8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kepustakaan Yang Relevan
Penelitian dan pembicaraan tentang pakaian adat Melayu Deli khususnya
dalam khasanah/ budaya Melayu Deli Sumatera Utara sudah ada dilakukan.
Namun, secara khusus pembicaraan terhadap pakaian adat Melayu Deli di Istana
Maimun Sumatera Utara pada masyarakat Melayu Deli tersebut, Adapun
penelitian tentang pakaian adat melayu yang pernah dilakukan adalah.
Penelitian Jamil ( 2005)” pakaian adat Melayu Riau, beliau mengatakan
bahwa pakaian adat Melayu Riau digunakan pada acara perkawinan dan acara
keagamaan berfungsi sebagai pakaian adat Mealayu Riau tersebut .
Ridwan (1990) tentang kebudayaan Melayu mengatakan warna baju
pakaian Melayu berperan dalam mencerminkan rasa keperibadian seseorang,
misalnya warna merah memberi kesan sseorang yang hangat , berani agresif,
warna kuning, gembira , cerah dan selalu tampak bahagia.
Harpi Melati (2004) menulis tentang sanggul / perhiasan pengantin wanita
pakaian adat Melayu pesisir tengah sibolga dan bagaimana cara memakai pakaian
adat Melayu.
9
Penelitian penulis berbeda dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh
peneliti diatas, peneliti mengkaji tentang fungsi dan makna pakaian adat Melayu
Deli Sumatera utara.
2.2 Teori yang digunakan
Berdasarkan judul penelitian ini,maka secara umum teori-teori yang
digunakan secara umum untuk mendeskripsikan makna dan fungsi Pakaian Adat
Melayu Deli pada khususnya masyarakat Deli di Istana Maimun Sumatera Utara.
Dua teori yang penulis gunakan yaitu Teori Semiotik dan Teori Fungsi. Berikut
ini akan dijelaskan mengenai kedua teori tersebut:
2.2. 1 Teori semiotik
Semiotik atau semiotika adalah ilmu tanda. Ilmu ini menganggap bahwa
fenomenal sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.
Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang
memungkinkan tanda –tanda tersebut mempunyai arti dalam lapangan kritik sastra
( Preminger dalam Pradopo:1995)
(Preminger1974:980 dalam pradopo 1985 ) mengatakan : Penelitian
semiotik meliputi analisis serta sebagai sebuah bahasa yang tergantung pada (
sifat-sifat) yang menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana
mempunyai makna.
Lengkapnya, Preminger (1974:980 ) menyatakan bahawa semiotik adalah
teori tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena/social, masyarakat dan
kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Artinya, semiotika itu juga mempelajari
10
sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda
tersebut mempunyai makna. Dalam lapangan kritik sastra meliputi tanda sastra
bergantung pada (sifat-sifat) yang menyebabkan bermacam-macam cara (modus)
sehingga satu wacana mempunyai makna. Berdasarkan pendapatan di atas dapat
disimpulkan, bahwa semiotik adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda-tanda,
sistem-sitem, aturan-aturan dan konversi-konversi yang memungkinkan
tanda-tanda mempunyai makna di dalam peristiwa sastra.
2.2.2 Teori fungsi
Teori fungsi
menurut Bascom (dalam Danandjaja 1984:19) ada empat yaitu:
1. Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencerminan angan angan
suatu kolektif .
2. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan.
3. Sebagai alat pendidkan anak
4. Sebagai alat pemaksa dan pengawasan agar selalu dipatuhi oleh anggota
kolektifnya
Fungsi adalah suatu kegunaan yang dapat diambil dalam melakukan
Sesuatu. Demikian juga dengan pakaian adat Melayu Deli memiliki fungsi dalam
masyarakat. Bagi masyarakat Melayu Deli pakaian adat Melayu fungsi sebagai
integeritas sosial pewarisan norma , pelestarian adat dan hiburan, pengajran ilmu
menjungjung adat, budi pekerti, martabat bangsa, dan wadah peninggalan nenek
moyang zaman dahulu, sehingga dipakai sampai sekarang.
11
Pakaian adat dalam masyarakat Melayu Deli adalah merupakan
tanda-tanda maka untuk memahami fungsi dan makna pakaian adat Melayu Deli dalam
masyarakat Melayu Deli digunakan teori yang telah dinyatakan .