi tidak cocok kalau menjadi bahan ajar masa sepuluh tahun yang akan datang.

Upaya pembaharuan pendidikan dan pengajaran sains yang dilakukan tidak semulus sebagaimana yang direncanakan, karena permasalahan muncul dalam operasional proses belajar mengajar di sekolah-sekolah pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Namun demikian kita tidak dapat berhenti berusaha mencari dan menerapkan alternatif pendidikan dan pengajaran sains yang relevan bagi anak didik dalam rangka mmpersiapkan mereka menghadapi permasalahan kehidupan abad ke21.

Pengajaran Sains di Sekolah

Pembaharuan pengajaran sains di sekolah dapat ditempuh dengan mengacu kepada prioritas penekanan permasalahan yang dihadapi. Terdapat bergagai alternatif pemecahan masalah dalam pengajaran sains, yaitu :

Pertama, Alternatif yang memberikan pada konsep-konsep pokok yang dapat diidentifikasi dalam disiplin-disiplin ilmu yang tercakup dalam sains. Alternatif ini bertolak dari pandangan bahwa bagaimanapun banyaknya informasi yang dapat dikumpulkan dalam sains, semuanya pada dasarnya dikembangkan dari konsep-konsep pokok tertentu yang merupakan kerangka.

(25)

Kedua, alternatif yang memberikan penekanan pada metode sains sebagai bahan pengajaran di sekolah. Alternatif ini berpedoman pada pandangan bahwa yang paling penting dalam pengajaran sains di sekolah ialah memberikan bekal pada anak didik untuk belajar sains. Dengan demikian materi seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menyusun hipotesis, dan lain-lain. Contoh program yang dikembangkan di Amerika Serikat adalah SAPA (Science A Process Approach).

Ketiga, alternatif lain yang mempersoalkan apakah sains itu merupakan suatu disiplin ilmu atau kumpulan disiplin ilmu. Alternatif ini lebih cenderung untuk untuk melihat sains sebagai suatu disiplin intergatif atau terpadu, dan bukan sekedar kumpulan disiplin. Maka muncullah berbagai gagasan dan proyek pembaharuan untuk memperkenalkan pengajaran sains secara terpadu.

Keempat, alternatif lain yang relatif masih belum dikembangkan di Indonesia ialah pendidikan sains melalui pendekatan Science Technology Society (STS). Di Amerika Serikat STS ini telah dikembangkan sejak awal tahun 1980. Eddy M. Hidayat (1988 : 3 s.d. 6) mengungkapkan pendapat dari Ruston Roy (1983) tentang STS sebagai perekat yang menyatukan sains secara bersama-sama. Beliau juga melihat STS sebagai suatu kekuatan yang sedang bergerak dan suatu gagasan yang dapat menyempurnakan atau memperbaharui tujuan-tujuan, kurikulum, pengajaran, evaluasi, dan pendidikan guru dalam pendidikan sains dewasa ini. Jadi gerakan STS bertitik tolak pada keinginan untuk meningkatkan keberanian orang-orang untuk belajar sains yang benar-benar berarti melalui isyu-isyu sosial/masyarakat dan melalui teknologi STS ini menginginkan agar sains itu mudah dimengerti dan bermanfaat bagi setiap orang.

Permasalahan Pelaksanaan Pengajaran Sains di Sekolah

Dengan diterapkannya Kurikulum tahun 1984 di semua jenjang pendidikan umum (dalam hal ini SD, SMP, dan SMA) yang telah menerapkan Cara Belajar Siswa Aktif dan Pendekatan Keterampilan Proses, seperti misalnya pada SMA pelaksanaan Kurikulum SMA 1984 halaman 12 berbunyi :

”... Proses belajar mengajar harus mencerminkan komunikasi da arah, tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah tanpa mengembangkan cara belajar mendapatkan, mengelola, menggunakan, menemukan dan mengkomunikasikan perolehannya atau hasil belajar. Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan lebih banyak mengacu kepada bagaimana siswa belajar, selain kepada apa yang ia pelajari.

(26)

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar lebih menekankan kepada belajar bagaimana belajar, perolehan informasi tidak hanya sebagai produk melainkan juga sebagai proses, lebih menekankan keaktifan mental anak didik dalam belajar, pentingnya memanfaatkan sumber belajar antara lain lingkungan sebagai salah satu sumber belajar untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar, dan pentingnya pemahaman guru baik di tingkat SD, SMP, dan SMA tentang penerapan pendekatan keterampilan proses.

Tetapi dalam kenyataannya kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah (SD, SMP, dan SMA) masih terdapat beberapa kesenjangan pelaksanaan keterampilan proses antara lain, masih rendahnya tingkat kesiapan guru dalam menerapkan keterampilan proses. Hal ini juga diungkapkan dari hasil wawancara dengan para guru yang berada di sekitar kota Cianjur (Proyek CBSA) dan observasi yang dilakukan dibeberapa Sekolah Dasar di daerah itu diketahui betapa miskinnya pengetahuan guru tentang keterampilan-keterampilan proses sains itu, apalagi tentang pengembangan dalam pelajaran sains ( Ratna Wilis Dahar, 1990:3 ).

Lebih lanjut beliau mengatakan, ... “di lapangan begitu banyak perubahan yang kta lihat Para Guru masih banyak menekankan pada pemberian informasi pada siswa” (1990:4). Episode belajar mengajar yang demikian itu membuat anak didik sebagai pendengar yang sifatnya saja, kesempatan untuk belajar dengan mengamati, memegang, dan merasakan tidak terjadi. Hal ini yang tidak memuaskan dalam cara belajar seperti itu adalah tidak adanya hubungan antara materi sains dengan contoh-contoh nyata berasal dari pengalaman para anak didik itu sendiri.

a. Media pendidikan masih kurang atau minim sekali, karena itu seperti alat peraga belum dapat digunakan sepenuhnya untuk membantu kegiatan belajar mengajar.

b. Dalam kegiatan belajar mengajar sains (IPA) belum tampak dikaitkan dengan teknologi dalam upaya meningkatkan pemahaman anak didik di bidang sains itu sendiri.

c. Lingkungan belum dimanfaatkan sebagaimana diharapkan oleh konsep keterampilan proses sains dan CBSA.

Keterampilan Proses

(27)

Dalam pendidikan sains sering dikenal istilah proses sains dan para ahli di kalangan pendidikan sains juga menyatakan bahwa sains adalah produk atau konsep dan sekaligus juga sebagai proses. Bagaimana hubungan antara produk sains dengan proses sains, lebih lanjut Ratna Wilis Dahar (1990) mengungkapkan bahwa “... kalau kita hanya mengajarkan produk sains berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori pada anak didik, tanpa mereka mengetahui dan memiliki proses akan menjadi ilmuwan di kemudian hari yang akan dapat ikut serta dalam mengembangkan dan memperoleh pengetahuan sains. Jadi dalam pengajaran sains penekanannya jangan terlalu berlebihan pada konsep tanpa mempertimbangkan proses, atau sebaliknya penekanan yang berlebihan pada proses tanpa memperhitungkan konsep juga kurang dapat diterima.

Dari uraian di atas tampaknya pendekatan proses ini sangat berkaitan erat dengan penemuan sendiri dalam pengajaran sains. Sebagai suatu pendekatan dalam proses belajar mengajar pendekatan proses mempunyai kebaikan dan keburukan antara lain :

Kebaikannya :

a. Anak didik akan berperan secara aktif dalam kegiatan belajarnya.

b. Anak didik mengalami sendiri proses untuk mendapatkan rumusan/konsep maupun keterangan tentang sesuatu sehingga ia dapat memahaminya.

c. Memungkinkan anak didik mengembangkan sikap ilmiahnya dan merangsang rasa ingin tahu pada diri anak didik.

d. Anak didik akan memperoleh pengertian yang dihayatinya benar-benar, karena anak didik sendiri yang menemukan konsep atau generalisasi dari hasil pekerjaannya sendiri.

e. Pengertiaan anak didik lebih mantap sehingga memungkinkannya untuk dapat menerapkannya kedalam masalah lain yang relevan.

f. Memungkinkan anak didik bekerja dengan leluasa dan mengurangi ketergantungan kepada orang lain. g. Anak didik akan merasa puas dengan hasil penemuannya sebagai salah satu faktor menumbuhkan motivasi intrinsik pada diri anak didik.

h. Melalui pendekatan proses ini, pengembangan ilmu dan perubahan-perubahan konsep yang memungkinkan terjadi mudah diterima.

i. Anak didik terlatih dalam hal kegiatan yang diperlukan dalam sains, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para ahli.

(28)

k. Membiasakan anak didik untuk mengemukakan pendapatnya secara sistematis dan menghargai pendapat orang lain.

Keburukannya :

a. Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan waktu lama dan belum ada jaminan bahwa anak didik akan tetap bersemangat.

b. Guru harus lebih banyak menyediakan waktu bagi anak didik.

c. Jumlah anak didik dalam satu kelas harus kecil, karena setiap individu anak didik memerlukan perhatian guru.

d. Harus memperhitungkan kesiapan intelektual anak didik sebab akan mempengaruhi hasil penemuannya.

e. Guru mengalami kesulitan dalam menyusun bahan pelajaran yang harus memenuhi bahan yang diperlukan anak didik dan sesuai dengan lingkungan belajar anak didik.

f. Perencanaan harus benar-benar lebih teliti agar mudah dikerjakan anak didik.

g. Kurang adanya jaminan bahwa setiap individu anak didik akan sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumya.

h. Sulit membuat anak didik turut serta aktif secara merata.

Dari uraian di atas dapat kita simak bahwa fokus utama dari kegiatan belajar mengajar sains ialah proses sains dengan tidak mengabaikan produk sains. Hal ini sejalan dengan pendapat Subiyanti (1988) bahwa mengajarkan keterampilan proses keppada anak didik adalah memberi mereka kesempatan untuk melakukan ilmu pengetahuan alam (sains) dan tidak sekedar memberikan tentang ilmu pengetahuan alam (sains).

Adapun langkah-langkah pelaksanaan keterampilan proses itu terdiri dari : pemanasan, observasi, interpretasi dari pengamatan, peramalan, aplikasi konsep, perencanaan penelitian, dan komunikasi. Mengapa Keterampilan Proses

(29)

Tugas daripada sekolah ialah untuk mempersiapkan anak didik daam menghadapi tuntutan zaman dan masa depan bangsa dan negaranya. Untuk itu anak didik perlu dibina agar mereka mampu mewujudkan potensinya secara alamiah, meningkatkan kemauan, mengembangkan sikap positif untuk loyal kepada tugas-tugas yang diembannya. Keterampilan proses (ranah psikomotor) dan perolehan pengetahuan (ranah kognitif) untuk dapat berfikir mandiri diperoleh melalui pendekatan keterampilan proses itu merupakan interpretasi dari ranah afektif, ranah kognitif, dan ranah psikomotor menghasilkan kreativitas anak didik.

Secara singkat dapat diajukan beberapa alasan mengapa pendekatan keterampilan proses perlu diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar bagi anak didik sebagai berikut :

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat, sehingga guru akan mengalami kesulitan jika harus mengajarkan semua fakta dan konsep kepada anak didik.

b. Banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan guna meningkatkan pemahaman anak didik. Mereka dapat dibimbing oleh guru untuk menemukan sendiri melalui latihan-latihan yang berkualitas dan terencana dengan baik.

c. Secara umum para ahli psikolog berpendapat bahwa anak didik akan dengan mudah memahami konsep-konsep yang abstrak dan rumit; jika disertai dengan contoh-contoh konkrit (nyata), memulai dengan konsep yang telah mereka miliki sebelumnya, berlangsung wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

d. Pemahaman anak didik lebih berarti dan dapat mengingat lebih lama jika mereka mendapat kesempatan mempraktekan sendiri, melakukan kegiatan penemuan konsep melalui pelakuan terhadap kenyataan fisik, serta penanganan benda-benda nyata.

Bruner menyatakan bahwa seorang anak didik yang telah berhasil menemukan sesuatu akan memperoleh kepuasan, suatu hadiah yang datang dari dalam dirinya dan disebut hadiah instrinsik. Selanjutnya keberhasilan anak didik ini biasanya dipuji oleh guru, dan ini merupakan hadiah yang datang dari luar yaitu hadiah ekstrinsik. Dengan seringnya anak didik melakukan penemuan terbimbing, lambat laun anak didik mengalihkan ketergantungannya dari hadiah ekstrinsik ke hadiah intrinsik. Hal ini akan menambah dan memperbesar motivasinya dalam belajar.

e. Anak didik perlu dilatih dan dirangsang untuk selalu bertanya, berpikir kritis objektif serta mengupayakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Latihan yang demikian akhirnya anak didik dapat berpikir dan bertindak kreatif.

(30)

a. Keterampilan proses merupakan suatu cara memecahkan masalah yang dihadapi dalam berbagai segi kehidupan yang relevan.

b. Keterampilan proses ini mengembangkan cara anak didik untuk membentuk konsep sendiri, dan membantu belajar begaimana mempelajari sesuatu.

c. Membantu anak didik untuk mengembangkan dirinya sendiri.

d. Membantu anak didik memahami konsep yang abstrak, yang jika konsep abstrak tersebut hanya dijelaskan dengan metode ceramah tidak selamanya menarik perhatian anak didik.

e. Untuk mengembangkan kreativitas anak didik. Bagaimana Keterampilan Proses

Bila diperhatikan langkah-langkah keterampilan proses pada uraian sebelumnya tampaknya bersamaan dengan apa yang dikenal dengan metode ilmiah. Menurut Jujun S. Suriasumantri (1984:119-129) mengutip pendapat Stenn bahwa metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang memmpunyai langkah-langkah yang sistematis. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Seperti diketahui berpikir adalah kegiatan yang menghasilkan pengetahuan. Karena itu metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran. Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika manusia mengamati sesuatu.

Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logika hipotetiko verifikasi pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perumusan masalah,

b. Penyusunan kerangka berpikir, c. Perumusan hipotesis,

d. Pengujian hipotesis, dan e. Penarikan kesimpulan.

Sedangkan dalam keterampilan proses menurut Conny R. Semiawan dapat terjadi sesuatu interpenetrasi antar ranah-ranah kognitif, apektif, dan psikomotor, dengan menggunakan langkah-langkah pelaksanaan keterampilan proses sebagai berikut :

(31)

Pemanasan ini dimulai dengan urun pikiran tentang gambaran menta yang dimiliki anak didik tentang pokok bahasan yang telah dipelajari. Untuk pokok bahasan yang baru, diperlukan pengalaman langsung yang dapat menjembataninya. Bagi anak didik Sekolah Dasar penghayatan pengalaman tersebut dilaksanakan dengan konkrit. Pengalaman ini diperlukan secara esensial sebagai jembatan mengarah kepada emosional dan fisik, di samping memberikan kesenangan bagi siswa dan sekaligus merupakan usaha melihat konteks permasalahan.

b. Pengamatan

Pengamatan atau observasi berarti penggunaan indera yang diperlukan untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin. Untuk itu perlu diketahui fungsi belahan otak sebelah kanan yaitu melakukan imajinasi yang perlu dikembangkan. Fungsi belahan otak sebelah kiri ialah melakukan kemungkinan untuk persepsi kognitif dan memorisasi. Jika anak didik menerima pengajaran sains dari berupa rangkaian kata-kata saja maka tugas belahan otak sebelah kiri menjadi berat. Untuk itu diperlukan perubahan strategi mengajar dengan lebih banyak menampilkan alat peraga baik dalam bentuk model maupun gambar, action ataupun realitas sebenarnya. Yang perlu dicapai di sini adalah pengamatan semua jenis detail atau perubahan serta secara bertahap membedakan pengamatan yang sesuai terhadap masalah khusus tertentu dan membedakan yang tidak relevan.

c. Interpretasi dari pengamatan

Di sini dilakukan pencatatan ciri khas dari suatu pengamatan objek atau tahap perkembangan atau kejadian untuk menghubungkan pengamatan yang satu dengan yang lain. Mungkin ada pola-pola yang harus dideteksi dalah suatu rangkaian observasi atau beberapa kejadian haruus ditemui. Penemuan pola itu adalah dasar untuk menghargai hubungan dan menyarankan kesimpulan.

d. Peramalan

Pola dan hubungan yang sudah diamati digunakan untuk meramalkan kejadian yang belum diamati. Suatu ramalan merupakan suatu terkaan bila tidak didasarkan pada hubungan yang diketahui ada, melaui observasi hari ini atau pada masa yang lalu. Harus ada alasan untuk suatu ramalan yang didasarkan pada observasi. Karena itu peramalan bertumpu dari penalaran terhadap observasi. Anak didik harus dibantu membedakan antara ramalan dna terkaan.

e. Aplikasi konsep

(32)

semuanya dapat diterapkan pembuktiannya. Ini yang harus disadari oleh anak didik dalam mencoba kembali kebenaran hipotesa itu.

f. Perencanaan penelitian

Perencanaan penelitian berpedoman dari pertanyaan apa yang harus dijawab secara jelas. Kejelasan tentang ini dan mampu melihat persoal apa yang harus dijawab dalam arti penelitian empirik ataupun penilaian nilai. Proses ini juga mencakup mengidentifikasikan variabel apa yang harus diubah atau bisa tetap dipertahankan. Juga mencakup perencanaan observasi dan uraian apa yang akan dipakai. Cara pemakaiannya untuk menentukan hasil penelitian.

g. Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang berhubungan erat dengan cara anak didik belajar mengkombinasikan kata objek yang secara esensial harus diperlukan atau dipikirkan perlakuannya, memerlukan gambaran tentang ide maupun situasi nyata. Kata-kata tersebut baru menyertai pelajaran jika ide sudah dihargai. Komunikasi ini tidak hanya verbal tetapi dapat juga melalui grafik, chart dan tabel dalam mengatur informasi dan atau menyampaikan hasil observasi sehingga polanya tampak jelas kemudian kesimpulannya dapat ditarik.

Setiap langkah kemampuan keterampilan proses dicirikan oleh indikator-indikator tertentu sebagai berikut :

a. Mengajukan pertanyaan b. Mengamati

(33)

BAB VIII KETERAMPILAN IPA

Teknologi dan Perkembangannya

”Kebudayaan” merupakan istilah yang dipinjamkan dari antropologi sosial yang bermakna lain sebagai kultur berasal dari kata Latincolere yang berarti mengolah data, mengerjakan terutama mengolah tanah atau bertani. Arti ini kemudian berkembang sebagai segala daya upaya manusia dalam usahanya menguasai alam.

Kebudayaan terdiri atas kebudayaan terdiri atas kebudayaan materi dan kebudayaan non materi. kebudayaan materi mencakup alat-alat, gedung, makanan, pakaian, kendaraan dan obyek-obyek fisik lainnya. Teknologi adalah suatu cabang antropologi budaya yang berhubungan dengan studi terhadap kebudayaan materi. Suatu perubahan teknologi diartikan sebagai perubahan tingkah laku manusia dalam mengendalikan lingkungan fisiknya seperti industri, transportasi, ilmu dan seni. Dalam arti yang umum dikatakan teknologi yang adalah penerapan ilmu sehingga mempunyai nilai ekonomi atau bisa juga disebut sebagai ilmu-ilmu terpakai. Percepatan kebudayaan tampak jelas mempunyai hubungan teknologi. Di museum-museum kita lihat berbagai macam alat potong dari manusia pra sejarah, seperti pisau dan kapak yang terbuat dari batu, ujung tombak dan anak panah, yang digunakan oleh nenek moyang kita selama ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Batu api yang mereka gunakan tidak lapuk, lebih tahan dari pada rumah mereka, bahkan lebih tahan dari pada tulang. Karenanya berbagai macam batu api di museum digunakan sebagai ukuran jangka panjang yang paling jelas dari kemauan manusia pra sejarah dalam mengolah lingkungan fisiknya.

Pada tahun 1750 kecepatan gerak manusia adalah dengan cara naik kuda. Sebetulnya kuda telah digunakan manusia dalam kurun waktu jauh sebelumnya. Penggunaan kuda pertama kali dikenak sekitar 1700 SM ketika bangsa Hyksos membawanya ke Mesir.

Kemudian ditemukan mesin uap dan kereta api yang memungkinkan manusia bergerak dan menambah kecepatan perjalanannya. Dan tahun 1828-1909, dalam kurun waktu 80 tahun, kemajuan lokomotif memungkinkan manusia menambah kecepatan perjalanannya lebih dari apa yang telah dicapai selama jutaan tahun sebelumnya.

Keterampilan untuk memecahkan masalah teknologi

(34)

lengket. 10 tahun lamanya Goodyear melakukan percobaan ini sampai suatu saat secara kebetulan ketika ia sedang memegang campuran karet dan belerang, campuran itu jatuh di oven. Disini ada langkah maju penggunaan karet karena ketidaksengajaan.

Suatu kemajuan besar yang dicapai secara sistematis dapat kita lihat pada apa yang telah dikerjakan oleh Thomas Edison ketika mencari kombinasi yang tepat untuk memproduksi batere. Edison melakukan sekitar 9000 kali percobaan. Sampai datang ejekan dari temannya karena percobaannya tak kunjung berhasil, tetapi Edison berkata : “Walaupun begitu saya telah mempunyai banyak hasil, yaitu beribu-ribu hal yang tidak dapat dikombinasikan”.

Dalam Pendidikan Nasional, untuk memperoleh pemecahan dan pengembangan diperlukan pemahaman tehadap komponen-komponen Pendidikan Nasional yaitu :

1) Struktur pendidikan nasional 2) Kurikulum pendidikan nasional 3) Tenaga kependidikan

4) Sarana dan prasarana pendidikan 5) Pembiayaan pendidikan

6) Pengelolaan pendidikan 7) Pengembangan pendidikan 8) Lingkungan

b. Pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem

Setiap elemen dari suatu Teknologi tertentu saling terkait dalam sustu sistem, sehingga kemajuan yang satu akan berpengaruh terhadap elemen lainnya.

Kemajuan ilmu dalam bidang teknologi Sipil memungkinkan untuk membangun bidang tingkat 50 atau yang lebih tinggi lagi. Namun kemungkinan itu baru bisa terwujud bila elemen-elemen yang mendukung juga ikut berkembang :

c. Optimasi hasil

(35)

d. Membuat model dari suatu objek tertentu

Apa yang disebut model? Baiklah kita simak cerita dari 6 orang buta yang ingin diketahui dan membayangkan seekor binatang yang disebut gajah. Orang pertama memegang salah satu bagian badan gajah, ia merasakan bagian yang datar dari perut gajah, kemudian mengatakan bahwa gajah itu seperti dinding. Orang kedua mengatakan bahwa gajah seperti tombak setelah memegang gading yang runcing, halus dan bulat. Karena memegang belalai dyang berbelit-belit, orang ketiga mengatakan bahwa gajah itu seperti ular. Orang ketiga mengatakan gajah itu seperti pohon karena memegang kakinya. Orang kelima mempunyai keyakinan bahwa gajah itu seperti kipas, setelah ia memegang telinganya. Dan orang keenam yang memegang ekor yakin bahwa gajah itu seperti tali. Dalam segi-segi tertentu penilaian mereka benar. Tetapi secara keseluruhan, semuanya berpendapat salah. Mereka mencoba membuat suatu gambaran dari suatu obyek yang disebut model. Tetapi apa yang diketahuinya tidak lengkap, maka modelnya juga salah.

Model merupakan suatu gambaran dari obyek tertentu. Dengan indera dikumpulkan keterangan-keterangan dan kemudian dipilih ciri-ciri yang penting dari obyek itu. Model merupakan sarana untuk memandang suatu masalah dengan cara yang sederhana. Model yang baik cukup hanya mengandung bagian-bagian yang penting saja. Dengan menggunakan model kita dapat mengendalikan lingkungan dan membangun suatu siswa yang berguna, langsung tergantung pada kesanggupan menemukan model-model yang tepat.

e. Keterampilan berkomunikasi

Suatu teknologi baru diperoleh karena adanya kemampuan manusia mengsintesakan informasi mengenai komponen lain yang saling berpengaruh. Komunikasi para ahli dibidang masing-masing merupakan suatu yang mutlak yang harus dilakukan. Adanya komunikasi ini akan mendorong para ahli untuk mencapai yang terbaik dalam bidangnya yang akan sangat berguna untuk tercapainya suatu teknologi baru. Bioteknologi yang menjadi tumpuan di masa ini dan yang akan datang adalah suatu contoh keberhasilan karena adanya komunikasi antar berbagai ilmuan antara lain para ahli kimia, biologi, fisika, matematika, kedokteran, dan masih banyak lagi.

f. Menggunakan pendekatan umpan balik

(36)

BAB IX PERMASALAHAN PENDIDIKAN IPA

Dalam pasal 3 UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, tertera bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Selanjutnya pasal 4 tentang tujuan pendidikan nasional menggariskan, bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dari rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dikemukakan di atas, jelas sekali besar tanggung jawab kita dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola pendidikan pada umumnya, pendidikan sains pada khususnya di negara tercinta ini.

Lebih lanjut UU No. 2 Tahun 1989 mengenal tiga jenjang pendidikan; pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Masing-masing jenjang telah ditegaskan tugasnya, dan jenjang pendidikan yang lebih rendah merupakan persiapan bagi pendidikan yang lebih tinggi jenjangnya, dan juga sebagai persiapan memasuki dunia kerja. Untuk keperluan modul ini hanya jenjang pendidikan dasar yang akan diuraikan lebih lanjut tugasnya, yaitu :

Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. (Pasal 15 aya 1).

Dengan membahas Permasalahan Pendidikan IPA tentang beberapa aspek pendidikan sains, diharapkan dalam modul ini akhirnya dapat dikemukakan beberapa gagasan dalam menyongsong tugas yang ditimpakan pada kita semua untuk mengembangkan kurikulum pendidikan sains untuk pendidikan dasar 9 tahun.

1. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

Referensi

Dokumen terkait

1 Siti Marfiatun B.211.12.1055 Cucian Motor Dari tiga pesaing ternyata jasa cuci motor tidak menyediakan bisnis pendamping seperti scotlate dan stiker motor.Harga yang

Tabel I.3 Data Hasil Survei Pendahuluan pada Pegawai Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Pangkalpinang .... Tabel I.4 Data Spesifikasi Jabatan Pegawai Struktural di

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the

(1) Apabila cedera yang diuraikan dalam Pasal 2 merupakan sebab langsung dari kematian Tertanggung dalam jangka waktu 365 hari sejak tanggal terjadinya

Menuurut pamuji (2014), menyatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin pada ibu setelah melahirkan adalah

Dalam percobaan ketiga Radar mendeteksi 1 objek, tetapi dikarnakan objek didepan lebih kecil maka pendeteksian jarak terlihat berbeda pada sudut 129⁰ - 142⁰ radar.. 4)

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan cara pengolahan terhadap data yang diperoleh dari sekolah dan dilakukan analisis data secara deskriptif

Tunas-tunas yang terbentuk tersebut berwarna hijau dengan pertumbuhan sempurna (Gambar 3), sedangkan pada eksplan kalus embrionik hasil persilangan antara jeruk siem x