• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Tekstil Indonesia dan Dunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Tekstil Indonesia dan Dunia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN TEKSTIL INDONESIA

DAN DUNIA

KAJIAN TEKSTIL NUSANTARA

Tugas III

DisusunOleh:

Dinda Caesar Afreeandhanie

C0912008

(2)

2014

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai UKD 3 mata kuliah “Kajian Tekstil Nusantara”.

Makalah dengan judul “Perkembangan Tekstil Indonesia dan Dunia” ini dirasa kurang sempurna dalam masalah materi yang kurang memadai. Oleh karena itu, penulis meminta maaf dan mengharap maklumnya atas kekurangannya tersebut.

Surakarta, Maret 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap hari sadar atau tidak, kehidupan manusia selalu dikelilingi oleh produk tekstil. Dari mulai hal-hal biasa seperti pakaian yang kita pakai, kaos kaki yang kita kenakan, tirai yang dipasang di rumah-rumah hingga rangka pesawat terbang dari material tekstil komposit yang tidak biasa. Tekstil memang tidak terbatas hanya pada kebutuhan sandang dan fesyen seperti selama ini dipahami banyak orang. Nyatanya tekstil memiliki wilayah aplikasi sangat luas dan telah melebar lebih dari sekedar dipandang sebagai pakaian saja.

Tekstil sendiri memiliki arti semua yang terbentuk dari serat. Di dalam bahasa latin, pengertian tekstil dari etimologi bahasa “texere” atau “textile”

(bahasa Inggris) yang artinya selalu dihubungkan dengan kegiatan menenun. Dengan demikian pengertian merencanakan tekstil dapat diartikan sebagai suatu proses penyempurnaan yang dapat dilakukan pada serat benang atau pun pada kain. Maksud dari proses ini adalah meningkatkan kualitas bahan keindahan dan fungsi tekstil tersebut.

(4)

istilah medical textile semakin menunjukan tren yang menarik. Contoh lain misalnya dengan semakin hangatnya penelitian-penelitian dan aplikasi nano teknologi pada bidang tekstil, belum lagi aplikasi bidang elektronika pada material tekstil yang melahirkan istilah baru bernama smart textile atau tekstil cerdas semakin menunjukkan perkembangan yang menarik.

BAB II

ISI

Tekstil diduga sudah ada sejak zaman Neolitikum atau Batu Baru (8000-2000 SM). Penemuan alat tenun, misalnya gelondong benang atau alat tenun batu, membuktikan adanya proses pemintalan dan penenunan di zaman itu.

Saat orang mulai tinggal di kota, tekstil makin banyak dibuat dari beragam serat. Sayangnya hanya sedikit bukti tenunan di zaman peradaban kuno yang ditemukan, misalnya dari Mesir dan Peru. Di Mesir ditemukan tenun lena yang berusia 6.000-7.000 tahun dan kain dengan pola-pola tertentu yang dibuat dengan teknik tapestry abad XV SM. Sedangkan di Peru, temuan berupa katun dan wol bulu llama.

Di tahun 5000 SM masyarakat Mesir dinilai sudah terampil menenun kain lena dari rami halus. Selain berdasarkan penemuan berupa secarik kain lena halus, pendapat itu didukung oleh temuan sejumlah mumi dari tahun 2500 SM yang terbungkus kain lena bermutu sebaik produk sekarang.

(5)

kecil sutera tenun berbordir menempel di patung perunggu dari Dinasti Shang (1523-1028 SM).

Penyebaran tekstil dari timur ke barat dimulai tahun 300 SM saat bala tentara Iskandar Agung membawa pulang ke Eropa benda-benda katun dari wilayah Pakistan. Mereka lantas mengembangkan perdagangan kain secara besar-besaran dengan mengimpor pakaian wol dari Inggris, Gaul (kini Prancis), dan Spanyol, kain lena dari Mesir; Katun dari India; serta sutera dari Cina dan Persia (kini Iran). Sayangnya sedikit sekali tekstil yang bertahan dari masa Kekaisaran Romawi di Barat dan Dinasti Han (202 SM – 220) di Timur.

Sejarah telah membuktikan bahwa dahulu pembuatan tekstil selalu dengan bahan alami, hal ini dikarenakan mereka memanfaatkan alam sekitar dan belum adanya teknologi seperti jaman sekarang.

Awal mula perkembangan tekstil di Indonesia tidak dapat diketahui dengan pasti, namun kemampuan masyarakat Indonesia dalam hal menenun dan merajut pakaiannya sendiri sudah dimulai sejak adanya kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia dalam bentuk kerajinan, yaitu tenun-menenun dan membatik yang hanya berkembang disekitar lingkungan istana dan juga ditujukan hanya untuk kepentingan seni dan budaya serta dikonsumsi/digunakan sendiri.

(6)

pada tahun 1935. Dan sejak itu industri tekstil Indonesia mulai memasuki era merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-lain.

(7)

Block printing (sumber: http://printing.google.co.id)

Adanya teknologi komputerisasi digital yang sudah berkembang sejak tahun 1994, turut mempengaruhi perkembangan yang signifikan bagi industri tekstil nusantara.

Penggunaan digital printing untuk bidang usaha tekstil di Indonesia makin terlihat naik setelah tahun 2004, walaupun untuk negara berkembang masih dianggap jauh tertinggal dari beberapa negara di barat, yang sudah menggunakan tehnologi ini sejak tahun 1980.

(8)

Mesin digital printing (sumber: http://mesindigitalprinting.google.co.id)

Dengan adanya perkembangan printing digital untuk tekstil yang sangat drastis di Indonesia, telah merubah hampir seluruh rangkaian proses produksi dengan lebih efisien dan singkat. Dengan menggunakan tehnologi digital printing, banyak produsen berhasil menghilangkan proses yang terlihat rumit seperti, trace film atau bagian untuk membuat film; engraving, atau membuat cetakan; dan color mixing, atau membuat pasta warna.

(9)

BAB III

KESIMPULAN

Menurut sejarah, tekstil sudah ada sejak zaman Neolitikum atau Batu Baru (8000-2000 SM). Dan tidak dapat dipungkiri lagi tekstil adalah material yang paling dekat dengan ke hidupan kita sekarang. Perkembangan tekstil dapat dibilang berjalan lurus dengan perkembangan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari seiring berjalannya waktu dan makin berkembangnya teknologi, tekstil juga semakin berkembang, baik berupa teknik pembuatan hingga pengaplikasian motif pada permukaan kain.

Di Indonesia, tekstil juga berkembang cukup pesat. Walaupun sempat mengalami beberapa fase perkembangan, naik dan turun. Perubahan yang menonjol terdapat pada penggunaan mesin – mesin dalam proses pembuatan tekstil. Seperti contohnya Alat Tenun Mesin (ATM) dan mesin digital printing.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Widiastuti, Theresia. Catatan Kuliah. Kajian Tekstil Nusantara

Lyle, Dhoroty. 1976. Modern Textile. Canada: Wiley

Habsul Nurhadi, dkk. 1996 Perkembangan Teknologi Pertenunan, Jakarta: PT.Golden Terayon Press.

N. Sugiharto H dan Shigeru Watanabe. 2003 Teknologi Tekstil. Jakarta, PT. Pradnya Paramita.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis peran sektor industri tekstil dan produk tekstil terhadap perekonomian Indonesia, menganalisis keterkaitan antara sektor

d) Analisis Dampak Investasi menunjukkan bahwa sub sektor dari sektor pertanian yang memiliki nilai investasi yang baik adalah sub sektor perkebunan. a) Nilai

Maka dari itu dalam pengolahan datanya membutuhkan data Tabel Input-Output Indonesia tahun 2005 klasifikasi 66 sektor karena pada tabel Input-Output Indonesia tahun 2005

Berdasarkan q-o-q, sektor industri produksi jasa meningkat rata-rata 0,8% setiap tahunnya, yang merupakan peningkatan dari kenaikan sebesar 0,2% di kuartal sebelumnya.. Pada

rcntang sub-sekror apa saja dalam sekror Manufaktur, yang merupakan kontributor rerbesar sektor ini, bagian ini akan. mengulas struktur lapangan usaha

Dalam usaha pengembangannya, sub sektor hortikultura masih menghadapi berbagai hambatan, tidak hanya berupa hambatan teknis di lahan (on-farm), tetapi juga

Dalam periode yang sama, Uni Emirat Arab (UEA) tercatat sebagai negara dengan jumlah dana terbesar dengan kontribusi 36.2% dari total penerbitan sukuk di dunia, diikuti

Dari dampak-dampak tersebut, dapat disimpulkan bahwa sejarah akuntansi di Eropa, Amerika, dan Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sistem akuntansi di