• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP MANAJEMEN PROYEK BAB 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP MANAJEMEN PROYEK BAB 3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP MANAJEMEN PROYEK (BAB 3)

nama anggota kelompok :

1. Ahmad Ihsan 081401058 2. Imam Matra 101401042 3. Wahyu Eko Putra 101401044 4. Poppy Tania 101401018

Overview

• Project management terdiri dari planning, monitoring, dan kontrol terhadap orang, proses, dan kejadian-kejadian yang timbul selama pengembangan software.

• Setiap orang mengatur pekerjaannya berdasarkan pada lingkup kerja dan aturan masing-masing.

• Software perlu untuk di manage, karena software merupakan suatu hal yang komplek dengan durasi waktu yang lama.

• Project menagement software yang efektif harus fokus pada 4 P agar kesuksesan (People, product, process, dan project)

• Rencana proyek adalah suatu dokumentasi yang ada pada 4P seperti memastikan biaya efektif, produk software kulaitas tinggi.

• Suatu cara untuk memastikan bahwa rencana proyek terlaksana dengan benar adalah dengan meng-observasi bawa suatu produk berkualitas tinggi telah dikerjakan tepat waktu dan budget yang sesuai.

3.1 Spektrum Manajemen

(2)

3.1.1 Manusia

Factor manusia sangat penting sehingga Software Enginering Institute telah mengembangkan sebuah model kematangan kemampuan manjemen masusia (PM-CMM) untuk mempertinggi kesiapan organisasi perangkat lunak untuk mengerjakan aplikasi yang semakin kompleks dengan membantu menarik, menumbuhkan , memotivasi,menyebarkan, dan memelihara bakat yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan perkembangan perangkat lunak mereka . Model kematangan manajemen manusia membatasi area praktik berikut kunci bagi masyarakat perangkat lunak: rekruitmen, seleksi, manajemen untuk untuk kerja, pelatihan, kompensasi, perkembangan karir , desain kerja dan organisasi, dan perkemangan tim/kultur. Organisasi yang mencapai tingkat kematangan yang tinggi didalam area manajemen manusia memiliki kemiripan yang lebih tnggi dari implementasi praktik rekaysa perangkat lunak yang efektif.

3.1.2 Masalah

Sebelum proyek direncanakan, obyektifitas dan ruang lingkupnya harus ditetapkan, pemecahan alternatifnya harus dipertimbangkan, teknik dan atas pun harus didefinisikan. Sekali tujuan dan ruang ligkup proyek di pahami, pemecahan alternatifnya dapat di pertimbangkan. Meskipunhanya sedikit saja yang didiskusikan,alternative tersebut memungkinkan manajer dan pelaksanaan memilih sebuah pendekatan ”terbaik” menentukan penghalang yang di sebabkan oleh batas waktu penyampaian, ketentuan anggaran, ketersediaan personil, interface teknis, dan banyak lagi factor yang lain.

3.1.3 Proses

Proses perangkat lunak memberikan suatu kerangka kerja dimana rencana komprehensif bagi pengembangan perangkat lunak dapat di bangun. Sejumlah kecil aktifitas kerangka kerja dapat di aplikasikan pada semua proyek perangkat lunak, tanpa mempedulikan ukuran dan kompleksitasnya.

3.1.4 Project

(3)

faktor kritis kesuksesan yang membawa pada manajemen projek yang baik, dan mengembangkan pendekatan terbarukan untuk perencanaan, pengawasan dan pengendalian projek.

3.2 Manusia

Manusia dalam proses rekayasa perangkat lunak. Yang karena itu kita semua, dari wakil presiden teknik senior sampai pelaksanaan yang paling rendah, dengan penuh kepastian mempertimbangkan factor manusia. Para manajer ber argument bahwa manusia merupakan hal yang utama. Namun demikian, tindakan mereka kadang-kadang tidak sesuai dengan perkataan mereka.

3.2.1 Para Pemain

Proses perangkat lunak diisi oleh para pemain yang dapat dikategorikan ke dalam salah satu dalam lima konstituen berikut ini :

Manajer senior, yang menentukan isu-isu bisnis yang sering memiliki pengaruh penting didalam proyek.

Manajer proyek, yang harus merencanakan, memotivasi, mengorganisir dan mengontrol sebuah produk atau aplikasi.

 Pelaksanaan , yang menyampaikan ketrampilan teknik yang di perlukan untuk

merekayasa sebuah proyek atau aplikasi.

 Pelanggan, yang menentukan jenis kebutuhan bagi perangkat lunak yang akan

direkayasa.

 Pemakai akhir, yang berinteraksi dengan perangkat lunak bila perangkat lunak

telah dikeluarkan untuk digunakan.

Setiap proyek perangkat lunak dihuni oleh para pemain seperti yang ditulis.

3.2.2 Pimpinan Tim

Manajemen proyek merupakan kegiatan manusia intensif, dan karena alasan itu para praktisi yang cakap sering melemahkan pemimpin tim. Dalam sebuah buku yang sangat menarik tentang kepemimpinan teknik, jerry Weinberg cenderung menjawab pertanyaan tersebut dengan mengusulkan model kepemimpinan MOI :

 Motivasi

Kemampuan untuk member dorongan orang teknik untuk menghasilkan sesuatu dengan kemampuan terbaiknya.

(4)

Kemampuan untuk membentuk prosesyang sedang berlangsungyang memungkinkan konsep dasar diterjemahkan kedalam suatu hasil akhir.

 Gagasan dan inovasi

Kemampuan untuk mendorong manusia untuk menciptakan dan bertindak kreatif meskipun mereka bekerja didalam suatu ikatan yang dibangun untuk suatu produk atau aplikasi perangkat lunak yang spesifik.

Pandangan lain menurut Edgemon tentang karakteristik yang menentukan seorang manajer proyek yang efektif memberikan tekan pada empat kata kunci:

Pemecahan masalah.

Seorang manajer proyek yang efektif dapat mendiagnosis isu-isu organisasi dan teknis yang paling relevan, yang secara sistematis membentuk sebuah pemecahan atau dengan tepat memotivasi para pelaksana yang lain untuk membuat pemecahan, menerapkan hasil pengalaman dari proyek sebelumnya ke situasi yang baru, dan tetap fleksibel untuk mengubah arah jika pendekatan pemecahan masalah semula tidak membuahkan hasil. Identitas manajeral.

Seorang manajer proyek yang baik harus bersentuhan secara langsung dengan proyeknya. Prestasi. Untuk mengoptimasi produktifitas sebuah tim proyek, seorang manajer harus memiliki inisiatif dan prestasi, serta dengan caranya sendiri memperlihatkan bahwa pengambilan resiko yang terkontrol tidak akan dikenai hukuman.

Pengaruh dan pembentukan tim. Seorang manajer proyek yang efektif harus mampu “membaca” manusia; dia harus mampu memahami sinyal verbal dan nonverbal serta bereaksi terhadap kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang mengirim sinyal tersebut.

3.2.3 Tim Perangkat Lunak

Struktur tim “terbaik” tergantung pada gaya manajemen sebuah organisasi, jumlah orang yang akan ada tim tersebut, dan tingkat keterampilannya, serta kesulitan masalah secara keseluruhan, Mantei [MAN81] mengusulkan tiga organisasi tim yang umum:

Demokrasi terdesentralisasi(DD). Tim rekayasa perangkat lunak ini tidak memiliki yang permanen . Tetapi “koordinator” dipilih untuk bertugas di dalam durasi waktu yang pendek, yang kemudian diganti oleh yang lain yang mungkin bertugas untuk mengkoordinasi tugas-tugas yang berbeda.

(5)

merupakan aktivitas dari kelompok, tetapi implementasi dari pemecahan masalah di pecah di antara sub-sub kelompok oleh pimpinan tim.

Terkontrol tersentralisasi (CC). Koordinasi pemecahan masalah tingkat puncak dan internal tim diatur oleh pimpinan tim. Komonikasi antara pimpinan dan anggota tim bersifat vertical.

Mantei juga menggambarkan tujuh faktor proyek yang harus dipertimbangkan pada saat merencanakan struktur tim rekayasa perangkat lunak:

 Kesulitan masalah yang akan dipecahkan

 Ukuran program-program resultan pada baris kode atau titik fungsi  Waktu tim akan tinggal bersama (umur tim)

 Tingkat di mana masalah dapat dimodularisasi

 Kualitas yang diperlukan serta keandalan sistem yang dibangun  Kepastian tanggal penyampaian

 Tingkat sosiabilitas(komunikasi) yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Tim yang tersentralisasi biasa membutuhkan lebih banyak waktu untuk

menyelesaikan sebuah proyek daripada struktur yang tersentralisasi, dan pada saat yang sama merupakan pilihan yang terbaik bila sosiabilitas yang tinggi di perlukan .

Constantine(CON93)mengusulkan empat “paradigma organisasi” bagi tim rekayasaperangkat lunak:

1. Paradigm tertutup membebtuk sebuah tim di sepanjang hirarki otoris tradisional (sama dengan tim CC). Tim semacam itu dapat berkerja dengan baik pada saat memproduksi perangkat lunak yang sangat mirip dengan apa yang dilakukan sebelumnya; tetapi tim kurang inovatif ketika bekerja dalam paradigm tertutup 2. Paradigma random membentuk sebuah tim secara longgar dan tergantung pada

inisatif individual anggota tim. Pada saat terobosan inovasi atau teknologi dibutuhkan, tim yang mengikuti paradigma random akan unggul. Tetapi tim semacam ini dapat berjuang keras bila “unjuk kerja yang teratur” diperlukan. 3. Paradigma terbuka cenderung membentuk tim dengan cara tertentu sehingga

tercapai banyak control yang berhubungan dengan paradigm tertutup, tetapi sekaligus juga banyak inovasi pada saat menggunakan paradigm random. 4. Paradigm sinkron bertumpu pada penggolongan alami dari suatu masalah serta

mengorganisasi anggota tim untuk bekerja pada bagian-bagian kecil masalah dengan komunikasi aktif diantara mereka sendiri.

(6)

Ada banyak alasan mengapa proyek perangkat lunak menemui kesulitan. Skala usaha pengembangan yang besar, kompleksitas yang semakin besar, dan kesulitan dalam mengkoordinasi anggota tim. Ketidakpastian adalah umum, membuahkan sebuah aliran perubahan yang terus menerus yang menggelindingkan tim proyek.

Interoperabilitas menjadi cirri-ciri kunci dari banyak sistem. Perangkat lunak yang baru harus berkomunikasi denagn perangkat lunak yang sudah ada dan menyesuiakan diri dengan batasan yang sudah ditentukan sebelumnya oleh sistem atau produk.

Karakteristik modern perangkaqt lunak ini – skala, ketidakpastian, dan

interoperabilitas – adalah kenyataan kehidupan. Kraul dan Streeter [KRA95] menguji kesimpulan teknik koordinasi proyek yang dikatagorikan dalam kelompok berikut: Pendeketan impersonal, formal. Mencakup penyampaian dan dokumen rekayasa perangkat lunak(seperti kode sumber), memo-memo teknis, kejadian penting pada proyek, jadwal dan peranti control proyek, kebutuhan akan perubahan dan

dokumentasi yang berhubungan, laporan pelacakan kesalahan, dan data cadangan. Prosedur interpersonal, formal. Berfokus pada aktivitas jaminan kualitas yang diterapkan pada produk kerja rekayasa perangkat lunak. Hal ini menyangkut pertemuan status pengajian serta perancangan dan inspeksi kode.”

Prosedur interpersonal, informal. Menyangkut pertemuan kelompok untuk penyerbaran informasi dan pemecahan masalah serta “kolokasi” kebutuhan dan pengembangan staff.”

Komunikasi elektronik. Mencangkup surat elektronik, papan bulletin elektronik, Web stes, serta sistem konfersi berbasis video.

Jaringan interpersonal. Dikusi informal dengan orang-orang di luar proyek yang mungkin memiliki pengalaman atau pengetahuan yang dalam yang dapat mendukung anggota tim.

3.3 Masalah (Product)

Seorang manajer proyek perangkat lunak dihadapkan pada sebuah dilemma pada awal proyek rekayasa perangkat lunak. Diperlukan perkiraan kuantitatif dan rencana

(7)

secara regular pada saat proyek berjalan. Tetapi walaubagaimanapun diperlukan suatu rencana. Kita harusmengamati masalah pada awal dimulainya sebuah proyek.

3.3.1 Ruang lingkup

Aktivitas manajemen proyek perangkat lunak yang pertama adalah menentukan ruang lingkup perangkat lunak. Ruang lingkup dibatasi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

 Konteks

Bagaimana perangkat lunak yang akan dibangun dapat memenuhi sebuah sistem,produk atau kontek bisnis yang lebih besar,serta batasan apa yang ditentukan sebagai hasil dari konteks tersebut.

 Tujuan informasi

Objek data pelanggan apa yang dihasilkan sebagai output dari perangkat lunak dan objek data apa yang diperlukan sebagai input.

 Fungsi dan unjuk kerja

Fungsi apa yang dilakukan oleh perangkat lunak untuk mentransformasi input data menjadi output. Adakah ciri kerja khusus yang akan ditekankan.

3.3.2 Decomposisi Masalah

Dekomposisi masalah sering juga disebut partitioning (pembagian), merupakan sebuah aktivitas yang mendudukan inti dari analisis kebutuhan perangkat lunak. Dekomposisi diterapkan pada 2 area utama : 1. Fungsionalitasyang harus disampaikan dan 2. Proses yang akan dipakai untuk menyampaikannya.

Sementara ruang lingkup berkembang, pembagian tingkat pertama secara alami berlangsung. Tim proyek belajar bagaimana bagian pemasaran telah berbicara dengan pelanggan yang potensial dan mendapati bahwa fungsi-fungsi berikutini seharusnya menjadi bagian dari copy editing otomatis :

 Pengecekan ejaan

 Pengecekan tata bahasa kalimat

 Pengecekan refrence untuk dokumen-dokumen yang besar.  lValidasi refrence subbab dan bab untuk dokumen yang besar.

3.4 Proses

(8)

paling sesuai untuk proyek tertentu, yang kemudian menentukan sebuah rencana utama yang didasarkan pada sejumlah aktifitas kerangka kerja proses yang umum. Sekali rencana pendahuluan di bangun,dekomposisi proses dimulai, yaitu rencana sepenuhnya meresfleksikan tugas kerja yang dibutuhkan utuk mengisi aktivitas kerangka kerja yang harus dibuat.

3.4.1 Menggabungkan masalah dan proses

Perencanaan proyek dimulai dengan menggabungkan masalah dan proses. Setiap fungsi yang akan direkayasa oleh tim perangkat lunak harus melampui sejumlah aktivitas kerangka kerja yang sudah ditentukan bagi sebuah organisasi perangkat lunak. Misalnya organisasi sudah mengadopsi serangkaian aktivitas kerangka kerja sebagai berikut :

 Komunikasi pelanggan

Tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun komunikasi yang efektif diantara pengembang dan pelanggan.

 Perencanaan

Tugas-tugas yang diperlukan untuk menentukan sumber-sumber daya,ketepatan waktu dan informasi proyek yang lain.

 Analisis Resiko

Tugas-tugas yang diperlukan untuk memperkirakan resiko-resiko manajemen dan teknik

 Rekayasa

Tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun satu perwakilan aplikasi atau lebih

 Kontruksi da rilis

Tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun , menguji , memasang dan memberikan dukungan kepada pemakai.

 Evaluasi pelanggan

Tugas-tugas yang diperlukan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat lunak yang diciptakan selama masa rekayasa serta diimplementasi selama masa instalasi.

3.4.2 Dekomposisi proses

(9)

dilakukan oleh organisasi perangkat lunak. Dekomposisi proses dimulai ketika manajer proyek bertanya : “bagaimana kita menyelesaikan aktifitas CPF ini ?” contohnya proyek yang relative sederhana dan kecil kemungkinan membutuhkan tugas kerja sebagai berikut bagi aktifitas komunikasi pelanggan :

 Mengembangkan daftar isu klarifikasi

 Bertemu dengan pelanggan untuk menekankan isu klarifikasi  Secara bersama mengembangkan pernyataan ruang lingkup.  Mengkaji keadaan lapangan dengan seluruh pendapat yang ada.  Memodifikasi pernyataan jangkauan sesuai keperluan.

Mengendalikan sebuah proyek yang lebih kompleks yang memiliki ruang lingkup yang lebihluas serta pegaruh bisnis yang signifikan. Proyek semacam itu memerlukan tugas-tugas – tugas-tugas kerja sebagai berikut untuk kegiatan komunikasi pelanggan :

 Mengkaji kebutuhan pelanggan

 Merencanakan dan menjadwal sebuah pertemuan formal dengan pelangganan

yang di fasilitasi.

 Melakukan penelitian untuk menentukan pemecahan yang diusulkan dan

pendekata yang ada.

 Mempersiapkan “dokumen kerja” serta agenda untuk pertemuan formal.  Mengadakan pertemuan.

 Mengkaji setiap perincian kecil tersebut untuk upaya perbaikan,konsistensi dan

mengurangi abiguitas.

 Memasang perincian kecil kedalam sebuah dokumen ruang lingkup  Mengkaji dokumen yang membatasi dengan semua pendapat yang ada.  Memodifikasi dokumen.

3.5 Projek

Para prpofesional industri yang payah sering mengacu aturan 90-90 pada saat mendiskusikan proyek-proyek perangkat lunak yang sukar : 90 persen dari sistem yang pertama menyerap 90 persen dari usaha dan waktu yang diberikan. yang 10 persen terakhir mengambil 90 persen lain dari usaha dan waktu yang diberikan . Pernyataan tersebut menginformasikan bahwa banyak proyek yang menemui kesulitan :

1. Orang-orang software tidak mengerti kebutuhan pelanggan mereka. 2. Ruang lingkup produk didefinisikan buruk.

3. Perubahan dikelola buruk.

4. Perubahan teknologi yang dipilih.

(10)

7. Pengguna bertahan.

8. Sponsorship hilang [atau tidak pernah diperoleh dengan benar].

9. Tim proyek tidak memiliki orang-orang dengan keterampilan yang sesuai. 10. Manajer [dan praktisi] menghindari praktek-praktek terbaik dan pelajaran yang dipelajari.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pada awal sebuah proyek harus ada waktu yang dialokasikan untuk membangun sebuah rencana yang realistis, selama proyek berlangsung untuk memonitor rencana, dan pada keseluruhan proyek untuk mengontrol kualitas serta perubahannya.

Solusi :

• Mulai dengan hal yang benar • Maintain momentum

• Track progress

• Membuat keputusan cerdas • Conduct a postmortem analysis

3.6 W5HH Principle

• Why is the system being developed?

Jawaban atas pertanyaan ini memungkinkan semua pihak untuk menilai keabsahan alasan bisnis untuk pekerjaan software. Dinyatakan dalam cara lain, apakah tujuan bisnis

membenarkan pemberdayaan orang, waktu, dan uang?

• What will be done by When?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini membantu tim untuk membuat jadwal proyek dengan mengidentifikasi tugas-tugas proyek kunci dan tonggak yang dibutuhkan oleh pelanggan.

• Who is responsible for a function?

Sebelumnya dalam bab ini, kami mencatat bahwa peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim perangkat lunak harus didefinisikan. Jawaban atas pertanyaan ini akan membantu mencapai hal ini.

(11)

Tidak semua peran dan tanggung jawab berada dalam tim perangkat lunak itu sendiri. Para pelanggan, pengguna, dan stakeholders lainnya juga memiliki tanggung jawab. • How will the job be done technically and managerially?

Setelah lingkup produk didirikan, manajemen dan strategi teknis untuk proyek tersebut harus didefinisikan.

• How much of each resource is needed?

Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh dengan mengembangkan perkiraan (Bab 5) berdasarkan pada jawaban atas pertanyaan sebelumnya.

3.7 Critical Practices (Praktek Kritis)

Praktek-praktek ini adalah konsisten digunakan oleh, dan dianggap kritis oleh, proyek perangkat lunak yang sangat sukses dan organisasi yang kinerjanya 'bottom line' secara konsisten jauh lebih baik daripada rata-rata industri.

• Management resiko formal

• Perkiraan biaya dan jadwal secara empiris/kenyataan • Management project Metric-based

• Nilai penghasilan

• People-aware program management

3.8 Ringkasan

Tiga P memiliki pengaruh yang mendasar pada manajemen proyek perangkat lunak : people (manusia), problem (masalah), dan process (proses).

Manusia harus diorganisasi ke dalam tim-tim yang efektif, termotivasi, untuk melakukan kerja perangkat lunak kualitas tinggi, serta dikoordinasi untuk mencapai komunikasi yang efektif.

Masalah harus dikomunikasikan dari pelanggan ke pengembang, dibagi (didekomposisi) ke dalam bagian-bagian konstituennya, serta ditempatkan untuk kerja oleh tim perangkat lunak.

Referensi

Dokumen terkait

Sifat-sifat dari gulma tersebut antara lain: (1) Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 19 orang responden yang memiliki sikap positif yang melaksanakan tindakan triage berdasarkan prioritas yang sesuai

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana model matematika sterilisasi saluran akar gigi dengan menggunakan metode volume

Justifikasi Produk furniture yang diproduksi CV Noble Gallery Indonesia tidak termasuk dalam produk yang yang berasal dari bahan baku yang dibatasi

Pada perlakuan L4 konsumsi ayam menurun karena dipengaruhi oleh suhu lingkungan terlalu tinggi maka ayam broiler akan mengurangi jumlah pakan yang dikonsumsi,

Besung (2010) melakukan studi tentang tingkat kejadian penyakit kolibasilosis pada babi muda yang diternakkan secara semi intensif di Bali sebesar 42%, termasuk

Kata kuncinya ada pada model analisis framing pan dan kosicki dan teori penjaga gerbang (Gatekeeper Theory) yang mengatakan dalam penulisan berita dibutuhkan proses seleksi

yaitu program wajib diniyah di sekolah yang dapat membentuk kepribadian.. peserta didik