• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN TENTANG PERATURA N PENJAGAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN (PPLP) TERKAIT DENGAN HAK MENERIMA KUNJUNGAN KELUARGA BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN A. Undang-Undang Terkait Dengan Pemasyarakatan: 1. Undang-undang Nomor 12 Ta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PENGATURAN TENTANG PERATURA N PENJAGAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN (PPLP) TERKAIT DENGAN HAK MENERIMA KUNJUNGAN KELUARGA BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN A. Undang-Undang Terkait Dengan Pemasyarakatan: 1. Undang-undang Nomor 12 Ta"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGATURAN TENTANG PERATURA N PENJAGAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN (PPLP) TERKAIT DENGAN HAK MENERIMA

KUNJUNGAN KELUARGA BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN

A.Undang-Undang Terkait Dengan Pemasyarakatan:

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. 66

Bagi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiran- pemikiran baru mengenai fungsi pemidanaan yang tidak lagi sekedar penjeraan tetapi juga merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial warga binaan pemasyarakatan telah melahirkan suatu sistem pembinaan yang sejak lebih dari tiga puluh tahun yang lalu dikenal dan dinamakan sistem pemasyarakatan. 67

Sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab, sebagaimana diatur dalam Pasal 2.68

66

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I., Himpunan Peraturan Tentang Pemasyarakatan, (Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jakarta, 2009), halaman 1.

67

Marlina, Hukum Penitensier (Penerbit Refika Aditama, Bandung, Cetakan Kesatu, Juni 2011), halaman 173.

68

(2)

Dalam penjelasan Pasal 2 UU No. 12 Tahun 1995 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan "Agar menjadi manusia seutuhnya adalah upaya untuk memulihkan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan kepada fitrahnya dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan pribadinya, manusia dengan sesamanya,

dan manusia dengan lingkungannya”.

Sistem pemasyarakatan yang dimuat dalam ketentuan Pasal 1 ayat 2 tersebut dalam melaksanakan pembinaan terhadap narapidana didasarkan pada beberapa hal, sebagaimana termaktub dalam Pasal 5 UU yang sama menyatakan bahwa:

Sistem pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas :

f. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan dan;

g.

Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu.

Penjelasan UU No. 12 Tahun 1995, pada Pasal 5 dijelaskan sebagai berikut: 69 a. Yang dimaksud dengan pengayoman adalah perlakuan terhadap warga binaan

pemasyarakatan dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh warga binaan pemasyarakatan, juga memberikan bekal hidup kepada warga binaan pemasyarakatan agar menjadi warga yang berguna di dalam masyarakat.

(3)

c&d Yang dimaksud dengan pendidikan dan pembimbingan adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan dan bimbingan dilaksanakan berdasarkan Pancasila, antara lain penanaman jiwa kekeluargaan, keterampilan, pendidikan kerohanian, dan kesempatan untuk menunaikan ibadah.

e. Yang dimaksud dengan penghormatan harkat dan martabat manusia adalah bahwa sebagai orang yang tersesat Warga Binaan Pemasyarakatan harus tetap diperlakukan sebagai manusia.

f. Yang dimaksud dengan kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan adalah warga binaan pemasyarakatan harus berada dalam LAPAS untuk jangka waktu tertentu, sehingga negara mempunyai kesempatan penuh untuk memperbaikinya. 70

Untuk mewujudkan sistem pemasyarakatan tersebut, maka secara tegas UU No. 12 Tahun 1995 tentang persyaratan mengatur tentang hak-hak yang dimiliki oleh narapidana. Pasal 14 UU NO. 12 Tahun 1995 menentukan bahwa:

(1) Narapidana berhak:

a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya; b. Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani; c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran;

d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak; e. Menyampaikan keluhan;

f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang;

g. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;

h. Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya; i. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi);

j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga; k. Mendapatkan pembebasan bersyarat;

l. Mendapatkan cuti menjelang bebas; dan

(4)

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagia hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan. Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup berrnasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam semangat persaudaraan.

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhlukTuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 72

(5)

memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Setiap orang berhak atas pegakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum. Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi. Hak. untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.

Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya di depan hukum. Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dari pengadilan yang objektif dan tidak berpihak. 73

Setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Dalam rangka penegakan hak asasi manusia, perbedaan dan kebutuhan dalam masyarakat hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum, masyarakat, dan Pemerintah. Identitas budaya masyarakat hukum adat, termasuk hak atas tanah ulayat dilindungi,selaras dengan perkembangan zaman.

73

(6)

Setiap orang berhak untuk menggunakan semua upaya hukum nasional dan forum internasional atas semua pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin oleh hukum Indonesia dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima Negara Republik Indonesia. Ketentuan hukum internasional yang telah diterima Negara Republik Indonesia yang menyangkut hak asasi manusia menjadi hukum nasional. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi tanggung jawab Pemerintah. 74

B.Peraturan Pemasyarakatan Terkait Bidang Fasilitatif

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.01.PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan, menyatakan sebagai berikut: Lembaga pemasyarakatan untuk selanjutnya dalam Keputusan ini disebut LAPAS adalah unit pelaksana tehnis di bidang Pemasyarakatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman. LAPAS mempunyai tugas melaksanakan pembinaan narapidana/ anak didik. 75

(7)

didik, melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib LAPAS, dan melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) diklasifikasikan dalam 3 (tiga) Klas yaitu: (1) LAPAS Klas I, (2) LAPAS Klas IIA, dan (3) LAPAS Klas IIB. Susunan Organisasi LAPAS Klas I, terdiri dari: bagian Tata Usaha, bidang Pembinaan Narapidana, bidang Kegiatan Kerja, bidang administrasi keamanan dan tata tertib, dan kesatuan pengamanan LAPAS.

Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga LAPAS. Bagian tata usaha mempunyai fungsi, yiatu melakukan urusan kepegawaian, melakukan urusan keuangan, dan melakukan urusan surat-menyurat, perlengkapan dan rumah tangga. Bagian tata usaha terdiri dari; sub bagian kepegawaian yang mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, sub bagian keuangan yang mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, dan sub bagian umum yang mempunyai tugas melakukan urusan surat-menyurat, perlengkapan dan rumah tangga.

(8)

Bidang pembinaan narapidana terdiri dari; a) seksi registrasi yang mempunyai tugas melakukan pencatatan dan membuat statistik serta dokumentasi sidik jari narapidana, dan b) seksi bimbingan kemasyarakatan yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan penyuluhan rohani serta memberikan latihan olah raga, peningkatan pengetahuan, asimilasi, cuti dan penglepasan narapidana. Seksi perawatan narapidana, mempunyai tugas mengurus kesehatan dan memberikan perawatan narapidana. 76

Bidang Kegiatan Kerja mempunyai tugas memberikan bimbingan kerja, mempersiapkan sarana kerja dan mengelola hasil kerja. Bidang Kegiatan Kerja mempunyai tugas, yaitu memberikan bimbingan latihan kerja bagi narapidana, mempersiapkan fasilitas sarana kerja dan mengelola hasil kerja.

Bidang Kegiatan Kerja terdiri dari a) seksi bimbingan kerja yang mempunyai tugas memberikan petunjuk dan bimbingan latihan kerja bagi narapidana, b) seksi sarana kerja yang mempunyai tugas mempersiapkan fasilitas sarana kerja, dan c) seksi pengelolaan hasil kerja yang mempunyai tugas mengelola hasil kerja.

(9)

Bidang administrasi keamanan dan tata tertib terdiri dari a) seksi keamanan yang mempunyai tugas mengatur jadwal tugas, penggunaan perlengkapan dan pembagian, dan b) seksi pelaporan dan tata tertib yang mempunyai tugas menerima laporan harian dan berita acara dari satuan pengamanan yang bertugas serta mempersiapkan laporan berkala dibidang keamanan dan menegakkan tata tertib. 77

Kesatuan pengamanan LAPAS mempunyai tugas menjaga keamanan dan ketertiban LAPAS. Kesatuan Pengamanan LAPAS mempunyai fungsi yaitu: melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap narapidana, melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban, melakukan pengawalan, penerimaan, penempatan dan pengeluaran narapidana, serta membuat laporan harian dan berita acara pelaksanaan pengamanan. Kepala kesatuan pengamanan LAPAS berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala LAPAS.

77

(10)
(11)

C.Peraturan Pemasyarakatan Terkait Bidang Tugas Pembinaan:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan menyatakan sebagai berikut:78

Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat melakukan kegiatan pembinaan terhadap narapidana dengan system pemasyarakatan yang telah dicanangkan oleh Sshardjo sejak tahun 1964. Dengan demikian diharapkan lembaga pemasyarakatan dapat berfungsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mewujudkan system pemasyarakatan.79

Setiap Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan berhak menerima kunjungan dari keluarga, penasihat hukum atau orang tertentu lainnya. Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicatat dalam buku daftar kunjungan. Setiap LAPAS wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) ruangan khusus untuk menerima kunjungan. (Pasal 30 ayat 1 s/d ayat 3). 80

Petugas Pemasyarakatan yang bertugas di tempat kunjungan, wajib : a. Memeriksa dan meneliti keterangan identitas diri, pengunjung; dan b. Menggeledah pengunjung dan memeriksa barang bawaannya.

78

Marlina, Hukum Penitensier, (Penerbit Refika Aditama, Bandung, Cetakan Kesatu, Juni 2011), halaman 187

79

Marlina, Ibid, halaman 134 80

(12)

Dalam hal ditemukan keterangan identitas palsu atau adanya barang bawaan yang dilarang berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pengunjung sebagaimana dimaksud diatas, untuk waktu selanjutnya dilarang dan tidak dibolehkan mengunjungi Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan (Pasal 31 ayat 1 dan ayat 2). Sedangkan Pasal 32 menyatakan bahwa kunjungan orang-orang tertentu dimungkinkan bagi terpidana mati yang permohonan grasinya ditolak.81

D.Peraturan Pemasyarakatan Terkait Bidang Tugas Keamanan dan Ketertiban:

1. Pola Pembinaan Keamanan dan Keteriban (KAMTIB).

Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M-02.PR.08.10 Tahun 1983 tentang Pola Pembinaan Keamanan dan Ketertiban (KAMTIB) menyatakan bahwa suasana yang aman dan tertib akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan di bidang hukum.

(13)

Ketentuan umum di dam pola pembinaan keamanan dan ketertiban menyatakan bahwa yang dimaksud dengan gedung ialah bangunan yang berfungsi sebagai kantor, tempat tinggal pegawai, tempat tahanan dan atau narapidana. 82

Peralatan dan barang-barang inventaris ialah segala alat-alat dan barang-barang yang telah terdaftar sebagai barang inventaris. Arsip dan dokumen ialah naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Departemen Kehakiman dn jajarannya, baik ditingkat pusat maupun tingkat daerah dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam pelaksanaan tugas. Benda sitaan negara dan barang rampasan adalah barang yang disimpan dalam RUPBASAN. Personil ialah pegawai Departemen Kehakiman yang diangkat sesuai Undang-undang Pokok Kepegawaian. Pimpinan ialah pimpinan suatu unit baik pegawai negeri maupun sebagai pejabat Negara. Mereka yang berada dilingkungan gedung Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi dan Kantor/Unit-unit Pelaksana Teknis lainnya adalah para tamu, pengunjung sidang, terdakwa, tertuduh, pengacara, saksi dan sebagainya.

Penghuni Lembaga Pemasyarakatan/RUTAN adalah mereka yang berstatus sebagai tahanan dan atau narapidana. Penghuni tahanan Imigrasi adalah mereka yang menunggu dideportasikan. Tamu ialah mereka yang menemui pejabat atau pegawai

82

(14)

untuk suatu keperluan. Sasaran fisik lainnya antara lain ialah petugas pengadilan yang sedang melaksanakan tugas diluar gedung pengadilan. 83

Sasaran dalam rangka pembinaan KAMTIB, yaitu sasaran fisik, yang melipui gedung dan lingkungan yang merupakan satu kesatuan, peralatan dan barang-barang inventaris, arsip dan dokumen, benda sitaan negara dan barang rampasan, personil, pimpinan beserta keluarganya, mereka yang berada dilingkungan gedung Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi dan Kantor/Unit-unit Pelaksana Teknis lainnya, penghuni Lembaga Pemasyarakatan, Rutan dan tahanan Imigrasi, tamu, serta sasaran fisik lainnya. 84

(15)

Sistem pembinaan keamanan dan ketertiban (KAMTIB) disusun dan diatur yaitu: tanggung jawab keamanan dan ketertiban (KAMTIB) yang tanggung jawabnya berada ditangan kepala biro umum, para sekretaris DITJEN Pemasyarakatan, imigrasi dan BABINKUMNAS, KORMIN pada KANWIL DEPKEH, Panitera Kepala pada Pengadilan Tinggi/Pengadilan Nageri, Kepala Kantor/UPT dengan dibantu oleh DAN SATPAM. Walaupun sudah ada petugas-petugas khusus SATPAM, setiap pegawai dilingkungan Departemen Kehakiman diwajibkan ikut serta bertanggung jawab atas terwujudnya keamanan dan ketertiban dalam lingkungan masing-masing. 85

Tata tertib yaitu mereka yang berada ditempat dan lingkungan kerja wajib mentaati dengan penuh kesadaran semua peraturan KAMTIB yang berlaku ditempat tersebut, yang meliputi; turut memelihara, ketertiban, kebersihan, bila terjadi peristiwa yang dapat diperkirakan akan mengganggu keamanan dan ketertiban ditempat kerja dan lingkungannya, maka mereka yang berada ditempat tersebut wajib melaporkan kepada petugas KAMTIB.

Tugas Penjagaan adalah menjaga gedung dan seisinya baik sewaktu maupun sesudah jam kantor, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga supaya jangan terjadi kericuhan, menjaga supaya jangan terjadi pelarian, dan menjaga tata tertib perikehidupan Lembaga Pemasyarakatan, RUTAN dan tahanan Imigrasi serta membantu melaksanakan pembinaan personil terutama dalam hal disiplin pegawai,

85

(16)

misalnya; menepati ketentuan jam kerja, pemakaian tanda pengenal dan lain sebagainya. Untuk melaksanakan tugas penjagaan tersebut diatas, maka kelompok penjagaan melakukan tugas secara bergilir, pergantian kelompok penjagaan diatur menurut keadaan dan kebutuhan, serta dalam melaksanakan pergantian jaga, kelompok lama tidak boleh meninggalkan tempat sebelum dilakukan timbang terima dengan kelompok baru selesai dengan sempurna. 86

(17)

2. Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP).

Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3/17/1, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP), pada Pasal 20 huruf c mengatur tentang kunjungan bagi penghuni lembaga pemasyarakatan, yaitu sebagai berikut : 88

a. Meneliti apakah penghuni lembaga pemasyarakatan yang dikunjungi benar-benar orang yang dimaksud.

Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka. KPLP) Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam melaksanakan keamanan dan tata tertib dibantu oleh regu-regu penjagaan. Masing-masing regu dipimpin oleh seorang Komandan Regu Penjagaan (Komandan Jaga). Kekuatan regu disesuaikan dengan keadaan dan keperluan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Walaupun sudah ada petugas- petugas khusus keamanan dan tata tertib, setiap pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan diwajibkan ikut serta bertanggung jawab atas terwujudnya keamanan dan tata tertib.

Terkait dengan kunjungan keluarga bagi narapidana pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, setelah komandan jaga menerima formulir bertamu dari petugas penerima tamu, maka komandan jaga melakukan penelitian dan

88

(18)

pengecekan dengan memanggil narapidana yang akan dikunjungi dengan tujuan untuk memastikan secara benar apakah narapidana yang dimaksud adalah benar-benar keluarga dari pengunjung tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan untuk mempermudah petugas dalam melakukan pengawasan terhadap narapidana tersebut. 89

(19)

tidak sah, komandan jaga menolak atau meminta keputusan atasan/pimpinan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, 8) Memeriksa dan meneliti semua izin keluar bagi penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, 9) Memeriksa dan meneliti semua izin kunjungan bagi penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, 10) Menjadi perantara bagi tamu Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dan pegawai- pegawai lainnya, 11) Memeriksa dan meneliti semua izin keluar/masuk barang-barang dari/ke Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dan 12) Menerima dan menyimpan barang-barang titipan yang belum sempat diserahkan kepada bagian yang bersangkutan. 90

Petugas jaga mempunyai tugas yaitu (1) menjaga supaya jangan terjadi pelarian di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. (2) Menjaga supaya tidak terjadi kericuhan, di dalam blok hunian maupun di aula tamu pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. (3) Menjaga tertibnya perikehidupan penghuni pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dan (4) menjaga utuhnya gedung dan seisinya, terutama setelah tutup kantor. Regu penjagaan melakukan tugas secara bergilir. Penggantian regu penjagaan diatur menurut keadaan dan keperluan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Dalam melaksanakan penggantian jaga, regu lama tidak boleh meninggalkan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sebelum timbang terima dengan regu baru selesai dengan sempurna. Semua pegawai

90

(20)

penjagaan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam menjalankan tugas harus berseragam lengkap menurut peraturan yang berlaku. 91

Komandan jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan di dalam melakukan timbang terima harus dinyatakan secara tertulis dalam buku jaga, yaitu pos-pos penjagaan (pos utama, yaitu tempat kedudukan Komandan Jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Pos-pos pintu, yaitu tempat-tempat penjagaan dipintu gerbang, pintu-pintu lain yang menghubungkan langsung dengan luar Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dan pintu-pintu yang menghubungkan antar bagian dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan). Pos dalam, yaitu tempat-tempat penjagaan yang ada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Beberapa pos dalam yang sejenis dan berdekatan dapat dikoordinir menjadi satu lingkungan (blok) merupakan tanggung jawab langsung Komandan Jaga. Pos atas yaitu tempat-tempat penjagaan yang ada diatas tembok keliling atau menara Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

(21)

telepon para penjabat struktural, staf maupun petugas pengamanan yang penting antara lain: Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Papan tulis untuk catatan, antara lain lalu lintas isi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan (alat-alat pemadam kebakaran (tabung pemadam kebakaran, karung, pasir, galah dan lain sebagainya). Lonceng untuk isyarat (jam, jam kontrol, denah Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, senjata dan peluru cadangan, lampu cadangan, kunci dan gembok cadangan, lampu senter, almari senjata). Pos dalam/pos lingkungan dilengkapi dengan buku jaga, buku catatan inventaris, lonceng untuk isyarat, lampu baterai, alat pemadam kebakaran. Pos atas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dilengkapi dengan lonceng untuk isyarat, lampu senter (zoeklight). 92

Penggunaan tiap-tiap bagian dan ruangan termasuk rungan pelayanan kunjungan bagi keluarga narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, harus jelas dengan papan nama dan dilarang untuk merubah tanpa izin Kepala Lembaga Pemasyarakatan. Petugas jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang sedang menjalankan tugas pengamanan dilarang meninggalkan tugasnya tanpa izin Komandan Jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Pada tiap penggantian regu penjagaan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dilakukan timbang terima. Yang ditimbang terimakan ialah:(1) Isi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, (2) senjata api dan peluru yang disiapkan untuk petugas penjagaan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, (3) kunci-kunci, gembok- gembok, (4) inventaris

92

(22)

lainnya (lampu, senter, belenggu, alat pemadam kebakaran, tangga dan tali), (5) instruksi- Instruksi khusus dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dan (6) dan lain-lain yang perlu menjadi perhatian petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

b. Memeriksa dan meneliti buah tangan (kiriman) dihadapan pengunjung dan yang dikunjungi. 93

Petugas pengamanan yang bertugas sebagai penerima tamu/pengunjung pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan melakukan pemeriksaan buah tangan (kiriman) yang dibawa oleh pengunjung dihadapan pengunjung dan narapidana yang dikunjungi. Hal ini bertujuan untuk transparansi dan sama-sama menyaksikan isi buah tangan tersebut serta untuk menghindari saling kecurigaan baik dari pengunjung maupun dari narapidana yang dikunjungi manakala isi buah tangah (kiriman) tersebut merupakan barang terlarang maupun benda-benda yang dilarang masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

(23)

Kesehatan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Demi pengamanan, bila perlu buah tangan (kiriman) boleh diperiksa lebih mendalam. (buah-buah dibelah, roti dibelah, bungkusan- bungkusan dibuka, kaleng dibuka dan sebagainya). Setiap kendaraan yang keluar/masuk selain diperiksa muatannya, diteliti juga bagian-bagian yang sekira dapat dijadikan tempat persembunyian barang/orang.

c. Bila terdapat barang terlarang (khususnya senjata, kikir, gergaji dan sebagainya), menyita barangnya, menangguhkan sementara kunjungan dan melaporkan kepada Komandan Jaga.

Petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang bertugas sebagai penerima tamu tersebut diatas, apabila di dalam pemeriksaan barang bawaan oleh pengunjung ditemukan benda-bendah terlarang, seperti senjata, kikir, gergaji, dan sebagainya, maka petugas penerima tamu melakukan penyitaan terhadap barang tersebut, menangguhkan sementara kunjungan bagi narapidana yang bersangkutan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Selanjutnya petugas pengamanan yang bertugas sebagai penerima tamu segera melaporkan kejadian tersebut kepada komandan jaga yang bertugas pada saat kejadian tersebut dan Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka. KPLP) Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 94

Penggeledahan pada saat layanan kunjungan bagi pengunjung dan keluarga narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Penggeledahan badan bagi wanita harus dilaksanakan

94

(24)

oleh pegawai wanita. Jika tidak ada pegawai wanita diusahakan dari petugas hukum wanita dan bahkan bila perlu diusahakan dari istri pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Cara penggeledahan badan dilakukan sebagai berikut; dipersilahkan mengeluarkan/menyerahkan barang-barangnya dan Bila belum memungkinkan, baru diadakan penggeledahan badan dengan cara orangnya dipersilahkan membalikkan badan dan mengangkat tangannya. Selama penggeledahan kamar/ruang, penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan tidak diperkenankan ada didalam. Penggeledahan kamar/ruangan dilakukan oleh lebih dari seorang pegawai dan secara berkala dan hendaknya diperiksa juga jeruji-jeruji, kolong- kolong, dinding- dinding, surat/kertas dan sebagainya.

d. Bila terdapat makanan terlarang masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, maka petugas jaga mengembalikan makanan tersebut kepada pembawa/pengunjung. 95

(25)

membahayakan karena kaleng tersebut dapat digunakan menjadi senjata/alat untuk melukai warga binaan pemasyarakatan yang ain atau dengan penghuni lainnya baik di dalam blok hunian maupun di dalam kamar hunian Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 96

e. Meneliti dan menyaksikan penyerahan barang-barang milik penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, kepada yang mengunjungi atau pihak keluarga narapidana.

Petugas pengamanan atau petugas jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam memastikan apakah barang-barang milik narapidana yang dibawa oleh pengunjung bukan barang-barang terlarang, maka petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan meneliti dan menyaksikan penyerahan barang-barang tersebut dengan tujuan untuk mencegah masuknya barang-barang haram dan benda-benda tajam, seperti narkoba, gergaji, kikir, dan sebagainya masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

Pengawasan dan penelitian terhadap penyerahan barang-barang milik narapidana yang dibawa oleh pengunjung bertujuan untuk mencegah masuknya barang-barang haram lainnya yang dapat membahayakan warga binaan pemasyarakatan tersebut serta yang paling utama adalah untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban dengan harapan terwujudnya keamanan dan

96

(26)

ketertiban di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang aman, kondusif, tertib dan terkendali.

f. Mencegah adanya pembicaraan yang membahayakan keamanan dan tata tertib. Keamanan dan tata tertib yang mantap di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah syarat mutlak bagi berhasilnya usaha pembinaan bagi narapidana. Untuk mencapai keamanan dan tata tertib di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan tersebut, perlu diadakan peraturan tata tertib dan penjagaan Lembaga Pemasyarakatan. Tanggung jawab keamanan dan tata tertib Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan berada langsung ditangan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Untuk mewujudkan keamanan dan tata tertib, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dibantu oleh Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka. KPLP). 97

(27)

Petugas jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan harus datang selambat-lambatnya 15 menit sebelum jam dinasnya. Petugas pengamanan jika berhalangan, harus memberitahukan kepada komanda jaga, terkecuali kalau sudah ada izin dari Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka. KPLP) Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Petugas jaga dilarang meninggalkan pos tanpa izin Komandan Jaga. Petugas pengamanan dilarang menjadi penghubung dari dan untuk penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, untuk keperluan apapun secara tidak sah. Petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dilarang bertindak sewenang-wenang terhadap penghuni atau narapidana. Petugas pengamanan melakukan kewajiban lain menurut peraturan perundang-udangan yang berlaku bagi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 98

g. Membatasi kunjungan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3/17/1, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP) menyatakan bahwa Kepala Lembaga Pemasyarakatan mempunyai wewenang untuk menentukan jam kunjungan. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3/17/1, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP) tersebut telah menetapkan batas waktu berkunjung yaitu selama 15 (lima belas) menit.

98

(28)

Pengunjung yang datang berkunjung untuk mengunjungi keluarganya atau narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan harus mematuhi dan melaksanakan jam berkunjung atau lamanya berkunjung. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti akan terjadinya pelarian narapidana, pemerasan atau pungutan liar, penyeledupan narkoba, benda-bendah tajam yang akhirnya dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

E.Peraturan Lain Terkait Bidang Tugas Pemasyarakatan:

1. Cetak Biru Pembaharuan Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan.

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-OT.02.02 Tahun 2009 tentang Cetak Biru Pembaharuan Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan menyatakan bahwa pada prinsipnya fungsi keamanan di tiap UPT dimaksudkan untuk memberikan rasa aman kepada tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan. Keamanan juga ditujukan untuk mencegah terjadinya kekerasan antar tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan, kekerasan kepada petugas dan pengunjung, dan mencegah terjadinya bunuh diri. 99

(29)

hunian. Pengamanan juga diberikan pada tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang berpindah tempat atau keluar untuk menjalani proses pemeriksaan tertentu, seperti pemeriksaan di pengadilan, kesehatan, dan keperluan lainnya.

Pelaksanaan pengamanan di Unit Pelasaksana Teknis (UPT) tidak dapat dipisahkan dari kepentingan Rutan/Lapas untuk menjaga tahanan dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah, kepentingan Lapas untuk mengawal proses pembinaan, dan kepentingan Rupbasan untuk mengamankan barang sitaan dan rampasan. Dalam melaksanakan fungsi pengamanan terdapat beberapa hal yang harus menjadi perhatian petugas keamanan, di mana pengamanan dengan tindakan yang berlebihan dengan mengabaikan hak-hak dasar akan berdampak pada terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat di Unit Pelasaksana Teknis (UPT). 100

Pengamanan yang tidak memperhatikan hak dasar tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan rentan akan pembangkangan, ketidakpatuhan dan kerusuhan. Pada konteks tersebut diatas maka keseimbangan antara keamanan dengan proses integrasi masyarakat, utamanya kepentingan narapidana dan klien pemasyarakatan menjadi perspektif yang harus dimiliki petugas. Diperlukan pula keseimbangan antara keamanan dengan hak dasar yang tidak boleh dihambat, serta keseimbangan antara keamanan dengan kebutuhan dasar tahanan seperti makan,

100

(30)

kesehatan, aktivitas, keagamaan dan lainnya harus berjalan seiring. Keseimbangan dimaksud tentu tidak mengenyampingkan tata tertib di Unit Pelasaksana Teknis (UPT) dan senantiasa evaluasi dan ditegakkan. 101

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan juga memiliki UPT dengan pengamanan maksimum (Super Maximum Security). Namun, pada prinsipnya pengamanan maksimun diberikan pula pada tahanan, atau narapidana dengan kejahatan tertentu. Pengamanan maksimum yang diberlakukan pada tahanan dan narapidana salah satunya berupa penempatan pada ruang khusus, atau penempatan pada ruang isolasi. Namun demikian, sedapat mungkin pengamanan maksimum juga diimbangi dengan pemenuhan hak-hak dasar manusia.

Setiap pelanggaran akan dikenai sanksi disiplin, salah satunya penempatan di ruang isolasi atau tutupan sunyi. Penjatuhan sanksi ini tidak lepas dari penegakan disiplin dan pengamanan. Namun demikian harus dikedepankan rasa keadilan dan tindakan yang tidak sewenang-wenang dalam penerapannya. Harus dipahami bahwa setiap orang yang dirampas kebebasannya wajib diperlakukan secara manusiawi dan dihormati harkat martabatnya.

(31)

mengunci kamar hunian. Kebutuhan lainnya adalah sarana seperti kamera, alarm, radio, dan senjata untuk pengendalian massa yang sangat menunjang pengamanan di UPT. Perlu pula pengamanan dengan melibatkan anjing pelacak untuk pencegahan dan pengungkapan kasus narkotika dan kejahatan lainnya. 102

Permasalahan saat ini sangat terkait dengan tingkat kesiapan petugas dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan. Dalam hal pengamanan awal misalnya, petugas masih penggunaan pendekatan kekerasan dalam memperkenalkan lingkungan di UPT. Keadaan di dalam hunian akhirnya menjadi tempat yang paling tidak aman dan menyeramkan bagi tahanan, narapidana dan anak pidana. Tahanan, narapidana, dan anak pidana belum dianggap sebagai manusia yang harus dilindungi hak dasarnya. Dengan kondisi yang demikian, pembatasan ruang gerak sebagai satu-satunya penderitaan justru diperburuk dengan tindak kekerasan.

Persoalan utama munculnya kekerasan adalah, pertama disebabkan oleh pemahaman petugas yang kurang tentang sistem pemasyarakatan dan Standard

Minimum Rules for the Treatment of Prisoners. Misalnya pada masa pengenalan

lingkungan (Mapenaling) yang semestinya lebih kepada orientasi tata tertib, penyampaian hak dan kewajiban serta orientasi dengan dunia luar telah bergeser pada pemahaman yang sempit, di mana kekerasan dan tindakan merendahkan martabat manusia sering terjadi dan terjadi terus-menerus. Program-program peningkatan

102

(32)

kemampuan pengamanan yang ada pada saat sekarang masih sebatas pelatihan kesamaptaan, yang mana lebih mengedepankan disiplin dan kekuatan fisik dalam melakukan pengamanan. Untuk kedepan seharusnya perlu dipikirkan adanya suatu pelatihan pra tugas bagi petugas kemananan yang muatan pelatihannya berupa ketrampilan teknis dan pemberian wawasan tugas pokok fungsi Pemasyarakatan. 103

Latihan-latihan lainnya seperti pengelolaan konflik, pengendalian massa, penembakan dan lainnya masih terbatas bahkan tidak ada. Penekanan lain yang perlu diperhatikan adalah diperlukannya pre service training (pelatihan pra tugas) bagi petugas keamanan yang hendak berdinas disetiap UPT. Selain itu, kepemilikan alat pengamanan dengan menggunakan teknologi masih terbatas, seperti kebutuhan kamera, senjata, alat detektor, serta kondisi alat pengamanan lainnya belum dimiliki oleh seluruh UPT.

(33)

pengamanan dengan melengkapi subtansi pengamanan dengan instrumen hak asasi manusia. 104

2. Penetapan Wilayah Bebas Korupsi (WBK).105

WBK adalah wilayah pada setiap unit kerja di lingkungan kementerian yang telah melaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan kriteria penilaian penetapan area WBK baik yang memberikan pelayanan langsung maupun tidak langsung kepada publik dengan dilandasi oleh nilai-nilai kepentingan masyarakat, integritas, responsif, akuntabilitas, dan profesional (KIRAP).

Hukum sebagai sarana rekayasa (social engineering by law) atau bisa juga sebagai alat oleh “agent of change.” Yang dimaksud dengan “agent of change” disini adalah seseorang aau beberapa orang sebagai bagian dari anggota masyarakat yang diberi amanah untuk memimpin lembaga kemasyarakatan sehingga mempunyai kesempatan untuk mengolah sistem sosial yang bersangkutan secara teratur dan terencana (social engineering atau social planning) dan perubahan tersebut selalu dalam pengawasan agent of change.106

Robert Klitgaard (dalam buku karyanya: Controlling Corruption, 1991) mengatakan: 5 Agustus 2011 tentang Pedoman Penetapan Wilayah Bebas Korupsi (WBK.

106

(34)

Corruption is one if the foremost problems in the developing world and it is receiving much greater attention as we reach the last decade of the

century” (Korupsi merupakah salah satu masalah paling besar di Negara berkembang dan masalah itu semakin menarik perhatian begitu kita memasuki dekade terakhir abad ke 20). 107

Gratifikasi adalah setiap orang yang memberi hadiah, janji atau suap kepada Pegawai Negeri Sipil atau Penyelenggara Negara dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah, janji atau suap dianggap melekat pada jabatan atau kedudukannya tersebut. Setiap Gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara Negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.108

3. Prosedur Tetap (Protap) Kunjungan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan

Setiap narapidana/anak didik pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan berhak mendapatkan kunjungan dari keluarga, penasehat hukum, rohaniawan, dokter pribadi atau badan sosial. Setiap orang yang akan berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan harus ada ijin dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan atau pejabat yang ditunjuk yaitu Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka. KPLP) Lembaga

(35)

Pemasyarakatan Klas I Medan. Pengaturan mengenai hari, waktu kunjungan dan persyaratan lain ditetapkan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 109

Pelaksanaan kunjungan dilakukan oleh unit Pembinaan dan Pengamanannya oleh KPLP Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Dalam setiap pelaksanaan petugas pencatatan dan pendaftaran wajib meneliti identitas pengunjung beserta barang-barang bawaannya yang akan diserahkan kepada narapidana/anak didik pemasyarakatan dan dicatat dalam Buku Kunjungan. Petugas pencatatan dan pendaftaran wajib menanyakan kepada pengunjung, apakah membawa barang-barang terlarang yan dibawa masuk ke Lapas. Sebelum dipertemukan Karupam/Petugas Pengamanan wajib menanyakan terlebih dahulu keadaan narapidana/anak didik pemasyarakatan yang akan dikunjungi, apakah mengenal pengunjung tersebut. Pengunjung dan narapidana/anak didik pemasyarakatan yang mendapat kunjungan wajib digeledah baik sebelum maupun sesudah kunjungan. Diusahakan agar sebelum dipertemukan pengunjung dan yang dikunjungi dalam keadaan aman. Khusus untuk kunjungan dokter pribadi wajib ada rekomendasi dari dokter Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 110

Tugas Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, yaitu meneliti keabsahan surat ijin kunjungan, meneliti kartu identitas pengunjung dan menukarnya

109

Keputusan Direkur Jenderal Pemasyarakatan, Nomor: E.22.PR.08.03 Tahun 2001 tentang Prosedur Tetap (PROTAP) Pelaksanaan Tugas Pemasyarakatan.

110

(36)

dengan kartu tanda kunjungan serta memeriksa barang bawaan pengunjung, mencatat dalam buku daftar kunjungan (daftar E), melalui Karupam/Petugas Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan menanyakan kepada narapidana/anak didik pemasyarakatan yang akan dikunjungi apakah bersedia atau tidak untuk dikunjungi dan menanyakan kepada pengunjung apakah membawa barang-barang/surat terlarang keluar Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dan menyerahkan kembali Kartu Tanda Kunjungan untuk ditukar dengan kartu identitas pengunjung. Tugas Portir/P2U, yaitu meneliti dan mengamati setiap pengunjung yang akan/telah selesai berkunjung, dan mengarahkan pengunjung ke ruang kunjungan.

(37)

4. Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan.

Kode etik biasanya dikaitkan dengan suatu profesi khusus. Kode etik dirumuskan dengan asumsi bahwa tanpa sanksi-sanksi atau hukuman dari pihak luar, setiap orang tetap menaatinya. Jadi dorongan untuk mematuhi perintah dan kendali untuk menjauhi larangan kode etik bukan dari sanksi fisik melainkan dari rasa kemanusiaan. Kode etik adalah persetujuan bersama yang timbul dari diri para anggota itu sendiri untuk lebih mengarahkan perkembangan mereka. 112

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-16.Kp.05.02 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan menyatakan bahwa Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku atau perbuatan pegawai pemasyarakatan dalam pergaulan hidup sehari-hari guna melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan. 113 Etika Pegawai Pemasyarakatan dalam pelayanan terhadap masyarakat, baikdalam pelayanan kunjungan bagi keluarga narapidana di Lembaga Pemasyarakatan, dalam hal ini Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, adalah sebagai berikut :

1. Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan, meliputi;

112

Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara, (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992), halaman 398-399.

113

(38)

a. Memberikan pelayanan yang responsif dengan menggunakan standar yang terbaik;

b. Tidak mencari keuntungan pribadi dengan mengorbankan kepentingan masyarakat;

c. Memberikan pelayanan secara tepat waktu dan taat aturan;

d. Memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat secara benar).

2. Terbuka terhadap setiap bentuk partisipasi, dukungan, dan pengawasan masyarakat, meliputi;

a. Terbuka untuk menerima setiap saran, kritik, dan masukan tanpa mempunyai prasangka negatif;

b. Membangun jejaring kerja sama dengan segenap unsur masyarakat untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan menghargai setiap bentuk partisipasi masyarakat.

3. Tegas, adil, dan sopan dalam berinteraksi dengan masyarakat, meliputi;

a. Mengambil tindakan secara cepat dan tepat untuk kepentingan masyarakat; b. Memberikan pelayanan dengan senyum dan ramah serta menghindarkan diri

dari kesombongan;

c. Memberikan perlakuan yang tidak diskriminatif;

d. Menolak segala hadiah dalam bentuk apapun yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas. 114

F. Pelaksanaan Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP) terkait dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

(39)

di dalam dirinya (built in control) sehingga segala bentuk penyimpangan yang terjadi akan mudah diketahui. Selai itu, sistem pelayanan juga harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Ini berarti organisasi harus mampu merespons kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan menyediakan sistem pelayanan dan strategi yang tepat.115

Tanggapan pengunjung dan narapidana terhadap pelaksanaan Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP) terkait dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut :

1. Prosedur pelayanan kunjungan a. Tanggapan pengunjung

Tanggapan pengunjung terhadap prosedur pelayanan kunjungan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2

Tanggapan Pengunjung Terhadap Prosedur Pelayanan Kunjungan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

No Tanggapan Pengunjung Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 10 10,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah dan dianalisis 2012

115

(40)

Pada tabel 2 tersebut diatas menunjukkan sebagian besar pengunjung yaitu 45 orang (45 %) mengatakan prosedur kunjungan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah baik. Pengunjung yang mengatakan prosedur kunjungan sangat baik adalah berjumlah 10 orang (10,00%) dan pengunjung yang mengatakan kurang baik yaitu berjumlah 25 orang (25,00%). Sedangkan sebagian kecil yaitu 5 orang (05%) mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan sangat kurang baik.116

Berdasarkan hasil penelitian, kategori baik menurut sebagian besar pengunjung (45%) yang memberikan tanggapan terhadap prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah pada saat memberikan identitas dan diselipkannya sedikit uang atau sebungkus rokok, pengunjung dengan cepat dipersilakan masuk.

(41)

menjalankan tugas harus selektif khususnya terhadap kasus-kasus yang akan mengakibatkan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban. 117

b. Tanggapan narapidana

Tanggapan narapidana terhadap prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3

Tanggapan Narapidana Terhadap Prosedur Pelayanan Kunjungan Di Lembaga Pemasyarakatan I Medan

No Tanggapan Narapidana Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 05 05,00

2 Cukup Baik 20 20,00

3 Baik 40 40,00

4 Kurang baik 25 25,00

5 Sangat kurang baik 10 10,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, 2012

Tabel 3 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 40 orang (40,00%) mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah baik. Sedangkan sebagian kecil yaitu berjumlah 10 orang (10,00%) mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sangat kurang baik.

Beradasarkan hasil penelitian, baiknya prosedur pelayanan kunjungan bagi keluarga narapidana menurut narapidana (40,00%) dikarenakan adanya

117

(42)

perubahan yang dirasakan oleh narapidana diantaranya kurangnya tekanan-tekanan secara mental yang diterima dari petugas pengamanan dan apabila diberikan sedikit uang pelicin, semua urusan bertamu akan berjalan lancar. Sedangkan narapidana yang mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan sangat kurang baik (10,00%) dikarenakan adanya perbedaan perlakuan dari oknum petugas antara narapidana yang mampu memberi sesuatu dengan yang kurang mampu memberi sesuatu kepada petugas pengamanan. 118 Menurut JEF Gultom, pengawasan petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan terhadap indikasi-indikasi perilaku yang dilakukan baik oleh narapidana maupun oknum petugas tersebut masih lemah, namun tetap selalu dilakukan berbagai upaya diantaranya adalah melaksanakan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) melalui penandatanganan pakta integritas oleh seluruh petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.119

2. Kemudahan prosedur kunjungan a. Tanggapan pengunjung

(43)

Tabel 4

Tanggapan Pengunjung Terhadap Kemudahan Prosedur Kunjungan Di Lembaga Pemasyarakatan I Medan

No Tanggapan Pengunjung Jumlah Persentase (%)

1 Sangat mudah 15 15,00

2 Cukup mudah 20 20,00

3 Mudah 35 35,00

4 Sulit 25 25,00

5 Sangat sulit 05 05,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012

Tabel 4 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 35 orang (35,00%) mengatakan prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dipermudah. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk tidak mempersulit pengunjung yang datang berkunjung bagi narapidana. Sedangkan sebagian kecil pengunjung (05,00%) mengatakan prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sangat sulit karena para pengunjung kurang mampu untuk memberikan sesuatu baik berupa uang atau barang kepada oknum petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang memberikan pelayanan kunjungan ketika hendak memasuki ruang bezuk Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk menemui narapidana. 120

120

(44)

b. Tanggapan narapidana

Tanggapan pengunjung terhadap kemudahan prosedur kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Tanggapan Narapidana Terhadap Kemudahan Prosedur Kunjungan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

No Tanggapan Narapidana Jumlah Persentase (%)

1 Sangat mudah 10 10,00

2 Cukup mudah 25 25,00

3 Mudah 40 40,00

4 Sulit 15 15,00

5 Sangat sulit 10 10,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, 2012

Tabel 5 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 40 orang (40,00%) mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah mudah. Hal ini dikarenakan telah terjadinya perubahan-perubahan dalam hal perlakukan terhadap narapidana yang lebih kondusif dari petugas pengamanan yaitu menghargai hak-hak narapidana serta mampu membangun hubungan secara personal kepada petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

(45)

porter (P2U), di wilayah pagar pengaman dan terutama di dalam Blok Hunian (tamping). 121 Kesederhanaan yaitu prosedur atau cara pelayanan umum harus didesain sedemikian rupa sehingga mudah, lancer, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 122 3. Tata tertib kunjungan

a. Tanggapan pengunjung

Tanggapan pengunjung terhadap tata tertib kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Tanggapan Pengunjung Terhadap Tata Tertib Kunjungan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

No Tanggapan Pengunjung Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 10 10,00

Tabel 6 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 40 orang (40,00%) mengatakan bahwa tata tertib kunjungan bagi pengunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah baik. Hal ini dikarenakan para petugas pengamanan dan petugas lainnya yang memberikan

121

Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 s/d 07 Juni 2012. 122

(46)

pelayanan kunjungan telah melakukan penataan dengan memberikan blanko isian bertamu dan para pengunjung harus antri sebelum masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan 123

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil pengunjung yaitu berjumlah 5 orang atau 05,00% mengatakan bahwa tata tertib kunjungan bagi pengunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sangat kurang baik. Hal ini disebabkan para pengunjung terlalu lama menunggu untuk masuk ke dalam LAPAS karena loket pengambilan formulir bertamu hanya satu pintu.

b. Tanggapan narapidana

Tanggapan narapidana terhadap tata tertib kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 7

Tanggapan Narapidana Terhadap Tata Tertib Kunjungan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

No Tanggapan Narapidana Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 10 10,00

2 Cukup Baik 15 15,00

3 Baik 45 45,00

4 Kurang baik 25 25,00

5 Sangat kurang baik 05 05,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

(47)

Tabel 7 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 45 orang (45,00%) mengatakan bahwa tata tertib kunjungan yang diterapkan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah baik. Hal ini dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang diterapkan oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka.KPLP) Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk tidak membedakan antara narapidana yang mampu secara materi dengan narapidana yang kurang mampu.124 Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil narapidana yaitu berjumlah 5 orang (05,00%) mengatakan bahwa tata tertib kunjungan sangat kurang baik di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Narapidana berpendapat, sangat kurang baiknya tata tertib kunjungan bagi keluarga mereka yang datang mengunjungi mereka di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan karena adanya perbedaan perlakuan dari oknum petugas dan narapidana yang bekerja sebagai tamping (pembantu pegawai) sehingga kesannya tata tertib kunjungan tersebut sangat kurang baik bagi pengunjung maupun narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

4. Kemudahan menemui narapidana a. Tanggapan pengunjung

Tanggapan pengunjung terhadap kemudahan menemui narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 125

124

Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 s/d 07 Juni 2012. 125

(48)

Tabel 8

Tanggapan Pengunjung Terhadap Kemudahan Menemui Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

No Tanggapan Pengunjung Jumlah Persentase (%)

1 Sangat mudah 10 10,00

2 Cukup mudah 15 15,00

3 Mudah 35 35,00

4 Sulit 25 25,00

5 Sangat sulit 15 15,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012

Tabel 8 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yaitu berjumlah 35 orang (35,00%) mengatakan kemudahan menemui narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah mudah. Hal ini disebabkan para pengunjung selain memiliki hubungan yang baik secara personal kepada petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, juga karena memberikan sedikit uang pelican kepada oknuk petugas maupun kepada narapidana yang bekerja sebagai tamping (pembantu pegawai) di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

(49)

Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan atau kepada narapidana yang bekerja sebagai tamping petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sehingga mereka sangat sulit untuk menemui narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

b. Tanggapan narapidana

Tanggapan narapidana/warga binaan pemasyarakatan terhadap kemudahan menemui narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 126

Tabel 9

Tanggapan Narapidana Terhadap Kemudahan Menemui Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

No Tanggapan Narapidana Jumlah Persentase (%)

1 Sangat mudah 10 10,00

Tabel 9 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yaitu berjumlah 30 orang (30,00%) mengatakan bahwa keluarga narapidana yang datang untuk menemui mereka di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah mudah. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang baik antara narapidana dengan petugas maupun kepada para narapidana yang bekerja sebagai tamping (pembantu pegawai).

126

(50)

Berdasarkan hasil penelitian, 20 orang (20,00%) narapidana pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan mengatakan bahwa sangat sulit bagi keluarga mereka untuk menemui mereka di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan karena terlalu banyak interogasi atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh keluarga mereka (narapidana) kepada petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan ketika keluarga warga binaan pemasyarakatan (narapidana) hendak menemui warga binaan pemasyarakatan (narapidana) di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

5. Pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga

Keamanan yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pada pelanggan dari adanya bahaya, resiko dan keragu-raguan. Proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanman dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum. Keterbukaan yaitu bahwa pelanggan dapat mengetahui seluruh informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan jelas, yang meliputi informasi tata cara, persyaratan, waktu penyelesaian, biaya dan lain-lain. 127

a. Tanggapan pengunjung

(51)

Tabel 10

Tanggapan Pengunjung Terhadap Pelayanan Petugas Dalam Menerima Kunjungan Keluarga Narapidana Di Lapas Klas I Medan

No Tanggapan Pengunjung Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 10 10,00

2 Cukup Baik 15 15,00

3 Baik 40 40,00

4 Kurang baik 25 25,00

5 Sangat kurang baik 10 10,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, 2012

Tabel 10 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 40 orang (40,00%) mengatakan pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga narapidana adalah baik. Petugas pelayanan kunjungan selalu bersikap ramah dan koorperatif kepada para pengunjung sehingga para pengunjung terkesan dan tidak merasa takut untuk berkunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil pengunjung yaitu berjumlah 10 orang (10,00%) mengatakan bahwa pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga narapidana adalah sangat kurang baik. Hal ini disebabkan para pengunjung merasa diperlukan kurang baik oleh petugas karena sikap petugas yang kadang-kadang agak kasar dalam memberikan informasi kepada para pengunjung yang datang ke Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 129

129

(52)

b. Tanggapan narapidana

Tanggapan narapidana terhadap pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 11

Tanggapan Narapidana Terhadap Pelayanan Petugas Dalam Menerima Kunjungan Keluarga Di Lapas Klas I Medan

No Tanggapan Narapidana Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 05 05,00

2 Cukup Baik 15 15,00

3 Baik 35 35,00

4 Kurang baik 25 25,00

5 Sangat kurang baik 20 20,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012

Tabel 11 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 35 orang (35,00%) mengatakan pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga bagi narapidana adalah baik. Hal ini disebabkan adanya perubahan sikap dari para petugas yang menghargai hak asasi mereka (narapidana) dan para petugas sudah lebih ramah dalam memberikan pelayanan kepada keluarga narapidana yang datang berkunjung di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 130

(53)

dan bersikap kasar kepada narapidana pada saat keluarga mereka datang berkunjung untuk menemui narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

6. Penampilan petugas dalam menerima kunjungan keluarga

Pelayanan kepada masyarakat adalah diatas pelayanan kepada diri sendiri. Pelayanan kepada masyarakat menuntut kepekaan khusus dengan cirri-ciri sifat keadilan, keberanian, kejujuran, persamaan, kompetensi, dan kasih sayang. 131 Pelayanan petugas pengamanan dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan bagi keluarga narapidana atau warga binaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-udangan yang berlau di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. a. Tanggapan pengunjung

Tanggapan pengunjung terhadap penampilan petugas dalam menerima kunjungan keluarga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 132

Tabel 12

Tanggapan Pengunjung Terhadap Penampilan Petugas Dalam Menerima Kunjungan Keluarga Narapidana Di Lapas Klas I Medan

No Tanggapan Pengunjung Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 10 10,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012

131

Wahyudi Komorotomo, Op cit, halaman 413-414. 132

(54)

Tabel 12 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 35 orang (35,00%) mengatakan penampilan petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang melayani kunjungan adalah baik. Jumlah pengunjung yang mengatakan penampilan petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam menerima para pengunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan kurang baik sama dengan jumlah pengunjung yang mengatakan penampilan petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan penerima kunjungan cukup baik, yaitu masing-masing 25 orang atau 25,00%.

Berdasarkan hasil penelitian, pengunjung yang mengatakan bahwa penampilan para petugas penerima kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sangat kurang baik adalah berjumlah 5 orang atau 05,00%. Hal ini dikatakan oleh pengunjung yang baru pertama kali melakukan kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan khususnya penampilan petugas jaga P2U Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang menggunakan pakaian dinas lapangan yang memang harus secara detail memeriksa siapa saja yang akan masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk kewaspadaan karena menyangkut pengamanan.

(55)

Pemasyarakatan Klas I Medan yang melakukan pencatatan kunjungan dengan menggunakan pakaian dinas harian Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Disisi lain, sebagian dari pengunjung menginginkan penampilan petugas penting untuk diperbaiki. Artinya penampilan petugas yang melayani kunjungan dengan menggunakan pakaian dinas harian atau pakaian yang tidak mempunyai kesan menyeramkan tidak seperti petugas pengamanan yang menggunakan pakaian dinas lapangan. 133

b. Tanggapan narapidana

Tanggapan narapidana terhadap penampilan petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam menerima kunjungan keluarga narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 13

Tanggapan Narapidana Terhadap Penampilan Petugas Dalam Menerima Kunjungan Keluarga Narapidana Di Lapas Klas I Medan

No Tanggapan Narapidana Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 10 10,00

2 Cukup Baik 15 15,00

3 Baik 45 45,00

4 Kurang baik 20 20,00

5 Sangat kurang baik 10 10,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012

133

(56)

Tabel 13 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 45 orang (45,00%) mengatakan penampilan petugas yang melayani kunjungan keluarga narapidana adalah baik. Narapidana yang mengatakan penampilan petugas dalam menerima para pengunjung keluarga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sangat kurang baik, jumlahnya sama dengan jumlah pengunjung yang mengatakan penampilan petugas penerima kunjungan sangat baik, yaitu masing-masing 10 orang atau 10,00%.134

Berdasarkan hasil penelitian, narapidana yang mengatakan bahwa penampilan para petugas penerima kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sangat cukup baik adalah berjumlah 15 orang atau 15,00%. Hal ini dikatakan oleh narapidana yang baru pertama kali dikunjungi oleh keluarganya khususnya penampilan petugas jaga P2U yang menggunakan pakaian dinas lapangan dengan tujuan yang baik, yaitu untuk menjaga keamanan dan ketertiban di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

7. Praktik Pungutan Liar (Pungli) a. Tanggapan pengunjung

(57)

Tabel 14

Tanggapan Pengunjung Terhadap Praktik Pungutan Liar (Pungli) Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

No Tanggapan Pengunjung Jumlah Persentase (%)

1 Tidak ada 15 15,00

2 Ada 60 60,00

3 Kadang-kadang 25 25,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012

Tabel 14 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 60 orang (60,00%) mengatakan bahwa praktik pungutan liar (Pungli) di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah ada. Praktik pungutan liar ini dilakukan oleh oknum petugas dan oknum para narapidana yang bekerja sebagai tamping (pembantu petugas). Praktik pungutan liar terjadi mulai dari pintu masuk (Petugas P2U), Ruang Pemeriksaan (badan dan barang bawaan), pencatatan, ruangan komandan jaga, aula bertamu sampai di dalam blok hunian.

(58)

b. Tanggapan narapidana

Tanggapan narapidana terhadap praktik pungutan liar (pungli) Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 136

Tabel 15

Tanggapan Narapidana Terhadap Praktik Pungutan Liar (Pungli) Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

No Tanggapan Narapidana Jumlah Persentase (%)

1 Tidak ada 05 05,00

2 Ada 70 70,00

3 Kadang 25 25,00

Jumlah Keseluruhan 100 100,00

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012

Tabel 15 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 70 orang (70,00%) mengatakan bahwa ada pungutan liar (pungli) di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Praktik pungutan liar dilakukan oleh oknum petugas maupun narapidana yang bekerja sebagai tamping. Narapidana tidak dapat berbuat apa-apa karena narapidana ketakutan apabila mereka tidak memberikan uang atau rokok kepada oknum petugas dan narapidana yang bekerja sebagai tamping, mereka tidak akan aman dan nyaman di dalam kamar Blok Hunian mereka.

(59)

narapidana memiliki uang sedikit serta sudah mulai kenal dan agak dekat dengan para petugas maupun dengan narapidana yang bekerja sebagai tamping tersebut.

8. Kecukupan waktu berkunjung

Efisiensi, yaitu persyaratan pelayanan umum Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dan produk pelayanan publik yang diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Disamping itu, juga harus dicegah adanya pengulangan di dalam pemenuhan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja atau instansi pemerintah lain yang terkait. Ketepatan waktu di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, yaitu agar pelaksanaan pelayanan umum Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 137 Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang dapat membahayakan keamanan dan ketetiban di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

a. Tanggapan pengunjung

Tanggapan pengunjung terhadap kecukupan waktu berkunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 138

137

Agus Dwiyanto, Op cit, halaman 149-150. 138

Gambar

Tabel 2
Tabel 3 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu
Tabel 4 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu
Tabel 5 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk para pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II Tanjung Gusta Medan, dalam upaya pemenuhan hak-hak reproduksi yang harus diterima oleh setiap napi, para pegawai

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ASUPAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS 1 CIREBON.. Pendahuluan : Konsumsi makanan yang disediakan di Rutan

Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan memberikan Tanggapan yang sangat rendah di lihat dari kesadaran mereka terhadap setiap program

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Implementasi Sistem Pembebasan Bersyarat Terhadap Narapidana Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A

Dimana pemberian remisi terhadap narapidana di lembaga pemasyarakatan klas II B sungailiat harus melalui 2 (dua) proses dalam pemberian remisi kepada narapidana,

Dari penjabaran di atas diketahui bahwa kuantitas kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIb Tenggarong Kabupeten Kutai Kartanegara masih kurang optimal, yang mana

Dari hasil penelitian diperoleh hasil analisis secara umum bahwa pembinaan terhadap narapidana anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II B Sungai Raya Pontianak

Maka dari itu perlu diketahui bagaimana respon narapidana terhadap program pembinaan yang diberikan di Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan.. Penelitian