• Tidak ada hasil yang ditemukan

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial manusia.

Manusia tergolong mahkluk sosial, dengan demikian kemampuan berbahasa

menjadi penting dalam kebutuhan komunikasi dan interaksi. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:100), “bahasa adalah sistem lambang bunyi

yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja

sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri”. Bahasa berperan lengkap dan

efektif dalam komunikasi untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan

pendapat kepada orang lain (Walija, 1996:4). Tanpa kemampuan berbahasa yang

baik, besar kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman antar dua individu yang

berkomunikasi.

Kemampuan berbahasa seseorang juga harus didukung dengan kemampuan

menggunakan tata bahasa yang baik. Tata bahasa adalah kaidah tentang struktur

gramatikal bahasa. Setiap bahasa memiliki aturan tata bahasanya sendiri. Dalam

bahasa Indonesia, tata bahasa ialah struktur yang berbentuk S-P-O-K (Subjek –

Predikat – Objek – Keterangan). Sedangkan dalam bahasa Inggris, menurut

(2)

verba intranstif – sampai sebuah struktur yang kompleks dengan beberapa klausa

utama dan subordinat. Masyarakat kini pada umumnya tidak begitu menghiraukan

pentingnya tata bahasa dalam berkomunikasi, padahal tanpa memperhatikan dan

menggunakan tata bahasa yang baik dan benar, dipastikan akan terjadi

kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Bahasa Mandarin adalah bahasa yang digunakan di Republik Rakyat China

(selanjutnya disingkat dengan RRC). Bahasa ini merupakan bagian dari rumpun

bahasa Sino-Tibet. Bahasa Mandarin kini menjadi bahasa internasional nomor dua

di dunia dan memiliki peminat yang meningkat setiap tahunnya. Sistem penulisan

dalam bahasa ini tidak menggunakan huruf latin melainkan menggunakan aksara

atau yang disebut dengan hànzi (汉字). Namun terdapat sistem alihaksara atau membaca tulisan hànzi dengan menggunakan huruf latin yaitu pīnyīn (拼音) yang pada huruf vokalnya terdapat nada baca yang berpengaruh pada arti dari kata

tersebut.

Dalam bahasa tulisan (written language), Bahasa Mandarin memiliki dua jenis

tulisan aksara, yaitu aksara kuno (traditional) dan aksara sederhana (simplified).

Aksara kuno biasa juga disebut traditional Chinese masih digunakan di negara-negara seperti Taiwan dan Hong Kong. Sedangkan aksara sederhana atau

simplified Chinese sudah lebih banyak digunakan sejak dikembangkan oleh pemerintah RRC tahun 1950. RRC dan Singapura adalah dua negara yang

(3)

itu sendiri. Aksara tradisional lebih rumit karena jumlah guratannya lebih banyak

daripada aksara sederhana. Sebagai contoh, kata „bahasa‟ dalam bahasa Mandarin

dibaca . Dalam aksara tradisional ditulis語, sedangkan dalam aksara sederhana ditulis 语. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisa dengan simplified Chinese dikarenakan aksara ini yang digunakan selama penulis mempelajari bahasa Mandarin.

Bahasa Jepang adalah adalah salah satu bahasa di Asia yang juga cukup pesat

perkembangannya di dunia. Rumpun Bahasa Jepang masih diperdebatkan.

Menurut beberapa pakar bahasa, Bahasa Jepang berasal dari rumpun bahasa

Austronesian. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perbendaharaan katanya.

Beberapa pakar bahasa lainnya tidak sepakat dengan hal tersebut dan mengatakan

bahwa, Bahasa Jepang termasuk rumpun bahasa Altai dan hal ini bisa pula

dibuktikan dari adanya keselarasan huruf vokalnya. Ditengah-tengah perdebatan

yang cukup panjang tentang rumpun bahasa Jepang ini, sepertinya tetap belum

dapat dibuktikan kepastiannya (Miller, 1970: 69).

Sistem penulisan bahasa Jepang dipengaruhi oleh aksara Mandarin yang

mereka serap dan bentuk menjadi sistem penulisan sendiri. Jika dalam bahasa

Mandarin hanya terdapat satu sistem penulisan aksara, maka lain halnya dengan

bahasa Jepang memiliki 4 (empat) sistem penulisan yaitu; kanji (漢字), hiragana (ひらがな), katakana (カタカナ), dan sistem alihaksara yang disebut romanji (ロ

(4)

Menurut Yuana (2009), Hiragana adalah huruf abjad yang digunakan untuk menuliskan kosakata yang berasal dari Jepang sendiri. Contoh: あなた (anata =

Anda/kamu), しんぶん (shinbun = Koran). Katakana adalah huruf abjad yang digunakan untuk menuliskan kosakata yang berasal dari serapan bahasa asing,

seperti bahasa Inggris, Jerman, Indonesia. Contoh: テレビ(terebi = televisi), ラジ

オ(rajio = radio). Kanji adalah huruf abjad yang awalnya diadopsi dari bahasa Mandarin kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan Jepang dan

akhirnya hingga saat ini digunakan untuk menuliskan kosakata dalam bahasa

Jepang. Contoh: 先生 (sensei = guru), 時間 (jikan = waktu). Sedangkan romanji

adalah huruf abjad yang sebenarnya berasal dari alphabet, yang kemudian

digunakan untuk menuliskan kosakata atau kalimat dalam bahasa Jepang dengan

tujuan untuk mempermudah orang asing mempelajari bahasa Jepang. Contoh:

arigatou yang artinya terimakasih dan ohayou yang artinya selamat pagi.

Banyak orang masih menganggap bahasa Mandarin dan bahasa Jepang berasal

dari rumpun bahasa yang sama dikarenakan adanya persamaan aksara. Namun

dalam teorinya, bahasa Mandarin dan bahasa Jepang berasal dari rumpun bahasa

yang berbeda. Perkembangan bahasa Mandarin dan bahasa Jepang di Indonesia

dipengaruhi oleh perkembangan negara Cina dan Jepang sangat pesat di Indonesia

sejak lama. Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, Cina dan Jepang

juga memiliki peminat pelajar bahasa yang tinggi di Indonesia. Salah satu

(5)

Sastra Jepang pada tahun 2000 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.

Dalam bahasa Mandarin lisan, sebuah kata memiliki arti yang dipengaruhi oleh

nada (shēng diào / 声调). Namun tidak demikian halnya dengan bahasa lisan dalam bahasa Jepang. Terdapat 5 (lima) jenis nada dalam bahasa Mandarin. Jika

seorang menulis pīnyīn dengan menempatkan lima nada di huruf vokalnya, masing-masing nada akan membentuk aksara yang berbeda sehingga memiliki arti

yang berbeda pula. Contoh sederhana adalah kata „ma‟. Kata tersebut akan

diletakkan lima tanda nada pada huruf vokalnya sehingga menjadi:

1. Nada satu:  妈  ibu

2. Nada dua: má  麻  rami/goni

3. Nada tiga:  马  kuda

4. Nada empat: mà  骂  marah

5. Nada lima / tanpa nada: ma  吗  partikel tanya

Bahasa Mandarin memiliki tata bahasa (yŭ fă / 语法) yang cukup sederhana. Bentuk kalimat positif pada Bahasa Mandarin berupa

Waktu-Subjek-Tempat-Predikat-Objek atau Subjek-Waktu-Tempat-Waktu-Subjek-Tempat-Predikat-Objek. Untuk membentuk

kalimat negatif, pada bentuk kalimat positif cukup menambahkan kata bù (不) atau měi (没) sebelum predikat. Partikel tanya dapat berupa kata 吗 (ma) dan呢 (ne).

(6)

(ne) juga diletakkan setelah subjek yang akan ditanyakan pendapatnya atas

pertanyaan yang sama.

Contoh kalimat bahasa Mandarin:

 Kalimat Positif

Hanzi : 现在 妈妈 在 厨房 洗碗。

Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang xi wan. Arti : Sekarang ibu sedang mencuci piring di dapur

 Kalimat Negatif

Hanzi : 现在 妈妈 在 厨房 没 洗碗。 Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang mei xi wan. Arti : Sekarang ibu sedang tidak mencuci piring di dapur.

 Kalimat Tanya

Hanzi : 现在 妈妈 在 厨房 洗碗 吗?

Pinyin : xian zai ma ma zai chu fang xi wan ma? Arti : Apakah sekarang ibu mencuci piring di dapur?

Bahasa Jepang dikenal memiliki banyak partikel kata untuk menunjang sebuah

(7)

の (no). Masing-masing partikel memiliki tempat dan fungsinya masing-masing di

dalam kalimat, baik kalimat positif, negatif, maupun kalimat tanya.

Dalam kalimat positif bahasa Jepang, bentuk struktur kalimatnya adalah kata

benda + は (wa) + です(desu). Dikutip dari Yuana (2009), kalimat sederhana

bahasa Jepang biasanya digunakan pola ~ は (wa) ~です(desu) yang mempunyai

arti adalah. Partikel は (wa) biasanya digunakan untuk menunjukkan bahwa kata yang ada di depannya (kata yang diikutinya) adalah topik atau subjek dalam

kalimat tersebut. で す (desu) menunjuk pada bentuk sopan, yaitu untuk

menunjukkan perasaan hormat kepada lawan bicara. Dalam kalimat negatif, です

(desu) mengalami perubahan menjadi ではありません (dewa arimasen) atau じ

ゃありません (ja arimasen). Kedua kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu

bukan atau tidak. Sedangkan untuk membuat kalimat tanya, dalam kalimat bahasa Jepang partikel か (ka) diletakkan pada akhir kalimat tanpa perlu menambahkan

tanda tanya. Pada umumnya, penambahakan partikel か (ka) memiliki arti apakah.

Contoh kalimat bahasa Jepang:

 Kalimat Positif

(8)

 Kalimat Negatif

Hiragana : エリさん は 大学生 じゃありません。 Romanji : Eri-san wa dai gaku sei ja arimasen. Arti : Eri bukan seorang mahasiswi.

 Kalimat Tanya

Hiragana : エリさん は 大学生 です か。 Romanji : Eri-san wa dai gaku sei de su ka. Arti : Apakah Eri seorang mahasiswi?

Pada dasarnya, dalam mempelajari tata bahasa dari setiap bahasa, kalimat

merupakan bagian yang sangat penting. Untuk menyusun kalimat yang baik dan

benar, seseorang harus memahami struktur bahasa tersebut secara memadai. Setiap

bagian kalimat dari satu bahasa, biasa akan dipelajari minimal 3 bentuk kalimat,

yaitu kalimat positif, kalimat negatif, dan kalimat tanya. Ketiga jenis kalimat ini

biasanya memiliki struktur yang berbeda.

Para pelajar bahasa Mandarin dan bahasa Jepang masih sering salah dalam

menggunakan kalimat tanya. Kalimat tanya sering diucapkan tidak sesuai dengan

tata bahasanya dan umumnya pembelajar bahasa Mandarin dan bahasa Jepang

(9)

menganalisis perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan

bahasa Jepang.

Berikut adalah jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin:

1. 是非疑问句 (shi fei yi wen ju) – Yes/No-Question

2. 特指问句 (te zhi wen ju) – wh-Question

3. 正反问句 (zheng fan wen ju) – Kalimat tanya negatif 4. 选择问句 (xuan ze wen ju) – Kalimat tanya pilihan 5. 反问句 (fan wen ju) – Kalimat tanya retorik

Sedangkan dalam bahasa Jepang hanya terdapat dua jenis kalimat tanya.

Kalimat tanya tersebut dibedakan berdasarkan jawaban yang dihasilkan. Dua jenis

kalimat tanya dalam bahasa Jepang yaitu kalimat tanya ya atau tidak dan kalimat

tanya yang membutuhkan jawaban berupa pernyataan (Myojo Gakuen, 1968: 3).

Ke lima jenis kalimat diatas akan terlihat perbedaannya dalam bahasa

Mandarin dan bahasa Jepang jika dimasukkan ke dalam kalimat tanya. Berikut

adalah penjelasan mengenai jenis-jenis kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan

(10)

Jenis Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin

1. 是非疑问句 (shi fei yi wen ju) – Yes/No-Question

Yes/No question atau pertanyaan ya/tidak adalah jenis kalimat tanya yang mengharapkan jawaban iya atau tidak. Bentuk kalimat tanyanya dapat berupa

bentuk positif ataupun negatif.

Contoh kalimat tanya ya/tidak dalam bahasa Mandarin:

你 是 老师 吗?

Ni shi lao shi ma

Kamu adalah guru partikel tanya

Subjek predikat objek partikel tanya

Apakah anda seorang guru?

2. 特指问句 (te zhi wen ju) – wh-Question

Kalimat tanya ini adalah jenis kalimat yang menggunakan kata-kata tanya w+h

atau yang dikenal dengan istilah 5W+1H. 5W+1H adalah kata-kata tanya yang

umum digunakan sehari-hari. Enam kata tanya tersebut yaitu „apa (what)‟, „siapa

(who)‟, „kapan (when)‟, „mengapa (why)‟, „dimana (where)‟, dan „bagaimana

(how)‟. Namun kata-kata tanya lain yang tidak termasuk dalam 5W+1H juga dapat

digunakan dalam kalimat tanya ini. Dalam bahasa Indonesia, jenis kalimat ini

(11)

Contoh kalimat tanya dengan kata tanya dalam Bahasa Mandarin:

她 什么时候 回 家 ?

Ta shi me shi hou hui jia

Dia kapan pulang rumah

Subjek kata tanya predikat objek

Kapan dia pulang ke rumah?

3. 正反问句 (zheng fan wen ju) – Kalimat tanya negatif

Jenis kalimat tanya ini merupakan bentuk negatif dari jenis yes/no question, sehingga jawaban yang diharapkan juga berupa pernyataan ya atau tidak.

Contoh kalimat tanya negatif dalam Bahasa Mandarin:

这个 是不是 你 的 自行车?

Zhe ge shi bu shi ni de zi xing che

Ini bukankah kamu kata bantu kepunyaan sepeda

Kata bilangan kata tanya subjek kata bantu kepunyaan objek

(12)

4. 选择问句 (xuan ze wen ju) – Kalimat tanya pilihan

Dalam kalimat tanya ini, penanya menyertakan pilihan jawaban yang

diharapkan oleh penjawab. Jenis kalimat tanya ini juga dapat disebut kalimat tanya

alternatif karena pilihan jawaban yang disisipkan dalam pertanyaan berupa

jawaban alternatif.

Contoh kalimat tanya pilihan dalam Bahasa Mandarin:

这位 是 你 的 父亲 还是

Zhe wei shi ni de fu qin hai shi

Ini adalah kamu kata bantu kepunyaan ayah atau

Kata ganti predikat subjek kata bantu kepunyaan objek konjungsi

你 的 老师?

ni de lao shi?

kamu kata bantu kepunyan guru

subjek kata bantu kepunyan objek

(13)

5. 反问句 (fan wen ju) – Kalimat tanya retorik

Kalimat tanya retorik merupakan jenis kalimat tanya yang tidak membutuhkan

jawaban. Bentuknya dapat berupa pertanyaan dengan menggunakan kata tanya

ataupun dapat berupa penegasan. Orang yang melontarkan pertanyaan ini biasanya

telah mengetahui bahwa orang yang ditanya sudah mengetahui jawabannya.

Contoh kalimat tanya retorik dalam Bahasa Mandarin:

今天 我们 考试, 难道

Jin tian women you kao shi, nan dao ni

Hari ini kita ada ujian tidakkah kamu

keterangan

waktu subjek predikat objek adverbial objek

知道

zhi dao ma ? tahu partikel tanya

predikat partikel tanya

(14)

Jenis Kalimat Tanya dalam Bahasa Jepang

1. Kalimat tanya ya atau tidak

Pada jenis kalimat tanya ini biasa disebut juga dengan yes no question atau kalimat tanya ya atau tidak. Jawaban yang diharapkan dari penanya untuk jenis

kalimat tanya ini adalah berupa jawaban ya atau tidak.

Contoh kalimat tanya ya atau tidak dalam Bahasa Jepang:

あなた は 学生 です か。

A na ta wa gaku sei de su ka

Kamu partikel murid partikel partikel tanya

Subjek partikel objek partikel partikel tanya

Apakah anda seorang murid?

2. Kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan

Jenis kalimat tanya ini mengharapkan jawaban berupa pernyataan. Pernyataan

tersebut harus mendukung pertanyaan yang ditanyakan. Bentuk kalimat tanya

(15)

Contoh kalimat tanya dengan jawaban berupa pernyataan dalam Bahasa Jepang:

memperbandingkan kedua bahasa, dalam hal ini adalah kalimat tanyanya. Melalui

analisis ini diharapkan akan ditemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan pada

jenis dan struktur kalimat tanya kedua bahasa tersebut.

Seperti yang dikatakan Tarigan (1995) bahwa, “Analisis kontrastif adalah

kegiatan membandingkan dua struktur (B1 dan B2) yang berbeda untuk

mengidentifikasi perbedaan antara dua bahasa yang berasal dari rumpun yang

berbeda.” Selanjutnya Tarigan mengatakan bahwa, “hambatan terbesar dalam

menguasai bahasa kedua (B2) adalah tercampurnya sistem bahasa pertama (B1)

dengan sistem B2. Analisis kontrastif mencoba menjembatani kesulitan tersebut

dengan mengkontraskan kedua sistem bahasa tersebut untuk menentukan

(16)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun rumusan

penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan jenis dan struktur kalimat tanya bahasa Mandarin

dan bahasa Jepang?

2. Bagaimana persamaan jenis dan struktur kalimat tanya bahasa Mandarin

dan Bahasa Jepang?

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan sistematis, penulis merasa perlu

untuk memberikan batasan masalah. Dalam penelitian ini, penulis membatasi

masalah hanya pada struktur kalimat ke lima (5) jenis kalimat tanya dalam bahasa

Mandarin, yaitu: kalimat tanya ya/tidak (是非问句), kalimat tanya dengan kata

tanya (特指问句), kalimat tanya negatif (正反问句), kalimat tanya pilihan (选择

问句), dan kalimat tanya retorik (反问句) dan dua (2) jenis kalimat tanya dalam

bahasa Jepang, yaitu: kalimat tanya dengan jawaban ya atau tidak dan kalimat

tanya dengan jawaban berupa pernyataan.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakan analisis tentang kalimat tanya dalam bahasa Mandarin

(17)

1. Mendeskripsikan tentang persamaan kalimat tanya bahasa Mandarin dan

bahasa Jepang.

2. Mendeksripsikan tentang perbedaan kalimat tanya bahasa Mandarin dan

bahasa Jepang.

1.5Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penelitian yang

telah dipaparkan sebelumnya, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dapat mengetahui perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa

Mandarin dan bahasa Jepang sehingga memudahkan pelajar kedua bahasa dalam

mempelajarinya sebagai bahasa kedua ataupun bahasa ketiga. Selain itu,

memberikan pemahaman akan perbedaan tata bahasa antara bahasa pertama dan

bahasa kedua sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam mempelajari bahasa

asing tersebut.

1.5.2 Manfaat Praktis

Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai rujukan atau referensi bagi

(18)

dan penelitian kontrastif dari berbagai bahasa secara khusus secara lebih

Referensi

Dokumen terkait

Keperawatan merupakan profesi dalam bidang kesehatan yang memiliki andil.. besar dalam proses pemulihan sehat- sakit atau pun proses

Tahun 2007 terlihat gugur serasah yang fluktuatif pada beberapa bulan pertama terlihat ada kecende- rungan peningkatan jumlah gugur serasah pada awal musim hujan yaitu pada

Survelan atau pemantauan bahan vaksin dan drug veterinar samada melalui pemeriksaan rekod, stok dan inventori akan dijalankan di semua premis haiwan seperti

However, only the new IOP from the in-situ self calibration were not able to model the inaccuracies of the direct measurements of the position and orientation of

Kesimpulan : IR dan TENS dapat mengurangi nyeri akibat tendinitis patellaris sehingga dapat meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) knee sinistra dan

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat.. diperoleh, dengan kata lain sumber data dalam penelitian ini

Nilai yang paling rendah dari hasil uji jeffries-matusita distance pada penelitian ini adalah 1.220 (citra tahun 2000) dan 1.204 (citra tahun 1991) yaitu antara mangrove