• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan internasional (1) hubungan internasional (1) hubungan internasional (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "hubungan internasional (1) hubungan internasional (1) hubungan internasional (1)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MANFAAT KERJASAMA INDONESIA-CHINA DALAM BIDANG PEMANFAATAN ENERGI BATU BARA

Di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hubungan Internasional Bimbingan Bapak Dr. Hermawan, S.IP, M.Si.

Oleh : KELOMPOK 1

KELAS D

1. Frisky Prakarsa Komaryan 115030107111068 2. Muhammad Ihwanus Sholik 125030100111001 3. Yuna Ristian Putri A. 125030100111005 4. Muhammad Tanzil Hadi 125030100111012

5. Khusnul Mufa’idah 125030100111013

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

ii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR ISI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... iv

BAB I: PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang ... 1

1.2.Rumusan masalah ... 3

1.3.Tujuan penulisan ... 3

1.4.Manfaat penulisan ... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hubungan Internasional ... 5

2.1.1. Pengertian Hubungan Internasional ... 5

2.1.2. Sarana Hubungan Internasional ... 5

2.2.Kerjasama Internasional ... 7

2.3.Perjanjian Internasional ... 8

2.4.Analisis SWOT ... 10

BAB III : PEMBAHASAN 3.1.Gambaran Umum Negara Indonesia ... 15

3.2.Gambaran Umum Negara China ... 18

3.3.Sejarah Hubungan Kerjasama Indonesia dan cina ... 20

3.4.Analisis Manfaat kerjasama Indonesia dengan China dalam bidang pemanfaatan energi Batu bara bagi Indonesia ... 27

3.5.Analisis Manfaat kerjasama Indonesia dengan China dalam bidang pemanfaatan energi Batu bara bagi China ... 30

BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan ... 31

4.2.Saran ... 31

(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik serta saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi makalah ini. Penulisan ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) Malang.

Penulisan makalah ini berjudul “Analisis Manfaat Kerjasama

Indonesia-China Dalam Bidang Pemanfaatan Energi Batu Bara”. Sejak awal sampai dengan akhir penulisan ini, tidak sedikit bantuan yang kami terima dan karenanya

dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hermawan, S.IP, M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam penulisan makalah ini.

2. Teman-teman Kelas D Hubungan Internasional yang selalu memberikan masukan kepada kami dalam penulisan dan menyelesaikan makalah ini.

(4)

iv RINGKASAN

Sejalan dengan perkembangan global dunia, berpengaruh pada kebutuhan antar Negara untuk saling bekerjasama dan saling melengkapi antara satu sama lain yang menyebabkan adanya saling ketergantungan antara Negara satu dengan yang lainnya. Seperti halnya terkait hubungan internasional itu sendiri tidak terbatas pada hubungan-hubungan yang beraspek politik saja, tetapi juga yang beraspek non-politik seperti hubungan yang beraspek ekonomi, sosiologi, pskilogis, ideologi, budaya, dan militer

Dari berbagai bentuk kerja sama antara Indonesia dengan china, ada salah satu kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dengan China yaitu dalam hal pembangunan Infrastruktur. Di Indonesia sendiri, dalam hal pembangunan infrastruktur kerjasama yang dilakukan antara Indonesia dan China salah satunya adalah dalam bidang pengembangan energi. Indonesia dengan China sejak tahun 2002 dengan membuat suatu forum yang dikenal dengan sebutan Indonesia-China Energy Forum (ICEF). Berdasarkan kontrak kerjasama dalam bidang energi yang ditandatangani pada ICEF ke-3, dari delapan kontrak kerjasama tersebut, lima diantaranya terkait dengan pengembangan dan pengolahan batu bara.

Rumusan masalah dari penulisan ini adalah bagaimana sejarah hubungan kerjasama Indonesia dengan China, Bagaimana manfaat kerjasama Indonesia dengan China dalam bidang pemanfaatan energi batubara bagi Indonesia dan china. Manfaat penulisan ada dua yaitu manfaat akademis dan praktis. Teori yang digunakan adalah Hubungan Internasional, Kerjasama Internasional, Perjanjian Internasional, dan Analisis SWOT.

Hubungan Indonesia dengan China dimulai saat Indonesia mengakui Kedaulatan China tahun 1950. Dalam bidang infrastruktur energi, Indonesia dengan china membentuk ICEF (Indonesia and China Energy Forum). Dari ICEF terdapat kebijakan kerjasama mengenai pengembangan energi batubara. Manfaat dari adanya kerjasama bagi Indonesia adanya alih teknologi pengelolaan batubara, adanya alternative energi. Termanfaatkannya batubara yang masih belum terolah. Sedangkan manfaat bagi China dengan adanya kerjasama diantaranya adanya keseimbangan ekonomi bagi china, makin mudahnya china dalam menentukan keseimbangan pasar global batubara, dapat mengimport batubara dari Indonesia dengan harga yang relative murah karena adanya kerjasama diantara kedua Negara.

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan global dunia, berpengaruh pada kebutuhan antar Negara untuk saling bekerjasama dan saling melengkapi antara satu sama lain yang menyebabkan adanya saling ketergantungan antara Negara satu dengan yang lainnya. Hubungan yang terjadi antar Negara menurut Mochtar Kusumaatmaja (2003) timbul karena adanya kebutuhan yang disebabkan oleh pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia. Salah satu diantara Negara-negara yang melakukan kerjasama adalah Indonesia dengan China. Hubungan Indonesia dengan China sudah dimulai berabad-abad. Hubungan di antara kedua negara mengalami pasang surut akibat

perbedaan sosial dan politik kedua negara.

Seperti halnya terkait hubungan internasional itu sendiri tidak terbatas pada

hubungan-hubungan yang beraspek politik saja, tetapi juga yang beraspek non-politik seperti hubungan yang beraspek ekonomi, sosiologi, pskilogis, ideologi, budaya, dan militer . Khusus mengenai hubungan ekonomi perdagangan antara Indonesia dan China, sebelumnya dijalankan melalui beberapa saluran/negara perantara seperti Singapura dan Hongkong. Setelah China membuka diri dalam perdagangan internasional kemudian berubah dan berangsur-angsur terjadi perdagangan terbuka dan langsung. Kedudukan China sekarang berubah menjadi negara industri, yang mendekati kemajuan seperti halnya Jepang dan Korea Selatan. Dari berbagai bentuk kerja sama antara Indonesia dengan china diatas, ada salah satu kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dengan China yaitu dalam hal pembangunan Infrastruktur yang ada di Indonesia baik berupa investasi modal maupun tenaga ahli.

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara

(6)

2 Masyarakat-UI). Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi selanjutnya. Dalam meningkatkan perkembangan sosial dan kegiatan ekonomi wilayah, prasarana (infrastruktur) umum merupakan hal yang penting. Pembangunan tidak dapat berjalan dengan lancar jika prasarana tidak baik. Setiap aspek kehidupan sosial maupun ekonomi mempunyai prasarana sendiri, yang merupakan satuan terbesar dan alat utama dalam berbagai kegiatan. Oleh karena itu, dalam mensukseskan pembangunan setiap lembaga sosial dan sektor kehidupan ekonomi harus memperhatikan infrastrukturnya.

Di Indonesia sendiri, dalam hal pembangunan infrastruktur kerjasama yang dilakukan antara Indonesia dan China salah satunya adalah dalam bidang pengembangan energi. Kerjasama yang dilakukan dalam bidang pengembangan

energy dilakukan Indonesia dengan China sejak tahun 2002 dengan membuat suatu forum yang dikenal dengan sebutan Indonesia-China Energy Forum (ICEF). Forum ini sudah berjalan tiga kali yaitu pada tahun 2002 yang bertempat di Bali, Indonesia, yang kedua pada tahun 2006 bertempat di Shanghai, China dan terakhir dilakukan pada tahun 2008 yang berlangsung di Jakarta (http://www.esdm.go.id/). Berdasarkan kontrak kerjasama dalam bidang energi yang ditandatangani pada ICEF ke-3, dari delapan kontrak kerjasama tersebut, lima diantaranya terkait dengan pengembangan dan pengolahan batu bara. Batu Bara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang digunakan pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik hampir 40% di seluruh dunia. Di banyak negara angka-angka ini jauh lebih tinggi: Polandia menggunakan batu bara lebih dari 94% untuk pembangkit listrik; Afrika Selatan 92%; Cina 77%; dan Australia 76%. Batu bara merupakan sumber energi yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat di dunia di tahun-tahun belakangan ini–lebih cepat daripada gas, minyak, nuklir, air dan sumber daya pengganti (World Coal Institute (WCI)). Indonesia sendiri masih belum optimal dalam penggunaan batu bara. Jumlah sumber daya batu bara Indonesia tahun 2005 berdasarkan perhitungan Pusat Sumber Daya Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral adalah sebesar 61,366

(7)

3 Dalam kebijakan bauran energi nasional 2025, pemakaian batubara diharapkan mencapai 33%. Oleh karena itu Indonesia dalam Indonesia-China Energy Forum (ICEF) ke-3 lebih terfokus pada pengembangan dan pengelolaan batu bara. Yang mana menjadi alat untuk mencapai kebijakan bauran energi tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengangkat judul “Analisis Manfaat Kerjasama Indonesia-China dalam bidang Pemanfaatan Energi Batu Bara

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas, diantaranya : a. Bagaimana sejarah hubungan kerjasama Indonesia dengan China?

b. Bagaimana Manfaat kerjasama Indonesia dengan China dalam bidang pemanfaatan energi Batu bara bagi Indonesia?

c. Bagaimana Manfaat kerjasama Indonesia dengan China dalam bidang pemanfaatan energi Batu bara bagi China?

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan karya ini adalah :

a. Mendeskripsikan sejarah kerjasama Indonesia dengan China

b. Mendeskripsikan dan menganalisis menfaat kerjasama Indonesia dengan China dalam biang energi Batu bara bagi Indonesia

c. Mendeskripsikan dan menganalisis menfaat kerjasama Indonesia dengan China dalam biang energi Batu bara bagi China

1.4.Manfaat Penulisan

Penulisan ini nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi, baik secara akademis maupun praktis bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun kontribusi penulisan yang ingin dicapai yaitu:

1. Manfaat Akademis

Sebagai bahan wacana dan rujukan bagi penulisan karya yang relevan. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah

(8)

4 b. Bagi Masyarakat

(9)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hubungan Internasional

2.1.1. Pengertian Hubungan Internasional

Hubungan internasional atau hubungan antarbangsa merupakan interaksi manusia antarbangsa baik secara individu maupun kelompok, dilakukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dan dapat berupa persahabatan, persengketaan, permusuhan ataupun peperangan. Sebagai suatu ilmu, hubungan internasional merupakan satu kesatuan disiplin dan memiliki ruang lingkup serta konsep-konsep dasar (Soeprapto, 1997:12). Definisi ilmu hubungan internasional yang dibuat oleh Stanley Hoffmann menyebutkan bahwa

hubungan internasional sebagai subyek akademis terutama memperhatikan hubungan politik antar bangsa. Dalam arti yang luas,

definisi tersebut tidak terbatas pada hubungan-hubungan yang beraspek politik saja, tetapi juga yang beraspek non-politik seperti hubungan yang beraspek ekonomi, sosiologi, pskilogis, ideology, budaya, dan militer. Dari sekian banyak aspek dalam hubungan internasional, akan muncul satu yang menonjol dalam suatu kasus atau peristiwa. Mengenai komponen-komponen studi hubungan internasional antara lain meliputi: analisis perbandingan politik luar negeri, hukum internasional, organisasi internasional, studi kawasan, studi-studi strategis, pembangunan internasional, komunikasi internasional, studi perdamaian dan penyelesaian konflik

2.1.2. Sarana Hubungan Internasional

Menurut J. Frankel (1980) ada berbagai sarana yang dapat dipergunakan oleh negara-negara dalam melakukan hubungan internasional, yaitu: diplomasi, propaganda, hubungan ekonomi dan militer.

a) Diplomasi

(10)

6 bangsa dan negara lain. Diplomasi dapat bersifat bilateral (melibatkan dua negara) atau multilateral (melibatkan lebih dari dua negara). Instrumen diplomasi ada dua yaitu deplu yang berkedudukan di ibukota negara, merupakan “otak”nya dan perwakilan diplomatik yang berkedudukan di ibukota negara penerima yang merupakan “panca indera dan penyambung lidahnya.”

Dalam mewakili negara dan bangsanya, seorang diplomat memiliki tiga fungsi dasar yaitu sebagai lambang, sebagai wakil yuridis yang sah sesuai hukum internasional dan sebagai perwakilan politik. Sedangkan tugas seorang diplomat dapat dibagi menjadi empat fase pokok diplomasi, yaitu: perwakilan

(representation), perundingan (negotiation), laporan (reporting) dan perlindungan kepentingan bangsa, negara, dan warga negaranya di luar negeri.

b) Propaganda

Propaganda adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi pikiran, emosi dan tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat umum. Ada dua hal yang membedakan diplomasi dan propaganda: 1) Propaganda ditujukan kepada rakyat negara tersebut, bukan

pemerintahnya.

2) Propaganda dilakukan hanya demi kepentingan negara pembuat propaganda.

c) Ekonomi

(11)

7 d) Kekuatan Militer dan Perang

Berlawanan dengan ekonomi, bidang militer benar-benar dikuasai oleh pemerintah. Bidang militer sangat mempengaruhi diplomasi karena memiliki kekuatan militer yang tangguh akan menambah rasa percaya diri, sehingga bisa mengabaikan ancaman-ancaman dan tekanan lawan yang dapat mengganggu kepentingan nasionalnya. Kekuatan militer diperlihatkan dalam parade militer di hari-hari nasional untuk menggertak dan memperingatkan negara-negara lawan sehingga perang dapat dihindarkan. Perang adalah pilihan terakhir.

2.2. Kerjasama Internasional

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh

suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Berdasarkan bentuknya, kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam 4 (empat) macam, yaitu sebagai berikut :

a) Kerjasama Bilateral

Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.

b) Kerjasama Regional

Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya kepentingan bersama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan. Contoh kerja sama regional antara lain ASEAN dan Liga Arab.

c) Kerjasama Multilateral

Kerja sama multilateral adalah kerja sama yang dilakukan beberapa negara. Contoh kerja sama ini antara lain Perserikatan

(12)

8 d) Kerjasama Internasional

Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-negara diseluruh dunia.

2.3. Perjanjian Internasional

Ada berbagai istilah yang dipergunakan untuk menyebut perjanjian internasional yaitu traktat (treaty), pakta (pact), konvensi (convention), piagam (statute, charter), deklarasi, protokol, arrangement, accord, modus vivendi dan covenant (Mochtar Kusumaatmaja, 1989). Perjanjian internasional adalah kesepakatan antara dua atau lebih subyek hukum internasional (misalnya negara, lembaga internasional) yang menurut hukum internasional menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kesepakatan. Ada beberapa kriteria untuk mengelompokkan perjanjian internasional, antara

lain berdasarkan: (i) jumlah pesertanya, (ii) strukturnya, (iii) obyeknya, (iv) cara berlakunya, (v) instrumen pembentuk perjanjiannya.

a) Menurut jumlah pesertanya, perjanjian internasional dapat berupa perjanjian bilateral (bila melibatkan dua negara saja) misalnya perjanjian RI dengan RRC mengenai Dwikenegaraan pada tahun 1954; atau multilateral (bila melibatkan lebih dari dua negara) misalnya Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlindungan Korban Perang.

b) Menurut strukturnya, perjanjian internasional ada yang bersifat law making artinya mengandung kaidah hukum yang dapat berlaku bagi semua negara di dunia, misalnya Konvensi Hukum Laut tahun 1958, Konvensi Wina tahun 1961 mengenai Hubungan Diplomatik, ada pula yang bersifat contract, yaitu hanya menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat perjanjian saja. Misalnya: Perjanjian Ekstradisi 1974 antara Indonesia dan Malaysia.

c) Dari segi obyeknya, perjanjian internasional dapat dibagi menjadi perjanjian yang berisi soal-soal politik dan perjanjian yang berisi masalah-masalah ekonomi, budaya, dan lain-lain.

d) Dari segi cara berlakunya, ada yang bersifat self executing (berlaku

(13)

9 Disebut self executing, bila sebuah perjanjian internasional langsung berlaku setelah diratifikasi oleh negara tertentu. Bila harus dilakukan perubahan UU terlebih dahulu sebelum berlaku, maka perjanjian internasional itu disebut non self-executing.

Sedangkan Perjanjian Internasional lisan diekspresikan melalui instrumen-instrumen tidak tertulis. Ada berbagai macam PI tidak tertulis, misalnya:

a) Perjanjian Internasional Lisan (international oral agreement) Perjanjian Internasional lisan disebut juga gentlement agreement, biasanya disepakati secara bilateral, untuk mengatur hal-hal yang tidak terlalu rumit, bersifat tekhnis namun merupakan materi umum. Misalnya: The London Agreement 1946 yang mengatur distribusi

keanggotaan Dewan Keamanan (DK) PBB. b) Deklarasi Sepihak (Unilateral Declaration)

Deklarasi Unilateral adalah pernyataan suatu negara yang disampaikan wakil negara tersebut yang berkompeten (presiden, perdana menteri, menteri luar negeri, menteri-menteri lain) dan ditujukan kepada negara lain. Deklarasi itu dapat menjadi perjanjian apabila memang mengandung maksud untuk berjanji sehingga menimbulkan kewajiban pada negara yang berjanji dan hak yang dapat dituntut oleh negara yang menjadi tujuan deklarasi tsb. Misalnya: pernyataan kemerdekaan oleh rakyat Palestina.

Tahap-Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional Menurut para ahli Menurut Mochtar Kusumaatmaja (1982), dilihat dari praktik yang dilakukan beberapa negara, ada dua cara pembentukan perjanjian internasional, yaitu:

a) Perjanjian Internasional yang dibentuk melalui tiga tahap, yaitu: perundingan, penandatanganan dan ratifikasi. Ini dilakukan untuk hal-hal yang sangat penting sehingga perlu persetujuan DPR. b) Ada juga yang hanya melalui dua tahap yaitu perundingan dan

penandatanganan. Ini dibuat untuk mengatur hal-hal yang mendesak namun tidak begitu penting, misalnya perjanjian perdagangan

(14)

10 Hal yang hampir sama disampaikan oleh Pierre Fraymond (1984) yaitu ada dua prosedur pembuatan Perjanjian Internasional:

a) Prosedur Normal atau Klasik, yaitu yang menghendaki persetujuan parlemen, melalui tahap-tahap perundingan (negotiation), penandatanganan (signature), persetujuan parlemen (the approval of parliament) dan ratifikasi (ratification).

b) Prosedur yang disederhanakan atau simplified procedure, yang tidak mensyaratkan persetujuan parlemen ataupun ratifikasi karena memerlukan penyelesaian yang cepat.

Sedangkan menurut hukum positif Indonesia, Dalam Pasal 11 UUD 1945 dikatakan bahwa Presiden dengan persetujuan DPR membuat perjanjian dengan negara lain. Hal ini lebih lanjut diatur dalam UURI No. 24 Tahun 2000.

Dalam Pasal 4 dikatakan bahwa pembuatan PI antara pemerintah RI dengan negara lain dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dan itikad baik, berpedoman kepada kepentingan nasional dan prinsip-prinsip persamaan kedudukan, saling menguntungkan, dan di samping memperhatikan kepentingan nasional juga hukum internasional yang berlaku.

Menurut UU tersebut, pembuatan Perjanjian Internasional dilakukan melalui tahap-tahap: penjajakan, perundingan, perumusan naskah, penerimaan dan penandatanganan, kemudian diikuti pengesahan apabila memang disyaratkan oleh Perjanjian Internasional tersebut. Aksesi adalah istilah yang digunakan apabila negara yang akan mengesahkan suatu Perjanjian Internasional tidak turut menandatangani naskah perjanjian. Pengesahan Perjanjian Internasional oleh Pemerintah RI dapat dilakukan melalui UU yaitu apabila isinya sangat penting ataupun melalui Keputusan Presiden.

2.4. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup fakor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath). Ada dua

(15)

11 a) Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupkana kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Sumber: Hisyam, 1998

Keterangan:

Sel A : Comparative Advantages (Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bias berkembang lebih cepat)

Sel B: Mobilization (Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Disini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang).

Sel C: Divestment/Investment (Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi ynag kabur. Pleuang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada

tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain atau memaksakan menggarap peluang itu.

(16)

12 dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Contol atau mengandalikan kerugian sehingga tidak menjadi lebih parah dari diperkirakan.

b) Pendekatan kuantitaif Analisis SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan

Robinson (1998) agar ddiketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah

total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara

saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

2) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;

(17)

13

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan

(18)

14 ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang

lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif)

(19)

15 BAB III

PEMBAHASAN 3.1 Gambaran umum Negara Indonesia

Berdasarkan UUD 1945, menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang berdasarkan posisi garis lintang dan garis bujur berada diantara 6o LU-11o LS dan 95o BT-141o BT. Pulau yang paling utara adalah

pulau Weh yang dilalui 6o LU, pulau paling selatan yaitu Pulau Rote, yang

dilalui oleh garis lintang 11o LS. Selain dilalui oleh garis lintang Pulau Weh

juga dilalui oleh garis bujur 95o BT. Garis bujur 141o BT melalui batas Irian

Jaya dengan Negara Papua.

Berdasarkan profil kependudukan dan pembangunan di Indonesia tahun 2013 menyebutkan bahwa, jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan

menjadi dua kali lipat selama hampir 40 tahun dari sekitar 118 juta pada tahun 1971 menjadi 237 juta pada tahun 2010 (Lihat Tabel 2.1).

(20)

16

70-74 1.531.459 1.924.872 3.456.331 1 , 5

75-79 842.344 1.135.561 1.977.905 0 , 8

80-84 481.462 661.708 1.143.170 0 , 5

85+ 282.475 431.039 713.514 0 , 3

Total 119.630.913 118.010.413 237.641.326 100,0

Sumber data: sensus penduduk (SP) 2010

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki tercatat sebanyak 119.630.913 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 118.010.413 jiwa. Menurut kelompok umur, jumlah penduduk usia 0-4 tahun sebanyak 22.678.702 jiwa (9,54 persen), sedangkan penduduk usia 15-64 tahun sebanyak 156.982.218 jiwa (66 persen), dan kelompok penduduk usia 65 tahun keatas sebanyak 12.062.388 jiwa (5,1 persen).

Secara geografis, Negara Indonesia berada diantara dua samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta berada diantara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Pengaruh letak geografis yaitu adanya iklim musim yang merupakan pengaruh dari Asia dan Australia, aktivitas

perdagangan (hal ini tidak terlepas dari letak Indonesia sendiri yang terletak pada posisi silang dimana letak ini merupakan jalur lintas internasional danmenjadi tempat persinggahan kapal laut yang menempuh pelayaran antara Asia Timur dengan Asia Tenggara, Asia Barat dengan Afrika dan Eropa), dan social budaya masyarakat yang beragam, hal ini tidak terlepas dari kepulauan Indonesia yang letaknya berdekatan dengan Benua Asia sehingga dengan sendirinya menerima pengaruh dari benua tersebut. Kemudian seiring perjalanan waktu Indonesia juga menerima pengaruh dari Benua Eropa dan Amerika.

Secara geografis Negara Indonesia sangat luas, sehingga biasa dikenal dengan sebutan Negara kepulauan atau Negara maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia dari Sabang smapai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki kurang lebih 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Berdasarkan wilayah

(21)

17 a) Mempermudah hubungan dengan Negara lain, ikatan dagang b) Saling menjalin kerja sama

c) Lalu lintas perdagangan damai dan lancar d) Persaingan yang menguntungkan, dan e) Sumber daya kelautan yang melimpah

Berdasarkan luas wilayah Negara Indonesia, berpengaruh terhadap melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki. Salah satu sumber daya alam melimpah yang dimiliki Indonesia adalah batubara. Batubara merupakan salah satu bahan bakar energi yang memiliki keunggulan seperti harga yang relative murah dibandingkan dengan sumber energy lainnya terutama dalam penggunaan bahan bakar pembangkit listrik dan ketersediaan yang cukup besar. Menurut Dahlan Iskan, batubara memiliki efisiensi tertinggi jika

(22)

18 3.2 Gambaran umum Negara China

China adalah negara terbesar di Asia dan terbesar ketiga di dunia, hanya Rusia dan Kanada yang lebih besar. China memiliki penduduk lebih

dari 1,3 miliar orang. Angka itu membentuk hampir 23 persen dari populasi dunia. Empat dari penemuan-penemuan terbesar dunia -mesiu, kompas

magnetik, kertas, dan percetakan- dikaitkan dengan China. Benda-benda itu digunakan di China jauh sebelum dikenal di Barat.

(23)

19 terlalu besar, rakyat akan memberontak. Seorang kaisar baru akhirnya akan muncul dari perselisihan sipil dan membentuk dinasti baru, atau penguasa dalam negeri.

China memiliki banyak dinasti. Beberapa darinya berlangsung selama beberapa abad. Lainnya memegang kekuasaan selama beberapa dekade atau bahkan kurang. Dinasti pertama yang memerintah kerajaan bersatu adalah Qin (awalnya dieja Ch’in, asal nama “China”), didirikan pada tahun 221 SM. Dinasti terakhir adalah Qing, atau Manchu, yang berlangsung pada tahun 1644-1912.

China memiliki beberapa kontak penting dengan Barat sampai pertengahan tahun 1800-an. Pada saat itu, China sedang memasuki salah satu penurunan berkala. Sementara Barat sedang mengalami kemajuan teknologi

yang cepat, dan negara-negara Eropa jauh lebih kuat daripada China. Ketika China menolak upaya Eropa untuk membuka pelabuhan guna memperluas

perdagangan, Eropa menduduki wilayah China secara paksa.

Kekalahan militer China oleh Barat mempercepat penurunan kekaisaran. Ketika dinasti Qing digulingkan pada tahun 1912, ia digantikan oleh republik. Pada tahun 1949, setelah Perang Dunia II dan perang saudara yang pahit, Partai Komunis China mendirikan Republik Rakyat China.

Ekonomi China

China memiliki salah satu perekonomian dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Produk domestik bruto (PDB) melebihi 12 triliun dolar per tahun. Lebih dari 2 triliun dolar barang dan jasa buatan China diekspor ke negara-negara lain setiap tahunnya. Pendapatan ekspor China yang besar membantu ekonomi tumbuh. Di dalam negeri, China juga memiliki pasar yang sangat besar dengan lebih dari 1,3 miliar konsumen.

(24)

20 ekonomi. Negara ini juga mulai menggeser ekonominya dari basis pertanian ke industri.

Sejak tahun 1979 perekonomian China telah mengalami pertumbuhan tahunan rata-rata lebih dari 9,5 persen, pertumbuhan yang sangat tinggi menurut standar dunia. Rata-rata orang di China sekarang memiliki pendapatan lebih banyak; dan lebih sedikit orang yang miskin. Pertumbuhan ekonomi China sejak tahun 1979 telah menyebabkan lebih dari 100 juta orang pindah dari daerah pedesaan untuk mencari pekerjaan di kota-kota dan daerah pesisir.

Perubahan ekonomi China yang dramatis juga telah menciptakan masalah. Saat banyak orang mendapatkan keuntungan, yang lainnya tidak, terutama di daerah pedesaan. Sekitar 10 persen orang China masih hidup

dalam kemiskinan. Itu berarti mereka mendapatkan uang atau mengkonsumsi makanan kurang dari yang mereka butuhkan untuk mencapai tingkat gizi dan

tempat tinggal yang memadai, serta kebutuhan lainnya. Angka pengangguran tetap tinggi.

Ada juga kerusakan parah pada lingkungan China. Banyak kota-kota di negara itu memiliki polusi udara yang serius. Bahkan, penyakit paru-paru dan jantung akibat polusi tersebut adalah penyebab utama kematian di China. Hampir semua sungai di China tercemar, dan setengah dari penduduknya tidak memiliki akses terhadap air bersih. Para pemimpin China telah membuat beberapa perubahan dalam peraturan lingkungan untuk mengurangi polusi. Rencana ekonomi negara saat ini adalah penggunaan energi yang lebih bersih dan kekayaan negara yang terbagi lebih merata.

3.3 Sejarah kerjasama Indonesia dan China

(25)

21 bedug yang digunakan (hanya) oleh masjid-masjid di Indonesia. Bedug itu merupakan bawaan dari China. Kong Yuanzhi juga memperlihatkan, adanya aneka kontak antara penduduk di Daratan China dan Kepulauan Nusantara, juga pada saat China memasuki zaman keemasan Dinasti Tang, Dinasti Ming dan Dinasti Qing. Namun, hubungan resmi antarnegara dapat dikatakan baru dimulai pada tahun 1950.

Pada masa Moh. Hatta menjadi Perdana Menteri, Indonesia secara resmi mengakui kedaulatan China yaitu pada tanggal 15 Januari 1950. Indonesia tercatat sebagai negara pertama yang mengakui berdirinya China baru di bawah pemerintahan komunis. Lalu pada tahun 1953 Indonesia mengirim Arnold Mononutu, sebagai Duta Besar Indonesia ke Beijing, China. Pengiriman Mononutu sebagai Duta Besar Indonesia pertama tersebut

menandai mulai eratnya hubungan kedua Negara. Peristiwa itu diikuti dengan penandatanganan nota kerjasama RI-China, dan penggantian Duta Besar China untuk Indonesia. Kemudian pada awal 1960-an tercipta poros Jakarta-Peking yang berkembang menjadi poros Jakarta-Jakarta-Peking-Pyongyang. Neraca perdagangan antarkedua negara yang terlihat menurun pada tahun 1960, sejak tahun 1963 kembali meningkat dan melonjak cukup pesat pada tahun 1965. Namun, hubungan baik ini terputus akibat terjadinya kudeta ”Gerakan 30 September” yang kemudian ditengarai sebagai gerakan Partai Komunis Indonesia untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Hubungan baik RI-China berakhir dengan pembekuan hubungan dua negara pada bulan Oktober 1967.

China terus berupaya memperbaiki hubungannya dengan berbagai negara melalui berbagai bidang. Dengan Indonesia dipakai ”diplomasi dagang”. Kontak langsung pertama yang disiarkan adalah kehadiran delegasi Kamar Dagang Indonesia (KADIN) di Pameran Dagang Guangzhou, pada bulan November 1977. Sejak itu, terjadilah kontak-kontak personal ataupun organisasional lainnya. Semula prospek kontak-kontak ini sangat fluktuatif tergantung pada isu-isu politik domestik yang menyertainya, namun sejalan dengan besarnya keuntungan yang diperoleh kedua pihak, pada tahun 1984

(26)

22 pembukaan hubungan dagang langsung dengan China. Lewat gerak cepat Sukamdani, KADIN berhasil membuat terobosan penting dengan menjalin hubungan dagang dengan rekannya di China. Maka pada tahun 1985 hubungan dagang antara RI-China resmi dibuka. Catatan statistik tahun 1988 menunjukkan peningkatan kegiatan ekspor impor diantara kedua negara, sekitar tiga kali lipat dibandingkan tahun 1985.

Faktor domestik dan internasional berperan dalam mendorong proses pencairan hubungan RI-China. Keinginan Soeharto untuk menjadi pimpinan Gerakan Non Blok, merupakan faktor-faktor yang melicinkan jalannya proses normalisasi hubungan diplomatik kedua negara. Ketika pemakaman Kaisar Hirohito pada Februari 1989 di Tokyo, Menteri Luar Negeri China, Qian Qichen bertemu dengan Presiden Soeharto dan menyatakan bahwa China

sama sekali tidak berhubungan dengan PKI. Sejak itu dibahaslah proses normalisasi dalam langkah-langkah yang lebih konkret. Nota perbaikan hubungan itu pun ditandatangani kedua belah pihakdan diumumkan secara resmi dalam kunjungan Perdana Menteri Li Peng ke Jakarta pada 8 Agustus 1990.

Setelah keruntuhan Soeharto, dibawah atmosfer politik yang lebih terbuka, etnis China di Indonesia mulai mendapatkan perlakuan politik yang lebih baik, antara lain dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah yang menghapus kategorisasi ”pribumi” dan ”non pribumi” (1998), penghapusan larangan penggunaan bahasa dalam kegiatan publik dan penekanan tentang penghapusan diskriminasi (1999), penghapusan larangan untuk kegiatan publik berkaitan dengan agama, kepercayaan dan tradisi China (2000), dan penetapan perayaan Tahun Baru Imlek sebagai perayaan nasional Indonesia.

Dibawah Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001), China menduduki tempat istimewa bagi politik luar negeri Indonesia. Wahid menjadikan China sebagai negara yang pertama dikunjunginya sebagai kepala negara. Kunjungan Wahid ke China pada 1-3 Desember 1999 dapat dikatakan membuka babak baru dalam peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Beijing bersedia mengucurkan bantuan sebesar AS $5 miliar, serta memberika fasilitas kredit

(27)

23 pula adanya kerja sama keuangan, teknologi, perikanan, promosi kunjungan wisata, serta kerjasama dalam bentuk counter trade di bidang energi dengan menukar LNG Indonesia dengan produk-produk China.

Di masa Megawati Soekarno Putri (2001-2004), fondasi hubungan baik RIChina terus dikembangkan. Dalam kunjungan kenegaraan ke Beijing pada 24-27 Maret 2002, Megawati membuat kesepakatan dengan pemerintah China untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan politik. Kesepakatan yang dicapai antara lain pembukaan konsulat jenderal baru di sejumlah kota, baik China maupun Indonesia, dan pembentukan forum energi antarkedua negara.

Pada era 1992-2002 perdagangan bilateral Indonesia-China meningkat dari 2 miliar sampai AS $8 miliar dan investasi China juga meningkat dari AS$282 juta (1999) menjadi AS$6,8 miliar (2003). Menurut data yang dikeluarkan

oleh Badan Pusat Statistik ( BPS ), antara tahun 2003 hingga 2004, atau masa setelah pelaksanaan tahap awal dari ACFTA, atau EHP, pada bulan Januari 2004 dan tidak lama setelah itu, ekspor Indonesia ke China meningkat sebanyak 232,2 %, sedangkan impornya dari China meningkat hanya sebesar 38,67% saja.

Rata-rata pertumbuhan perdagangan Indonesia-China (2003-2005) berkisar AS $31,64 miliar. Secara keseluruhan total volume perdagangan antara Indonesia dan China pada tahun 2004, terhitung menjadi AS$ 13,47 milyar, atau peningkatan sebesar 31,8 persen dari tahun sebelumnya, dan hampir sama dengan volume perdagangan Indonesia dan AS, yang terhitung mencapai AS$ 13,5 milyar. Sementara itu, dari sisi pandang China, Indonesia kini masuk pada peringkat ke-17, sebagai negara penerima ekspor negara itu, dengan nilai sebesar AS$ 3,59 milyar, atau peningkatan sekitar 1,01 persen dari total ekspor China ke seluruh dunia. Umumnya perdagangan bilateral semakin bertambah dengan cepat hingga mencapai AS$ 10 milyar, termasuk perdagangan melalui Hong Kong, sedangkan penanaman modal China di Indonesia kini mencapai total kumulatif sebesar AS$ 282 milyar.

Peningkatan hubungan Indonesia-China mencapai klimaksnya dengan ditandatanganinya Strategic Partnership Agreement antara Indonesia-China

(28)

24 Kemitraan Strategis ini akan difokuskan untuk memperkuat kerjasama politik dan keamanan, memperdalam kerjasama ekonomi dan pembangunan, meningkatkan kerjasama sosial budaya, dan memperluas hubungan nonpemerintah. Ada tiga bidang luas yang dicakup dalam perjanjian kemitraan strategis ini, yaitu kerjasama politik dan keamanan, kerjasama ekonomi dan pembangunan dan kerjasama sosial budaya. Indonesia dan China melihat hubungan satu dengan lainnya sebagai mitra ekonomi yang potensial. Dari kacamata para pembuat kebijakan Indonesia, populasi penduduk China yang mencapai 1,2 milyar jiwa merupakan kesempatan ekonomi yang perlu digali.

Kerjasama antara indonesia dan China memunculkan pembentukan forum antara indonesia dan China yaitu ICEF (Indonesia and China Energy Forum). Kontrak kerjasama dalam bidang energi ini dimulai pada tahun 2002 yaitu

pertemuan pertama tanggal 25-27 september 2002 di Bali. Pertemuan pertama menghasilkan 3 penandatanganan kontrak yaitu proyek LNG Badan Pelaksana Kegiatan Migas Indonesia dengan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), pembangunan PLTU di Palembang dan Sumatera Utara, Konstruksi pipa gas dari Kaltim ke Jatim dan proyek tambang batubara bawah tanah ombilin di Sumatera Barat, serta kontrak penandatanganan kontrak dalam penelitian dibidang minyak, gas, batubara, kelistrikan, penelitian dan penegmbangan.

(29)

25 ICEF 2008 Investment & Employment Impact

(30)
(31)

27 Raw Materials Base

among ZTE Agribusiness Co. Ltd., PT Kurnia Selaras and China Development Bank

8 Cooperation

Agreement between PT. Bumi Dharma Kencana (KP PT. David Bumi Perkasa no 545/k.205/2008) and Lark

Guangdong Power Resources Inc. in the East Kalimantan

Melak, West Kutai,

US$ 350.000.000 180

Total IDR

35.136.769.508.151 **)

31.430

*) not exceeding this amount The Third Indonesia-China Energy Forum 2008

3.4 Manfaat kerjasama antara Indonesia dan China dalam bidang pemanfaatan energi batubara bagi Indonesia

(32)

28 abada ke-14 dan pernah berhenti pada tahun 1965 pada masa PKI, dan terjalin baik lagi sampai saat ini.

Kerjasama yang pada saat ini menjadi perhatian antara Indonesia dan China adalah pembangunan di dalam bidang infrastruktur. Hal ini menjadi penting karena pembangunan infrastruktur merupakan hal yang vital di dalam memajukan suatu Negara. Ketika infrastruktur tersedia, maka akan berpengaruh kepada sektor-sektor lain seperti halnya sektor ekonomi. Pembangunan infrastruktur dapat berupa pembangunan jembatan, jalan, pelabuhan, listrik, air dll. Fokus dalam penulisan ini adalah pada infrastruktur listrik melalui pemanfaatan salah satu sumberdaya yang melimpah di Indonesia yaitu Batubara.

Batubara merupakan sumberdaya dan cadangan yang melimpah

menjadikan sektor batubara di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan maupun ekspor. Sektor batubara merupakan sektor yang prospektif dan potensial untuk dikembangkan sebab didukung oleh potenis permintaan yang cenderung meningkat dari sektorindustri dan ketenagalistrikan, khususnya untuk pembangkit listrik dan sektor manufaktur.

Struktur biaya yang paling besar dalam tenaga listrik dalah bahan bakar. Adanya perkembangan harga minyak yang fluktuatif, menjadikan batubara senagai altrernatif bahan bakar yang lebih stabil untuk pembangkit tenaga listrik dibandingkan dengan BBM yang pada kebijakan pemerintahan yang baru ini dinaikkan harganya. Berdasarkan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (2011) dalam Konferensi Nasional Riset Manajemen (2012) menyebutkan bahwa peran industri batubara yang besar dalam program percepatan industri ketenagalistrikan di Indonesia menunjukkan bahwa komoditas batubara masih sangat dibutuhkan oleh pasar domestik yang meningkat 13,8% per tahun sejak tahun 1996-2010.

(33)

29 (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup fakor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath).

Analisis Internal

1. Faktor kekuatan (Strength)

Indonesia memiliki potensi batubara baik dalam bentuk sumberdaya maupun cadangan yang tingkat melimpah. Cadangan batubara indonesia relatif besar dibandingkan dengan tingkat eksploitasinya yang relatif rendah.

Harga batubara indonesia cukup kompetitif bila dibandingkan harga batubara Australia, terutama bagi konsumen batubara di wilayah asia, diakrenakan jarak angkut batubara yang relatif lebih dekat dari indonesai ke kawasan asia.

2. Kelemahan (Weakness)

Ketergantungan yang cukup besar terhadap China dan perlambatan ekonomi China dapat menyebabkan penurunan permintaan batubara dari Indonesia.

Perusahaan tambang batubara di Indonesia lebih banyak terikat pada kontrak jangka pendek (Spot Price) sehingga lebih rentan terhadap fluktuatif harga batubara.

Masih banyaknya masalah tumpang tindih regulasi dan kewenangan, terutama yang mengatur peruntukan lahan pertambangan dengan kawasan kehutanan

Analisis Eksternal 1. Peluang

Harga bahan bakar minyak dan gas diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perkembangan isu geopolitik di kawasan timur tengah. Hal tersebut dapat mendorong perbaikan harga batubara nasional

Meningkatkan peluang pasar domestik batubara 2. Ancaman

(34)

30 3.5 Manfaat kerjasama antara Indonesia dan China dalam bidang

pemanfaatan energi batubara bagi China

Produksi batu bara saat ini berjumlah lebih dari 4030 Juta, suatu kenaikan sebesar 38% selama 20 tahun terakhir (World Coal Institute). Pertumbuhan produksi batu bara yang tercepat terjadi di Asia, sementara produksi batu bara di Eropa menunjukkan penurunan. Negara penghasil batu bara terbesar tidak hanya terbatas pada satu daerah, lima negara penghasil batu bara terbesar adalah Cina, AS, India, Australia dan Afrika Selatan. Sebagian besar dari produksi batu bara dunia digunakan di negara tempat batu bara tersebut di produksi, hanya sekitar 18% dari produksi antrasit yang ditujukan untuk pasar batu bara internasional.

Pasar batu bara yang terbesar adalah Asia, yang saat ini mengkonsumsi

54% dari konsumsi batu bara dunia – walaupun Cina akan memasok batu bara dalam proporsi yang besar. Banyak negara yang tidak memiliki sumber daya

energi alami yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi mereka dan oleh karena itu mereka harus mengimpor energi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Contohnya Jepang, Cina Taipei dan Korea.

(35)

31 Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa China merupakan Negara pengekspor terbesar. Dari situ diketahui bahwa Negara pengeksport merupakan Negara penghasil batubara terbanyak. Selain itu disamping menjadi Negara pengekspor terbesar, China juga menduduki posisi tertinggi pada Negara pengimpor terbanyak pula.

Sumber : World Coal Institute

Jika dikaitkan kebijakan kerjasama antara Indonesia, dengan banyaknya

(36)

32 Jika dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasilnya sebagai berikut Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup fakor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath).

Analisis Internal

1. Faktor kekuatan (Strength)

a) China memiliki potensi batubara baik dalam bentuk sumberdaya maupun cadangan yang tingkat melimpah.

b) Memiliki Sumberdaya Batubara yang melimpah

c) China menentukan keseimbangan pasar global batubara. 2. Kelemahan (Weakness)

China terlalu banyak mengimport Batubara

Analisis eksternal 1. Peluang

Sebagai pemegang pasar global batubara, china dapat menentukan harga yang bisa menguntungkan negaranya.

2. Ancaman

(37)

31

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Kerjasama antara Negara satu dengan Negara lainnya sangat diperlukan, karena pada dasarnya adanya kerjasama akan memberikan manfaat saling melengkapi dan membantu antara satu negara dan negara lainnya. Seperti kerjasama ekonomi, perdagangan, kebudayaan dan sosial. Kerjasama antara Indonesia dan China sudah dimulai sejak abad ke-14 dan sempat berhenti karena adanya kasus PKI, dan sampai saat ini sudah terjalin baik kembali. Adanya kerjasama Indonesia dan China memunculkan terbentuknya forum yaitu forum Indonesia-China dalam energy (Indonesia and China Energy Forum). Forum ini sudah menghasilkan beberapa penandatanganan kontrak

proyek energy. Manfaat adanya kerjasama ini bagi Indonesia adalah adanya sumber daya alam batubara yang melimpah dapat dijadikan sebagai alternative

pengganti bahan bakar listrik yaitu BBM yang pada saat ini mengalami kenaikan harga. Kelemahan dari adanya kerjasama ini adanya ketergantungan terhadap China yang cukup besar. Peluang yang ada yaitu akan mendorong perbaikan harga batubara nasional. Ancaman dari kerjasama ini adalah turunnya pertumbuhan ekonomi, karena pengekspor batubara merupakan negara yang memiliki batubara lumayan banyak. Sedangkan manfaat kerjasama ini bagi China adalah dapat terjadinya keseimbangan ekonomi karena antara ekspor dan impor batubara seimbang. Kelemahan dari kerjasama ini adalah China trlalu banyak mengimpor sehingga adanya ketergantungan. Peluang yang ada yaitu china menjadi pemegang pasar global batubara. Ancaman yang ada yaitu adanya ketergantungan pada batubara impor.

4.2 Saran

1. Bagi Indonesia

a. Indonesia diharapkan lebih bisa mandiri agar tidak terpengaruh dengan adanya krisis global terkait batubara.

b. Harga bahan bakar minyak dan gas diperkirakan akan terus

(38)

32

timur tengah. Hal tersebut dapat mendorong perbaikan harga batubara nasional.

c. Untuk menghadapi AEC, diharapkan Indonesia bisa memaksimalkan penggunaan energi Batu bara sebagai daya dukung infrastruktur di Indonesia

d. Sumber daya batubara cukup melimpah, yaitu 61,3 miliar ton, dengan cadangan 6,7 miliar ton harus diolah secara efisien.

e. Menggalakkan kebijakan bauran energy, sehingga tidak hanya tergantung pada salah satu sumber energy saja.

2. Bagi China

a. Lebih menguatkan diri, agar tetap bisa mengendalikan pasar global batubara, sehingga negaranya bias untung.

b. Mengurangi Konsumsi batu bara, agar tidak adanya ketergantungan. c. Menggalakkan kebijakan bauran energy, sehingga tidak hanya

(39)

33 DAFTAR PUSTAKA

BUKU

J. Frankel.1980. Hubungan Internasional, Jakarta: ANS Sungguh Bersaudara.

R. Soeprapto. 1997. Hubungan Internasional, Sistem, Interaksi dan Perilaku, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kusumaatmaja, Mochtar Agus, Etty R. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Alumni : Bandung

Kusumaatmadja, Mochtar., Pengantar Hukum Internasional, Bina Cipta, Bandung, 1989.

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat-Universitas Indonesia. 2007. Kajian Aspek Kemasyarakatan di dalam pengembangan infrastruktur Indonesia.

INTERNET

Aswar, Adib M. 2014. Jokowi Ingin Kerjasama Indonesia-China Lebih Konkret, Ini Keuntungannya. Online. Melalui http://www.solopos.com/2014/11/09/ktt-apec-2014-jokowi-ingin-kerja-sama-indonesia-china-lebih-konkret-ini-keuntungannya-550902. Diakses pada tanggal 15 November 2014.

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat-Universitas Indonesia. 2007. Kajian Aspek Kemasyarakatan di dalam pengembangan infrastruktur Indonesia.

Mahadewi, Lufina dan Hilarius Bambang Winarko. 2012. Analisis Potensi Batubara Indonesia Dalam Menghadapi Persaingan Global. Konferensi Nasional Riset Manajemen VI. Online. Melalui http://www.usbi.ac.id/sites/default/files/Working%20Paper%20FOB% 20USBI-12-01Lufina%20Mahadewi,%20Hilarius%20Bambang%20 Winar ko.pdf. Diakses pada tanggal 20 November 2014.

Sungkawa, Dadang. . Letak Indonesia: Bahan Ajar Geografi Regional

Indonesia. Online. Melalui

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._

GEOGRAFI/195502101980021_DADANG_SUNGKAWA/Bahan_Aj ar_GRI/GRI_Gabungan_Cetak.pdf. Diakses pada tanggal 21 November 2014.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Online. Melalui

http://www.itjen.depkes.go.id/public/upload/unit/pusat/files/uud1945.p df. Diakses pada tanggal 20 November 2014.

(40)

34 Mohamad, Ardyan. 2012. Pembangunan Infrastruktur di Indonesia tidak Efisien. Online. Melalui http://www.merdeka.com/uang/pembangunan-infrastruktur-di-indonesia-tidak-efisien.html. Diakses pada tanggal 15 November 2014.

Nisaputra, Riskiana. 2013. 20 Tahun Lalu Infrastruktur China Seperti

Indonesia. Online. Melalui

http://economy.okezone.com/read/2013/05/16/320/808223/20-tahun-lalu-infrastruktur-china-seperti-indonesia. Diakses pada tanggal 15 November 2014.

Pusat Komunikasi Publik. 2013. Kerjasama Pembangunan Infrastruktur

China-Indonesia. Online. Melalui

http://www.pu.go.id/main/view_pdf/8150. Diakses melalui 16 November 2014.

Situs Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia. Pembangunan Infrastruktur Indonesia [Online]. Diakses pada http://www.cic.mofcom.gov.cn/ciweb/cci/info/Article.jsp?a_no=19673 2&col_no=509. Diakses pada tanggal 14 November 2014

World Coal Institute. Sumber Daya Batu Bara Tinjauan Lengkap Mengenai Batu Bara [E-Book Online]. Diakses pada http://www.worldcoal.org/_assetrequest.php?doc=/bin/pdf/original_pd f_file/coal_resource_overview_coal_indonesian(03_06_2009).pdf tanggal 20 November 2014

Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Sejumlah Kontrak Kerjasama Bidang Energi Ditandatangani pada acara ICEF ke-3 [Online]. Diakses pada http://www.esdm.go.id/berita/55-siaran- pers/2170-pemerintah-indonesia-dan-china-tandatangani-kontrak-kerjasama-bidang-energi.html tanggal 20 november 2014

Badan Pusat Statistik. Analisis SWOT [Online]. Diakses Pada http://daps.bps.go.id/file_artikel/66/Analisis%20SWOT.pdf. Tanggal 20 November 2014

Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Batubara

Indonesia [Online]. Diakses Pada

Gambar

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis

Referensi

Dokumen terkait

Tidak dapat dinyatakan dalam ukuran jumlah, panjang, maupun berata. Bersifat sistematis, progresif,

Ada beberapa kelemahan tafsir pada masa klasik, antara lain: (1) belum mencakup keseluruhan penafsiran ayat Al Qur’an, sehinga masih banyak ayat-ayat Al Qur’an yang

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan Tingkat Stres dengan Dismenore pada Remaja Putri Kelas X dan XI di SMA Kristen Kanaan Banjarmasin, dapat disimpulkan ada hubungan

10 Refleksi pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan dan guru pamong atau guru kelas setelah selesai melakukan suatu pembelajaran

individual sampai kepada pembelahan seldan pembentukan organ.Salah satu masalah penting dengan hormon ini adalah, keberadaannya biasanya dalam jumlah yang sangat kecil dan sangat

Golden Mississipi ingin menamakan produknya Puritas, tetapi dengan saran Eulindra Lim nama produk Air Minum Dalam Kemasan yang di produksi menjadi AQUA, nama tersebut di pilih

serta menyiapkan program praktek pengalaman lapangan (PPL) yang wajib ditempuh para mahasiswa pada tahun terakhir kuliahnya. Universitas Negeri Semarang

Hasil penelitian menunjukkan lamanya proses persalinan pada tingkat kecemasan responden yang ringan 2,44 kali lebih banyak di bandingkan responden yang tidak mengalami kecemasan