• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Sensor Seismometer Horizontal Menggunakan MEMS Accelerometer Berbasis Arduino UNO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Simulasi Sensor Seismometer Horizontal Menggunakan MEMS Accelerometer Berbasis Arduino UNO"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah pertanyaan sederhana yang kerap terlintas. Bagaimana menghitung

kekuatan gempa bumi dengan daya rambatnya? Bagaimana alat pengukur getaran itu

bekerja? Beberapa akan menjawab seismometer, sedangkan sisanya akan

mengatakan seismograf. Kerap terjadi kebingungan antara tertukarnya pengertian

dua kata di atas, yaitu seismometer dengan seismograf. Seismometer adalah alat yang

digunakan untuk mengetahui perubahan getaran permukaan tanah. Seismometer

biasanya digunakan untuk hal yang berkaitan dengan peristiwa gempa bumi.

Sedangkan seismograf memiliki cara kerja yang lebih rinci. Seismograf

adalah seperangkat alat yang terdiri dari bandul pemberat dengan pensil di ujungnya.

Jadi saat terjadi gempa bumi atau goyangan, pensil akan ikut bergetar dan merekam

sebuah pola dalam selembar kertas.

Seismograf adalah alat pencatat parameter gempa yang dirangkai bersama

dengan seismometer. Sebuah seismograf dapat mencatat gempa komponen vertical

dan komponen horizontal. Ketika peristiwa gempa bumi terjadi, getaran yang

pertama direkam seismograf adalah gelombang tubuh (body wave). Gelombang

tubuh terbagi lagi menjadi dua, yaitu gelombang primer dan sekunder. Gelombang

primer yang memiliki cepat rambat gelombang paling tinggi adalah gelombang yang

terekam pertama, diikuti rekaman gelombang sekunder dengan cepat rambat

gelombang yang lebih rendah.

Gelombang permukaan (surface wave) sampai terakhir karena memiliki cepat

rambat yang paling rendah. Seismograf mencatat semuai itu dalam bentuk

seismogram.. Dari grafik yang terlihat di seismogram itu, pemerintah atau institusi

yang diberi kewenangan dapat mengeluarkan peringatan akan adanya bahaya. Tentu

sebelumnya grafik itu telah dikalibrasi sehingga peringatannya tidak keliru dan

terjamin akurat. Namun, seismometer ini sendiri dijual dengan harga yang harga

mahal sampai ratusan juta rupiah.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk merancang sebuah

rangkaian informasi frekuensi dan amplitudo dari kecepatan getaran yang

(2)

Universitas Sumatera Utara 2

ditampilkan pada PC/Laptop sebagai tugas akhir. Judul tugas akhir yang penulis

angkat adalah “Simulasi Sensor Seismometer Horizontal Menggunakan MEMS

Accelerometer Berbasis Arduino”.

Dimana seismometer menggunakan accelerometer ini merupakan riset

permulaan yang akan dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Tangerang pada 06 Februari 2017 sampai dengan 06 Mei 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka penulis

merumuskan beberapa hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini.

Diantaranya:

1. Bagaimana system kerja sensor vibrasi untuk mengukur amplitudo dari

kecepatan dan frekuensi dari kecepatan getaran.

2. Bagaimana merancang program pendeteksi nilai Kecepatan suatu getaran.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan terbatasnya waktu pengerjaan, maka

pengerjaan tugas akhir ini diberi batasan sebagai berikut

1. Alat yang akan dibuat berupa sistem Arduino UNO yang

sesismometer yang sekarang lebih efisien dan sederhana.

2. Pengerjaan tugas akhir ini memanfaatkan mems sebagai seismometer.

(3)

Universitas Sumatera Utara 3

1.5 Tujuan Penelitan

Merancang sistem seismometer horizontal menggunakan MEMS accelerometer

berbasis Aduino UNO ATMEGA 328P.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Untuk memberi gambaran dalam mempermudah serta memahami tentang sistematika

kinerja dari alat “SIMULASI SENSOR SEISMOMETER HORIZONTAL

MENGGUNAKAN MEMS ACCELEROMETER BERBASIS ARDUINO

UNO”.,maka penulis menulis proposal dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

manfaat yang diperoleh, metode penelitian, sistematika penulisan laporan

BAB 2 DASAR TEORI

Berisi paparan mengenai dasar-dasar teori yang berkaitan dengan alat yang akan

dibuat dalam tugas akhir

BAB 3 SISTEM PERANCANGAN

Berisi paparan terinci mengenai tahap demi tahap perancangan dan pembuatan

alat pendeteksi dan pemberi peringatan terjadinya gempa bumi yang

mengacu pada spesifikasi sebagaimana yang dinyatakan di Rumusan Masalah

(bagian 1.2) dan Batasan Masalah (bagian 1.3)

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS

Berupa uraian tentang spesifikasi alat yang telah selesai dibuat, diikuti dengan

(4)

Universitas Sumatera Utara 4

pengujian kinerjanya serta diskusi tentang pelajaran-pelajaran yang diperoleh

selama proses perancangan dan pembuatan.

BAB 5 PENUTUP

Berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan di bab-bab sebelumnya serta

saran-saran bagi pengembang hasil tugas akhir ini lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

Radar adalah singkatan dari Radio detection and Ranging yang merupakan salah satu fasilitas Navigasi .Radar merupakan suatu cara dimana gelombang radio yang

Maka dibuatlah alat deteksi gempa bumi dengan arduino uno yang merupakan alat yang dapat mendeteksi akan getaran gempa bumi.. Dengan alat ini menggunakan sensor vibration sensor

Sedangkan panjangnya benda dikalibrasi dengan menggunakan penggaris.Kesalahan pengukuran kecepatan mencapai 3.36% sedangkan kesalahan pengukuran panjang mencapai

HC-SR04 sebagai sensor jarak yang akan mengukur ketebalan kayu sedangkan LCD3. sebagai

Cara kerja alat ini adalah mendeteksi cuaca disekitar melalui sensor hujan dan sensor LDR, ketika sensor tidak menerima cahaya maka alat akan menterjemahkan akan

Cara kerja alat ini adalah apabila Sensor infrared mendapatkan Inputan Dari Gerakan Kereta yang melintas, Sensor Infarared 1 akan mendeteksi gerakan yang akan memicu Indikator LED

Cara kerja alat ini adalah apabila Sensor infrared mendapatkan Inputan Dari Gerakan Kereta yang melintas, Sensor Infarared 1 akan mendeteksi gerakan yang akan memicu Indikator LED

Sedangkan untuk hasil respon sinyal getaran frekuensi rendah disajikan pada gambar 11b, dapat dilihat pada gambar bahwa MEMS memiliki nilai amplitudo yang lebih besar jika dibandingkan